Sejak konflik meletus pertama kali pada
2011, lebih dari 100.000 orang diperkirakan pernah ditahan, diculik, atau masih
ditahan oleh rezim Suriah. Angka tersebut berasal dari penelitian badan-badan
PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia.
Perwakilan PBB, Rosemary DiCarlo
mengatakan bahwa jumlah sebenarnya sulit diverifikasi karena kurangnya akses ke
situs penahanan rezim. Dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang digelar pada
Rabu (08/08/2019), DiCarlo mengatakan bahwa pemerintah Suriah bertanggung jawab
atas sebagian kasus tersebut.
Ia juga menyebut banyak yang tak
terdengar lagi kabarnya usai dipenjara. “Kematian dalam tahanan terus terjadi,
banyak kematian yang diduga akibat dari penyiksaan, kelalaian atau kondisi tak
manusiawi,” katanya dalam pertemuan yang membahas tentang orang hilang dalam
konflik tersebut.
Sejak awal konflik Suriah, rezim Bashar
al-Assad telah menangkap dan menahan puluhan ribu warga Suriah yang menentang
pemerintahannya. Banyak yang didakwa bergabung dengan kelompok teror atau oposisi
bersenjata, sedangkan yang lain hanya aktivis yang ikut serta dalam protes.
Penahanan semacam ini pun berlanjut hingga hari ini.
Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah
mengatakan pada bulan Juni lalu bahwa ribuan warga Suriah telah ditangkap
secara sewenang-wenang selama setahun terakhir. Hal ini disebut-sebut sebagai
upaya rezim Asad menegaskan kendali mereka di wilayah yang berhasil mereka
rebut kembali dari kelompok oposisi.
Menurut badan yang berpusat di Inggris
tersebut, lebih dari 3.600 orang telah ditahan antara April 2018 hingga Juni
2019 Dikabarkan sejumlah perempuan dan anak-anak juga turut ditangkap.
Dari jumlah tersebut, beberapa dibebaskan
setelah diinterogasi. Namun sekitar 2.400 dari mereka masih berada dalam
tahanan. Badan pemantau itu juga mengatakan banyak yang memasuki sistem penjara
Suriah tidak pernah berhasil keluar dalam keadaan hidup.
Sementara itu, Amnesty International
menyebut sebuah penjara militer besar di pinggiran Damaskus yang bernama
penjara Saydnaya, sebagai tempat di mana “pembunuhan, penyiksaan, penghilangan
paksa dan pemusnahan” telah dilakukan selama bertahun-tahun. “Sebagai bagian
dari serangan sistematis terhadap penduduk sipil,” ungkap Amnesty.
Kelompok hak asasi manusia memperkirakan
bahwa antara 5.000 hingga 13.000 orang dieksekusi di luar proses hukum di
penjara tersebut, dalam hanya dalam rentang rentang waktu antara September 2011
hingga Desember 2015.
Sumber: The Independent
Redaktur: Qoid
Lebih dari 100 ribu orang menghilang di
Suriah
Kepala politik PBB mengatakan laporan
menunjukkan bahwa lebih dari 100.000 orang di Suriah telah ditahan, diculik
atau hilang selama konflik delapan tahun, dan rezim Bashar Asad merupakan pihak
yang harus bertanggung jawab.
Rosemary DiCarlo mendesak pihak-pihak
yang bertikai Rabu (7/8/2019) untuk mengindahkan seruan Dewan Keamanan untuk
pembebasan semua yang ditahan secara sewenang-wenang, dan untuk memberikan
informasi kepada keluarga tentang orang-orang yang mereka cintai sebagaimana
diharuskan oleh hukum internasional, lansir AP.
Dia juga mengulangi seruan Sekjen PBB
Antonio Guterres untuk situasi di Suriah agar dirujuk ke Pengadilan Kriminal
Internasional.
Seorang dokter Suriah yang suaminya
ditahan dan seorang wanita Suriah yang tiga saudara laki-lakinya tewas dalam
penahanan, mendesak Dewan Keamanan untuk mengadopsi resolusi untuk menekan
pihak-pihak yang bertikai untuk mengungkapkan nama-nama dan keberadaan semua
orang yang ditahan. (haninmazaya/arrahmah.com)