Bismillah
Para ‘ulama terdahulu, baik dari kalangan ahli hadits, ahli
sejarah, ataupun yang lainnya telah sepakat akan keberadaan tokoh besar syi’ah
sekaligus pendirinya yang bernama Abdullah bin Saba’, tidak ada yang
mengingkarinya kecuali sebagian syi’ah rafidhah.
—————
Abdullah bin Saba’ yang juga dikenal dengan sebutan Ibnu Sauda’
adalah seorang Yahudi yang berasal dari negeri Yaman, tepatnya dari daerah
Shan’a (Ibu kota Yaman). Ia berpura-pura masuk islam pada masa pemerintahan
Utsman bin ‘Affan untuk menghancurkan islam dari dalam.
Berbagai macam fitnah ia timbulkan. Ia
terlibat dalam pembunuhan Khalifah Utsman bin ‘Affan, juga terlibat mengobarkan
fitnah pada perang Jamal antara Ali dan ‘Aisyah, dan perang Shiffin antara Ali
dan Mu’awiyyah radhiallahu ‘anhum. Kemudian pada
pemerintahan ‘Ali ia kembali membuat ulah dengan memunculkan satu fitnah besar
yaitu mengajak manusia untuk meyakini Khalifah Ali sebagai Tuhan. Dengan sebab
ulahnya itulah para Saba’iyyah ketika itu harus rela
dibakar oleh seorang yang mereka anggap sebagai Tuhan.[1]
Abdullah bin Saba’ atau yang juga disebut dengan Ibnu Sauda’
bukanlah tokoh fikti sebagaimana sangkaan sebagian orang-orang syi’ah sekarang.
Diantara alasan mereka yang tidak mengakui keberadaan Abdullah bin Saba’
adalah, kata mereka, riwayat-riwayat yang menjelaskan tentang hakekat Abdullah
bin Saba’ adalah lemah karena melewati jalur seorang perawi bernama Saif bin Umar
At-Tamimi, ia telah dilemahkan
oleh beberapa pakar hadits Ahlus Sunnah terkemuka.
Alasan mereka yang sangat lemah ini dapat kita jawab dari
beberapa sisi:
Pertama: pernyataan mereka bahwa para ulama pakar hadits telah
melemahkan Saif bin ‘Umar At-Tamimi adalah benar. Akan tetapi yang perlu
diperhatikan bahwa yang mereka lemahkan adalah periwayatan haditsnya (maksudnya
jika ia meriwayatkan hadits maka haditsnya lemah) adapun dalam masalah sejarah
maka beliau dapat dijadikan sandaran dan rujukan, hal ini sebagaimana yang
dinyatakan oleh Ibnu Hajar (beliau termasuk ulama
yang mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi) dalam kitabnyaTahdzibut
Tahdzib 1/408 dan Taqribut
Tahdzib 1/408 :
Saif bin Umar At-Tamimi pengarang kitab Ar-Riddah, ada yang mengatakan dia Adh-Dhabiada yang mengatakan selainnya, Al-Kufi Dha’if haditsnya,
(akan tetapi) Umdah (bisa dijadikan sandaran) dalam bidang
tarikh/sejarah.”
Imam Adz-Dzahabi (juga ‘ulama yang
mereka jadikan rujukan untuk melemahkan Saif bin Umar At-Tamimi) berkata dalam kitabnya Mizanul
I’tidal 2/ 255, “Ia adalah
pakar sejarah yang paham.”
Demikian pula Al-Mubarakfuri dalam kitabnya Tuhfatul
Ahwadzi 10/249 menyebutkan
seperti ucapan Ibnu Hajar diatas.
Umar Kahalah dalam kitabnya Mu’jamul Muallifin 4/288 mengatakan, “Saif bin Umar At-Tamimi Al
Burjumi, Ahli sejarah berasal dari Kufah.”
Maka jelaslah bahwa yang dilemahkan oleh para muhaditsin adalah riwayat haditsnya, adapun dalam
permasalahan sejarah maka beliau termasuk ahlinya yang dapat dijadikan
sandaran.
Kedua: perlu diketahui bahwa riwayat-riwayat yang
menjelaskan keberadaan Abdullah bin Saba’ baik yang terdapat dalam kitab Tarikh Ibnu Asakir, Tarikh Thabari, atau selain keduanya tidak hanya
datang dari jalur Saif bin Umar At-Tamimi, akan tetapi juga diriwayatkan dari
beberapa jalur yang sebagiannya shahih. Diantaranya adalah:
- Diriwayatkan
dari jalur Abu Khaitsamah ia berkata, telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin ‘Abbad ia berkata, telah menceritakan kepada kami Sufyan dari
‘Ammar ad-Duhani katanya, saya mendengar Abu Thufail berkata …..”
- Diriwayatkan
melalui jalur ‘Amr bin Marzuk ia berkata, telah menceritakan kepada kami
Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Zain bin Wahb ia berkata, “Aliradhiallahu ‘anhu berkata, ‘ada apa denganku dan dengan orang jahat yang
hitam ini (maksudnya Abdullah bin Saba’) ia telah mencela Abu Bakar dan
Umarradhiallahu
‘anhu.”
- Diriwayatkan
pula melalui jalur Muhammad bin ‘Utsman bin Abi Syaibah ia berkata, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Ala ia berkata, telah menceritakan
kepada kami Abu Bakar bin ‘Ayyas dari Mujalid dari Sya’bi ia berkata,
“Pertama kali yang berdusta adalah Abdullah bin Saba’.”
- Ibnu
Ya’la Al-Mushili berkata dalam kitab Musnadnya, “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib ia
berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hasan Al-Asadi ia
berkata, telah menceritakan kepada kami Harun bin Shalih dari Harits bin
Abdurrahman dari Abul Jallas katanya, ‘aku mendengar Ali berkata kepada
Abdullah bin Saba’, ‘….”
- Berkata
Abu Ishaq al-Fazzari dari Syu’bah dari Salamah bin Kuhail dari Abu Za’ra’
dari Zaid bin Wahb …………. (lihat semuanya di Lisanul Mizan 2/40)
Ketiga: juga terdapat dalam kitab rujukan Syi’ah baik itu kitab
tentang firqah, hadits, atau rijal riwayat yang cukup banyak yang sama sekali
tidak melewati jalur Saif bin Umar At-Tamimi. Sebagaimana yang akan kita
jelaskan insya Allah
Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Ahlus Sunnah
Tentunya sangat banyak sekali penyebutan Abdullah bin Saba’
dalam kitab-kitab Ahlus Sunnah yang kesemuanya tidak lain menunjukkan keyakinan
mereka akan keberadaannya:
- Ibnu
Taimiyyah berkata, “Sesungguhnya permulaan rafidhah berasal dari seorang
Zindiq, yaitu Abdullah bin Saba’.” (Majmu’ Fatawa 28/483)
- Imam
Adz-Dzahabi berkata, “Abdullah (bin Saba’) termasuk zindiq yang ekstrim,
ia sesat dan menyesatkan.” (Mizanul I’tidal 2/426)
- Ibnu
Hajar berkata, “Abdullah bin Saba’ termasuk zindiq yang paling ekstrim….
Ia memiliki pengikut yang disebut Sabaiyyah, mereka (kaum Sabaiyyah) memiliki keyakinan sifat ketuhanan pada diri Ali bin
Abi Thalib. Beliau telah membakar mereka dengan api pada masa
kekhilafaannya.” (Lisanul Mizan 3/360)
- Abul
Muzhaffar Al Isfarayini dalam Al Milal wan Nihal ketika menceritakan tentangAs-Sabaiyyah berkata, “Dan bahwasanya yang membakar mereka adalah
Ali, yaitu kelompok dari rafidhah yang meyakini padanya (pada Ali) ada
sifat ketuhanan, merekalah yang disebut kelompok Sabaiyyah pendirinya adalah Abdullah bin Saba’ seorang Yahudi
yang menampakkan keislaman…” (lihat Fathul Bari 12/270)
- Abdullah
bin Muslim bin Qutaibah dalam kitabnya Ta’wilu Mukhtalafil
Hadits 1/21
berkata, “Kami tidak pernah mengetahui ada pada ahli bid’ah dan pengikut
hawa nafsu yang meyakini adanya sifat ketuhanan pada manusia selain mereka
(yaitu rafidhah ekstrim). Sesungguhnya Abdullah bin Saba’ meyakini adanya
sifat ketuhanan pada diri Ali.”
- Az
Zarkali berkata, “Abdullah bin Saba’ pendiri kelompok Sabaiyyah.”
(Al-A’lam 4/88)
Demikian pula, para ulama’ Ahlus Sunnah sering sekali menjuluki
seorang rawi yang beraqidah Rafidhah ekstrim sebagai Sabaiyyah (pengikut
Abdullah bin Saba’), kalau seandainya Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif
mana mungkin mereka memakai istilah tersebut.
- Ash-Shafadi
berkata, “As-Sabaiyyah dinisbahkan kepada Abdullah bin Saba’.’ (Al-Wafil Wafayat 5/30)
- Beliau
juga berkata, “Pendiri As-Sabaiyyah adalah Abdullah bin Saba’, dialah
pendiri kelompok Sabaiyyah, dia pula yang berkata kepada Ali bin Abi
Thalibradhiallahu
‘anhu, ‘Kamu adalah Tuhan.” (5/393)
- Ibnu
Hibban berkata, “Dan adalah al-Kalbi seorang Sabaiyyah termasuk yang
berkeyakinan Sesungguhnya Ali belum mati, dia akan kembali ke dunia
sebelum hari kiamat…” (Al-Majruhin 2/253)
- Ibnu
Makula berkata dalam kitab Rijalnya,
“Faraj bin Sa’id bin ‘Alqamah bin Abyadh bin Hamal As Sabay… dan Sabayyah
termasuk rafidhah yang paling ekstrim nisbah kepada Abdullah bin Saba’.
(lihat Ikmalul
Kamal 4/536)
- As
Sam’ani dalam kitabnya Al Ansab 3/209 berkata, “Dan Abdullah bin Wahb as Saba’i,
gembong khawarij, menurutku bahwa Abdullah bin Wahb ini dinisbahkan kepada
Abdullah bin Saba’, dia dari rafidhah, dan jama’ah dari mereka yang
dinisbahkan kepadanya disebut, as Sabaiyyah.”
- As Suyuthi dalam kitabnya Lubbul Lubab fi Tahriril Ansab 1/42 berkata,
“…Dan (dinisbahkan juga) kepada Abdullah bin Saba’ pendiri Sabaiyyah dari
rafidhah.”
- Dan
selain mereka banyak sekali.
Abdullah bin Saba’ di Kitab-kitab Syi’ah
- Al
Kisysyi dalam kitabnya Ar-Rijal 1/324 meriwayatkan dari Muhammad bin
Qauluwiyah ia berkata, telah menceritakan kepadaku Sa’d bin Abdillah ia
berkata, telah menceritakan kepadaku Ya’qub bin Yazid dan Muhammad bin
‘Isa dari Ali bin Mihziyar dari Fudhalah bin Ayyub al-Azdi dari Aban bin
Utsman ia berkata, “Aku mendengar Abu Abdillah berkata, ‘La’nat Allah atas
Abdullah bin Saba’, sesungguhnya ia meyakini adanya sifat ketuhanan pada
diri Amirul Mukminiin (Ali), padahal demi Allah! Amirul Mukminin hanyalah
seorang hamba yang taat.”
- Demikian pula Al Qummi dalam kitabnya Al Khishal meriwayatkan seperti diatas dengan
sanad yang berbeda.
- Dan
selain keduanya.
Maka dari uraian diatas kita mengetahui bahwa Abdullah bin Saba’
bukanlah tokoh fiktif/khayalan/rekaan/dongeng. Ini telah menjadi kesepakatan
para ‘ulama sejarah, hadits, dan pengarang kitab tentang firqah,
thabaqat, Rijal, adab, dan Ansab. Maka kaum syi’ah tidak memiliki celah untuk
mengingkari keberadaan Abdullah bin Saba’.
Jadi pembahasan tentang Abdullah bin Saba’ tidak sebatas ada
dalam kitab Tarikh Ath-Thabari saja dan tidak hanya melalui jalur periwayatan
Saif bin ‘Umar At-Tamimi, walaupun beliau adalah seorang yang dapat dijadikan
sandaran dalam bidang sejarah sebagaimana yang kami jelaskan diatas.
Setelah ini semua, masihkah kita mengingkari keberadaan Abdullah
bin Saba’ si Yahudi yang berpura-pura masuk islam?
Inilah yang dapat kami suguhkan pada kesempatan kali ini. Wallahu a’lam
bish shawwab.
[1] Lihat
biografi Abdullah bin Saba’ selengkapnya di Tarikh
Dimasyq 3/29, Tarikh
Thabari,Al Kamil karya Ibnul Atsir, Al
Ma’arif hal.622 karya Ibnu Qutaibah, Mizanul I’tidal 2/426, Al Milal wan
Nihal hal.365 karya Asy-Syihristani, Al Wafi bil Wafayat 17/189.
Sumber : haulasyiah.wordpress.com