Diposkan oleh Abu Al-Jauzaa' : di 23.17
Permasalahan konflik Abu Bakr dan Faathimahradliyallaahu
‘anhumaa menjadi salah satu isu terpenting dari kalangan Syi’ah
Raafidlah untuk menjajakan dagangan ‘aqidah. Sebenarnya, di blog ini telah
menyinggung permasalahan tersebut pada artikel berjudul : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam Tidak
MewariskanTanah Fadak kepada Faathimah. Namun kali ini, tema itu
akan diulang dengan penekanan dan pembahasan berbeda, walau benang merah
keduanya sama. Hadits yang akan dibicarakan adalah :
حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ
صَالِحٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ
عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّ
فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام ابْنَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا تَرَكَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ
عَلَيْهِ فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌفَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ
بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَجَرَتْ أَبَا
بَكْرٍ فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ قَالَتْ
وَكَانَتْ فَاطِمَةُ تَسْأَلُ أَبَا بَكْرٍ نَصِيبَهَا مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ خَيْبَرَ وَفَدَكٍ وَصَدَقَتَهُ
بِالْمَدِينَةِ فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ عَلَيْهَا ذَلِكَ وَقَالَ لَسْتُ تَارِكًا
شَيْئًا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْمَلُ بِهِ
إِلَّا عَمِلْتُ بِهِ فَإِنِّي أَخْشَى إِنْ تَرَكْتُ شَيْئًا مِنْ أَمْرِهِ أَنْ
أَزِيغَ فَأَمَّا صَدَقَتُهُ بِالْمَدِينَةِ فَدَفَعَهَا عُمَرُ إِلَى عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ
وَأَمَّا خَيْبَرُ وَفَدَكٌ فَأَمْسَكَهَا عُمَرُ وَقَالَ هُمَا صَدَقَةُ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَتَا لِحُقُوقِهِ الَّتِي
تَعْرُوهُ وَنَوَائِبِهِ وَأَمْرُهُمَا إِلَى مَنْ وَلِيَ الْأَمْرَ قَالَ فَهُمَا
عَلَى ذَلِكَ إِلَى الْيَوْمِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin ‘Abdillah : Telah
menceritakan kepada kami Ibraahiim bin Sa’d, dari Shaalih, dari Ibnu Syihaab,
ia berkata : Telah menceritakan kepadaku ‘Urwah bin Az-Zubair : Bahwasannya
‘Aaisyah ummul-mukminiin radliyallaahu ‘anhaa telah mengkhabarkannya
: Faathimah ‘alaihis-salaam putri Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah meminta kepada Abu Bakr Ash-Shiddiq setelah
wafatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam agar
membagi untuknya bagian harta warisan yang ditinggalkan Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam dari harta fa'i yang Allah
karuniakan kepada beliau. Abu Bakr berkata kepadanya : Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda :‘Kami tidak mewariskan dan apa
yang kami tinggalkan semuanya sebagai shadaqah’. Faathimah bintu
Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam pun marah dan kemudian
meng-hajr Abu Bakr. Ia terus dalam keadaan seperti itu hingga
wafat. Dan ia hidup selama enam bulan sepeninggal Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam. 'Aisyah radliyallaahu ‘anhaa berkata :
"Fathimah pernah meminta Abu Bakr bagian dari harta yang ditinggalkan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berupa tanah di
Khaibar dan di Fadak (nama tempat, dekat Madinah) dan shadaqah beliau di
Madinah namun Abu Bakr mengabaikannya dan berkata : "Aku tidak akan
meninggalkan sedikitpun sesuatu yang pernah dikerjakan Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam melainkan akan aku kerjakan. Sungguh aku takut
menjadi sesat jika meninggalkan apa yang diperintahkan beliau. Adapun
shadaqah beliau di Madinah telah diberikan oleh 'Umar kepada 'Ali dan 'Abbas,
sementara tanah di Khaibar dan Fadak telah dipertahankan oleh 'Umar dan
mengatakannya bahwa keduanya adalah shadaqah Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam yang hak-haknya akan diberikan kepada yang mengurus
dan mendiaminya sedangkan urusannya berada di bawah keputusan
pemimpin". Perawi berkata : "Dan keadaannya tetap seperti itu hingga
hari ini" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3092-3093].
Di sini akan dibahas seputar lafadh yang dicetak tebal (bold)
dalam riwayat di atas. Lafadh tersebut dibawakan semuanya berasal dari Ibnu
Syihaab Az-Zuhriy, dari ‘Urwah bin Az-Zubair, dari ‘Aaisyah radliyallaahu
‘anhaa; yang terdiri dari beberapa jalan, yaitu :
1. Riwayat Syu’aib
bin Abi Hamzah, dari Az-Zuhriy.
Syu’aib bin Abi Hamzah Diinaar Al-Qurasyiy, Abu Bisyr Al-Himshiy;
seorang yangtsiqah lagi ‘aabid, dan menurut
Ibnu Ma’iin : ‘Termasuk orang yang paling tsabt dalam hadits
Az-Zuhriy’. Termasuk thabaqah ke-7, wafat
tahun 162 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 437 no.
2813].
Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan[1] 11/152-154
no. 4823 (dari ‘Utsmaan bin Sa’iid), Al-Baihaqiy dalam Al-Kubraa[2] 6/300 no. 12733
dan dalam Ad-Dalaail[3] 7/279 (dari
Abul-Yamaan), dan Ath-Thabaraaniy[4] dalam Asy-Syaamiyyiin 4/198-199
no. 3097 (dari Abul-Yamaan) – dengan menyebut lafadh kemarahan Faathimah
:
قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقَالَ أَبُو
بَكْرٍ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، إِنَّمَا كَانَ يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ
يَعْنِي مَالَ اللَّهِ لَيْسَ لَهُمْ أَنْ يَزِيدُوا عَلَى الْمَأْكَلِ، وَإِنِّي
وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ صَدَقَاتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا، فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى
فَاطِمَةَ مِنْهَا شَيْئًا، فَوَجَدَتْ فَاطِمَةَ
عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي ذَلِكَ، فَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى مَاتَتْ،
وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ
أَشْهُرٍ......
...... ‘Aaisyah berkata : Lalu Abu Bakr berkata : “Sesungguhnya
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : ‘Kami
tidak diwarisi dan semua yang kami tinggalkan adalah shadaqah’. Dan
hanyalah keluarga Muhammad makan dari harta ini – yaitu harta Allah yang tidak
ada tambahan bagi mereka selain dari yang dimakan. Dan sesungguhnya aku, demi
Allah, tidak akan mengubah shadaqah-shadaqah Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam dari keadaan semua yang ada di jaman Nabi shallallaahu
‘alahi wa sallam. Dan sungguh aku memperlakukan shadaqah tersebut
seperti yang dilakukan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam padanya”.
Maka Abu Bakr enggan memberikan harta peninggalan tersebut sedikitpun pada
Faathimah. Faathimah pun marah kepada Abu Bakr tentang hal itu, lalu ia pun
meng-hajr-nya dan tidak mengajaknya bicara hingga wafat. Dan Faathimah
hidup setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam selama
enam bulan....” [lafadh milik Ath-Thabaraaniy].
Sanad riwayat ini shahih.
Abul-Yamaan namanya adalah : Al-Hakam bin Naafi’
Al-Bahraaniy Al-Himshiy; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 221 H/222 H dalam usia 83
tahun. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 264 no. 1472]
‘Utsmaan bin Sa’iid bin Katsiir bin Diinaar Al-Qurasyiy, Abu ‘Amru
Al-Himshiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9,
dan wafat tahun 209 H. Dipakai oleh Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 663 no. 4504].
Al-Bukhaariy dalam Al-Ausath 1/114 no. 93
membawakan riwayat yang menyebutkan lafadh masa hidup Faathimah setelah
wafatnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam selama enam bulan bukan bagian
dari lafadh perkataan ‘Aaisyah :
حَدَّثَنَا محمد قال: حَدَّثَنَا
أبو اليمان قال: أخبرنا شعيب، عن الزهري قال: أخبرني عروة بْن الزبير، عن
عائشة....فذكر الحديث، وقال: وعاشت فاطمة بعد النبي صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ ستة أشهر
ودفنها علي.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad, ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Abul-Yamaan, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada
kami Syu’aib, dari Az-Zuhriy, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku ‘Urwah
bin Az-Zubair, dari ‘Aaisyah,... lalu ia menyebutkan hadits. Dan perawi
(laki-laki) berkata :“Dan Faathimah hidup sepeninggal Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam selama enam bulan, dan kemudian wafat, dikuburkan
oleh ‘Aliy” [selesai].
Dari sini dapat diketahui bahwa lafadh wa ‘aasyat
Faathimah ba’da An-Nabiy... dst. dari jalur Syu’aib bin Abi Hamzah
dari Az-Zuhriy, merupakan idraaj (sisipan) dari perawi
sebelum ‘Aaisyah.
2. Riwayat Shaalih
bin Kaisaan, dari Az-Zuhriy.
Shaalih bin Kaisaan Al-Madaniy Ad-Dausiy, Abu Muhammad/Al-Haarits;
seorang yang tsiqah, tsabat, lagi faqiih. Termasuk thabaqah ke-4, wafat
setelah tahun 130 H atau setelah tahun 140 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy,
Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 447 no.
2900].
Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy[5] no.
3092-3093, Ibnu Sa’d[6] dalam Ath-Thabaqaat 8/256-257,
dan Al-Baihaqiy[7] dalam Al-Kubraa 6/300-301
no. 12734; semuanya dari jalan Ibraahiim bin Sa’d, dari Shaalih, dari Az-Zuhriy
– dengan menyebutkan lafadh kemarahan Faathimah :
أَنَّ عَائِشَةَ أُمَّ
الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَخْبَرَتْهُ أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا
السَّلَام ابْنَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سَأَلَتْ أَبَا
بَكْرٍ الصِّدِّيقَ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهَا أَبُو
بَكْرٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ، فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى
تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ
أَشْهُرٍ،.......
“.....Bahwasannya ‘Aaisyah Ummul-Mukminiin radliyallaahu
‘anhaa telah mengkhabarkan kepadanya (‘Urwah) bahwa Faathimah ‘alaihas-salaam puteri
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta
kepada Abu Bakr setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam untuk membagi untuknya harta warisan yang ditinggalkan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari harta fai’.
Maka Abu Bakr berkata kepadanya : “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda : ‘Kami tidak diwarisi dan semua
yang kami tinggalkan adalah shadaqah”. Faathimah bintu Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pun marah dan kemudian meng-hajr Abu
Bakr. Ia terus dalam keadaan seperti itu hingga wafat. Dan ia hidup selama enam
bulan sepeninggal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.....”
[lafadh milik Al-Bukhaariy].
Ibraahiim bin Sa’d bin Ibraahiim bin ‘Abdirrahmaan bin ‘Auf
Al-Qurasyiy Az-Zuhriy, Abu Ishaaq Al-Madaniy; seorang yang tsiqah lagi hujjah. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 108 H, dan wafat tahun 182 H/183 H/184 H/185 H).
Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 108 no. 179].
Diriwayatkan juga oleh Muslim[8] no. 1758 (54), Ahmad[9] dalam Al-Musnad 1/6 no. 25 (dari
Ibraahiim bin Sa’d), dan Abu ‘Awaanah[10] dalam Al-Mustakhraj 4/250
no. 6677; semuanya dari jalan Ibraahiim bin Sa’d, dari Shaalih, dari Az-Zuhriy
– yang menyebutkan lafadh masa hidup Faathimah setelah wafatnya Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam selama enam bulan bukan bagian dari lafadh
‘Aaisyah :
أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ: أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ بَعْدَ
وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا
مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ
اللَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا نُورَثُ مَا
تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، قَالَ: وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
سِتَّةَ أَشْهُرٍ،......
Bahwasannya ‘Aaisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam telah mengkhabarkan kepadanya (‘Urwah) : Bahwa Faathimah bintu
Rasulillah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah meminta
kepada Abu Bakr setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam untuk membagi untuknya harta warisan yang ditinggalkan
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dari harta fai’.
Maka Abu Bakr berkata kepadanya : “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah bersabda : ‘Kami tidak diwarisi dan semua
yang kami tinggalkan adalah shadaqah”.Perawi (laki-laki) berkata : “Dan
ia (Faathimah) hidup selama enam bulan sepeninggal Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam.....” [lafadh milik Muslim].
Dari sini dapat diketahui bahwa lafadh wa ‘aasyat
Faathimah ba’da An-Nabiy... dst. dari jalur Shaalih bin Kaisaan dari
Az-Zuhriy, merupakan idraaj (sisipan) dari perawi sebelum
‘Aaisyah.
3. Riwayat ‘Uqail
bin Khaalid, dari Az-Zuhriy.
‘Uqail bin Khaalid bin ‘Uqail Al-Ailiy, Abu Khaalid Al-Umawiy;
seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-6, wafat
tahun 144 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 687 no.
4699].
Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy[11] no.
4240-4241, Ahmad[12] 1/9-10 no.
55, Ath-Thahawiy[13] dalam Syarh
Musykiilil-Aatsaar no. 143, dan Ibnu Hibbaan[14]14/573-574 no.
6607; semuanya dari Al-Laits bin Sa’d – dengan menyebutkan lafadh kemarahan
Faathimah :
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ
عَلَيْهَا السَّلَام بِنْتَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ
إِلَى أَبِي بَكْرٍ تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ بِالْمَدِينَةِ، وَفَدَكٍ
وَمَا بَقِيَ مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لَا نُورَثُ مَا
تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْمَالِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ
لَا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ صَدَقَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَلَأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى
فَاطِمَةَ مِنْهَا شَيْئًا، فَوَجَدَتْ فَاطِمَةُ
عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي ذَلِكَ فَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى
تُوُفِّيَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ
أَشْهُرٍ........
Dari ‘Aaisyah : Bahwasannya Faathimah ‘alaihas-salaam bintu
Rasulillah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengutus utusan
kepada Abu Bakr untuk meminta kepadanya bagian harta warisan dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam dari harta fai’ di Madinah, Fadak,
dan sisa harta khumus Khaibar. Maka Abu Bakr berkata :
“Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda : ‘Kami tidak diwarisi dan semua yang kami tinggalkan adalah
shadaqah’. Hanyalah keluarga Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa
sallam makan dari harta ini. Dan sesungguhnya aku – demi Allah – tidak
akan mengubah sedikitpun shadaqah Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa
sallam dari keadaan yang ada di jaman Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Dan sungguh aku akan memperlakukan shadaqah tersebut
sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam padanya”. Maka Abu Bakr pun enggan memberikan harta peninggalan
tersebut sedikitpun kepada Faathimah. Faathimah pun marah kepada Abu Bakr dan
meng-hajr-nya. Ia tidak berbicara kepada Abu Bakr hingga wafat. Dan ia
hidup selama enam bulan setelah wafatnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam.....” [lafadh milik Al-Bukhaariy].
Diriwayatkan juga oleh Muslim[15] no. 1759
(52) : Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Raafi’ : Telah mengkhabarkan
kepada kami Hujain : Telah menceritakan kepada kami Laits, dari ‘Uqail, dari
Ibnu Syihaab – yang menyebutkan lafadh Faathimah yang meng-hajr Abu
Bakr radliyallaahu ‘anhumaahingga wafat bukan bagian dari
lafadh ‘Aaisyah :
......فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا نُورَثُ مَا
تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْمَالِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لَا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ
صَدَقَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا، الَّتِي
كَانَتْ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَلَأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ شَيْئًا،
فَوَجَدَتْ فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي ذَلِكَ، قَالَ:فَهَجَرَتْهُ فَلَمْ تُكَلِّمْهُ
حَتَّى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ......
Maka Abu Bakr berkata : “Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallampernah bersabda : ‘Kami tidak diwarisi dan semua yang kami
tinggalkan adalah shadaqah’. Hanyalah keluarga Muhammad shallallaahu
‘alaihi wa sallam makan dari harta ini. Dan sesungguhnya aku – demi
Allah – tidak akan mengubah sedikitpun shadaqah Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam dari keadaan yang ada di jaman Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Dan sungguh aku akan memperlakukan shadaqah tersebut
sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam padanya”. Maka Abu Bakr pun enggan memberikan harta peninggalan
tersebut sedikitpun kepada Faathimah. Faathimah pun marah kepada Abu Bakr
karenanya. Perawi (laki-laki) berkata : “Ia meng-hajr Abu
Bakr dan tidak berbicara kepadanya hingga wafat. Dan ia hidup selama enam bulan
setelah wafatnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.....” [selesai].
Hujain bin Al-Mutsannaa Al-Yamaamiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqahke-9,
dan wafat tahun 205 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 226 no. 1158].
Muhammad bin
Raafi’ bin Abi Zaid Saabuur Al-Qusyairiy, Abu ‘Abdillah An-Naisaabuuriy
Az-Zaahid; seorang yang tsiqah lagi ‘aabid.
Termasuk thabaqah ke-11, dan wafat tahun 245 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan
An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 844 no. 5913].
Dari sini dapat diketahui bahwa lafadh hajr Faathimah
terhadap Abu Bakr hingga wafat dari jalur ‘Uqail bin Khaalid dari Az-Zuhriy,
merupakan idraaj (sisipan) dari perawi sebelum ‘Aaisyah.
4. Riwayat Ma’mar bin Raasyid, dari Az-Zuhriy.
Ma’mar bin Raasyid Al-Azdiy, Abu
‘Urwah Al-Bashriy; seorang yang tsiqah, tsabat, lagi faadlil. Termasuk thabaqah ke-7, wafat
tahun 154 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 961 no. 6857].
Ada beberapa jalan, yaitu dari :
a. Hisyaam bin Yuusuf.
Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy[16] no. 6725-6726
dari jalan ‘Abdullah bin Muhammad : Telah menceritakan kepada kami Hisyaam :
Telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar, dari Az-Zuhriy – yang menyebutkan
lafadh Faathimah yang meng-hajr Abu Bakr radliyallaahu
‘anhumaa hingga wafat bukan bagian dari lafadh ‘Aaisyah :
.....فَقَالَ لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لَا نُورَثُ مَا
تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَاللَّهِ لَا أَدَعُ أَمْرًا
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُهُ فِيهِ
إِلَّا صَنَعْتُهُ، قَالَ: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى مَاتَتْ "
..... Maka Abu Bakr berkata kepada keduanya : “Aku mendengar
Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Kami
tidak diwarisi dan semua yang kami tinggalkan adalah shadaqah’. Dan
hanyalah keluarga Muhammad makan dari harta ini”. Perawi (laki-laki)
berkata : “Lalu Faathimah menghajr Abu Bakr dan tidak berbicara
dengannya hingga wafat” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6725].
‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdullah bin Ja’far Al-Ju’fiy, Abu
Ja’far Al-Bukhaariy – terkenal dengan nama Al-Musnadiy; seorang yang tsiqah lagihaafidh.
Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 229 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy dan At-Tirmidziy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 542 no. 3610].
Hisyaam bin Yuusuf Ash-Shan’aaniy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Abnaawiy
Al-Qaadliy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9,
dan wafat tahun 197 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. no. 1023
no. 7359].
b. ‘Abdurrazzaaq
bin Hammaam Ash-Shan’aaniy.
‘Abdurrazzaaq bin Hammaam bin Naafi’ Al-Humairiy
Al-Yamaaniy, Abu Bakr Ash-Shan’aaniy; seorang tsiqah, haafidh,
penulis terkenal, namun kemudian mengalami kebutaan sehingga berubah hapalannya
di akhir usianya. Termasukthabaqah ke-9, lahir tahun 126, dan wafat tahun 211
H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 607 no. 4092].
Diriwayatkan oleh ‘Abdurrazzaaq[17] dalam Al-Mushannaf 5/472-474
no. 9774, dan dari jalannya Muslim[18] no. 1759
(53) (dari Ishaaq bin Ibraahiim, Muhammad bin Raafi’, dan ‘Abd bin Humaid),
Ath-Thabariy[19] dalam At-Taariikh no.
935 (dari Abu Shaalih Adl-Dliraariy), Abu ‘Awaanah[20] dalam Al-Mustakhraj no.
6679 (dari Adz-Dzuhliy, Muhammad bin ‘Aliy Ash-Shan’aniy, dan Ad-Dabariy), dan
Al-Baihaqiy[21] dalam Al-Kubraa 6/300
no. 12732 (dari Ahmad bin Manshuur) – yang menyebutkan lafadh Faathimah marah
dan meng-hajr Abu Bakr radliyallaahu ‘anhumaa hingga
wafat bukan bagian dari lafadh ‘Aaisyah :
......فَقَالَ لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لا نُورَثُ، مَا
تَرَكْنَا صَدَقَةٌ،إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْمَالِ، وَإِنِّي
وَاللَّهِ لا أَدَعُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصْنَعُهُ، إِلا صَنَعْتُهُ، قَالَ: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ فِي ذَلِكَ حَتَّى
مَاتَتْ........
..... Maka Abu Bakr berkata kepada keduanya : “Aku mendengar
Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Kami
tidak diwarisi dan semua yang kami tinggalkan adalah shadaqah’. Dan
hanyalah keluarga Muhammadshallallaahu ‘alaihi wa sallam makan dari
harta ini. Dan sesungguhnya, demi Allah, aku tidak akan meninggalkan perkara
yang aku lihat melakukannya, kecuali aku akan melakukannya juga”. Perawi (laki-laki)
berkata : “Lalu Faathimah meng-hajr Abu Bakr dan tidak
berbicara dengannya hingga wafat....” [lafadh milik ‘Abdurrazzaaq].
Dan dalam lafadh Al-Baihaqiy disebutkan :
قَالَ: فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ
تُكَلِّمْهُ حَتَّى مَاتَتْ......
“Perawi (laki-laki) berkata : Faathimah radliyallaahu
‘anhaa pun marah dan meng-hajr Abu Bakr, serta tidak
berbicara kepadanya hingga wafat....”.
Ishaaq bin Ibraahiim bin Makhlad bin Ibraahiim bin Mathar
Al-Handhaliy, Abu Muhammad/Ya’quub – terkenal dengan nama Ibnu Rahawaih
Al-Marwaziy; seorang
yang tsiqah, haafidh, lagi mujtahid. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 166 H, dan wafat tahun
238 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 126 no. 334].
Muhammad bin Raafi’, telah disebutkan keterangannya di atas.
‘Abd bin Humaid bin Nashr Al-Kassiy – terkenal dengan nama Al-Kasysyiy,
Abu Muhammad; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-11, dan wafat tahun
249 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, dan
At-Tirmidziy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 634 no. 4294].
Muhammad bin Ismaa’iil bin Abi Dliraar, Abu Shaalih Ar-Raaziy;
seorang yangshaduuq. Termasuk thabaqah ke-11. Dipakai
oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 826 no. 5771].
Muhammad
bin ‘Aliy bin Sufyaan; seorang yang majhuul al-haal [Taariikh
Al-Islaam, 6/615].
Ishaaq bin
Ibraahiim Ad-Dabariy; seorang yang shaduuq, hanya saja beberapa ulama mengkritik
riwayatnya yang berasal dari ‘Abdurrazzaaq [Lisaanul-Miizaan, 2/36-38
no. 995].
Muhammad bin Yahyaa bin ‘Abdillah bin Khaalid bin Faaris bin
Dzuaib Adz-Dzuhliy, Abu ‘Abdillah An-Naisaabuuriy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi jaliil. Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun 172 H,
dan wafat tahun 258 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah[Taqriibut-Tahdziib, hal. 907 no.
6427].
Ahmad bin Manshuur bin Sayyaar bin Al-Mubaarak Al-Baghdaadiy
Ar-Ramaadiy, Abu Bakr; seorang yang tsiqah lagi haafidh.
Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun 182, dan wafat tahun 265.
Dipakai oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 100 no.
114].
Ketujuh orang tersebut di atas dalam periwayatan dari
‘Abdurrazzaaq yang menyebutkan lafadh ‘qaala :
fahjarathu Faathimah’, diselesihi oleh Abu Bakr bin Zanjawaih yang menyebutkan
lafadh ‘qaalat : fahajarathu Faathimah’, sebagaimana
diriwayatkan oleh Al-Mawaraziy[22] dalam Musnad
Abi Bakr no. 38 - dengan menyebut lafadh kemarahan Faathimah (dari
‘Aaisyah).
Muhammad bin ‘Abdil-Malik bin Zanjawaih Al-Baghdaadiy, Abu Bakr
Al-Ghazzaal; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-11, dan wafat tahun
258 H. Dipakai oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 873 no. 6137].
Riwayatnya dengan menggunakan lafadh qaalat adalah syaadz karena
menyelisihi jama’ah yang meriwayatkan dari ‘Abdurrazzaaq, yang di antara mereka
ada yang lebih tsiqah dari Ibnu Zanjawaih. Wallaahu
a’lam.
Kesimpulan : Yang mahfuudh dari jalan
‘Abdurrazzaaq dari Ma’mar adalah yang menyebutkan dengan lafadh qaala.
c. Muhammad bin
Tsaur.
Diriwayatkan oleh Ibnu Syabbah[23] dalam Taariikh
Al-Madiinah 1/122-123 : Telah menceritakan kepada kami Ishaaq bin
Idriis, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Tsaur, dari
Ma’mar, dari Az-Zuhriy - dengan menyebut lafadh kemarahan Faathimah (dari
Az-Zuhriy) :
......فقال لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ، رضي الله عنه: إِنِّي سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ، وَإِنِّي
وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصْنَعُهُ إِلا صَنَعْتُهُ. قال: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ، رضي الله عنها، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ فِي
ذَلِكَ الْمَالِ حَتَّى مَاتَتْ "
..... Maka Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu berkata
kepada keduanya : “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallambersabda : ‘Kami tidak diwarisi dan semua yang
kami tinggalkan adalah shadaqah’. Dan hanyalah keluarga Muhammad makan dari
harta ini. Dan sesungguhnya, demi Allah, aku tidak akan mengubah perkara yang
aku lihat melakukannya, kecuali aku akan melakukannya juga”. Perawi (laki-laki)
berkata : “Lalu Faathimah radliyallaahu ‘anhaa meng-hajr Abu
Bakr dan tidak berbicara dengannya tentang hal itu hingga
wafat....”.
Sanad riwayat ini sangat lemah dikarenakan Ishaaq bin Idriis.
Ishaaq bin Idriis Al-Iswaariy
Al-Bashriy, Abu Ya’quub. Tentangnya, Abu Zur’ah berkata : “Waahin”.
Ibnul-Madiiniy meninggalkannya. Al-Bukhaariy berkata : “Manusia
meninggalkannya”. Ad-Daaruquthniy berkata : “Munkarul-hadiits”. Yahyaa
bin Ma’iin berkata : “Pendusta, memalsukan hadits”. Abu Haatim berkata : “Dla’iiful-hadiits”.
Dalam riwayat lain, ia berkata : “Tidak boleh ditulis haditsnya”. Ibnu Hibbaan
berkata : Ia telah mencuri hadits” [Lisaanul-Miizaan, 2/41 no. 998].
Adapun Muhammad bin
Tsaur Ash-Shan’aaniy, Abu ‘Abdillah Al-‘Aabid; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 190 H. Dipakai
oleh Abu Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 831 no.
5812].
d. Muhammad bin ‘Umar Al-Waaqidiy.
Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d[24] dalam Ath-Thabaqaat 2/406-407 :
Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin ‘Umar : Telah menceritakan
kepadaku Ma’mar, dari Az-Zuhriy – dengan menyebutkan lafadh kemarahan Faathimah
bagian dari keseluruhan lafadh ‘Aaisyah.
Sanad riwayat ini sangat lemah karena
Muhammad bin ‘Umar.
Muhammad bin ‘Umar bin Waaqid
Al-Waaqidiy Al-Aslamiy, Abu ‘Abdillah Al-Madaniy Al-Qaadliy; seorang yang matruk. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 130
H, dan wafat tahun 207 di Baghdaad. Dipakai oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 882 no.
6215].
Kesimpulan dari jalan Ma’mar dari
Az-Zuhriy ini adalah : lafadh kemarahan danhajr (pendiaman)
Faathimah terhadap Abu Bakr hingga wafat merupakan idraaj(sisipan) dari
perawi sebelum ‘Aaisyah.
5. Riwayat Al-Waliid bin Muhammad dari Az-Zuhriy.
Diriwayatkan oleh Ibnu Syabbah[25] dalam Taariikh Al-Madiinah no. 548
: Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa’iid dan Al-Hasan bin ‘Utsmaan,
mereka berdua berkata : Telah menceritakan kepada kami Al-Waliid bin Muhammad,
dari Az-Zuhriy - dengan menyebutkan lafadh kemarahan Faathimah bagian
dari keseluruhan lafadh ‘Aaisyah.
Sanad riwayat ini sangat lemah karena
Al-Waliid bin Muhammad.
Al-Waliid bin Muhammad Al-Mauqiriy, Abu
Bisyr Al-Balqaawiy; seorang yangmatruuk. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun
182 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 1041 no. 7503].
Jika kita coba sederhanakan jalan
periwayatan hadits Az-Zuhriy, dari ‘Urwah, dari ‘Aaisyah yang menceritakan
tentang kisah marahnya Faathimah, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Riwayat Syu’aib bin Abi Hamzah, dari Az-Zuhriy.
Sanadnya shahih.
Faathimah marah saat mendengar
penjelasan Abu Bakr dan meng-hajr-nya hingga wafat, namun lafadh bahwa
ia (Faathimah) hidup selama enam bulan setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam adalah lemah, merupakan idraajdari
perkataan perawi sebelum ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhum.
2. Riwayat Shaalih bin Kaisaan, dari Az-Zuhriy.
Sanadnya shahih.
Faathimah marah saat mendengar
penjelasan Abu Bakr dan meng-hajr-nya hingga wafat, namun lafadh bahwa
ia (Faathimah) hidup selama enam bulan setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam adalah lemah, merupakan idraajdari
perkataan perawi sebelum ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhum.
3. Riwayat ‘Uqail bin Khaalid, dari Az-Zuhriy.
Sanadnya shahih.
Faathimah marah saat mendengar
penjelasan Abu Bakr, namun lafadh bahwa ia meng-hajr dan tidak
mengajak bicara hingga Abu Bakr hingga wafat enam bulan pasca Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam wafat adalah lemah, merupakanidraaj dari
perawi sebelum ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhum.
4. Riwayat Ma’mar dari Az-Zuhriy.
Sanadnya shahih.
Lafadh Faathimah marah saat mendengar
penjelasan Abu Bakr, lalu meng-hajr dan tidak mengajak bicara Abu
Bakr hingga wafat (enam bulan pasca Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam wafat)
adalah lemah, merupakan idraaj dari perawi sebelum ‘Aaisyah radliyallaahu
‘anhum.
5. Riwayat Al-Waliid bin Muhammad dari Az-Zuhriy.
Sanadnya sangat lemah, tidak perlu
dibahas lebih lanjut.
Walhasil, dengan penggabungan/penjamakan semua riwayat
menghasilkan kesimpulan bahwa lafadh Faathimah marah dan meng-hajr Abu
Bakr hingga wafat dari jalur Az-Zuhriy di atas adalah lemah, dengan sebab idraaj dari
Az-Zuhriy.
Yang menguatkan hal itu adalah dalam
riwayat Al-Baihaqiy disebutkan :
قَالَ مَعْمَرٌ: قُلْتُ
لِلزُّهْرِيِّ: كَمْ مَكَثَتْ فَاطِمَةُ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: سِتَّةَ أَشْهُرٍ، فقَالَ رَجُلٌ لِلزُّهْرِيِّ: فَلَمْ
يُبَايِعْهُ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى مَاتَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهَا؟، قَالَ: وَلا أَحَدٌ مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
Ma’mar berkata : Aku bertanya kepada Az-Zuhriy : “Berapa lama
Faathimah hidup sepeninggal Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?”.
Az-Zuhriy berkata : “Enam bulan”. Seorang laki-laki berkata kepada Az-Zuhriy :
“Apakah ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu tidak berbaiat kepadanya
(Abu Bakr) hingga Faathimah radliyallaahu ‘anhaa wafat ?”.
Az-Zuhriy berkata : “Tidak seorang pun dari Baani Haasyim yang berbaiat...”.
Kemudian Al-Baihaqiy rahimahullah mengomentarinya
:
وَقَوْلُ الزُّهْرِيِّ فِي
قُعُودِ عَلِيٍّ، عَنْ بَيْعَةِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى
تُوُفِّيَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا مُنْقَطِعٌ
“Dan perkataan Az-Zuhriy tentang penundaan baiat ‘Aliy terhadap
Abu Bakrradliyallaahu ‘anhu hingga wafatnya Faathimah radliyallaahu
‘anhaa adalah munqathi’(terputus, yang merupakan perkataan
dari Az-Zuhriy)” [Al-Kubraa, 6/300].
Ini menunjukkan bahwa perkataan Az-Zuhriy bercampur dalam hadits
yang ia bawakan. Jika Al-Baihaqiy rahimahullah menghukumi
lafadh tersebut munqathi’, maka begitu juga dengan lafadh yang
semisal tentang marahnya Faathimah dan pemboikotannya terhadap Abu Bakr hingga
wafat dihukumi pula munqathi’ karena berasal dari perkataan
Az-Zuhriy. Idraaj Az-Zuhriy tersebut selengkapnya adalah :
فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ بِنْتُ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ
فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ
“Faathimah bintu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pun
marah lalu meng-hajr Abu Bakr. Ia terus meng-hajr-nya hingga
wafat. Faathimah hidup selama enam bulan setelah wafatnya Rasululullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam” [selesai].
Para ulama telah memberikan penjelasan perihal idraaj Az-Zuhriy rahimahullah dalam
beberapa hadits yang ia bawakan.
Ibnu Rajab rahimahullah berkata :
فإن الزهري كان كثيرا ما يروي
الحديث، ثم يدرج فيه أشياء بعضها مراسيل، وبعضها من رأيه وكلامه
“Sesungguhnya Az-Zuhriy banyak meriwayatkan hadits, kemudian ia
menyisipkan padanya (perkataannya), sebagiannya riwayat mursal, dan
sebagiannya merupakan pendapatnya dan perkataannya” [Fathul-Baariy,
8/12].
Ibnu Hajar rahimahullah berkata :
.....لما عرف من عادته أنه كان يدخل كثيرا من التفسير في أثناء
الحديث كما بينته في مقدمة كتابي في المدرج
“Dimana telah diketahui termasuk dari kebiasaannya (Az-Zuhriy)
memasukkan penafsirannya di tengah-tengah hadits, sebagaimana telah aku
jelaskan dalammuqaddimah kitabku dalam bahasan mudraj”
[Fathul-Baariy, 12/139].
Wallaahu a’lam.
Ada riwayat lain :
حَدَّثَنَا بِذَلِكَ عَلِيُّ بْنُ
عِيسَى، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ
جَاءَتْ أَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، تَسْأَلُ مِيرَاثَهَا
مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَا: سَمِعْنَا رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنِّي لَا أُورَثُ
"، قَالَتْ: وَاللَّهِ لَا أُكَلِّمُكُمَا أَبَدًا، فَمَاتَتْ وَلَا
تُكَلِّمُهُمَا، قَالَ عَلِيُّ بْنُ عِيسَى: مَعْنَى لَا أُكَلِّمُكُمَا تَعْنِي:
فِي هَذَا الْمِيرَاثِ أَبَدًا أَنْتُمَا صَادِقَانِ
Telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin ‘Iisaa, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’ : Telah menceritakan
kepada kami Muhammad bin ‘Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah :
“Bahwasannya Faathimah pernah mendatangi Abu Bakr dan ‘Umar radliyallaahu
‘anhumaa untuk meminta harta warisan dari Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Mereka berdua berkata : ‘Kami pernah mendengar
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Kami
tidak diwarisi’. Faathimah berkata : ‘Demi Allah, aku tidak akan berbicara
kepada kalian berdua selamanya’. Ia pun wafat dan tidak pernah berbicara pada
mereka berdua”. ‘Aliy bin ‘Iisaa berkata : “Makna perkataan laa
ukallimukumaa’ (aku tidak akan berbicara kepada kalian berdua) adalah :
(tidak akan berbicara) dalam permasalahan warisan ini selamanya, dan kalian
berdua benar” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1609].
Dhahir sanad riwayat ini hasan.
‘Aliy bin ‘Iisaa bin Yaziid Al-Baghdaadiy Al-Karaajikiy; seorang
yang shaduuq, hasanul-hadits. Termasuk thabaqah ke-11,
dan wafat tahun 247 H. Dipakai oleh At-Tirmidziy [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 702 no. 4814 dan Tahriirut-Taqriib 3/51 no. 4780].
‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’ Al-Khaffaaf, Abu Nashr Al-‘Ijliy;
seorang yang shaduuq, namun kadang keliru. Termasuk thabaqah ke-9, wafat
tahun 204 H atau 209 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Khalqu Af’aalil-‘Ibaad, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 633 no.
4290].
Muhammad bin ‘Amru bin ‘Alqamah bin Waqqaash Al-Laitsiy Abu
‘Abdillah/Abul-Hasan Al-Madaniy; seorang yang shaduuq, namun
mempunyai beberapa keraguan (w. 144/145 H). Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 884 no.
6228]. Basyar ‘Awwaad dan Al-Arna’uth : shaduuq [Tahriirut-Taqriib, 3/299 no.
6188].
Abu Salamah bin ‘Abdirrahmaan bin ‘Auf Al-Qurasyiy Az-Zuhriy;
seorang yangtsiqah lagi banyak haditsnya. Termasuk thabaqah ke-3,
dan wafat tahun 94 H dalam usia 72 tahun. Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1155 no.
8203].
Akan, riwayat tersebut ma’lul, dengan alasan :
a. Diriwayatkan
juga oleh Ahmad[26] 1/13 no.
79 & 2/353 (dari dirinya sendiri), Al-Marwaziy[27] dalam Musnad
Abi Bakr no. 54 (dari Abu Khaitsamah), Al-Bazzaar[28] dalam Al-Bahr no.
26 (dari Ibraahiim bin Ziyaad), Abu Bakr An-Nashiibiy[29] dalam Al-Fawaaid no.
9 (dari Al-Haarits bin Abi Usaamah), dan Al-Baihaqiy[30] dalam Al-Kubraa 6/302
no. 12740 (dari ‘Abbaas Ad-Duuriy); semuanya dari ‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’ tanpa lafadh
pemboikotan Faathimah untuk tidak berbicara pada Abu Bakr dan ‘Umar radliyallaahu
‘anhum hingga meningga dunia.
b. Diriwayatkan
juga oleh Ahmad[31] 1/10 no.
60 (dari ‘Affaan) dan Al-Baihaqiy[32]dalam Al-Kubraa 6/302
no. 12742 (dari ‘Abdul-Waahid bin Ghiyaats) secara mursaldari Abu
Salamah tanpa menyebutkan Abu Hurairah, yang kemudian disambung[33] dalam
riwayat At-Tirmidziy[34] dalam As-Sunan no.
1608 & dalamAsy-Syamaail no. 401 (dari Abul-Waliid),
Ibnul-A’rabiy[35] dalam Mu’jam-nya
no. 1303 (dari Abul-Waliid), Ath-Thuusiy[36] dalam Al-Mukhtashar no.
1356 (dari ‘Utsmaan bin Sa’iid), Hammaad bin Ishaaq[37] dalam Tirkatun-Nabiy no.
53 (dari Abul-Waliid), dan Al-Baihaqiy[38] dalam Al-Kubraa 6/302
no. 12741 (dari Abul-Waliid); semuanya dari jalan Hammaad bin Salamah, dari
Muhammad bin ‘Amru, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radliyallaahu
‘anhu tanpa lafadh pemboikotan Faathimah untuk tidak berbicara
pada Abu Bakr dan ‘Umar radliyallaahu ‘anhumhingga wafat. Berikut
lafadhnya :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
جَاءَتْ فَاطِمَةُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَتْ: مَنْ يَرِثُكَ؟ قَالَ: أَهْلِي
وَوَلَدِي قَالَتْ: فَمَا لِي لَا أَرِثُ أَبِي؟ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ سَمِعْتُ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لَا نُورَثُ،
وَلَكِنِّي أَعُولُ مَنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَعُولُهُ، وَأُنْفِقُ عَلَى مَنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ "
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Faathimah datang kepada Abu
Hurairah dan berkata : “Siapakah yang mewarisimu ?”. Abu Bakr menjawab :
“Keluargaku dan anakku”. Faathimah berkata : “Lantas mengapa aku tidak mewarisi
ayahku ?”. Abu Bakr berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Kami tidak diwarisi’. Akan tetapi
aku memenuhi kebutuhan orang yang Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam penuhi
kebutuhannya, dan aku memberikan nafkah orang yang diberikan nafkah Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam” [lafadh milik At-Tirmidziy, dan ia menghukumi : ‘hasan
shahih ghariib’].
Hammaad bin Salamah lebih tsiqah daripada
‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’. Hammaad bin Salamah bin Diinaar Al-Bashriy,
Abu Salamah; seorang yang tsiqah, lagi ‘aabid,
orang yang paling tsabt dalam periwayatan hadits Tsaabit
(Al-Bunaaniy). Berubah hapalannya di akhir usianya. Termasuk thabaqah ke-8,
wafat tahun 167 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara muallaq,
Muslim, Abu Daawud, Ar-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 268-269 no. 1507]. Di antara jalur periwayatan darinya adalah melalui
‘Affaan bin Muslim yang merupakan salah seorang yang paling tsabt periwayatannya
dari Hammaad [Syarh ‘Ilal At-Tirmidziy, 2/707].
Oleh karena itu, tambahan lafadh ‘Aliy bin ‘Iisaa tentang
kemarahan Faathimah mengandung keraguan (wahm). ‘Aliy bin ‘Iisaa sendiri
bukan perawi tsiqaat, namun hanyalah berpredikat shaduuq,
hasan haditsnya, dan tergolongan thabaqah ke-11.
Seandainya kita menganggap Faathimah memang marah kepada Abu
Bakrradliyallaahu ‘anhumaa, maka :
1. Kemarahan itu
hanyalah sementara dan bersifat manusiawi karena kecewa atas permintaannya
ditolak Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu. Namun kemudian ia menerima
penjelasan Abu Bakr radliyallaahu ‘anhumaa sebagai bentuk taslim-nya
atas sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana
ditunjukkan oleh riwayat :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي شَيْبَةَ، وَسَمِعْتُهُ مِنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي
شَيْبَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ، عَنِ الْوَلِيدِ بْنِ
جُمَيْعٍ، عَنْ أَبِي الطُّفَيْلِ، قَالَ: لَمَّا قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ فَاطِمَةُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ: أَنْتَ
وَرِثْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْ أَهْلُهُ؟ قَالَ:
فَقَالَ: لَا، بَلْ أَهْلُهُ، قَالَتْ: فَأَيْنَ سَهْمُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّ اللَّهَ عَزَّ
وَجَلَّ إِذَا أَطْعَمَ نَبِيًّا طُعْمَةً، ثُمَّ قَبَضَهُ جَعَلَهُ لِلَّذِي
يَقُومُ مِنْ بَعْدِهِ "، فَرَأَيْتُ أَنْ أَرُدَّهُ عَلَى الْمُسْلِمِينَ،
قَالَتْ: فَأَنْتَ، وَمَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَعْلَمُ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Muhammad bin Abi
Syaibah : Dan aku mendengarnya dari ‘Abdullah bin Abi Syaibah, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail, dari Al-Waliid bin Jumai’,
dari Abu Thufail, ia berkata : Ketika Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam wafat, Faathimah mengutus utusan kepada Abu Bakr untuk
menanyakan : “Engkau mewarisi Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ataukah
yang mewarisi itu keluarganya ?”. Abu Bakr berkata : “Tidak, bahkan yang
mewarisi itu keluarganya”. Faathimah berkata : “Lalu, manakah bagian harta
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam ?”. Abu Bakr berkata
: “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : ‘Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla apabila
memberikan makan kepada seorang Nabi satu makanan kemudian ia wafat, maka Allah
jadikan itu bagi orang yang menggantikan beliau setelahnya (baca : khalifah,
untuk kepentingan kaum muslimin secara umum)’. Maka aku berpandangan untuk
mengembalikannya kepada kaum muslimin”. Faathimah berkata : “Engkau dan apa
yang engkau dengar dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam lebih
mengetahui” [Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/14; sanadnya hasan].
Itulah sikap Sayyidah Faathimah bintu Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallamterhadap sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
yang jauh berbeda dengan orang yang menanamkan kecintaan palsu kepadanya (yang
malah berusaha mendustakan hadits Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam).
Yang lebih penting dari semua itu, kemarahan siapapun tidaklah
boleh didahulukan dari sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam,
karena beliau lah yang paling tahu tentang agama yang dibawanya. Allah ta’ala berfirman
:
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ ۗ
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ
وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Keterangan-keterangan (mukjizat) dan Kitab-Kitab. Dan Kami
turunkan kepadamu Al-Qur-an, agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa
yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan” [QS. An-Nahl:
44]
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ
الْكِتَابَ إِلا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً
لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an)
ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka
perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” [QS.
An-Nahl : 64].
مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ
أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
“Barangsiapa mentaati Rasul,
sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari
ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara
bagi mereka” [QS. An-Nisaa': 80]
Catatan Penting :
Sebagian orang Raafidlah yang berusaha
menolak hadits Abu Bakr (sebagaimana memang dikenal dari tabiat mereka) dan
menganggapnya aneh. Pada saat pertama Abu Bakr ditanya tentang masalah siapakah
yang mewarisi Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka ia jawab :
‘keluarganya’. Namun setelah ditanya bagian harta Nabishallallaahu ‘alaihi
wa sallam yang diminta Faathimah, Abu Bakr malah menjawabnya dengan
hadits bahwa harta beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak
diwarisi. Orang Raafidlah mengatakan itu untuk mengesankan bahwa ada unsur
kesengajaan dari Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu agar Faathimah
tidak mendapatkan bagian yang seharusnya menjadi haknya. Atau minimal, ada
ajakan untuk meragukan keshahihan riwayat yang dibawakan Abu Bakr.
Kita katakan : Riwayat itu shahih
sehingga tidak perlu mencari-cari jalan untuk meragukan dan melemahkannya,
sehingga yang diperlukan di sini adalah konstruksi pemahamannya. Orang
Raafidlah memang terbiasa menjalankan logika sakit untuk membangun dan membela
keyakinannya. Mengapa ketika ia mengkritik Abu Bakr ia tidak mengkritik
Faathimah ? (o iya lupa, haram hukumnya mengkritik Faathimah, karena ia harus
benar apapun keadaannya, dan lawannya harus salah apapun keadaannya).
Kritikannya terhadap Abu Bakr secara tidak langsung merendahkan IQ Faathimah
yang tidak bisa menangkap unsur manipulasi hadits yang dilakukan Abu Bakr, yang
kemudian baru ditangkap oleh orang Raafidlah itu ratusan tahun setelah
wafatnya. Sungguh menjijikkan ! Bodoh sekali Faathimah itu menurut logika orang
Raafidlah itu. Namun jauh sekali dari sangkaan orang Raafidlah itu. Jawaban pertama
yang dikatakan Abu Bakr itu terkait hukum umum bahwa jika ada seorang
meninggal, maka hartanya diwarisi oleh anak dan keluarganya. Itulah yang nampak
pada dialog dalam riwayat Abu Hurairah. Adapun jawaban kedua diberikan setelah
Abu Bakr benar-benar paham akan maksud Faathimah radliyallaahu ‘anhaa yang
akan meminta bagian harta warisan beliaushallallaahu ‘alaihi wa sallam dari
harta fai’ di Fadak dan Khaibar.
2. Sikap meng-hajr dan tidak berbicara kepada
Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu itu bukan berhenti bicara total,
akan tetapi berhenti membicarakan permasalahan warisan Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana dijelaskan oleh ‘Aliy bin ‘Iisaa dalam
lafadh At-Tirmidziy no. 1609 di atas. Itu pulalah yang ditunjukkan oleh
riwayat Az-Zuhriy :
قَالَ:
فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ فَلَمْ تُكَلِّمُهُ فِي ذَلِكَ حَتَّى مَاتَتْ
Perawi (laki-laki) berkata : "Maka Faathimah meng-hajr Abu
Bakr, lalu ia tidak berbicara kepada Abu Bakr DALAM MASALAH ITU hingga ia
wafat".
Catatan : Salah satu dari makna al-hajr adalah at-tark (meninggalkan),
sehingga maknanya adalah : Faathimah meninggalkan Abu Bakr untuk tidak
membicarakan masalah warisan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hingga
ia wafat. Wallaahu a’lam.
Dan yang lebih menguatkan lagi bahwa ‘Aliy, Faathimah, dan
keluarganya tidak bermusuhan dengan Abu Bakr radliyallaahu ‘anhum adalah
sebagaimana dalam riwayat :
حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الزُّبَيْرِ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ سَعِيدٍ،
عَنِ ابْنِ أَبِي مُلَيْكَةَ، أَخْبَرَنِي عُقْبَةُ بْنُ الْحَارِثِ، قَالَ:
خَرَجْتُ مَعَ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ بَعْدَ وَفَاةِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِلَيَالٍ، وَعَلِيٌّ عَلَيْهِ
السَّلَام يَمْشِي إِلَى جَنْبِهِ، فَمَرَّ بِحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ يَلْعَبُ مَعَ
غِلْمَانٍ، فَاحْتَمَلَهُ عَلَى رَقَبَتِهِ، وَهُوَ يَقُولُ: وَبِأَبِي شَبَهُ
النَّبِيِّ لَيْسَ شَبِيهًا بِعَلِيِّ. قَالَ: وَعَلِيٌّ يَضْحَكُ
Telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Abdillah bin Az-Zubair : Telah
menceritakan kepada kami ‘Umar bin Sa’iid, dari Ibnu Abi Mulaikah : Telah
mengkhabarkan kepadaku ‘Uqbah bin Al-Haarits, ia berkata : “Aku pernah keluar
bersama Abu Bakr Ash-Shiddiiq selepas shalat ‘Ashar beberapa hari setelah wafatnya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, dan ‘Aliy ‘alaihis-salaam berjalan di sampingnya. Lalu ia melewati
Al-Hasan bin ‘Aliy yang sedang bermain dengan anak-anak. Lalu Abu Bakr
menggendongnya di atas pundaknya dan berkata : “Ayahku sebagai tebusannya, ia
mirip dengan Nabi, namun tidak mirip dengan ‘Aliy”. Mendengarnya, ‘Aliy pun
tertawa [Diriwayatkan oleh Ahmad, 1/8; shahih].
Inilah
persaudaraan yang terjalin di kalangan shahabat radliyallaahu ‘anhum.
Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu Tidak Berdusta
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah
menegaskan sifat ash-shidq (jujur) pada dirinya yang
berlawanan dengan sifat dusta. Dan ia digelari dengan ash-shiddiiq yang
berarti orang yang sangat jujur.
حَدَّثَنِي
مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ،
أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدَّثَهُمْ، أَنّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَعِدَ أُحُدًا وَأَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ،
وَعُثْمَانُ فَرَجَفَ بِهِمْ، فَقَالَ: " اثْبُتْ أُحُدُ فَإِنَّمَا عَلَيْكَ
نَبِيٌّ وَصِدِّيقٌ وَشَهِيدَانِ "
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyaar : Telah
menceritakan kepada kami Yahyaa, dari Sa’iid, dari Qataadah : Bahwasannya Anas
bin Maalikradliyallaahu ‘anhu pernah menceritakan kepada mereka :
Bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mendaki Uhud
bersama Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Utsmaan. Tiba-tiba Uhud bergetar. Beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Tenanglah Uhud, karena di atas
hanyalah ada seorang Nabi, seorang shiddiiq, dan dua orang syahiid”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3675].
حَدَّثنا سُفْيَانُ، قَالَ:
حَدَّثنا دَاوُدُ بْنُ أَبِي هِنْدَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ
عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ! يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ
غَيْرَ الأَرْضِ فَأَيْنَ النَّاسُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: " عَلَى الصِّرَاطِ
يَا بِنْتَ الصِّدِّيقِ "
Telah
menceritakan kepada kami Sufyaan (bin ‘Uyainah), ia berkata : Telah
menceritakan kepada kami Daawud bin Abi Hind, dari Asy-Sya’biy, dari Masruuq,
dari ‘Aaisyah, ia berkata : “Wahai Rasulullah, tentang ayat : ‘(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti
dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit’ (QS. Ibraahiim : 48). Dimanakah manusia
ketika itu ?”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Di atas shiraath wahai anak
perempuan Ash-Shiddiiq (Abu Bakr)” [Diriwayatkan oleh Al-Humaidiy no. 276;
shahih].
‘Aliy bin Abi Thaalib sendiri jika datang khabar yang disampaikan
Abu Bakr, maka ia membenarkannya tanpa memintanya untuk bersumpah.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ،
حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ
رَبِيعَةَ، عَنْ أَسْمَاءَ بْنِ الْحَكَمِ الْفَزَارِيِّ، قَال:
سَمِعْتُ عَلِيًّا، يَقُولُ: إِنِّي كُنْتُ رَجُلًا إِذَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ حَدِيثًا نَفَعَنِي اللَّهُ مِنْهُ بِمَا
شَاءَ أَنْ يَنْفَعَنِي بِهِ، وَإِذَا حَدَّثَنِي رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ
اسْتَحْلَفْتُهُ، فَإِذَا حَلَفَ لِي صَدَّقْتُهُ، وَإِنَّهُ حَدَّثَنِي أَبُو
بَكْرٍ وَصَدَقَ أَبُو بَكْرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ
يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّي ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللَّهَ إِلَّا غَفَرَ
اللَّهُ لَهُ، ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْآيَةَ وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً
أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا
وَهُمْ يَعْلَمُونَ "
Telah
menceritakan kepada kami Qutaibah : Telah menceritakan kepada kami Abu
‘Awaanah, dari ‘Utsmaan bin Al-Mughiirah, dari ‘Aliy bin Rabii’ah, dari Asmaa’
bin Al-Hakam Al-Fazaariy, ia berkata : Aku mendengar ‘Aliy berkata :
“Sesungguhnya aku adalah seorang laki-laki yang apabila mendengar satu hadits dari
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam,
maka Allah memberikan kepadaku manfaatnya darinya sesuai dengan kehendaknya.
Dan apabila ada seorang laki-laki dari kalangan shahabat Nabishallallaahu
‘alaihi wa sallam menceritakan hadits kepadaku, aku minta kepadanya untuk bersumpah
(bahwa yang ia sampaikan itu benar dari beliau). Jika ia bersumpah kepadaku,
maka aku membenarkannya. Dan sesungguhnya telah menceritakan kepadaku Abu Bakr dan benarlah
(apa yang dikatakan) Abu Bakr, ia berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : ‘Tidaklah ada seorang
laki-laki yang melakukan satu perbuatan dosa, kemudian ia berdiri untuk
berwudlu dan shalat, lalu meminta ampun kepada Allah, kecuali Allah akan
mengampuninya’. Kemudian beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam membaca ayat : ‘Dan (juga) orang-orang yang apabila
mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan
Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan
kejinya itu, sedang mereka mengetahui’ (QS. Aali ‘Imraan : 135)” [Diriwayatkan
oleh At-Tirmidziy no. 406].
Sanadnya hasan, yang insya Allah pembahasannya
akan disampaikan pada artikel mendatang.
Kembali pada hadits Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu di
atas. Ia tidak menyendiri dalam periwayatan, tapi juga dibenarkan oleh para
shahabat yang lain radliyallaahu ‘anhum.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
مَنْصُورٍ الْمَكِّيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنِ
الزُّهْرِيِّ، عَنْ مَالِكِ بْنِ أَوْسِ بْنِ الْحَدَثَانِ، قَالَ: قَالَ عُمَرُ
لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَسَعْدٍ، وَعُثْمَانَ وَطَلْحَةَ، وَالزُّبَيْرِ:
أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ الَّذِي قَامَتْ لَهُ السَّمَوَاتُ وَالأَرْضُ، سَمِعْتُمُ
النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّا مَعْشَرَ
الأَنْبِيَاءِ لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا فَهُوَ صَدَقَةٌ "؟، قَالُوا:
اللَّهُمَّ نَعَمْ
Telah mengkhabarkan kepada kami Muhammad bin Manshuur Al-Makkiy,
dari Sufyaan, dari ‘Amru bin Diinaar, dari Az-Zuhriy, dari Maalik bin Aus bin
Al-Hadatsaan, ia berkata : ‘Umar pernah berkata kepada Sa’d (bin Abi Waqqaash),
‘Utsmaan (bin ‘Affaan), Thalhah (bin ‘Ubaidillah), dan Az-Zubair (bin ‘Awwaam)
: “Aku akan bertanya kepada kalian dengan bersumpah dengan menyebut nama Allah
yang menguasai langit dan bumi, apakah kalian pernah mendengar Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : ‘sesungguhnya kami para nabi tidaklah
diwarisi (hartanya), dan semua yang kami tinggalkan adalah shadaqah’ ?”.
Mereka berkata : “Ya Allah, benar (kami pernah mendengarnya)” [Diriwayatkan
oleh An-Nasaa’iy dalam Al-Kubraa no. 6725; shahih].
أَخْبَرَنَا بِشْرُ بْنُ عُمَرَ
الزَّهْرَانِيُّ، نا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ
الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ: أَنَّ أَزْوَاجَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ حِينَ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ أَرَدْنَ أَنْ يَبْعَثْنَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ إِلَى أَبِي بَكْرٍ
يَسْأَلْنَهُ مِيرَاثَهُنَّ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَتْ عَائِشَةُ لَهُنَّ: أَلا تَتَّقِينَ اللَّهَ؟ أَلَيْسَ قَدْ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: " لا نُورَثُ، مَا
تَرَكْنَاهُ صَدَقَةً، فَرَضِينَ بِقَوْلِهَا وَتَرَكْنَ ذَلِكَ "
Telah mengkhabarkan kepada kami Bisyr bin ‘Umar Az-Zahraaniy :
Telah mengkhabarkan kepada kami Maalik bin Anad, dari Az-Zuhriy, dari ‘Urwah
bin Az-Zubair, dari ‘Aaisyah : Bahwasannya istri-istri Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam pada waktu wafatnya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah mengutus ‘Utsmaan bin ‘Affaan kepada Abu Bakr
untuk meminta kepadanya bagian warisan dari Rasulullahshallallaahu ‘alaihi
wa sallam. Lalu ‘Aaisyah berkata kepada mereka : “Tidakkah kalian bertaqwa
kepada Allah ?. Bukankah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
bersabda : ‘Kami tidak diwarisi, dan semua yang kami tinggalkan adalah
shadaqah’ ?”. Maka mereka pun ridla dengan perkataan ‘Aaisyah dan
meninggalkan tuntutan atas warisan tersebut [Diriwayatkan oleh Ishaaq bin
Rahawaih dalam Musnad-nya no. 868; shahih].
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَقْتَسِمُ وَرَثَتِي دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا مَا تَرَكْتُ
بَعْدَ نَفَقَةِ نِسَائِي وَمَئُونَةِ عَامِلِي فَهُوَ صَدَقَةٌ
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Yuusuf : Telah
mengkhabarkan kepada kami Maalik, dari Abuz-Zinaad, dari Al-A’raj, dari Abu
Hurairah radliyalaahu ‘anhu : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Warisanku tidaklah dibagi-bagi
baik berupa dinar maupun dirham. Apa yang aku tinggalkan selain berupa
nafkah buat istri-istriku dan para pekerjaku, semuanya adalah
sebagai shadaqah" [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2776].
حَدَّثَنَا أَبُو كَامِلٍ،
وَالنَّضْرُ بْنُ طَاهِرٍ، قَالا: أَخْبَرَنَا الْفُضَيْلُ بْنُ سُلَيْمَانَ،
قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو مَالِكٍ، عَنْ رِبْعِيٍّ، عَنْ حُذَيْفَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" لا نُوَرَّثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "
Telah menceritakan kepada kami Abu Kaamil dan An-Nadlr bin
Thaahir, mereka berdua berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Fudlail bin
Sulaimaan, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Maalik, dari
Rib’iy, dari Hudzaifah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Kami
tidak diwarisi, dan semua yang kami tinggalkan adalah shadaqah”
[Diriwayatkan oleh Al-Bazzaar dalam Al-Bahr 7/262-263 no.
2843].
Sanadnya lemah karena Al-Fudlail bin Sulaimaan, namun ia dikuatkan
oleh hadits sebelumnya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam Tidak
Meninggalkan Harta untuk Diwariskan Ketika Meninggal
Sub-bab ini adalah menguatkan sub-bab sebelumnya, yaitu beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam tidak meninggalkan harta kekayaan untuk diwariskan
kepada ahli warisnya. Tidak kepada istr-istrinya (termasuk ‘Aaisyah), tidak
pula kepada anak-anaknya (termasuk Faathimah).
حَدَّثَنَا شَيْبَانُ، عَنْ
عَاصِمِ بْنِ بَهْدَلَةَ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، أَنَّ رَجُلا سَأَلَ
عَائِشَةَ عَنْ مِيرَاثِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَتْ: لا، وَاللَّهِ مَا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ دِينَارًا وَلا دِرْهَمًا وَلا شَاةً وَلا بَعِيرًا وَلا عَبْدًا وَلا
أَمَةً "
Telah menceritakan kepada kami Syaibaan, dari ‘Aashim bin
Bahdalah, dari Zirr bin Hubaisy : Bahwasannya ada seorang laki-laki bertanya
kepada ‘Aaisyah tentang harta warisan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam. Maka ‘Aaisyah menjawab : “Tidak ada. Demi Allah, tidaklah
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan dinar,
dirham, onta, kambing, budak laki-laki, dan budak wanita” [Diriwayatkan oleh
Ath-Thayaalisiy no. 1670].
Sanadnya hasan. Ziir mempunyai mutaba’ah dari
Masruuq – sehingga menjadikan riwayat ini shahih.
Apa yang dikatakan ‘Aaisyah yang notabene sebagai istri beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam dipersaksikan oleh sejumlah shahabat radliyallaahu
‘anhum. Di antaranya sebagaimana terdapat dalam riwayat :
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ
عَبَّاسٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ،
عَنْ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ، قَالَ: مَا تَرَكَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا سِلَاحَهُ، وَبَغْلَةً بَيْضَاءَ، وَأَرْضًا بِخَيْبَرَ
جَعَلَهَا صَدَقَةً "
Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin ‘Abbaas : Telah
menceritakan kepada kami ‘Abdurrahmaan, dari Sufyaan, dari Abu Ishaaq, dari
‘Amru bin Al-Haarits, ia berkata : “Tidaklah Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam meninggalkan sesuatu kecuali senjata, bighal
beliau yang berwarna putih, dan sebidang tanah di Khaibar yang beliau jadikan
sebagai shadaqah” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 2912].
أَخْبَرَنَا عَفَّانُ بْنُ
مُسْلِمٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا ثَابِتٌ أَبُو زَيْدٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا هِلالُ
بْنُ خَبَّابٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: " مَاتَ
رَسُولُ اللَّهِ وَمَا تَرَكَ دِينَارًا، وَلا دِرْهَمًا، وَلا عَبْدًا، وَلا
أَمَةً، وَلا وَلِيدَةً، وَتَرَكَ دِرْعَهُ رَهْنًا عِنْدَ يَهُوَدِيٍّ
بِثَلاثِينَ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ "
Telah mengkhabarkan kepada kami ‘Affaan bin Muslim, ia berkata :
Telah mengkhabarkan kepada kami Tsaabit Abu Zaid, ia berkata : Telah
mengkhabarkan kepada kami Hilaal bin Khabbaab, dari ‘Ikrimah, dari Ibnu
‘Abbaas, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meninggal
tanpa meninggalkan dinar, dirham, budak laki-laki, dan budak wanita. Dan beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallammeninggalkan baju besinya tergadai pada seorang Yahudi
dengan tigapuluh shaa’gandum” [Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath-Thabaqaat,
2/407].
Sanadnya lemah karena ikhtilaath Hilaal bin
Khabbaab dan tidak diketahui apakah Tsaabit mendengar riwayatnya sebelum atau
setelah ikhtilath-nya. Tsaabit mempunyaimutaba’ah dari
‘Abbaad bin ‘Awwaam [Tahdziibul-Aatsaar no. 12, Taariikh
Al-Madiinahno. 576, Akhlaaqun-Nabiy li-Abisy-Syaikh 1/221,
dan Hilyatul-Auliyaa’, no. 4990]. Hilaal mempunyai mutaba’ah dari
Hushain bin ‘Abdirrahmaan [Al-Mu’jamul-Kabiir 11/268-269 dan Hilyatul-Auliyaa’ no.
11901].
Lantas, bagaimana dengan beberapa riwayat yang menyatakan
kain atau baju Nabi dan sejumlah barang beliau ada di tangan sebagian
istri-istri beliau ?.
Bahkan lebih besar dari sekedar baju, ‘Aaisyah dan istri-istri
beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang lain masih
menempati rumah beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam !
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam telah bersabda :
لَا يَقْتَسِمُ وَرَثَتِي
دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا مَا تَرَكْتُ بَعْدَ نَفَقَةِ نِسَائِي وَمَئُونَةِ
عَامِلِي فَهُوَ صَدَقَةٌ
“Warisanku tidaklah dibagi-bagi baik berupa dinar maupun
dirham. Apa yang aku tinggalkan selain berupa nafkah buat istri-istriku dan
para pekerjaku, semuanya adalah sebagai shadaqah" [Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy no. 2776].
حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ
مَرْزُوقٍ، أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ، عَنْ أَبِي
الْبَخْتَرِيِّ، قَالَ: سَمِعْت حَدِيثًا مِن رَجُلٍ فَأَعْجَبَنِي، فَقُلْتُ:
اكْتُبْهُ لِي فَأَتَى بِهِ مَكْتُوبًا مُذَبَّرًا، دَخَلَ الْعَبَّاسُ، وَعَلِيٌّ
عَلَى عُمَرَ، وَعِنْدَهُ طَلْحَةُ وَالزُّبَيْرُ، وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ،
وَسَعْدٌ، وَهُمَا يَخْتَصِمَانِ فَقَالَ عُمَرُ: لِطَلْحَةَ، وَ الزُّبَيْرِ،
وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ، وَسَعْدٍ: أَلَمْ تَعْلَمُوا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " كُلُّ مَالِ النَّبِيِّ صَدَقَةٌ إِلَّا
مَا أَطْعَمَهُ أَهْلَهُ وَكَسَاهُمْ إِنَّا لَا نُورَثُ؟ " قَالُوا: بَلَى
قَالَ: فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْفِقُ مِنْ
مَالِهِ عَلَى أَهْلِهِ وَيَتَصَدَّقُ بِفَضْلِهِ ثُمَّ تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَلِيَهَا أَبُو بَكْرٍ سَنَتَيْنِ فَكَانَ
يَصْنَعُ الَّذِي كَانَ يَصْنَعُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami ‘Amru bin Marzuuq : Telah
mengkhabarkan kepada kami Syu’bah, dari ‘Amru bin Murrah, dari Abul-Bakhtariy,
ia berkata : Aku pernah mendengar sebuah hadits dari seorang laki-laki, lalu
hadits tersebut menarik bagiku. Kemudian aku katakan : “Tuliskanlah untukku
(hadits itu)”. Lalu ia datang dengan membawanya dalam keadaan tertulis dan
mudah dibaca : Al-‘Abbaas dan ‘Aliy datang menemui ‘Umar dan di sisinya
terdapat Thalhah, Az-Zubair, Abdurrahmaan, dan Sa'd; dimana keduanya
(Al-‘Abbaas dan ‘Aliy) sedang berselisih. Lalu ‘Umar berkata kepada Thalhah,
Az-Zubair, ‘Abdurrahmaan, dan Sa'd : “Tidakkah kalian mengetahui bahwa
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda : ‘Seluruh
harta Nabi adalah shadaqah, selain makanan yang dimakan keluargannya dan
pakaian yang diberikan kepada mereka. Sesungguhnya kami tidak diwarisi’
?”. Mereka berkata : “Ya, (kami pernah mendengarnya)”. ‘Umar berkata : “Dahulu
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam memberi nafkah
keluarganya dari hartanya dan bershadaqah dengan kelebihannya. Kemudian
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam wafat, dan kemudian
Abu Bakr menjabat khalifah selama dua tahun, dan ia melakukan apa dilakukan
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam” [Diriwayatkan oleh Abu
Daawud no. 2975].
Sanadnya adalah lemah, karena ada perawi mubham yang
menyampaikan hadits kepada Abul-Bakhtariy. Akan tetapi ia dikuatkan oleh hadits
Abu Hurairah sebelumnya dan hadits panjang dari ‘Umar bin Al-Khaththaab yang
akan disebutkan di bawah.
Pakaian dan tempat tinggal adalah peninggalan Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallamyang diberikan kepada istri-istri beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Adalah sangat tidak masuk akal jika kemudian setelah
beliau wafat, istri-istri beliau diusir dari rumah dan pakaian atau kain yang
dapat mereka pergunakan untuk menutup diri (aurat) diambil oleh Abu Bakr radliyallaahu
‘anhu. Adapun nafkah makan dan kebutuhan lainnya yang sifatnya rutin dari
istri-istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak ada
lagi yang menanggung, sehingga Khalifah pengganti beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam lah yang menanggungnya, yang diambilkan dari
peninggalan harta fai’ Nabi (khumus), yang di antaranya
adalah tanah Khaibar dan Fadak.
Perhatikan riwayat panjang berikut :
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ
أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي مَالِكُ بْنُ أَوْسِ
بْنِ الْحَدَثَانِ النَّصْرِيُّ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ دَعَاهُ إِذْ جَاءَهُ حَاجِبُهُ يَرْفَا فَقَالَ هَلْ لَكَ فِي عُثْمَانَ
وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ وَالزُّبَيْرِ وَسَعْدٍ يَسْتَأْذِنُونَ فَقَالَ نَعَمْ
فَأَدْخِلْهُمْ فَلَبِثَ قَلِيلًا ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ هَلْ لَكَ فِي عَبَّاسٍ
وَعَلِيٍّ يَسْتَأْذِنَانِ قَالَ نَعَمْ فَلَمَّا دَخَلَا قَالَ عَبَّاسٌ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ اقْضِ بَيْنِي وَبَيْنَ هَذَا وَهُمَا يَخْتَصِمَانِ فِي
الَّذِي أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ
بَنِي النَّضِيرِ فَاسْتَبَّ عَلِيٌّ وَعَبَّاسٌ فَقَالَ الرَّهْطُ يَا أَمِيرَ
الْمُؤْمِنِينَ اقْضِ بَيْنَهُمَا وَأَرِحْ أَحَدَهُمَا مِنْ الْآخَرِ فَقَالَ
عُمَرُ اتَّئِدُوا أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ الَّذِي بِإِذْنِهِ تَقُومُ السَّمَاءُ
وَالْأَرْضُ هَلْ تَعْلَمُونَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ يُرِيدُ بِذَلِكَ نَفْسَهُ
قَالُوا قَدْ قَالَ ذَلِكَ فَأَقْبَلَ عُمَرُ عَلَى عَبَّاسٍ وَعَلِيٍّ فَقَالَ
أَنْشُدُكُمَا بِاللَّهِ هَلْ تَعْلَمَانِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ قَالَ ذَلِكَ قَالَا نَعَمْ قَالَ فَإِنِّي أُحَدِّثُكُمْ
عَنْ هَذَا الْأَمْرِ إِنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ كَانَ خَصَّ رَسُولَهُ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْفَيْءِ بِشَيْءٍ لَمْ يُعْطِهِ أَحَدًا
غَيْرَهُ فَقَالَ جَلَّ ذِكْرُهُ { وَمَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ
مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلَا رِكَابٍ إِلَى قَوْلِهِ
قَدِيرٌ } فَكَانَتْ هَذِهِ خَالِصَةً لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ثُمَّ وَاللَّهِ مَا احْتَازَهَا دُونَكُمْ وَلَا اسْتَأْثَرَهَا
عَلَيْكُمْ لَقَدْ أَعْطَاكُمُوهَا وَقَسَمَهَا فِيكُمْ حَتَّى بَقِيَ هَذَا
الْمَالُ مِنْهَا فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُنْفِقُ عَلَى أَهْلِهِ نَفَقَةَ سَنَتِهِمْ مِنْ هَذَا الْمَالِ ثُمَّ يَأْخُذُ
مَا بَقِيَ فَيَجْعَلُهُ مَجْعَلَ مَالِ اللَّهِ فَعَمِلَ ذَلِكَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَيَاتَهُ ثُمَّ تُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ فَأَنَا وَلِيُّ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَبَضَهُ أَبُو بَكْرٍ فَعَمِلَ فِيهِ بِمَا
عَمِلَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَنْتُمْ
حِينَئِذٍ فَأَقْبَلَ عَلَى عَلِيٍّ وَعَبَّاسٍ وَقَالَ تَذْكُرَانِ أَنَّ أَبَا
بَكْرٍ فِيهِ كَمَا تَقُولَانِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُ فِيهِ لَصَادِقٌ بَارٌّ
رَاشِدٌ تَابِعٌ لِلْحَقِّ ثُمَّ تَوَفَّى اللَّهُ أَبَا بَكْرٍ فَقُلْتُ أَنَا
وَلِيُّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ
فَقَبَضْتُهُ سَنَتَيْنِ مِنْ إِمَارَتِي أَعْمَلُ فِيهِ بِمَا عَمِلَ فِيهِ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ وَاللَّهُ
يَعْلَمُ أَنِّي فِيهِ صَادِقٌ بَارٌّ رَاشِدٌ تَابِعٌ لِلْحَقِّ ثُمَّ
جِئْتُمَانِي كِلَاكُمَا وَكَلِمَتُكُمَا وَاحِدَةٌ وَأَمْرُكُمَا جَمِيعٌ
فَجِئْتَنِي يَعْنِي عَبَّاسًا فَقُلْتُ لَكُمَا إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ فَلَمَّا
بَدَا لِي أَنْ أَدْفَعَهُ إِلَيْكُمَا قُلْتُ إِنْ شِئْتُمَا دَفَعْتُهُ
إِلَيْكُمَا عَلَى أَنَّ عَلَيْكُمَا عَهْدَ اللَّهِ وَمِيثَاقَهُ لَتَعْمَلَانِ
فِيهِ بِمَا عَمِلَ فِيهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَأَبُو بَكْرٍ وَمَا عَمِلْتُ فِيهِ مُنْذُ وَلِيتُ وَإِلَّا فَلَا تُكَلِّمَانِي
فَقُلْتُمَا ادْفَعْهُ إِلَيْنَا بِذَلِكَ فَدَفَعْتُهُ إِلَيْكُمَا
أَفَتَلْتَمِسَانِ مِنِّي قَضَاءً غَيْرَ ذَلِكَ فَوَاللَّهِ الَّذِي بِإِذْنِهِ
تَقُومُ السَّمَاءُ وَالْأَرْضُ لَا أَقْضِي فِيهِ بِقَضَاءٍ غَيْرِ ذَلِكَ حَتَّى
تَقُومَ السَّاعَةُ فَإِنْ عَجَزْتُمَا عَنْهُ فَادْفَعَا إِلَيَّ فَأَنَا
أَكْفِيكُمَاهُ قَالَ فَحَدَّثْتُ هَذَا الْحَدِيثَ عُرْوَةَ بْنَ الزُّبَيْرِ
فَقَالَ صَدَقَ مَالِكُ بْنُ أَوْسٍ أَنَا سَمِعْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَقُولُ أَرْسَلَ
أَزْوَاجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عُثْمَانَ إِلَى أَبِي
بَكْرٍ يَسْأَلْنَهُ ثُمُنَهُنَّ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكُنْتُ أَنَا أَرُدُّهُنَّ فَقُلْتُ لَهُنَّ أَلَا
تَتَّقِينَ اللَّهَ أَلَمْ تَعْلَمْنَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ يُرِيدُ بِذَلِكَ
نَفْسَهُ إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي
هَذَا الْمَالِ فَانْتَهَى أَزْوَاجُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ إِلَى مَا أَخْبَرَتْهُنَّ قَالَ فَكَانَتْ هَذِهِ الصَّدَقَةُ بِيَدِ
عَلِيٍّ مَنَعَهَا عَلِيٌّ عَبَّاسًا فَغَلَبَهُ عَلَيْهَا ثُمَّ كَانَ بِيَدِ
حَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ ثُمَّ بِيَدِ حُسَيْنِ بْنِ عَلِيٍّ ثُمَّ بِيَدِ عَلِيِّ
بْنِ حُسَيْنٍ وَحَسَنِ بْنِ حَسَنٍ كِلَاهُمَا كَانَا يَتَدَاوَلَانِهَا ثُمَّ
بِيَدِ زَيْدِ بْنِ حَسَنٍ وَهِيَ صَدَقَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقًّا
Telah menceritakan kepada kami Abul-Yaman : Telah mengkhabarkan
kepada kami Syu'aib dari Az-Zuhriy, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepadaku
Malik bin Aus bin Al-Hadatsaan An-Nashriy : Bahwasannya ‘Umar bin
Al-Khaththaab radliyallaahu ‘anhupernah memanggilnya, Setelah itu
penjaga pintunya, Yarfa, datang melapor : "Apakah engkau mengijinkan
‘Utsmaan, ‘Abdurrahman, Az-Zubair, dan Sa'd untuk masuk ?". Umar menjawab
: "Ya." Kemudian penjaga pintu menyuruh mereka masuk. Tidak lama kemudian
penjaga pintu datang lagi dan berkata : “Apakah engkau mengijinkan ‘Abbaas dan
‘Aliy untuk masuk?". ‘Umar menjawab : "Ya". Ketika keduanya
telah masuk, ‘Abbaas berkata : "Wahai Amirul-Mukminiin,
putuskanlah antara kami dengan orang ini". Ketika itu mereka tengah
berselisih masalah harta yang Allah karuniakan kepada Rasul-Nya shallallaahu
'alaihi wa sallam, yakni berupa harta milik Bani Nadliir sehingga
keduanya saling mencela. Sebagian kelompok berkata : "Wahai Amirul-Mukminin,
buatlah keputusan untuk keduanya, dan legakanlah salah seorang di antara
keduanya". 'Umar pun berkata : "Tenanglah kalian! Dan aku minta
kepada kalian, demi Allah yang dengan ijin-Nya langit dan bumi tegak, apakah
kalian mengetahui bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda
: ‘Kami tidak mewariskan dan apa yang kami tinggalkan semuanya sebagai
shadaqah’ ?. Mereka (‘Utsmaan, ‘Abdurrahman, Az-Zubair, dan Sa'd)
menjawab : "Ya, beliau telah bersabda demikian". Maka 'Umar
kembali menghadap dan berbicara kepada 'Aliy dan 'Abbaas : "Aku minta
kepada kalian berdua, demi Allah, apakah kalian berdua mengetahui bahwa
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam telah bersabda
seperti itu ?". Keduanya (‘Aliy dan
‘Abbaas) menjawab : "Ya, beliau telah bersabda seperti itu". ‘Umar
kemudian melanjutkan : "Untuk itu aku akan menyampaikan kepada kalian
tentang masalah ini. Sesungguhnya Allah telah mengkhususkan Rasul-Nya shallallaahu
'alaihi wa sallam dalam masalah fa'i ini sebagai sesuatu
yang tidak Dia berikan kepada siapapun selain beliau". - Lalu ‘Umar
membaca firman Allah : 'Dan apa saja yang dikaruniakan Allah berupa
fa'i (rampasan perang) kepada Rasul-Nya dari (harta benda) mereka… -
hingga firmanNya - dan Allah Maha berkuasa atas segala sesuatu'
(QS. Al-Hasyr : 6) - . “Ayat ini merupakan pengkhususan untuk Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam. Demi Allah, tidaklah beliau mengumpulkannya dengan tidak
memperhatikan kalian dan juga tidak untuk lebih mementingkan diri kalian. Sungguh,
beliau telah memberikannya kepada kalian dan menyebarkannya di tengah-tengah
kalian (kaum Muslimin) hingga sekarang masih ada yang tersisa dari harta
tersebut. Dan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam telah
memberi nafkah belanja kepada keluarga beliau sebagai nafkah tahunan mereka
dari harta fa'i ini, lalu sisanya beliau ambil dan
dijadikannya sebagai harta Allah. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah
menerapkan semua ini samasa hidup beliau. Kemudian Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam wafat. Lalu Abu Bakr berkata : 'Akulah wali
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam'. Maka Abu Bakr pun
mewenangi harta itu, kemudian ia mengelolanya seperti apa yang dilaksanakan
oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam. Saat itu kalian juga
ada". Kemudian ‘Umar menghadap ke arah ‘Aliy dan ‘Abbaas. ‘Umar
melanjutkan : "Kalian berdua juga ingat bahwa dalam mengelola harta itu
sebagaimana yang kalian berdua katakan - sungguh Allah juga Maha Mengetahui -
bahwa ia (Abu Bakr) adalah orang yang jujur, bijak, lurus dan pengikut
kebenaran. Kemudian Allah mewafatkan Abu Bakr. Lalu aku berkata : 'Aku adalah
pengganti Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan Abu
Bakr', dan aku berwenang untuk mengelola harta tersebut hingga dua tahun
dari kepemimpinanku. Aku mengelolanya sebagaimana yang dikelola
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan Abu Bakr. Dan
Allah juga mengetahui bila aku adalah orang yang jujur, bijak, lurus, dan
pengikut kebenaran. Lalu kenapa kalian datang kepadaku dan berbicara kepadaku
padahal ucapan kalian satu dan maksud urusan kalian juga satu. Engkau, wahai
'Abbaas ! engkau datang kepadaku lalu aku katakan kepada kalian berdua :
'Sesungguhnya Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda
: ‘Kami tidak mewariskan dan apa yang kami tinggalkan semuanya sebagai
shadaqah’. Setelah jelas bagiku bahwa aku harus memberikannya kepada kalian
berdua, maka aku akan katakan : Jika memang kalian menghendakinya, aku akan
berikan kepada kalian berdua. Namun kalian berdua harus ingat akan janji Allah
dan ketentuan-Nya, yaitu kalian harus mengelola sebagaimana yang pernah
dikelola Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, Abu Bakr
lakukan, dan juga apa yang telah aku lakukan sejak aku memegang kekuasaan ini.
Jika tidak, maka kalian jangan mengatakan sesuatu kepadaku. Jika kalian berdua
mengatakan : ‘Berikanlah kepada kami’, maka dengan ketentuan seperti itu, aku
akan berikan kepada kalian berdua. Apakah kalian berdua hendak merubah
ketentuan selain dari itu ?. Demi Allah, yang dengan ijin-Nya langit dan bumi
bisa tegak, aku tidak akan memutuskan dengan keputusan selain itu sampai tiba
hari Kiamat. Seandainya kalian berdua tidak sanggup atasnya, maka
serahkanlah kepadaku karena sungguh aku akan mencukupkan kalian berdua
dengannya (harta itu)".
Perawi berkata : "Lalu aku
sampaikan hadits ini kepada 'Urwah bin Az Zubair. Ia berkata : ‘Malik bin Aus
benar. Aku juga pernah mendengar 'Aisyah radliyallaahu ‘anhaa,
isteri Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, berkata : ‘Para isteri
Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus ‘Utsmaan
menemui Abu Bakr untuk meminta seperdelapan dari harta yang telah Allah
karuniakan kepada Rasul-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam. Lalu
aku (‘Aaisyah) menolak mereka. Aku katakan kepada mereka : "Apakah kalian
tidak takut kepada Allah ? Apakah kalian tidak mengetahui bahwa Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam pernah bersabda : ‘Kami tidak mewariskan dan
apa yang kami tinggalkan semuanya sebagai shadaqah’ - yang beliau
maksud dengan (kami) adalah diri beliau sendiri -. Sesungguhnya keluarga
Muhammad makan dari harta ini". Maka para isteri Nabi shallallaahu
'alaihi wa sallam berhenti pada apa yang telah disampaikan oleh Aisyah
kepada mereka". Urwah berkata : "Maka harta shadaqah ini ada di
tangan Aliy, sementara Aliy mencegah Abbaas dari harta tersebut, dan dapat
mengalahkannya. Kemudian beralih ditangan Al-Hasan bin ‘Aliy, kemudian
berpindah ke tangan Al-Husain bin ‘Aliy, kemudian berpindah ke tangan ‘Aliy bin
Al-Husain, kemudian Al-Hasan bin Al-Hasan. Keduanya saling
bergantian. Kemudian berpindah ke tangan Zaid bin Hasan. Dan sesungguhnya itu
merupakan shadaqah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam"
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4033-4034].
Dalam riwayat ini ada beberapa faedah yang terkait dengan bahasan,
di antaranya :
1. ‘Aliy bin Abi
Thaalib mengakui eksistensi hadits yang disampaikan Abu Bakrradliyallaahu
‘anhumaa, bahwasannya harta bagian khumus beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam tidak diwariskan kepada keluarga dan anak-anaknya.
Tidak sekedar mengakui eksistensinya, namun juga membenarkannya.
2. Abu Bakr
memperlakukan harta tersebut sesuai dengan yang dilakukan oleh Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam. Begitu juga dengan ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa.
3. Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam menafkahi keluarganya dengan harta fai’tersebut.
4. Abu Bakr dan
‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa menanggung nafkah keluarga
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dengan harta fai’ tersebut.
5. ‘Umar radliyallaahu
‘anhu memberikan akhirnya kewenangan kepada Al-‘Abbaas dan ‘Aliy
dengan syarat ia memperlakukannya sebagaimana yang diperlakukan Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam dan Abu Bakr radliyallaahu ‘anhuterhadapnya;
yaitu : memberikan nafkah kepada keluarga Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam dan menggunakannya untuk kepentingan kaum muslimin. Hal yang
sama ketika harta itu berpindah ke tangan 'Aliy radliyallaahu 'anhu.
Ahlul-Bait Sepakat dengan Abu Bakr radliyallaahu ‘anhu
Sebagian kesepakatan ‘Aliy dan Faathimah radliyallaahu
‘anhumaa telah disebutkan di atas. Berikut adalah tambahannya :
Ahlul-Bait sepakat bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam wafat dalam keadaan tidak meninggalkan harta untuk diwariskan
kepada ahli warisnya.
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنْ
مِسْعَرٍ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيَّ
بْنَ الْحُسَيْنِ ، يَقُولُ: " مَا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِينَارًا وَلا دِرْهَمًا، وَلا عَبْدًا، وَلا أَمَةً
"
Telah menceritakan kepada kami Wakii’, dari Mis’ar, dari ‘Adiy bin
Tsaabit, ia berkata : Aku mendengar ‘Aliy bin Al-Husain berkata : “Tidaklah
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan dinar,
dirham, budak laki-laki, dan budak wanita (ketika wafat)” [Diriwayatkan oleh
Hanaad dalam Az-Zuhd no. 734].
Sanad riwayat ini shahih (hingga ‘Aliy bin Al-Husain rahimahullah),
semua perawinyatsiqaat.
Keterangan perawinya adalah sebagai berikut :
a. Wakii’ bin
Al-Jarraah bin Maliih Ar-Ruaasiy, Abu Sufyaan Al-Kuufiy; seorang yangtsiqah, haafidh, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, wafat
tahun 196/197 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1037 no.
7464].
b. Mis’ar bin
Kidaam bin Dhahiir bin ‘Ubaidah bin Al-Haarits bin Hilaal bin ‘Aamir bin Sha’sha’ah
Al-Hilaaliy Al-‘Aamiriy, Abu Salamah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagitsabat.
Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 153 H/155 H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 936 no. 6649].
c. ‘Adiy bin
Tsaabit Al-Anshaariy Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, dituduh
melakukantasyayyu’. Termasuk thabaqah ke-4, dan wafat
tahun 116 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 671 no.
4571].
d. ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib Al-Qurasyiy
Al-Haasyimiy Abul-Husain/Abul-Hasan/Abu Muhammad Al-Madaniy, dikenal dengan
nama : Zainul-‘Aabidiin; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 93
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy,
dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 693 no. 4749].
Seandainya khumus dari harta fai’ itu memang termasuk harta
warisan yang ditinggalkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam, tentu akan ia tidak akan lupa menyebutnya.
Bahkan Ahlul-Bait sepakat dengan cara pengaturan khumus harta fai’ yang dilakukan Abu Bakr
dan ‘Umar radliyallaahu ‘anhumaa.[39]
وَحَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
الْمُبَارَكِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، قَالَ: سَأَلْتُ أَبَا جَعْفَرٍ
مُحَمَّدَ بْنَ عَلِيٍّ، فَقُلْتُ: عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ حَيْثُ وَلِيَ مِنْ
أَمْرِ النَّاسِ مَا وَلِيَ، كَيْفَ صَنَعَ فِي سَهْمِ ذِي الْقُرْبَى؟ قَالَ:
" سَلَكَ بِهِ سَبِيلَ أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ "، قُلْتُ: وَكَيْفَ
وَأَنْتُمْ تَقُولُونَ مَا تَقُولُونَ؟ فَقَالَ: " مَا كَانَ أَهْلُهُ
يَصْدُرُونَ إِلا عَنْ رَأْيِهِ "، قُلْتُ: فَمَا مَنَعَهُ؟ قَالَ: "
كَرِهَ وَاللَّهِ أَنْ يُدْعَى عَلَيْهِ خِلافَ أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ "
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah bin Al-Mubaarak, dari
Muhammad bin Ishaaq, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Abu Ja’far
Muhammad bin ‘Aliy. Aku berkata : “‘Aliy ketika mengurus urusan orang-orang
(saat memimpin di negeri ‘Iraaq), bagaimanakah yang ia lakukan dalam bagian
kerabat dekat (pada harta khumus) ?”. Ia (Abu Ja’far) menjawab : “Ia mengikuti cara Abu Bakr dan ‘Umar”. Aku
berkata : “Bagaimana bisa engkau mengatakan apa yang engkau katakan tadi ?”. Ia
berkata : “Sesungguhnya – demi Allah, tidaklah keluarganya menyandarkan sesuatu
kecuali pada pendapatnya (‘Aliy)”. Aku berkata : “Lantas, apakah yang
menghalanginya ?”. Ia menjawab : “Demi Allah, ia tidak suka disebut telah
menyelisihi Abu Bakr dan ‘Umar” [Diriwayatkan oleh Al-Qaasim bin Sallaam dalam Al-Amwaal no.
848].
Sanad riwayat ini hasan. Berikut
keterangan para perawinya :
a. ‘Abdullah bin Al-Mubaarak bin Waadlih Al-Handhaliy At-Tamiimiy, Abu ‘Abdirrahmaan Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah, tsabat, faqiih, lagi ‘aalim. Termasuk thabaqah ke-8, lahir tahun 118
H, dan wafat tahun 181 H.
Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 540 no. 3595].
b. Muhammad bin Ishaaq bin Yasaar Al-Madaniy, Abu Bakr/Abu
‘Abdilah Al-Qurasyiy; seorang yang shaduuq, namun sering melakukan tadliis. Termasuk thabaqah ke-5, dan wafat tahun 150 H atau setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy
secara mu’allaq,Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 825 no. 5762].
c. Muhammad bin ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi
Thaalib Al-Qurasyiy Al-Haasyimiy Al-Madaniy, Abu Ja’far Al-Baaqir; seorang
yang tsiqah lagi mempunyai keutamaan.
Termasuk thabaqah ke-4, dan wafat tahun 114 H/115 H/116 H/117 H/118
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy,
dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 879 no. 6191].
KESIMPULAN
Tidak ada permusuhan antara Abu Bakr,
‘Umar, ‘Aliy, ataupun Faathimah radliyallaahu ‘anhum. Mereka semua bersaudara
dalam naungan Islam. Seandainya ada perselisihan, maka itu ada perselisihan
yang biasa terjadi di kalangan manusia, sehingga tidak perlu dibesar-besarkan.
Allah ta’ala memerintahkan kita untuk
mendoakan kebaikan kepada mereka semua, karena dengan perantaraan mereka lah
Islam sampai kepada kita.
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ
بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِالإيمَانِ وَلا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلا لِلَّذِينَ آمَنُوا
رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan
Ansar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan
saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman;
Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang" [QS. Al-Hasyr : 10].
Syi’ah telah berupaya dengan sangat keras menciptakan beberapa sandiwara
permusuhan antara keluarga ‘Aliy bin Abi Thaalib dengan para shahabat radliyallaahu ‘anhum, karena agama mereka –
dari akar sejarahnya – memang lahir dari sandiwara permusuhan dan kebencian
ini. Mereka tidak ridla – sebagaimana kita ridla – jika ‘Aliy bin Abi Thaalib
dan keluarganya mempunyai hubungan baik dengan para shahabat. Seandainya memang
terjadi perselisihan yang terjadi di antara mereka, maka perselisihan itu akan
dikemas menjadi ‘seolah-olah’ besar sebagaimana perselisihan antara kaum
muslimin dengan Yahudi dan Nashrani.
Semoga ada manfaatnya.
[abul-jauzaa’ – wonokarto, wonogiri, 21072012].
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ
الْكَلاعِيُّ بِحِمْصَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ عُثْمَانَ بْنِ سَعِيدٍ،
قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْشُعَيْبِ بْنِ أَبِي حَمْزَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ،
قَالَ: حَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ،
أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ،
وَفَاطِمَةُ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهَا حِينَئِذٍ تَطْلُبُ صَدَقَةَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّتِي بِالْمَدِينَةِ وَفَدَكَ وَمَا
بَقِيَ مِنْ خُمْسِ خَيْبَرَ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لا نُوَرَّثُ مَا تَرَكْنَاهُ صَدَقَةٌ،
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ، لَيْسَ لَهُمْ أَنْ
يَزِيدُوا عَلَى الْمَأْكَلِ "، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ شَيْئًا
مِنْ صَدَقَاتِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا
الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ فِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ
مِنْهَا شَيْئًا، فَوَجَدَتْ
فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ مِنْ ذَلِكَ، فَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ
حَتَّى حَتَّى تُوُفِّيَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ......
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أَخْبَرَنِي
أَبُو النَّضْرِ مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْفَقِيهُ، ثنا عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ
الدَّارِمِيُّ، قَالَ: قُلْتُ لأَبِي الْيَمَانِ: أَخْبَرَكَ شُعَيْبُ بْنُ أَبِي حَمْزَةَ، عَنِ
الزُّهْرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
وَفَاطِمَةُ حِينَئِذٍ تَطْلُبُ صَدَقَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ الَّتِي بِالْمَدِينَةِ وَفَدَكٍ وَمَا بَقِيَ مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ،
قالتْ عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: فقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ،
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ، يَعْنِي: مَالَ اللَّهِ،
لَيْسَ لَهُمْ أَنْ يَزِيدُوا عَلَى الْمَأْكَلِ "، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا
أُغَيِّرُ صَدَقَاتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا
الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ فِيهَا فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ مِنْهَا
شَيْئًا، فَوَجَدَتْ
فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا مِنْ ذَلِكَ،......
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، قَالَ: أَخْبَرَنَا
أَبُو النَّضْرِ مُحَمَّدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْفَقِيهُ، قَالَ: حَدَّثَنَا
عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، قَالَ: قُلْتُ لأَبِي الْيَمَانِ:
أَخْبَرَكَ شُعَيْبُ
بْنُ أَبِي حَمْزَةَ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ:
حَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ
فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ
إِلَى أَبِي بَكْرٍ تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ، وَفَاطِمَةُ حِينَئِذٍ
تَطْلُبُ صَدَقَةَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ الَّتِي
بِالْمَدِينَةِ وَفَدَكَ، وَمَا بَقِيَ مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ، قَالَتْ عَائِشَةُ:
فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: " لا
نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ ! يَعْنِي مَالَ اللَّهِ
لَيْسَ لَهُمْ أَنْ يَزِيدُوا عَلَى الْمَأْكَلِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ
صَدَقَاتِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا الَّتِي
كَانَتْ عَلَيْهِ فِي عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ فِيهَا، فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ مِنْهَا
شَيْئًا، فَوَجَدْتُ
فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ مِنْ ذَلِكَ،.......
حَدَّثَنَا أَبُو زُرْعَةَ، ثَنَا أَبُو الْيَمَانِ، قَالَ:
أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ،
عَنِ الزُّهْرِيِّ، حَدَّثَنِي
عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ
تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ، وَفَاطِمَةُ حِينَئِذٍ تَطْلُبُ صَدَقَةَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّتِي بِالْمَدِينَةِ وَمَا بَقِيَ
مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ، قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، إِنَّمَا كَانَ يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ يَعْنِي مَالَ اللَّهِ لَيْسَ لَهُمْ أَنْ يَزِيدُوا
عَلَى الْمَأْكَلِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ صَدَقَاتِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا، فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ
أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ مِنْهَا شَيْئًا، فَوَجَدَتْ فَاطِمَةَ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي
ذَلِكَ، فَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى مَاتَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ......
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا
إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ صَالِحٍ،
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ
الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا،
أَخْبَرَتْهُ أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام ابْنَةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ: " سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ بَعْدَ
وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا
مِيرَاثَهَا مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا
أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ: لَهَا أَبُو بَكْرٍ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا
نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌفَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ
بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ،
فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ،.......
أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ الزُّهْرِيُّ،
عَنْ أَبِيهِ، عَنْ صَالِحِ
بْنِ كَيْسَانَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي
عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ سَأَلَتْ
أَبَا بَكْرٍ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا
تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ، مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهَا أَبُو
بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لا نُوَّرَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ، وَعَاشَتْ بَعْدَ
وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، أنا أَبُو سَهْلٍ أَحْمَدُ
بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ الْقَطَّانُ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ
السُّلَمِيُّ، ثنا عَبْدُ الْعَزِيزِ الأُوَيْسِيُّ، حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ
سَعْدٍ، عَنْ صَالِحٍ،
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ
الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ، فقَالَ لَهَا أَبُو
بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: " لا
نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ " فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا،
فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَةً لَهُ
حَتَّى تُوُفِّيَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ.....
وحَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا أَبِي. ح وحَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، وَالْحَسَنُ
بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ، قَالَا: حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ وَهُوَ ابْنُ
إِبْرَاهِيمَ، حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ صَالِحٍ،
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ، أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ:
" أَنَّ عَائِشَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ:
أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سَأَلَتْ
أَبَا بَكْرٍ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنْ
يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَا نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، قَالَ: وَعَاشَتْ
بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ،......
حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبِي، عَنْ صَالِحٍ، قَالَ ابْنُ شِهَابٍ:
أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ أَنَّ فَاطِمَةَ
بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سَأَلَتْ أَبَا بَكْرٍ
بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ
لَهَا مِيرَاثَهَا، مِمَّا تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لَا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ، عَلَيْهَا السَّلَام،
فَهَجَرَتْ أَبَا بَكْرٍ، فَلَمْ تَزَلْ مُهَاجِرَتَهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ، قَالَ: وَعَاشَتْ
بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ
أَشْهُرٍ....
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ الْوَاسِطِيُّ، وَأَبُو
دَاوُدَ الْحَرَّانِيُّ، قَالا: ثنا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدٍ،
قثنا أَبِي، عَنْ صَالِحٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ. ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، وَأَبُو إِسْمَاعِيلَ التِّرْمِذِيُّ، قَالا: ثنا
عَبْدُ الْعَزِيزِ الأُوَيْسِيُّ، قثنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ صَالِحٍ،
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ، عَنْ
عَائِشَةَ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَخْبَرَتْهُ: أَنَّ
فَاطِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ سَأَلَتَ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَقْسِمَ لَهَا مِيرَاثَهَا مِمَّا
تَرَكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ
عَلَيْهِ، فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لا
نُوَرَّثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، قَالَ: وَعَاشَتْ
بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ
أَشْهُرٍ،......
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ، عَنْ عُقَيْلٍ، عَنْ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ
عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَام بِنْتَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ تَسْأَلُهُ
مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ
اللَّهُ عَلَيْهِ بِالْمَدِينَةِ، وَفَدَكٍ وَمَا بَقِيَ مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ،
فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: " لَا
نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْمَالِ "، وَإِنِّي
وَاللَّهِ لَا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ صَدَقَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَلَأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى
فَاطِمَةَ مِنْهَا شَيْئًا، فَوَجَدَتْ
فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي ذَلِكَ فَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى
تُوُفِّيَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ
أَشْهُرٍ........
حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، حَدَّثَنِي عُقَيْلٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ
عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ: أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ،
تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ
مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ بِالْمَدِينَةِ، وَفَدَكَ، وَمَا بَقِيَ مِنْ
خُمُسِ خَيْبَرَ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لَا
نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ فِي هَذَا الْمَالِ "، وَإِنِّي وَاللَّهِ لَا أُغَيِّرُ شَيْئًا
مِنْ صَدَقَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا
الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ وَلَأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ مِنْهَا شَيْئًا،فَوَجَدَتْ
فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي ذَلِكَ،......
فَوَجَدْنَا أَحْمَدَ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ وَهْبٍ، قَدْ
حَدَّثَنَا قَالَ: حَدَّثَنَا عَمِّي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ وَهْبٍ، وَحَدَّثَنَا
إبْرَاهِيمُ بْنُ أَبِي دَاوُدَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ صَالِحٍ، ثُمَّ
اجْتَمَعَا فَقَالَ كُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا: حَدَّثَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ،
عَنْ عُقَيْلٍ،
عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ
عَائِشَةَ، أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ
عَلَيْهِ السَّلامُ أَرْسَلَتَ إلَى أَبِي بَكْرٍ تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ وَفَدَكَ وَمَا
بَقِيَ مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ، فَقَالَ لَهَا أَبُو بَكْرٍ: إنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " لا نُوْرَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ " إنَّمَا كَانَ يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ
فِي هَذَا الْمَالِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ صَدَقَةِ
رَسُولِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلامُ عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا فِي
حَيَاةِ رَسُولِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلامُ، وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ
بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ
إلَى فَاطِمَةَ مِنْهَا شَيْئًا، فَوَجَدَتْ
فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي ذَلِكَ، فَهَجَرَتْهُ فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى
تُوُفِّيَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ عَلَيْهِ السَّلامُ سِتَّةَ
أَشْهُرٍ.......
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ، حَدَّثَنَا
يَزِيدُ بْنُ مَوْهِبٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ عَقِيلِ بْنِ خَالِدٍ، عَنِ ابْنِ
شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا
أَخْبَرَتْهُ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ تَسْأَلُهُ مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ بِالْمَدِينَةِ،
وَفَدَكَ، وَمَا بَقِيَ مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ، فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " إِنَّا لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ،
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا
الْمَالِ "، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ صَدَقَةِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا
فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلأَعْمَلَنَّ
فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ مِنْهَا شَيْئًا، فَوَجَدَتْ فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي
ذَلِكَ، وَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ بَعْدَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ بِسِتَّةِ أَشْهُرٍ.....
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، أَخْبَرَنَا حُجَيْنٌ،
حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنْ عُقَيْلٍ،
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ
عَائِشَةَ، أَنَّهَا أَخْبَرَتْهُ أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ تَسْأَلُهُ
مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ
اللَّهُ عَلَيْهِ بِالْمَدِينَةِ، وَفَدَكٍ وَمَا بَقِيَ مِنْ خُمْسِ خَيْبَرَ،
فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ: لَا
نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "،
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا
الْمَالِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لَا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ صَدَقَةِ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا، الَّتِي كَانَتْ
عَلَيْهَا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَلَأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ شَيْئًا،
فَوَجَدَتْ فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ فِي ذَلِكَ، قَالَ: فَهَجَرَتْهُ
فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ......
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ
الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ فَاطِمَةَ، وَالْعَبَّاسَ
عَلَيْهِمَا السَّلَام أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ
أَرْضَيْهِمَا مِنْ فَدَكَ، وَسَهْمَهُمَا مِنْ خَيْبَرَ، فَقَالَ لَهُمَا أَبُو
بَكْرٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
" لَا
نُورَثُ مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ، قَالَ أَبُو بَكْرٍ: وَاللَّهِ لَا أَدَعُ أَمْرًا
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصْنَعُهُ فِيهِ
إِلَّا صَنَعْتُهُ، قَالَ: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ فَلَمْ تُكَلِّمْهُ
حَتَّى مَاتَتْ "
عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، " أَنَّ فَاطِمَةَ، وَالْعَبَّاسَ، أَتَيَا أَبَا
بَكْرٍ يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَهُ مِنْ فَدَكَ، وَسَهْمَهُ مِنْ
خَيْبَرٍ فَقَالَ لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: لا
نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْمَالِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا
أَدَعُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَصْنَعُهُ، إِلا صَنَعْتُهُ، قَالَ: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ
فِي ذَلِكَ حَتَّى مَاتَتْ........
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، وَمُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ،
وَعَبْدُ بْنُ حميد، قَالَ ابْنُ رَافِعٍ حَدَّثَنَا وقَالَ الْآخَرَانِ
أَخْبَرَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنْ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ " أَنَّ فَاطِمَةَ، وَالْعَبَّاسَ أَتَيَا أَبَا
بَكْرٍ يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَهُ مِنْ فَدَكٍ وَسَهْمَهُ مِنْ
خَيْبَرَ، فَقَالَ لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَسَاقَ
الْحَدِيثَ بِمِثْلِ مَعْنَى حَدِيثِ عُقَيْلٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ غَيْرَ أَنَّهُ قَالَ: ثُمَّ قَامَ عَلِيٌّ
فَعَظَّمَ مِنْ حَقِّ أَبِي بَكْرٍ، وَذَكَرَ فَضِيلَتَهُ وَسَابِقَتَهُ ثُمَّ
مَضَى إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَبَايَعَهُ فَأَقْبَلَ النَّاسُ إِلَى عَلِيٍّ،
فَقَالُوا: أَصَبْتَ وَأَحْسَنْتَ، فَكَانَ النَّاسُ قَرِيبًا إِلَى عَلِيٍّ حِينَ
قَارَبَ الْأَمْرَ الْمَعْرُوفَ
حَدَّثَنَا أَبُو صَالِحٍ الضِّرَارِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ بْنُ هَمَّامٍ، عَنْ
مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ
عَائِشَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ وَالْعَبَّاسَ أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ يَطْلُبَانِ
مِيرَاثَهُمَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمَا
حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَهُ مِنْ فَدَكٍ، وَسَهْمَهُ مِنْ خَيْبَرَ، فَقَالَ
لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ: أَمَا إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لا
نُوَرَّثُ، مَا تَرَكْنَا فَهُوَ صَدَقَةٌ "
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ فِي هَذَا الْمَالِ "، وَإِنِّي وَاللَّهِ
لا أَدَعُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَصْنَعُهُ إِلا صَنَعْتُهُ. قَالَ: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ فَلَمْ تُكَلِّمْهُ
فِي ذَلِكَ حَتَّى مَاتَتْ.......
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى، قثنا عَبْدُ الرَّزَّاقِ،
وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَلِيٍّ الصَّنْعَانِيُّ، قَالَ: أنبأ عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أنبأ مَعْمَرٌ. ح
وَحَدَّثَنَا الدَّبَرِيُّ، عَنْ عَبْدِ
الرَّزَّاقِ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ
عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ فَاطِمَةَ وَالْعَبَّاسَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا، مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَهُ مِنْ فَدَكَ، وَسَهْمَهُ مِنْ
خَيْبَرَ، فَقَالَ لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لا
نُوَرَّثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْمَالِ "، وَإِنِّي
وَاللَّهِ لا أَدَعُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصْنَعُهُ فِيهِ إِلا صَنَعْتُهُ، قَالَ: فَهَجَرَتْهُ
فَاطِمَةُ فَلَمْ تُكَلِّمُهُ فِي ذَلِكَ حَتَّى مَاتَتْ........
أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يَحْيَى بْنِ
عَبْدِ الْجَبَّارِ بِبَغْدَادَ، أنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ،
ثنا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ، ثنا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، أنا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ،
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، أَنَّ فَاطِمَةَ، وَالْعَبَّاسَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا، أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا مِنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ
أَرْضَهُ مِنْ فَدَكٍ، وَسَهْمَهُ مِنْ خَيْبَرَ، فقَالَ لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَاهُ صَدَقَةٌ،
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ "، وَاللَّهِ إِنِّي لا
أَدَعُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَصْنَعُهُ بَعْدُ إِلا صَنَعْتُهُ، قَالَ: فَغَضِبَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا
وَهَجَرَتْهُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى مَاتَتْ......
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ زَنْجَوَيْهِ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَرَنَا مَعْمَرٌ،
عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ
فَاطِمَةَ، وَالْعَبَّاسَ، أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَهُ مِنْ فَدَكٍ وَسَهْمَهُ مِنْ
خَيْبَرَ، فَقَالَ لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لا
نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي هَذَا الْمَالِ "، وَإِنِّي
وَاللَّهِ لا ادْعُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَصْنَعُهُ فِيهِ إِلا صَنَعْتُهُ، قَالَتْ: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ، فَلَمْ تُكَلِّمْهُ
فِي ذَلِكَ حَتَّى مَاتَتْ،......
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِدْرِيسَ، قال: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَوْرٍ، عَنْ مَعْمَرٍ، عَنِ
الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، رضي الله عنها، أَنَّ فَاطِمَةَ،
وَالْعَبَّاسَ، رضي الله عنهما، أَتَيَا أَبَا بَكْرٍ، رضي الله عنه،
يَلْتَمِسَانِ مِيرَاثَهُمَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ وَهُمَا حِينَئِذٍ يَطْلُبَانِ أَرْضَهُ مِنْ فَدَكٍ، وَسَهْمَهُ مِنْ
خَيْبَرَ، فقال لَهُمَا أَبُو بَكْرٍ، رضي الله عنه: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يقول: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ،
إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ "، وَإِنِّي وَاللَّهِ
لا أُغَيِّرُ أَمْرًا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَصْنَعُهُ إِلا صَنَعْتُهُ. قال: فَهَجَرَتْهُ فَاطِمَةُ، رضي الله عنها،
فَلَمْ تُكَلِّمْهُ فِي ذَلِكَ الْمَالِ حَتَّى مَاتَتْ "
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنِي مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ:
إِنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ تَسْأَلُهُ
مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا أَفَاءَ
اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ، وَفَاطِمَةُ حِينَئِذٍ تَطْلُبُ صَدَقَةَ النَّبِيِّ
الَّتِي بِالْمَدِينَةِ وَفَدَكَ وَمَا بَقِيَ مِنْ خُمْسِ خَيْبَرَ، فَقَالُ
أَبُو بَكْرٍ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ فِي
هَذَا الْمَالِ، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ صَدَقَاتِ رَسُولِ
اللَّهِ عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا بِمَا عَمِلَ فِيهَا
رَسُولُ اللَّهِ، فَأَبَى أَبُو بَكْرٍ أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ مِنْهَا
شَيْئًا،فَوَجَدَتْ فَاطِمَةُ عَلَيْهَا السَّلامُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ
فَهَجَرَتْهُ فَلَمْ تُكَلِّمْهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ
اللَّهِ سِتَّةَ أَشْهُرٍ......
حَدَّثَنَا سُوَيْدُ بْنُ سَعِيدٍ، وَالْحَسَنُ بْنُ عُثْمَانَ،
قالا: حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ
بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ
عَائِشَةَ، رضي الله عنها، أَنَّ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ، صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، رضي الله عنه، تَسْأَلُهُ
مِيرَاثَهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا أَفَاءَ
اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ، وَفَاطِمَةُ حِينَئِذٍ تَطْلُبُ صَدَقَةَ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّتِي بِالْمَدِينَةِ وَفَدَكٍ وَمَا بَقِيَ
مِنْ خُمُسِ خَيْبَرَ. فقال أَبُو بَكْرٍ، رضي الله عنه: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال: "لا نُورَثُ، مَا
تَرَكْنَا صَدَقَةٌ، إِنَّمَا يَأْكُلُ آلُ مُحَمَّدٍ مِنْ هَذَا
الْمَالِ "، وَإِنِّي لا أُغَيِّرُ شَيْئًا مِنْ صَدَقَةِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ حَالِهَا الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهَا فِي
عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلأَعْمَلَنَّ فِيهَا
بِمَا عَمِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَبَى أَبُو
بَكْرٍ، رضي الله عنه، أَنْ يَدْفَعَ إِلَى فَاطِمَةَ، رضي الله عنها، مِنْهَا
شَيْئًا، فَوَجَدَتْ
فَاطِمَةُ عَلَى أَبِي بَكْرٍ، رضي الله عنه، فِي ذَلِكَ، فَهَجَرَتْهُ فَلَمْ
تُكَلِّمْهُ حَتَّى تُوُفِّيَتْ، وَعَاشَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيهِ وَسَلَّمَ سِتَّةَ أَشْهُرٍ......
1/13 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي
سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ فَاطِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا جَاءَتْ
أَبَا بَكْرٍ، وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، تطلب ميراثها من رسول اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَا: إِنَّا سَمِعْنَا رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنِّي لَا أُورَثُ "
2/353 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَهَّابِ الْخَفَّافُ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي
سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ: أَنَّ فَاطِمَةَ جَاءَتْ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ
تطلب ميراثها من رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَا لَهَا:
إنا سَمِعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: "
إِنِّي لَا أُوَرَّثُ "
حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ:
" لَمَّا قُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرْسَلَتْ
فَاطِمَةُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا تَطْلُبُ مِيرَاثَهَا
مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ، وَعُمَرُ:
إِنَّا سَمِعْنَا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنِّي لا
أُوَرِّثُ "
وَحَدَّثَنَاهُ إِبْرَاهِيمُ بْنُ زِيَادٍ قَالَ: نا عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ عَطَاءٍ، قَالَ: نا
مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، عَنْ أَبِي
بَكْرٍ، وَعُمَرَ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَيْهِمَا نَحْوَهُ.
حَدَّثَنَا الْحَارِثُ، ثنا عَبْدُ
الْوَهَّابِ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ جَاءَتْ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ تَطْلُبُ مِيرَاثَهَا
مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالا: إِنَّا سَمِعْنَا
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لا نُوَرَّثُ
"
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ الأَصْبَهَانِيُّ، أنا
أَبُو سَعِيدِ بْنُ الأَعْرَابِيِّ، ثنا عَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ، ثنا عَبْدُ الْوَهَّابِ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ
عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: جَاءَتْ فَاطِمَةُ
إِلَى أَبِي بَكْرٍ، وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ تَطْلُبُ مِيرَاثَهَا،
فَقالا: سَمِعْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
" لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا صَدَقَةٌ "
حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ
لِأَبِي بَكْرٍ: مَنْ يَرِثُكَ إِذَا مِتَّ؟ قَالَ: وَلَدِي، وَأَهْلِي، قَالَتْ:
فَمَا لَنَا لَا نَرِثُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّ
النَّبِيَّ لَا يُورَثُ "، وَلَكِنِّي أَعُولُ مَنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُولُ، وَأُنْفِقُ عَلَى مَنْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْفِقُ
Sanad riwayat ini mursal (tanpa menyebut
Abu Hurairah), namun disambung oleh riwayat sebelum dan setelahnya.
وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ الْمُقْرِئُ، أنا الْحَسَنُ، ثنا
يُوسُفُ، ثنا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ غِيَاثٍ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، فَذَكَرَ
الْحَدِيثَ بِنَحْوِهِ، وَلَمْ يَذْكُرْ أَبَا هُرَيْرَةَ
[33] Riwayat mursal itu
disambungkan oleh riwayat maushul karena terdapat qarinah yang
menunjukkan itu. Abu Salamah merupakan salah satu ashhaab Abu
Hurairah yang paling banyak atau paling tsabt periwayatannya
darinya – setelah Ibnul-Musayyib – sebagaimana dikatakan oleh Ibnul-Madiiniy.
Dan riwayat maushul dari Hammaad bin Salamah dikuatkan oleh
‘Abdul-Wahhaab bin ‘Athaa’ sebagaimana disebutkan sebelumnya.
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، حَدَّثَنَا أَبُو
الْوَلِيدِ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، قَالَ: جَاءَتْ فَاطِمَةُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَتْ: مَنْ
يَرِثُكَ؟ قَالَ: أَهْلِي وَوَلَدِي قَالَتْ: فَمَا لِي لَا أَرِثُ أَبِي؟ فَقَالَ
أَبُو بَكْرٍ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
" لَا نُورَثُ، وَلَكِنِّي أَعُولُ مَنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُولُهُ، وَأُنْفِقُ عَلَى مَنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ "
نا جَعْفَرٌ الطَّيَالِسِيُّ، نا أَبُو الْوَلِيدِ، نا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا
صَدَقَةً
وَرَوَى حَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ، قَالَ: جَاءَتْ فَاطِمَةُ إِلَى أَبِي بَكْرٍ، فَقَالَتْ: مَنْ
يَرِثُكَ؟ فَقَالَ: أَهْلِي وَوَلَدِي. قَالَتْ: فَمَا لِي لا أَرِثُ أَبِي.
فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ: " لا نُورَثُ ". وَلَكِنِّي أَعُولُ مَنْ كَانَ رَسُولُ
اللَّهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُولُهُ، وَأُنْفِقُ عَلَى مَنْ كَانَ
رَسُولُ اللَّهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ. نا بِذَلِكَ
عُثْمَانُ بْنُ سَعِيدٍ الدَّارِمِيُّ، قَالَ: نا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ،
قَالَ: نا حَمَّادُ
بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ فَاطِمَةَ. الْحَدِيثَ بِطُولِهِ. وَفِي الْبَابِ: عَنْ عُمَرَ،
وَطَلْحَةَ، وَالزُّبَيْرِ، وَعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ، وَسَعْدٍ،
وَعَائِشَةَ، وَأَبِي هُرَيْرَةَ. وَحَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ " غَرِيبٌ
" مِنْ هَذَا الْوَجْهِ. إِنَّمَا أَسْنَدَهُحَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ
مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ. وَقَدْ
رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيقِ.
يُقَالُ: حَدِيثُ مَالِكٍ حَدِيثٌ " حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ ".
ثنا هِشَامٌ أَبُو الْوَلِيدِ، قَالَ: ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: جَاءَتْ فَاطِمَةُ
إِلَى أَبِي بَكْرٍ عَلَيْهِمَا السَّلامُ، فَقَالَتْ: مَنْ يَرِثُكَ؟ فَقَالَ:
وَلَدِي وَأَهْلِي، قَالَتْ: فَلا يَرِثُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ابْنَتُهُ؟ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّا لا نُورَثُ، مَا تَرَكْنَا
فَهُوَ صَدَقَةٌ "، فَمَنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَعُولُهُ فَأَنَا أَعُولُهُ، وَمَنْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْفِقُ عَلَيْهِ فَأَنَا أُنْفِقُ عَلَيْهِ
وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُقْرِئُ،
أنا الْحَسَنُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ
الْقَاضِي، ثنا أَبُو الْوَلِيدِ الطَّيَالِسِيُّ، ثنا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ
عَمْرٍو، عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ فَاطِمَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهَا جَاءَتْ إِلَى أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقالتْ: مَنْ
يَرِثُكَ؟ قَالَ: أَهْلِي وَوَلَدِي، قالتْ: فَمَا لِي لا أَرِثُ النَّبِيَّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " إِنَّا لا نُورَثُ "، وَلَكِنِّي
أَعُولُ مَنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُولُهُ،
وَأُنْفِقُ عَلَى مَنْ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُنْفِقُ
عَلَيْهِ
[39] Di sisi
lain, salaf berselisih pendapat sepeninggal beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallamtentang bagian Nabi dan kerabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam khumus, sebagaimana riwayat :
حَدَّثَنِي عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ
قَيْسِ بْنِ مُسْلِمٍ، قَالَ: سَأَلْتُ الْحَسَنَ بْنَ مُحَمَّدٍ، عَنْ قَوْلِهِ:
"وَاعْلَمُوا أَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَأَنَّ لِلَّهِ خُمُسَهُ
وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى، فَقَالَ: هَذَا مِفْتَاحُ كَلامٍ، لِلَّهِ
الدُّنْيَا وَالآخِرَةُ ، ثُمَّ اخْتَلَفَ النَّاسُ فِي هَذَيْنِ السَّهْمَيْنِ
بَعْدَ وَفَاةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ
قَائِلُونَ: سَهْمُ الْقَرَابَةِ: لِقَرَابَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ
وَسَلَّمَ وَقَالَ: قَائِلُونَ: لِقَرَابَةِ الْخَلِيفَةِ، وَقَالَ قَائِلُونَ:
سَهْمُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ لِلْخَلِيفَةِ مِنْ بَعْدِهِ،
قَالَ: فَأَجْمَعَ رَأْيُهُمْ عَلَى أَنْ يَجْعَلُوا هَذَيْنِ السَّهْمَيْنِ فِي
الْخَيْلِ وَالْعُدَّةِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، قَالَ: فَكَانَا عَلَى ذَلِكَ
خِلافَةَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ
Telah
menceritakan kepadaku ‘Abdurrahman bin Mahdiy, dari Sufyaan, dari Qais bin
Muslim, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Al-Hasan bin Muhammad tentang
firman-Nya : ‘Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh
sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul,
kerabat Rasul’ (QS. Al-Anfaal : 41), maka ia menjawab : “Ini merupakan
kunci perkataan, kepunyaan Allah lah dunia dan akhirat. Kemudian orang-orang
berselisih pendapat setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam tentang dua bagian ini. Beberapa orang berkata : ‘Bagian
kekerabatan adalah untuk kerabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam’.
Sebagian lain mengatakan : ‘Untuk kerabat khaliifah”. Dan beberapa orang
mengatakan : ‘Bagian Nabi adalah untuk khalifah setelah beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam’”. Al-Hasan melanjutkan : “Namun pendapat mereka bersatu
untuk menjadikan dua bagian ini bagi kuda dan perlengkapan jihad di jalan
Allah. Kedua hal itu berlaku di jaman kekhilafahan Abu Bakr dan ‘Umar”
[Diriwayatkan oleh Al-Qaasil bin Sallaam dalam Al-Amwaal no.
847; sanadnya shahih].