Syi'ah Tidak Hanya Sesat,Tapi Bukan Bagian Dari Islam !
Ada Bantahan Aneh Dari
Syi'ah Di Indonesia Yang Mengatakan Bahwa Tak Semua Syi'ah Adalah Rafidhoh
Maka ini jelas adalah orang yang sok
ikut Syi'ah namun tak paham sejarahnya sendiri. Karena:
... Rafidhoh bukan Syi'ah atau tak
semua Syi'ah Rafidhoh ...?
Itu dulu. Karena memang Syi'ah punya
banyak Firqoh (pecahan).
Sekarang, semuanya cenderung Rafidhoh.
Bahkan memang sebenarnya Rafidhoh.
Dan julukan Rafidhoh itu adalah justru
HINAAN dari Ahlul Bait yang mereka panggil Imam. Terutama di masa Imam mereka I
s/d VII.
Mengapa?
Karena para Syi'ah itu rafidh, dengan
perkataan "Rofadhtumuuni" dari Zaid bin Ali, alias MENGINGKARI Imam
mereka sendiri yang TIDAK MAU mengkafirkan para Sahabat Nabi dan Istri2 Nabi.
Dalam literatur Rafidhoh telah
dijelaskan bahwa cinta kepada Abubakar dan Umar adalah batasan yang membedakan
mereka dengan kelompok lain yang mereka sebut sebagai Nawasib.
Darrazi meriwayatkan dari Muhammad bin
Ali bin Musa:
"Aku menulis surat kepada Ali bin
Muhammad Alaihissalam (Abul Hasan Ali Al Hadi bin Muhamad Al Jawad yang adalah
salah seorang Imam Syi’ah) tentang masalah mengenai Nasibi, apakah perlu untuk
mengujinya atau mengetahuinya dengan lebih jauh dari sekedar mendahulukan Jibt
dan Toghut (yang dimaksud adalah Abubakar dan Umar, disebutkan dalam tafsir Al
Ayyasyi 1 atau 246 dalam keterangan Al Quran surat Annisa’ ayat 51) daripada
Ali dan meyakini bahwa mereka berdua adalah Imam? Maka beliau menjawab bahwa
siapa saja yang begitu berarti nasibi."
(“Al Mahasin Anifsaniyyah” karangan
Muhamad Al Asfur Addarrozi hal. 145).
Sementara itu kebanyakan ilmuwan
berpendapat bahwa sebab mereka disebut Rofidhoh adalah karena mereka menolak
Zaid bin Ali yang tak mau ikut membenci para Sahabat, dan keluar dari
tentaranya setelah sebelumnya mereka adalah tentara Zaid bin Ali saat beliau
memberontak kepada Kholifah Hisyam bin Abdul Malik tahun 121 Hijriyyah setelah
mereka mengumumkan permusuhan terhadap Abubakar dan Umar, lalu dilarang oleh
Zaid.
Abul Hasan Al Asy’ari berkata:
”Zaid bin Ali berpendapat bahwa Ali
adalah sahabat yang paling utama dan berpendapat boleh memberontak kepada
pemerintahan yang zolim serta mencintai Abubakar dan Umar. Setelah muncul orang
yang memaki Abu Bakar dan Umar di kalangan tentaranya maka dia memarahi mereka.
Lalu sebagian tentaranya menolak
perkataan Zaid dan memisahkan diri dari kelompoknya lalu Zaid berkata:
"Kalian telah MENOLAKKU
(rofadhtumuunii)", maka dikatakan bahwa mereka disebut sebagai Rofidhoh
karena perkataan zaid di atas”
(“Maqolatul Islamiyiin” 1 atau 137).
Qowamussunah (Alhujjah fi bayanil
mahajjah 2/478), Arrozi (I’tiqod Firoqul Muslimin wal Musyrikin halaman 52),
Syihristani (Al Milal wannihal 1/155), Ibnu Taymiyyah (Minhajussunnah 1/8
Majmu’ Fatawa 13/36) juga berpendapat demikian.
Sementara itu Abul Hasan Al Asy’ari
memiliki pendapat lain, yaitu mereka disebut Rofidhoh karena mereka menolak
kepemimpinan Abubakar dan Umar – rodhiollohu ‘anhu - [Maqolatul Islamiyin
1/89].
Kaum Rofidhoh sangat TIDAK SENANG
dengan sebutan ini dan berpendapat bahwa julukan ini (rofidhoh) adalah sebutan
yang berasal dari musuh mereka.
Muhsin Al Amin berkata:
“Rofidhoh adalah ejekan kepada mereka
yang mengutamakan Ali bin Abi Tolib dalam khilafah dan kebanyakan digunakan
untuk ejekan” (A’yanu Syi’ah 1/20).
Dan Syi’ah Itsna asy Asy’ariyah (12
Imam) yang sekarang berkuasa di Iran, tentulah saja biasanya termasuk Rofidhoh
ini.
Karena menolak Abu Bakar dan Umar, dan
bahkan keluar dari petunjuk Zaid bin Ali - imam mereka sendiri - untuk tidak
membenci para Sahabat.
Maka mereka mengaku mencintai 12 Imam,
sementara Imam I s/d VII justru membenci mereka.
Jadi, yang membenci para Sahabat
(termasuk Umar yang menantunya Ali dan Utsman yang menantu dua kali Rosululloh
shollollohu 'alaihi wasallam dan Abu Bakar yang mertua Rosululloh shollollohu
'alaihi wasallam) dan mengakui 12 Imam, biasanya memang Rafidhoh.
BANTAHAN DARI HADITS DAN DARI ALI
TERHADAP SYI'AH:
Ibnu ‘Abbas - rodhiyollohu 'anhu –
(sepupu nabi) berkata bahwa Rosululloh - sholollohu 'alaihi wasallam – berkata:
“Wahai Ali, akan muncul sebuah kelompok
dari umatku, yang berlebihan mencintai Ahlul Bait, namanya adalah penghinaan,
mereka dipanggil Rafidhah (artinya adalah yang menolak alias Syi’ah). Perangilah
mereka karena adalah musyrik!”
(Majma’ az Zawa’id, 10/22, hadits
hasan, diriwayatkan Ibn Hajar Al-Haithami).
Ali bin Abu Thalib (rodhiyollohu 'anhu)
berkata:
"Rosululloh - sholollohu 'alaihi
wasallam - memanggilku dan mengatakan kepadaku:
'Engkau sama dengan Isa, orang-orang
Yahudi membencinya sampai mereka memfitnah ibunya, dan Nasrani mencintainya
sampai mereka menempatkannya dalam kedudukan yang tidak semestinya."
"Berkenaan denganku, ada dua
golongan yang akan hancur, yaitu mereka yang mencintaiku berlebihan dan cinta
membawanya jauh dari kebenaran, dan mereka yang membenciku berlebihan dan
kebencian membawanya jauh dari kebenaran. Sesungguhnya, aku bukan seorang nabi,
dan tiada apapun yang diwahyukan kepadaku.
Tapi aku berjalan dengan Kitab Allah
dan Sunnah Nabi-Nya - sholollohu 'alaihi wasallam - semampu yang aku bisa. Jadi
apapun yang kuminta kepadamu dalam hal mentaati Allah, itu adalah kewajibanmu
untuk mematuhiku, tak peduli kau suka atau tidak."
[Musnad Ahmad & Nahjul Balagha,
khutbah 127]
MAKA:
Jika ada orang mengaku Zaidiyyah namun
dia menolak Abu Bakar dan Umar, rodhiyollohu 'anhum, maka dia adalah Rofidhoh.
Sesuai keterangan dari 'ulama Syi'ah sendiri di atas.