●Ulama Aceh Dan Ulama Nusantara Masa Lalu,
Beriman Allah Bersemayam Di Atas ‘Arsy (aqidah salafi)
●Apakah Para Ulama Atjeh Yang Mengumandangkan Perang Sabil Melawan Penjajah
Belanda Adalah PARA ULAMA WAHABI??
●Kadis Syariat Islam Aceh: Siapa Salafi Wahabi? Tunjukkan!
●Fatwa MUI Tentang Salafi
●Kadis Syariat Islam Aceh: Siapa Salafi Wahabi? Tunjukkan!
●Kenapa Dakwah Salafi Sering Ditolak? - Ustadz Harits Abu Naufal (lihat
1,156 Comments)
Para
“Wahabi” Pahlawan Perang Sabil Melawan Penjajah Kafir Belanda
Karena Allah, Bukti-Bukti “Wahabi” Aceh Turut Mengumandangkan Perang Sabil
& Memperjuangkan Penegakan Syariat Islam Di Serambi Mekah
Firman Allah Ta’ala di dalam kitab suci-Nya:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا
قَوَّامِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَاۤءَ بِالْقِسْطِۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ
قَوْمٍ عَلٰٓى اَلَّا تَعْدِلُوْا ۗاِعْدِلُوْاۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰىۖ
وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ
“Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.
Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS.
Al Maidah: 8)
Waktupun
bergulir dan sekarang muncul oknum-oknum yang berupaya memanipulasi sejarah,
memprovokasi rakyat jelata untuk menumpas orang-orang yang mereka tuding
Wahabi, menggelarinya dengan hujatan-hujatan dan tuduhan keji bahwa pemahaman
tersebut merupakan gagasan Yahudi untuk merusak aqidah umat Islam, muncul di
Aceh pasca bencana alam tsunami 2004 silam. Dan kini umat Islam di Aceh
diprovokasi untuk bangkit mengusir pengikut Wahabi dari Serambi Mekah yang
notabene adalah upaya kasar untuk mengubur sejarah Perang Sabil serta
menghinadinakan Perang Sabil yang dikumandangkan oleh tertuduh Wahabi -sadar
ataupun tidak- sebagai hasil dari gagasan Yahudi di Seuramoe Mekah itu sendiri.
Sejarah
Nyata Wahabi Aceh (Jauuuuh Sebelum Bencana Tsunami 2004), Gagasan Yahudi (untuk
Mengumandangkan Perang Sabil Melawan Penjajah Kafir Belanda)?!
“…di
sebagian tempat – provokasi terhadap Wahabi juga kian gencar dilakukan di
forum-forum keagamaan seperti Khutbah Jum’at, Perayaan Maulid dan juga
pengajian di sebagian mesjid dan menasah di Aceh. Stigma sesat terhadap Wahabi
terus dihembuskan di beberapa tempat sehingga melahirkan paradigma keliru di
tengah masyarakat Aceh terhadap orang-orang yang menurut mereka berfahaman
Wahabi. Kebencian berlebihan yang tertanam di benak sebagian masyarakat Aceh
terhadap Wahabi pada akhirnya akan menjalar ke dalam berbagai persoalan
lainnya, khususnya dalam praktek beragama.” (1)
Gambaran
memilukan yang ditulis oleh seorang penulis Aceh di atas mengingatkan kita
dengan peringatan yang masyhur dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:
لَا يَشْكُرُ اللهَ مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ
“Tidaklah
dikatakan bersyukur kepada Allah siapa yang tidak tahu berterimakasih kepada
manusia.”
Pada
kesempatan ini, kami akan tampilkan literatur-literatur resmi sejarah Aceh yang
ditulis oleh Sejarawan-Peneliti dari Aceh sendiri untuk menjawab berbagai
tudingan dan provokasi terhadap Wahabi dalam upayanya untuk memanipulasi
sejarah pengaruh dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah
benar-benar nyata mewarnai perjuangan perang Sabil rakyat Aceh dalam berjihad
melawan penjajah kafir.
وشهد شاهد من أهلها
Dan
biarlah para provokator penumpas Wahabi, penuding, pemfitnah dan penghujat
menikmati kesimpulan mereka sendiri (sebagaimana tuduhan, fitnah dan hujatan
yang mereka lemparkan) bahwa perang Sabil di Serambi Mekah “ternyata” adalah
hasil dari gagasan Yahudi untuk merusak aqidah umat Islam!! Inna lillahi wa
inna ilaihi raji’un.
Pengaruh
Dakwah dari Timur Tengah
Setelah
ummat Islam terlena sekian lama dalam kejumudan, dan ketauhidan yang telah
dilapisi oleh khurafat dan kesufian yang berlebih-lebihan, muncullah orang kuat
Islam abad ke XVII, Muhammad bin Abdul Wahhab (1703-1787) di Nejed, Jazirah
Arabia.
Beliau terkenal sebagai pembawa ruh baru bagi ummat Islam, menyadarkan mereka
dari kekeliruan dan mengajak mereka kembali kepada sumber utama : al-Qur’an dan
al-Hadits.
Bangsa
Arab yang tersadar dan tergerak oleh gerakannya, dengan serta merta menjadi
pendukung ide Muhammad bin Abdul Wahhab. Setelah mendapat dukungan yang kuat
dari Amir Muhammad yang berkuasa ketika itu, mulailah ia menggunakan kekuatan
dakwahnya untuk membasmi segala bentuk khurafat, sikap jumud, taqlid buta dan
mengumandangkan ajaran-ajaran Islam murni.
Beliaulah
orang yang pertama meletakkan dasar-dasar reformasi Islam. Ia berusaha menyusun
masyarakat Islam dan menempa bangsa Arab : menjadi kesatuan politik keagamaan,
seperti yang telah diwujudkan oleh Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.
(Bandingkan : L. Stoddard, The New World of Islam, terjemahan H.M. Muljadi
Djojomurtono, et all , Dunia Baru Islam, Jakarta, 1966, hal. 51)
(Laporan Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh, Lembaga Research
dan Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal.13)
“Seperti
halnya di daerah lain, pengaruh Muhammad bin Abdul Wahab juga terasa di Aceh,
khususnya di era perjuangan kemerdekaan. Diantara tokoh dan ulama Aceh yang
terpengaruh dengan dakwah Muhammad bin Abdul Wahab adalah Tgk. Daud Beureu-eh,
Tgk. Hasbi Ash-Shiddiqie, Ayah Hamid Samalanga, Tgk. Hasballah Indrapuri dan
masih banyak lagi tokoh-tokoh lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu.”
(2)
Buah
dari pengaruh dakwah pembaharuan/pemurnian agama yang dikibarkan oleh Syaikh
Muhammad bin abdul Wahhab rahimahullah di Aceh sedikit banyak telah mendorong
lahirnya organisasi PUSA.
Nukilan:
“Modernisme Islam di Aceh berkelindan dengan gerakan politik, yang nantinya
berujung kepada pembebasan dari jeratan praktik kolonialisme dan
imperiarialisme bangsa asing. Jadi tentu saja, kita tidak dapat membayangkan
bagaimana nasib Aceh, apabila, generasi Daud Beureueh tidak mengapresiasi
kehadiran modernisme Islam kala itu.
Secara
konsep, dan begitu pula praktiknya di Aceh, gagasan modernisme Islam adalah
sebuah bangunan utuh tentang Islam dari berbagai aspek kehidupan. Yang kemudian
diterjemahkan dalam dua aspek sekaligus; individu dan sosial politik. Secara
individu, dibangunlah sebuah gugusan keberagamaan yang menekankan perlunya
pemurnian tauhid dari jebakan takhyul dan khurafat. Lalu, diikuti pula dengan
pembersihan ibadah yang dipenuhi praktik bid’ah.
Kemudian,
konsekuensi logis dari permunian tauhid itu adalah pembebasan secara sosial dan
politik. Dari situlah kemudian Daud Beureueh memimpin sebuah gerakan zaman baru
di Aceh melalui organisasi PUSA.” (3)
Nukilan:
“Persatoean Oelama Seloeroeh Atjeh, disingkat P.Oe.S.A. Jadi dengan demikian ,
ditetapkanlah tanggal 12 Rabi’ul Awal 1358 Hijriyah atau tanggal 5 Mei 1939
sebagai hari lahir PUSA .
Dalam
Musyawarah Besar yang berlangsung selama empat hari itu , telah terpilih
pengurus besar (Hoofd Bestuur ) PUSA, yaitu :
Ketua I : Tgk. M. Daud Beureueh
Ketua II : Tgk. Abd. Rahman Meunasah Meucap
Setia Usaha I : Tgk, M. Nur El-Ibrahimy
Setia Usaha II : Tgk. Ismail Yakub
Bendahari : T. M. Amin
Komissarissen : Tgk. Abd. Wahab Kenaloe Seulimeum, Tgk. Abd. Hamid Samalanga,
Tgk. Usman Lampoh Awe, Tgk. Yahya Baden Peudada, Tgk. Mahmud Simpang Ulim, Tgk.
Ahmad Damanhury Takengon, Tgk. Mo Daud Peudada di Langsa, Tgk. Usman Aziz. ”
(Drs. H. Ismuha, “Lahirnya Persatuan Ulama Seluruh Aceh 30 tahun yang lalu” ,
Sinar Darussalam, No.14)
“Berhubung
jasa-jasa dan perhatian yang sangat besar kepada Musyawarah Ulama tersebut maka
musyawarah juga menetapkan Teuku Haji Chik M. Johan Alamsyah sebagai pelindung
PUSA. Keputusan ini pada hari itu juga disampaikan kepada Teuku Chik Peusangan
oleh Ketua Panitia dan Hoofd Bestuur PUSA yang baru terbentuk. Mula-mula beliau
menolak tetapi sesudah didesak oleh Tgk. M. Daud Beureueh, beliau menerimanya
dengan senang hati.”
(Laporan Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh, Lembaga Research
dan Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal. 28, 29)
Tokoh-tokoh
Pendiri PUSA
Jïka
dilihat dari timbulnya idee penyatuan ulama Aceh sampai kepada usaha-usaha yang
ditempuh ke arah pembentukan PUSA, maka tokoh-tokoh pendiri PUSA, dapat
dinyatakan sebagai berikut :
a.
Tgk. Abd. Rahman Meurasah Meucap, sebagai pencetus idee , penghubung diantara
ulama dengan Teuku Chik Peusangan dan sebagai Ketua Panitia Musyawarah Besar
Alim Ulama Seluruh Aceh yang tela h melahirkan PUSA.
Tgk. Abd. Rahman Meunasah Meucap, seorang ulama yang gigih berusaha memajukan
pendidikan agama di Aceh.
Beliau termasuk salah seorang yang menerima pesan Ayah Hamid untu kmengadakan
pembaharuan pendidikan di Aceh. Kemudian beliau menyampaikan pesan tersebut
kepada para ulama Peusangan ditambah dengan bantuan dan dukungan Teuku Chik
Haji M. Johan Alam Syah, Ulee Balang Peusangan…
b.
Tgk. Muhammad Daud Beureueh, seorang ulama dan pemimpin yang terkenal dan orang
yang pertama-tama dihubungi oleh Tgk. H. Abdullah Ujong Rimba untuk
menyampaikan pesan Ayah Hamid tentang pembaharuan sistem pendidikan di Aceh,
karena beliau dianggap orang yang cukup kuat untuk melaksanakan idee tersebut.
Ketika itu beliau sedang memimpin Dayah Uteuen Bayi di Lho’ Seumawe. Kemudian
beliau pulang ke Sigli dan rnengumpulkan ulama-ulama guna mengadakan musyawarah
tentang kemungkinan menerima atau menolak idee pembaharuan tersebut. Musyawarah
itu diadakan di Garut, Pidie. Setelah beberapa kali pertemuan dan diskusi,
sepakatlah mereka semua untuk menerima dan melaksanakan idee tersebut…
c.
Tgk. Ismail Yakub, (kemudian Sarjana Hukum, Rektor IAIN Surabaya, kemudian
Semarang dan sekarang anggota DPR). Beliau termasuk ulama muda dalam jama’ah
perintis pembaharuan pendidikan agama di Aceh…
d.
Tgk. Usman Aziz, salah seorang ulama muda dalam jama’ah perintis pembaharuan
pendidikan agama di Aceh, keluaran Normal Islam di Padang angkatan pertama di
bawah tahun 1935.
Sekembalinya di Aceh, beliau diminta untuk memimpin Madrasah Al-Muslim
Peusangan.
Pengalamannya dan pergaulannya dengan ulama-ulama progressif di Minangkabau
selama beliau belajar di sana memberi semangat dan dorongan yang kuat
kepadanya, untuk merombak sistem pendidikan agama di Aceh.
e.
Tgk. Abd. Wahab Seulimum, ulama, pendidik, pengusaha, pemimpin, politikus dan
juga pamongpraja. Beliau adalah pencetus gagasan pembentukan organisasi pelajar
di Dayah Jeureula, Kecamatan Suka Makmur Aceh Besar, di mana beliau menjadi
Tengku Rangkang (Asisten Tengku Chik) di dayah tersebut dan pelopor pertama
pembentukan koperasi pelajar, yang mengurus dan mensupplay kebutuhan pelajar.
Tahun 1926 beliau mendirikan Dayah Najdiyah di Keunaloe Seulimum, Aceh Besar.
f
. Tgk. H. Ahmad Hasballah Indrapuri, ulama yang cukup berpengaruh di Aceh
Besar. Beliau adalah ulama yang giat sekali mengadakan pemurnian aqidah dan
pembaharuan pemikiran ummat. Kitab pegangannya Kitabut Tauhid karangan reformis
terkenal Muhammad Ibnu Abdil Wahab, yang telah memberikan inspirasi yang dalam
kepada beliau untuk berjuang mengadakan pembaharuan dan menanam semangat anti
penjajah.
g.
Tgk. H. Abdullah Umar Lam U (Tgk. Di Lam U), Aceh Besar, ulama yang gigih
berdakwah, menyeru ummat ber’amar-ma’ruf dan mencegah mungkar. Di mana saja
beliau berdakwah, judul amar ma’ruf nahi mungkar adalah pilihannya dan memberi
kesan yang baik sekali dalam kalangan ummat. Beliau salah seorang ulama tua
yang pandai mengubah nadham yang bernafaskan agama dalam bahasa Aceh yang
disenangi oleh rakyat Aceh membacanya. Disamping itu , beliau mengeluarkan juga
brosur-brosur agama bertulisan Arab bahasa Indonesia . Dengan kepandaiannya
berdakwah dan mengarang, beliau dikenal luas oleh masyarakat Aceh sebagai
pencetus idee pembaharuan pendidikan agama di Aceh.
h.
Tgk. M. Nur el-Ibrahimy. Sesudah belajar di Dayah Meunasah Meucap di bawah
pimpinan Tgk, Abd. Rahman Meunasah Meucap, melanjutkan studinya ke Mesir di
Al-Azhar University dan Darul ‘Ulum. Sekembalinya dari Mesir memimpin Madrasah
Nahdhatul Islam (MADNI) di Idi sampai beliau dikenakan Onderwijsverbod
(larangan mengajar) oleh pemerintah Hindia Belanda selama dua tahun, karena
dituduh mengajarkan politik.
Waktu PUSA didirikan pada bulan Mei 1939 , beliau terpilih menjadi Sekretaris I
Hoofd Bestuur PUSA.
Tujuh bulan kemudian PUSA mendirikan sekolah guru dengan nama Normaal Islam
Institut. Beliau ditunjuk menjadi direkturnya dan melepaskan jabatannya selaku
sekretaris I H.B. PUSA.
i.
T. M. Amin. Waktu PUSA didirikan beliau terpilih menjadi Bendahari. Sesudah
Ustaz Nur el-Ibrahimy diangkat menjadi Direktur Normaal Islam Institut, T. M.
Amin menggantinya selaku sekretaris I PUSA dan melepaskan jabatannya selaku
Bendahari. Tiap kali Pengurus Besar PUSA diperbaharui , beliau tetap terpilih
sebagai sekretaris I. Sesudah zaman merdeka, beliau menjadi Kepala Pemerintahan
Umum pada kantor Residen Aceh dan menjadi Wakil Residen.
j.
Tgk. H. Mushthafa Ali , seorang ulama keluaran Mesir. Sesudah T. M. Amin
melepaskan jabatannya selaku Bendahari H.B. PUSA, Teungku Mushthafa terpilih
untuk menjadi Bendahari H.B. PUSA.
k.
Tgk. Syekh Abd. Hamid Samalanga, ulama, pendidik, politikus dan pembaharu yang
giat . Beliau adalah salah seorang pemimpin “Partai Syarikat Islam” Aceh yang
melarikan diri ke Mekkah, karena dikejar-kejar oleh pemerintah kolonial Belanda
tahun 1926. Selama di Mekkah beliau mengadakan kontak dengan pemimpin Islam
yang datang dari berbagai negeri Islam , dari Mesir, Irak, Syam, Marokko,
Al-Jaza-ir, Tunisia dan sebagainya.
l.
Tgk. H. Abdullah Ujong Rimba, salah seorang Ulama Pidie yang belajar di Mekkah.
Sepulang dari Mekkah, beliau adalah salah seorang yang menerima kiriman Tgk.
Syekh A. Hamid berupa majalah-majalah yang di dalamnya dicatat pesan-pesan yang
antara lain mengenai pembaharuan cara pendidikan. Beliau pula yang menyampaikan
pesan itu kepada Tgk. Muhammad Daud Beureueh di Lho’ Seumawe. Beliau pula guru
yang pertama dari madrasah yang didirikan oleh Tgk. Muhammad Daud Beureueh di
Peukan Pidie sebagai hasil musyawarah para ulama Pidie yang dipimpin oleh Tgk.
Muhammad Daud Beureueh.
m.
Tgk. M. Amin Alue, salah seorang ulama progressif di Aceh Besar.
n.
Tgk. Yahya Baden Peudada, ulama anak ulama terkemuka di Aceh Utara .
o.
Tgk. H. Usman Lampoh Awe, salah seorang ulama terkemuka di Pidie.
p.
Tgk, Amir Husin Al-Mujahid, salah seorang ulama muda yang berpengaruh di Aceh
Timur. Dalam kongres PUSA pertama di Sigli tahun 1940 waktu dibentuk pemuda
PUSA, beliau terpilih menjadi Ketua Hoofd Bestuur Pemuda PUSA. Sesudah Proklamasi
pernah memimpin tambang minyak di Aceh Timur, kemudian menjadi Koordinator Biro
Perjuangan Daerah Aceh.
q.
Tgk. Mahmud Simpang Ulim, salah seorang ulama yang mempunyai dayah di Aceh
Timur.
r
. Tgk. M. Daud Langsa, salah seorang ulama berpengaruh di Aceh Timur yang
berasal dari Peudada Aceh Utara .
s.
Tgk. Muhammad Zain , juga salah seorang ulama berpengaruh di Aceh Timur.
t
. Tgk. Hasan Hanafiyah, salah seorang ulama yang keras sikapnya di Aceh Barat.
u.
Tgk, Nyak Cut, salah seorang ulama yang bijaksana di Aceh Barat.
v.
Tgk. Zamzami Yahya, salah seorang ulama yang tegas di Aceh Selatan.
w.
Tgk. Hasjim Abdullah, juga ulama terkemuka di Aceh Selatan.
x.
Tgk. Ahmad Damanhuri, salah seorang ulama terkemuka di Aceh Tengah.
y.
Tgk. Abdul Mutthalib , juga salah seorang ulama terkemuka di Aceh Tengah.
z.
Dan masih banyak lagi yang belum dapat kami kemukakan d i sini .
(Laporan
Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh, Lembaga Research dan
Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal. 30-39).
Gambar
1. Teungku Ahmad Hasballah Indrapuri, pegangan beliau adalah Kitab Tauhid
karangan Muhammad bin Abdul Wahab. Jejak sejarah Aceh nyata-nyata mendustakan
ucapan “Wahabi” di Aceh muncul pasca bencana tsunami 2004 sebagai sebuah
gagasan Yahudi untuk merusak akidah umat Islam!
Dan
berikut ini bukti dari literatur sejarah Aceh (yang ditulis para peneliti Aceh
dan silakan dibantah dan didustakan secara ilmiyah -jika memang benar tuduhan
dan hujatan yang dilontarkan-!) bagaimana Wahabi yang sekarang dihujat sebagai
paham hasil gagasan Yahudi untuk merusak aqidah umat Islam ternyata turut
mengumandangkan perang Sabil melawan penjajah kafir harbi Belanda:
MAKLOEMAT
Oelama Seloeroeh Atjeh
Perang
doenia kedoea jang dahsjad telah tammat. Dan Indonesia tanah toempah darah kita
telah dimakloemkan kemerdekaannya kepada seloeroeh dunia serta telah berdiri
Republik Indonesia dibawah pimpinan dari padoeka jang moelia pemimpin kita Ir.
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta.
Belanda
adalah satoe keradjaan jang ketjil serta miskin, satoe negeri jang ketjil lebih
ketjil dari daerah Atjeh dan telah hantjoer leboer, mereka soedah bertindak
melakoekan kechianatannja kepada tanah air kita Indonesia jang soedah merdeka
itu, oentoek didjadjahnja kembali.
Kalau maksoed jang djahanam itu berhasil maka pastilah mereka akan memeras
segala lapisan rakjat, merampas semoea harta benda dan harta rakjat dan segala
kekajaan jang telah kita koempoelkan ini akan moesnah sama sekali. Mereka akan
memperboedakkan rakjat Indonesia mendjadi hambanja kembali dan mendjalankan
oesaha untuk menghapoes Agama Islam kita jang soetji serta menindis dan
menghambat kemoeliaan dan kemakmoeran bangsa Indonesia.
Di
Djawa bangsa Belanda serta kaki tangannya telah melakukan keganasannja terhadap
Kemerdekaan Republik Indonesia hingga terdjadi pertempoeran di beberapa tempat
jang achirnja kemenangan berada di pihak kita, soenggoehpun begitu mereka
beloem djoega insaf.
Segenap
lapisan rakjat jang telah bersatoe padoe dengan patoeh berdiri di belakang
kedoea pemimpin besar Soekarno-Hatta oentoek menoenggoe perintah dan kewadjiban
jang akan didjalankan.
Menoeroet kejakinan kami bahwa perdjoeangan ini adalah sebagai samboengan
perdjoeangan dahoeloe di Atjeh jang dipimpin oleh almarhoem Tgk. Tjhik di Tiro
dan pahlawan-pahlawan kebangsaan jang lain.
Dari
sebab itu bangoenlah wahai bangsakoe sekalian, bersatoe padoe menjoesoen bahoe
mengangkat langkah madjoe kemoeka oentoek mengikoet djedjak perdjoeangan nenek
kita dahoeloe. Toendoeklah dengan patoeh kepada segala perintah pemimpin kita
untuk keselamatan Tanah Air, Agama dan Bangsa.
Koetaradja,
15 Oktober 1945
Atas
nama Oelama Seloeroeh Atjeh
ttd
Teoengkoe
Hadji Hasan Kroeng Kale,
Teoengkoe M. Daoed Beureueh,
Teoengkoe Hadji Dja’far Sidik Lamdjabat,
Teoengkoe Hadji Ahmad Hasballah Indrapoeri,
Diketahoei
oleh
Jml. T.B. Residen Atjeh
T. Nja’ Arif
Disetoedjoei
oleh
Jml. Ketoea Comité Nasional
Toeankoe Mahmoed
(Teungku
Muhammad Daud Beureueh, Peranannya dalam Pergolakan di Aceh, M. Nur El
Ibrahimy, PT Gunung Agung, Jakarta 1982, Hal. 243-244, Cetakan kedua (cetakan
pertama berjudul KISAH KEMBALINYA TGK. MOHD. DAUD BEUREUEH KE PANGKUAN REPUBLIK
INDONESIA, diterbitkan oleh Pengarang), PT Inti Idayu Press, Jakarta)
(Lihat juga: Laporan Penelitian, Pengaruh PUSA Terhadap Reformasi di Aceh,
Lembaga Research dan Survey IAIN Jami’ah Ar-Raniry, Darussalam,1978, hal.
52-53)
Gambar
2. Fakta yang nyata, Maklumat Perang Sabil melawan penjajah kafir Belanda turut
dikumandangkan oleh “Wahabi” Aceh
Pembentukan
Lasykar Barisan Mujahidin di Masjid Baiturrahman yang Dipimpin oleh “Wahabi”
Tgk. Muhammad Daud Beureu-eh
Sesudah
maklumat tersebut keluar , para ulama, para khatib dan para muballigh giat
mendakwah perang sabil terhadap Belanda, menebalkan semangat jihad sesuai dengan
ajaran agama, Tiap meunasah dan tiap rnesjid penuh dengan orang-orang yang
mengerjakan shalat berjama’ah dan mendengar ceramah agama, terutama yang
berhubungan dengan perang sabil.
Setelah
memperhatikan bahwa tentera yang menyamar dalam tentera sekutu terus saja
menjalankan aksinya untuk memerintah lagi Indonesia ini, sedang T.K.R. (Tentera
Keamanan Rakyat ) selaku tentera resmi pada waktu itu , masih dalam taraf
pembinaan permulaan, para ulama Aceh, merasa perlu semangat jihad yang sudah
meluap itu disalurkan ke suatu barisan, untuk disumbangkan kepada negara dalam
rangka mempertahankan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Hal ini
dipandang sangat mendesak sesudah mendengar radio tentang pertempuran
besar-besaran di Surabaya yang memusnahkan puluhan ribu rakyat Indonesia, yang
terjadi pada tanggal 17 Nopember 1945.
Demikianlah
10 hari sesudah pertempuran dahsyat di Surabaya itu, tepatnya pada tanggal 17
Nopember 1945, dengan mengambil tempat di ruang belakang Mesjid Raya
Baiturrahrnan Kutaraja (sekarang Banda Aceh), sejumlah ulama Aceh terkemuka,
membentuk suatu lasykar yang mereka beri nama Barisan Mujahidin berpusat di
Kutaraja di bawah pimpinan Tgk. Muhammad Daud Beureu-eh selaku komandan dan
Sulaiman Mahmud selaku kepala tetap usaha. Segera sesudah itu disusul dengan
pembentukan cabang-cabangnya di tiap kabupaten di seluruh Aceh.
Selain
dari latihan pisik dan pengawalan pantai, mereka juga diberi pendidikan agama,
baik mengenai ‘aqidah, syari’ah, maupun mengenai praktek amalan dalam
masyarakat. Selama perjuangan pisik sampai dengan 27 Desember 1949, rakyat Aceh
digodog lahir batin untuk berbakti kepada agama, Bangsa dan Tanah Air.
(Bandingkan: Ismuha, “Proses Perkembangan Pendidikan Agama di Aceh”, Santunan,
No,18, 1978, hal. 19)
Berdasarkan
itu maka hampir seluruh rakyat di desa-desa, tua dan muda tergabung dalam Barisan
Mujahidin yang kemudian menjadi Devisi Tgk. Chik Di Tiro. Kemudian dibentuk
pula Devis i Tgk. Chik Paya Bakong, di bawah pimpinan Tgk. Amir Husen
Al-Mujahid dan Devisi Rencong, di bawah pimpinan A. Hasjmy.
Gambar
3. Ruang belakang Mesjid Raya Baiturrahman Kutaraja (sekarang Banda Aceh)
menjadi saksi terbentuknya Barisan Mujahidin yang dipimpin oleh “Wahabi” Aceh
dalam mengobarkan Perang Sabil melawan penjajah kafir Belanda.
Baik
pimpinan T.KR., maupun pimpinan ketiga-tiga Devisi lasykar rakyat itu adalah
pemimpin-pemimpin PUSA, Pemuda PUSA dan K.I . (Kasyafatul Islam). Dengan
demikian automatis PUSA telah terlibat dalarn pertahanan Kemerdekaan Indonesia.
(Teungku Muhammad Daud Beureueh, Peranannya dalam Pergolakan di Aceh, M. Nur El
Ibrahimy, PT Gunung Agung, Jakarta 1982, hal. 53-55)
Dan
setelah nyata-nyata kiprah “Wahabi” Aceh dalam berjuang fi sabilillah dimana
semua rekam jejak perjuangan mereka semua sampai saat ini masih segar tercatat
dalam sejarah Aceh dan ditulis oleh orang-orang Aceh sendiri (!!!), lalu datang
sebagian provokator membalik sejarah, memanipulasinya serta menghiasi watak
jahatnya dengan berbagai asesoris kedustaan demi ambisinya untuk mengusir,
memfitnah dan memprovokasi untuk menumpas Wahabi dari Serambi Mekah?! Allahul
musta’an
Kesimpulan
Nyata bahwa Wahabi –dengan segala kekurangan dan kelebihannya– betapapun
pahitnya kenyataan ini bagi sementara provokator ternyata tidak bisa
dipisahkan, tidak bisa dimanipulasi dan tidak pula dihapus dari catatan sejarah
Perang Sabil di bumi Seuramoe Mekah. Bahkan “Wahabi” Aceh memegang peranan yang
sangat besar dalam memimpin dan mengobarkan semangat jihad, perang Sabil.
Keberadaan tokoh-tokoh “Wahabi” tersebut bukanlah mitos gagasan Yahudi untuk
merusak aqidah umat Islam, mereka adalah tokoh-tokoh nyata yang pernah hidup di
bumi Aceh, memperjuangkan Islam dan rakyat Aceh, keberadaan kubur mereka bisa
ditemukan, nama-nama Meunasah, dayah dan masjid sebagai jejak keberadaan
merekapun bisa dilacak dan ditemukan.
Jasa-jasa mereka bisa dirasakan namun demikian -bagi sementara orang- mereka
hanyalah legenda yang tak ada wujud kenyataannya. Wallahul musta’an.
Dan bagi sebagian lainnya dari kalangan pendengki pembenci, mereka tak lebih
dari pepatah habis manis sepah dibuang. Tiada takut sama sekali kepada Allah
Ta’ala, menisbahkan kekejian dan kedustaan kepada hamba-hamba Allah yang telah
berjuang dalam melawan penjajah kafir Belanda, mengobarkan jihad fi sabilillah
di serambi Mekah. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Catatan
kaki
(1) http://patahkekeringan.blogspot.co.id/…/wahabi-di-mata-oran…
(2) ibid
(3) http://aceh.tribunnews.com/…/daud-beureuh-bapak-kesadaran-a… ;
http://aceh.tribunnews.com/…/daud-beureuh-bapak-kesadaran-a…
http://aceh.tribunnews.com/…/daud-beureuh-bapak-kesadaran-a…
Bersambung—- in syaa Allah
http://tukpencarialhaq.com/…/provokasi-menumpas-wahabi-dar…/
https://www.facebook.com/kajianislamsalafiyyah/posts/provokasi-menumpas-wahabi-di-bumi-aceh-gerakan-mengubur-memanipulasi-sejarah-ser/343258402926114/