Saturday, May 22, 2021

Abdullah Bin Saba, Yahudi (Zindiq) Penggagas Agama Syiah, Yang Pertama Mengajarkan Hujatan Kepada Sahabat Serta Tidak Mengiktiraf Kekhalifahannya. Syi’ah Mulai Terorganisir Dan Memiliki Kitab Diakhir Abad Ke 3 H.

 Hanya Syiah Yang Memfiktifkan (Menafikan).


Merujuk kepada empat kitab standar hadis Syi’ah (al-Kafi, Man La Yahdhuruh al-Faqih, Tahdzib al-Ahkam, al-Istibshar). Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kandungan hadis dalam empat kitab tersebut sebanyak 43.850 hadis. Jika kita merujuk kepada angka itu, akan didapatkan hasil bahwa kapasitas hadis Nabi Saw  dalam empat kitab itu hanya sebesar 11.30 % (4.956 hadis). Sementara kapasitas hadis Ja’far ash-Shadiq (Imam Syi’ah ke-6) sebesar 25 %  (10.967 hadis).
Berangkat dari fakta ini, kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa sumber ajaran Syi’ah itu bukan Sunah Rasulullah, melainkan Sunah Ja’fariyyah, sehingga mereka disebut pula kelompok Syi’ah Ja’fariyyah dan fikihnya disebut fikih Ja’fari. Jika demikian halnya, apakah benar Imam Ja’far ash-Shadiq, yang diklaim Syiah sebagai Imam ke-6 itu, sebagai penggagas agama Syiah? Apakah benar beliau mengajarkan doktrin-doktrin Syiah, yang sebenarnya bertentangan dengan ajaran moyangnya Ahlul Bait (Nabi saw.)? Hakikatnya Imam Ja’far berlepas diri dari apa yang mereka katakan.

Penafian terhadap Ibnu Saba’ juga diakui seorang penulis kenamaan terkini, Dr. Quraish Shihab. Berikut kutipan komentar sosok yang dikenal sebagai pakar tafsir modern ini dalam bukunya, Sunnah Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? Kajian atas Konsep Ajaran dan Pemikiran: “Rasanya tidaklah logis, seorang Yahudi dapat mempengaruhi sahabat-sahabat besar Nabi SAW. Tak dapat dibayangkan, bahwa tokoh semacam Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Thalhah dan az-Zubair ra—yang pengetahuan, keikhlasan, dan kedekatan mereka kepada Nabi SAW. sudah umum diketahui—dapat dikelabui oleh seorang Yahudi, sehingga upaya berdamai mereka gagal. Karena itu, banyak pakar, baik Sunnah, lebih-lebih Syiah, yang menolak bukan saja peranan Abdullah bin Saba’ yang demikian besar, tetapi wujud pribadinya dalam kenyataan pun mereka sangsikan. Tidak sedikit pakar menilai bahwa pribadi Abdullah bin Saba’ sama sekali tidak pernah ada. Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syiah. Ia (Abdullah bin Saba’) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha Husain – ilmuwan kenamaan Mesir – adalah seorang yang menegaskan ketiadaan Bin Saba’ itu. Dan bahwa ia adalah hasil rekayasa musuh-musuh Syiah.”[6]

Namun, jika kita merujuk pada buku-buku sejarah yang otoratif, atau pada pernyataan para sejarawan terkemuka, agaknya pernyataan dari para tokoh Syiah ini lebih merupakan upaya preventif dalam rangka melindungi akidah dan menutupi kedok mereka. Sebab dalam catatan sejarah perkembangan Islam, peran Abdullah bin Saba’ sudah menjadi rahasia umum. Malah, biang keladi gerakan yang mengobarkan pemberontakan terhadap khalifah Utsman bin Affan ra. ini tidak hanya menjadi bahan dokumentasi ulama Sunni, tokoh-tokoh Syiah pun tidak ketinggalan membukukan biografinya. Tidak sedikit para pemuka Syiah yang diakui memiliki kapabilitas dan dinilai ‘tsiqah’ periwayatannya, mengakui akan keberadaan sosok yang disebut sebagai Abdullah bin Saba’.
Sa’ad al-Qummi, seorang tokoh dan pakar fikih Syiah abad ketiga, tidak memungkiri keadaan Abdullah bin Saba’. Tokoh yang dikenal ‘tsiqah’ dan memiliki wawasan luas di kalangan Syiah ini, malah menyebutkan dengan rinci para pengikut Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan sekte Saba’iyah. Dalam karyanya, Al-Maqalat wa al-Firaq, al-Qummi menyatakan bahwa Saba’iyah adalah sekte (firqah) pertama kali yang menerapkan sikap mendukung atau mencintai secara berlebihan (al-ghuluw) terhadap Sayyidina Ali ra. dalam perjalanan sejarah Islam.
Menurut tokoh Syiah—yang konon telah bertemu dengan Imam-iman Syiah yang ma’shum—Abdullah bin Saba’ adalah orang pertama kali yang memunculkan cacian dan kebencian terhadap Abu Bakar, Umar, Utsman dan para sahabat ra. atas dasar perintah Sayyidina Ali ra. Akan tetapi, ketika perilaku itu diketahui oleh Sayyidina Ali ra., beliau lantas memerintahkan agar Abdullah bin Saba’ dibunuh. Akhirnya, Abdullah bin Saba’ diasingkan ke Mada’in.[7]

Kisah tentang Abdullah bin Saba’ juga dikutip oleh guru besar Syiah, An-Nubakhti dan Al-Kasyi.[8] Kedua guru besar Syiah ini—dikalangan Syiah—dikenal ‘tsiqah’ dan menjadi rujukan mereka. Kutipan statemen yang dipaparkan oleh Al-Kasyi berikut akan lebih memperjelas tentang wujud Abdullah bin Saba’: “Para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar keyahudiannya, ia menggambarkan Ali ra. setelah wafatnya Rasulullah SAW. sebagai Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa As…”
Sejarawan kenamaan Syiah pada masa dinasti Abbasiyah, Ahmad bin Abi Ya’qub, juga ikut andil mencatat sosok Abdullah bin Saba’. Dia mengutip perkataan Sayyidina Utsman ra. saat marah-marah terhadap Sahabat Ammar bin Yasir karena telah merahasiakan wafatnya Abdullah bin Mas’ud dan Miqdad bin Al-Aswad: “Celakalah Ibnu as-Sauda’ (Abdullah bin Saba’) itu. Sungguh aku benar-benar mengetahuinya.”[9]

Dalam salah satu karyanya, Ibnu Khaldun juga menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’—yang populer dengan sebutan Ibnu as-Sauda’—adalah orang Yahudi. Dia memeluk agama Islam pada masa Sayyidina Utsman bin Affan ra., namun sangat tidak mencerminkan kepribadian seorang Muslim.[10] Saat Sayyidina Utsman bin Affan ra. menjabat sebagai khalifah, Abdullah bin Saba’ berkali-kali diasingkan dari komunitas Muslim. Mula-mula ia dibuang ke Bashrah, kemudian diusir oleh Abdullah bin Amir dan melarikan diri ke Kufah, lalu ke negeri Syam hingga akhirnya ke Mesir. Di sanalah dia melanjutkan misinya; menyebarkan propaganda untuk mempengaruhi banyak orang agar mencaci Sayyidina Utsman ra.[11] Dalam propagandanya, dia menyatakan bahwa Utsman ra. telah merampas hak khilafah. Secara diam-diam, sosok yang konon berdarah Yaman itu juga mengajak penduduk Mesir untuk memihak pada Ahlul Bait. Dia menegaskan bahwa Sayyidina Ali ra. adalah orang yang mendapat wasiat dari Rasulullah SAW. untuk menjdai penggantinya.[12]

Berangkat dari paparan para penulis Sunni dan para guru besar Syiah ini, jelaslah kiranya, bahwa orang-orang Syiah kontemporer berusaha untuk menyembunyikan kenyataan ini. Mereka sengaja melakukan distorsi terhadap fakta sejarah yang tidak hanya ditulis oleh para penulis Sunni dan para sejarawan yang otoritatif, namun juga diakui oleh orang-orang Syiah sendiri. Mereka menutup-nutupi keberadaan Abdullah bin Saba’ karena ideologinya tidak jauh berbeda dengan ideologi Saba’iyah.
Dalam hal ini, Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy dalam bukunya Dirasah ‘an al-Firaq fi Tarikh al-Muslimin “al-Khawarij wa asy-Syi’ah” dan Dr. Nashir bin Abdillah Al-Qifari dalam Ushulu Madzahib asy-Syiah al-Imamiyah al-Itsna ‘Asyariyah, menulis bahwa orang-orang Syiah memang sengaja berupaya menutup-nutupi peran Abdullah bin Saba’ dalam sejarah awal kemunculan alirannya. Upaya mereka dalam mengembalikan sejarah awal kemunculan sektenya pada masa Nabi SAW. sebetulnya adalah upaya pelarian, guna menyangkal gerak mereka yang kontras Syiah, dan telah membuktikan bahwa ideologi Syiah memang bersumber dari Yahudi dan doktrin-doktrin Persia.[13]

Lebih jelas, Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy menegaskan: “Dalam sorotan kajian ilmiah mutakhir untuk permasalahan krusial dalam sejarah Islam ini, pandangan Thaha Husain dan sejenisnya mengenai Abdullah bin Saba’ tidak dihiraukan oleh para pengkaji yang menekankan penelitian mendalam terhadap berita-berita dan realita seputar gerakan Saba’iyah. Mereka menetapkan fakta yang tidak memberikan ruang keraguan akan keberadaan Abdullah bin Saba’ dan hal-hal yang berkenaan dengannya, dalam menggerakan fitnah dan mempersiapkan kehancurannya dengan rapi.”[14]

Sementara asumsi yang dimunculkan oleh Dr. Quraish Shihab di atas, adalah asumsi yang meleset dan tidak memiliki landasan apapun dari sejarah. Kekeliruan Dr. Quraish Shihab terletak pada pilihan beliau yang hanya mengikuti asumsi penulis Syiah kontemporer, yakni Muhammad Ali Kasyif al-Ghitha’, dimana pernyataannya juga ditolak mentah-mentah oleh para ahli serta bertentangan dengan pandangan ulama-ulama Syiah terdahulu yang dianggap otoritatif.
Maka dapat dimaklumi, bahwa pemaparan Dr. Quraish Shihab dalam konteks ini sungguh amat dangkal. Beliau tidak berani masuk pada akar permasalahan dan sama sekali tidak menunjukkan bukti-bukti kesejarahan dari sumber-sumbernya yang terpercaya. Dr. Quraish Shihab, misalnya, sama sekali tidak melakukan pembacaan terhadap situasi dan kondisi umat Islam, di mana Abdullah bin Saba’ melancarkan berbagai propagandanya.
Namun demikian, upaya Dr. Quraish Shihab yang perlu mendapat acungan jempol adalah kelihaiannya dalam menggiring logika pembaca, dan pembacaannya yang cermat terhadap nalar mereka. Bahwa siapa pun akan setuju dengan pernyataan bahwa Sayyidina Ali ra. tidak mungkin terpengaruh oleh propaganda murahan Abdullah bin Saba’, sebab faktanya, Sayyidina Ali ra. sendiri pernah membakar hidup-hidup para pengikut abdullah bin Saba’ yang mengkultuskan beliau. Demikian pula halnya dengan pemuka sahabat yang lain, mereka semua tidak ada yang terpengaruh oleh fitnah Ibnu Saba’, sebab ia (Abdullah bin Saba’) hanya menyebarkan ajaran-ajaran sesatnya kepada masyarakat Muslim awam, yang sebelumnya telah termakan isu miring mengenai berbagai penyelewengan yang dilakukan oleh para menteri dan gubernur Khalifah Utsman ra.
Abdullah bin Saba’ berikut para musuh Islam lain yang sebelumnya telah dipecundangi umat Islam, pada periode Khalifah Utsman seakan menemukan momentum baru untuk melakukan pembalasan terhadap kaum Muslimin. Di sinilah mereka berjuang mengorbankan fitnah dikalangan masyarakat akar rumput yang tidak selektif dalam menerima informasi, serta telah terlanjur membenci para pemimpin daerah dan para pemegang kebijakan pada periode pemerintahan Sayyidina Utsman ra.
Nah, disinilah Abdullah bin Saba’ berhasil mencaplok sebagian besar mereka yang menaruh dendam kepada pemerintah. Ia mulai menyebarkan akidah-akidah menyimpang yang diadopsinya dari ajaran Yahudi, seperti raj’ah, bada’, para nabi, para washi dan sebagainya. Menurutnya, setiap nabi pasti mempunyai washi , dan Ali adalah washi-nya Nabi Muhammad SAW. Setelah berhasil menyebarkan akidah tersebut, selanjutnya ia beralih menyebarkan sikap anti-Utsman dengan cara mencemarkan nama baik beliau yang dituduh merampas kursi kekhilafahan Sayyidina Ali ra. tanpa hak. Selanjutnya, provokasi Abdullah bin Saba’ yang sangat rapi dan terencana ini berujung pada kudeta kepala Negara dan terbunuhnya sang Khalifah.[15]
 
Kembali pada ajaran sesat Abdullah bin Saba’, sekalipun gerakan pengkultusan terhadap Sayyidina Ali ra. sendiri, sebagaimana paparan guru besar Syiah, al-Qummi, namun ideologi yang diajarkan Abdullah bin Saba’ terlanjur tertanam subur dalam benak orang-orang yang memiliki nilai keimanan dangkal. Semakin hari, doktrin sesat Abdullah bin Saba’ itu semakin merebah ke berbagai kawasan.
 
Peristiwa Jamal dan Shiffin yang kemudian disusul dengan terbunuhnya Ali ra. dan Husain putra Ali ra., selanjutnya menjadi semacam pupuk yang semakin menyuburkan doktrin-doktrin sesat Abdullah bin Saba’ itu. Kufah adalah sasaran utamanya dalam penyebaran fitnah dan propaganda ideologis atas nama kecintaan terhadap Ahlul Bait. Peristiwa -peristiwa itulah yang mereka jadikan momentum baru untuk memperkokoh propagandanya yang tidak lain hanyalah untuk menghancurkan persatuan umat Islam.[16]
[6] Dr. Quraish Shihab, Sunnah Syiah Bergandengan Tangan! Mungkinkah? Hlm. 65.
[7] Al-Qummi, Al-Maqalat wa al-Firaq, hlm. 20.
[8] Lihat penjelasan Abdullah bin Saba’ dalam Firaq as-Syi’ahkarya An-Naubakhti, hlm. 22 dan Rijal al-Kasyi, hlm. 106-108. Lihat pula penjelasan lengkap oleh Sulaiman bin Hamad Al-‘Audah dalam Abdullah bin Saba’ wa Atsaruhu fi-Ahdatsi al-Fitnah fi-Shadhri al-Islam.
[9] Tarikh al-Ya’qubi, juz 2 hlm. 171. Dalam literatur sejarah Islam dijelaskan bahwa Ibnu Sauda’ adalah nama Abdullah bin Saba’ yang populer. Lihat dalam Tarikh Ibnu Khaldun, juz 2 hlm. 139-161 dan juz 3 hlm. 171.
[10] Sayyid Husain Al-Musawi, setelah keluar dari sekte Syiah, mengungkap dan mengakui bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang menampakkan diri sebagai seorang Muslim. Lihat pula Umar Abdul Jabbar; Khulashah Nurul Yaqin.
[11] Dalam catatan Dr. Muhammad Kamil Al-Hasyimi dijelaskan bahwa orang-orang yang dipropaganda oleh Abdullah bin Saba’ adalah orang-orang Mesir yang tidak puas dengan wakil-wakil Khalifah Utsman ra. yang ada di Mesir dan daerah-daerah lain. ‘Aqa’idu as-Syiah fi al-Mizan (dalam edisi Bahasa Indonesia, Hakikat Akidah Syiah), hlm. 14.
[12] Tarikh Ibnu Khaldun, juz 2 hlm. 139. Lihat juga kutipan kitabRaudh Shafa karya sejarawan Iran oleh Dr. Ahmad Kamal Sya’t dalam bukunya Asy-Syi’ah Al-Imamiyah Falsafah wa Tarikh, hlm. 109.
[13] Lihat, Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy, Dirasah ‘an al-Firaq wa Tarikh al-Muslimin, Al-Khawarij wa asy-Syi’ah, hlm. 156. Lihat juga, Dr. Nashir bin Abdillah Al-Qifari, Ushul Madzhab asy-Syi’ah al-Imamiyah al-Itsna ‘Asyariyah, juz 1 hlm. 72-73, dan Muhammad Al-Bandari, At-Tasyayyu’ baina Mafhum al-A’immah wa al-Mafhum al-Farisi, hlm. 20.
[14] Dr. Ahmad Muhammad Ahmad Jaliy, Dirasah ‘an al-Firaq wa Tarikh al-Muslimin, Al-Khawarij wa asy-Syi’ah, hlm. 157.
[15] Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, juz 4 hlm. 340-341.
[16] Dr. Muhammad Kamil al-Hasyimi, ‘Aqa’idu asy-Syiah fi al-Mizan (edisi Bahasa Indonesia, Hakikat Akidah Syiah), hlm. 16.

Tentang Abdullah bin Saba‘.

QS: “Ia adalah tokoh fiktif yang diciptakan para anti-Syiah. Ia (Abdullah bin Saba’) adalah sosok yang tidak pernah wujud dalam kenyataan. Thaha Husain – ilmuwan kenamaan Mesir – adalah salah seorang yang menegaskan ketiadaan Ibnu Saba’ itu dan bahwa ia adalah hasil rekayasa musuh-musuh Syiah.” (hal. 65).
PPS: Bukan hanya sejarawan Sunni yang mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sejumlah tokoh Syiah yang diakui ke-tsiqah-annya oleh kaum Syiah juga mengakui kebaradaan Abdullah bin Saba’. Sa’ad al-Qummi, pakar fiqih Syiah abad ke-3, misalnya, malah menyebutkan dengan rinci para pengikut Abdullah bin Saba’, yang dikenal dengan sekte Saba’iyah. Dalam bukunya, al-Maqalat wa al-Firaq, (hal. 20), al-Qummi menyebutkan, bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang memunculkan ide untuk mencintai Sayyidina Ali secara berlebihan dan mencaci maki para sahabat Nabi lainnya, khususnya Abu Bakar, Umar, dan Utsman r.a. Kisah tentang Abdullah bin Saba’ juga dikutip oleh guru besar Syiah, An-Nukhbati dan al-Kasyi, yang menyatakan, bahwa, para pakar ilmu menyebutkan bahwa Abdullah bin Saba’ adalah orang Yahudi yang kemudian masuk Islam. Atas dasar keyahudiannya, ia menggambarkan Ali r.a. setelah wafatnya Rasulullah saw sebagai Yusya’ bin Nun yang mendapatkan wasiat dari Nabi Musa a.s. Kisah Abdullah bin Saba’ juga ditulis oleh Ibn Khaldun dalam bukunya, Tarikh Ibn Khaldun. (hal. 44-46).
 
Abdullah Bin Saba' (Si Munafik, zindiq)

Abdulah bin Saba' adalah seorang pendita Yahudi dari Yaman.  Berpura-pura masuk Islam (secara nifak) di zaman Khalifah 'Uthman bin Affan radiallahu 'anhu.  Dialah pereka ajaran Syiah yang ekstrem yang menjadi punca bersemaraknya perpecahan dalam kalangan masyarakat Islam terutama dalam kelompok Syiah itu sendiri.  Abdullah bin Saba' pernah berkata yang ditujukan kepada Khalifah Ali radiallahu 'anhu:  "Engkaulah Allah".[3]  Maka Ali mengisytiharkan bunuh terhadap Abdullah bin Saba' tetapi ditegah oleh Ibn Abbas.  Penyokong Ali membuangnya ke Madain (Ibu Negeri Iran lama).
Abdullah bin Saba' orang pertama mengkafirkan Abu Bakar, 'Umar dan 'Uthman dan tidak mengiktiraf kekhalifahan kecuali hanya dari kalangan Ahli Bait".[4]  Seorang ulama Syiah Muhammad Husin al-Zain pernah memperkatakan tentang Abdullah bin Saba':
"Abdullah bin Saba' mengeluarkan qaul (yang sesat), mengajarkan fahaman yang ghalu (keterlaluan)..... dan perbuatannya sangat melampaui batas".[5]
Saad bin Abdullah al-Qumy seorang ulama, pemimpin serta ahli hukum Syiah yang lahir pada 229H mengakui wujudnya Abdullah bin Saba'.  Beliau menyebut beberapa nama orang yang berkonspirasi yang digelar sebagai Saba'iyah.  Menurut beliau lagi bahawa komplot Saba'iyah adalah firqah pertama dalam Islam yang mengeluarkan perkatan-perkataan yang ghalu (keterlaluan).
Saad bin Abdullah al-Qumy ulama besar Syiah yang masyhur ini telah memastikan bahawa Abdullah bin Saba' adalah orang yang mengeluarkan perkataan dan menampakkan dirinya mengecam dan menentang Abu Bakar, 'Umar dan 'Uthman radiallahu anhum serta tidak mengiktiraf kekhalifahan mereka.[6]
Pegangan Syiah Imamiyah yang ada sekarang adalah berasaskan ideologi dan doktrin sesat Abdullah bin Saba'. Fahaman ini disampaikan (dipelihara) dalam bentuk riwayat hadis yang dinasabkan kepada keluarga Nabi (Ahli Bait) dengan penuh kebohongan tetapi diterima oleh mereka yang jahil.[7]
Asyariah.  (1/74).
[5].  Lihat:  الشيعة فى التاريخ  Hlm. 213.  Muhammad Husin al-Zain.
[6].  Lihat:  Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithna 'Asariyah. (1/74).
[7].  Lihat:  Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithan 'Asariyah. (1/77).
[6].  Lihat:  Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithna 'Asariyah. (1/74).
[7].  Lihat:  Usul Mazhabi asy-Syiah al-Imamiyah al-Ithan 'Asariyah. (1/77).
 
●Agama Syi’ah Mulai Terbentuk (Terorganisir) Pada Akhir Abad 3 H, Dengan Baru Memiliki Kitab Rujukan Tersendiri (Aqidah-Fiqih- Cara Ibadah-Dll), Yang Dibuat 200 Tahun Setelah Ja’far Shadiq Wafat. Sebelumnya Mereka Masih Sama Dengan Umat Islam (Ahlus Sunnah).
●Apakah Fathimiyyun Memiliki Nasab Sampai Fatimah? Hasil Skenario Hebat Seorang Yahudi Munafiq (Maimun Al Qaddah) Yang Dekat Dengan Cucunya Ja’far Shadiq (Muhammad Bin Isma’il), Mengkloning Nama Anaknya (Abdullah) Sama Dengan Nama Cucu Ismail Bin Ja’far Shadiq (Abdullah Bin Muhammad Bin Ismail Bin Ja’far Shadiq) Dan Seterusnya.
●Para Ulama Menyebut Daulah Fatimiyah (3H) Dengan Daulah Ubaidiyah (Ubaidullah Al-Mahdi). Tidak Ada Bukti Ilmiyah (Jahr Wat Ta’dil) Dari Ulama-Ulama Tsiqah Yang Hidup Diabad Ke 3H-7H Terkait Klaim Nasab Mereka Kepada Fathimah RA. Daulah Peneror Terkejam (Syi’ah Ismailiyah) Terhadap Ahlu Sunnah. [Kenapa Dinasti Fathimiyyun yang besar dan mengklaim Memiliki Nasab Sampai Fatimah RA, saat ini tidak meninggalkan jejak keturunannya (terdata)?]
●Abad 3 H, Pengrusakan Aqidah Dan Kemunduran Peradaban Islam Yang Signifikan, Berawal Dari "Yaman !", Dengan Masuknya (Pendatang) Syiah Ghulat Qaramithah (Ismailiyah Bahrain) Dan Ahlu Bid'ah Lainnya Dari Timur, Serta Terbentuknya Daulah (Kloningan) Yahudi Fatimiyyun, Sesuai Sabda Nabi (Iman Berakhir Di Yaman).
●Musa Kazhim Al Habsyi (Militan Syi’ah, Pendengki Arab Saudi) : Syiah Dan Ilmu Hadis ? Bantahan Ilmiyah Dan Comprehensive


Ternyata Abdullah bin Saba’ bukan Tokoh Rekaan
http://lamurkha.blogspot.com/2014/08/ternyata-abdullah-bin-saba-bukan-tokoh.html?m=0
Siapa Penggagas Agama Syiah?
http://lamurkha.blogspot.com/2015/11/siapa-penggagas-agama-syiah.html?m=0
Keujudan Abdullah Ibn Saba’ Dari Sumber Syiah
http://lamurkha.blogspot.com/2015/06/keujudan-abdullah-ibn-saba-dari-sumber_8.html?m=0
Abdullah bin Saba’ – Tokoh Nyata yang Difiktifkan
http://lamurkha.blogspot.com/2014/08/abdullah-bin-saba-tokoh-nyatayang.html?m=0
Membongkar Pemikiran Menyimpang Ulama Metro TV Quraish Shihab Tentang Abdullah bin Saba‘ (point 1)
http://lamurkha.blogspot.com/2015/04/membongkar-pemikiran-menyimpang-ulama.html?m=0
Demi Allah Syiah Rafidhah Buatan Yahudi !
http://lamurkha.blogspot.com/2015/10/demi-allah-syiah-rafidhah-buatan-yahudi.html?m=0
Yahudi Dan Syiah (Dr. Ihsan Ilahi Dhahir)
http://lamurkha.blogspot.com/2019/03/yahudi-dan-syiah-dr-ihsan-ilahi-dhahir.html?m=0
Syiah Sang Pendusta
http://lamurkha.blogspot.com/2016/05/syiah-sang-pendusta.html?m=0
Dendam Kesumat Bangsa Majusi(Persia) Syi'ah Kepada Umat Islam Hingga Kini.
http://lamurkha.blogspot.com/2015/10/dendam-kesumat-bangsa-majusipersia.html?m=0
Mengenal Syi’ah dari Kitab-Kitab Syi’ah
http://lamurkha.blogspot.com/2015/04/mengenal-syiah-dari-kitab-kitab-syiah.html?m=0
Aqidah Syaba’iyya Dan Sejarah Benih Perpecahan Umat?
http://lamurkha.blogspot.com/2016/08/aqidah-syabaiyya-dan-sejarah-benih.html?m=0
Periwayatan Sejarah at-Tabari
http://lamurkha.blogspot.com/2015/06/periwayatan-sejarah-at-tabari.html?m=0
Kronologi Agama Syiah dari Tahun 14 H sampai Tahun 1410 H
http://lamurkha.blogspot.com/2015/02/kronologi-agama-syiah-dari-tahun-14-h.html?m=0
Siapakah Syiah al-Rafidhah
http://lamurkha.blogspot.com/2014/12/siapakah-syiah-al-rafidhah.html?m=0
Definisi Rafidhah dan Pencetusnya
http://lamurkha.blogspot.com/2015/05/definisi-rafidhah-dan-pencetusnya.html?m=0
Akidah Syiah Dari Sumber Langsung Kitab-Kitab Utama Karya Panutan Syiah Sendiri (Bagian 1)
http://lamurkha.blogspot.com/2016/05/akidah-syiah-dari-sumber-langsung-kitab.html?m=0
Akidah Syiah Dari Sumber Langsung Kitab-Kitab Utama Karya Panutan Syiah Sendiri (Bagian 2)
http://lamurkha.blogspot.com/2016/05/akidah-syiah-dari-sumber-langsung-kitab_17.html?m=0
Aqidah Syi'ah Mencela Sahabat = Mencela Qur'an = Mencela Hadits = Mencela Allah = Mencela Nabi = Mencela Ahlul Bait
http://lamurkha.blogspot.co.id/2015/01/aqidah-syiah-mencela-sahabat-mencela.html?m=0
Apa Kata Ulama Tentang SYIAH? Meraka Mengatakan, SYIAH BUKAN ISLAM..
http://lamurkha.blogspot.co.id/2015/08/apa-kata-ulama-tentang-syiah-meraka.html
Fatwa Ulama Dan Habaib Hadhramaut : Syiah kekafiran diatas kekafiran !
http://lamurkha.blogspot.co.id/2016/02/fatwa-ulama-dan-habaib-hadhramaut-syiah.html
Memahami Kelainan Syiah, Sebuah Nota Kesepahaman?
http://lamurkha.blogspot.com/2015/05/memahami-kelainan-syiah-sebuah-nota.html?m=0


Related articles

Ali Khamenei Dan ICC Jakarta (Iran) Fitnah (Hujat) Sahabat Nabi
Al Qur’an Syi’ah = Al Qur’an Umat Islam ?! Apa Kata “Ulama Syi’ah” ?
Buku "Syiah Menurut Syiah" Membongkar Semua Kesesatan Syiah Di Indonesia
Bongkar Kepalsuan Buku Putih Mazhab Syiah
Bualan Syi’ah Terkait Klaim Risalah Amman, Pengakuan Al-Azhar, Fiqh Ja’fari Dan Bagian Dari Islam.
Diin Syamsuddin Promosikan (Taqrib) Sunni- Syiah Di ICC Jakarta, Al-Azhar Mesir Dan Ulama Besar Sebelumnya Ditipu Syiah !
Dagelan Majusi Syi’ah (Iran) - Zionis Yahudi (Iran). Fakta Ilmiyah Membuat Anda Terperangah !
Fakta ! Kejahatan Majusi Syi’ah Iran Terhadap Negeri Al Haramain, Meniru Syiah Qaramithah Tahun 317 H.
Habib Husin Nabil Assegaf - Keturunan Nabi Pemahamannya (nasab aqidah) harus sama dengan Nabi (Ittiba’)
Index “Kesesatan Syi’ah”
Imam Bukhari Tidak Meriwayatkan Hadits Dari Ja'far Shadiq ?
Kebodohan Syi’ah (Takfiri Tulen) Menyembunyikan Taqiyah. Uji DNA Di Iran Dan Pakistan, Mereka Bukan Keturunan Ali RA - Fathimah RA. Agama Syi’ah Mulai Terbentuk (Terorganisir) Pada Akhir Abad 3 H.
Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei Percaya Sholat Sunni Ditolak Allah
Pertanyaan Yang Membuat Syi’ah Laknatullah Marah Dan Terbongkar Taqiyahnya ! Beginikah Akhlak Pencinta Ahlul Bait? Hati Mereka Rafidhah !
Pribumi (Arab) Asli Yaman (Handramaut) Yang Sudah Menetap Sejak Awal Islam Dan Dipuji Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam : Penduduk Yaman Umatnya Yang “Paling Pertama” Merasakan Segarnya Air Telaga Beliau. Siapakah Mereka ? Penduduk Asli Yaman Dan Bukan Aqidah Tanduk Setan, Syiah Rafidhah, Mu'tazillah, Khawaarij, Thoriqoh-Thoriqoh Ahlul-Bid'ah Shufiyyah Dan Perusak Aqidah Lainnya Yang Menjamur Di Abad 3 H.
Ritual Aneh Yang Dilakukan Syiah, Berdoalah Ke Husein Jangan Ke Allah
Syi’ah Meyakini Kesucian Al-Qur’an Al Karim Yang Ada Saat Ini ?
Syahadat Non Islam Sekte Syi’ah
Syi’ah Lebih Bahaya Dari Dajjal, Penyesat Umat, Berlawanan Dengan Aqidah Ahlul Bait. Di Indonesia Mereka Berani Menghujat Semua Sahabat, Istri Nabi Dan Imam-Imam Ahlus Sunnah.
Syi’ah Dan Aswaja Bicara Tentang DALIL
Tokoh-Tokoh Syi’ah Kebingungan Terkait Kitab Suci,Kitab Hadits Dan Al Mahdinya. 3 Ayat Yang Mengguncang Akidah Syi'ah.
Ulama Syiah Meyakini Adanya Tahrif (Perubahan) Al Qur’an, Bukan Kitab Petunjuk Dan Kuasa Allah Tidak Berlaku Sekarang !
Ulama Syiah Melarang Siaran Langsung Dan Mensensor Diri Sendiri Dikarenakan Ceramah Mereka Yang Penuh Kekufuran Tersebar Ke Seluruh Dunia !