Friday, November 6, 2015

Menteri Agama: Cacian Syiah Terhadap Istri Rasulullah Adalah Problem Luar Biasa [ Ayo Pak Menteri Larang Syiah ! ]

Jumat 8 Jamadilawal 1436 / 27 Februari 2015 09:10
MENTERI Agama Lukman Hakim Saefuddin menegaskan Indonesia adalah negeri Ahlussunah wal Jamaah. Sudah seharusnya kelompok Syiah menyadari kondisi ini untuk tidak melakukan penistaan terhadap ajaran Islam.
“Saya pikir dunia sangat mengenal bahwa Indonesia mayoritas umat Islam dan Islam Indonesia adalah Ahlusunnah wal jamaah,” ujar Lukman usai melakukan audiensi dengan Forum Umat Islam (FUI) dan ulama di Kantor Kemenag, Jl. Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Rabu (25/2/2015).
Syiah yang berbeda dengan Ahlussunah, kata Lukman, harus dapat menghormati paham Ahlussunah yang berlaku di Indonesia.
“Cercaan kepada sahabat, istri Rasul, dan semuanya itu akan menimbulkan problem yang luar biasa bagi umat Islam Indonesia yang sunni ini,” ungkapnya.
Lukman mengaku siap mengikuti keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) jika keluar fatwa sesat Syiah.
“Tentu (siap). Bagaimanapun MUI merupakan kumpulan dari ormas-ormas Islam,” imbuh dia. [de/Islampos]
Sumber : https://www.islampos.com/menteri-agama-cacian-syiah-terhadap-istri-rasulullah-adalah-problem-luar-biasa-166515/
http://www.gensyiah.com/menteri-agama-cacian-syiah-terhadap-istri-rasulullah-adalah-problem-luar-biasa.html



Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin akhirnya mengeluarkan pernyataan tegas bahwa Nikah Mut’ah (kawin kontrak) Syiah merupakan aktivitas yang bertentangan dengan ajaran Agama Islam dan melanggar aturan perundang-undangan pernikahan di negara Republik indonesia.
“Saya pikir hal seperti itu tidak benar ya. Bagaimana pun juga pemerintah berharap bahwa pernikahan adalah sebuah peristiwa sakral” ujar Lukman sebagaimana dilansir jpnn, Selasa(3/2/2015).
Menurut Lukman, pernikahan adalah akad perjanjian antara laki-laki dan perempuan yang membawa konsekuensi kewajiban hak dan tanggung jawab masing-masing pihak. Jika pernikahan itu tidak diakui dan tidak dicatat oleh negara, kata dia, negara tidak akan ikut bertanggung jawab atas dampak yang terjadi.
Lebih lanjut mantan Politisi PPP ini juga menjelaskan bahwa Nikah Mut’ah sangat bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia.
Nikah Mut’ah kembali menjadi bahan perbincangan netizen karena banyaknya ajakan nikah mut’ah melalui jejaring internet. Cukup membayar akad nikah Rp 2 juta untuk pernikahan selama 3 jam dan Rp 10 juta untuk semalam. Dijanjikan juga, pernikahan ini akan dirahasiakan alias tanpa diketahui istri pertama.[islamedia/mh]
Sumber : islamedia.id – Jumat, 6 November 2015
(nahimunkar.com)


Pasca mencuatnya kasus penyerbuan Syiah ke kampung Majelis Az-Zikra, pimpinan Ustadz Arifin Ilham, di Sentul, Kabupaten Bogor, Rabu  (11/02/2015), seorang Citizen Reporter semakin tertarik dengan informasi eksistensi kelompok Syiah di Indonesia. Momentum datang ketika saya bisa bertemu dengan seorang Ulama dalam sebuah pengajian belum lama ini (tidak akan saya sebutkan namanya, demi keamanan beliau).


Menurut Ulama yang cukup punya nama dikalangan aktivis Islam ini, Indonesia mayoritas Islam Sunni, tapi posisinya di ujung tanduk.

Menurut beliau, dari data Badan Intelijen Negara (BIN) yang diterimanya, Indonesia akan menjadi Suriah kedua pada tahun 2018-2020. Kelompok Syiah di Indnesia saat ini sedang menyusun kekuatan untuk melakukan sebuah "Revolusi" di Indonesia pada 2018.

"Saat ini di Indonesia, kaum Syiah sudah memiliki 10 ribu pemuda yang terlatih secara militer. Mereka dilatih oleh para Imigran gelap dari Timur Tengah yang tersebar di berbagai kota Indonesia. Jumlah Imigran gelap Syiah sejumlah 6500 orang (yang tercatat), mereka berbadan tegap dengan style militer. Ada info mereka sengaja didatangkan ke Indonesia atas bantuan Intelijen AS dan dedengkot Syiah Indonesia". Ungkap beliau.

Katanya, untuk mempersiapkan revolusi mereka, tahun ini ada ulama Syiah asal Indonesia akan pulang dari Iran (se-level Ayatullah), dibarengi 4000 pelajar Indonesia bergelar Master yang mendapat beasiswa dari Iran.

"Ini data intelijen yang valid". Tegasnya.

Beliau menambahkan, para Ulama, merasa kecewa dengan Menteri Agama Indonesia sekarang, karena tidak memberi kata sambutan dalam buku tentang kesesatan ajaran Syiah yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), namun beliau (Menteri Agama-Red) malah memberikan kata sambutan dalam buku tandingan yang dikeluarkan oleh Kelompok penganut Syiah Indonesia.

"Akhirnya, Menteri Agama mengakui kekeliruannya, dan meminta maaf secara terbuka kepada Ummat Islam karena khilap telah memberikan kata sambutan dalam buku yang diterbitkan kelompok Syiah Indonesia" Ungkap Ulama yang lama bermukim di Mesir dan jebolan Universitas Al-Azhar ini.

Beliau menghimbau kaum Muslimin, agar  menjaga keluarga dari bahaya ajaran sesat Syiah.

"Kita jaga anak-anak kita, khususnya para Muslimah Sunni, agar tidak terpengaruh ajaran Syiah. Jangan remehkan kekuatan Syiah, mereka sudah merebut Suriah, Irak, Lebanon dan Yaman. Mereka saat ini sedang mencoba kudeta di Bahrain, Kuwait dan AlJazair" Pungkasnya.

Benarkah Kelompok Syiah akan melakukan makar di Indonesia? Diluar benar tidaknya, kita harus tetap waspada. Belajar dari pengalaman di Suriah, Irak dan Yaman, negara-negara tersebut mayoritas beragama Islam Sunni, namun sekarang pemerintahannya dikuasai oleh Kelompok Syiah. Mungkin saja terjadi di Indonesia...Ingat rakyat Iran dulu mayoritas beragama Islam Sunni selama berabad-abad. (kompasiana.com/nisyi/syiahindonesia.com)
Muhammad Ridwan-Citizen Reporter di www.mediawarga.info