Monday, May 18, 2015

13 Pertanyaan yang Membuat Syiah Tidak becus menjawab

Perhatikanlah dan renungkanlah wahai kaum syiah , semoga Allah mengembalikan kalian kedalam kebenaran yang sebenarnya....tanyakanlah kepada ulama ulama syiah yang paling pandai menurut kalian....Allahumma ihidinashirotol mustaqiim


1. Pertanyaan Pertama

Apakah Anda beriman kepada takdir?

Jika Anda mengatakan “Iya”, saya katakan kepada Anda : “Mengapa Anda menyakiti diri dengan memukul-mukul badan, berteriak dan menangisi al-Husain?”

Jika Anda mengatakan bahwa Anda tidak beriman kepada takdir, selesailah urusan ini dengan pembangkangan Anda terhadap takdir dan ketidak ridhaan Anda terhadap hikmah Allah Ta’ala.

2. Pertanyaan Kedua

Termasuk dalam keyakinan Anda adalah apa yang Anda dan seluruh Syiah lakukan pada hari Asyura’.

Jika Anda mengatakan Allah dan rasul-Nya memerintahkan itu, maka dimanakah dalilnya?

Jika Anda mengatakan tidak ada seorang pun yang menyuruhnya, maka saya katakan ini adalah perkara bid’ah

Jika Anda mengatakan bahwa Ahlul Bait menyuruhmu untuk melakukan itu, maka saya akan meminta darimu, siapa dari mereka yang pernah melakukannya?

Jika Anda mengatakan : Saya hanya mengungkapkan kecintaan saya kepada Ahlul Bait..

Maka saya akan mengatakan : Kalau demikian keadaannya, maka setiap “orang-orang yang bersorban” (ulama-ulama, tokoh-tokoh dan pembesar-pembesar Syiah) sebenarnya membenci Ahlul Bait, karena kami tidak pernah melihat mereka menampar-nampar pipi. Demikian pula sesama Ahlul Bait saling membenci diantara mereka, karena tidak ada seorang pun diantara mereka yang menampar atau melukai diri untuk meratapi yang lainnya.

3. Pertanyaam Ketiga

Apakah keluarnya al-Husain ke Karbala dan terbunuhnya beliau merupakan kemuliaan untuk Islam dan kaum muslimin atau sebaliknya, kehinaan untuk Islam dan kaum muslimin?

Jika Anda mengatakan kemuliaan untuk Islam dan kaum muslimin, saya katakan, mengapa kalian menangisi hari yang merupakan kemuliaan Islam dan kaum muslimin? Apakah kemenangan Islam itu telah menyakiti Anda?

Jika Anda mengatakan itu merupakan kehinaan untuk Islam dan kaum muslimin, saya katakan : Apakah kita akan menyebut al-Husain sebagai orang yang menghinakan Islam dan kaum muslimin?

Karena al-Husain dalam keyakinan Anda mengetahui yang ghaib, yang dengannya tentu saja ia telah mengetahui bahwa ia akan menghinakan Islam dan kaum muslimin…

4. Pertanyaan Keempat

Manfaat apa yang didapatkan al-Husain dari keluarnya dia ke Karbala dan terbunuh disana?

Jika Anda mengatakan dia keluar untuk melawan kezaliman, maka saya katakan : Mengapa ayahnya, Ali bin Abi Thalib tidak keluar untuk melawan orang-orang yang telah menzaliminya?

Apakah al-Husain lebih mengetahui daripada ayahnya? Ataukah ayahnya tidak pernah mengalami kezaliman itu? Ataukah Ali bukanlah seorang yang pemberani untuk melawan kezaliman?

Mengapa pula saudaranya, al-Hasan tidak keluar memerangi Mu’awiyah? Bahkan ia berdamai dengannya dan menyerahkan kepemimpinan negeri dan kaum muslimin kepadanya. Siapakah diantara ketiga orang ini yang benar?

5. Pertanyaa Kelima

Mengapa al-Husain membawa serta bersamanya keluarga wanita dan anak-anaknya menuju Karbala’?

Jika Anda mengatakan bahwa dia tidak pernah tahu menahu apa yang bakal terjadi terhadap diri mereka… Saya katakan : Anda telah mencampakkan ‘ishmah(kema’shuman) dari dirinya yang kalian katakan bahwa al-Husain mengetahui perkara yang ghaib.

Jika Anda mengatakan bahwa al Husain tahu tentang hal tersebut, maka saya katakan : Apakah al-Husain keluar menuju Karbala untuk membunuh anak-anaknya?Radhiyallahu ‘anhum…

6. Pertanyaan Keenam

Jika Anda mengatakan bahwa al-Husain keluar untuk menyelamatkan Islam seperti yang digembar gemborkan oleh ulama-ulama Anda, saya akan tanyakan kepada Anda : Apakah Islam sudah menyimpang pada masa pemerintahan al-Hasan? Apakah Islam telah menyimpang pada masa pemerintahan Ali?!

Mengapa keduanya tidak keluar untuk mengembalikan Islam seperti semula?

Pilihannya : entah Anda mempersaksikan keadilan para Khalifah yang tiga sebelum Ali, kejujuran mereka dan keridhaan Ali terhadap mereka semua, atau justru Anda mempersaksikan pengkhianatan Ali dan putranya al-Hasan terhadap Islam sehingga perlu diselamatkan oleh al-Husain…

7. Pertanyaan Ketujuh

Siapakah yang membunuh al-Husain?

Jika Anda mengatakan : Yazid bin Mu’awiyah, saya akan menuntut Anda dengan sebuah dalil yang shahih dari kitab-kitabmu (dan Anda tidak perlu susah payah mencari, karena tidak ada dalil yang shahih dalam kitab-kitabmu yang menyebutkan bahwa Yazid membunuh atau menyuruh membunuh al-Husain)

Jika Anda mengatakan bahwa yang membunuhnya adalah Syamr bin Dzil Jausyan, maka saya katakan padamu : ”Mengapa Anda melaknat Yazid?”

Jika Anda mengatakan al-Husain terbunuh di masa pemerintahan Yazid, maka saya katakan bahwa Imam Anda yang ghaib (yang bersembunyi di gua) bertanggung jawab terhadap setiap darah muslim yang tumpah. Di masanya, Iraq, Palestina, dan Afghanistan terjajah dan Syiah pun diserang, sementara dia berlepas diri dan tidak berbuat apapun…

(Dalam keyakinan Syiah, Imam yang ghaib itulah penguasa yang hakiki di alam semesta ini)

8. Pertanyaan Kedelapan

Manakah yang lebih berat bagi Islam dan kaum muslimin, kematian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam atau terbunuhnya al-Husain?

Jika Anda mengatakan kematian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, saya tanyakan : Mengapa kami tidak melihat kalian menampar dan memukul-mukul tubuh untuk beliau?

Jika kalian mengatakan terbunuhnya al-Husain lebih berat dan buruk, maka akan jelaslah bagi manusia bahwa Nabi yang mulia tidak memiliki kedudukan berarti dalam pandangan kalian, dan kalian lebih mengutamakan al-Husain daripada beliau.

9. Pertanyaan Kesembilan

Al-Husain radhiyallahu ‘anhu dalam keyakinan Syiah mengetahui yang ghaib. Apakah dia keluar bersama keluarganya untuk bunuh diri?

Jika Anda mengatakan “Iya”, Anda telah menuduhnya bunuh diri dan membunuh anak-anaknya.

Jika Anda mengatakan “Tidak”, maka Anda telah menggugurkan kema’shuman dan keimamahannya..

10. Pertanyaan Kesepuluh

Ulama-ulama kalian mengatakan bahwa para Imam Syiah memiliki “wilayah takwiniyah” (kekuasaan di alam raya) yang tunduk dibawahnya seluruh apa yang ada di alam ini. Apakah Syamr, pembunuh al-Husain radhiyallahu ‘anhu juga tunduk kepada “wilayah takwiniyah” tersebut?

Jika Anda mengatakan “Iya”, maka itu bermakna bahwa al-Husain mati bunuh diri karena dia tidak mempergunakan “wilayah takwiniyah” yang ada pada dirinya.

Jika kalian mengatakan “Tidak”, Syamr tidak tunduk kepadanya, maka Anda telah mendustakan seluruh ulama Anda yang telah bersepakat tentang perkataan mengenai “wilayah takwiniyah” tersebut.

11. Pertanyaan Kesebelas

Mengapa kami melihat orang-orang yang menampar pipi, berteriak-teriak, mencambuk dirinya dengan rantai dan memukul kepalanya dengan pedang; mereka itu adalah kalian orang-orang awam… Sementara kami melihat “Orang-orang bersorban” tidak pernah melakukan hal tersebut?

Jika Anda mengatakan ucapanku tidak benar, karena mereka juga melakukan itu; menampar, melukai diri, merayap dan seterusnya seperti yang kalian lakukan… maka saya menuntut bukti dari Anda!

Jika Anda mengatakan: “Iya, dan itulah realitanya”… maka saya akan tinggalkan seribu tanda tanya di kepala Anda mempertanyakan loyalitas dan kecintaan mereka terhadap Ahlul Bait.

12. Pertanyaan Keduabelas

Kalian, pada setiap Hari Asyura’ di setiap tahunnya selalu mendengung-dengungkan untuk membalas dendam atas pembunuhan al-Husain!

Pertanyaannya : Mengapa para Imam Syiah tidak pernah membalas dendam mereka terhadap pembunuh ayahnya (al-Husain) sebagaimana yang kalian klaim? Apakah kalian lebih berani daripada mereka?

Jika kalian mengatakan: “Kami lebih pemberani”, maka selesailah urusan ini.

Jika kalian mengatakan bahwa para Imam tidak mampu melakukannya karena situasi politik tertentu, maka saya katakan kepada kalian : Dimanakah “wilayah takwiniyah” yang tunduk kepadanya seluruh apa yang ada di alam ini?! Ataukah itu hanyalah sebuah khurafat yang ada di kepala kalian?

Kemudian, siapa juga orang yang akan kalian tuntut untuk membalaskan dendam al-Husain darinya?!

13. Pertanyaan Ketigabelas

Pertanyaan ini ditujukan kepada Mahdi Syiah yang kabur bersembunyi: Mengapa Anda lari sampai saat ini? Apakah Anda takut terhadap seseorang? Ataukah Anda hanyalah sebuah kebohongan? Dan apakah benar Anda akan keluar dengan sebuah al-Quran baru yang bukan al-Quran kami sekarang?

Jika Anda mengatakan: Saya tidak takut!… Saya katakan : Kalau begitu, apalagi yang Anda tunggu untuk keluar?

Jika Anda mengatakan : Saya menunggu perintah Allah… Maka saya meminta darimu dalil, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak meninggalkan sesuatu perkara melainkan telah beliau jelaskan kepada kami. Kecuali jika Anda mencela Nabi dalam perkara ini, maka itu urusan Anda sendiri.

Jika saya berjumpa denganmu wahai Imam, saya akan memintamu untuk mengadakan forum debat antara saya dengan Anda di ruangan para pembela Ahlul Bait ‘alaihimussalam, di atas balkon!

Wahai Pengikut Syiah…

Saya tidak menuntutmu kecuali satu hal saja; gunakan akalmu dan berpikirlah!! Jangan Anda menyerahkannya kepada “Orang-orang bersorban” untuk berpikir mewakilimu dan menentukan arah hidupmu. Cukuplah orang-orang itu telah mencuri hartamu, yang mungkin saja dia juga telah mencuri kehormatanmu… Maka jagalah akalmu dan berpikirlah!



Anda Sunni Atau Syi'i??

Di Antara Ciri-Ciri Syi'ah ketika ditanya, anda Sunni atau syi'i? dia akan menjawab; "saya muslim"
Terkait istilah ana muslim, semua umat Islam sepakat bahwa mereka harus menamakan dirinya Muslim, tidak menamakan dirinya Yahudi atau Nasrani, bukan juga Shobi’. Sebagaimana firman Allah swt,
هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
“Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu[993], dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia,” (al-Hajj: 78)

Inilah ajaran Islam. Yaitu menamakan diri dengan muslimin. Karena penamaan ini telah ada dalam kitab-kitab sebelum alQur’an dan juga di dalam alQur’an.
Pernyataan tegas “Saya muslim” perlu disampaikan ketika status keislaman dipertanyakan, atau ada yang meragukan keislaman kita. Ini bertujuan untuk memisahkan antara Islam dan kafir. Karena selain Islam adalah bathil.

Adapun terkait masalah sunni-syi’ah, para ulama telah sepakat, bahwa Syi’ah yang berkembang hari ini telah keluar dari Islam. Karena mereka adalah pecahan dari Syi’ah Rafidhah atau imamiyah. Oleh karena itu, memperjelas posisi dan status keSyi’ahan atau keSunniyan pada konteks kekinian, terutama setelah nyata permusuhan Syi’ah atas umat Islam di Suriah, adalah suatu keharusan. Karena dengan memperjelas status inilah, garis perkawanan (loyalitas) dan perlawanan (disloyalitas) akan bisa diterapkan.

Ibarat status kewarnegaraan, agar bisa tinggal atau bertempat di salah satu negara, dewasa ini dibutuhkan kejelasan identitas. Semua orang maklum bahwa semua manusia adalah manusia, sebagaimana semua umat Islam adalah muslimin. Hanya saja, untuk menerapkan hukum-hukum yang berlaku, kepada seseorang tentu dibutuhkan kejelasan status.

Maka jika ada seseorang ditanya, “Anda warga mana, Indonesia apa Malaysia” kemudian ia menjawab, “Saya manusia.” Tentu ini merupakan tindakan bodoh. Sama halnya dengan kebodohan orang yang menjawab, “Saya muslim.” Saat ditanyai status “Apakah Anda Sunni atau Syi’ah.” Seharusnya pertanyaan yang khusus, jawabannya harus khusus.

Selain itu, ternyata, ungkapan “saya muslim,” saat ditanya “Apakah anda Sunni atau Syi’ah, adalah jawaban standar seorang Syi’ah yang bertaqiyyah. Hal ini terungkap di tulisan putra Jalaluddin Rahmat, Miftah, dalam buku, “Islam ‘madzhab’ Fadhlullah.” (hlm. 40)

~Berikut kisahnya yang ia tutur terkait kekagumannya terhadap sosok Fadhlullah –tokoh spritual Hizbullah-, 
Konon Fadhlullah pernah ditanya, “Sayyid, bagaimana saya harus menjawab bila ada yang bertanya tentang madzhab saya?”, “Jawablah, ana muslim,” jawab Fadhlullah.

(Miftah melanjutkan kisahnya), “Suatu saat saya di Pusat Bahasa Universitas Damaskus, Mansur, kawan saya dari Amerika bertanya kepada saya: Antum Sunni au Syi’i? Kamu sunni atau Syi’ah? Saya teringat ajaran Sayyid Fadhlullah. Saya menjawab, “Ana Muslim,” Dan dia tergelak tawa terbahak-bahak seraya berkata, “Kamu Pasti Syi’ah, Kamu Pasti Syi’ah.”
Saya bertanya, “Lho, dari mana Antum bisa yakin kalau saya Syi’ah? Saya muslim.” Dia kemudian menjawab, “Tidak, kamu pasti orang Syi’ah. Karena hanya orang Syi’ah yang jika ditanya apa madzhabnya, dia menjawab: Ana Muslim.”…

Saya tidak punya cara membuktikan pada dia sebaliknya. Saya kehilangan kata-kata. “Ya sudah,” ujar saya. “terserah pendapat Antum. Kalau Antum sendiri bagaimana? Sunni atau Syi’ah?” Lalu dia tersenyum dan menjawab, “Ana muslim juga. Sungguh indahnya perjumpaan saya dengan sahabat saya dengan sahabat saya itu, karena ajaran yang saya terima dari Sayyid.” –selesai kisah Miftah-.

Jadi, jawaban “saya muslim,” dalam kamus Syi’ah adalah kalimat standar operasi. Baik itu bertujuan mengelabui umat Islam atau agar kelihatan bijaksana: bervisi menyatukan umat Islam. Kalimat-kalimat ‘ana muslim’ saat ditanya ‘Anda Sunni atau Syi’ah’ sudah biasa terucap dari orang-orang yang mendidolakan Khumaini.* Hasbunallah wanikmal wakil.


Jika Ikuti Kedustaan Syiah, Maka Ali Bin Abi Thalib dan Imam-Imam Syiah Telah Kafir

Oleh: Ustadz Fuad Al Hazimi, 

Majelis Syariah Jama’ah Anshorut Tauhid

Salah satu bentuk kesesatan Syiah adalah pengkafiran mereka terhadap sahabat Nabi. Tidak hanya itu, Syiah juga membenci orang-orang yang memuliakan, mencintai, dan menyayangi sahabat nabi. Bahkan dalam sebuah riwayat hadis versi Syiah, mereka sampai pada vonis kafir terhadap orang yang mencintai Abu Bakar Radhiallahu’anhu  dan Umar bin Khaththab Radhiallahu’anhu.
Dalam Kitab Taqribul Ma’arif karangan Abu Sholah Al Halaby diriwayatkan dari Ali Al Khurasani dari seorang hamba sahayanya Ali Zainul Abidin, dia berkata :
كنت مع علي بن الحسين عليه السّلام في بعض خلواته؛ فقلت إنّ لي عليك حقّا، ألا تخبرني عن الرجلين، عن أبي بكر وعمر؟ فقال: كافران، كافر من أحبّهما
“Suatu hari aku menemani Ali bin Husain (Ali Zainul Abidin) dalam beberapa khalwatnya, lalu aku bekata kepadanya : “Sesungguhnya aku mempunyai hak atasmu, tidakkah engkau beritahukan kepadaku tentang dua orang ini: Abu Bakar dan Umar? Maka beliau menjawab :
“Mereka Berdua Kafir Dan Orang Yang Mencintai Mereka Pun Kafir”
(Taqribul Ma’arif – Abu Sholah Al Halaby hal 244, dikutip oleh Muhammad Baqir Al Majlisi dalam Biharul Anwar)
Jika mengikuti riwayat dusta alias hadits maudhu’ (palsu) Syi’ah ini, maka Ali bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu telah kafir karena menikahkan putrinya. Ummu Kultsum yang saat itu berusia 16 tahun dengan Umar bin Khattab yang usianya jauh di atasnya. Mustahil seorang ayah menikahkan putrinya kepada orang yang dibencinya sembari melarang sang putri untuk mencintai suaminya, karena jika mengikuti logika Syiah mencintai Umar bin Khattab adalah sebab kekafiran.
Kemudian Ali dan Imam-imam Syiah lainnya pun telah kafir -jika mengikuti kedustaan Syiah- karena memberi nama anak mereka dengan Abu Bakar dan Umar. Karena sangat mustahil seseorang memberi nama anaknya dengan nama orang yang dibencinya.
Bahkan Imam Ali Zainul Abidin yang dikatakan dan didustakan oleh Syi’ah telah menjadi sumber riwayat ini pun kafir karena menikahkan puteranya yaitu Imam Muhammad Al Baqir dengan cicit Abu Bakar Ash Shiddiq yaitu Ummu Farwah binti Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar Ash Shiddiq, maka lahirlah Imam Ja’far Ash Shadiq!
Berikut ini Imam-imam Syiah yang memberi nama anak mereka dengan Abu Bakar dan Umar :
– 3 dari 17 putra Ali bin Abi Thalib diberi nama Abu Bakar, Umar dan Utsman. Ketiganya menyertai Al Husain bin Ali saat syahid di Karbala
– Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib memberi nama 2 di antara putranya dengan Abu Bakar dan Umar
– Al Husain bin Ali bin Abi Thalib memberi nama 2 di antara putranya dengan Abu Bakar dan Umar
– Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib (Ali Zainul Abidin) memberi nama anaknya Umar dan Utsman
– Imam Muhammad bin Ali Zainul Abidin (Al Baqir), Imam Ja’far Ash Shadiq, Imam Musa Al Kadzim memberi nama 2 di antara putranya dengan Abu Bakar dan Umar
Luar biasa, jika mengikuti kedustaan Syiah maka 7 dari 12 Imam Syiah telah kafir.
Bahkan 4 di antara Imam itu memberi nama putrinya dengan nama Aisyah!
– Imam Ja’far Ash Shadiq, Musa Al Kadzim, Ali Ar Ridho, Ali Al Hadi memberi nama salah satu putrinya dengan nama Aisyah
Catatan penting:

– Semua keterangan ini termaktub dalam kitab-kitab Syi’ah seperti Al Irsyad Al Mufid, Kasyful Ghummah Fi Ma’rifatil A’immah, Al Kaafi fil Furu’, Tahdzibul Ahkam dan sebagainya.

– 12 Imam yang disebutkan oleh Syiah sebagai Imam mereka adalah para Imam Ahlus Sunnah bukan Syi’ah. Bahkan Imam Ja’far Ash Shadiq adalah guru dari Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam-imam Ahlus Sunnah.
– Penyebutan Imam di sini bukan mengikuti kebiasaan Syiah yang mema’shumkan para Imam ini, namun sesuai kebiasaan Ahlus Sunnah yang menyebut para ulama nya dengan gelar Imam seperti Imam Asy Syafi’i, Imam Bukhari dan sebagainya.


Ayatullah `Uzma Al Burqu`i: Syiah yang kembali ke aliran salafi

Syi`ah tertusuk pada jantungnyua, tatkala seorang Ayatullah Al `Uzma As Sayyid Abu Al Fadhl mengumumkan taubat dan keluarnya dari agama Syi`ah yang kotor itu, akal mereka tidak siap menerima kenyataan pahit seperti ini. Belum sembuh borok akibat Ahmad Al Kisrawi Rahimahullah yang bertaubat mendapat hidayah kepangkuan Islam dan memproklamirkan kebatilan agama Syi`ah Imamiyah Ja`fariyah, disusul dengan bala` susulan dengan taubatnya Ayatullah Al `Uzma As Sayyid Abu Al Fadhl Al Burqu`i yang diberi hidayah oleh Allah dan dilapangkan dadanya menerima Islam, menyambut panggilan kebenaran meninggalkan kebathilan dan orang-orangnya. Keluarnya Ayatullah Al `Uzma Al Burqu`i benar-benar mengguncang Syi`ah, karena ia (Al Burqu`i) memiliki kedudukan yang sangat tinggi dan berpengaruh.
Sekapur Sirih tentang Al Burqu`i 


Dia adalah Sayyid Abu Fadhl bin Muhammad At Taqiy bin Ali bin Musa Ar Ridha Al Burqu`i. Nasabnya kembali kepada jalur Ahlul Bait. Dia adalah selevel dengan Khumaini dalam hal ilmu, hanya saja Khumaini lebih tinggi peringkatnya dalam referensi agama Syi`ah. Dia merupakan salah satu mercusuar agama Syi`ah kala itu. Dia mengumandangkan taubatnya setelah menjadi jelas baginya kesesatan agama Imamiyah Ja`fariyah. Peristiwa itu terjadi sebelum revolusi Iran, hal ini merupakan pukulan berat bagi Syi`ah secara umum dan bagi negara Iran secara khusus.

Telah ditegakkan upaya-upaya penculikannya dan pembunuhannya. Satu diantara upaya itu hampir menghabisi hidupnya ketika salah seorang Iran menembakkan peluru ke arahnya yang sedang berdiri shalat, maka tidak ayal, peluru pun menembus pipi kirinya dan tembus keluar dari pipi kanannya. Dengan pertolongan Allah, dia bisa selamat dari tragedi ini. 

Dia bergabung dengan jama`ah ahlus sunnah dan salaf di Iran, shalat Jum`at serta jama`ah di Teheran, kawasan luar `Ghadzar Wazir Daftar`. Pemerintah menekan dan mempersempit ruang geraknya, dengan menguasai masjidnya secara paksa. Sementara gereja-gereja Nashrani dan sinagog-sinagog Yahudi menghirup udara segar dan bernafas dengan aman hingga ia menyebutkan dalam kitab-kitabnya, Sesungguhnya di negeri kami ini, orang-orang Kristen, Yahudi dan Sekuler yang anti agama bisa hidup dengan nyaman. Sementara ahlus sunnah tidak pernah merasa tenang di negeri kami ini dan tidak bisa hidup ditengah-tengah orang-orang musyrik itu.

Dia menulis banyak kitab, antara lain: 

Kasr Ash Shanam (Menghancurkan Berhala), yaitu bantahan terhadap Ushul Al Kafi, tertuang dalam 411 halaman dan dari sela-selanya dia mengurangi akidah Syi`ah dan menunjukkan kebatilannya.

Tadhad Mafatih Al Jinan (Kontradiksi Kitab Kunci-Kunci Surga), kitab bantahan terhadap kitab Mafatih Al Jinan yang memuat doa-doa ziarah kubur dan tempat-tempat sakral lainnya serta doa haji ke makam. Kitab Mafatih Al Jinan ini tergolong kitab terpenting bagi Syi`ah yang selalu mereka bawa kemana mereka pergi. Didalamnya banyak ungkapan-ungkapan syirik, kufur dan ingkar Allah. Kitab bantahannya tertuang dalam 209 halaman.
Dirasah fi Ahadits Al Mahdi (Studi tentang Hadits-hadits Mahdi), dia membongkar bangunan khurafat Al Mahdi versi Syi`ah dengan hujah (normatif rasional) dan burhan (demonstratif). 
Al Jami` Al Manqul fii Sunan Ar Rasul (Penghimpun yang Ternukul tentang Sunnah-sunna Rasul). Dia menghimpun hadits-hadits shahih ahlus sunnah yang dicocokkan dengan hadits-hadits yang ada pada Syi`ah. Ushlub (metode) atau teknik ini membuktikan bahwa Syi`ah tidak mengambil kebenaran melainkan taqlid buta dan fanatik dengan hawa nafsu dan kesesatan. Kitab ini tertuang dalam 1406 halaman.  

Dirasah Nushush Al Imamah (Studi tentang Nash-nash Imamiyah). Disini dia menetapkan dengan dalil-dalil dan bukti-bukti yang pasti bahwa khilafah adalah haqq dan imamah yang mereka yakini adalah tidak berasal dan tidak berdasar, ia hanyalah kebohongan yang nyata. Kitab ini tertuang dalam 170 halaman.  

Disamping itu masih banyak karya-karyanya yang lain seperti: Naqd `Ala Al Muraja`at dan Tadhad Madzhab Al Ja`fari Ma`a Quran wa al Islam. Dia juga menterjemahkan mukhtashar Minhaj As Sunnah karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah ke dalam bahasa Persia.
Yang sangat mengherankan adalah bahwa Sayyid Al Burqu`i ini dulunya termasuk pemimpin gerakan melawan Ahmad Al Kisrawi Al Irani yang lebih dulu mengumumkan kebathilan Syi`ah. Dia sangat produktif dan dinamis dalam membantah pemikiran-pemikiran Ahmad Al Kisrawi, dan membela agama Syi`ah secara mati-matian. Tetapi Allah ingin menghinakan Syi`ah mulai dari ubun-ubun hingga di bawah telapak kaki, Dia menunjukkan ke jalan Islam. Sayyid Al Fadhl bukanlah Syi`ah awam, melainkan simbol dan mercusuar bagi Syi`ah yang ditunjuk dengan unung jari, dia mengemban gelar Ayatullah al `Uzma.

Perlu pembaca ketahui, Syaikh Al Burqu`i setelah mendapat hidayah dia mengumumkan dan mengajak bahwa siapa saja yang pernah membayar khumus kepada dirinya, dia siap mengembalikannya, karena dia telah mengakui haramnya harta tadi yang dicuri dan dirampas dari tangan manusia. Dia telah memfatwakan haram mengambil khumus dari selain rampasan parang seperti keyakinan yang ada pada kaum muslimin. 

Akhirnya syi`ah telah memiliki pilihan lain untuk terbebas dari pengaruh selain memvonis penjara selama tiga puluh tahun tanpa memperhatikan usianya yang lanjut. Dan Syaikh Al Burqu`i meninggal dunia setelah matinya Khumaini.
Renungkanlah bersama-sama, Syi`ah mengaku setia dan cinta kepada Ahlul Bait, bagaimana mereka memperlakukan Syaikh Al Burqu`i Rahimahullah? Padahal ia termasuk cucu dan keturunan Ahlul Bait.
Lihatlah bagaimana upaya mereka dalam menculik dan mem%@!#$& orang yang nasabnya kembali kepada Ahlul Bait? Lihatlah akhirnya, bagaimana mereka mengurung dalam penjara dengan vonis 30 tahun tanpa ada belas kasih?!
Apakah mereka termasuk orang yang patut dicontoh? 
Kemanakah perginya cinta mereka yang didengung-dengungkan itu? Di manakah bersembunyi?
Telah banyak kaum Syi`ah yang terpengaruh dengan gerakan Syaikh Al Burqu`i Rahimahullah. Maka sebagian peneliti dan pencari kebenaran serta para mullah mulai mengkaji kembali dan berfikir ulang tentang ritus-ritus paganisme yang ada pada mereka. Hasilnya sebagian mereka kembali kepada kebenaran dan yang lain menyembunyikan taubatnya karena takut disakiti.

Belum lewat tahun-tahun yang panjang, Allah sudah menimpakan musibah yang lain lagi kepada Syi`ah. Pada saat-saat ini seorang guru besar mereka Ustadz (Prof.) Ahmad Al Khatib Al Irani mengumumkan batilnya wilayah (imamah), rusaknya ishmah imam, khurafat Mahdi Muntazhar, dan bahwa Ahlul Bait (Ali Radhiyallahu `anhu dan anak-anaknya) adalah penganjur dan penyeru musyawarah, tidak memiliki ambisi menjadi sultan. Dia juga menyebutkan bahwa tasyayyu` rentan dengan penyelewengan dari pangkalan yang sebenarnya. Maka dia menulis dalam kitabnya, Min Asy Syura ila Wilayah al Faqih: 

Didalam permulaan sejarah, terdapat banyak sahabat dan tabi`in pilihan menanggulangi penyimpangan politik dan sikap egois, mereka menyerukan reformasi dan perbaikan dengan kembali ke sistem syura. Dan yang paling depan di antara mereka adalah ahlul bait, keluarga Rasulullah Shallallahu `alaihi wasallam. Mereka adalah sosok-sosok manusia yang paling zuhud terhadap dunia. Tidak memiliki ambisi terhadap kekuasaan dan tidak pula rela mengikut para pemimpin yang menyimpang dalam menegakkan pemerintah dengan sistem warisan. Mereka justru menyeru pengembalian kekuasaan ke tangan umat Islam, melalui ahlul haili wal `aqdi dan menghormati suara dan keinginannya. Begitulah Syi`ah pada generasi-generasi awal, para revolusioner yang mengibarkan bendera syra, melawan anarkhisme dan egoisme. Akan tetapi prinsip-prinsip tasyayyu` (dukung mendukung) telah mengalami pencorengan dan penyimpangan dengan adanya arus asing yang baru yang menenggelamkan risalah ahlul bait dan menghilangkannya dari ingatan masyarakat. Hal yang mengakibatkan perjalanan Syi`ah dalam berabad-abad penuh dengan kebingungan, kemandegan, keterasingan dan keluar dari layar sejarah.

Perlu kita ingatkan, bahwa mulai terungkap di tengah-tengah pemuda dan pemudi Iran, khurafat Mahdi Muntazhar. Mereka menjadikan sosok Mahdi Syi`i sebagai bahan lelucon, dan permainan yang menjadi bahan tertawaan dan lawak-lawak di panggung-panggung teater mereka. Maka bergulirlah perbincangan tentang kelucuan Mahdi buatan di kalangan masyarakat Syi`ah. Karena itu para mullah bergerak menyebarkan agama Syi`ah di luar wilayah Iran dan di luar masyarakat Syi`i yang sudah memahami alur ceritanya. Mereka memanfaatkan harta untuk menyebarkan agama kotor ini, mereka tidak lain adalah tumbal-tumbal yang disuguhkan kepada bangsa-bangsa Iran Parsi agar bertambah imannya kepada khurafat Mahdi, sehingga menjadi lekat dongeng itu dalam pikiran.
Begitulah pukulan demi pukulan menerpa dada Syi`ah, belum hilang panasnya tamparan sudah melayang tamparan lain. Berkas cahaya pasti merobek hijab kegelapan, lalu akalpun menjadi tenang dan cerah satu demi satu, sehingga sekalipun lapisan-lapisan kegelapan dari para pemimpin kesesatan berusaha menutupi kenyataan dan berusaha mengusir dan menghalau sorot-sorot cahaya. Sesungguhnya kebenaran pasti tampil, aqidah shahihah adalah batu besar yang padat yang tidak lapuk dan rontok karena tiupan badai khurafat, tiupan bid`ah dan ombak dhalalah.
Maraji` : Gen Syi`ah Sebuah Tinjauan Sejarah, Penyimpangan Aqidah dan Konspirasi Yahudi, Mamduh Farhan Al Buhairi, Penerbit Darul Falah, hal 243-247.



Makar Kaum Syi’ah Rafidah di Madinah

Dunia Islam kembali dihebohkan dengan tindakan anarkis Kaum Syiah Rafidhah (SR) di Kota Madinah. Tepatnya pada hari Jum’at, 20 Februari lalu, ratusan orang Syiah berkumpul dan memaksa masuk ke Pekuburan Baqi’ yang tidak jauh dari Mesjid Nabawi, pada waktu yang tidak lagi diperkenankan untuk melakukan ziarah ke pemakaman itu: menjelang terbenamnya matahari atau shalat magrib.
Tindakan anarkis itu kembali terulang pada Senin sore, 23 Februari 2009, ketika sekelompok pemuda berusia 20-an tahun yang datang dari Manthiqah Syarqiyyah (propinsi wilayah Timur Saudi-pen) bersama sejumlah peziarah kembali melakukan demo anarkis di dalam areal pekuburan, halaman Mesjid Nabawi dan di Mesjid Bilal, yang kemudian mengakibatkan 6 orang terluka; sebagian dirawat di tempat kejadian, dan sisanya dibawa ke rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut.

SR sangat membenci sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w dan menuduh mereka telah kafir setelah Rasulullullah s.a.w. wafat. Tidak heran berbagai usaha mereka lakukan untuk menghina kaum sahabat. Salah satunya adalah dengan percobaan membongkar kuburan sahabat di Madinah tersebut. Lihat Youtube berikut ini. Coba dengar apa yang diucapakan seorang wanita yang menjadi latar video tersebut.

                                  
Tentu saja polisi-polisi Saudi dan kaum Sunni tidak membiarkan kejadian itu berlangsung lama. Mereka kemudian mengejar dan menangkap orang-orang Syi’ah tersebut. Tindakan kaum SR ini bukan pertama kali terjadi dan juga bukan yang terakhir. Kelompok ini menyadari benar bahwa Da’wah Salafiyyah adalah musuh utama mereka, karena dakwah ini menelanjangi semua perilaku bid’ah, khususnya yang mughallazhah (berat), dengan menggunakan dalil syar’i dari al-Qur’an dan al-Sunnah sesuai dengan pemahaman al-Salaf al-Shalih terhadap kedua sumber itu. Itulah sebabnya, kaum Syiah Rafidhah (SR) selalu memberikan porsi khusus yang lebih besar dari kedengkian mereka terhadap Jazirah Arabiyah.
Gubernur Madinah, ‘Abdul Aziz bin Majid mengatakan-terkait peristiwa ini-: “Siapa pun yang datang ke Mesjid Nabawi yang mulia untuk menunaikan hal-hal yang sesuai dengan Sunnah, akan mendapatkan pelayanan dalam semua hal. Namun siapa yang melakukan hal-hal yang bertentang dengan itu dan tidak mengikuti aturan yang berlaku, maka ia tidak akan pernah dibiarkan dan pasti akan mendapatkan sanksi yang berlaku.”

Dasar Syiah Rafidhah yang sesat. Setelah melakukan kejahatan di Madinah, mereka menuduh Lembaga Amar Ma’ruf Nahi Munkar telah memukul kaum wanita dan anak-anak SR di sana. Mereka juga mengadakan demonstrasi di depan Kedutaan Besar Arab Saudi di London.
                                                                                          Syiah Rafidah Demo di London
                                                      Syiah Rafidah Demo di London
Orang yang beserban putih di atas itu adalah seorang ulama Syi’ah yang bernama Yasser Al-Habib Al-Kuwaiti. Beliau bertanggung jawab atas tindakannya menghasut Britain untuk melarang masuk Syeikh Dr Yusuf Al-Qaradhawi ke U.K. yang hendak berobat di sana. Selain itu beliau juga sering mencela para sahabat secara terang-terangan dalam ceramah-ceramahnya di Hawzah-Hawzah di London. 


                                               Syi'ah Rafidah Menghina Para Sahabat
                                                                                                                                          syiah jahanam

Lihatlah poster-poster yang mereka bawa. Mereka menyamakan kedudukan beberapa sahabat sama tarafnya dengan syetan.
·        The Devil versus Adam
·        Nimrod versus Ibrahim
·        Pharaoh versus Moses
·        Abu Sufian versus Mohammed
·        Omar (Omar bin Khattab) versus Fatima
·        Muawiya versus Ali
·        Yazid versus Hussein
·        Haron (Harun Al-Rasyid) versus Al-Kazim 
    (Musa al-Kazim bin Ja`far as-Sadiq (wafat 183 H) 
    salah seorang Imam mereka yang 12)
·        Al-Saud versus Al-Mahdi
·        Wahhabis versus Shiites

                                                                                                          
                                               Syiah Rafidah Menuduh Salafi Saudi = Teroris

Salafi Hijaz sering dirujuk sebagai Wahabi oleh-oleh musuh-musuh pengikut sunnah seperti kaum Syi’ah, Sufi, Tradisionalis, dan negara-negara barat. Seandainya mereka tahu, kenapa Amerika begitu mudahnya masuk ke Iraq adalah dikarenakan bantuan kaum Syi’ah Iraq. Begitu juga hal yang sama terjadi di Afghanistan.
Bagi mereka-mereka yang mengerti ajaran Syi’ah Rafidah, tentu tidak akan berbaik-baik dengan mereka. Lain halnya dengan yang tidak mengerti apa itu Syi’ah Rafidah, mereka akan berkata untuk apa memusuhi saudara sesama Islam sendiri. Pada yang saat yang sama mereka mengangumi tokoh-tokoh Hizbullah dan negara Iran yang berani menentang negara barat.

Comments


Baik syia’h maupun saud adalah sama dalam hal membenci muslim dan kebangkitannya..kita sama2 mengetahui raja Saud dan keturunannya merupakan pengkhianat yang menjatuhkan khilafah di Turki 1924 dengan bersekongkol bersama inggris.
[wiemasen] Saya bukan mendukung keluarga Saud. Tapi fakta mengatakan bahwa kerajaan Turki jatuh bukan karena raja Saud. Faktanya adalah seperti ini:
Menurut dokumen kerajaan Turki Uthmaniyyah yang direkam oleh Yamen Ali Effendi (1018H/1609M) berjudul “Qawaniyyin Aali Uthman Mudomin Daftar al-Diwan”, ternyata kerajaan Uthmaniyyah terbagi kepada 32 buah wilayah. 14 diantaranya adalah wilayah-wilayah tanah Arab. Namun negeri Najd tidak termasuk didalamnya. Negeri Najd berada dalam kekuasaan kabilah-kabilah seperti Bani Jabr ataupun Bani Khalid, dan tidak pernah disatukan dalam satu pemerintahan dalam waktu yang lama. Negeri Najd serta wilayah sekitarnya tidak membawa kepentingan serta keuntungan material kepada kerajaan Uthmaniyyah. Walaupun buminya luas, para pemimpinnya sering berperang satu sama lain. Semua syeikh atau pemimpin di negeri Najd memiliki kekeuasaan sepenuhnya untuk mengurus wilayah masing-masing. Mereka tidak mengakui pengaruh Turki, juga pada saat yang sama Turki tidak mengakui pengaruh mereka.
Keberadaan kerajaan saud di arab saudi merupakan satelit AS di timur tengah, masyarakat sudah sangat tahu akan hubungan mesra keluarga Saud dengan penjajah AS apalagi setelah serangan Israel ke palestina beberapa waktu lalu semakin membuktikan bahwa kerajaan arab saudi adalah antek penjajah.
[wirmasen] Memang sangat disayangkan kedekatan Arab Saudi dengan Amerika. Saya tidak begitu yakin apa sebabnya. Tapi seingat saya hal itu dikarenakan ancaman Iraq pada zaman Saddam Hussein dan juga dari Iran sendiri.
Syiah dan Iran adalah fenomena kedua di mana pada satu sisi melawan Amerika padahal pada hakikatnya mereka adalah sekutu dalam hal mengecilkan gerak mujahidin di Afghanistan.
[wirmasen] Ok kalau kedua-duanya tidak baik, maka kita pilih yang paling kecil mudharatnya. Siapa di antara kedua negara tersebut yang paling menjaga sunnah. Saya kira jawabannya adalah Arab Saudi. Walaupun pemerintahan mereka sangat jelek, tapi setiap tahun ribuan orang asing masuk Islam di sana, termasuk tentara-tentara Amerika yang sedang bertugas di Arab Saudi. Mereka juga banyak memberi bantuan kepada negara Islam termasuk Palestina. Tapi terpaksa diam-diam saja, karena takut dituduh menyalurkan dana untuk teroris. Rakyat Arab Saudi menurut saya yang paling siap untuk pergi berjihad kalau pemerintah mengizinkannya. Sekarang saja dalam keadaan tertekan, banyak mujahidin-mujahidin Arab Saudi yang berperang di Checnya, Afghanistan, bahkan di Iraq sendiri. Arab Saudi lah benteng Sunni terakhir.
Kalau Syi’ah Rafidah sangat berat untuk dikompromikan. Mereka mengkafirkan para sahabat termasuk Umar Bin Khattab r.a. Ini sudah masuk dalam pelanggaran aqidah

Mekah dan medinah adalah jantung islam didunia dari dulu sampai sekarang, apabila seseorang mecari syariat agama yang paling benar akan mudah u/ mendapatkan disana.
Karena Allah telah menjadikan kota itu damai dan tentram dalam firman2nya didalam Alquran, dari doa2 nabi Ibrahim, dan dari Hadist2 Rasulullah bahwa pengaruh dajal tidak akan bisa masuk kekota suci tersebut. Yaitu ajaran2 yang menyesatkan dari orang golongan munafik yang bekerjasama dengan orang2 kafir yahudi & kafir nasrani.
Seburuk2nya orang arab mereka tetap tunduk terhadap ikatan syariat islam disana.
Kenapa Allah menyuruh kita melakukan ibadah umrah dan haji disana kalau bukan selain merupakan kewajiban seseorang hamba yg sdh mampu juga untuk mencari ilmu agama yang benar disana u/ keridhaan Allah memberikan kebaikan kepada kita didunia & akhirat.
Allah tidak akan merugikan hamba2nya menyuruh kita melakukan ibadah disana untuk sesuatu yang tidak bermanfaat dan membahayakan.

Allah telah menjamin itu semua

Assalamu’alaikum,
Wa’alaikumsalam
Hendaknya sudah sunnatullah, bahwa Islam di akhir zaman akan terbagi menjadi 73 golongan, sedangkan hanya 1 yg akan masuk surga, yaitu golongan yg setia mengikuti ajaran Nabi Shallallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya. Semoga kita semua termasuk ke dalam golongan yg 1 ini. Amin.
Yg sangat disayangkan mas, banyak umat Islam di Indonesia ini yg tidak paham apa dan siapa syiah itu? Mereka banyak yg menyangka bahwa syiah adalah sebuah mazhab, tidak ada bedanya dengan mazhab maliki, hanafi, syafi’i dan ibnu hambal, padahal permasalahannya syiah bukan hanya berbeda furu’ tetapi jg ushul alias dasar2 akidah.
[wiemasen.com] Boro-boro mengetahui aqidah syiah. aqidah sendiripun tidak mengerti. Sehingga ketika ada virus flu masuk seperti virus syiah ataupun islam liberal, langsung hoyong dan demam, soalnya tidak punya immun aqidah yang benar sih.
Semoga umat ini bisa membuka matanya lebar2 tentang syiah.
[wiemasen.com] Mari kita bekerja keras untuk itu. Salah satunya melalui blog-blog kita punya.
kasian ummat islam ini…..ulamanya bertengkar, negaranya diinjak2 asing,

sampai kapan…………sampai kapan….

aku (sunni) ingin ibadah tenang, merekapun (syiah) juga gitu, biarkanlah Alloh yg mengadili kita mana yg benar, sampai kiamat rasanya gak bakalan tenang kalo masalah yg sdh terjadi di kalangan para sahabat2 yg mulia itu terus kita kobar2kan setiap hari
[wiemasen.com] Alangkah bagusnya kalau yang anda katakan itu terlaksana. Namun pada kenyataannya, syiah berusaha untuk mensyiahkan orang sunni, berusaha menyesatkan orang sunni, dsb. Banyak yang sudah terjebak dengan dakwah syiah itu. Terus apa yang orang sunni lakukan? Diam-diam saja. Atau pura-pura tidak tahu seperti kasus anda. Anda sebenarnya tidak tahu apa-apa mengenai syiah. Atau tau, cuma mendiamkan saja, karena ada musuh bersama.
kita telah terjebak dalam siasat musuh islam yg sebenarnya yaitu yahudi dan nasroni , aku merasakan aroma adanya pengadudombaan antara sunni dan syi’i……juga teman2 ku sekampung merasakan hal itu masa orang2 yg setiap hari bergelut dg ilmu dan informasi gak bisa merasakan ….
[wiemasen.com] Negara barat sudah tahulah kalau Syiah tidak suka dengan Sunni dan begitu juga sebaliknya. Ngak ada istilah terjebak. Emangnya ulama sekaliber Dr. Yusuf Al-Qharadawi begitu bodohnya sampai mengatakan sunni hanya bisa menerima syiah kalau syiah melepaskan aqidah mencaci maki dan mengkafirkan para sahabat. Anda tahu masalah itu? Atau anda pura-pura menutup mata, dan manganggap syiah masih saudara sendiri? Tidak heran ajaran syiah, merajalela di Indonesia, karena kebanyakan orang seperti anda.
kami sangat menyayangkan sikap wahabi yang memusuhi kami orang2 NU. dg alasan bidah wahabi tidak mau mendengar alasan kami, seolah kami adalah sekumpulan orang2 jawa yg gak ngerti islam yang benar.
[wiemasen.com] Anda mengaku berilmu dan bergelut dengan informasi. Tapi kenyataannya anda salah paham mengenai wahabi. Wahabi sendiri adalah kata-kata yang digunakan oleh pihak penjajah inggris ketika berusaha menguasai anah Arab. Wahabi itu sendiri tidak ada. Yang ada adalah salafi. Cuma masalahnya salafi itu ada yang aliran keras, ada juga yang lunak. Kemungkinan besar anda berhadapan dengan salafi yamani pimpinan seikh Muqbil. Sedangkan salafi hijaz yang dipimpin oleh ulama-ulama Arab Saudi, sangat lembut dalam menghadapi ulama-ulama yang berbeda pendapat dengannya. Cuma dalam masalah bid’ah, mereka juga tegas. Disinilah kaum syiah dan tarikat bertemu. Mereka sama-sama membuat bid’ah, jadi merasa kepanasan dengan ketegasan kaum salafi. Sehingga kaum tarikat dan syiah merasa menjadi teman senasib karena memiliki musuh bersama yang mereka sebut dengan wahabi. Padahal dari segi aqidah kaum tarikat yang menganut aqidah khalaf lebih dekat aqidahnya kepada kaum salafi, daripada kaum syiah yang memang sudah jauh melenceng. Jadi saya tidak heran kalau anda yang mengaku dari NU tidak peduli dengan sepak-terjangnya orang syiah. Toh merasa senasib.
kesan kami wahabi terlalu angkuh…..gak suka ulama yg bukan wahabi, seperti hasan albanna yusuf qordowi imam khumaini, hasan nasrulloh, jamaludin alafgani meraka caci semua….bukankah itu sikap tidak bersahabat dengan sesama muslim
[wiemasen.com] Sepertinya anda merujuk kepada salafi aliran keras. Syeikh Yusuf al-Qaradhawi adalah beraqidah salaf. Tapi beliau lunak dalam berfiqih. Makanya beliau sering dirujuk sebagai salafi moderat.
kalo wahabi mersa pinter sendiri ayukk debat…dari pada terus mencaci ..kita mulai dari ilmu sorof…nahwu…balaghoh…usul fikh..( karena ini merupakan alat ) kalo ini bisa kita ketemu….insya Alloh untuk memahami ayat2 alquran dan hadis 2 nabi gampang ketemunya,
[wiemasen.com] Sekali lagi anda merujuk kepada salafi aliran keras. Anda salah alamat mengajak debat saya. Saya sarankan anda membaca buku-buku karangan salafi moderat seperti Dr. Yusuf Al-Qharadawi ataupun Dr. Wahbah Al Zuhaili. Sayang sekali anda yang mengaku berilmu dan banyak menerima informasi, masih salah paham dalam masalah ini. Kalau anda mau belajar lagi, cari saja di blog saya dengan kata “salaf’ atau “salafi”, niscaya anda akan belajar apa itu salaf dan salafi.
Kesimpulan saya, anda tidak keberatan Umar bin Khattab ra dikategorikan bersama setan seperti yang ditunjukkan dalam poster demonstrasi syiah di London itu. Apa pendapat anda sebenarnya? Membiarkan syiah mencaci maki para sahabat dengan alasan biarkan mereka dengan ibadah mereka. Sebenarnya dari sini, sudah tampak kedangkalan ilmu anda.