Wednesday, November 18, 2015

Dari Suriah: Kepada Masyarakat Perancis, ISIS, dan Pendukungnya

Ratusan anak Suriah korban genosida Assad di Houla, 2012.
Ratusan anak Suriah korban genosida Assad di Houla, 2012.

Hati saya menyertai duka keluarga para korban yang terbunuh di tragedi Paris lalu, sebagaimana hati saya menyertai duka keluarga orang-orang tak berdosa yang gugur dibunuh keterlibatan Perancis di Irak, Afghanistan, Mali, dan negara-negara Muslim yang kebanyakan tidak terdengar kabarnya karena memang tidak diberitakan oleh Media Barat. Saya juga tidak akan mengutuk pembunuh-pembunuh asal Perancis terhadap Muslimin di luar perbatasan mereka atas nama “Keamanan Nasional Perancis”. Meskipun ISIS melakukan ocehan dan penyerang-penyerangan memalukan [mengatasnamakan Islam], Islam bukan tentang membolehkan orang-orang Muslim tak berdosanya dibunuh atau juga bukan membunuh orang non-Muslim tanpa memberinya jaminan keamanan.
Masyarakat Perancis harus mengerti bahwa ada orang jahat di luar sana, yang ketika mereka merasa dipersalahkan, tidak akan menggunakan aturan perang yang beradab dan akan menargetkan orang-orang berdosa sekaligus yang tak berdosa seperti kalian. Berusaha untuk mengabaikannya atau menutup mata atas apa yang pemerintah kalian tidak akan menghilangkan masalah yang ada seperti yang Anda lihat. Tak ada justifikasi atas apa yang “dilakukan ISIS” Jum’at lalu, tetapi mencoba berpura-pura bahwa pemerintah Anda tidak berdosa dalam menciptakan suasana penuh kebencian yang melanda negeri Anda sekarang tidak akan menghindarkan kalian dari serangan di masa yang akan datang.
ISIS dan para pendukungnya harus paham bahwa kalian itu sama seperti para Yahudi yang tidak mengambil pelajaran dari penjajahan yang mereka rasakan di Perang Dunia kedua, maka kalian juga tidak mempelajari apapun dari penjajahan terhadap kaum Muslimin di masa ini. Para Yahudi berubah dari terjajah menjadi penjajah. Kalian hanya melanjutkan pembuktian bahwa jika kalian telah berkuasa, maka hanya akan menambah penjajahan, hanya saja kali ini penjajahnya bukan pemimpin Perancis dengan wajah bersih dan setelan jas perlente, melainkan lelaki berjanggut dalam pakaian Timur Tengah (Baghdadi/ISIS). Orang-orang Yahudi seharusnya yang pertama merasakan simpati untuk Palestina yangtertindas karena mereka sendiri ditindas. Sayangnya, mereka memutuskan bahwa lebih baik untuk menindas daripada hanya ketika Anda berpangku tangan di atas militer dan politik. Membunuh 150 orang tak berdosa dengan cara spektakuler” hanya akan memberikan kegagalan status yang sama seperti saat kampanye “mengagetkan dan mengagumkan” Amerika masuk ke Irak.
Masyarakat di seluruh dunia harus berhenti berpikir bahwa mereka dapat berperilaku brutal saat “sesuai dengan kehendaknya” tetapi mengutuk kekrasan ketika agresi itu bertentangan dengan mereka. Upaya menerapkan keduanya hanya akan menciptkan ronde pembunuhan kedua kubu berikutnya.
Seandainya berbagai pemerintah pada umumnya mengutuk ISIS tanpa melihat si jahat dan berpikir siapa sebenarnya di balik penciptaan ISIS sejak awalnya, maka saya katakan bahwa seharusnya Anda tidak mengeluh jika serangan berikutnya ditujukan kepada Anda. Pun, Anda juga tak perlu mencoba membawa-bawa moralitas yang tinggi sebab Anda akan membongkar [kebobrokan] Anda sendiri.
Saya katakan ini kepada berbagai kelompok opoisisi yang melawan Bashar Assad di Suriah hari ini bahwa kemungkinan besar tak lama lagi kalian akan mencapai kejayaan. Bagiamana kalian akan mengatur negara [pasca revolusi]? Akankah kalian juga membunuhi orang-orang atas nama “keamanan”? Akankah ada proses pengadilan bagi tersangka? Akankah penyiksaan dibenarkan begitu saja di bawah pemerintahan kalian? Inilah saat untuk memutuskan jenis kepemimpinan apa yang kalian ingin wujudkan. [Sebab] esok akan terlambat.
Perbedaan mencolok antara ISIS dan pemerintah Perancis adalah bahwa seluruh dunia mendengar tentang serangan ISIS yang membunuh warga sipilsementara itu bahkan tidak pantas menyebutkan di berita malam ketika Perancis terlibat dalam kekejaman yang dilakukannya terhadap umat IslamBaikorang-orang Perancis dan Muslim yang hidup di tanah tertindas adalah kaum yang berpikirdan manusia yang berperasaan. Sudah saatnya kita semua mulai bertindak seperti itu [beradab].
Red : Raihanah
Sumber : Bilal Abdul Kareem