Mewaspadai Propaganda Anti Arab Oleh Media Pro
Syiah
Beberapa surat kabar Inggris
mendapat banyak kritikan karena menerbitkan cerita yang salah tentang penyebab
insiden saling injak di Mina pada hari Kamis.
Dikutip Middle East Update, Colin Freeman, koresponden The Telegraph, dikritik
di media sosial karena menerbitkan berita yang menyebutkan “himpitan mematikan
itu disebabkan karena polisi menutup dua pintu masuk jalan karena ada acara
kunjungan oleh tamu VIP di dekat istana Raja Salman.”
Pada kenyataannya, lokasi
kejadian insiden adalah di jalan yang jauh dari istana. Wartawan yang sadar
topografi area Mina akan tertawa atas cerita palsu atau karena ketidaktahuan
penulis.
“Daripada menerima tuduhan palsu, ia seharusnya membuat konfirmasi dengan
orang-orang di lapangan mengenai lokasi Jalan No 204 (di mana tragedi itu
terjadi) dan lokasi istana Raja Salman,” kata Jamil Radwan, seorang wartawan
Mesir yang meliputi prosesi Haji.. “Lokasi tersebut adalah dua tempat yang
terpisah. Juga, sama sekali tidak ada aktifitas VIP di daerah itu, “ia
menegaskan.
Dalam sebuah pernyataan
kepada media dilansir Arab News, Duta Besar Saudi untuk Inggris, Pangeran
Mohammed bin Nawaf, mengatakan klaim bahwa penyerbuan itu terjadi karena adanya
aktifitas kunjungan VIP benar-benar palsu. “Ini adalah kebohongan berbahaya
yang tidak memiliki dasar apapun dalam kebenaran. Kendaraan dari pejabat Saudi
tidak melakukan perjalanan melalui daerah tersebut, “katanya dan menjelaskan
sumber rumor tersebut.
“Menurut laporan yang kita
terima, rumor berasal dari saluran yang dikendalikan negara Iran, Press TV dan
Lebanon Adiyar, yang baru-baru ini membuat berita bohong dengan mengklaim bahwa
200 masjid sedang dibangun di Jerman oleh Arab Saudi untuk pengungsi Suriah.”
Dia mengatakan sangat disayangkan bahwa surat kabar utama Inggris telah
menerima kebenaran cerita tersebut tanpa memeriksa kevalidan sumber.
Analis keamanan Saudi Nawaf Obaid mengatakan: “Ini adalah kasus klasik
jurnalisme amatir oleh medai tertentu di Inggris. (Mereka) telah menciptakan
suatu realitas fiksi paralel. ”
Pangeran Mohammed mengatakan
bahwa Raja Salman telah memerintahkan penyelidikan penuh atas penyebab bencana
dan segera setelah hasilnya diketahui, akan segera diumumkan.
Kepala Liga Dunia Muslim juga
mengecam kritik Iran kepada Arab Saudi.
“Pernyataan yang tidak bertanggung jawab dari beberapa pejabat Iran ditujukan
untuk merugikan Arab Saudi dan para pemimpinnya,” kata MWL Sekretaris Jenderal
Abdullah Al-Turki. “Mereka ingin menyakiti umat Islam yang percaya kepada Arab
Saudi dan kepemimpinannya melayani dua masjid suci.”
“Jenis berita apa itu?” Tanya
penulis Arab dan cendekiawan Khaled Al-Awadh di akun Twitter-nya dalam
menanggapi Freeman dari The Telegraph.
Wartawan Inggris Ismaeel Nakhuda mengatakan mayoritas media Barat tidak tahu
tentang geografi situs Haji sehingga mereka sering membuat kesalahan.
Sebagai tanggapan, beberapa pihak menyarankan bahwa harus ada kesempatan yang
digunakan untuk mendidik wartawan tentang Mina dan ritual haji. “Salah satu
stasiun radio yang disarankan sebagai pusat infomasi ada di pusat perbelanjaan
di Mina,” kata seorang wakil dari Dewan Haji Inggris.
Seorang warga Saudi, dengan
akun tweeter @ nawaf442, mengatakan: “Hanya untuk informasi : Insiden saling
injak di sebuah stadion di Sheffield, Inggris, selama pertandingan Liverpool vs
Nottingham, dihadiri oleh 40.000 penonton mengakibatkan 100 kematian. ” Tweet
itu share sebanyak 15.000 kali.
Seorang jamaah haji dari
Pakistan, Mohammed Omar Ali Khan, mengatakan sangat disayangkan bahwa beberapa
orang dan negara mengambil keuntungan politik atas musibah yang dialami para
jamaah.
“Hal ini sangat memalukan. Semoga Allah memberikan negara-negara tersebut
petunjuk untuk menghormati korban insiden Mina. KIta bisa memaafkan jika alasan
dari media tersebut karena mereka tidak tahu tentang ritual dan topografi. ”
Red : Maulana Mustofa
Soal Tragedi Mina, Dubes Saudi Kecewa
Pemberitaan Media Asing
Rabu, 30 September 2015 - 10:15 WIB
Dubes Arab Saudi untuk
Indonesia mengaku tak puas dengan pemberitaan media asing dan media Indonesia
terkait insiden Mina.
Masyarakat diimbau menjadikan
rujukan media massa yang memberitakan Arab Saudi secara objektif.
Masyarakat Indonesia diimbau
cerdas dalam memilah media rujukan dalam pemberitaan musibah haji di Arab
Saudi. Terutama pemberitaan yang bersumber dari media asing di luar Arab Saudi.
Demikian imbauan Duta Besar
(Dubes) Arab Saudi untuk Indonesia, Mustafa bin Ibrahim Al Mubarak, dalam jumpa
pers perayaan Hari Nasional Kerajaan Arab Saudi di Kuningan, Jakarta, Selasa
(29/09/2015) malam.
Menurutnya, perlu
dipertimbangkan dahulu jika ingin merujuk pada media asing tersebut. “Apa yang
disampaikan CNN, BBC, dan sebagainya, belum tentu itu betul,” ujarnya
menyebut sejumlah media Barat.
Walaupun, lanjutnya,
terkadang media-media tersebut memberikan berita yang objektif.
“Tapi mengenai kejadian yang
ada di Arab Saudi, perlu kita pertimbangkan kembali (jika ingin merujuk pada
media tersebut. Red),” imbaunya didampingi penerjemah.
Namun demikian, Mustafa
mengatakan, memilih rujukan informasi yang tepat bukan sebatas media apa yang
menyampaikan. Tapi apakah beritanya sudah objektif atau tidak.
Tentu, katanya, objektifitas
yang dimaksud adalah sesuai dengan sumber aslinya.
Saat ditanya awak hidayatullah.com, apakah
Mustafa puas terhadap pemberitaan media asing terkait tragedi Mina, ia menjawab
tidak puas.
“Tidak, termasuk media-media
Indonesia,” ujarnya disambut tawa sejumlah awak media mainstream.
Mustafa memberi contoh media
asing yang beritanya tidak benar. Yaitu sejumlah media yang menuding bahwa
insiden Mina baru-baru ini disebabkan kehadiran Putra Raja Salman.
Padahal, katanya menegaskan,
“(Berita) itu adalah klaim sepihak BBCdan itu tidak benar.” [Baca: Putra Raja
Salman Dipastikan Bukan Penyebab Insiden Mina]*
Menanggapi Hoax Media Syiah, Dubes: Tidak Benar
Arab Saudi Pancung 28 Petugas Haji
Duta Besar Arab Saudi untuk
Indonesia, Mustafa Ibrahim Al Mubarak membantah berita adanya hukuman mati yang
dijatuhkan pemerintah Saudi terhadap 28 petugas haji.
Penegasan itu disampaikan
Dubes Mustafa menyusul pemberitaan media Lebanon Ad-Diyar yang menghembuskan
kabar hukuman pancung pengadilan Saudi terhadap para petugas haji. Berita
tersebut lalu menyebar dan dikutip sejumlah media nasional termasuk MetroTV.
“Kabar tersebut tidak benar,”
kata Mustafa dalam konferensi pers di Ciputra World, Kuningan, Jakarta Selatan,
Selasa (29/9/2015).
Dubes Mustafa mengimbau agar
media tidak mengada-ngada dalam memberitakan insiden Mina. Tetap objektif dan
berangkat dari fakta dalam menulis kejadian Mina.
“Media harus objektif, tentu kalau berita tidak sesuai dengan sumbernya akan
diragukan,” tukasnya.
Hingga saat ini, lanjut Mustafa, Arab Saudi terus menjalankan investigasi
mengenai kasus Mina. Masyarakat diminta bersabar menunggu hasil investigasi.
“Mohon tunggu, kalau hasil
investigasi keluar, kita akan jelaskan secara lengkap dan transparan,” tegasnya
seperti dilansir Islampos
Seperti ramai diberitakan,
pasca musibah Mina banyak sekali berita-berita dan video hoax yang disebar
media-media Lebanon yang terafilisasi dengan Syiah untuk menyudukan Arab Saudi.
Dari media-media Lebanon dan Syiah ini kemudian dikutip dan diberitakan media-media
nasional termasuk televisi ternama MetroTV dan TV One. Belakangan TV One sudah
membuat klarifikasi atas kesalahannya.
Sampai sekarang belum ada
klarifikasi dari MetroTV.