Monday, June 18, 2018

IslAm NUSantara, Anti Arab Atau Cenderung Anti Islam ? Obsesi Romatisme Kejayaan Nusantara Kerajaan Majapahit.

Hasil gambar untuk majapahit

‘Islam Arab’, ternyata memang induknya dari Nabi dan para shahabat. Ajaran Islam itu sendiri, Islam yang universal. Islam yang dipahami para ulama Ahlus-Sunnah di seluruh penjuru dunia. Penyebutan ’Islam Arab’ hanyalah cara pendikotomian syari’at Islam oleh segelintir orang idiot yang mengatasnamakan Islam. Tak ada konsep Islam secara geografis. Saya khawatir, penyebutan ‘Islam Arab’ ini muncul karena ada angapan Islam (baca : Arab) ‘menginvasi’ Nusantara seperti mirip cerita orang-orang Majapahit yang merasa diinvasi orang-orang Islam (lalu lahirlah Mataram Islam) sehingga mereka berhijrah menepi ke wilayah Dieng, Bromo, Semeru, dan Bali untuk mempertahankan agama dan budaya mereka. Seandainya benar demikian, konsep Islam geografis Indonesia – yaitu islAm NUSantara – dikhawatirkan justru ingin menghidupkan kembali budaya klenik dan pagan yang memang dulunya menjadi platform budaya Nusantara dengan baju Islam. Bahaya banget gan !!
So, para pegiat islAm NUSantara yang menyuarakan sentiment anti Arab (baik langsung maupun tidak langsung) dengan jargon-jargon menghidupkan budaya lokal, jangan nanggung-nanggung lah yang ujungnya cuma bikin marah umat Islam. Bikin saja yang lebih jelas. Lebaran jangan pakai penanggalan Islam, pakai saja penanggalan Masehi. Pilih 17 Agustus misalnya, pas hari kemerdekaan RI dan lomba makan krupuk. Pasti ramai. Buka puasa, makanlah petai dan jengkol yang asli spesies Indonesia – bukan kurma, makanan Arab. Setelah penciptaan tilawah Al-Qur’an langgam Jawa, apa nggak sekalian dicoba pembacaan serat Darmo Gandhul dengan nada ala murattal Su’uud Asy-Syuraim dan Misyari Rasyid Al-‘Affasiy biar semakin nge-blend ajaran gado-gadonya?. Hewan kurban, carilah yang murah meriah yang banyak tersedia di masyarakat kita : ayam kampung, lebih legit. Shalat dengan bahasa daerah, yang penting artinya sama. Muatan lokal (mulok). Dan lain-lain. Biar nanti lebih jelas garis pembeda antara ajaran islAm NUSantara dengan Islam yang dibawa Nabi yang notabene orang Arab.
Btw,…. sudah cukup untuk sementara sebagian uneg-uneg dituliskan.
Pesan saya, jauhi paham islAm NUSantara dan orang-orangnya. Doakan saja agar mereka mendapat hidayah, atau kalau tidak, kita berdoa agar kita dapat beristirahat dari gangguan mereka.

IslAm NUSantara (Abul Jauzaa’). Gus Najih Maimoen : Islam Nusantara Akan Mengembalikan Pada Kemusyrikan.



Diposting oleh Abu Al-Jauzaa'
Saya terus terang masih bingung mendefinisikan islAm NUSantara. Sebagian tokoh lokal menjelaskan ide baru ini sebagai identitas keislaman orang Indonesia yang ‘moderat’ dan penuh ‘rahmat’; mesti diinternasionalisasikan ke manca negara. Islam yang dalam pikiran sebagian tokoh tergambarkan sebagai Islam yang mengadopsi budaya lokal, nggak mau kearab-araban (atau bahkan anti Arab?), tapi sangat hobi – kalau tidak mau dikatakan rakus – mengadopsi style kebarat-baratan. Islam yang menjadi opisisi ‘Islam Arab’ (?). Islam yang pemahaman nash-nashnya mesti di-reinterpretasi sesuai kondisi dan kebutuhan, sebagaimana diskusi naas belum lama ini yang berhasil membuat girang Benyamin Netanyahu.[1]