Tuesday, February 17, 2015

Pak Alwi Shihab, Provokator Yang Tidak Toleransi Dan Tidak Punya Hati

JUMAT, FEBRUARI 20, 2015

                                             
 
Oleh: Abu Husein At-Thuwailibi.
Kami Ahlus Sunnah Wal Jama'ah turut prihatin atas pembantaian yang dilakukan oleh segerombolan pengikut aliran sesat Syi'ah terhadap warga Ustadz Arifin Ilham di komplek Az-Zikra. 

Pembantaian dan serangan ini menunjukkan bahwa Syi'ah di indonesia sudah kuat, meski mereka tak sekuat sarang laba-laba, menunjukkan bahwa mereka telah berani namun tak seberani ubur-ubur, menunjukkan bahwa mereka telah banyak walau tak sebanyak telur unta, dan menunjukkan bahwa mereka tengah menggigil bagaikan ulat yang terkena garam laut.

Peristiwa berdarah di malam itu membuat prihatin banyak fihak baik dari kalangan awam maupun intelektual, baik salafi maupun haraki, namun sayang seribu sayang, hal itu tidak membuat Yang terhormat bapak Alwi Shihab bersimpatik dan turut prihatin, namun justru mengaggap bahwa Ustadz Arifin Ilham melakukan tindakan "provokatif" yang seolah-olah "wajar" terjadi peristiwa penyerangan itu walau dengan bahasa "kurang terpuji".

Alwi Shihab adalah tua bangka saudara kandung Muhammad Quraish Shihab dan Umar Shihab, dua tokoh penting yang menjadi "singa" penjaga bagi kelompok sesat Syi'ah Rafidhah di indonesia.

Mereka adalah dua orang tokoh Liberal yang mengaku Sunni, namun tidak pernah membela Sunni, justru senantiasa membela kelompok Syi'ah yang telah di fatwakan SESAT oleh MUI.

Untuk Pak Alwi Shihab, mesti anda ketahui bahwa spanduk yang di pasang oleh Ustadz Arifin Ilham adalah spanduk yang resmi dan tidak melanggar undang-undang atau mengarah kepada provokasi, sebab bunyi spanduk yang menyuarakan bahaya kesesatan Syi'ah itu sesuai dengan apa yang telah di fatwakan oleh Majelis Ulama Indonesia Jatim. Demikian pula MUI pusat yang mengeluarkan Fatwa akan sesatnya Syi'ah Rafidhah memalui diantaranya buku edaran yang di cetak dan disebarluaskan ke masyarakat Indonesia, tujuan dan motivasi MUI menerbitkan buku tersebut adalah untuk menjaga ideologi ummat Islam (mayoritas) di negeri ini dari berbagai penyimpangan dan aliran sesat yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia semisal aliran sesat Syi’ah Rafidhah dari Iran yang menyusup ke Indonesia.

Karena Syi’ah Rafidhah yang berkembang di Indonesia sejak Revolusi Khomaini di Iran,apabila telah berkuasa dan semakin kuat maka dikhawatirkan akan melakukan hal yang serupa seperti di negeri-negeri Arab berupa konflik dan pembantaian berdarah terhadap ummat Islam, dan itu telah terjadi berupa PEMBANTAIAN BERDARAH YANG DILAKUKAN SEGEROMBOLAN PENGIKUT SYI'AH TERHADAP UMMAT ISLAM YANG TINGGAL DI KOMPLEK MASJID AZ-ZIKRA SENTUL PIMPINAN KH.ARIFIN ILHAM DIANTARANYA TERHADAP SEORANG HABIB KETURUNAN AHLUL BAIT.


Sebelumnya Syi'ah juga menyerang Masjid yang di jadikan sebagai kegiatan dakwah sunniyah oleh para pengikut Ustadz Ja'far Umar Thalib di jawa barat. Fakta ini membuktikan bahwa SYI'AH RAFIDHAH AKAN MELAKUKAN PEMBANTAIAN DAN KONFLIK BERDARAH YANG LEBIH DAHSYAT LAGI KE ATAS UMMAT ISLAM AHLUS SUNNAH YANG MEREKA ANGGAP KAFIR. SEBAGAIMANA MEREKA TELAH MERENCANAKAN MEMBUNUH SEJUMLAH DA'I DAN ULAMA DI NEGERI INI; DIANTARANYA ADALAH USTADZ FARID OKBAH, USTADZ ABU JIBRIL, USTADZ HARTONO AHMAD JAIZ DAN TEUNGKU SYAIKH ZULKARNAIN.



Dan yang perlu anda garis bawahi bapak Alwi Shihab, bahwasanya Syi’ah dengan Islam itu bukan “berbeda”, tapi “menyimpang”.


Syi’ah itu menyimpang dari Islam dan ajarannya sesat menyesatkan sebagaimana fatwa Kyai Haji Hasyim Asy’ari Rahimahullah (pendiri NU) dalam kitabnya Qanun Asasi dan fatwa Al-Imam Asy-Syafi'i Rahimahullah, bila anda tidak bisa baca kitab, saya berkenan menjumpai anda dan menunjukkan kepada anda kitab-kitab Syi'ah Rafidhah yang penuh dengan kesyirikan, kekufuran dan kesesatan yang nyata.

Perlu anda ketahui bahwa “perbedaan” dengan “penyimpangan” itu tidak sama. Fahmi Salim,Lc.MA pernah menyebutkan bahwa,"Ikhtilaf dengan Inhirof itu berbeda".

Contoh misal, kelompok Salafiyah dengan kelompok Asy’ariyah itu memilik banyak perbedaan,baik Ushul maupun furu’, akan tetapi kedua kelompok ini tidak menyimpang dari pokok ajaran Islam, Aswaja Salafi dan Aswaja NU, memiliki rukun Iman dan rukun Islam yang sama, kiblat yang sama, kitab suci yang sama, tidak seperti Syi’ah Rafidhah yang kitab sucinya bukan Al-Qur’an akan tetapi mushaf Fathimah khayalan, Syi’ah juga tidak berkiblat ke Ka’bah akan tetapi berkiblat ke Najaf di Iran dan Karbala di Iraq, adapun ke ka'bah, itu adalah Taqiyyah. Tentu ini sudah jauh menyimpang dari ajaran pokok Islam.

Demikian pula, Aswaja NU dan aswaja Salafi yang notabene-nya memiliki marja’ yang sama dalam fiqih ibadah, yakni Mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali,yang semuanya adalah mazhab ahlus sunnah wal-jama’ah. [lihat artikel tgl 15/2/2015, titik temu NU-Wahabbi]

Aswaja NU cenderung bermazhab Syafi’i, sedangkan Aswaja Salafi cenderung bermazhab Hanbali.yang didalam dua kelompok ini terjadi perdebatan internal secara ilmiah yang berkepanjangan, tidak sebagaimana Syi’ah, Syi’ah tidak mengacu pada empat imam mazhab. Namun Syi’ah menciptakan Mazhab sendiri yaitu “Mazhab Ja’fariyah” yang mereka klaim sebagai Mazhab “Ahlul Bait” yang didirikan Imam Ja’far Shadiq. 
Nah dengan demikian,ini bukan sekedar perbedaan, tapi ini penyimpangan!!

Ketika seluruh Ummat Islam sedunia melaksanakan Shalat dalam satu hari sebanyak lima waktu,sementara Syi’ah melaksanakan shalat satu hari tiga waktu sebagaimana yang baru-baru ini tersebar luas di daerah jawa, dengan alasan di Jama’. Nah ini bukan perbedaan namanya, tapi penyimpangan.

Dengan demikian, tidak ada toleransi dengan kesesatan para kelompok sesat, dan tidak ada toleransi dengan kekafiran orang-orang kafir.

Bilamana anda mengumandangkan sikap "toleransi" terhadap kekafiran, maka ketahuilah bahwa sejatinya anda sangat TIDAK TOLERANSI DAN TIDAK PUNYA HATI.

Bukannya anda membela dan bersimpatik terhadap musibah yang dihadapi Ustadz Arifin Ilham, namun anda justru menyatakan bahwa mereka "provokatif". Tanpa disadari, anda benar-benar tidak punya toleransi dan tidak punya hati. !

Terimakasih


si Alwi Shihab.....

peternak “kambing hitam jahiliyah” wahabi ??!! [ gemar menuding wahhabi/penghina ( sifat ) Allah, al-Wahhab ], terkuak topeng Syi'ahnya !!!


SENIN, FEBRUARI 16, 2015
Tokoh - tokoh Syi`ah komentar setelah kasus di Al zikra
Ahmad Aunul Haq berbagi foto Haniy Ummu Umar.                                                                                                           
                                                            
                          copas dari IJABI Web Muhsin Labib :   
"Menanggapi pernyataan dari ust. Arifin Ilham yg membara-bara dan provokatif kami warga Syi'ah tdk akan gentar dan takut sedikitpun selama kami ada diatas kebenaran,jangan sekelas arifin ilham,sekelas obama dan wahabi antek yahudi pun akan kami lawan.camkan itu."
Bersiap siagalah wahai ikhwah...!
https://www.facebook.com/groups/110143232555/
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Sebetulnya yang provokatif itu pernyataan anda sendiri bukan Ust Arifin Ilham. Terus  siapa yang memulai menyerang. Ust  Arifin  itu hanya menjawab dengan bijak  sekali, lalu di katakan provokatif. Omonganmu ini yang provokatif. Kalau perkataan anda ini jelas sumbar untuk menunjukkan keberanian. Hakikatnya licik sekali anda.

Bila anda benar  tidak takut  kepada orang sekelas Obama, maka  hadapi kepolisian yang sudah memenjarakan perajuritmu yang menyerang ke Yayasan Ust Arifin Ilham. Omonganmu itu adalah omongan kosong, tidak berbobot. Maklum ajaranmu  itu suka dusta dan anti kebenaran. Masak ajaran sedemikian ini di anggap ajaran benar. Masak ajaran yang mengkafirkan sahabat itu di anggap ajaran yang benar bukan ajaran yang salah.

Bila omonganmu benar , lihat Syi`ah sampang yang tidak berani kembali ke kampungnya. Apa pembelaanmu kepada mereka.

Omonganmu itu mengajak perang, tapi kita ini ketawa saja seperti omongan orang yang tak waras, omongan orang yang tidak berpikir positif.

Kamu jangan bawa nama wahabi, maunya  mencari simpati dari kalangan sunni. Realitanya yang kamu serang itu bukan wahabi. Dengan omongan bualanmu ini saya ingat ayat:

يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah daripadanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mu'min, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.[1]

Bila anda merasa kuat, lalu anda melakukan aksi lagi ke tempat lain sebagaimana yang anda lakukan di tempat Al zikra. Saya ingatkan, jangan – jangan nanti anda akan mengalami nasib  seperti teman- temanmu di Sampang  yang tidak berani pulang itu


jangan lupa !!!
June 8, 2014
Astaghfirullah, Dr. Alwi Shihab Memunculkan issu Wahabi!
Kita sudah menulis bahwa NU, Muhammadiyyah, Irsyad, Persis, Washliyyah, SI, Wahhabi, Salafi adalah ahlussunnah, maka tidak boleh berpecah, dan tidak boleh mau diadu domba.
Sayyid Alwi bin Sayyid al-Maliki sendiri bahkan telah mengabadikan pujiannya untuk syaikh Muhammad bin abdul wahhab sebagai pemimpin ahli tauhid yang benar ucapannya dan bagus thariqatnya. Baca:
http://www.gensyiah.com/sayyid-alwi-al-maliki-imam-wahabi-adalah-imam-ahli-tauhid-buka-imam-sesat.html
Sudah kita terangkan bahwa yang mengangkat issu wahhabi untuk memecah belah ahlussunnah adalah politisi syiah. Baca:
http://www.gensyiah.com/issu-wahabi-dihembuskan-politikus-syiah.html
http://www.gensyiah.com/dari-dalam-sinagog-yahudi-pejabat-iran-memprovokasi-untuk-menghabisi-sunni-yang-disitilahkan-dengan-salafi-wahabi.html
sebenarnya Dr. alwi syihab sendiri pada tanggal 21 Desember 2013 di Aula Ahmad Soebardjo Kedutaan Besar Republik Indonesia di Abu Dhabi, di hadapan kurang 80 orang masyarakat Indonesia telah mengatakan bahwa konflik wahabi vs syiah itu disebabkan karena politik, namun sepertinya beliau terjebak sendiri dalam kata-katanya tersebut. Karena sekarang ini beliau sebagai Ketua Tim Bravo 5, tim bentukan pasangan Capres Jokowi-JK untuk menangkal seputar kampanye hitam menyangkut isu SARA yang diarahkan kepada Jokowi, maka beliau mengangkat issu wahhabi karena kepentingan politik sesaat.
Sebenarnya sangat kita sayangkan pernyataan Bapak Alwi Syihab tersebut, sebab kami khawatir bisa semakin mengeruhkan suasana bukan sebaliknya, Namun kita bisa memaklumi sebab sebelum karena kepentingan politik ini, bapak Alwi Syihab ternyata sudah condong membela syiah dan sentiment dengan wahhabi, bahkan bisa difahami sentiment dengan fatwa MUI yang menyatakan bahwa Syiah itu sesat dan menyesatkan.
Di Abu Dhabi beliau sdh menyatakan bahwa perbedaan antara sunni syiah itu sedikit! Dan beliau mengklaim bahwa NU dan Muhammadiyyah telah menyerukan MUI untuk berhati-hati dalam menyatakan sesat syiah. Lalu beliau berkata: “Padahal perbedaan yang ada hanyalah sedikit, hanya menyangkut masalah-masalah kecil, bukan hal-hal besar”. [ ?????? ]
Masyaallah!! Kami tidak tahu yang dimaksud masalah-masalah kecil itu apa. Apakah meyakini al-Qur`an muharraf dengan segala takwilnya itu kecil? Apakah masalah mengkafirkan sahabat Nabi itu kecil? Apakah mengingkari istri-istri Nabi dan putri putri Nabi selain Fatimah sebagai ahlulbait itu kecil? Apakah mengkafirkan semua umat islam selain kelompoknya itu kecil? Apakah meyakini sahabat Muawiyyah itu musuh Rasulullah, pemalsu hadits-hadits nabi beserta sahabat yang lain itu kecil? Apakah ghuluw kepada ahlulbait dan mengkambing hitamkan ahlulbait untuk kesyirikan mereka itu kecil?
Silakan baca:
http://www.gensyiah.com/syiah-mengkafirkan-sufi-bagian-1.html
http://www.gensyiah.com/syiah-mengkafirkan-kaum-shufi-bagian-2.html
http://www.gensyiah.com/syiah-mengkafirkan-asyairah-kaum-asyariyyah.html
http://www.gensyiah.com/mengkafirkan-syiah-berarti-menyerang-dan-menghancurkan-ahlussunnah-bag-i.html
http://www.gensyiah.com/bukti-pensyiahan-indonesia-secara-sistematis.html
http://www.gensyiah.com/bukti-pensyiahan-indonesia-secara-sitematis-bag-2.html
http://www.gensyiah.com/mui-jawa-timur-resmi-menetapkan-ajaran-syiah-sesat-dan-menyesatkan.html
Bapak Alwi Shihab lalu berkata:
“Keduanya sama bersyahadat, menunaikan zakat, sholat menghadap kiblat, berhaji di Mekkah, dan terdapat pula kesamaan dalam hal-hal lain sebagaimana umat Islam yang bermazhab Ahlus Sunnah. Adapun perbedaan-perbedaan yang ada, mestinya tak perlu diperuncing karena memang tak begitu signifikan”.
http://ahlulbaitindonesia.org/berita/1550/dr-alwi-shihab-hindari-mengkafirkan-sesama-muslim/
Kalau hanya ini tolak ukurnya, lalu kenapa sentiment kepada wahhabi? Kenapa diperuncing?
Sikap beliau sekarang ini mirip dengan sikap kakak kandungnya (Bapak Quraisy Shihab), yang mana bapak Quraisy shihab sangat getol membela syiah, hingga bapak KH. Ma’ruf amin Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat mengatakan: “Quraisy Syihab itu jelas mendukung syiah”
http://www.gensyiah.com/dr-maruf-amin-buku-mui-kesesatan-syiah-adalah-amanat-fatwa-1984.html
http://www.gensyiah.com/mengkritik-quraish-shihab-secara-ilmiah-bukti-bahwa-quraish-shihab-seorang-syiah.html
Kami lebih prihatin lagi jika benar Bapak Alwi Syihab berkata seperti yang diberitakan oleh tempo:
NU Dukung Prabowo, Alwi Shihab: Pengkhianat
Alwi Shihab mengatakan Nadlatul Ulama yang mendukung pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa adalah pengkhianat. Menurut dia, mereka telah disusupi kelompok Wahabi Salafi dengan menyerang pasangan capres Jokowi-JK.
”Berarti mereka mengkhianati NU, rumahnya sendiri juga para pendirinya,” kata dia di Pondok Pesantren Al-Islam, Kota Yogyakarta, Jumat, 6 Juni 2014. (Baca: Kampanye SARA ke Jokowi, Alwi Shihab: Itu Wahabi)
Wahabi, kata Alwi, mengunakan cara-cara fitnah untuk berkuasa. Dia mencontohkan mereka menyebarkan isu menyesatkan tentang Jokowi jelang dan selama masa kampanye ini, mulai dari Jokowi seorang Kristen atau banyak dikelilingi orang Kristen. Hingga, Jokowi keturunan Tionghoa dan anti-Islam, makin menunjukkan kentalnya nuansa politis demi menjatuhkan citra Jokowi agar gagal terpilih.
”Model gerakan (penyebaran fitnah) ini, menghalalkan segala cara agar bisa berkuasa,” kata mantan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I itu. Baca selengkapnya di: http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/06/06/269583022/NU-Dukung-Prabowo-Alwi-Shihab-Pengkhianat
Inilah yang semakin membuat kami prihatin, menuduh orang lain SARA tetapi beliau sendiri menghembuskan issu SARA, sampai menuduh NU yang memilih Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa berkhianat?!
Kok mudah sekali menuduh para Kyai dan umat islam yang berjumlah banyak yang memeilih pasangan Prabowo-Hatta berkhianat, hanya karena memilih Bapak Prabowo, tidak memilih calon yang dijagokan Bapak Alwi shihab.
Dengan logika yang sama seharusnya bapak Alwi lebih getol menyuarakan bahwa orang NU yang mendukung Syiah itu pengkhianat, sebab mengkhianati Ahlulbait, Imam Syafi’I, dan KH Hasyim Asy’ari.
http://meleksyiah.wordpress.com/2012/04/28/kh-hasyim-asyari-pendiri-nu-kecam-syiah/
semoga pilpres 2014 berjalan lancar tanpa kerusuhan
dan Indonesia dipimpin oleh pasangan yang membawa bangsa Indonesia bermartabat dan berwibawa serta umat islam Indonesia yang sunni ini dihindarkan dari aliran sesat yang juga bisa mengancam NKRI semisal Syiah. Aamiin
mohon maaf jika ada yang kurang berkenan./gensyiah.com

Ulama NU Jawa Timur : Kalau Wahabi Masih Ahlu Sunnah, Kalo Syiah Bukan

Pengikut Syiah dan pendukungnya sering kali menuduh pihak yang menuding Syiah sesat adalah agen zionis, pemecah belah umat dan terakhir dituduh Wahabi. Hampir selalu Wahabi yang menjadi kambing hitam jika terkait isu gerakan yang membongkar kesesatan Syiah.
Menariknya justru kalangan yang sering diposisikan sangat berseberangan dengan kelompok yang dituduh Wahabi, menyatakan hal sebaliknya. Hal itu terungkap dalam konferensi pers setelah acara tabligh akbar bertajuk Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia, yang digelar Ahad kemarin (16/9 2012) di masjid Al-Furqan Dewan Dakwah Jakarta.

Sewaktu ditanya soal kenapa setiap ada upaya membongkar kesesatan Syiah, kalangan Syiah sering menyerang balik dengan menyatakan bahwa Wahabi dibelakang aksi yang menuduh Syiah sesat, Habib Zein Al Kaff mengatakan: wahabi sama-sama Ahlussunnah, kalau mereka (Syiah) bukan. Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama, sedangkan Syiah berbeda, tegas Habib yang memimpin Yayasan Al-Bayyinat Jawa Timur dan anggota dewan Syuriah PWNU Jawa Timur tersebut.

Habib Zein dalam acara tabligh akbar Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia, juga kembali mengulang pernyataanya pada November tahun lalu bahwa Habib yang masuk Syiah sudah bukan habib lagi. Saya katakan tidak ada Habib yang masuk Syiah, Habib yang masuk Syiah bukan Habib lagi, tapi sudah mantan Habib. (Dia) bukan habib lagi.(fq) eramuslim.com, Furqan Senin, 1 Zulqadah 1433 H / 17 September 2012 10:57 WIB

- See more at: http://www.nahimunkar.com/habib-zein....4rOikaZP.dpuf
coba tiru Malaysia !!!
Malaysia Larang Keberadaan Syiah, Pengikutnya Dipantau Ketat
Rabu, 29 Rabiul Akhir 1436 H / 18 Februari 2015 09:00 WIB

Sepanjang sejarahnya, syiah selalu melakukan kudeta terhadap kekuasaan dan mengguncang stabilitas negeri. Pemerintah Malaysia menyadari bahaya Syiah di negerinya, sebab itu Malaysia melarang penyebaran ajaran Syiah di sana.
“Kita tidak ingin berlaku perpecahan antar masyarakat seperti yang terjadi di Bahrain, Irak, dan beberapa negara Muslim lainnya,” ujar Menteri Dalam Negeri Malaysia, Dr. Ahmad Zahid Hamidi pada acara Pelatihan Kepemimpinan Muda Muslim Indonesia-Malaysia di Bogor (5/10/13).
Menurut pria yang pernah menjabat Menteri Pertahanan Malaysia ini, jumlah pengikut Syiah di Malaysia saat ini ada sekitar 300.000 orang. Mereka terus dipantau dengan ketat dan dilarang menyebarkan ajaran-ajarannya secara terbuka.Dalam beberapa tahun terakhir,  langkah-langkah mengawasi dan mengharamkan syiah di Malaysia ditingkatkan.
Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Malaysia, Jenderal Datuk Seri Abdul Rahim Mohamad Radzi, sebagaimana dikutip islamtimes.org, menyampaikan agar mewaspadi media online yang menjadi sarana penyebaran ajaran Syiah.
“Perkembangan teknologi informasi merupakan salah satu faktor pertumbuhan mereka karena ajaran-ajaran mereka menyebar lewat berbagai situs sosial,” kata Radzi sambil mendesak agar gerakan Syiah segera dibasmi.
Dia mengatakan, langkah-langkah pemberantasan akan melibatkan Kementerian Dalam Negeri, polisi, Registrar of Societies, kontrol publikasi di bawah Percetakan dan Publikasi Act, pembatasan produksi CD dan DVD oleh Dewan Sensor Film dan pemantauan oleh Departemen Imigrasi.
Radzi lebih lanjut menambahkan, sejauh ini 10 negara bagian telah melarang gerakan Syiah dengan UU anti Syariah. Sementara pemerintah di 4 negara bagian lain yaitu  Pahang, Kelantan, Sabah dan Serawak juga akan mengambil langkah yang sama. Sementara itu, di kota Perak Ipoh, Departemen Agama Islam Perak telah menangkap dua warga, di antaranya seorang dokter perempuan atas dugaan keterlibatan mereka dalam gerakan Syiah.
Pada 13 Oktober 2013, Jabatan Agama Islam Selangor (JAIS) Malaysia menggerebek markas Syiah di Taman Seri Gombak dan menyita banyak barang bukti yang terkait dengan ajaran-ajaran sesat tersebut.
Menurut Petugas Divisi Penegakan JAIS Mohd Sharom Mat Maarof, penggerebekan terhadap markas Syiah itu dilakukan berdasar pada pasal 12C Pidana Pelanggaran Syariah (Selangor) Pengesahan 1995 karena menentang fatwa mufti Selangor dan pasal 7 tentang larangan penyebaran ajaran sesat. Bagaimana dengan Indonesia?
http://www.eramuslim.com/berita/tahukah-anda/malaysia-larang-keberadaan-syiah-pengikutnya-dipantau-ketat.htm#.VOQQwvmsUVB

 




Pendapat ulama rujukan NU sama dg wahabi

… agar Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU yang dikenal sangat membenci Wahabi dan para ulama muwahid hendaknya membaca kitab tersebut. “Pak Said Aqil Siradj suruh baca ini ya!”
Dalam acara bedah buku yang ditulis ustadz Aman Abdurrahman berjudul “Ya… Mereka Memang Thaghut” di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, salah satu pembicara ustadz Fuad Al Hazimi menepis stigma bahwa pembahasan tentang thaghut selama ini hanya digaungkan oleh kaum Wahabi ekstrim, dimana di antara golongan yang termasuk  thaghut adalah orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah.
Permasalahan ini menjadi syubhat di tengah-tengah umat lantaran pemimpin yang tidak berhukum dengan hukum Allah hanya dikatakan kufur Ashghar, dianggap muslim dan harus di taati.
Dari makalah yang disampaikan ustadz Fuad dipaparkan bahwa pada dasarnya ulama dari berbagai kalangan termasuk Imam Baidhawi yang merupakan ulama mufassir yang menjadi rujukan kalangan Nahdliyyin meyatakan dengan tegas bahwa orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah telah kafir dan wajib dijatuhi hukuman mati.
“Sekarang saya sampaikan fatwanya ulama orang Nahdliyyin, soalnya ada juga yang beranggapan ini  kelompok ekstrem Wahabi,” ungkap mantan Imam masjid Al Hijrah Sydney Australia, Ahad (11/3/2012).
Ia melanjutkan pembahasan dengan mengutip tulisan keterangan Imam Baidhowi dalam Tafsir Anwarut Tanzil Wa Asrarut Ta’wil.
“Imam Baidhowi, ulama tafsir panutan kaum Nahdliyyin menulis dalam Tafsir Baidhowi:
قال في تفسير قوله تعالى {وما أرسلنا من رسول إلاّ ليُطاع بإذن الله} [النساء: 64] : وكأنّه احتجّ بذلك على أنّ الذي لم يرضَ بحكمه -وإن أظهر الإسلام- كان كافراً مستوجب القتل، وتقريره أنّ إرسال الرسول لمّا لم يكن إلاّ ليطاع، كان من لم يطعه ولم يرض بحكمه، لم يقبل رسالتَه، ومن كان كذلك كان كافراً مستوجب القتل
( أنوار التنزيل وأسرار التأويل للإمام البيضاوي، 1/222)
Beliau menafsirkan ayat :
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ
“Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah”. (QS An Nisa’ 64).
“…Dengan ayat ini sepertinya Allah ingin menegaskan bahwasanya barangsiapa yang tidak ridho dengan hukum (keputusan) yang telah ditetapkan oleh Rasulullah shollallohu ‘alaihi wasallam –walaupun ia menampakkan keislamannya- orang ini telah kafir dan wajib mendapatkan hukuman mati.
Penegasan ini (dapat kita pahami dari ayat di atas) bahwasanya diutusnya seorang Rasul tidak ada tujuan lain kecuali agar ia dipatuhi dan diikuti. Oleh karena itu barangsiapa yang tidak mau patuh dan ridho dengan ketetapan dan hukum yang telah diputuskannya, tidak mau menerima risalahnya, orang seperti ini telah kafir dan wajib mendapatkan hukuman mati.”  (Anwarut Tanzil Wa Asrarut Ta’wil – Imam Baidhowy juz 1 hal 222).” Papar ustadz Fuad di hadapan ratusan hadirin yang memenuhi ruangan.
Di sela-sela pemaparannya, sambil berkelakar ustadz Fuad juga menyampaikan agar Said Aqil Siradj Ketua Umum PBNU yang dikenal sangat membenci Wahabi dan para ulama muwahid hendaknya membaca kitab tersebut. “Pak Said Aqil Siradj suruh baca ini ya!” ujarnya. [Ahmed Widad] (voa-islam.com)  Senin, 12 Mar 2012. (nahimunkar.com, 13 March 2012)
Komentarku ( Mahrus ali ):
Ada juga tokoh ulama yang di idolakan kalangan orang – orang NU, bahkan tafsir Jalalain karyanya juga menu pelajaran rutin di pesantren NU – Dia bernama Imam Suyuthi menyatakan  sebagaimana pendapat ulama wahabi sbb:
الدُّرُّ الْمَنْثُورُ ( ج 2 / ص 279 )

فَإذاً رَأَّوْا الامَامَ يَحْكُمُ بِغَيْرَ الْحَقَّ قَالُوا : قَدْ كَفَرَ فَمِنْ كَفَرَ عَدَلَهُ بِرَبِّهُ ،وَمِنْ عَدَلَ بِرَبِّهُ فَقَدْ أَشْرَكَ بِرَبِّهُ . فَهَؤُلَاءِ الأَئِمَّةُ مُشْرِكُوْنَ
Bila mereka melihat Imam menjatuhkan hukum yang tidak benar ( menurut al Quran ) , mereka  berkata: Imam telah melakukan kekufuran. Barang siapa yang menjalankan kekufuran ber arti telah mengenyampiungkan Tuhannya. Dan barang siapa berbuat demikian, sama dengan syirik. Para pemimpin itu musrik.  Durrul mantsur  279/2