Friday, July 17, 2015

Kenapa KH Hasyim Asy’ari pendiri NU yang anti syi’ah tidak dituduh kesusupan Wahabi?

Dengan pecahnya bentrokan kembali antara aliran sesat Syi’ah dan warga Muslimin Sunni di Sampang Madura yang kedua kali, Ahad 26 Agustus 2012, tepat sepekan setelah Iedul Fithri 1433H/ 2012, ada mulut-mulut yang tampaknya kemungkinan menyebar dusta dengan menuduh Wahabi sebagai penyusup dalam bentrokan itu.
Bahkan ada tokoh ormas termasuk terbesar di Indonesia menyalahkan ulama yang memfatwakan syi’ah itu sesat. Manusia-manusia seperti ini lebih gerah ketika aliran sesat semisal syi’ah yang menodai Islam bahkan pentolannya di sampang, Tajul Muluk jelas divonis penjara dua tahun oleh pengadilan karena penodaannya terhadap Islam, ternyata tetap mereka bela. Namun kalau ada Ummat Islam dibunuhi oleh pihak kafirin atau dibunuhi oleh syi’ah sesat seperti di Suriyah atau dibunuhi musyrikin Budha seperti di Burma Myanmar, seakan mereka tidak melihat dan tidak mendengarnya. Dan kalau berbicara juga cukup menyakiti Muslimin, bahwa kasus pembantaian terhadap Muslimin itu bukan masalah agama.
Kalau mereka itu konsekuen dengan apa yang keluar dari mulutnya, maka pertama kali yang harus dituduh kesusupan Wahabi adalah pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari. Sumonggo dilontarkan tuduhan, agar mulut sampeyan konsisten. Dan kalau sampeyan semua berhujjah bahwa tulisan ini kasar, maka lafal mulut ini sesuai dengan apa yang ada di Al-Qur’an:

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ [التوبة : 23]

32. mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (QS At_taubah: 32).

كَيْفَ وَإِنْ يَظْهَرُوا عَلَيْكُمْ لَا يَرْقُبُوا فِيكُمْ إِلًّا وَلَا ذِمَّةً يُرْضُونَكُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ وَتَأْبَى قُلُوبُهُمْ وَأَكْثَرُهُمْ فَاسِقُونَ (8) اشْتَرَوْا بِآيَاتِ اللَّهِ ثَمَنًا قَلِيلًا فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ [التوبة : 8 ، 9]

8. Bagaimana bisa (ada Perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), Padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).
9. Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu. (QS At-Taubah: 8-9).
Kenapa ditawarkan kepada manusia-manusia yang tidak mampu membedakan yang sesat dan yang haq untuk menuduh KH Hasyim Asy’ari? Bukankah nanti kalau mereka benar-benar menuduhnya, sampeyan akan kena kesalahan dong!
Perkara nanti ya dijawab nanti lah. Sekarang dibeberkan saja, bahwa KH Hasyim Asy’ari pendiri NU adalah anti aliran sesat Syi’ah. Kalau ada pentolan NU dan bahkan membela syi’ah dan jelas-jelas disebut oleh pentolan syiah sebagai tidak pernah ada masalah dengan syi’ah, itu berarti ke-NU-annya palsu. Hanya saja kenapa jadi pemimpin bahkan pucuk pemimpin, itu persoalan orang NU yang bahasa NU-nya Musykilat NU, mungkin.
Siapa saja yang disebut tidak ada masalah dengan syi’ah?
Mau tahu? Inilah mereka:
Tokoh Syi’ah yang juga pimpinan dari Ahlul Bait Indonesia (ABI) Hasan Dalil Alaydrus ini  menyebut nama-nama tokoh Islam dari kalangan Sunni yang tidak mengkafirkan Syiah, dan tidak pernah ada masalah dengan Syiah. , Sebut saja seperti KH. Said Aqil Siraj (Ketua Umum PBNU), KH. Sholahuddin Wahid (tokoh NU), Prof. Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhamadiyah), Habib Rizieq Shihab (Ketua Umum FPI), Jos Rizal (MER-C). (lihat voaislam.com, Kamis, 30 Aug 2012)
Kalau ada media massa yang menyebut bahwa pentolan-pentolan itu cenderung membela syi’ah, maka berarti cocok dengan apa yang telah diakui oleh pentolahn syi’ah sendiri itu. Adapun mereka tidak mengaku dan malah bilang bahwa itu kekanak-kanakan, mungkin saja sudah dapat ilmu taqiyah dari syi’ah pula. Jadi tempo-tempo dapat digunakan pula, barangkali.
Kembali tentang KH Hasyim Asy’ari yang anti aliran sesat syi’ah, inilah uraiannya.
***
K.H. Hasyim Asy’ari Tentang Syiah
(Fatwa dan Himbauan)

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

K.H. Hasyim Asy’ari
Jauh-jauh hari sebelum Khomeini mencuci otak pemuda-pemuda kita di Iran dan melalui mereka mengexport revolusi Syi’ahnya ke Indonesia, KH Hasyim Asy’ari (pendiri N.U.) ketika menbuat Qanun Asasi Li Jam’iyah Nahdlatul Ulama, beliau sudah mewanti-wanti agar kaum …Nahdliyyin berpegang teguh dengan aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah (Syafe’i, Maliki, Hanafi dan Hambali) serta waspada dan tidak mengikuti Madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah. Hal mana karena keduanya adalah Ahli Bid’ah.
Dalam halaman 7 (tujuh) Qanun Asasi tersebut beliau menyampaikan Hadits Rosulillah SAW, yang berbunyi:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (إِذَا ظَهَرَتِ الْفِتَنُ أو الْبِدَعُ , وَسُبَّ أَصْحَابِي , فَعَلَى الْعَالِمِ أَنْ يُظْهِرَ عِلْمَهُ , فَإِنْ لَمْ يَفْعَلْ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ , وَالْمَلاَئِكَةِ , وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ لاَ يَقْبَلُ اللَّهُ مِنْهُ صَرْفًا ، وَلاَ عَدْلاً.)  (أخرجه الخطيب فى الجامع بين أداب الراوى والسّامع )

“Apabila timbul fitnah atau Bid’ah, dimana Sahabat Sahabatku dicaci maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan untuk menyampaikan ilmunya (menyampaikan apa yang ia ketahui mengenai kesesatan Syi’ah). Dan barang siapa tidak melaksanakan perintah tersebut, maka dia akan mendapat laknat dari Alloh dan dari Malaikat serta dari seluruh manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun amalan sunnah tidak akan diterima oleh Alloh”.
Kemudian di halaman 9 (sembilan) Qanun Asasai tersebut beliau juga berfatwa, bahwa Madzhab yang paling benar dan cocok untuk di ikuti di akhir zaman ini adalah empat Madzhab, yakni Syafe’i, Maliki, Hanafi dan Hambali (keempatnya Ahlussunnah Wal Jamaah).
Selanjutnya beliau berkata; “Selain empat Madzhab tersebut juga ada lagi Madzhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah, tapi keduanya adalah Ahli Bid’ah, tidak boleh mengikuti atau berpegangan dengan kata kata mereka”.
Adapun mengenai Assawadul A’dhom (golongan terbanyak) sebagai tanda golongan yang selamat dan akan masuk Surga, maka di halaman 9 (sembilan) Qanun Asasitersebut, KH Hasyim Asy’ari telah mengutib sabda Rosululloh SAW. sbb:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَاتَّبِعُوا السَّوَادَ الْأَعْظَم.

“Ikutlah kalian kepada Assawadul A’dhom (Golongan terbanyak)”
Menanggapi Hadits Assawadul A’dhom tersebut, KH Hasyim Asy’ari berfatwa; “ Karena fakta membuktikan bahwa empat Madzhab, yakni Syafe’i, Maliki, Hanafi dan Hambali (kesemuanya Ahlussunnah Wal Jamaah) tersebut merupakan Madzhab yang paling banyak pengikutnya, maka barang siapa mengikuti Madzhab empat tersebut berarti mengikuti Assawadul A’dhom dan siapa saja keluar dari empat Madzhab tersebut, berarti telah keluar dari Assawadul A’dhom ”.
Dengan adanya fatwa fatwa tersebut diatas, jelas bagi kita bahwa KH. Hasyim Asy’ari sudah berusaha agar kaum Nahdiyyin berpegang teguh dengan empat Madzhab Ahlussunnah serta waspada dan tidak sampai terpengaruh dengan propaganda Syi’ah.
Namun yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, bagaimana dengan oknum pengurus N.U. yang sampai sekarang menjadi jurkamnya Syi’ah dan terus berusaha mensyiahkan orang-orang N.U. ?.
Demikian telah kami sampaikan kepada pembaca terutama kepada kaum Nahdliyyin, fatwa fatwa serta himbauan dari Hadrat Asy-Syaih KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Jam’iyah Nahdlatul Ulama, ayah dari KH. Yusuf Hasyim.
Semoga fatwa dan himbauan diatas bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua.
(nahimunkar.com)