Friday, April 10, 2015

Oposisi Suriah: Hizbullah Datang untuk Membunuh, Pulang Masuk Peti Mati!

Hizbullah Lebanon adalah salah satu pemasok milisi Syiah yang bertempur di barisan rezim Suriah. Organisasi Syiah di Lebanon Selatan ini mulai memublikasikan kehadiran mereka di Suriah pada April 2013 di Qushair. Keinginan Syiah untuk merebut Qushair membuat keberadaan milisi Syiah di Suriah lebih terbuka, tanpa ditutup-tutupi lagi dari publik. Hal ini sekaligus memperlihatkan ada banyak kekuatan politik dan militer Syiah bertempur membela rezim Suriah.
Hizbullah memasok tenaga militer terbesar ke Suriah dibandingkan dengan jumlah keseluruhan kehadiran milisi Syiah dari negara lain. Hal ini dapat dilihat dengan besarnya jumlah besar korban yang dipublikasikan setiap pemakamannya di Lebanon Selatan, sebagai basis milisi tersebut.
Meskipun pejabat Hizbullah baru mengumumkan partisipasinya di  pertempuran Qushair pada bulan April 2013, menurut sumber HAM Suriah (SNHR), dukungan militer dan logistik kepada rezim sejatinya sudah dilakukan sebelum itu selama konflik Suriah.
Setelah pertempuran Qushair, milisi Hizbullah mengambil bagian dalam pertempuran di pedesaan Damaskus, mendukung pasukan rezim Suriah dan milisi Syiah Irak. Keterlibatan Hizbullah mencapai klimaksnya ketika mengumumkan kampanye militer besar-besaran untuk menyerang Qalamun dan Yabrud pada Februari 2014.
Selain Qushair, pertempuran Yabrud pada bulan Februari dan Maret 2014 adalah titik penting dalam keterlibatan Hizbullah di Suriah. Mereka mengambil kontrol dan manajemen pertempuran. Rezim Suriah hanya berpartisipasi melalui artileri dan dukungan udara karena semua pasukan infanteri berasal dari kombatan non-Suriah. Sebagian besar dari Lebanon, di samping Irak dan milisi Syiah Afghan. Mereka berada di garis pertahanan pertama dalam sebagian besar pertempuran yang dianggap sebagai “darah murah”.
Hizbullah di Suriah kehilangan tidak kurang dari 300 korban, sesuai dengan estimasi dari oposisi Suriah. Jumlah milisinya di Suriah diperkirakan sekitar 7-10 ribu kombatan. Akhir-akhir ini, kekuatan Hizbullah tergantung pada perekrutan relawan muda untuk menutupi kerugian. Pemimpin dan para ahli mereka hadir di sebagian besar medan untuk mengelola pertempuran atau menerapkan perencanaan dan disiplin yang tinggi.
Keretakan Hubungan dengan Teheran
Sebagai respon atas kerugian tersebut, awal tahun ini, petinggi Hizbullah Hassan Nasrallah mengirim pesan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, meminta dia untuk penambahan bantuan militer dan keuangan, seperti dilansir Radio Suara Beirut International, melalui komunikasi dengan pemimpin senior di Hizbullah.
Permintaan tersebut disampaikan terutama setelah peristiwa baru-baru ini yang diderita oleh Hizbullah. Organisasi militan Syiah di Lebanon ini sedang mengalami krisis akibat tewasnya para pemimpin dan peningkatan kematian anggotanya di Suriah di tangan kelompok-kelompok Islam.
Nasrallah mengatakan Khamenei tidak ada kemauan untuk bertanggung jawab atas sesuatu yang tidak menguntungkan Hizbullah. Terutama dalam rangka menjaga dukungan masyarakat serta tekanan keamanan dan politik. Atas semua alasan ini, Nasallah mengancam akan mengundurkan diri dari kepemimpinan Hizbullah, bila kepemimpinan Iran tidak menanggapi tuntutannya. (baca juga: Nasrallah Ancam Iran).
Banyaknya korban itu telah menyebabkan kekacauan internal dan protes dari kalangan keluarga anggota. Mereka menuduh Hizbullah telah membunuh anak-anak mereka. Partai telah menjadi rumah sakit yang penuh dengan mayat anak-anak mereka yang tewas dan terluka, setelah mereka mengambil bagian dalam pertempuran pasca seruan umum Hizbullah untuk bertempur di Suriah sejak beberapa tahun lalu.
Kekacauan internal dan protes dari kalangan keluarga anggota itu sejatinya telah berlangsung sejak lama. Kebijakan Hasan Nasrullah, untuk mengirim para pemuda Lebanon ke Suriah dikritik oleh komunitas mereka sendiri. Pada Musim Panas 2013 lalu, sebuah video yang diunggah di media Online memperlihatkan sejumlah wanita yang sedang memprotes Hasan Nasrullah dan menuntut agar para pemuda dikembalikan ke Lebanon.
Seorang wanita Syiah yang mewakili rekan-rekannya mempertanyakan mengapa Hasan Nasrullah mengirimkan para pemuda Lebanon ke Suriah. Menurutnya, Hasan telah melakukan kesalahan dan tidak lagi menjadi penolong Allah (dalam pandangan mereka; red). “Kini engkau (Hasan Nasrullah; red) tidak lagi menjadi penolong Allah, tetapi menjadi penolong Basyar,” ungkapnya. (baca juga: Hasan Nasrallah dihujat)
Fulus Iran Terkuras
November 2014, Iran telah memutuskan untuk mengurangi gelontoran bantuan untuk Hizbullah hingga 25%. Ini adalah salah satu faktor yang memaksa organisasi teroris Syiah ini untuk menarik pasukannya dari beberapa daerah pertempuran. Hal itu dilakukan hanya karena satu alasan, yaitu kurangnya pendanaan. Baca juga: Hubungan Hizbullah dan Asad).
Dalam konteks yang sama, akhir Februari lalu, anggota Dewan Kebijaksanaan Pemerintah, Ali Akbar Nateq Nouri, dan juga pemimpin tinggi Iran, Ali Khamenei, mengatakan bahwa kas negara kosong, sementara anggaran sedang menghadapi krisis besar karena penurunan harga minyak dan akibat kebijakan pemerintah sebelumnya.
Iran telah mengalokasikan sejumlah besar uang untuk kegiatan politiknya untuk organisasi-organisasi pendukung di Lebanon, Irak dan Yaman, serta memberikan bantuan kepada rezim Suriah Presiden Basyar Asad.[1]
Data Korban Hizbullah di Suriah
Masalah ini masih menjadi bahan perdebatan sejak awal intervensi Hizbullah di Suriah di sisi rezim Suriah. Hizbullah sendiri enggan mengeluarkan informasi lengkap mengenai hal ini. Satu-satunya pernyataan resmi dari Hizbullah datang pada awal Desember 2013, ketika Hassan Nasrallah, mengungkapkan bahwa milisinya yang tewas di Suriah kurang dari 250 orang. Sekitar waktu yang sama, oposisi Suriah dan kelompok anti Hizbullah Lebanon menyatakan bahwa jumlah korban tewas lebih tinggi dari 500, dan bahkan melebihi 1000 orang.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) menyebutkan kisaran yang hampir sama dengan pernyataan Hizbullah, yakni 232 korban tewas pada tanggal 1 Desember 2013. Data SOHR terbaru pada 13 Maret 2014 adalah sejumlah 332 orang.
                                            Pemakaman 15 milisi Hizbullah yang tewas dalam pertempuran di Qalamun Agustus 2014.
                                            Oposisi Suriah: Hizbullah Datang untuk Membunuh, Pulang Masuk Peti Mati!
Pemakaman 15 milisi Hizbullah yang tewas dalam pertempuran di Qalamun Agustus 2014.
                                                                                          
Hisyam Asykar, mahasiswa doktoral di HafenCity University – Hamburg, membuat penelitian tentang rincian kematian milisi Syiah Hizbullah di Suriah melalui upacara pemakaman yang bersumber dari kantor berita resmi di situs Hizbullah, termasuk website pro-Hizbullah, dan referensi lainnya. Upacara pemakaman biasanya dipublikasikan, sehingga menjadi konfirmasi kehadiran Hizbullah di sisi Basyar Asad.
Biasanya pemakaman berlangsung di hari-hari berikutnya setelah kematian. Tapi pada beberapa kesempatan, mereka ditahan sebulan kemudian menunggu evakuasi jenazah. Sebagian besar milisi dikuburkan di tempat asal atau residensi mereka. Namun, beberapa pejuang yang dimakamkan di pemakaman komunal Hizbullah di Ghobeiry, sementara yang lain dikuburkan, sesuai dengan kehendak mereka, di wilayah Sayidah Zainab.
                                             Infografis menunjukkan pemakaman 313 milisi Hizbullah dilaporkan tewas dalam pertempuran di Suriah. (Gambar: Hisyam Asykar)
Infografis menunjukkan pemakaman 313 milisi Hizbullah dilaporkan tewas dalam pertempuran di Suriah. (Gambar: Hisyam Asykar)
Meskipun bukan daftar lengkap, angka sebenarnya menurut Hisyam Asykar bisa lebih tinggi. Jumlah korban itu tidak termasuk korban terluka. Yang terakhir ini biasanya jauh lebih tinggi, tergantung pada berbagai faktor. Rasio bisa sangat tinggi. Dengan asumsi rendah 3: 1, berarti 1000 milisi Hizbullah terluka. Ratusan anggota mereka tentunya dinonaktifkan dan dihapus dari jajaran militer yang aktif.[2]
Kemajuan Oposisi Terbaru di Aleppo
Aleppo, dalam pekan-pekan terakhir ini telah menjadi medan tempur hebat. Pesawat terus berkeliaran di langit di atas kota dan pedesaan yang meskipun kondisi cuaca yang keras dan bersalju. Bentrokan terus berlangsung. Rezim dan sekutunya telah mengalami kerugian besar dalam serangan terhadap kubu oposisi terbesar di pedesaan utara Aleppo.
Pasukan rezim, dengan dukungan Hizbullah dan Iran, ingin menyelesaikan pertempuran di Aleppo, terutama di pedesaan utara itu, yang merupakan kubu oposisi terbesar. Meskipun kemajuan telah dibuat oleh pasukan rezim di awal serangan, mereka telah gagal untuk mencapai tujuan politik dan militer rezim. Rezim dan sekutunya telah mengalami kerugian besar dalam serangan.
                                               Pejuang oposisi berkumpul di dekat garis depan di desa Ratyan, sebelah utara Aleppo, 17 Februari 2015 (foto: Reuters)
Pejuang oposisi berkumpul di dekat garis depan di desa Ratyan, sebelah utara Aleppo, 17 Februari 2015 (foto: Reuters)
Peristiwa dimulai pada 17 Februari 2015, saat pagi-pagi pasukan rezim melakukan serangan mendadak terhadap kekuatan oposisi. Saluran berita Hizbullah Al-Manar, menyebutkan bahwa peran Hizbullah sangat signifikan dalam pertempuran ini. Serangan itu dilakukan dari beberapa posisi sekaligus, dengan tujuan membingungkan pasukan oposisi dan mengalihkan perhatian mereka dari tujuan utama serangan itu. Pasukan rezim dan Hizbullah dikabarkan berhasil menembus dan menyusup ke dalam pertahanan lawan dan menguasai beberapa wilayah.
Namun, para pejuang oposisi yang ditempatkan di Aleppo mengatakan kepada Al-Monitor bahwa serangan Hizbullah gagal total dan lebih mirip usaha bunuh diri. Selama serangan, lebih dari 75 anggota pasukan rezim tewas, termasuk Iran dan Lebanon, menurut Komisi Forensik Medis Aleppo, yang mengevakuasi korban.[3]
                                                   Kotak
Penutup
Banyaknya korban di kubu Hizbullah. Namun tidak pernah dirilis secara detil dari Organisasi, seperti dilakukan oleh oposisi.  Data dan nama yang hanya diketahui melalui upacara pemakaman besar-besaran. Inilah barang kali yang mengundang Jaringan Revolusi Suriah mengeluarkan kicauan di aman resminya, “Hezbollah sectarian terrorist gangs. They come to Syria to kill; they leave in boxes!
“Hizbullah geng teroris sektarian. Mereka datang ke Syria untuk membunuh, pulang masuk kotak mati!” [Agus Abdullah]
———————–
[1] http://www.almokhtsar.com/node/431697
[3] http://www.al-monitor.com/pulse/originals/2015/02/aleppo-syria-decisive-battle-regime-hezbollah-rebels.html