Tuesday, May 3, 2016

Memupuk Hubungan Baik Indonesia-Saudi ( Sesama Ahlus Sunnah ). Perlu Diperkuat Untuk Memakmurkan Muslim Indonesia Dan Menjauhkan Dari MajuSyi’ah Iran

Presiden Joko Widodo bertemu dengan Raja Salman

Ahad, 1 Mei 2016 23:20
Oleh: Budi Marta Saudin
Pemerintah Arab Saudi memulangkan satu jamaah haji Indonesia yang menjadi korban tragedi Mina pada tahun lalu. HJ. Culan binti Kasim (55 tahun) dipulangkan ke Indonesia menggunakan pesawat khusus yang disediakan pemerintah Arab Saudi. Sebelumnya Culan dirawat di Rumah Sakit Saudi selama tujuh bulan.
Wanita asal Sumatera Barat ini mendapat perlakuan istimewa, pulang dengan pesawat khusus, yang menyediakan alat-alat bagi orang sakit. Culan menderita stroke, yang tidak mungkin naik pesawat umum, karena butuh ventilator.
Tak tanggung-tanggung, pemerintah Arab Saudi merogoh kocek senilai dua milyar rupiah untuk mengantar kepulangan Culan. Pemerintah Indonesia sangat bersyukur dan berterima kasih karena warganya telah diperlakukan sangat istimewa oleh pemerintah Saudi. Upaya pemulangan Culan adalah atas perintah langsung Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud.
Sebenarnya, kebaikan Saudi terhadap Indonesia bukan kali ini saja. Mengingat Indonesia dan Arab Saudi adalah dua negara yang sudah bersahabat sejak lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Dahulu, para tokoh dan ulama Nusantara kebanyakan alumni Madrasah Haramain. Seperti dua sosok tokoh Islam Indonesia yang fenomenal yaitu KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan.
Kerja Sama Dakwah dan Pendidikan
Arab Saudi punya andil besar terhadap kemajuan Islam di Indonesia. Di daerah pedalaman, Arab Saudi banyak membangun markas-markas dakwah atau Islamic center. Seperti di Ende, Mentawai dan Papua. Saudi tidak bergerak sendiri tetapi menggandeng Kementrian Agama.
Seperti baru-baru ini di Raja Ampat, Papua. Pemerintah Arab Saudi melalui Atase Agamanya membangun Islamic Center yang luas sebagai pusat pengajaran dan penyebaran Islam di Papua.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyambut baik dan bergembira terhadap upaya Saudi tersebut.
Dalam pertemuannya dengan Direktur Atase Agama Arab Saudi, Ibrahim An Nughaimisyi, Menag meminta kepadanya agar Saudi juga bisa membantu merampungkan proses pembangunan rumah sakit di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang pembangunannya baru 60 persen.
Menag mengatakan, fakultas kedokteran yang baru dibuka di UIN Alauddin membutuhkan tempat praktik berupa rumah sakit. Nantinya, rumah sakit itu juga diperuntukan bagi masyarakat Indonesia Timur sehingga kemanfaatannya akan sangat luar biasa.
Selain membangun pusat dakwah, Saudi juga mengutus para da’i  ke pelosok, yang kebanyakan adalah alumni sana. Juga, setiap Ramadhan tiba, bekerja sama dengan Kementrian Agama, Atase Kedubes Saudi menyebar da’i selama sebulan penuh. Para da’i ini bertugas menjadi imam sholat rawatib, sholat tarawih, penceramah, membagi-bagikan mushaf Al-Qur’an dan buka puasa gratis kepada muslimin pedalaman.
Dalam upaya memotivasi umat Islam Indonesia untuk mencintai Al-Qur’an dan Hadits, Atase Agama Kedubes Saudi juga mengadakan lomba hafalan Al-Qur’an dan Hadits, yang saat ini sudah masuk tahun ketujuh. Perhelatan dengan nama Musabaqah Hifzil Qur’an dan Hadits (MHQH) Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Al Saud ini bekerja sama dengan Kementrian Agama dengan hadiah yang di sediakan oleh pemerintah Saudi berupa total uang senilai ratusan juta rupiah dan ibadah haji.
Atase Agama Kedubes Saudi juga menjadi banyak wasilah berdirinya ribuan masjid di seluruh pelosok tanah air. Yang dengannya syiar Islam tersebar dan banyak orang-orang tertarik dan akhirnya masuk Islam.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah Saudi memberikan kuota yang besar kepada warga Indonesia, setiap tahunnya ada 150 mahasiswa yang diterima kuliah di Universitas Islam Madinah, belum termasuk di perguruan tinggi lainnya. Semua mahasiswa di Saudi mendapatkan fasilitas beasiswa berupa bebas biaya pendidikan, asrama, makan, uang saku perbulan, kesempatan ibadah haji dan umrah serta tiket pulang pergi ke tanah air setiap tahun.
Untuk di dalam negeri Indonesia, sejak tahun 1980, Saudi telah membuka cabang kampusnya, Universitas Muhammad bin Saud yang berpusat di Riyadh, di Jakarta dengan nama Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA). Saudi mendatangkan para pengajar yang pakar bahasa Arab dan ilmu syariah dari sana. Saat ini ada lebih dari dua ribu mahasiswa yang menuntut ilmu di kampus ini, semuanya bebas biaya pendidikan, kesempatan menempati asrama dan mendapatkan uang saku perbulan.
Langkah dan usaha Saudi selama ini tak lepas dari kerja sama dan hubungan yang baik dengan pemerintah Indonesia. Hal ini harus terus dipupuk dan dipelihara, apalagi selama ini Indonesia sebagai pihak yang banyak diuntungkan.
Sebagai penutup, penulis mengutip ucapan Prof. DR. Nasaruddin Umar, “Arab Saudi adalah kampung halaman kedua bagi masyarakat Indonesia. Betapa tidak, disanalah terdapat dua kota suci yaitu Mekkah dan Madinah. Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tak mungkin bisa lepas dari Arab Saudi,” kata Imam besar masjid Istiqlal ini beberapa waktu silam.

Mantap...Indonesia Melakukan Kerja Sama Baik Dengan Arab Saudi 
Untuk Perdagangan Islami

International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC), badan otonomi dalam Bank Pembangunan Islam (IDB) bekerja sama dengan Otoritas Pengembangan Ekspor Saudi (Saudi Exports) serta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menggelar pertemuan guna memperkuat perdagangan Islami.
Pertemuan "Business to Business" (B2B) antara Indonesia dan Arab Saudi itu digelar saat Sidang Tahunan ke-41 IDB di Jakarta, Senin yang dirancang untuk memberikan akses lebih baik dalam kerja sama perdagangan bagi kedua negara, di samping mempromosikan model pembiayaan perdagangan Islami.


"Pertemuan ini merupakan sebuah tonggak dibangunnya kerja sama bisnis baru antara para pengusaha dari dua negara anggota yang terhormat, Indonesia dan Arab Saudi," kata Ketua Harian ITFC, Eng Hani Salem Sonbol dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Di antara sasaran strategis dari IDB Group, kata dia, adalah memperkuat kerja sama dan integrasi di antara negara-negara anggota, memastikan kesinambungan hubungan antarnegara anggota, dan memfasilitasi pertukaran perdagangan di antara negara-negara anggota.

Menurutnya, ITFC akan terus menyampaikan program-program B2B bagi para pengusaha dari negara-negara anggota untuk membuka jalan bagi kerja sama bisnis yang menguntungkan.

"Tidak hanya meningkatkan pertukaran perdagangan di antara negara-negara anggota tetapi juga menciptakan kerja sama bisnis baru dalam perdagangan dengan negara-negara lain di dunia," ujarnya.

Direktur Jenderal Perkembangan Bisnis Saudi Exports, Bassam Bin Hamed Al Aujan menambahkan pihaknya sangat bahagia dan sangat menantikan kerja sama dengan ITFC karena begitu besarnya potensi di dalam pembiayaan perdagangan Islami antara Arab Saudi dan Indonesia.

"Masih begitu banyak hal yang bisa digali dan hal ini tentunya memotivasi kami untuk menciptakan kerja sama awal ini sebagai langkah maju bagi produk-produk Arab Saudi agar semakin mendapatkan tempat di pasar Indonesia," kata Bassam.

Pertemuan B2B ini merupakan kerja sama awal antara ITFC dan Saudi Exports yang dihadiri oleh 150 peserta, mulai dari pejabat pemerintah, pengusaha, pakar, investor, pedagang, dan para petinggi perusahaan maupun individu di mana semakin menekankan pentingnya pembangunan ekonomi Indonesia di samping perdagangan antara Indonesia dan Arab Saudi.
Sumber: antara