Pengantar
Satu hari pada pengujung tahun 2006, di
Shan’a, ibukota Republik Yaman. Seorang pemuda Indonesia duduk di sebuah rumah
makan menunggu jamuan makan siang dihidangkan. Saat itu, tiba-tiba seorang
warga Yaman duduk di hadapan pemuda tadi
dan mengajak berbincang.
Kala warga Yaman itu mengetahui bahwa
pemuda yang diajak berbincang adalah penuntut ilmu di Dammaj, Sha’dah, ia
langsung menyebut nama Asy-Syaikh Muqbil. “Asy-Syaikh Muqbil pencela ulama,”
katanya seraya menampakkan ketidaksukaan.