Saturday, March 7, 2015

Mukmin itu Pasti Sunni, Tapi Muslim Bisa Saja Syi’i

Ustadz Farid Ahmad Oqbah, M.Ag menyatakan bahwa istilah sunni sangat jelas tercantum didalam sejumlah hadits yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Jadi istilah atau sebutan sunni bukanlah karangan para ulama, melainkan perkataan Rasulullah SAW.
Selain diperintah untuk mengikuti sunah Nabi Muhammad SAW, umat Islam juga diperintah untuk mengikuti para sahabat Nabi, khususnya empat sahabat yang menjadi Khalifah setelah Rasulullah SAW wafat, yakni Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
Kalau ada orang yang menyatakan dirinya muslim, bukan ahlu sunnah juga bukan Syi’i, orang munafik itu muslim juga. Sekarang kalau Rasulullah mengatakan ‘alaikum bi sunnati wa sunnati khulafa’ur-rasyidin, makanya kita mengatakan sunni,” jelasnya kepada voa-islam.com pada Kamis (25/7/2013).
Ustadz Farid Oqbah pun mengatakan bahwa orang yang tidak tegas terhadap Syi’ah adalah orang yang bermasalah kesesatan Syiah sudah begitu jelas.
Untuk itu, Direktur Islamic Center al-Islam Bekasi Jawa Barat ini menegaskan, Syi’ah bukanlah salah satu madzhab dari Islam dan dalam barisan umat Islam. Maka, umat Islam harus berani dengan tegas dan jelas menyatakan dirinya sebagai mukmin dan sunni.
Jadi, seorang mukmin itu pasti muslim, tapi belum tentu seorang muslim itu mukmin. Kalau mukmin, dia itu pasti sunni, kalau muslim bisa saja Syi’i. Lalu kenapa masih ada orang tidak mau menyebut dirinya mukmin dan sunni?,” tandasnya.

Pembagian Syiah Mu’tadilah Bisa menjadi Masalah di Indonesia

Bumisyam - Terkait pembagian Syiah yang di golongkan menjadi 3 kelompok, yakni Syiah Ghulat, Syiah Rafidhah dan Syiah Mu’tadilah (moderat), menurut Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat, Ustadz Fahmi Salim, Lc, MA bisa mendatangkan masalah, sebab dalam beberapa kitab yang ditulis para masyayikh tidak disebutkan kata-kata Syiah Mu’tadilah, namun spesifik kepada Syiah Zaidiyah.
‘ala kulli hal, dalam persoalan ini pembagian Syiah memang yang menjadimusykil (masalah, red.) itu ada kata moderat (Syiah Mu’tadilah). Karena dalam beberapa kitab yang ditulis oleh Syaikh Ali Ash-Shalabi, kemudian dalam kitabnya Ali Ahmad Ats Tsaluts itu memang tidak disebutkan kata-kata mu’tadilah, tapi yang disebutkan adalah Syiah Ghulat, Syiah Rafidhah dan Syiah Zaidiyah,” kata ustadz Fahmi Salim di Markas Syariah FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2013) di lansir voa-islam.com.
Masih menurut Ustadz Fahmi, adanya pembagian kelompok Syiah Mu’tadilah (moderat) ini maka bisa jadi penganut Syiah yang lain akan memproklamirkan diri sebagai Syiah Mu’tadilah.
Untuk mengidentifikasi alian sesat Syiah di Indonesia, menurut ustadz Fahmi bisa dilihat dari buku-buku yang ditulis dan kitab-kitab mereka. seperti buku-bukunya Jalaludin Rahmat dan kitab -kitab yang di pakai IJABI maupun ABI patronasenya adalah ICC yang arahnya ke Iran, berkonsep wilayah faqih dan Imamah yang mengkafirkan sahabat, dan itu jelas rafidhah.
Kemudian, untuk memberikan panduan kepada umat Islam tentang aliran sesat Syiah, MUI telah berencana untuk membuat buku mengenai penyimpangan Syiah.
Ustadz Fahmi pun menegaskan bahwa berdasarkan kajian yang telah dilakukan ternyata Syiah yang berkembang di negeri ini adalah Syiah Rafidhah sebagaimana yang berkembang di Iran.