Kenapa Syiah Membenci Ibnu Taimiyah ?
Keluar Dari Aswaja (Oleh Zon Jonggol, Mutiara
Zuhud). Silahkan Review Dengan Artikel Dilamurkha. Apakah Merujuk Pada Dalil
Yang Shahih Dan Sharih ?
Imam Ibnu Taimiyah: Ulama Ahlussunnah Dan
Murabbi Agung
Zon Jonggol (Yulizon Amansyah)
Zulkarnain El Madury 30 November 2013 22:50
Adz-Dzhabi As-Syaafii, beliau berkata ;
فَلَوْ حَلَفْتُ بَيْنَ الرُّكْنِ وَالْمَقَامِ،
لَحَلَفْتُ: أَنِّي مَا رَأَيْتُ بِعَيْنَيَّ مِثْلَهُ، وَأَنَّهُ مَا رَأَى
مِثْلَ نَفْسِهِ
“Kalau aku bersumpah diantara hajar aswad
dan maqom Ibrahim maka aku sungguh akan bersumpah : Aku tidak pernah melihat
dengan dua mataku ini yang semisal Ibnu Taimiyyah, dan diapun tidak pernah
melihat yang semisal dirinya” (Adz-Dzail ‘alaa Tobaqoot Al-Hanaabilah karya
Ibnu Rojab 2/390)
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:51
Ibnu Daqiiq Al-’Ieed As-Syafii, beliau
pernah ditanya tentang Ibnu Taimiyyah setelah bertemu dengan Ibnu Taimiyyah,
maka beliau berkata :
رَأَيْتُ رَجُلاً سَائِرُ الْعُلُوْمِ بَيْنَ
عَيْنَيْهِ، يَأْخُذُ مَا شَاءَ مِنْهَا وَيَتْرُكُ مَا شَاءَ
“Aku telah melihat seorang yang seluruh
ilmu berada di hadapan kedua matanya, ia mengambil apa yang dia sukai dari
ilmu-ilmu tersebut dan meninggalkan apa yang ia sukai” (Syadzaroot Adz-Dzahab
8/146)
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:48
Beliau unggul pada seluruh cabang ilmu di
atas orang-orang yang sebangsa beliau. Dan orang yang pernah melihatnya tidak
pernah melihat orang lain yang semisalnya, dan dia sendiri tidak pernah melihat
orang yang seperti dirinya” (Ajwibah Ibni Sayyid An-Naas Al-Ya’muri ‘an
su’aalaat Ibni Abiik Ad-Dimyathi 2/221 tahqiq DR Muhammad Ar-Rowandi,
sebagaimana dinukil dalam Al-Jaami’ li Siirh Syaikhil Islaam hal
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:49
Abul Hajjaaj Yusuf bin Abdirrahman
Al-Mizziy As-Syafi’i (salah satu Imam Al-Jarh wa at-Ta’diil, penulis kitab
Tahdziibul Kamaal, wafat 742 H)
Beliau berkata :
مَا رَأَيْتُ مِثْلَهُ وَلاَ رَأَى هُوَ مِثْلَ
نَفْسِهِ، وَمَا رَأَيْتَ أَحَداً أَعْلَمَ بِكِتَابِ اللهِ وَسُنَّةِ رَسُوْلِهِ
وَلاَ أَتْبَعَ لَهُمَا مِنْهُ
“Aku tidak pernah melihat yang seperti
beliau, dan dia sendiri tidak pernah melihat orang yang semisalnya, dan aku
tidak pernah melihat seorangpun lebih berilmu tentang al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah dan lebih menjalankan Al-Qur’an As-Sunnah daripada dia” (Tobaqoot
Ulamaa Al-Hadiits 4/283)
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 23:01
silahkan zon jonggol buka tulisan saya
ini :
Zulkarnain El Madury 30 November 2013 22:38
kalau melihat dari tutur tinular anda
Zonjonggol, tidak lebih dari sebuah pembelaan syiah atau wakil dari syiah. saya
hanya mengutip sebuah hadist nabi yang menjadi mukaddimah Yazid, tentang
Kontantinopel, itu jelas hadist buat yazid.....tak bisa dibantah sejarah
manapun kalau Yazidlah orang yang pertama kali memerangi dan menyerbu gerbang
Kontantinopel, itu fakta yang gak bisa dibantah
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:49
Kamaaluddin Abul Ma’aali Muhammad bin Ali
Az-Zamlakaani As-Syafi’i (wafat 728 H), beliu berkata :
كَانَ إِذَا سُئِلَ عَنْ فَنٍّ مِنَ الْعِلْمِ
ظَنَّ الرَّائِي وَالسَّامِعُ أَنَّهُ لاَ يَعِرْفُ غَيْرَ ذَلِكَ الْفَنِّ
“Jika Ibnu Taimiyyah ditanya tentang
salah satu cabang ilmu maka orang yang melihat dan mendengar (jawabannya)
menyangka bahwa Ibnu Taimiyyah tidak mengetahui cabang ilmu yang lain”
(Syadzaroot Adz-Dzahab 8/144), maksud beliau yaitu karena terlalu hebatnya Ibnu
Taimiyyah dalam bidang ilmu tersebut, sehingga seakan-akan Ibnu Taimiyyah
menghabiskan umurnya untuk mempelajari satu bidang ilmu saja dan tidak
mempelajari bidang ilmu-ilmu yang lain. Akan tetapi ternyata kehebatan ini
berlaku pada seluruh bidang ilmu
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:44
Untu Zon Jonggol :
Untuk membantah perkataan ini maka
tegaklah seorang ulama dari madzhab As-Syafi’iah yang bernama Ibnu Nashiruddin
Ad-Dimasyqi (wafat 842 H) menulis sebuah risalah yang sangat baik dengan
judul الرَّدُّ الْوَافِرُ عَلَى مَنْ
زَعَمَ أَنَّ مَنْ سَمَّى ابْنَ تَيْمِيَّةَ شَيْخَ الإِسْلاَمِ كَافِرٌ (Bantahan yang
cukup terhadap orang yang menyangka barang siapa yang menggelari Ibnu Taimiyyah
sebagai Syaikhul Islam maka telah kafir- bisa di download di http://kotubcom.blogspot.com/2011/02/pdf_2275.html (cetakan
lama).
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:46
Zon Jonggol anda jangan menfitnah Ibnu
Hajar Asqalany, itulah kitabnya sendiri yang membela Ibnu Taimiyah, kayaknya
anda tidak punya etika Islam yang bait terseret paham Syiah atau memang anda
mulut Syiah
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:49
Az-Zamlakaani memuji Ibnu Taimiyyah dalam
syairnya :
هُوَ حُجَّةٌ لله قَاهِرَة هُوَ بَيْنَنَا
أُعْجُوْبَة ُالدَّهْرِ
“Dia adalah hujjah milik Allah yang
menguasai…..dia diantara kita adalah keajaiban zaman”
Imam Ibnu Katsiir As-Syafii menyebutkan
bahwasanya Az-Zamlakaani memuji Ibnu Taimiyyah dengan syair ini padahal tatkala
itu umur Ibnu Taimiyyah sekitar 30 tahun (lihat Al-Bidaayah wa an-Nihaayah
18/298)
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:48
Ini Pujian Ulama Syafiiyah terhadap ibnu
Taimiyah:
Al-Haafizh Abul Fath Al-Ya’muri As-Syafii
(penulis kitab عُيُوْنُ
الأَثَرِ فِي فُنُوْنِ الْمَغَازِي وَالشَّمَائِلِ وّالسِّيَرِ, wafat pada tahun
734 H, lihat Ad-Duror Al-Kaaminah 4/330), beliau berkata :
وَكَادَ يَسْتَوْعِبُ السُّنَنَ وَالآثَارَ
حِفْظاً، إِنْ تَكَلَّمَ فِي التَّفْسِيْرِ فَهُوَ حَامِلُ رَايَتِهِ، أَوْ
أَفْتَى فِي الْفِقْهِ فَهُوَ مُدْرِكُ غَايَتَهُ، أَوْ ذَاكِرٌ بِالْحَدِيث فهو
صاحب علمه وذو روايته، أو حاضر بالنِّحل والملل لم يُر أوسع من نِحْلَتِه في ذلك
ولا أرفع من درايته، برز في كل فنٍّ على أبناء جنسه، ولم ترَ عينُ مَن رآه مثلَه،
ولا رأتْ عينُه مثلَ نفسِه
“Beliau (*Ibnu Taimiyyah) menguasai
hadits-hadits dan atsar-atsar dengan hafalan, jika beliau berbicara tentang
tafsir maka beliau adalah pembawa bendera ilmu tafsir, atau jika beliau
berfatwa dalam fikih maka beliau tahu puncak ilmu fikih, atau tatkala ia
menyebutkan hadits maka beliau adalah pemiliki ilmu hadits dan periwayatannya,
atau tatkala menyebutkan tentang ilmu aliran dan agama maka tidak dilihat ada
orang yang lebih luas ilmunya daripada beliau dan tidak ada yang lebih tinggi
pengetahuannya.
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:51
: ‘Imaadudiin Ahmad bin Ibrahim, Syaikh
Al-Hazzamiyah Al-Washithy Asy-Syafi’i (wafat 711 H), beliau berkata :
“Demi
Allah kemudian demi Allah kemudian demi Allah tidak pernah terlihat dibawah
langit ini yang seperti guru kalian Ibnu Taimiyyah dari sisi ilmu, amal,
kondisi, akhlak, itiibaa’, kedermawanan, kebijaksanaan, dan penegakan terhadap
hak Allah ta’aala tatkala dilanggar keharaman.
Beliau adalah orang paling benar
aqidahnya dan yang paling benar ilmu dan tekadnya, dan yang paling semangat dan
paling cepat dalam membela kebenaran dan menegakkannya, dan orang yang
tangannya paling pemurah, dan yang paling sempurna ittiba’nya (keteladanannya)
kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kami tidak pernah melihat di zaman
kami ini seseorang yang nampak kenabian muhammadiah serta sunnah-sunnahnya dari
perkataan dan perbuatannya kecuali orang ini (Ibnu Taimiyyah), dan hati yang
bersih mempersaksikan bahwasanya ini adalah ittibaa’ yang sesungguhnya”
(Syadzaroot Adz-Dzahab 8/144
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:54
yang perlu di tengarai sebagai Syiah
adalah Zon Jonggol yang nagku Syafiiyah tetapi mata hatinya buta terhadap
perkataan assyafiiyah yang membela Ibnu Taimiyah...sementara yang dijadikan
doktrin adalah kerajaan Malayasia. Saya pernah lama di Malaysia, amalan amalan
Islam di malaysia tak ada bedanya dengan NU, karena meman orang orang malaysian
itu adalah bangsa pelarian (melayu)
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:40
dan selama ini tak ada keelompok Islam
selain NU yang paling membenci wahabi. kalau anda melihat Malaysia, amalannya
tak ada bedanya dengan para mubtadi NU di tanah air, sudah jelas kalau NU akan
menilai itu baik larangan wahabi di Mekkah. Karena NU di Indonesia tidak
sebagaimana di Malayisia bisa berulah.
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:41
Zon Jonggol: [Penganut Syiah} Beliau
(Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitamy) berkata ” Maka berhati-hatilahkamu, jangan kamu
dengarkan apa yang ditulis oleh Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qoyyim
Al-Jauziyyah dan selain keduanya dari orang-orang yang telah menjadikan hawa
nafsunya sebagai tuhannya dan Allah telah menyesatkannya dari ilmu serta
menutup telinga dan hatinya dan menjdaikan penghalang atas pandangannya. Maka
siapakah yang mampu memberi petunjuk atas orang yang telahAllah jauhkan?”.
(Al-Fatawa Al-Haditsiyyah : 203) ....... Ini refrensi Syiah sesat
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:45
Ini Pembelaan Ibnu Hajar Asqalany sendiri
dalam kitabnya :
Al-Haafizh Ibnu Hajar Al-’Asqolaaniy
Asy-Syafii yang telah memuji risalah ini, dan telah memuji kepada Ibnu
Taimiyyah dengan pujian setinggi langit. Berikut ini saya terjemahkan kata
pengantar beliau :
((Segala puji bagi Allah, dan keselamatan
bagi hamba-hambaNya yang telah Ia pilih. Aku telah melihat tulisan yang
bermanfaat ini, yang merupakan kumpulan untuk maksud-maksud (tujuan-tujuan)
yang telah dikumpulkan oleh pengumpulnya. Maka jelas bagiku luasnya Imam yang
telah menulis tulisan ini serta kedalamannya terhadap ilmu-ilmu yang bermanfaat
yang diagungkan dan dimuliakannya di antara para ulama.
Dan tersohornya keimaman As-Syaikh
Taqiyyuddin (*Ibnu Taimiyyah) lebih tersohor daripada matahari. Dan penggelaran
beliau dengan Syaikul Islam tetap terjaga di lisan-lisan yang suci sejak zaman
beliau hingga saat ini , dan akan terus lestari hingga hari esok sebagaimana
hari yang lalu. Tidak ada yang mengingkari hal ini kecuali hanyalah orang jahil
(dungu) atau orang yang menjauhi sikap adil. Maka sungguh berat dan betapa
besar keburukan orang yang melakukan hal tersebut (*menyatakan kafirnya orang yang
menggelari Ibnu Taimiyyah sebagai Syaikhul Islam). Hanya kepada Allahlah kita
memohon –dengan anugerah dan karuniaNya- agar menjaga kita dari keburukan
diri-diri kita dan akibat-akibat buruk dari lisan-lisan kita.
Kalau seandainya tidak ada keutamaan yang
dimiliki oleh Ibnu Taimiyyah kecuali hanya apa yang diingatkan oleh Al-Haafiz
yang tersohor yaitu ‘Alamuddiin Al-Barzaaly dalam kitab “Taarikh” nya (*maka
sudah cukup) yaitu bahwasanya tidak pernah terjadi dalam sejarah Islam
seseorang yang tatkala meninggal maka berkumpulah manusia yang begitu banyak
sebagaimana pada jenazah As-Syaikh Taqiyyuddin (Ibnu Taimiyyah). Dan beliau
mengisyaratkan bahwasanya jenazah Imam Ahmad tatkala itu dihadiri oleh sangat
banyak orang (*di kota Baghdad), dihadiri oleh ratusan ribu orang. Akan tetapi
seandainya jika di kota Damaskus (*tempat wafatnya Ibnu Taimiyyah) jumlah
penduduknya seperti jumlah penduduk kota Baghdad atau bahkan berlipat-lipat
ganda dari jumlah penduduk kota Baghdad maka tidak seorangpun dari penduduk yang
tidak menghadiri janazah Ibnu Taimiyyah. Selain itu seluruh penduduk Baghdad
–kecuali hanya sedikit-, mereka seluruhnya meyakini keimaman Imam Ahmad. Dan
gubernur kota Baghdad dan juga Khalifah/Raja pada waktu itu sangat mencintai
dan mengagungkan Imam Ahmad.
Berbeda halnya dengan Ibnu Taimiyyah.
Gubernur Damaskus sedang tidak ada di tempat tatkala wafatnya Ibnu Taimiyyah,
dan (juga) mayoritas ahli fikih di Damaskus tatkala itu menentang Ibnu
Taimiyyah hingga akhirnya Ibnu Taimiyyah meninggal dalam keadaan di penjara di
Qol’ah. Meskipun demikian tidak seorangpun dari para ahli fikih tersebut yang
tidak menghadiri jenazah Ibnu Taimiyyah dan mendoakan rahmat baginya dan turut
berduka cita. Kecuali hanya tiga orang yang tidak ikut serta karena mereka mengkhawatirkan
diri mereka dari (gangguan) masyarakat umum (*karena ketiga orang ini sangat
dikenal oleh masyarakat membenci dan menentang Ibnu Taimiyyah-pen).
Dan meskipun telah berkumpul jumlah
manusia yang begitu banyak akan tetapi tidaklah ada yang mendorong mereka untuk
berkumpul kecuali karena keyakinan mereka terhadap keimaman Ibnu Taimiyyah dan
keberkahannya. Mereka berkumpul bukan karena diperintahkan oleh penguasa, dan
juga bukan karena sebab yang lain. Dan telah shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bahwasanya beliau bersabda :
أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللهِ فِي الأَرْضِ
“Kalian adalah saksi-saksinya Allah di
dunia”
Sungguh sekumpulan ulama telah berulang
kali menentang As-Syaikh Taqiyyuddin Ibnu Taimiyyah disebabkan beberapa perkara
ushul maupun furu’ yang mereka ingkari dari Ibnu Taimiyyah. Bahkan telah
diadakan beberapa majelis (*untuk mendebat/menyidang) Ibnu Taimiyyah
dikarenakan hal tersebut di kota Qohiroh dan Damaskus, akan tetapi tidak
diketahui ada seorangpun dari mereka yang berfatwa bahwa ibnu Taimiyyah zindiq
atau menghalalkan darah Ibnu Taimiyyah, padahal tatkala sebagian orang-orang
kerajaan begitu keras menentang beliau, hingga akhirnya beliau dipenjara di
Qohiroh kemudian dipenjara di Damaskus. Meskipun demikian seluruh mereka
mengakui keluasan ilmu beliau, tingginya sikap zuhud dan waro’ beliau,
kedermawanan dan keberanian beliau, serta perkara-perkara yang lain yang
merupakan bentuk perjuangan beliau membela Islam dan berdakwah di jalan Allah
ta’aala baik secara terang-terangan maupun secara diam-diam.
Maka lantas bagaimana tidak ada
pengingkaran terhadap orang yang menyatakan bahwasanya beliau kafir??, bahkan
terhadp orang yang mengkafirkan orang yang menamakan Ibnu Taimiyyah sebagai
Syaikhul Islam??. Dan tidak ada dalam penamaan beliau dengan Syaikhul Islam
menkonsekuensikan pengkafiran.
Karena sesungguhnya beliau tanpa
diragukan lagi adalah salah seorang Syaikh dari para syaikh-syaikh Islam pada
masanya. Dan permasalahan-permasalahan yang diingkari dari beliau tidaklah
beliau mengucapkannya dengan hawa nafsu, dan beliau tidaklah bersih keras
pendapat dengan permasalahan-permasalahan tersebut kecuali setelah tegaknya
dalil-dalil atas pendapat beliau tersebut.
Lihatlah tulisan-tulisan karya beliau
penuh dengan bantahan terhadap orang yang menyatakan tajsiimnya Allah dan
beliau berlepas diri dari orang tersebut. Meskipun demikian beliau adalah manusia
biasa, benar dan bersalah. Dan perkara-perkara yang beliau benar lebih banyak,
karenanya diambil faedah dari beliau dan dioakan rahmat Allah bagi beliau.
Adapun kesalahan-kesalahan beliau maka tidak boleh ditaqlidi, akan tetapi
beliau ma’dzuur (diberi udzur) karena para imam di masa beliau mengakui
bahwasanya telah terpenuhi pada beliau sarana-sarana untuk berijtihad. Bahkan
orang yang paling menentang beliau dan berusaha memberi kemudhorotan kepada
beliau –yaitu Syaikh Jamaaluddin Az-Zamlakaani- juga telah mengakui hal itu
(bahwasanya Ibnu Taimiyyah mujtahid). Demikian juga Syaikh Sodruddin bin
Al-Wakiil yang tidak ada yang kokoh dalam berdialog dengannya (juga mengakui
Ibnu Taimiyyah seorang mujtahid).
Dan yang paling menakjubkan bahwasanya
Ibnu Taimiyyah adalah termasuk orang yang paling gigih menentang Ahlul Bid’ah,
Syi’ah Rofidhoh, Al-Hululiyah, dan Al-Ittihaadiyah (paham wihdatul wujud).
Tulisan-tulisan beliau tentang hal ini banyak dan terkenal, serta fatwa-fatwa
beliau tentang mereka tidak terhingga. Maka sungguh akan menyenangkan mereka
jika mereka mendengar akan kafirnya Ibnu Taimiyyah, dan sungguh mereka akan
bergembira jika mereka melihat ada ahli ilmu yang mengkafirkan ibnu Taimiyyah.
Maka wajib bagi orang yang memiliki ilmu
dan memiliki akal untuk mengamati perkataan-perkataan Ibnu Taimiyyah dari
buku-buku karya beliau yang tersohor. Atau dari Ahlus Sunnah yang tsiqoh
(terpercaya) dari kalangan ahli periwayatan/penukilan sehingga ia bisa benar-benar
memperoleh perkara-perkara yang ia ingkari dari Ibnu Taimiyyah, lalu hendaknya
ia memperingatkan umat dari kesalahan-kesalahan tersebut, dengan maksud untuk
memberi nasehat, serta memuji Ibnu Taimiyyah dengan menyebutkan
keutamaan-keutamaan beliau pada perkara-perkara yang Ibnu Taimiyyah berada di
atas kebenaran, sebagaimana kebiasaan (yang dilakukan pada) para ulama selain
Ibnu Taimiyyah (*yaitu kesalahan mereka diperingatkan dengan tetap memuji
mereka-pen).
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:50
Bandingkan dengan Leteratur syiah yang
dibanggakan Zon Jonggol sebagai pengikut setia Syiah, bahkan mengutip perkataan
Sesat dedengkut Abu salafi albahlul itu
Zulkarnain El Madury 30
November 2013 22:49
Abu Hayyaan Al-Andalusi An-Nahwi
As-Syafi’i, penulis kitab tafsir Al-Bahr Al-Muhiith, dahulunya beliau
bermadzhab Maliki kemudian berpindah ke madzhab As-Syafii dan mengarang sebuah
kitab yang berjudul الوَهَّاجُ فِي
اخْتِصَارِ الْمِنْهَاجِ لِلنَّوَوِي (lihat muqoddimah
tafsiir al-Bahr Al-Muhiith 1/57), wafat tahun 745 H. Beliau pernah berkata ;
“Kedua mataku tidak pernah melihat yang semisal Ibnu Taimiyyah”, lalu beliau
memuji Ibnu Taimiyyah dalam untaian syairnya, diantaranya beliau berkata :
قام ابنُ تيمية في نصر شِرْعَتِنَا مَقامَ
سَيِّدِ تَيْمٍ إذْ عَصَتْ مُضَرُ
فأظهرَ الحقَّ إذْ آثارُهُ دَرَستْ وأخمدَ
الشَّرَّ إذ طارتْ له الشَّرَرُ
“Tegaklah Ibnu Taimiyyah dalam
memperjuangkan syari’at kita…
Sebagaimana Pemimpin Kabilah Taimi (yaitu
Abu Bakar As-Shiddiq) tatkala kabilah Mudhor membangkang (menjadi murtad)
Maka Ibnu Taimiyyahpun menampakan
kebenaran tatkala atsar dari kebenaran telah lenyap…
Dan iapun memadamkan keburukan seteleh
keburukan merajalela”
(silahkan
lihat komentar Zon Jonggol di artikel ini mulai 30 November 2013 07:33 -
22:49)
Pengikut
Asy’ariyah ‘Meradang’ Hebat, Mereka Mendatangkan Para Qadhi Dan Ulamanya Untuk
Mendebat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rohimahullah Yang Menulis Aqidah Firqah
Najiyah Dalam Kitab Al-Aqidah Al-Wasithiyahnya.
Musuh
Dakwah Asy Syaikh Al-Albani
Ucapan
Bathil Ust.Abdul Somad, Lc,MA At-Tahriri Terhadap Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Rahimahullah Sangat Tendensius. Silahkan Bantah Beberapa Artikel Dibawah Secara
Tertulis Dan Ilmiyah (No Youtube).
Kebencian
Ust.Abdul Somad, Lc,MA At-Tahriri Kepada Syaikh Al-Albani Sangat Tendensius.
Silahkan Bantah Beberapa Artikel Dibawah Secara Tertulis dan Ilmiyah (No
YouTube).
Mereka
Yang Menolak Aqidah Asy’ariyah (Oleh Zon Jonggol, Mutiara Zuhud). Apakah Al
Asy’ariyyah Termasuk Ahlu Sunnah? Silahkan Lihat Beberapa Tanggapannya.
Sikap
(Akhlak) Ulama Madinah Terhadap Dua Orang Hafidz; Ibnu Hajar Dan Nawawi
–Rahimahumallah-
Wahabi
Menurut Ust.Abdul Shomad Dan Menurut Ahlussunnah Wal Jamaah !