Sunday, October 12, 2014

Ustadz Firanda:ISIS Memang Berbahaya, Tapi Syiah Jauh Lebih Berbahaya

Published on Thursday, 04 September 2014 11:22
Isu ISIS yang tengah menghangat di Indonesia dan dunia internasional karena blow up media-media sekuler barat, demikian juga dengan media-media di negeri ini yang ikut membebek dan berkiblat ke barat.
Kebengisan tentara ISIS yang melampaui batas ini dimanfaatkan oleh Syiah untuk menghantam Ahlussunnah secara umum. Kebiadaban yang dilakukan oleh Basyar Al Assad dan pasukannya terhadap kaum muslimin Suriah kini terlupakan oleh berita ISIS. Kemudian Syiah menghembuskan opini bahwa Ahlussunnah adalah kumpulan orang-orang yang kejam. Padahal Ahlussunnah sendiri sepakat bahwa ISIS adalah kelompok sesat.
Ustadz Firanda Andirja dalam kajian “Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Isu ISIS” di masjid Darul Ilmi PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) Rabu (3/9/2014) mengatakan, Syiah sengaja memanfaatkan isu ISIS untuk menghantam Ahlussunnah.
“ISIS adalah isu yang banyak dimanfaatkan oleh banyak pihak, diantaranya adalah Syiah,” kata ustadz Firanda.
Ustadz Firanda menambahkan, ucapan para tokoh Syiah tentang ISIS diarahkan kepada Ahlussunnah dan untuk membentuk opini publik bahwa biang radikalisme berasal dari Ahlussunnah bukan Syiah.
“Jalaluddin Rakhmat, tokoh Syiah Indonesia mengatakan bahwa ciri-ciri ISIS adalah tauhid, jadi kalau yang sering membahas tauhid maka dia adalah ISIS,” ujarnya.
Pengajar di masjid Nabawi ini menegaskan bahwa ISIS memang berbahaya tetapi Syiah juga sangat berbahaya.
“Syiah adalah bahaya yang terorganisir (sudah ada dari zaman Sahabat), dan isu ISIS ini dimanfaatkan oleh Syiah untuk menjatuhkan Ahlussunnah,” terangnya.
ISIS juga, kata mahasiswa S3 Universitas Islam Madinah ini, bukan hanya dimanfaatkan oleh Syiah tapi oleh orang-orang kafir juga.
“Orang-orang kafir memanfaatkan sepak terjang ISIS ini untuk menjatuhkan Islam,” paparnya.(iz/gemaislam)

ISIS di perangi. Milisyi Syi`ah al Hut di Yaman dan Israil di biarkan
http://mantankyainu.blogspot.com/2014/09/inggris-enggan-ikut-as-untuk-serang.html
Bacalah  artikel ini:
Inggris Enggan Ikut AS untuk Serang ISIS di Suriah
REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Inggris tidak akan bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam serangan udara terhadap militan ISIS di Suriah.
"Biarkan saya memperjelas, Inggris tidak akan mengambil bagian dalam serangan udara di Suriah," kata Menlu Philip Hammond di Berlin, Kamis (11/9).
"Kami sudah berdiskusi di parlemen kami tahun lalu dan kami tidak akan mengunjungi kembali posisi itu."
Menurutnya, Inggris sudah menegaskan sikap untuk tidak memberikan kontribusi terhadap serangan itu. Meski pun ISIS telah berusaha untuk membentuk suatu entitas yang mencakup Suriah dan perbatasan Irak.
Ia menilai, Suriah dan Irak memiliki perbedaan dalam hal lingkungan hukum.
Termasuk hal permisif iklim militer masing-masing.
"Kami mendengarkan sangat hati-hati semalam terhadap apa yang presiden AS katakan. Kami mendukung sepenuhnya pendekatan AS mengembangkan koalisi internasional dan regional yang mendukung pemerintah Irak."
Namun, katanya, Inggris menentang gagasan kalau ISIS tak terbendung.
"Kita harus mendorong mereka kembali. Kita harus menantang legitimasi mereka di mata Muslim garis keras dan proses yang telah dimulai dengan banyak ulama Islam berbicara menentang ideologi yang mereka anut," ujar dia.

Komentarku ( Mahrus ali ):
Sungguh heran idiologi yang dipakai oleh Yahudi Amirika. Diskriminasi yang mencolok, tiada keadilan yang dilakukan oleh Amirika  sebagai negara  super power.
Gerakan bersenjata Pemberontak Syi`ah  al Hut di Yaman di biarkan, tidak di urus, tidak di ancam dan tidak diperangi. Tapi ISIS yang sunni yang menegakkan  sistem al Quran diwilayahnya malah di ancam, diperangi. Bukan saja dari negara Amirika , Eropa tapi dari negara arab yang muslimpun ikut di belakang Amirika  dalam memerangi ISIS. Mengapa  negara – negara muslim  arab turut memerangi ISIS dan membiarkan milisi Syi`ah di Yaman untuk menyerang pemerintah Yaman.  Mereka  tidak membantu Hamas dalam memerangi Israil. Bahkan menghalangi negara Qatar untuk membantu Hamas. Inilah dunia arab yang sudah melepaskan al Qurannya, lalu memerangi sesama muslimnya dan kasih sayang dengan Yahudi yang anak emasnya adalah Israil.
Jangan berpecah belah, bersatulah, musuh akan ketakutan dan bertekuk lutut di hadapan kaum muslimin. Ingatlah firmanNya:
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعاً وَلا تَفَرَّقُوا
 “Berpegang teguhlah dengan tali Allah, dan jangalah kalian berpecah belah.” (QS. Ali Imran: 103).
Allah Ta’ala juga berfirman,
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمْ الْبَيِّنَاتُ وَأُوْلَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (QS. Ali Imran: 105).
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدْ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah jahannam dan itu adalah seburuk-buruknya tempat kembali.” (QS. At-Tahrim: 9).

http://mantankyainu.blogspot.com/2014/09/obama-iblis-dunia-ancam-isis-dan.html
Bacalah artikel ini:
Obama Tidak Akan Membiarkan Berdirinya Khilafah di Suriah & Irak

AMERIKA SERIKAT (voa-islam.com) – Kamis (11/09/14) Presiden AS Barrack Obama memaparkan rencana strategisnya dalam rangka memerangi Islamic State (ISIS). Ia mengumumkan untuk pertama kalinya bahwa ia akan menghajar personel-personel Daulah Islamiyyah dan tidak akan membiarkan satu tempat aman pun buat mereka.
“Saya tidak akan ragu untuk bertindak melawan Islamic State di Suriah, begitu juga dengan Irak” tutur Obama. Presiden AS itu memaparkan strateginya di Gedung Putih setelah dua minggu kritikan yang menghantam dirinya atas tuduhan pemerintahnya tidak memiliki strategi untuk menghadapi Islamic State di Suriah.
“Target kami jelas, kami akan lemahkan dan hancurkan Islamic State melalui strategi komperhensif untuk menghadapi terorisme” jelas Obama sebagaimana yang dilaporkan oleh Al Arabiyya bahwa Obama tidak akan membiarkan berdirinya khilafah di Suriah dan Irak.[usamah/dbs]
Komentarku ( Mahrus ali ):
Bila Obama Iblis dunia laknatullah alaih di gedung hitamnya memberikan ancaman atas berdirinya khilafah Islamiyah, maka pada hakikatnya itu ketakutan sang Iblis bukan menunjukkan keberaniannya. Dia takut bangkitnya Islam yang memiliki kekuatan ampuh untuk menggulingkan rezim – rezim kekufuran yang merupakan sekutu AS itu, senang pada AS, mendukungnya dan anti ISIS lalu menghalangi perkembangannya, lantas menumpasnya. Anehnya Israil dan milisi Syi`ah di Yaman dibiarkan, tidak diperangi, lalu dipuja dan tidak lecehkan sebagaimana ISIS. Mengapa demikian, jawabannya jelas, tidak samar lagi karena syi`ah dan Israil sama – sama dalam dunia Iblis yang anti pada dunia Islam militan bukan Islam abal – abal yang masih dalam dunia Iblis dan di sayang oleh Iblis dunia itu. Malaikat dan Allah akan membela kita dan hancurlah kekuatan setan manusia dan jin, lalu tampaklah kelemahan mereka dan ketangguhan anasir dakwah di jalan Allah bukan pion – pion Iblis yang siang dan malam di jalan setan. Saya ingat sekali dengan firmanNya:
الَّذِينَ آمَنُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ الطَّاغُوتِ فَقَاتِلُوا أَوْلِيَاءَ الشَّيْطَانِ ۖ إِنَّ كَيْدَ الشَّيْطَانِ كَانَ ضَعِيفًا
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.
76 Nisa`


KAMIS, SEPTEMBER 18, 2014

Kamis, 18 Rabi`ul Akhir 1435 ArticlesJihady
Oleh: Ganna Pryadharizal, Alumnus Universitas al Azhar, Mesir
Sejak kemunculannya pada April 2013, Daulah Islam Iraq dan Syam (ISIS) yang didirikan demi mengembalikan supremasi syariat Islam, tidak pernah berhenti didera berbagai macam bentuk demonisasi. Secara sederhana, “demonisasi” (demon=setan) berarti sebuah bentuk propaganda untuk menjelek-jelekkan satu pihak sampai sejelek-jeleknya. Sehingga pihak tersebut dianggap sebagai setan oleh orang-orang yang termakan propaganda tersebut.
Demonisasi menjadi sebuah bagian proses dari “demonologi” yang diartikan Noam Chomsky (1991) dalam bukunya Pirates and Emperor: International Terrorism in the Real World, sebagai sebuah “rekayasa sistematis untuk menempatkan sesuatu agar ia dipandang sebagai ancaman menakutkan, sehingga ia harus dimusuhi, dijauhi, dan bahkan dibasmi”.
Upaya kriminal ini benar-benar dialami ISIS. Begitu banyak upaya dilakukan para musuh untuk mendistorsi setiap tindak-tanduk institusi yang dipimpin oleh Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi.
Salah satu bentuk demonisasi terhadap ISIS terjadi melalui labelisasi stigma (ciri negatif) dari orang-orang Islam yang sepertinya sangat keberatan dengan tegaknya Daulah Islam. Sangat disayangkan, orang-orang yang mengklaim berafiliasi kepada Islam, ajaran salaf, penuntut ilmu, dan lain sebagainya, justru secara keji mencap ISIS dengan berbagai terminologi (istilah) negatif dan destruktif.
Di antaranya adalah stigma “Khawarij”.
“Khawarij!”
“Khawarij! Khawarij! Khawarij!” Inilah komentar dari para ulama komprador (agen) yang menyokong hegemoni para penguasa thaghut kafir tentang qiyadah (pimpinan) dan Mujahidin ISIS. Mereka tidak henti-hentinya menyematkan label “Khawarij” di setiap mimbar masjid, bedah buku, seminar, dialog, dan forum diskusi.
Selain melancarkan serangan dalam pertempuran fisik, musuh-musuh ISIS memahami pentingnya serangan propaganda melalui perang terminologi. Mereka membombardir ISIS dengan serangkaian istilah buruk untuk meruntuhkan kepercayaan umat. Musuh mengeksploitasi berbagai nama dan istilah yang sesungguhnya sangat tidak tepat disematkan kepada para pejuang tauhid dan Mujahidin.
Strategi yang nampak sederhana, namun mematikan.
Musuh telah menabuh genderang perang istilah. Maka tidak salah jika kita pun bermain dalam Perang Terminologi ini.
Kita tegaskan; memang benar bahwa ISIS adalah “Khawarij”! Namun menurut makna etimologis (asal-usul kata), yang artinya adalah ‘keluar’.
Dalam bahasa Arab, kata “Khawarij” merupakan derivasi (bentukan) dari nomina (kata benda) khuruj yang artinya adalah ‘keluar’. Sedangkan menurut istilah dalam aliran pemikiran Islam, Khawarij adalah golongan yang keluar dari barisan penyokong Khalifah Ali bin Abi Thalib, dan selanjutnya menjelma menjadi satu sekte dengan dogma keagamaan ekstrem.
Sekali lagi kita tegaskan, ISIS adalah “Khawarij” dan pemimpinnya Syaikh Abu Bakar Al-Baghdadi adalah pemimpin “Khawarij”, namun dalam pengertian ahistoris yang beririsan dengan pengertian dalam studi sejarah Islam.
ISIS adalah “Khawarij” (keluar). Ya, ISIS keluar di saat kaum Muslimin menggelepar bak ikan yang diburu oleh nelayan. ISIS keluar dari sikap acuh dan berpangku tangan, dan bergerak memompa semangat jihad umat dan memotivasi mereka untuk mendobrak belenggu para thaghut kafir. ISIS keluar dari gerahnya ruang gelap kesyirikan dan kekafiran yang merajalela di bumi kepunyaan Allah Swt, menuju angin segar ditaman hijau yang berpendaran cahaya tauhid.
ISIS adalah “Khawarij”. Benar, karena ISIS keluar menuju medan jihad Irak dan Suriah untuk menegakkan kalimat la ilaha illallah(tiada sesembahan yang layak disembah selain Allah) dan mengerjakan proyek Khilafah Islamiyah.
ISIS adalah “Khawarij”, karena mereka keluar dari poros Iblis menuju penyembahan Allah semata. ISIS keluar dari kungkungan para pejabat Gedung Putih (baca: Amerika Serikat) dan negara Zionis Israel. ISIS keluar untuk mencabik-cabik Protokol Zionis dan menghadang orang-orang Zionis yang berkeliaran untuk  membuat kerusakan.
ISIS adalah “Khawarij”? Betul, karena mereka keluar dari kepatuhan terhadap undang-undang “bumi”, menuju ketaatan mutlak kepada ajaran-ajaran “langit”. Mereka membuang jauh-jauh undang-undang internasional, dan memeluk erat-erat lembaran-lembaran Al-Quran. ISIS keluar untuk meluluh-lantakkan berhala-berhala profan kontemporer, sebagaimana dulu berhala Hubal, Manat, Lata, dan Uzza dihancurleburkan.
ISIS adalah “Khawarij”? Ya, mereka keluar dari penghambaan sesama manusia, menuju penghambaan kepda Allah Yang Maha Kuasa. Mereka keluar dengan menghunus pedang kemuliaan untuk menuntut balas kepada orang-orang kafir yang telah membuat anak-anak muslim menjadi yatim dan merampas harta-benda kaum muslimin. ISIS keluar dari penderitaan tiada henti, menuju impian eskatologi Islam (kehidupan akhirat).
ISIS adalah “Khawarij”? Ya, mereka keluar dari jalan tak berujung yang telah membuat banyak manusia tersesat, menuju jalan kebenaran yang mengantarkan manusia menuju kebahagiaan nyata. Mereka keluar dari rumah dan kampung mereka yang fana menuju ‘kampung’ keabadian melalui jalan mati syahid.
ISIS adalah “Khawarij”! Ya, mereka keluar untuk meniti teladan Rasulullah yang dulu keluar dari Makkah menuju Madinah demi menggembleng keimanan dan kekuatan fisik, serta mendirikan Daulah Islam yang berwibawa. Mereka keluar dari kamp-kamp pelatihan (I’dad) dan kawah candradimuka jihad untuk menaklukkan markas-markas musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dulu Rasulullah keluar dari Madinah untuk menaklukkan Makkah agar tidak ada lagi manusia menghamba kepada selain Allah.
Ya, ISIS adalah “Khawarij”, karena mereka keluar dari keburukan dengan segenap maknanya, menuju segalakebaikan menurut Allah dan Rasul-Nya. Allah pun akan membantu mereka keluar dari kegelapan, menuju cahaya. Allah berfirman tentang hal ini:“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) menuju cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya menuju kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Al-Baqarah: 257). Mujahidin siap berjibaku melawan musuh, di setiap peperangan dalam bentuk apapun (!)
Editor : Arkan al Fadhil, Shoutussalam

 sENIN, SEPTEMBER 15, 2014
Bacalah  artikel ini:
Dapatkah 40 Negara Barat dan Arab Mengalahkan ISIS?
PARIS (voa-islam.com) - Tiga puluh negara Barat (kafir musyrik) dan sepuluh negara Arab (munafik) telah berikrar membantu rezim Syi'ah Irak melawan kelompok Daulah Islamiyah Irak dan Suriah atau ISIS "dengan semua cara diperlukan".
Sebuah pernyataan bersama dari para menteri luar negeri yang ikut ambil bagian dalam konferensi besar di Paris mengatakan dukungan mereka, termasuk  "bantuan militer yang sesuai" menghadapi ISIS.
Konferensi ini diadakan untuk menyepakati strategi membasmi kelompok ISIS yang kini menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah. Kemajuan ISIS di Irak dan Suriah telah membuat para pemimpin Barat dan Arab mengalami ketakutan.
John Kerry, yang menghadiri pertemuan itu, sudah menggalang dukungan untuk rencana aksi yang telah diungkapkan oleh Presiden Barack Obama minggu lalu. Obama bersumpah akan menghancurkan ISIS, dan menggunakan segala kekuatan yang dimiliki AS.
Pemenggalan James Foley, Steven Sotloff dan David Haines oleh pejuang ISIS yang diposting dalam sebuah video yang dikeluarkan kelompok pejuang ISIS itu pada hari Sabtu, menambah momentum terhadap rencana Obama, ungkap seorang wartawan AFP di Paris.
Saat membuka pertemuan, Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan ancaman dari DI harus ditanggapi secara global.
Badan intelijen AS, CIA, memperkirakan bahwa Daulah Islamiyah - yang dulu dikenal sebagai ISIS - memiliki sekitar 20.000 sampai 31.000 pejuang di Irak dan Suriah. Bahkan, Menteri Pertahanan AS, Chuck Hagel, mengatakan bahwa ISIS jauh lebih canggih dan hebat dibandingkan al-Qaedah. Dengan dukungan senjata, dana, dan para pejuang yang terlatih, sangat membahayakan bagi Barat, tegasnya.
Presiden Irak Fuad Masum, yang menjadi tuan rumah konferensi itu bersama-sama dengan Presiden Hollande, mengatakan komunitas internasional harus "dengan cepat" memburu para jihadis (ISIS), tegasnya.
"Jika intervensi dan dukungan terhadap Irak terlambat datangnya, maka artinya ISIS bisa menduduki wilayah lebih luas lagi dan memberikan ancaman yang lebih besar," kata Fuad Massum.
Selanjutnya, Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan bertemu para menteri luar negeri dari seluruh dunia di Paris, Prancis hari Senin untuk membahas strategi melumpuhkan militan Daulah Islamiyah atau ISIS.
Sekitar 40 negara, diantaranya 10 negara-negara Arab, telah menyatakan bergabung dalam koalisi untuk membantu memerangi ISIS di Irak. Ini merupakan kekuatan global yang terbesar sepanjang sejarah menghadapi ISIS. Sementara itu, Prancis mengatakan telah bergabung dengan Inggris untuk mengintai ISIS dari udara di wilayah Irak.
"Pagi ini, penerbangan pengintaian pertama dilaksanakan atas persetujuan antara Irak dan otoritas negara-negara Arab," kata Menteri Pertahanan Jean-Yves Le Drian mengatakan pada pasukan Prancis hari Senin di pangkalan Al-Dhafra di Uni Emirat Arab.
Inggris mengungkapkan pada bulan Agustus sejumlah jet Tornado dan pesawat pengintainya telah terlibat dalam pengumpulan informasi intelijen.
Di bagian lain, sepuluh negara Arab telah menawarkan diri untuk mengambil bagian dalam serangan udara terhadap kelompok pejuang ISIS di Irak, kata para pejabat AS. John Kerry juga sudah bertemu dengan Presiden Mesir, Marsekal al-Sisi, dan menyatakan akan berdiri di garda paling depan dalam memerangi kelompok jihadis.
Sejak perisistiwa 11 September 2001, pemboman gedung WTC di New York, dan respon Amerika dengan melakukan invasi militer ke Afghanistan, dan kemudian ke Irak, yang bertujuan menghancurkan al-Qaedah, nampaknya   belum tercapai tujuan utama AS. 
AS hanya mampu membunuh Usamah bin Laden, tapi tidak mampu mengalahkan al-Qaedah dan Taliban. Al-Qaedah dan Taliban tetap eksis dan terus berjuang mengalahkan hegemoni Barat yang didukung negara-negara sekutunya, termasuk Arab. Bahkan, al-Qaedah pengaruh terus berkembang di berbagai negara.
Sekarang lahir kelompok baru ISIS yang lebih menakutkan terhadap Barat. ISIS lebih kuat dan canggih. ISIS mendapatkan dukungan senjata yang sangat luar biasa, dana, pasukan, dan menguasai wilayah yang sangat luas, Irak dan Suriah. Barat dan Arab menggigil melihat ISIS, dan sekarang sudah menjadi Daulah Islam Irak dan Suriah.
Barat dan Arab akan menghadapi ancaman yang bersifat laten, yaitu ancaman ideologi,  dan tak pernah bisa dihapus. Sekarang berbagai kelompok jihad di berbagai negara telah bergabung dengan Daulah Islam Irak dan Suriah. Sebuah perkembangan yang sangat dramatik. 
AS sejak peristiwa 11 September, sudah melakukan invasi ke Irak dan Afghanistan, mengirimkan ratusan ribu pasukan bersama sekutunya dan didukung kekuatan persenjataan. Semua hanya berakhir dengan kekalahan, dan sangat memalukan. AS meninggalkan Irak. Akhir tahun ini, AS akan meninggalkan Afghanistan. Semua rezim boneka yang dicangkokan di Irak dan Afghanistan telah tersingkir.
Nuri al-Maliki dan Hamid Karzai yang menjadi kaki-tangan AS telah pergi, dan gagal mengalahkan kekuatan ideologis (Islam). Kejahatan kafir musyrik (Yahudi-Nasrani), tidak akan pernah berhenti, sampai orang-orang mukmin memotong tangan mereka yang penuh dengan darah orang-orang Islam. Wallahu'alam.
mashadi1211@gmail.com
Komentarku ( Mahrus ali ):
ISIS dalam keadaan  sendirian, dan Amirika, sekutunya dan beberapa negara arab yang muslim ikut nimbrung dalam koalisi internasional. Jadi negara  arab tidak mempertahankan atau mendukung sama  - sama muslimnya  tapi berada d barisan  kafirin untuk mengganyang ISIS yang memeraktekkan hukum Allah di wilayahnya dan membuang hukum thaghutnya. Koalisi internasional ini sejak dulu sudah ada, bukan sekarang saja – intinya  terfokus untuk menghadang hukum Allah ditegakkan di atas bumi, lalu  di ganti dengan hukum thaghut dan hukum Allah di injak – injak. Sekarang ISIS sendirian , tapi rupanya banyak kaum jihadi Islami yang sudah berangkat ke sana.
Saya katakan : Engkau ISIS selama hukum Allah ditegakkan di wilayahmu dan hukum Thaghut dikubur, maka  engkau tidak sendirian. Allah bersamamu.  
 Saya  teringat dengan ayat:
يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ
171. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, dan Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
الَّذِينَ اسْتَجَابُواْ لِلّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَآ أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُواْ مِنْهُمْ وَاتَّقَواْأَجْرٌ عَظِيمٌ
172. Orang-orang yang menaati perintah Allah dan Rasul-Nya, setelah mereka mendapat luka, berbuat kebaikan, dan bertakwa, [bagi mereka] pahala yang besar.
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْحَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
173. Yaitu orang-orang yang kepada mereka dikatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian, karena itu takutlah kepada mereka." Tapi perkataan itu justru menambah keimanan mereka, dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung."

Bongkar Kemunafikan Amerika di PBB, Pidato Cristina Fernández Diputus!’
07 Oktober 2014

Fiqhislam.com - Andai saja Cristina Fernández de Kirchner adalah pemimpin Dunia Arab dan Dunia Islam tentu mantap sekali. Disaat para pemimpin dan para menlu negara-negara arab sibuk mencium tangan Tzipi Livni si mentri keadilan israel yang tidak lain adalah penjahat perang I dan II di Gaza, dan mengusap-mengusap tangannya untuk mencari berkah, dan banyak pula yang cari muka dan menampilkan diri agar terlihat konservatif, cinta perdamaian dan normalisasi, dan ada pula yang mengirimkan ucapan selamat untuknya dan militernya karena sukses memenangkan pembunuhan massal di Gaza; tapi tidak demikian halnya dengan Presiden Argentina Cristina Fernández de Kirchner.
Wanita tangguh ini berdiri tegap di forum PBB membongkar kontradiksi politik Amerika dan berbagai kebohongannya, membuka topeng dan menelanjang wajah jahat dan kesumatnya, taring-taringnya yang tajam dan haus darah, darah bangsa arab dan bangsa muslim secara khusus.
Cristina Fernández mengecam politik Amerika yang penuh dengan kebencian namun ditutupi dengan topeng perang melawan teroris. Hal itu disampaikan Cristina dengan lantang dan tegas: “anda pernah mengeluarkan keputusan untuk memerangi Al-Qaeda setelah 11/09, anda jajah banyak negara dan anda membunuh ratusan ribu penduduknya atas nama perang melawan teroris di Irak dan Afganistan yang sampai saat ini masih saja menjadi negara yang paling bermasalah dengan teroris”.
Cristina melanjutkan: “Setahun lalu kita pernah bersidang dimana anda semua melabel rezim Asad sebagai teroris dan anda semua mendukung oposisi yang dulu kami anggap sebagai pembangkang, namun sekarang kita bersidang lagi untuk membungkam para pembangkang itu yang ternyata memang teroris dan mayoritas sudah masuk list organisasi-organisasi teroris ekstrimis yang sekarang sudah berubah menjadi super ekstrim.
Cristina menambahkan, “Dulu, Hizbullah juga pernah anda masukkan dalam list teroris, terakhir diketahui bahwa hizbullah adalah partai besar dan dikenal di Lebanon”.
“Anda-anda pernah menuduh Iran dibalik ledakan Kedutaan Israel di Buenos Aires tahun 1994, dan sampai hasil inverstigasi sampai saat ini tidak dapat membuktikan bahwa Iran terlibat pada peledakan itu”, lanjutnya.
Lebih jauh lagi, Cristina berkomentar mendukung korban teror israel di Jalur Gaza, sebuah komentar yang tidak akan pernah keluar dari bibir penguasa arab: “anda semua memejamkan mata di depan musibah yang maha dahsyat yang dilakukan israel yang memakan ribuan korban warga Palestina, bukannya anda-anda fokus pada ribuan korban itu, malah anda fokus pada roket-roket yang jatuh ke Israel yang tidak merugikan apa-apa bagi israel”.
“hari ini kita bersidang kembali untuk mengeluarkan keputusan internasional untuk mengkriminalian ISIS dan memberangusnya. Negara-negara tempat beradanya ISIS (Suriah & Irak) adalah 2 rezim yang didukung oleh negara-negara yang menjadi konco-konco anda. Negara-negara (arab) itu adalah aliansi tetap negara-negara besar anggota Dewan Keamanan PBB”, tambahnya.
Mendapatkan pidato pedas ini, terjemahan pidatonya diputus distop, agar pesan-pesanya tidak dapat sampai seluruh penjuru dunia, dan stasiun-stasiun televisi yang melakukan siaran langsung juga memutuskan siarannya. Mereka beralasan bahwa terputusnya siaran-yang seumur-umur tidak pernah terjadi dalam sejarah Dewan Keamanan PBB-adalah karena kesalahan tehnis. Amerika tidak senang dengan pidatonya Christina, maka Amerikapun menggunakan metode teror tehnis untuk menghalangi tersampaikannya kebenaran-kebenaran yang ingin didengarkan khalayak ramai.
Penguasa arab yang sempat berbicra di sidang PBB senantiasa menyampaikan pidato suram, membosankan, penuh dengan kemunafikan dan senantiasa menjilat Amerika, sangat antusias dalam menampilkan bahaya ISIS dan ekstrimis muslim, tapi tidak ada yang berani menampilkan kebejatan teroris israel kecuali sedikit saja itupun dengan malu-malu.
Amerika tidak mampu membully Presiden Argentina, karena sang presiden membela para korban nyawa, warga terluka, dan para anak-anak yatim di Gaza, karena Christina adalah presiden yang berkuasa atas kehendak rakyat, memerintah sebuah negara yang senantiasa menjaga kedaulatan rakyat dan martabat rakyat, dan selain itu semua, keberpihakannya senantiasa kepada nilai-nilai keadilan, HAM, dan martabat manusia di seluruh jagat raya, tidak perlu takut dengan Amerika, karena takut tidak punya tempat pada peradaban dan budaya mereka.

Christina benar. Aliansi yang dikomandoi Amerika menggalang lebih dari 40 negara untuk memborbardir te
Christina benar. Aliansi yang dikomandoi Amerika menggalang lebih dari 40 negara untuk memborbardir teroris muslim, bukan untuk memborbardir teroris Israel. Bahkan beberapa pilot arab dengan bangganya melakukan serangan udara tersebut untuk membungihanguskan tumpah darah mereka sendiri, dan pada saat yang sama para penguasanya duduk satu meja, makan malam bersama Tzipi Livni sembari membicarakan prosesi pengganyangan Gaza berikutnya.
Kita sebagai rakyat tidak kuat menahan emosi, karena kita merasa begitu diinjak dan dihinakan ketika melihat tindak-tanduk memalukan dari para pemimpin kita, ketika kekayaan bumi dijarah di depan mata kita, ketika ribuan nyawa rakyat kita direnggut oleh pesawat-pesawat tempur yang dikemudikan oleh arab sendiri, sementara gempuran yang sama tidak pernah mereka lakukan terhadap bumi teroris israel. Dan pastinya kita tidak akan pernah melihat arab yang beraliansi dengan Inggris dan Amerika untuk memborbardir teroris Israel.
Perbudakan dan nihilnya rasa nasionalisme ini berakibat kepada berhamburannya para pemuda muslim menerobos Suriah dan Irak untuk bergabung ke dalam barisan kelompok-kelompok Islam Politik garis keras, dan pastinya gelombang jihadis ini akan terus meningkat seiring dengan gempuran-gempuran baru yang diluncurkan oleh pesawat-pesawat tempur arab dan Amerika di Irak dan Suriah.
Terima kasih sebesar-sebesarnya kita sampaikan kepada Chistina, terimakasih atas keberaniannya, terimakasih karena kefemininnya sebagai wanita mengungguli semua pria yang mengklaim diri jantan, terimakasih karena sudah menyampaikan kebenaran tanpa takut kepada Amerika dan pesawat-pesawat tempur dan roket serta balatentaranya. Dan selamat kepada penguasa-penguasa arab yang sudah dapat berkah dan anugerah dari betina Tzipi Livni, jika pun rakyat-rakyat tidak mengadili mereka, dan sidang PBB hanya mainan belaka, maka sejarah tidak akan memberi mereka ampun.
Dari Benua seberang, dari bangsa-bangsa besar yang sudah melahirka Castro, Chavez, Evo Morales, Che Guevara, tidak aneh kalau juga melahirkan singa betina Christna, sementara bangsa-bangsa pengecut akan selamanya menghamba.
[yy/theglobal-review





Negeri Yaman, Surga Para Pencari Ilmu

Yaman adalah negara terluas urutan kedua setelah Arab Saudi di bentangan Jazirah Arab. Posisinya yang berada di ujung jazirah menjadikan Yaman sebagai negara yang mengambil pesan vital dalam konteks hubungan antar negara di Timur Tengah secara khusus, dan dunia secara umum. Apalagi, Teluk Aden sebagai pintu masuk Laut Merah berada di dalam wilayah Yaman. Hal ini semakin menegaskan peran vital Yaman untuk negara-negara di sepanjang garis Afrika Utara dan negara-negara Timur Tengah.

Secara historis, Yaman tidak dapat dipisahkan dari proses perkembangan islam. Ribuan Shahabat yang berasal dari Yaman tercatat indah di dalam sejarah. Sebut saja Abu Hurairah, Abu Musa Al Asy’ari, Ammar bin Yasir, Uqbah bin Amir, Jarir bin Abdillah Al Bajali, Adi bin Hatim, Wail bin Hujr Al Hadrami, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh terkemuka shahabat yang berasal dari Yaman

Karakter asli penduduknya yang lembut dan mudah menerima kebenaran manjadi salah satu faktor yang membantu penyebaran islam di Yaman. Oleh sebab itu, dalam masa islam, pergolakan dan huru-hara di Yaman terbilang kecil bila dibandingkan yang terjadi di negeri Irak, Iran, Mesir, dan Syam.
Mengenai kedatangan Abu Musa Asy’ari beserta rombongan dari Yaman, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, riwayat Al Bukhari dan Muslim:
Penduduk Yaman telah datang kepada kalian. Perasaan mereka halus. Hati mereka lembut. Iman itu Yaman dan hikmah pun Yaman.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas merupakan bentuk pujian untuk penduduk Yaman. Para ulama yang mensyarah hadits di atas memang menyebutkan khilaf (perbedaan pandangan) tentang; apa yang dimaksud dengan Yaman di dalam sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Namun demikian, sebagian ulama mengakui bahwa karakter penduduk Yaman di sepanjang sejarah Islam memang demikian. Wallahu a’lam.
NEGERI YAMAN, NEGERI ILMU
Di dalam peta rihlah thalabul ilmi (perjalanan suci dalam menuntut ilmu syar’i), Yaman juga mengambil porsi yang cukup besar. Ulama yang pernah muncul di dalam sejarah Yaman tidak terhitung jumlahnya. Shan’a sebagai simbol Yaman adalah magnet yang menarik para pecinta ilmu untuk berdatangan. Sebab pada waktu itu, Shan’a menjadi salah satu pusat berkumpulnya para ahlul hadits.
Lebih-lebih lagi pada masa Al Imam Abdurrazaq bin Hammam Ash Shan’ani (126-211). Sejumlah ulama besar Islam datang dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu langsung kepada Abdurrazaq bin Hammam di Yaman. Sufyan bin Uyainah, Al Mu’tamir bin Sulaiman, Ishaq bin Rahuyah, Ali Ibnul Madini hanyalah contoh sekian banyak murid-murid beliau. Sampai-sampai muncul istilah Laa Budda Min Shan’a Wa In Thalas Safar (pokoknya harus sampai ke Shan’a, meski harus menempuh perjalanan panjang).
Salah satu keajaiban thalabul ilmi yang termaktub di dalam sejarah adalah kisah Al Imam Ahmad bin Hambal dan Yahya bin Ma’in yang hendak berguru kepada Abdurrazaq bin Hammam.
Perjalanan beliau berdua dimulai dari Baghdad, ribuan kilo dari Yaman. Sejak awal beliau berdua bertekad menimba ilmu dari Abdurrazaq di Yaman. Berbagai negeri dilewati, panasnya siang dan dinginnya malam bukanlah penghalang.
Mereka tiba di Makkah bertepatan dengan musim haji. Kesempatan untuk berhaji pun tidak disia-siakan. Dalam sebuah kesempatan thawaf, Yahya bin Ma’in berjumpa dengan Abdurrazaq bin Hammam. Ternyata, tahun itu juga Abdurrazaq sedang menunaikan ibadah haji.
Setelah pertemuan itu, Yahya bin Ma’in segera mencari Imam Ahmad untuk menyampaikan kabar gembira dan berita besar tentang keberadaan Abdurrazaq bin Hammam yang sedang berhaji di Makkah.
Sungguh! Allah telah mendekatkan langkah-langkah kaki kita. Allah telah memudahkan kita untuk menghemat bekal perjalanan. Allah juga telah membebaskan kita dari perjalanan sebulan penuh untuk menuju shan’a.
Lihatlah! Saat ini, Abdurrazaq sedang berada di Makkah. Marilah kita mendengar riwayat-riwayat hadits dari dari Abdurrazaq di sini saja (di Makkah)!” Ujar Yahya bin Ma’in.
Subhanallah!
Mendengar “kabar baik” semacam ini ternyata tidak membuat Imam Ahmad lantas menanggapi dan menyetujui.
Dengan mantap Imam Ahmad menjawab :“Sesungguhnya, sejak masih di Baghdad, aku telah berniat untuk mendengar riwayat hadits dari Abdurrazaq di Shan’a. Dan demi Allah, aku tidak akan merubah niatku selama-lamanya.”
Ya! Imam Ahmad tetap memegang tekad untuk berguru kepada Abdurrazaq di Yaman. Dan tekad beliau benar-benar terwujud. Kurang lebih sepuluh bulan lamanya Imam Ahmad berada di Yaman dalam rangka rihlah thalabul ilmi.
THALABUL ILMI DI YAMAN SAAT INI

Tiap-tiap generasi selalu saja bermunculan para ulama besar dari negeri Yaman. Kaum muslimin tentu tidak asing lagi dengan nama harum Asy Syaukani, Ash Shan’ani, Ibnul Wazir, dan Abdurrahman bin Yahya Al Mu’allimi. Beberapa karya tulis yang menghimpun nama-nama ulama Yaman juga sangat mudah didapatkan di perpustaan-perpustakaan Islam.
Di masa-masa terakhir ini nama besar Asy Syaikh Muqbil bin Hadi Al Wadi’i sangat akrab bagi kaum muslimin. Bisa dikatakan setiap warga Yaman pasti pernah mendengar nama dan gerakan dakwah beliau. Murid-murid beliau yang datang berguru bukanlah hanya dari dalam negeri, namun juga dari mancanegara. Begitu banyaknya murid beliau hingga dinyatakan, “Tidak pernah ada rihlah seramai ini di Yaman sejak zaman Abdurrazaq bin Hammam.
Meskipun telah meninggal belasan tahun yang lalu, murid-murid senior beliau tetap meneruskan estafet dakwah salaf yang berpondasikan di atas Al Qur’an dan As Sunnah. Hari demi hari dakwah salaf semakin kuat dan meluas. Tidak ada satu pun desa di Yaman –meski terpencil-, kecuali dakwah salaf telah menghujam kuat di sana. Wajar saja jika dakwah salaf dinilai oleh banyak pengamat sebagai dakwah mayoritas di Yaman.
Kelompok-kelompok sempalan Islam memang ada juga. Akan tetapi, watak orang Yaman yang senang dengan al haq membuat kelompok-kelompok tersebut seakan berjalan di tempat, bahkan semakin surut. Syi’ah, Sufi, Al Qaeda, Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh, dan beberapa kelompok sesat lainnya justru semakin melemah sejak dakwah salaf dihidupkan kembali oleh Syaikh Muqbil dan murid-muridnya.
Jika anda sempat berkunjung ke Yaman dan menggunakan syi’ar Salaf, jangan kaget jika ada orang menyapa Anda dan mengatakan, “Anda tentu muridnya Syaikh Muqbil!”
KESEMPATAN TIDAK DATANG BERKALI-KALI

Alhamdulillah. Negeri Yaman saat ini telah menjadi pusat destinasi rihlah thalabul ilmi. Kemudahan demi kemudahan merupakan faktor pendukung yang seharusnya disyukuri secara penuh. Belajar agama secara benar di Yaman tidak di batasi oleh usia. Muda maupun tua, bahkan yang telah sepuh pun memiliki kesempatan yang sama.
Jumlah markiz (pesantren) yang mengajarkan akidah dan manhaj Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sangat banyak di negeri Yaman. Ada yang bertaraf sederhana, sedang, sampai besar. Beberapa Markiz yang tergolong besar seperti:
1. Darul Hadits Ma’bar, pimpinan Syaikh Muhammad Al Imam
2. Darul Hadits Fuyus, pimpinan Syaikh Abdurrahman Al Adeni
3. Darul Hadits Dzammar, pimpinan Syaikh Utsman As Salimi
4. Darul Hadits Syihr, pimpinan Syaikh Abdullah Al Mar’i
Untuk belajar Salaf di Yaman tidak dipungut biaya sepeserpun untuk biaya pendidikan. Bahkan konsumsi, asrama, dan beberapa hal lainnya digratiskan juga. Maka tidak mengherankan jika jumlah pelajar Indonesia di Markiz-markiz Salaf Yaman saat ini telah menembus angka 300-an. Sebagian besarnya berstatus lajang, sementara yang telah menikah dan meninggalkan anak istri juga tidak sedikit. Bahkan ada puluhan pelajar yang turut memboyong anak istrinya untuk sama-sama thalabul ilmi.
Suasana dan lingkungan Yaman sangat mendukung sekali untuk mempelajari Islam secara Intensif dan optimal. Jauh dari hiruk piruk keduniaan dan sangat menjanjikan ketenangan. Setiap saat selalu tentram dengan mendengarkan ayat Al Qur’an dan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seta nasihat ulama. Jika sesekali suntuk atau sedang menghadapi problem, hanya dengan sekedar duduk mendengarkan ceramah Syaikh, semua hilang dan meleleh tak tersisa.
Sebagian pelajar mengatakan, “Rasa-rasanya tidak ingin pulang ke Indonesia. Di sini telah ku temukan hakikat ketenangan hati. Di sinilah aku benar-benar bisa merasakan apa yang dimaksud dengan hidup bahagia itu. Di sini telah ku temukan ketentraman jiwa.
Semua bidang ilmu agama bisa Anda peroleh dan pelajari dengan mudah di Markiz-markiz Salaf di Yaman. Ketersediaan pengajar dan guru seolah tidak pernah habis. Akidah, bahasa Arab, ilmu hadits, fiqih, ushul fiqih, Al Qur’an, maupun ilmu-ilmu lainnya tinggal Anda pilih saja. Dijamin memuaskan! Insya Allah.
Thalabul Ilmi di Yaman memeng menjadi pilihan utama. Anda bisa memilih Markiz sesuai dengan cuaca yang anda senangi. Makanan dan minumannya pun mudah diadaptasikan. Proses keberangkatan dan perizinan pun sangat ringan. Secara periodik, Bapak-bapak dari KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) juga mengadakan silahturahmi dan kunjungan ke Markiz-markiz Salaf.
Biaya? Murah sekali jika dibandingkan biaya yang dihambur-hamburkan untuk sekolah maupun kuliah. Cukup dengan 18 juta Anda bisa berangkat Thalabul Ilmi ke Yaman, kemudian pulang ke Indonesia dengan membawa pulang ilmu bermanfaat untuk didakwahkan kepada masyarakat luas, insya Allah.
Tertarik? Jangan tunggu lama-lama! Segeralah ambil keputusan dan jangan menunda!
Oleh : Al Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifai hafizhahullah
[Ditulis ulang dari Majalah Qudwah, Edisi 10, hal 16-20]
 Posted by Abul-Harits at 10:49 AM