Wednesday, June 10, 2015

100.000 Tentara Khusus Iran ( Majusi ) Akan Diterbangkan ke Suriah Bantu Rezim Assad. Ya Allah, Binasakanlah Mereka Agressor Syiah Laknatullah Pembantai Anak-Anak/Perempuan Ahlus sunnah Suriah, seperti 12 Kaum Yang Di Binasakan Allah Azza Wa Jalla ( * )


Surat kabar kenamaan asal Amerika Serikat, The Wall Street Journal, menyatakan bahwa pemerintah Teheran akan mengumumkan dalam beberapa hari ke depan perwalian penuh kepada rezim Bashar Al Assad, melalui aktivasi perjanjian pertahanan bersama yang ditandatangani kedua negara pada tahun 2006.
Dalam artikel terbitannya pada hari Senin (08/06) kemarin, The Wall Street Journal menjelaskan bahwa perjanjian pertahanan Iran-Suriah akan memungkinkan Teheran untuk campur tangan secara militer dalam menghadapi kelompok oposisi bersenjata di Suriah.
Seperti dikutip surat kabar dari sumber intelejen mengatakan bahwa langkah tersebut diambil Iran setelah menguaknya kasus korupsi yang merajalela di tubuh militer, serta mental pasukan pemerintah yang hancur akibat perang berkepanjangan.
Menurut sumber tersebut, Iran kini telah mempersiapkan 100.000 tentara Syiah yang dilatih khusus oleh pasukan Al Quds Force, untuk dikirim ke Damaskus melalui jalur udara. “Ini untuk menghindari serangan mendadak yang dilakukan pejuang revolusi Suriah,” ujarnya.
Belum diketahui pasti apakah Iran akan mengumumkan secara terbuka aktivasi perjanjian pertahanan 2006, atau hanya diantara kedua negara. Akan tetapi satu hal yang pasti bahwa pasukan rezim Bashar Al Assad tidak pernah mendapat hasil kemenangan yang siginifikan sejak memasuki awal tahun 2015 lalu.


Presiden Yaman: Syi'ah Iran mengacak-acak negara Yaman

Presiden Yaman yang tengah berada di pengasingan, AbduRabbu Mansour Hadi, kembali memberikan komentar terkait peran republik Syi'ah Iran dalam mengacak-acak negara Yaman. Hadi menuduh Iran menjadi aktor yang bermain dalam kekacauan di Yaman, bahkan menyebut aksi Iran lebih berbahaya daripada aksi al-Qaeda dulu.

"Apa yang dilakukan Iran (di negara Yaman) lebih berbahaya dari apa yang pernah dilakukan oleh al-Qaeda," jelas Hadi seperti dimuat Al-Arabiya, Senin (8/6) kemarin.

Kepada Iran, Hadi telah menyerukan agar berhenti mencampuri urusan Yaman dan mengangkat antek-anteknya dari Yaman.

Hadi juga membeberkan bahwa pihaknya telah menangkap banyak anggota milisi Houthi yang mengakui merupakan hasil didikan Garda Revolusi Iran, sebuah pasukan "elit" yang berada di bawah Imam Mahdi Syi'ah (fiktif) melalui Rahbar Rafidhah 12, Ali Khamenei.

"Saya tidak membawa hal kosong. Kami telah menangkap mereka yang telah dididik oleh Garda Revolusi Iran. Mereka ditahan di penjara-penjara kami," lanjut Hadi.

Sementara terkait pertemuan di Jenewa, Swiss, Hadi memastikan jika hal tersebut bukanlah dialog damai dengan para pemberontak Syi'ah Houthi. Melainkan diskusi terkait implementasi resolusi PBB nomor 2216 untuk menekan Houthi dan sekutunya agar mundur. (Al-Arabiya/risalah)



Yordania Tolak Pelancong Syiah Iran Wisata Ziarah ke Makam Sahabat Nabi
Senin, 8 Juni 2015 - 13:05 WIB
Mazar Selatan bersejarah penting bagi umat Islam, tempat pertempurn antara pasukan Muslim dengan tentara kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) atau Basra.
Pemerintah Amman telah menolak beberapa permintaan dari Iran agar kelompok-kelompok pelancong reliji dari negeri Syiah itu diperbolehkan melakukan wisata ziarah di Kerajaan Yordania, kata seorang pejabat pemerintah.
Menteri Wakaf dan Urusan Islam Hayel Dawud mengatakan kepada Jordan Times hari Ahad (7/6/2015) bahwa pejabat di Teheran telah membuat beberapa kali permintaan “lisan” untuk meningkatkan hubungan dengan Kerajaan Yordania, termasuk dalam bidang wisata ziarah (wisata reliji).
Dawud mengatakan tahun lalu Iran lima kali meminta agar kelompok-kelompok wisatawan ziarah diperbolehkan berkunjung ke makam-makam para sahabat Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam di Mazar Selatan di Karak. Semua permintaan itu ditolak oleh pemerintah Amman.
“Jawaban kami adalah bahwa kami menyambut baik hubungan yang lebih baik, tetapi masalah wisata reliji tidak mungkin, dikarenakan ketegangan sektarian yang sedang terjadi di kawasan ini,” kata Dawud.
Lebih lanjut dikatakan Dawud bahwa Iran sangat ingin menyelenggarakan kunjungan wisata secara reguler ke makam-makam dan tempat-tempat yang mereka keramatkan di Karak, bagian selatan Yordania, yang berjarak sekitar 150 kilometer arah selatan ibukota Amman.
Pejabat-pejabat Iran, termasuk mantan duta besarnya untuk Yordania, berulang kali mengatakan Teheran berkeinginan kuat untuk meningkatkan hubungan bisnis dengan pemerintah Amman, termasuk memasok kebutuhan minyak Yordania selama 30 tahun dengan imbalan orang-orang Syiah diperbolehkan berwisata ziarah ke negeri itu.
Daerah Mazar Selatan memiliki arti sejarah penting bagi umat Islam. Pada tahun 629 Masehi atau 8 Hijriyah, di dekat kampung bernama Mu’tah di dekat Sungai Yordan terjadi pertempurn besar antara pasukan Muslim dengan tentara kekaisaran Romawi Timur (Bizantium) atau Basra. Komandan-komandan pasukan Muslim syahid dalam pertempuran itu, seperti Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib dan Abdullah bin Rawahah. Para sahabat Rasulullah SAW yang gugur di medan pertempuran dimakamkan di sana.
Menurut para pejabat di Mazar Selatan, wisatawan yang datang ke daerah itu berasal dari berbagai negara seperti India, Pakistan, Malaysia, Indonesia, Bangladesh, Sri Lanka, Afrika Selatan, Thailand, Singapura, Turki, Australia, Spanyol, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Libanon, Suriah dan Iraq.
Pada tahun 2014, sekitar 30.000 orang dari berbagai negara mengunjungi makam dan tempat-tempat bersejarah di sana.*