Thursday, April 14, 2016

Syaikh Nabil Al-Awadhiy, Da’i Pemilik 7.25M Followers : Jauhilah Kelompok Murjiah Kontemporer Ini!

Da’i Pemilik 7.25M Followers itu Bernama Nabil Al-Awadhiy

Syaikh Nabil Al-Awadhiy: Jauhilah Kelompok Murjiah Kontemporer Ini!

Salah seorang da’i ternama asal Kuwait memberikan penjelasan yang gamblang persoalan “murjiah kontemporer”. Dalam sebuah video di youtube yang merupakan cuplikan dari acara televisi menayangkan soal jawab antara penanya dan sang pembicara. Nama ulama itu adalah syaikh Nabil Al-Awadhiy, seorang Kuwait yang sedang sibuk mempersiapkan desertasi doktoralnya. Video cuplikan dialog bisa dilihat di sini.
Da’i kelahiran 7 Februari 1970 ini memberikan pencerahan kepada umat soal bahayanya kelompok yang mengaku mengikuti salaf tapi tindak-tanduknya jauh dari apa yang mereka klaim. Yakni suatu kelompok yang disebut sebagai “murjiah kontemporer”.
 Suasana dialog antara Abdullah dengan Syaikh Nabil
Suasana dialog antara Abdullah Mudaifar dengan 
Syaikh Nabil Al-Awadiy
Dalam video itu, pembawa acara yang bernama Abdullah Mudaifar mulai menanyakan tema tentang murjiah kontemporer yang pernah dikaji oleh syaikh Nabil. Kebetulan Abdullah pernah membaca dan mendengar rekaman kajian yang bertemakan masalah tersebut.
“Mengapa mereka, yakni orang-orang yang giat melarang membelot dari waliyul amr yang bekerja keras melaksanakan tugas kepemimpinannya dan mereka juga banyak memberi perhatian terhadap perkara akidah dan tauhid, mengapa penyebutan tersebut Anda berikan kepada mereka hingga mereka harus tertuduh sebagai murjiah kontemporer?” Pertanyaan pembuka dari sang pembawa acara.
Pertama-tama syaikh Nabil menjawab dengan mengatakan kejadian yang terjadi di jejaring sosial twitter. Beliau mengatakan tidak terbiasa menanggapi dan komentar orang per orang. Ketika ada seseorang yang menyerang di twitter maka syaikh tidak serta menanggapinya secara langsung di tempat terbuka. Beliau lebih suka menanggapi lewat pesan pribadi agar tidak terkesan ada permusuhan dengan orang-orang yang menyerangnya.
Syaikh Nabil menekankan bahwa dirinya hanya akan berbicara masalah pemikiran murjiah kontemporer. Dan pembicaraan yang beliau maksud bukanlah bicara omong kosong melainkan diskusi ilmiah berkenaan dengan tema yang dimaksud.
“Siapakah mereka ini? Tidak jelas asalnya, apakah mereka benar-benar salafiyun? Apakah mereka benar-benar menisbatkan diri pada salafi yang sebenarnya? Apakah mereka menisbatkan pada… kadang ikut yang benar dan kadang ikut yang salah?”Syaikh membuka jawabannya dengan sebuah pertanyaan yang menggelitik.
Syaikh Nabil akan membeberkan 10 karakteristik kelompok ini jika waktu memadai dan diizinkan untuk itu.
“Pertama, mereka menuduh beberapa golongan di luar mereka dengan sebutan khawarij, berselisih dengan mereka, kau akan dicap khorijiy, Anda membuatnya kesal anda dicap termasuk khawarij,”jelas syaikh Nabil.
Ulama Kuwait ini melanjutkan,”Mengritik penguasa manapun, atau di antara penguasa itu sendiri yang mengritik di parlemen dengan ungkapan tertentu, mengritik penguasa maka akan menjadi khawarij.”
Tidak hanya sebatas itu saja, syaikh juga mengatakan bahwa mengunjungi tempat yang dihampiri orang yang dinilai khawarijmaka akan dicap sebagai khawarij, bahkan membaca kitabnya saja akan dikatakan sebagai khawarij.
Syaikh Nabil mempertanyakan sebenarnya orang-orang yang mudah mengatakan orang lain sebagai khawarij itu tahu tidak siapa sebenarnya khawarij.
“Permasalahan, sebenarnya apakah mereka itu belajar atau tidak, siapa sebenarnya khawarij itu?” Tegas syaikh Nabil.
Syaikh memberikan penjelasan bahwa khawarij terkait dengan pemahaman kaidah dalam permasalahan iman.
“Iman menurut khawarij, satu bagian dan tidak bercabang-cabang. Masuk ke dalamnya atau keluar darinya sama sekali, maka siapa yang berzina maka dia kafir.” Jelas da’i kandidat peraih gelar doktoral ini.
Abdullah, sang pembawa acara memotong pembicaraan,”Tapi maksud mereka adalah keluar dari ketaatan waliyul amr,” sergahnya.
“Itu aneh,” jawab tegas syaikh Nabi. Ia melanjutkan,”Membelot dari waliyul amr tidak ada kaitannya dengan aqidah khawarij. Bisa saja seseorang membelot dari waliyul amr tapi dia tidak beraqidah khawarij.”
Abdullah pun kembali memotong,”Tapi mereka menggolongkan pembelotan itu termasuk dalam fitnah.”
Syaikh Nabil menangguhkan masalah fitnah akan dibahas nanti. Beliau ingin lebih fokus menjelaskan permasalahan apakah setiap orang yang membelot dari pemerintah berarti seorang khawarij.
“Dalam masalah ini, terlihat mereka tidak paham makna khawarij, tidak paham pokok ajaran dan akidahnya,” kata syaikh Nabil.
Maka, syaikh Nabil menyarankan bagi mereka untuk mempelajari akidah khawarij dan orang yang bertindak memblot seperti tindakankhawarij. Karena jika mereka masih berpaham seperti itu,maka berarti sebagian sahabat termasuk khawarij, sebagian tabi’in termasuk khawarij, Saad bin Jubair termasuk khawarij, Abdullah bin Zubair termasuk khawarij dan banyak imam termasuk khawarij.
Sebelum melanjutkan point kedua, Abdullah bertanya,”Mengenai aqidah, mereka berusaha membela aqidah shahihah lalu Anda menuduh mereka salah?”
“Kita semua pasti punya kesalahan.”Jawab singkat syaikh Nabil. Ia melanjutkan,”Apa salahnya? Terkadang beberapa ulama pun punya kekeliruan dalam aqidah, dan kita tidak membiarkannya, namun kita tunjukkan kebenaran lainnya dari mereka.”
Point kedua dari syaikh Nabil adalah murjiah ada beberapa tingkatan. Di dalam ilmu aqidah telah dijelaskan bahwa irja’memang ada beberapa tingkatan. Syaikh menjelaskan bahwamurjiah artinya mengakhirkan, mengakhirkan amal atas iman, memisahkan amal dengan keimanan.
Abdullah bertanya,”Mengapa mereka harus mengakhirkan amal?”
Syaikh kembali menjelaskan bahwa irja’ artinya mengakhirkan amal atas iman. Maka tidak ada yang membuat seseorang menjadi kafir, jika ada keimanan dalam hati. Kemudian syaikh kembali menjelaskan, “Anda beriman kepada Allah dan Hari Akhir itu cukup. Tak peduli apapun amalan Anda, Anda tidak akan kehilangan keimanan,”syaikh Nabil memberikan contoh. “Ini bukanlah aqidah ahlussunnah wal jamaah,” tegas syaikh.

“Mereka tidak melakukan itu kepada semua orang, tapi sayang, terhadap thaghut-thaghut mereka menjadi murjiah,” jelas syaikh.
Syaikh kembali memperjelas,”Bayangkan, Al-Qadzafi, Zainul Abidin. Kita tinggalkan dulu Qadzafi untuk nanti, Zainul Abidin dia menentang hijab, menolak shalat, menentang agama semuanya ditolak. Orang komunis pun tidak seperti dia, di Eropa juga tidak ada yang berbuat seperti dia. Orang ini, pada siang hari di bulan Ramadhan sepanjang hari minum air didepan publik dan memaksa orang-orang agar berbuka di siang hari di bulan Ramadhan. Orang ini jelas-jelas tidak berhukum dan tidak beriman dengan syariat Allah bahkan menentang hukum Allah.”
Syaikh melanjutkan,”Anda menjadikannya hakim, waliyul amr yang harus kita dengan dan taati, apa semua jabata ini tidak ada kaitannya dengan imannya?”
Syaikh juga membahas Al-Qaddafi yang telah dikafirkan para ulama karena ingkar terhadap ijma’ dan sunnah, mendistorsi Al-Quran, memerangi orang Islam, membuat kerusakan. Syaikh juga menyayangkan bahwa mereka menganggap Al-Qaddafi sebagaiwaliyul amr yang sah.
“Ini letak aqidah Irja’ mereka!!!” Tegas syaikh Nabil.
Abdullah kembali bertanya,”Apakah tetap tidak dianggap waliyul amr meski nyatanya mereka adalah waliyul amr?”
Syaikh dengan setengah heran mengatakan,”Aduh Anda ini, pertanyaan Anda sungguh konyol.”
Abdullah menjawab bahwa dia bukan sedang mengajukan pendapat melainkan sedang menjalankan tugasnya sebagai penanya.
Syaikh Nabil menjelaskan bahwa ketika seseorang disebut sebagaiwaliyul amr maka urusan agama yang diserahkan padanya. Jadi, tidaklah disebut sebagai waliyul amr kecuali untuk kaum muslimin atau untuk agama mereka. Artinya itu untuk perkara agama karena itulah disebut waliyul amr.
Syaikh Nabil membagi menjadi dua yaitu ulama dan pemerintah (penguasa). Dimana keduanya berperan untuk rakyat dalam menjaga agama dan urusan dunia mereka. Dan anehnya ketika agama sudah hilang darinya tetapi tetap dikatakan sebagai waliyul amr. Sampai-sampai presiden Nashrani seperti di Libanon pun disebut sebagai waliyul amr.
Syaikh juga menambahkan presiden Ba’ats yang berkata,”Aku beriman pada Baats semata” juga dijadikan sebagai waliyul amr dan menjadi pemimpin yang didengar serta ditaati. Syaikh juga bercerita tentang pengalaman syaikh Ahmad Naqib ketika memberikan bantuan kemanusiaan kepada orang-orang Libya pasca revolusi. Syaikh Ahmad Naqib disuruh pergi oleh orang-orang yang mengaku salafi dan dilarang memberikan bantuan. Karena orang-orang yang mengaku salafi ini menganggap orang Libya menjadi khawarij disebabkan memberontak Al-Qaddafiwaliyul amr yang sah menurut syar’i.
“Kami menyebutnya murji’ah karena mereka memisah antara amal dan iman thaghut tersebut,” jelas syaikh Nabil.
Kemudian tanya jawab dilanjutkan masalah Dammaj. Syaikh mengaku tidak tahu kabar tentang Dammaj dan hanya sedikit mendapat informasi tentang itu. Itulah yang menyebabkan syaikh tidak memberikan simpati akan kejadian tersebut.

 Dammaj
Dammaj
Masalah Dammaj, syaikh justru dapat menjelaskan kontradiksi pemikiran orang-orang yang mengaku salafiyah ini. Selama dua puluh tahun terakhir,  Amerika menyerang Afghanistan melawan mujahidin, menjajah Iraq, menghancurkan masjid. Orang-orang ini melarang keluar berjihad melawan para penjajah, di Chechnya, Kashmir, Afghanistan, Irak bahkan di Palestina.
“Demi Allah saya baca beberapa pernyataan mereka dan saya juga dengar sendiri, mereka bergembira atas rakyat Gaza yang sedang di roket. Syaikh Abu Rayyan yang terbunuh bersama keempat istrinya,dan dia seorang alim, mengajarkan shahih muslim setiap harinya. Orang-orang ini justru bergembira atas terbunuhnya ulama ini hanya karena syaikh Abu Rayyan adalah seorang Ikhwanul Muslimin,” jelas syaikh Nabil.
Seluruh jihad dicegah oleh orang-orang  hingga terjadilah kasus di Dammaj. Orang-orang yang mencegah jihad sebelumnya ini tiba-tiba lantang berbicara,”Dimana jihad!!! Bukankah mereka muslim, siapa yang menolong mereka? Hari ini wajib menolong kaum muslimin dan jihad telah wajib.”
Padahal mereka selama ini menyalahkan orang yang berjihad dan tidak percaya bahwa jihad selama ini memerangi orang Yahudi dan Nasrani. Mereka baru berkata jihad saat ini wajib ketika saudara-saudara mereka di Dammaj yang mereka anggap dekat pemikirannya diserang oleh orang Syiah Hautsi.
Ada satu hal yang membuat tertawa syaikh Nabil, yaitu ketika ada salah dari tokoh mereka berkata dalam pidato, “Aku menyeru rakyat Dammaj untuk berperang di jalan Allah dengan syarat harus di bawah kepemimpinan Ali Abdullah Shalih.”
“Madzab ini..mereka saling bertentangan sendiri,” kata syaikh Nabil. Kemudian syaikh Nabil menyebutkan kisah An-Nadhr menemui Al-Ma’mun di dalam Bidayah wan Nihayah karya Ibnu Katsir untuk menunjukkan keirja’annya mereka.
Kisah itu intinya menunjukkan bahwa irja’ adalah agama yang menyesuaikan raja-rajanya. Agama yang menyesuaikan rajanya dengan begitu menambah dunianya dan mengurangi akhiratnya.
“Dimana kau jumpai penguasa, kau akan temukan murjiah, mereka memoles kebatilan…” Jelas syaikh Nabil.
Syaikh Nabil juga mempertanyakan peranan orang-orang ini dalam masalah berhukum dengan hukum Allah. Memang orang-orang ini adalah pegiat dakwah dalam hal tauhid dan aqidah shahihah tetapi dalam perkara berhukum pada hukum Allah mereka tidak terlihat batang hidungnya. Padahal berhukum dengan hukum Allah adalah perkara tauhid.
Syaikh juga berbicara tentang dakwah sesuai dengan porsi mad’uatau yang menerima dakwah. Syaikh menyayangkan bahwa orang-orang ini meninggalkan dai-dai ternama seperti syaikh Nashir, syaikh Shalih Al-Maghamsi, syaikh Al-Arifi, syaikh Salman, syaikh Muhammad Hassan bahkan pendiri salafi 30-40 tahun yang lalu, syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy.
 Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy
Syaikh Abu Ishaq Al-Huwainy
Pernah terjadi di Dablin, Eropa, seorang mualaf kembali murtad karena diajak mempelajari masalah tahzdir (mewaspadakan dari kesalahan orang), Tashnif (klasifikasi orang), Tasywih(penyimpangan ajaran Islam). Orang-orang ini juga bermajelis untuk menuduh orang lain sebagai kelompok sesat.
Syaikh Nabil juga menceritakan soal adab yang mulia dari Syaikh bin Baz ketika beliau membantah hujjah rekannya yang keliru dengan memberikan komentar dan kritikan yang diletakkan pada halaman pertama kitab mereka. Syaikh Bin Baz ingin menjaga dan menghormati mereka demi menjaga adab terhadap syaikh. Tetap memuji dan menyanjung penulis walaupun ada kesalahan didalamnya.
 Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Pertanyaan terakhir dari Abdullah adalah bagaimana upaya atau cara agar umat Islam dapat bersinergi pada masing-masing bidangnya dan tidak saling membalas dengan bahasa yang keras.
Syaikh Nabil mengatakan bahwa sinergi itulah yang dinginkan jamaah Islam yang ada tetapi orang-orang ini menentang. Syaikh menambahkan bahwa semua elemen tergabung dalam solidaritas Islam sedunia sepakat dalam hal ini. Beliau membacakan sebuah hadits
“Segala sesuatu dimudahkan atas apa yang telah diciptakan untuknya.” (HR.Bukhari)
“Kita semua punya kesalahan, tapi kita saling menasehati, mengawali dengan prasangka baik, dimaafkan bila terdapat udzur dan dinasehati bila terdapat kesalahan. Inilah yang dipegang oleh jamaah-jamah Islam.” Jelas syaikh Nabil.
Syaikh menjelaskan bahwa masalah sebenarnya ada pada kelompok ini. Dimana mereka suka menyesatkan dan menihilkan peran jamaah lain. Lalu hadir di tengah umum mengaku paling salafi padahal itu bukanlah cara syaikh Bin Baz, syaikh Utsaimin, syaikh Jibrin.
Bahkan syaikh Albani memperagakan akhlak yang mulia ketika berkomentar terhadap kitab-kitab Sayyid Qutb. Syaikh juga mengatakan kelompok ini berusaha memecah belah umat Islam dan mewanti-wanti kaum muslimin dari kelompok ini.
“Ya, kelompok ini mengaku sebagai salafi padahal sama sekali tidak bermanhaj salaf,”tegas syaikh Nabil.
“Mereka menisbatkan pada syaikh Utsaimin, syaikh Bin Bazz dan lainnya padahal beliau semua memperingatkan manusia agar menjauhinya.” Syaikh melanjutkan,”Mereka berbicara tentang tauhid dan aqidah. Sayang, sebenarnya mereka tidak menerapkan kaidah tauhid dan aqidah sama sekali.” Jelas syaikh Nabil.
Inti pembahasan dari dialog ini adalah “Jauhilah kelompok fitnah (murjiah) ini.”
Syaikh Nabil tidak menyinggung satu nama pun agar terhindari dari fitnah. Syaikh memberikan pernyataan ini bukan bertujuan untuk memecah belah kaum muslimin. Akan tetapi untuk memberikan peringatan akan bahayanya kelompok murjiah kontemporer ini.
“Siapa saja yang memiliki sifat ini, wajib bagi kita untuk menjauhi sifat ini karena akan merusak barisan dan memecah belah kaum muslimin,” tutup syaikh Nabil Al-Awadiy
Penulis : Dhani El_Ashim
Sumber https://www.youtube.com

Da’i Pemilik 7.25M Followers itu Bernama Nabil Al-Awadhiy

Ia adalah salah satu ulama ternama di dunia Arab. Ceramah-ceramahnya menghiasi layar kaca TV di saat acara TV yang lain hanya mengumbar syahwat. Selain itu dirinya juga dikenal sebagai seorang da’i, imam dan jurnalis.
Ia juga termasuk dari sepuluh ulama yang menggunakan twitter sebagai media dakwah. Followernya saat ini terhitung sejumlah 7.52M di akun resmi berbahasa arab @NabilAlawadhy dan 14.3K di akun resmi berbahasa inggris @NabilAwadhiy. Bahkan dirinya mempunyai sebuah situs resmi untuk kelancaran dakwahnya di dunia maya. Nama situsnya adalah emanway.com.

 Akun twitter syaikh Nabil berbahasa arab
Akun twitter syaikh Nabil berbahasa arab
Seorang Kuwait ini mencurahkan hidup dan tenaganya hanya untuk mendakwahkan Islam. Ulama ini adalah syaikh Nabil Al-Awadhiy.
Kehidupan Syaikh Nabil
Syaikh Nabil Al-Awadhiy lahir di Kuwait pada tanggal 7 Februari 1970. Ia mempunyai enam anak, yaitu Ali, Umar, Sarah, Yusuf, Husain dan Muhammad. Sebelumnya ia merupakan warga negara Inggris kemudian naturalisasi menjadi warga Kuwait.Sebelum akhirnya kewarganegaraannya dicabut oleh Emir Kuwait pada 11 Agustus 2014.
Pencabutan kewarganegaraan itu disebabkan karena ceramah pedasnya yang mengkritisi sikap negara Teluk yang membiarkan Syiah merajalela di Teluk dan di wilayah Syam-Irak. Sementara justru membantu kudeta pemerintahan Sunni di Mesir.
Merespon pencabutan kewarganegaraan itu, Syaikh Nabil menulis dalam akun Twitternya, “ Apapun yang terjadi, semoga itu yang terbaik, urusan orang beriman semuanya baik, Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Seraya menautkan video dari Youtube berjudul “ laa tahzan la’llahu bikhair (jangan bersedih semoga ini yang terbaik)”, dan menuliskan hastag
سحب_جنسية_الشيخ_نبيل_العوضي#
Para followersnya mulai memberi komentar terhadap beliau serta memberi hastag,
متضامن_مع_الشيخ_نبيل_العوضي#
(solidaritas bersama Syaikh Nabil Al-Awadhi)
Ini beberapa komentar dari followers beliau,
@YasserAlrasasi,” Syaikh Nabil kebanggaan Kuwait dan penduduknya, pencabutan kewarganegaraan tidak mengurangi kemuliaanya di mata kami, ya…beginilah jalan orang-orang yang membawa kebenaran.”
@hamod200, “apakah ini disebabkan beliau membela kaum tertindas di Suriah, Mesir dan Burma?”
Pendidikan dan Kegiatan Syaikh Nabil
Syaikh Nabil menyelesaikan pendidikan sarjana di fakultas pendidikan Matematika. Kemudian melanjutkan jenjang berikutnya dan menyabet gelas master di fakultas kurikulum dan pengajaran di Inggris. Setelah memperoleh gelar master, syaikh Nabil melanjutkan pendidikan doktoral dalam bidang kurikulum dan pengajaran di Inggris.
Selain pada ilmu dunia, syaikh Nabil juga mendalami ulumuddien secara mendalam. Ia mempelajari ilmu aqidah, sirah nabawiyah, ulumul quran dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalamnya. Selama dalam pendidikan ulumuddien, syaikh Nabil di bawah pengaruh syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
 syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaiminrahimahullah.
Ayah dari enam anak ini menjalankan perannya bukan hanya dalam satu posisi saja. Ia memegang peranan penting di sejumlah komite pemerintah maupun swasta. Syaikh adalah seorang professor Universitas, anggota dari “Mabarrt Tarik Al-Iman”. Ia juga merupakan anggota komite pengajar di universitas pendidikan dasar. Juga seorang imam di masjid rumah sakit Mubarak Al-Kabir dan menjadi khatib di negara-negara teluk. Syaikh Nabil Al-Awadhiy juga berperan sebagai imam dan khatib di Kementerian Wakaf dan Agama di Kuwait.
Selain itu, seperti yang disebutkan di atas bahwa syaikh Nabil juga berdakwah di dunia maya. Ia bekerja di sejumlah pers dan media platform di Al-Watan dan koran Kuwait. Syaikh juga menjadi pengawas di Islamic Centre di Inggris.

 emanway.com
emanway.com
Kretivitasnya dalam dakwah begitu berwarna. Syaikh juga membuat sebuah program pada saluran televisi Arab, seperti program “Sa’ah Sharakhah”, “Qissotu Al-Anbiya ‘Alaihimu Salam”,”Sirah Nabawiyah ma’a Al-Khabib dan masih banyak yang lain.
Beberapa ceramahnya yang menggugah adalah Jaisyu Usrah, Wasailu Yahud, Ahammiyah Ad-Da’wah Illallah, ‘Alamatu Sa’ah dan lainnya. Kita dapat menemukan dengan mudah video-video ceramahnya di situs Youtube. Klik di sini untuk melihat salah satu video syaikh Nabil. Di antara sekian banyaknya video ceramahnya, ada salah satu cuplikan acara televisinya yang menarik adalah dialog Syaikh Nabil yang bertemakan murjiah kontemporer.

Suasana dialog  Syaikh Nabil dengan tema murjiahkontemporer
Dalam dialog ini syaikh Nabil membeberkan secara jelas sebenarnya siapa mereka dan beberapa sifatnya. Sayang, syaikh tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menjelaskan sepuluh point berkenaan dengan murjiah kontemporer. Ulasan dialog murjiah kontemporer ini dapat dibaca di sini.
Penulis : Dhani El_Ashim
Sumber
1.http://www.assabile.com

2.http://vb.n4hr.com
3.www.vetogate.com
4.www.almrsal.com