Ratusan anak Suriah korban genosida Assad di
Houla, 2012.
Hati
saya menyertai duka keluarga para korban yang terbunuh di tragedi Paris lalu,
sebagaimana hati saya menyertai duka keluarga orang-orang tak berdosa yang
gugur dibunuh keterlibatan Perancis di Irak, Afghanistan, Mali, dan
negara-negara Muslim yang kebanyakan tidak terdengar kabarnya karena memang
tidak diberitakan oleh Media Barat. Saya juga tidak akan mengutuk
pembunuh-pembunuh asal Perancis terhadap Muslimin di luar perbatasan mereka
atas nama “Keamanan Nasional Perancis”. Meskipun ISIS melakukan ocehan dan
penyerang-penyerangan memalukan [mengatasnamakan Islam], Islam bukan tentang
membolehkan orang-orang Muslim tak berdosanya dibunuh atau juga bukan membunuh
orang non-Muslim tanpa memberinya jaminan keamanan.
Masyarakat
Perancis harus mengerti bahwa ada orang jahat di luar sana, yang ketika mereka
merasa dipersalahkan, tidak akan menggunakan aturan perang yang beradab dan
akan menargetkan orang-orang berdosa sekaligus yang tak berdosa seperti kalian.
Berusaha untuk mengabaikannya atau menutup mata atas apa yang pemerintah kalian
tidak akan menghilangkan masalah yang ada seperti yang Anda lihat. Tak ada
justifikasi atas apa yang “dilakukan ISIS” Jum’at lalu, tetapi mencoba
berpura-pura bahwa pemerintah Anda tidak berdosa dalam menciptakan suasana penuh
kebencian yang melanda negeri Anda sekarang tidak akan menghindarkan kalian
dari serangan di masa yang akan datang.
ISIS
dan para pendukungnya harus paham bahwa kalian itu sama seperti para Yahudi
yang tidak mengambil pelajaran dari penjajahan yang mereka rasakan di Perang
Dunia kedua, maka kalian juga tidak mempelajari apapun dari penjajahan terhadap
kaum Muslimin di masa ini. Para Yahudi berubah dari terjajah menjadi penjajah.
Kalian hanya melanjutkan pembuktian bahwa jika kalian telah berkuasa, maka hanya
akan menambah penjajahan, hanya saja kali ini penjajahnya bukan pemimpin
Perancis dengan wajah bersih dan setelan jas perlente, melainkan lelaki
berjanggut dalam pakaian Timur Tengah (Baghdadi/ISIS). Orang-orang
Yahudi seharusnya yang
pertama merasakan simpati
untuk Palestina yangtertindas karena mereka sendiri ditindas. Sayangnya, mereka memutuskan bahwa lebih baik untuk menindas daripada hanya ketika Anda berpangku tangan di atas militer dan politik. Membunuh 150 orang tak berdosa dengan “cara spektakuler” hanya akan memberikan kegagalan status yang sama seperti saat kampanye “mengagetkan dan
mengagumkan” Amerika masuk ke Irak.
Masyarakat
di seluruh dunia harus berhenti berpikir bahwa mereka dapat berperilaku brutal
saat “sesuai dengan kehendaknya” tetapi mengutuk kekrasan ketika agresi itu
bertentangan dengan mereka. Upaya menerapkan keduanya hanya akan menciptkan
ronde pembunuhan kedua kubu berikutnya.
Seandainya
berbagai pemerintah pada umumnya mengutuk ISIS tanpa melihat si jahat dan
berpikir siapa sebenarnya di balik penciptaan ISIS sejak awalnya, maka saya
katakan bahwa seharusnya Anda tidak mengeluh jika serangan berikutnya ditujukan
kepada Anda. Pun, Anda juga tak perlu mencoba membawa-bawa moralitas yang
tinggi sebab Anda akan membongkar [kebobrokan] Anda sendiri.
Saya
katakan ini kepada berbagai kelompok opoisisi yang melawan Bashar Assad di
Suriah hari ini bahwa kemungkinan besar tak lama lagi kalian akan mencapai
kejayaan. Bagiamana kalian akan mengatur negara [pasca revolusi]? Akankah kalian
juga membunuhi orang-orang atas nama “keamanan”? Akankah ada proses pengadilan
bagi tersangka? Akankah penyiksaan dibenarkan begitu saja di bawah pemerintahan
kalian? Inilah saat untuk memutuskan jenis kepemimpinan apa yang kalian ingin
wujudkan. [Sebab] esok akan terlambat.
Perbedaan mencolok antara ISIS dan pemerintah
Perancis adalah bahwa
seluruh dunia mendengar tentang serangan ISIS yang membunuh warga
sipil, sementara
itu bahkan
tidak pantas menyebutkan di berita
malam ketika Perancis terlibat dalam kekejaman yang dilakukannya
terhadap umat Islam. Baikorang-orang Perancis dan Muslim
yang hidup di tanah tertindas adalah kaum yang berpikir, dan
manusia yang berperasaan. Sudah saatnya kita semua mulai bertindak
seperti itu
[beradab].
Red :
Raihanah
Sumber : Bilal Abdul Kareem