Habib adalah sebutan indah
untuk anak-keturunan Nabi. ia bisa diartikan "kekasih" karena
dikasihi oleh Nabi; boleh juga dipahami sebagai "kekasih" karena
Ummat ini mengasihinya. Sebutan habib adalah sebuah prasasti sejarah yang
mengabadikan para pembela Islam dari kalangan Bani Hasyim. Mereka itu
ciri-cirinya begini:
1. Mendalam ilmunya,
2. Besar pengorbanannya bagi
agama,
3.Tulus cintanya kepada
Syariat, rendah hati wataknya, besar dermanya di jalan Islam, serta selalu
menjaga agama hingga saat datangnya Yaumul Qiyamah. Bisa disebut karakter para Pahlawan Islam.
Tapi kalau ada
"Habib" yang jelas-jelas membela kaum Syi'ah Rafidhah, yakni kaum
sesat keturunan majusi, apapun alasan dan maksudnya; maka dia tak layak
mendapat gelar sebagai Habib.!! ( lihat artikel dibawah )
Kenapa bisa begitu? ?
ya. Karena ciri utama Habib
adalah MENCINTAI RASULULLAH SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM, dengan semurni-murni
cintanya. Mereka meletakkan cinta kepada Rasul persis di bawah cintanya kepada
Allah Rabbul 'alamiin.
Sedangkan kaum Syi'ah
Rafidhah adalah sekumpulan manusia yang AMAT SANGAT BENCI kepada Rasulullah dan
para Sahabatnya.
Kok bisa begitu? Bagaimana ceritanya?
1. Rasulullah mencintai semua isteri-isterinya,
termasuk di dalamnya Aisyah dan Hafshah. Tapi Syiah Rafidhah selalu mecela,
memaki, dan menodai kehormatan dua wanita yang dicintai Nabi itu.
2. Rasulullah sangat mencintai anak-anaknya, yang
hidup sampai dewasa maupun yang wafat di kala kecil. Tapi Syi'ah Rafidhah
mengeluarkan Sayyidah Ruqayyah dan Ummu Kultsum dari jajaran puteri Rasulullah;
padahal keduanya benar-benar putri Nabi. Syiah menyebut keduanya sebagai
"anak tiri" Nabi.
3. Rasulullah mencitai tiga Shahabat Nabi yang
paling utama: Abu Bakar, Umar, dan Utsman -Karramallahu Wujuuhahum- , Ketiganya
mendapat gelar kehormatan dari Nabi. Bahkan di jamin Ridho oleh Allah Jalla wa
'Ala, tapi Syi'ah Rafidhah selalu menjadikan ketiganya sebagai sasaran
olok-olok, penghinaan, pelaknatan, dan permusuhan.
4. Rasulullah mencintai mayoritas para Sahabatnya.
Beliau sebutkan kabar gembira surga bagi sebagian dari mereka. Tapi Syi'ah
Rafidhah menghujat, melaknat, dan menuduh mayoritas para Sahabat murtad;
kecuali Salman Al-Farisi, Abu Dzar Al-Ghifari, dan Miqdad Ibnul Aswad
Radhiyallahu 'anhum.
5. Rasulullah adalah sosok manusia yang kelak akan
PERTAMA kali masuk surga. Tapi Syiah Rafidhah meyakini bahwa kelak kemaluan
Nabi akan dibakar di neraka karena telah di gunakan menggauli 'Aisyah dan
Hafshah. yang mereka anggap sebagai dua wanita pelacur yang terlaknat. sebegitu
kejinya omongan orang-orang Rafidhah ini, sampai mereka berusaha menghalangi
Nabi masuk surga dengan selamat.
Dengan sedikit alasan ini, maka seorang HABIB
sejati akan menjauhkan diri dari mendukung Syi'ah Rafidhah; baik dukungan
langsung atau tidak; baik dengan "menyindir" Wahabi atau tidak. Dan
"Habib" semacam itu tak perlu dihargai, tak perlu dihormati, karena
dia memang "bukan Habib". bahkan kalau bisa dia disadarkan dengan hujah-hujah yang sarih/berdalil. Karena ia
mendukung orang-orang yang memerangi Rasulullah dan para Sahabat.
HABIB adalah istilah indah yang menjalinkan cinta
kasih, rahmat dan loyalitas antara Nabi, sanak keluarga beliau, serta Ummatnya.
Bila rasa CINTA ini telah terbakar, lalu berganti caci-maki, kebohongan, dan
laknatan pada salah satu saja dari keluarga Nabi; maka gelar Habib itu pun
gugur.
Antum wahai Ummat, jika memiliki ketulusan cinta,
kemurnian loyalitas, dan kesucian hati kepada Rasulullah dan sanak-keluarga
beliau semuanya Radhiyallahu 'Anhum Ajma'in; maka Antum LEBIH BERHAK mendapat
gelar Habib ( Insya Allah ).
Jika ada Habib atau siapapun yang mengatakan bahwa
perbedaan USHUL MADZHAB antara Ahlus Sunnah dan Syiah Imamiyah (Rafidhah) dalam
konteks hukum adalah perbedaan FURU' (cabang), bukan ushul, dan tak boleh
saling mengkafirkan, serta menyatakan Tidak Semua Syi’ah Sesat maka ketahuilah
bahwa orang tersebut Syi’ah !!!
Ya kita lihat dulu beda Ushul Mazhab-nya dalam hal
apa? Kalau dikatakan Ushul Madzhab, pastilah ini menyangkut beda-beda fikih
atau pemikiran, bukan beda AQIDAH. Seperti beda Madzhab Maliki, Hanafi,
Syafi'i, Hanbali, Zhahiri, dan madzhab fikih Ahlus Sunnah lainnya (kalau masih
eksis).
Tapi beda antara Ahlus Sunnah dan Syiah kan termasuk
beda USHULUDDIN, bukan beda masalah furu'. Para ulama sepakat bahwa yang
namanya Ahlus Sunnah atau Sunni itu adalah "maa 'aada ar-rafidhah"
(pokoknya yang selain Rafidhah). Dari sini saja sudah jelas perbedaan itu dalam
tema Ushuluddin, bukan Furu'uddin. demikian pula yang dinyatakan oleh Majelis
Ulama Indonesia (MUI) pusat bahwa beda Sunni (sebagai agama Islam) dengan Syiah
(sebagai sekte neo majusi) adalah BEDA USHUL, BUKAN FURU'.
Tak mungkinlah, beda antara kaum yang
"memuliakan isteri-isteri Nabi" akan bisa bertemu dengan kaum
"yang menghina dan melaknat isteri-isteri Nabi". Sampai Yaumul Akhir
pun tak akan bertemu wahai habib. cepatlah antum bertaubat !!
Disis lain, orang tersebut
sangat kencang dalam menyerang Ahmadiyah dan JIL. Itu sangat terkenal. Terkenal
sekali. Malah seolah,"Ahmadiyah lebih nista dari Iblis".
Kalau mau jujur, Syiah
Rafidhah itu LEBIH PARAH dari Ahmadiyah dan JIL. Sejahat-jahatnya Ahmadiyah,
mereka masih mengakui Al-Qur`an di tangan kita ini. Hanya penafsiran mereka yang
sesat dan menyesatkan. Sejahat-jahatnya JIL, mereka tidak memalsukan Al-Qur`an
dan Hadits Nabi. Ahmadiyah dan JIL juga tidak terlibat dalam perang
membumi-hanguskan negeri-negeri Ahlus Sunnah.
Maka itu, konsep "ushul
madzhab" yang mau di promosikan Habib untuk membuat ruang toleransi antara
Ahlus Sunnah dan Syiah Imamiyah itu bagaimana ceritanya?!
Dalam banyak kesempatan, orang
tersebut sangat galak sekali ke Ahmadiyah dan JIL Bukan berarti kami mendukung
Ahmadiyah dan JIL, tapi sebatas menanyakan KONSISTENSI anda saja. na'am,
Allaahu Yahdik...
Dan satu lagi pertanyaan:
Kenapa orang tersebut kok kelihatan geram sekali kepada Wahabi? Seolah dia tak
suka kalau Wahabi berdamai dengan NU dan Muslim tradisionalis. ?!! apakah orang
tersebut ingin mengadu domba sesama kaum
muslimin namun bersamaan dengan itu anda bergendeng tangan dengan Syiah
Raafidhah yang telah membantai dan menumpahkan darah kaum muslimin
dinegeri-negeri timur tengah?? Allahu A'lam.
Mungkin ada orang yang
mengatakan bahwa Habib itu masih sunni, hanya saja karena sungkan atau segan
dengan keluarganya yang bermarga (ber-fam) "Shihab" yang juga banyak
Rafidhahnya,.
Maka kami jawab, kalau dia
sunni tentu omongannya tidak ngawur seperti itu. terang-terangan mengatakan
"sunni-syiah itu beda furu' dan bukan ushul". tentu ini ngawur. !
perkataan ini bisa mengarah kepada kekafiran. sebab Imam Malik Rahimahullah
mengatakan,"Syiah Rafidhah itu kafir dan barangsiapa yang tidak
mengkafirkan syiah rafidhah maka dia KAAFIRR!"
Nah, daripada jadi kafir lebih baik segera bertaubat kepada Allah. Bagi kami, pernyataan "Sunni-Syiah itu beda
furu' bukan ushul" adalah merupakan cara halus melegitimasi Ajaran Syi'ah
yang kotor itu. Kalau dia betul-betul Sunni, maka tak kan terucap kata-kata
najis itu dari lisannya.
"Sunni-Syi'ah itu beda Furu' bukan
Ushul". disadari atau tidak, sama saja dia katakan "Syi'ah dan Islam
itu sama" atau "Syiah dan Sunni itu sama-sama Islam".
ma'adzallah .. !!
Islam beribadah dengan menghomati Sahabat dan
Istri Nabi, bahkan mendoakan mereka dengan ucapan
"Radhiyallahu'anhum", Sedangkan Syi'ah beribadah dengan melaknat dan
mencaci maki sahabat dan istri Nabi, dan mendo'akan mereka dengan uacapan
"Allahummal'an Shonamay Quraisy".
Apakah bisa disamakan ????
Billahil 'Adzim, dengan nama Allah yang telah
menikahkan Muhammad putra Abdullah dan Aisyah putra Ibnu Abi Quhaafah, KAMI
TIDAK AKAN PERNAH SUDI DISAMAKAN DENGAN SYI'AH MAJUSIYAH MI'AH BIL-MI'AH ILAA
QIYAAMIS-SAA'AH !!
Banyak kyai dan Habib NU yang justru anti dengan
syiah bahkan siap mati dalam jihad melawan syi'ah anak cucu majusi, diantaranya
Habib Ahmad Bin Zein Al Kaff.
sekian dan terimakasih, Allahu A'lam wal 'Ilmu
'Indallah.
Dikutip dari sumber :
Habib Zain al-Kaff: Habib yang Menjadi Syiah adalah
Pengkhianat Ahlut Bait
Habib yang
mengikuti syiah itu adalah pengkhianat Ahlul Bait. Mereka bukan habib tetapi
mantan Habib. Hal ini disampaikan oleh Ust. Habib Ahmad Zain Alkaff, Pengurus
Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis Tinggi NU Jawa Timur,
saat acara kajian ilmiah “Mengapa Syiah Bukan Islam?” di Gedung Al Irsyad,
Surakarta, Ahad (2/2).
Habin Zain
menegaskan, merupakan kesalahan kalau orang mengatakan Habib itu syiah. Karena
dalam literature kehabibab, ahlu bait yang menjadi Syi’ah tidak digolongkan
habib.
Tokoh NU yang
lantang menasehati Sa’id Agil Siraj, Ketum PBNU yang mendukung Syi’ah, ini
menambahkan, bahkan Ketua Habaib, yang hijrah dari Bashrah negeri yang subur
menuju Hadramaut negeri yang kurang subur dalam rangka menyelamatkan anak
turunannya dari fitnah syiah yang berkembang di Bashrah.
Menurutnya,
kalau ada habib yang menjadi syiah itu maka telah berhianat kepada datuknya.
“Kalau ada habib tidak berjalan diatas jalan habib dia bukan habib, tetapi
mereka mantan habib” tegasnya, seperti dilansir An-najah.net
Syiah itu telah melakukan kedustaan. “Syiah mengaku menciantai
ahlul bait padahal tidak mencintai mereka” pungkasnya
Dalam literature kehabiban, ahlu bait yang menjadi Syi’ah tidak digolongkan
habib.
“Syiah
yang ada di Indonesia adalah Syiah Imamiyah, atau Ja’fariyah, atau khomeiniyah
atau biasa mengatasnamakan madzhab ahlul bait”
Aliran
sesat yang paling berbahaya adalah Syiah karena mereka didukung Negara kaya
Iran. “Negara Iran menggelontorkan dana ada yang dihubungi langsung atau ada
juga yang diundang ke Iran kemudian ditunjukkan keberhasilan mereka.”
Banyak
tokoh Islam ditipu oleh Syi’ah. Syi’ah menawarkan pendekatan atau ukhuwah
antara Sunni dan Syi’ah. Namun di sisi lain, tokoh-tokoh kita tidak dikasih
tahu bagaimana ulama-ulama ahlus sunnah dibunuh, dipenjara dan masjid ahlus
sunnah dirobohkan di Teheran padahal disana sinagong dan gereja saja boleh
berdiri disana.
“Di
Teheran itu banyak sinagong dan gereja, tetapi masjid ahlus sunnah dirobohkan”
Inilah
beritanya.
Habib
Zain: Alasan Mengapa Syiah Bukan Islam
Surakarta
(An-najah.net) – Bahaya yang
mengancam umat Islam Indonesia saat ini adalah Syiah. Syiah alIran sesat dan menyesatkan serta
Syiah itu bukan Islam. Hal ini disampaikan Ust. Habid Ahmad Zain Alkaff,
Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis Tinggin NU Jawa
Timur saat acara kajian ilmiah “Mengapa Syiah Bukan Islam?” di Gedung Al-Irsyad,
Surakarta, Ahad (2/1).
Habin Zain menjelaskan Syiah yang
berkembang di dunia ini ada tiga. Pertama,
Syiah Zaidiyah. Syiah zaidiyah ini berkembang di Yaman Utara, hanya saja Syi’ah
Zaidiyah tidak berkembang, bahkan banyak kelompok Zaidiyah yang akhirnya
memberikan loyalitas kepada Iran. Hal ini tidak lepas dari bujuk rayu dan dana
besar dari Negara Persia ini. Kedua,
Syiah Isma’iliyah ini berkembang di India dan Pakistan. Dan pecahan dari Syiah
jenis ini adalah Syiah Nushairiyah dan Druzziah. Ketiga, Syiah Imamiyah atau
Ja’fariyah, Komeiniyah atau biasa mengatasnamakan madzhab ahlul bait. Syiah ini
berpusat di Iran. Setelah revolusi 1979 mereka melakukan eksport ajarannya ke
negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia.
“Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah
Imamiyah, atau Ja’fariyah, atau khomeiniyah atau biasa mengatasnamakan madzhab
ahlul bait” katanya.
Menurutnya, aliran sesat yang paling
berbahaya adalah Syiah karena mereka didukung Negara kaya Iran. “Negara Iran
menggelontorkan dana ada yang dihubungi langsung atau ada juga yang diundang ke
Iran kemudian ditunjukkan keberhasilan mereka.” Jelasnya.
Banyak tokoh Islam ditipu oleh Syi’ah.
Syi’ah menawarkan pendekatan atau ukhuwah antara Sunni dan Syi’ah. Namun di
sisi lain, tokoh-tokoh kita tidak dikasih tahu bagaimana ulama-ulama ahlus
sunnah dibunuh, dipenjara dan masjid ahlus sunnah dirobohkan di Teheran padahal
disana sinagong dan gereja saja boleh berdiri disana.
“Di Teheran itu banyak sinagong dan gereja,
tetapi masjid ahlus sunnah dirobohkan” tegasnya.
Habib juga menjelaskan,Iran suka memberikan
beasiswa. Apalagi kebanyakan orang berebut beasiswa ini tanpa melihat itu Syiah
atau bukan, Sehingga banyak alumni Iran ketika kembali ke Indonesia jadi murtad
dari ajaran Islam. Menjadi missionaries Syi’ah.
Selanjutnya, Pengurus Yayasan Al Bayyinat
ini menambahkan, Syiah itu biasanya mengajak ahlus sunnah untuk menjaga ukhuwah
Islamiyah. Cara ini digunakan oleh mereka ketika kondisi mereka minoritas, Hal
ini tidak berlaku jika mereka mayoritas, sepertiyang terjadi di Iran. Di sana,
ahlu sunnah justeru diintimidasi, didzalimi bahkan dibunuh.
“Ukhuwah Islamiyah itu bagus bisa dilakukan
jika sesama Islam seperti NU dengan Muhammadiyah, madzhab Syafi’I dengan
madzhab hanafi karena perbedaan mereka didalam furu’ bukan ushul.” Ujarnya.
Namun, ini berbeda dengan Syiah. Antara
ahlus sunnah dengan Syiah tidak bisa bersatu karena mereka itu berbeda dalam
ushul. “Kalau Muhammadiyah, NU, Al Irsyad itu masih satu rumah, berbeda dengan
Syiah” tegasnya.
Ia menambahkan Syiah juga menggunakan
tokoh-tokoh yang telah dicuci otaknya untuk mengajak metode takrib (pendekatan
sunni dan Syiah). “Takrib ini mereka pakai tatkala mereka jadi minoritas hal
ini tidak terjadi di Iran” tambahnya.
Ia menegaskan untuk mengetahui kesesatan
Syiah maka kita harus merujuk kepada kitab-kitab mereka. Sebagaimana kalau kita
ingin mengkaji ahlus sunnah maka harus mengakai kitab-kitab ahlus sunnah,
demikian pula kalau kita ingin mengkaji kristenisasi, komunimisme maka juga
harus menggunakan kitab-kitab mereka.
Habib zain menjelaskan mengapa alasan Syiah
bukan Islam karena aqidah mereka itu bertentangan dengan Al Qur’an dan Al
Hadits. Pertama, karena rukun imannya berbeda dengan
Islam. Rukun iman Syiah ada 5 sedangkan rukum Iman umat Islam ada 6. “Konsekunsi
dari keimanan ini maka saling mengkafirkan, Syiah mengkafirkan ahlus sunnah dan
ahlus sunnah mengkafirkan Syiah” ungkapnya.
Kedua, perbedaan
dalam rukun Islam. Kalau rukun Islamnya orang Syiah itu shalat, shaum, zakat,
haji dan wilayah. Sedangkan rukun Islamnya ahlus sunnah itu syahadatain,
shalat, puasa, zakat, dan haji. Sama konsekuensinya saling mengkafirkan.
Ketiga, Al
Qur’an yang dibaca kaum muslim sudah mengalami muharraf (perubahan), bisa
ditambah dan dikurangi. Padahal Allah secara tegas telah mengatakan
sesungguhkan kami yang telah menurunkan al qur’an dan kami pula yang
menjagannya. Hal ini tidak sebagaimana orang Syiah mereka itu mengatakan al
qur’an telah berubah baik ditambah maupun dikurangi. Bahkan al qur’an menurut
mereka itu 17.000 ayat tiga kali lipat al qur’an yang ada.
Keempat, mereka
mengklaim imam-imam mereka lebih mulia daripada Rasulullah SAW. Menurut Syiah
Imam kami punya kedudukan diatas Rasulullah Saw. “Seseorang yang mengaku lebih
afdhol dari para rasul telah keluar dari Islam, inilah aqidah Islam” tegasnya.
Kelima, mereka
mencaci para sahabat bahkan mereka mengkafirkan para sahabat kecuali yang empat
orang saja. “Padahal Allah telah menegaskan dalam al Qur’an Allah ridha kepada
mereka dan mereka ridha Allah sebagai rabb mereka” ujarnya.
Ulama NU kelahiran 1941 ini mengingatkan
untuk menghadang perkembangan Syiah di Indonesia karena jika tidak diwaspadai
maka apa yang terjadi di Irak, Iran, Yaman, Bahrain akan juga bisa terjadi di
bumi ahlus sunnah Indonesia ini.
Untuk mengingatkan bahaya Syi’ah beliau
mengutip hadits Rasulullah SAW : “Apabila timbul fitnah atau bid’ah, dimana
sahabat-sahabatku dicaci maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan
untuk menyampaikan ilmunya (menyampaikan apa yang ia ketahui kesesatan Syiah).
Dan barang siapa tidak melaksanakan perintah tersebut, maka dia akan mendapat
laknat dari Allah dan dari Malaikat serta dari seluruh manusia. Semua amal
kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun amalan sunnah tidak akan
diterima Allah”.
Umat Islam dituntut pembelaannya manakala
Rasulullah SAW, para sahabatnya, istri-istrinya yang dicacimaki oleh siapapun,
termasuk Syi’ah. “Kalau seandainya kita tidak marah ketika istri-istri
Rasulullah SAW, mertua Rasulullah SAW, menantu Rasulullah dan juga para
sahabatnya dicacimaki dan dikafirkan maka diragukan kecintaannya kepada
Rasulullah Saw. Jangan mengaku cinta, jika tidak ada buktinya.” Pungkasnya.
(Anwar/annajah) Publikasi: Senin, 2 Rabiul Akhir 1435 H / 3 Februari 2014 13:03
(nahimunkar.com)
Habib Zein Al-Kaff: Kalau Wahabi Masih Ahlussunnah,
Sedangkan Syiah Bukan
Pengikut Syiah dan pendukungnya sering kali
menuduh pihak yang menuding Syiah sesat adalah agen zionis, pemecah belah umat
dan terakhir dituduh Wahabi. Hampir selalu Wahabi yang menjadi kambing hitam
jika terkait isu gerakan yang membongkar kesesatan Syiah.
Menariknya justru kalangan yang sering
diposisikan sangat berseberangan dengan kelompok yang dituduh Wahabi,
menyatakan hal sebaliknya. Hal itu terungkap dalam konferensi pers setelah acara
tabligh akbar bertajuk “Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia”, yang
digelar Ahad kemarin (16/9) di masjid Al-Furqan Dewan Dakwah Jakarta.
Sewaktu ditanya soal kenapa setiap ada
upaya membongkar kesesatan Syiah, kalangan Syiah sering menyerang balik dengan
menyatakan bahwa Wahabi dibelakang aksi yang menuduh Syiah sesat, Habib Zein Al
Kaff mengatakan: “wahabi sama-sama Ahlussunnah, kalau mereka (Syiah) bukan.
Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama,
sedangkan Syiah berbeda,” tegas Habib yang memimpin Yayasan Al-Bayyinat Jawa
Timur dan anggota dewan Syuriah PWNU Jawa Timur tersebut.
Habib Zein dalam acara tabligh akbar
“Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia”, juga kembali mengulang
pernyataanya pada November tahun lalu bahwa Habib yang masuk Syiah sudah bukan
habib lagi. “Saya katakan tidak ada Habib yang masuk Syiah, Habib yang masuk
Syiah bukan Habib lagi, tapi sudah mantan Habib. (Dia) bukan habib lagi.”(fq)
Artikel terkait :