Saturday, January 31, 2015

Raja Salman Mengangkat Sheikh Syuraim Penentang Rezim al-Sisi

Raja Salman memperlihatkan sikap politik dan cara kepemimpinan yang ternyata bertolak belakang dengan pendahulunya, mendiang raja Abdullah. Terutama terkait sikapnya tentang kudeta militer yang terjadi di Mesir.
Setelah dikabarkan memiliki hubungan kurang harmonis dengan Abdel Fattah As-Sisi presiden kudeta Mesir, sekarang raja Salman kembali membuat pemerintah kudeta Mesir panas. Raja Salman baru saja mengangkat kembali Syaikh DR. Su'ud As-Syuraim sebagai imam resmi Masjidil Haram, Makkah yang sebelumnya dipecat mendiang raja Abdullah terkait sikap beliau yang menolak aksi kudeta di Mesir.

Ketika kudeta militer yang dipimpin Abdel Fattah As-Sisi terjadi, Syaikh As-Syuraim langsung merespon dengan penolakan, tidak cukup sampai disitu, Syaikh As-Syuraim juga mengecam pembantaian yang terjadi di Rab'ah dan mengecam sikap represif militer terhadap rakyat sipil, yang akhirnya memaksa raja Abdullah memecat beliau dari jabatan sebagai imam resmi Masjidil Haram.
Syaikh As-Syuraim sebelumnya menyeru agar tentara Mesir tidak membunuh saudara sebangsa dengan alasan apapun. Menurut beliau apa yang dilakukan militer Mesir hanya akan membuat senang musuh islam dan bangsa Mesir.
Syaikh As-Syuraim juga mengecam pembantaian di depan markas garda republik Mesir yang dilakukan di waktu fajar, Syaikh As-Syuraim menyebut pembantaian tersebut sebagai tindakan keji dan khianat terhadap rakyat Mesir.
Atas sikap penolakan terhadap rezim kudeta Mesir, Syaikh As-Syuraim kemudian dituduh Raja Saudi sebagai anggota Ikhwanul Muslimin.
Atas sebutan sebagai anggota Ikhwanul Muslimin, Syaikh Syuraim kemudian menuliskannya melalui akun twitternya (@saudalshureem), antara lain:

"Jika manhajmu tidak sesuai dengan para pemuja hawa nafsu (penyokong kudeta, Raja Abdullah, dan para penguasa Arab), mereka akan menyebutmu sebagai orangnya Ikhwan yang mereka bid'ahkan (mungkin di arab terminologi dibid'ahkan ini kurang lebih kalau di indonesia sama dengan di-PKI-kan)!
Apa yang Allah SWT katakan tentang orang seperti mereka ini dalam al Quran? 'jika mereka tidak beriman dengannya, mereka berkata, "inilah kebohongan yang sejak dulu sudah ada"' (al Ahqaf: 12).
Syaikh Syuraim juga berkata, "Siapa yang berlaku zalim pada orang-orang yang menasehati, sejarah akan menguburkannya."

Kini kondisi Saudi dengan Raja baru, Salman bin Abdulaziz, pelan-pelan berubah. Syaikh As-Syuraim kembali diangkat sebagai imam resmi Masjidil Haram. Segala sesuatu yang ada di dunia akan berubah. Termasuk  kebijakan Arab Saudi juga berubah, di bawah Salman. (hasmi bachtiar)
http://www.voa-islam.com/read/world-news/2015/02/10/35583/raja-salman-mengangkat-sheikh-syuraim-penentang-rezim-alsisi/#sthash.HlSdK6L0.dpuf


pandangan ulama saudi tentang al-ikhwan al-muslimin
POSTED BY AGUS SOELARTO ON SEP 14, 2013 IN INTERNASIONAL 

AQL Islamic Center — Dewasa ini, media massa Mesir telah memberitakan penyerangan yang berlebihan sehingga berhasil membentuk opini yang jahat terhadap keberadaan organisasi Al-Ikhwan al-Muslimin. Media tersebut menuding dengan tuduhan yang jahat dan penuh dengan kebohongan, karena telah mendorong dilakukannya pembunuhan; bertepuk tangan dengan adanya korban yang berjatuhan; dan bergembira dengan penangkapan dan penyiksaan yang dialami oleh Al-Ikhwan al-Muslimin. Seakan-akan mereka pasukan Yahudi yang ada di Palestina.
Lembaran ini akan membawa kita jauh dari kampanye sekulerisme ataupun kampanye yang dibayar. Inilah pendapat para ulama yang jujur dalam memberikan informasi sesungguhnya tentang Al-Ikhwan al-Muslimin, juga mengenai sikap mereka terhadap ormas Islam internasional itu.
Al-Ikhwan al-Muslimin termasuk golongan Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Lajnah Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta mengeluarkan fatwa yang isinya adalah :
“Kelompok Islam yang paling dekat dengan kebenaran dan paling semangat untuk menerapkan kebenaran adalah Ahlus Sunnah, seperti  halnya : Ahlul Hadits, Jama’ah Ansharus Sunnah, dan Al-Ikhwan al-Muslimin. Secara umum setiap kelompok tersebut dan kelompok-kelompok lainnya memiliki kesalahan dan kebenaran. Maka menjadi kewajiban Anda untuk saling tolong-menolong dalam kebenaran yang ada di kelompok-kelompok tersebut. Demikian juga, Anda harus menjauhi kesalahan yang ada di kelompok tersebut dengan diiringi usaha saling menasehati dan bekerja sama dalam kebajikan dan taqwa.” (fatawa al-Lajnah, jilid 34, hal 91)
Fatwa ini diputuskan atas nama : Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Abdur Razzaq ‘Afifi, Abdullah bin Qa’uud, dan Abdullah bin Ghadiyan rahimahumullah Jami’an.
Syekh Ibnu Jibrin rahimahullah berkata, “Adapun beberapa kelompok yang ada, maka kami tidak menganggapnya sebagai kelompok yang sesat hanya karena adanya perbedaan nama jika tujuannya sama. Ada jamaah Tabligh di Arab Saudi dan sekitarnya yang kebanyakan dari mereka adalah alumni Jamiah Islamiyah dan beraqidahkan Ahlus Sunnah wal Jamaah. Mereka berpendapat bahwa berdakwah dengan amal perbuatan dan melakukan banyak bepergian itu mempunyai pengaruh yang sangat besar. Ada kelompok Salafi yang juga Ahlus Sunnah wal Jamaah yang berpendapat tentang utamanya belajar dan mendalami ilmu aqidah.
Ada juga kelompok Al-Ikhwan al-Muslimin yang selalu menyibukkan diri dengan berdakwah dan lantang menolak kemunkaran. Ada yang lebih memilih menghindar dan menjauhi para pelaku kemaksiatan walaupun mereka para penguasa, dan ada juga yang membolehkan masuk ke wilayah kekuasaan agar dapat meminimalisir kejahatan yang dilakukan para penguasa. Pada dasarnya semua kelompok tersebut beraqidahkan Ahlus Sunnah wal Jamaah dan tidak termasuk kelompok yang sesat.
Dan jika ada oknum tertentu dari kelompok di atas yang berada pada aqidah yang sesat seperti berpendapat ta’thil (mengingkari sifat-sifat Allah dan menafikannya), tasybih(menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat makhluk-Nya.), membolehkan perilaku syirik, berpendapat seperti kelompok murjiah atau khawarij, atau mengingkari kekuasaan Allah, maka orang yang berpendapat demikian termasuk dari golongan yang sesat dan kita harus waspada agar tidak tertipu dengan ajakannya. Wallahu A’lam.” (Mauqi’ Syekh Ibnu Jibrin, fatwa nomer 11.622)
Cinta dan loyalitas terhadap Al-Ikhwan al-Muslimin
Syekh Ibnu Jibrin rahimahullah berkata, “Setiap jamaah dan kelompok yang mengamalkan al-Sunnah dan mengajak kepada Syariat Allah, mengajak kepada kebaikan dan melarang kemunkaran, dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan Allah, dan meninggalkan bid’ah. Maka kelompok seperti ini harus kita dukung dan mencintainya, walau mungkin ada sedikit kekurangan atau sedikit penyelewangan yang kita harus memberikan nasehat dan memperingatkan mereka agar tidak melakukan penyimpangan terhadap aturan syariat.
Kelompok Al-Ikhwan al-Muslimin termasuk kategori di atas. Mereka telah menghidupkan dakwah, memberikan nasehat kepada umat, dan mereka menjelaskan kebaikan kepada orang uang ditemuinya.” (Mauqi’ Syekh Ibnu Jibrin, fatwa nomer 2975),
Bekerja sama dengan Al-Ikhwan al-Muslimin
Al-Lajnah al-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta’ mengeluarkan fatwa yang isinya: “Kelompok Islam yang paling dekat dengan kebenaran dan paling semangat untuk menerapkan kebenaran adalah Ahlus Sunnah, seperti  halnya : Ahlul Hadits, Jama’ah Ansharus Sunnah, dan Al-Ikhwan al-Muslimin. Secara umum setiap kelompok tersebut dan kelompok-kelompok lainnya memiliki kesalahan dan kebenaran. Maka menjadi kewajiban Anda untuk saling tolong-menolong dalam kebenaran yang ada di kelompok-kelompok tersebut. Demikian juga, Anda harus menjauhi kesalahan yang ada di kelompok tersebut dengan diiringi usaha saling menasehati dan bekerja sama dalam kebajikan dan taqwa. (fatawa al-Lajnah, jilid 34, hal 91)
Fatwa ini diputuskan atas nama : Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Abdur Razzaq ‘Afifi, Abdullah bin Qa’uud, dan Abdullah bin Ghadiyan rahimahumullah Jami’an.
Al-Lajnah al-Daimah lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta’ mengelurkan fatwa tentang Jamaah Al-Ikhwan al-Muslimin, Jamaah Tabligh, jamaah Ansharus Sunnah al-Muhammadiyyah, al-Jam’iyyah al-Syar’iyyah, dan Salafaiyyah, yang isinya :
“Setiap kelompok di atas memiliki kebenaran dan juga kebatilan, ada yang salah di dalamnya dan ada juga yang benar. Sebagian dari mereka ada yang lebih mendekati kebenaran dan memiliki kebaikan  dan manfaat yang lebih banyak dari sebagian lainnya. Maka yang harus Anda lakukan adalah bekerja sama dengan setiap kelompok dalam hal kebenaran dan memberikan nasehat kepada mereka yang menurut Anda melakukan kesalahan.” (fatawa al-Lajnah, jilid 2, hal 239)
Fatwa ini diputuskan atas nama : Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Abdur Razzaq ‘Afifi, Abdullah bin Qa’uud, dan Abdullah bin Ghadiyan rahimahumullah Jami’an.
Syekh Ibnu Baz rahimahullah berkata, “Seseorang harus mengikuti kelompok yang mengikuti kebenaran, jika kebenaran ada di pihak Al-Ikhwan al-Muslimin maka kebenaran yang ada padanya harus diikuti,  jika kebenaran ada di pihak Ansharus Sunnah maka kebenaran yang ada padanya harus diikuti,  jika kebenaran ada di pihak yang lainnya maka kebenaran yang ada padanya harus diikuti. Semua tergantung kebenaran yang ada padanya, kelompok-kelompok yang ada ditentukan dengan kebenaran yang ada.” (Fatawa Ibnu Baz, jilid 8, hal 237-238)
Hubungan antara Salafiyyah dengan Al-Ikhwan al-Muslimin
Syekh Ibnu Baz rahimahullah berkata, “Jika penyebutan nama, seperti Ansharus Sunnah, al-Ikhwan al-Muslimin, atau yang lainnya memberi pengaruh terhadap persaudaraan keimanan dan kerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan maka hal ini tidak diperbolehkan. Semuanya adalah saudara karena Allah, yang selalu bekerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan dan juga saling menasehati walaupun dengan penamaan yang berbeda-beda.” (Fatawa Nuur ‘ala al-Darb, jilid 3, hal 171)
Tidak boleh saling serang dan bermusuhan dengan al-Ikhwan al-Muslimin
Syekh Bin Baz rahimahullah ditanya:
Kita melihat ada fenomena yang berbahaya yang mulai tersebar di kalangan para ulama dan penuntut ilmu yaitu menjelek-jelekkan kelompok-kelompok Islam yang ada di dunia Islam dan memecah belah antar kelompok dakwah. Kita menemukan ada yang mengatakan orang ini memiliki manhaj kelompok fulan dan yang ini bermanhaj menurut kelompok lainnya. Ada yang menilai baik dan buruknya suatu  kelompok dan juga menyerang kelompok tertentu, yang mana hal ini sudah menyebar di tengah-tengah para pencari ilmu. Apa pendapat Syekh tentang fenomena tersebut? Bukankah itu akan berpengaruh dengan ­al-wala’ (loyalitas) dan al-bara’ (disloyalitas) dan juga berpengaruh terhadap kesatuan umat dan para dai yang kita inginkan?”
Syekh Bin Baz rahimahullah menjawab:
“Al-Ikhwan al-Muslimin, jamaah Tabligh, dan kelompok-kelompok lainnya dengan nama yang berbeda-beda, tujuannya harus ikut dengan syariat Allah, mengikiti sunnah Rasulullah, dan menjauhi tujuan-tujuan selain keduanya. Jika itu menjadi tujuannya maka qalbu-qalbu menjadi berdekatan, kesungguhan menjadi terkumpul, pertentangan terminimalisir, dan qalbu-qalbu menjadi jernih.
Jika ada seseorang yang memiliki kritikan kepada kelompok tertentu hendaknya dia memberikan nasehat kepadanya dan menuliskan surat kepadanya atau kepada pemimpinnya, lalu menjelaskan kritikannya dengan dalil-dalil dan menggunakan cara yang lembut dan hikmah. Seperti inilah bentuk saling menasehati dan berkeinginan untuk selalu memberikan kebaikan, menjauhkan keburukan, salah satu sebab tersentuhnya qalbu, dapat memberikan kebaikan dan meminimalisir keburukan.
Adapun saling menjuluki suatu kelompok dengan beberapa gelaran yang mengandung ejekan dan mencelanya, maka inilah yang dapat memecah belah barisan dan mencerai beraikan kelompok. Dan yang didapat adalah bertambahnya keburukan.
Nasehat saya kepada semua kelompok yang mengatasnamakan Islam, dan nasehat saya kepada al-Ikhwan al-Muslimin yang didukung oleh beberapa orang dan dimusuhi, dicela, dan dibenci oleh sebagian lainnya, untuk selalu saling menasehati dan tidak memberikan celaan yang dapat memecah belah umat.” (Muhadharah dengan tema “Akhlaqul ulama’ wa atsaruha fil Ummah).
Syekh Bin Baz rahimahullah berkata, “Jika ada sebagian yang menamakan dirinya; Ansharus Sunnah, Salafiyyah, al-Ikhwan al-Muslimin, atau yang lainnya, maka ini tidak memberikan efek buruk jika bersama dengan kebenaran, dan beristiqamah mengikuti al-Qur’an dan Sunnah, memberlakukan hukum berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah, dan memiliki aqidah yang lurus baik dalam perkataan Maupun perbuatan. Jika ada kelompok yang salah, maka para ahli ilmu berkewajiban untuk mengingatkan kepadanya dan menunjukkannya jalan yang benar dengan dalil yang jelas.
Yang kami maksudkan adalah kita harus senantiasa bekerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan memperbaiki suatu kesalahan dengan ilmu dan hikmah dengan metode yang bagus. Jika ada kelompok yang memiliki kesalahan yang berhubungan dengan aqidah, hal-hal yang diwajibkan Allah, dan hal-hal yang diharamkan oleh Allah maka mereka ini harus diingatkan dengan menggunakan dalil-dalil syariat dengan lembut dan hikmah serta dengan cara yang baik. Hal ini dilakukan agar mereka dapat patuh dan menerima sebuah kebenaran serta tidak lari darinya.
Seperti itulah yang harus dilakukan oleh umat Islam untuk selalu bekerja sama dalam kebaikan dan ketaqwaan, saling menasehati antara yang satu dengan yang lainnya, dan tidak saling menjatuhkan antara yang satu dengan lainnya yang mana ini semua akan menjadi angin segar bagi musuh.” (Fatawa Ibnu Baz, jilid 8, hal 183)
Yang diikuti dan ditolak dari al-Ikhwan al-Muslimin
Syekh Bin Baz rahimahullah berkata, “Adapun kelompok-kelompok yang ada maka tidak boleh diikuti kecuali hal tersebut sesuai dengan yang haq. Baik kelompok tersebut mengatasnamakan dirinya al-Ikhwan al-Muslimin, Jamaah Tabligh, Ansharus Sunnah, Salafiyyah, Jamaah Islamiyyah, Ahlul Hadits, atau yang nama-nama yang lainnya, maka mereka semua ditaati dan diikuti dalam hal yang haq. Haq di sini adalah yang sesuai dengan dalil. Sedang yang berseberangan dengan dalil harus ditolak, dan kita katakan kepadanya, ‘engkau salah dalam hal ini.’
Yang semestinya dilakukan adalah mengikuti mereka pada hal yang sesuai dengan al-Qur’an, sunnah, dan Ijma’. Dan jika mereka tidak sesuai dengan al-Qur’an, Sunnah, dan Ijma’ maka harus dengan tegas ditolak.
Jika ada yang benar dikatakan kepadanya, ‘engkau benar’ jika dia benar dan ‘engkau salah’ jika dia salah, dan yang diikuti hanya yang haq saja dan diajak kepadanya agar mendapatkan taufiq.
Jika dia salah dikatakan kepadanya, ‘engkau salah dalam masalah ini dan pendapatmu berseberangan dengan dalil ini, engkau harus segera bertaubat kepada Allah dan kembali kepada jalan yang benar.’ Inilah yang dikatakan oleh para ahli ilmu. (Fatawa Ibnu Baz, jilid 7, hal 121-122).
Bergabung dengan al-Ikhwan al-Muslimin
Syekh Bin Baz rahimahullah berkata, “Jika ada seseorang yang bergabung dengan kelompok Ansharus Sunnah dan menolongnya dalam hal yang haq, atau bergabung dengan kelompok al-Ikhwan al-Muslimin dan ikut mendirikan kebenaran di dalamnya tanpa berlebih-lebihan atau melampaui batas maka hal ini diperbolehkan. Adapun jika dia bergabung dengan mereka hanya mengikuti pendapat mereka dan tidak boleh menyimpang darinya, maka tidak diperbolehkan.” (Fatawa Ibnu Baz, jilid 8, hal 237-238).
Pemberian nama dengan sebutan “al-Ikhwan al-Muslimin”
Syekh Bin Baz rahimahullah berkata, “Adapun beberapa penamaan seperti Ansharus Sunnah, al-Ikhwan al-Muslimin, Jamaatul Muslimin, atau yang lainnya, maka penamaan dengan nama-nama tersebut diperbolehkan. Penamaan tidak masalah yang penting adalah amal perbuatan yang ada di dalamnya.” (Fatawa Nuur ‘ala al-Darbi, jilid 3, hal 169)
Syekh Bin Baz rahimahullah berkata, “Adapun sebagian kelompok yang memberikan nama kepada kelompoknya sebagai tanda atasnya, seperti Ansharus Sunnah di Sudan atau di Mesir maka hal ini diperbolehkan asalkan mereka beristiqamah pada jalan yang benar: jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Atau menamakan dirinya dengan sebutan al-Ikhwan al-Muslimin yang mereka gunakan sebagai penghubung di antara mereka, maka hal ini tidaklah memberikan kemudharatan.” (Fatawa Ibnu Baz, jilid 3, hal 170)
Syekh Bin Baz rahimahullah berkata, “Kelompok yang beruntung adalah kelompok yang mengajak kepada al-Qur’an dan sunnah, walaupun dari kelompok ini atau itu, selama masih satu aqidah dan satu tujuan. Tidaklah mengapa suatu kelompok mengatasnamakan dirinya: Ansharus Sunnah, al-Ikhwan al-Muslimin, atau yang lainnya. Yang terpenting adalah aqidah dan amal perbuatan mereka. Jika mereka beristiqamah dalam haq, tauhidullah, ikhlas, mengikuti ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keyakinan, maka beberapa penamaan kelompok diperbolehkan.” (Fatawa Ibnu Baz, jilid 8, hal 183).
Syekh Bin Jibriin rahimahullah berkata, “Jika mereka semua beragamakan Islam dan beraqidah seperti aqidahnya para salafus shalih, dan mereka berbeda pendapat dalam hal-hal furu’ seperti adanya empat madzhab, berbeda dalam manhaj da’wah, berbeda dalam penamaan dan perbuatannya sesuai dengan namanya seperti: al-Ikhwan al-Muslimin, ahlut Tauhid, Salafiyyah, Tabligh yang beraqidahkan ahlus sunnah, maka penamaan-penamaan tersebut diperbolehkan.” (Mauqi’ Syekh Bin Jibriin, fatwa nomer 8326)
Wahai al-Ikhwan al-Muslimin, kenapa kalian memerangi rezim Arab dan Para Sekutunya?
Syekh Bin Jibriin rahimahullah berkata, “Kelompok al-Ikhwan al-Muslimin yang muncul di Mesir, yang mana mereka memiliki tujuan untuk memberikan perbaikan dan berdakwah kepada Allah, dan melalui gerakan ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah kepada orang dengan jumlah yang banyak sehingga mereka bertaubat dari meninggalkan shalat, dari minum-minuman keras, dan dari perilaku yang haram dan keji.
Ada beberapa kebiasan jahiliyyah yang belum dilaksanakan karena para da’i tidak dapat menghilangkannya, sehingga mereka berusaha untuk meminimalisirnya dikarenakan mereka adalah rakyat biasa yang tidak memiliki kekuatan dan kekuasaan. Oleh karena inilah, mereka tidak dapat menghancurkan kubah di atas kuburan dan mencegah beberapa perilaku kesyirikan, karena mereka tidak memiliki kekuatan.
Para penguasa telah menjebloskan sebagian dari mereka ke penjara, para penguasa tersebut juga membunuhi mereka karena mereka beralasan bahwa al-Ikhwan al-Muslimin telah menggerakkan mayoritas rakyat melawan mereka, membongkar kejahatan mereka, menentang aturan-aturan mereka seperti undang-undang yang mereka buat, adat istiadat buruk, tidak melaksanakan hukum had, dan memperbolehkan zina dan minuman keras. Maka para penguasa tersebut berusaha sebisa mungkin untuk memecah belah mereka, menekan mereka, dan menghancurkan kekuatan mereka.” (Mauqi’ syekh Bin Jibriin, fatwa nomer 11.622).
Sikap Syekh Bin Baz tentang Pembunuhan terhadap al-Ikhwan al-Muslimin di Suriah 30 tahun silam.
Pada awal tahun delapan puluhan, pemerintah Suriah telah menyerang al-Ikhwan al-Muslimin sebagaimana yang terjadi sekarang di Mesir.
Syekh Bin Baz rahimahullah dalam surat terbukanya kepada presiden Suriah pada masa itu, yaitu Hafidz Asad berkata, “Majlis Tinggi di Jami’ah Islamiyyah yang diselenggarakan di Madinah al-Munawwarah dan dihadiri oleh perwakilan ulama muslim dan para pemikir di dunia Islam telah melihat hal yang menakutkan atas apa yang terjadi di Suriah, seperti pembunuhan, penyiksaan, dan penangkapan terhadap kaum muslimin yang menuntut ditegakkannya syariat Allah. Itu semua dilakukan dengan kedok Insiden yang terjadi di Halb (Aleppo).
Beberapa kantor berita dan media massa Arab Internasional telah menyebutkan bahwa peristiwa tersebut dilakukan oleh beberapa sayap partai lokal dikarenakan kesusahan, beban berat, dan tidak adanya akhlak yang mulia di setiap tempat di dalam perilaku sehari-hari. Dan juga disebabkan karena adanya perbedaan afiliasi dan loyalitas terhadap kelompok.
Yang seharusnya dilakukan adalah menyelesaikan akar dari sebab permasalahan dan tidak menambah runcing permasalahan. Begitu juga dengan mendukung para pemuda yang ikhlas berbuat untuk agama dan umatnya dan menghentikan tindakan-tindakan buruk terhadap mereka dan keluarga mereka.
Majelis Tinggi di Jami’ah Islamiyah sangat menyayangkan terhadap apa yang terjadi di negara yang sangat berharga tersebut. Seperti pertumpahan darah terhadap orang-orang yang menuntut apa yang seharusnya dilakukan oleh sebuah pemerintahan yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dengan memberlakukan syariat-Nya dan kembali kepada kemuliaan yang luhur dan disegani oleh yang lainnya ketika muncul sebuah peradaban yang sangat tinggi yang diketahui oleh manusia.
Majelis Tinggi juga merasa heran bahwa orang yang berdakwah seperti itu di sebuah negara Islam dituduh sebagai bentuk kejahatan yang berhak ditangkap, disiksa, dan dibunuh. Dan perbuatan buruk tersebut dilakukan tanpa memberikan kebebasan sedikitpun bagi para terdakwa untuk melakukan pembelaan.” (diterbitkan di Majalah I’tisham al-Misriyyah pada bulan Januari 1980)
Syekh Bin Baz rahimahullah juga pernah mengatakan, “Di Suriah telah terjadi pertempuran besar antara kaum muslimin dengan pemerintahan dari kalangan Nushairiyyah. Dan ini termasuk peperangan dan jihad antara kaum muslimin dan musuh-musuhnya. Kaum Muslimin sangat membutuhkan sekali dukungan material, dakwah dengan kalimatthayyibah dan juga dengan jihadun Nafs.
Bagi kaum muslimin harus mengetahui kewajibannya terhadap mereka dan mencurahkan segala tenaga untuk menolong wali-wali Allah, para mujahidin, para penduduk, menolong dengan harta dan jiwa, dan juga dengan kalimat thayyibah yang dapat menolong, menguatkan, dan mendukung mereka dalam melawan musuh mereka yang berlaku dzalim dan sewenang-wenang.” (Muhadharah dengan tema Pentingnya Jihad). [Jum’at, 16 Syawal 1434 H]
Oleh: Khoirul Masmu

Pandangan Ulama Salafi Arab Saudi Tentang Jama’ah Ikhwanul Muslimin
BY REDAKSI HASAN AL BANNA · 26 NOVEMBER 2012 
بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوُلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا، أَمَّا بَعْدُ.
Segala puji hanya milik Allah. Kami memuji-Nya, meminta pertolongan-Nya dan memohon ampun kepada-Nya, serta berlindung kepada-Nya dari keburukan jiwa kami dan kejelekan perbuatan-perbuatan kami. Siapa yang diberi hidayah oleh Allah maka tidak ada yang mampu menyesatkannya, dan siapa yang disesatkan oleh Allah maka tidak akan ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah semata dan tiada sekutu bagi-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga Allah mencurahkan shalawat dan salam-Nya kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.
Amma Ba’du,
Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman, “Dan berpegang teguhlahlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai…” (QS. Ali ‘Imraan: 103)
Firman Allah Ta’ala, “Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sungguh, Allah beserta orang-orang sabar.” (QS. Al-Anfaal: 46)
Perbedaan dalam memahami syariat agama Islam yang lurus ini pasti terjadi setelah meninggalnya Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam seiring dengan banyaknya peristiwa yang tidak ada pada masa beliau masih hidup. Allah Ta’ala telah menuntun kita dalam menyikapi sebuah perbedaan yakni dengan mengembalikan semuanya kepada Al-Qur`an dan hadits seperti yang disebutkan dalam firman-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisaa`: 59)
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam juga pernah bersabda, “Aku telah meninggalkan dua perkara yang mana kalian tidak akan pernah tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yakni Kitabullah (Al-Qur`an) dan sunnah Rasul-Nya.” (HR. Malik)
Ayat dan hadits di atas secara gamblang menyatakan bahwa dalil utama dalam urusan agama adalah Al-Qur`an dan hadits. Perbedaan pendapat dalam memahami teks ayat dan hadits juga biasa terjadi di kalangan ulama sehingga lahirlah beragam madzhab fikih seperti mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali. Para ulama tersebut sangat menghormati ulama lain yang berbeda pendapat dengan mereka dan tidak fanatik terhadap pendapat pribadi. Sikap fanatik yang berlebihan berasal dari pengikut ulama tersebut sehingga sampai pada tingkatan memalsukan hadits untuk membenarkan mazhabnya.
Di zaman sekarang hal yang sama juga terjadi. Banyak kelompok yang mengklaim merekalah yang paling benar dan kelompok lain itu salah. Di antara contohnya adalah Jama’ah Ikhwanul Muslimin dengan Salafi. Sebenarnya masing-masing tokoh dari dua kelompok ini saling menghormati tapi sebagian pengikutnya yang fanatik terhadap kelompok tersebut.
Di sini penulis tidak bermaksud apa-apa selain memberikan pencerahan tentang sikap para Ulama Salafi Arab Saudi terhadap Jama’ah Ikhwanul Muslimin Mesir. Berikut adalah kutipan dari Kumpulan Fatwa Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa, Jilid 3: Akidah, terbitan Darul ‘Ashimah, Riyadh, Kerajaan Arab Saudi.
Fatwa nomor 4161 hal. 236
Pertanyaan: Apakah setiap muslim wajib bergabung dengan satu kelompok Islam dan harus mempunyai seorang amir Jama’ah (pemimpin kelompok), padahal ini akan membuat kaum muslimin berpecah-belah dan membuat mereka berselisih sebagaimana firman Allah Ta’ala, Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar.” (QS. Al Anfaal: 46)
Jawaban: Kewajiban seorang muslim adalah mengikuti ajaran yang ada di dalam Kitabullah Al Quran dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam berupa perkataan, perbuatan dan keyakinan (ideologi), mencintai karena Allah, membenci karena Allah, menolong karena Allah dan memusuhi karena Allah, serta berusaha untuk menjadi orang yang paling dekat dengan kebenaran sebatas kemampuannya.

Fatwa nomor 620, halaman 237

Pertanyaan: Di dunia Islam sekarang terdapat banyak kelompok dan tarikat-tarikat sufi, seperti Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin, Assiniyyin, Syi’ah. Manakah jama’ah (kelompok) yang benar-benar menerapkan Kitabullah dan Sunnah Rasul?
Jawaban: Jama’ah (kelompok) Islam yang paling dekat dengan kebenaran dan berusaha untuk mengaplikasikannya termasuk Ahlussunnah yaitu Ahlul Hadits, Ansharus Sunnah, Ikhwanul Muslimin.
Secara global, semua kelompok tersebut dan kelompok yang lainnya mempunyai kesalahan dan kebenaran, engkau harus bekerjasama dengan kelompok tersebut dalam hal-hal yang benar dan menjauhi hal-hal yang salah di samping tetap menasehati dan bekerjasama dalam kebaikan dan ketakwaan.
Fatwa nomor 6282 halaman 238
Pertanyaan: Jama’ah atau kelompok yang ada sekarang seperti Ikhwanul Muslimin, Jama’ah Tabligh, Jama’ah Ansharussunnah Muhammadiyah, Jam’iyah Syar’iyah, Salafi, dan kelompok yang menamakan diri mereka Takfir dan Hijrah, semua kelompok ini dan juga kelompok lainnya ada di Mesir. Yang ingin saya tanyakan adalah bagaimana sikap seorang muslim terhadap kelompok-kelompok tersebut? Apakah hadits yang diriwayatkan Huzdaifah Radhiyallahu Anhu termasuk dalam hal ini? yaitu hadits yang berbunyi, “Maka jauhilah olehmu kelompok-kelompok itu walaupun kamu menggigit akar pohon sampai kamu mati dalam keadaan tersebut.” (HR. Muslim dalam kitab Shahih)
Jawaban: Dalam semua kelompok ini terdapat yang Haq dan Batil, begitu juga kebenaran dan kesalahan, sebagiannya ada yang lebih dekat kepada yang Haq dan kebenaran dan mempunyai manfaat yang lebih banyak daripada kelompok yang lain. Engkau harus bekerjasama dengan kelompok yang padanya terdapat kebenaran dan menasehati kelompok yang mempunyai kesalahan. Tinggalkanlah apa yang membuat kamu ragu dan ikutilah yang tidak membuat kamu ragu.
Fatwa nomor 7122
Pertanyaan: Di masa sekarang banyak terdapat jama’ah dan kelompok, semuanya mengklaim termasuk dalam Firqah Najiyah (Kelompok yang selamat), kami tidak mengetahui mana yang benar sehingga bisa kami ikuti. Kami harap Anda bersedia menunjuki kami perihal jama’ah (kelompok) yang lebih utama dan lebih baik sehingga kami mengikuti yang Haq (kebenaran) beserta dalil-dalil yang menguatkannya.
Jawaban: Semua jama’ah (kelompok) tersebut termasuk dalam kategori Firqah Najiyah (Kelompok yang selamat) kecuali jika ada kelompok yang melakukan hal-hal yang membuatnya dicap kafir dan mengeluarkannya dari pokok keimanan. Hanya saja tingkatannya berbeda-beda dari segi kekuatan dan kelemahannya sesuai dengan kebenaran yang mereka miliki dan amalan mereka dalam kebenaran tersebut, begitu juga kesalahan mereka dalam memahami dalil dan kesalahan dalam beramal. Kelompok yang lebih dekat kepada kebenaran adalah yang lebih mengutamakan dalil dalam pemahaman dan amalan. Oleh karena itu, engkau harus mengetahui titik pandang mereka, ikutilah yang mengikuti kebenaran dan berusahalah untuk selalu bersama mereka. Janganlah engkau meremehkan saudara sesama muslim sehingga engkau menolak kebenaran yang berasal dari mereka. Ikutilah kebenaran walaupun berasal dari lisan orang yang berbeda dengan engkau dalam beberapa permasalahan. Kebenaran adalah petunjuk orang mukmin, kekuatan dalil dari Al Quran dan Hadits (Al Kitab was Sunnah) merupakan hal yang memisahkan antara haq dan batil (kebenaran dan kesalahan).
Hanya Allah-lah pemilik hidayah, dan semoga shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, keluarganya dan para sahabatnya.
Komite Tetap Riset Ilmiyah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia
Ketua: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
Wakil Ketua: Abdur Razzaq Afifi
Anggota: Abdullah bin Gadyan
Anggota: Abdullah bin Qa’ud













Pembakaran Pilot Belum Seberapa Kekejian Milisi Syiah Membakar Ahli Sunnah


                                       Pembakaran Pilot Yordania Belum Seberapa! Inilah Kekejian Milisi Syiah Membakar Ahlu Sunnah

“Pemandangan itu menyayat hati! Adegan pembakaran Pilot Yordania Muadz Kasasbeh. Peristiwa ini mengingatkan kita kepada Tungku Api Az-Zahra! Sejarah ketika daging ratusan ahli sunah Irak dipanggang oleh milisi Syiah! Kekejian yang dilegalkan dan didukung oleh pemerintah,” demikianlah warga Irak mengungkapkan perasaan mereka atas eksekusi Kasasbeh di tangan Daulah Islam. Mereka menyesalkan kekejaman seperti itu, selain juga melihat bahwa itu belum seberapa bila dibandingkan dengan kejahatan milisi Syiah sampai hari ini, setiap kali menyerang suatu kota atau desa ahli sunah.
Tungku Api Az-Zahra’, dikenal oleh masyarakat Irak setelah pendudukan AS, terutama setelah pemboman Kuil Ali Al-Hadi di Samarra, yang disucikan kaum Syiah, pada 22 Februari 2006. Hari itu, milisi Syiah membalas ahli sunah dengan cara keji. Mereka berkumpul pada malam hari mengelilingi Tungku Api Az-Zahra’ sambil membakar ahli sunah.
Ammar Al-Azzawi (34), warga Amiriyah yang dihuni mayoritas Sunni, menceritakan kisah Tungku Api Zahra’ dan siapa yang bertanggung jawab:
“Selama periode pertama pemerintahan mantan Perdana Menteri Nuri Al-Maliki, saya tinggal di Kairo, timur Baghdad berbatasan dengan wilayah Rusafah. Sebelum saya pindah ke distrik Karkh, pada malam musim dingin, aku duduk santai bersama keluarga. Kami terkejut mengendus bau daging panggang. Tetapi berbeda dari bau ikan, ayam dan daging panggang biasa. Kami mencium bau yang sama setiap pukul sepuluh malam sampai jam tiga pagi.
Rasa ingin tahu mendorong saya untuk mencari sumber bau itu! Saya meminta seorang teman dekat untuk bersama-sama mencarinya. Ia ternyata juga merasa aneh. Saat itulah, kami memutuskan untuk mencari sumber bau yang menyebar setiap hari pada waktu yang sama.
Pada suatu malam, kami pergi ke tempat teman-teman Syiah moderat. Kami bertanya kepadanya tentang bau itu. ‘Itu adalah Tungku Api Az-Zahra’,’ jawabnya, yaitu tungku api untuk memanggang daging manusia dari kalangan teroris dan Wahhabi,’ demikian mereka menyebutnya.
Saya tidak percaya pada apa yang saya dengar! Saya memintanya untuk membawa saya ke tempat itu, tetapi menolak! Namun, ia memperlihatkan handphonenya dan menunjukkan video rekaman tentang cara Syiah membunuh dan menyiksa dengan api. Tampak dalam video, sejumlah elemen Syiah membakar orang yang ia pegang dengan api yang tidak begitu besar sampai mati.
Pemandangan itu membuat saya tidak bisa berpikir lagi, akhirnya saya pindah ke Irak utara. Setelah akhir liburan, saya tinggal di daerah Amiriyah yang didominasi Sunni, jauh dari bau daging panggang; jauh dari Tungku Api Az-Zahra’.
Pembakaran Kasasbeh dengan cara seperti itu memang keji, mengingatkan kita kepada pembalasan yang dilakukan oleh milisi Syiah, terutama antara 2006-2007,” ungkapnya mengakhiri ceritanya. [Agus Abdullah]
Source: Al-Khaleej Online

Presenter Al-Jazeera: 
Sebelum ISIS, Mesir Lebih Dulu Membakar Orang

Kairo – Eksekusi pembakaran yang dilakukan oleh Daulah Islamiyah (ISIS) terhadap pilot Yordania, Muadz Kasasbeh, memancing komentar dari berbagai pihak, tak terkecuali presenter Al-Jazeera Mahmoud Murad. Menurutnya, pembakaran seperti itu telah dilakukan oleh militer Mesir yang saat ini berkuasa terhadap para aktivis dalam kudeta tahun 2013.
Mahmoud Murad meminta orang-orang mengaku sebagai pelindung Hak Asasi Manusia (HAM) untuk menghentikan kemunafikannya, terkait kecaman mereka terhadap pembakaran pilot Yordania. Dia mengingatkan bahwa rezim Mesir juga membakar hidup-hidup para aktivis anti kudeta militer pada tahun 2013 di Tahrir Square, Kairo.
“Itu terjadi di Mesir sebelum ISIS melakukannya!” tulis Murad di akun Facebooknya, sebagaimana dilansir Middleeastmonitor, Jumat (06/02).
Pernyataan Murad muncul setelah terjadinya gelombang kecaman, menanggapi pembakaran ISIS terhadap pilot Yordania, Muadz Kasasbeh. Sebelum ISIS melakukannya, rezim militer Mesir telah melakukan tindakan serupa namun orang-orang yang mengaku sebagai pelindung HAM menutup mata atas hal itu. Dia juga menampilkan foto-foto korban kekejaman rezim Husni Mubarak.
“Untuk semua orang yang perasaannya terluka oleh foto-foto ini, saya minta maaf. Tapi hati kecil saya tidak bisa lagi menahan besarnya kemunafikan ini,” katanya.
Sumber : Middleeastmonitor
Penulis : Imam Suroso
http://www.kiblat.net/2015/02/07/presenter-al-jazeera-sebelum-isis-mesir-lebih-dulu-membakar-orang/

FebSyarif Ja'far Baraja @syarifbaraja 
Sekali lagi peristiwa menguak kemunafikan dunia. Allah sedang membongkar kedok para munafik.
Ketika ISIS membakar satu orang pilot yang membom wilayah mereka, mereka marah dan mengecam.
Tapi Basyar Asad membakar ribuan orang dengan bom drum yang beratnya ratusan kg, dunia mendukung.
Peristiwa akan selalu membongkar kemunafikan, dan memisahkan golongan munafik dengan golongan orang beriman.
Menghukum orang dengan membakar adalah sebuah kesalahan. Saya bukan pendukung ISIS.
Mengapa pesawat dikirim untuk mengebom ISIS, bukan mengebom tentara Assad? Apakah Assad bukan penjahat?


2015 dan Bercak Darah di Suriah

Rezim Assad sebagai boneka Amerika, sepanjang sejarahnya selalu melakukan kekerasan kepada Muslim Sunni.
Mayat-mayat perempuan dan anak berserakan menjadi korban keganasan. Segala senjata digunakan oleh rezim Assad. Pasukan Bashar al-Assad telah menculik anak-anak para aktivis, dan kemudian menembak kepalanya, dan mayatnya dibuang di jalan-jalan.
Sebuah laporan dari berbagai wartawan dan lembaga HAM yang mengunjungi Suriah, menuturkan kisah-kisah yang sangat mengerikan. Bahkan ada anak-anak, bukan hanya ditembak kepalanya, tetapi tubuhnya disayat-sayat dengat pisau.
Seorang anak yang sebelumnya diculik, kemudian dipotong-potong, dimasukan ke dalam plastik, kemudian dibuang di depan rumahnya. Semuanya itu merupakan teror yang dijalankan militer rezim Bashar al-Assad.
Ratusan perempuan tewas, yang sebelumnya diperkosa oleh pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad.
Ratusan perempuan tewas, yang sebelumnya diperkosa oleh pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad. Mayatnya dibuang dipinggir-pinggir jalan. Aksi kekejaman dan kejahatan rezim Bashar al-Assad, masih terus berlanjut, dan tidak lagi mengindahkan seruan dunia internasional.
Lagi dan lagi. Serangan Angkatan Udara Suriah menggempur area yang dikontrol oposisi di luar Damaskus, menewaskan minimal 82 orang termasuk anak-anak. Serangan ini merupakan serangan udara paling mematikan sejak 25 November 2014.
Selain korban tewas, puluhan korban luka-luka dalam serangan tersebut. Fotografer AFP melaporkan, ia melihat warga sipil dilarikan ke klinik-klinik sementara. Jumlah mereka membludak tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis dan dokter. Beberapa korban luka terpaksa dirawat di lantai. (Harian Kompas, 7/2/2015) Beberapa kota yang menjadi pusat perlawanan dihentikan pasokan listrik, air dan makanannya. Rakyat pun hidup dalam kesulitan yang sangat.  
Wilayah-wilayah perlawanan dibombardir termasuk dengan menembakkan misil. Lebih dari 70 ribu orang telah terbunuh, lebih dari 1 juta hidup di luar Suriah, di kamp pengungsian yang kondisinya menyedihkan. Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu mencatat serangan udara rezim Suriah diluncurkan lebih dari 60 kali.
Serangan rezim Suriah terjadi setelah kelompok pemberontak di Ghouta Timur menembakkan rentetan 120 mortir dan roket ke Damaskus. Serangan itu, seperti dilansir Al Arabiya, juga menewaskan 10 orang, termasuk di dalamnya anak-anak. (Sindonews.com, 6/2/2015)
Menurut PBB, sejak meletus pada 2011, perang di Suriah telah menewaskan 200.000 orang. Sejak pertengahan 2012, rezim Assad kerap melancarkan serangan udara di area tersebut dan wilayah-wilayah lain yang dikontrol oposisi.
Jika pada awal konflik Suriah, seseorang mengatakan bahwa Barat sedang membantu dan bersekongkol dengan Assad, sangat sedikit orang yang akan percaya. Sekarang, tiga puluh bulan kemudian menjadi jelas, bahwa Amerika dan sekutu-sekutu baratnya tidak hanya mendukung pemerintahan tirani Assad, namun sangat berharap  atas kepentingan mereka sendiri, bahwa Assad akan menang dalam konflik berkepanjangan melawan pihak  oposisi.
Jagal Bashar ingin mengirim pesan politik yang mengatakan ia kuat dan mampu membunuh bangsanya, karena itu perintahnya harus didengarkan. Amerika dan Rusia datang untuk menyempurnakan skenario, ditunjang dengan media massa pembebek dengan mengingkari fakta politik dan fakta lapangan, melecehkan nalar publik, dan berbohong. Amerika Serikat harus mengulur waktu, saat ini kesulitan untuk mencari pengganti Asad yang bisa dikontrol oleh Barat.
Pada awalnya AS membentuk Dewan Nasional Suriah (SNC), namun tidak mendapatkan hati di masyarakat. Mereka pun membentuk boneka baru The Syrian National Coalition (Koliasi Nasional Suriah) di bawah pimpinan Muadz al Khatib. Itupun telah gagal mendapatkan dukungan penuh dari rakyat. Hal yang sangat ditakuti oleh Barat.
Seperti yang dikatakan oleh politisi senior dan berpangaruh Amerika Henry Kissinger. Menurutnya, yang mendorong Amerika tetap mendukung Asad adalah ketakutan akan adanya sebuah negara yang tersentralisasi yang akan menarik daerah sekitarnya. Senada dengan itu, Menlu Rusia Sergei Labrov juga menyatakan hal yang sama.
Ia menegaskan kalau konfrontasi Suriah melebar, negara tetangga Suriah seperti Yordania dan Libanon akan hilang dari peta dunia. Seperti bapaknya, Asad menerapkan politik bumi hangus, “al-Asad au nahriqu al-bilad”
Ia menegaskan kalau konfrontasi Suriah melebar, negara tetangga Suriah seperti Yordania dan Libanon akan hilang dari peta dunia. Seperti bapaknya, Asad menerapkan politik bumi hangus, “al-Asad au nahriqu al-bilad” (mendukung Asad atau kami bumihanguskan negeri ini) .
Dia mengira, kekejamannya akan menghentikan perlawanan rakyat Suriah. Ternyata tidak. Rakyat Suriah yang mewarisi keberanian, keteguhan, dan kesabaran pahlawan-pahlawan Islam seperti Khalid bin Walid yang dikubur di tanah as Syam, melakukan perlawanan yang luar biasa.
Para mujahidin Suriah, terinspirasi dengan kata-kata mulia pahlawan Islam Khalid bin Walid  sebagaimana yang terdapat dalam kitab al Ishabah karya al Asqalani,  yang dipatri pusat Kota Homs : “Aku mencari kematian, dengan kemungkinan itu bisa didapat, tetapi aku belum ditakdirkan, kecuali mati di atas tempat tidurku. Tidak ada satu perbuatan yang paling aku harapkan, setelah kalimah lailaha illa-llah, ketimbang suatu malam di mana aku bermalam dengan memakai perisai, di bawah cahaya bulan di langit dan guyuran hujan hingga Subuh, sampai kami menyerang (dan mengalahkan) kaum kafir.”
Memang apa yang termasyhur di Suriah saat ini tidak lain dari sebuah konflik yang telah tampak di muka dunia sebagai sebuah perang yang dilancarkan terhadap Muslim yang memiliki persenjataan seadanya. Dan setelah tiga tahun melancarkan pertempuran sengit, Amerika dan sekutunya telah gagal untuk menghancurkan kekuatan para pejuang Islam.
Sebaliknya, para pemimpin Barat dengan cepat mengakui bahwa Suriah telah mengalami jalan buntu. Ini adalah kenyataan yang sangat menggembirakan umat Islam dan menghilangkan stereotip yang menggambarkan bahwa kaum Muslim terlalu lemah untuk melawan Amerika.
Komentarku ( Mahrus  ali ):
Seluruh gerakan yang mengatasnamakan Islam akan mendapat perlawanan yang sangat, mulai dari angkat senjata, sampai di perang media.  Gerakan yang akan merobohkan Islam selalu mendapat dukungan dari kalangan Yahudi, Syi`ah bahkan  dari kalangan  kaum muslimin yang sudah hidup di belakang thaghut untuk sujud ke thaghutnya dan mengenyampingkan ajaran Allah.
Kaum muslimin yang tidak ikut jihad, diam saja dirumah, malah jengkel dengan muslimin jihadis akan mendapat suport dan dukungan dari kalangan munafikin dan rezim thaghut setempat. Untuk kalangan jihadis bukan kalangan  murji`ah yang mendukung kepada Thagut ingatlah firmanNya:
يَاأَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (,Attahrim 9)
Penulis: Umar Syarifudin
(Lajnah siyasiyah Hizbut Tahrir Indonesia Kota Kediri)

Isis sudah memperoklamirkan  dalam websitenya bahwa negaranya berlandaskan al quran dan sunnah ala ahlis sunnah sebagaimana yang saya baca.
Bahkan di kantor kepolisiannya  tertulis inil hukmu illa lillah ( hukum hanya milik Allah ).
Di Mahkamah Isis  tertulis  kalimat : Artinya " Barang siapa yang tidak berhukum dengan  hukum Allah, maka dia adalah kafir.
Wanitanya sudah banyak yang bercadar.
Ulama Irak  dan ketua – ketua suku  sebagaimana  yang saya lihat dalam vidio banyak yang mendukung ISIS.
Realita media sosial tv maupun surat kabar banyak dikuasai musuh Islam. Sudah tentu akan membela agama mereka untuk menjatuhkan Islam.
Bila isis kalah,  maka Irak akan dikuasai oleh Syi`ah lagi dan kaum sunni  akan di ainiaya lagi oleh Syi`ah.
Isis kalah, maka Yahudi dan Syiah paling gembira bisa menggebuki orang ahlis sunnah lagi.
Saya hawatir berita tentang Isis membunuh tiga ratus ulama itu fitnah belaka sebagaimana  gerakan Raja Abd aziz dan Muhammad bin Abd wahab dulu yang di isukan membunuh ratusan ulama juga.
Kita bela Islam, jangan bela kekufuran untuk ganyang Islam.
Kita yang nganggur  di rumah ini tidak perlu menjelekkan mujahidin di jalan Allah 

Syi`ah menyebut ISIS takfiri

Inilah teks sebagian khutbah al allamah  sayyid Ahmad Shofi  20/6/2014.
: إنّ هذه الدعوة كانت موجهة إلى جميع المواطنين من غير إختصاصٍ بطائفةٍ دون أخرى ، إذ كان الهدف منها هو الإستعداد والتهيؤ لمواجهة الجماعة التكفيرية المسمّاة بداعش التي أصبح لها اليد العليا والحضور الأقوى فيما يجري في عدّة محافظات
Dakwah   ini  ditujukan kepada  semua warga negara mutlak tanpa  terikat kepada satu golongan. Sebab tujuannya  kesiapan dan siaga menghadapi jemaat takfiri  yang  disebut  dengan nama  Da`is (  Isis )  yang kini memiliki tangan atas dan kehadiran  yang sangat  kuat untuk  mengatasi apa yang terjadi di beberapa provinsi
http://www.sistani.org/arabic/archive/24915/
Isis di sebut  kelompok takfiri  oleh Syi`ah, lalu kalangan  ahlus  sunnah hanya meniru – niru kepada Syi`ah saja. Maksud Syi`ah menyebut Isis  seperti itu agar isis  tidak mendapat dukungan dari kalangan sunni. Dengan demikian , menghadapi Isis lebih ringan. Selain  itu, agar umat Islam menganggap jelek pada ISIS. Dengan cara ini, isis tidak mendapat dukungan  dari kaum muslimin. Nantinya Isis kalah dan kaum muslimin  sunni di Irak di aniaya lagi oleh Syi`ah seperti dulu. Isis dijuluki takfiri  itu  adalah jurus Syi`ah agar Syi`ah menang, lalu bisa menguasai Irak lagi dan mendapat banyak sumber minyak untuk di buat pendanaan dalam menyebarkan Syi`ah di  dunia.
Yahudi dan Syi`ah, sekuler sangat takut bila Isis menang. Lalu khilafah abbasiah yang berpusat di Irak yang pernah menguasai Eropa bangkit lagi. Dan inilah yang paling di takuti  oleh mereka.

Bila Isis menang   setelah di kroyok lima puluh negara, ber arti  isis ada peluang untuk menyebarkan daulah abbasiah yang lalu ke seluruh Eropa. Disitulah tehnologie dan kekayaan Eropa bisa di buat mengembangkan Islam. Saat itu banyak kaum kristen yang akan memeluk Islam.  Bila keristen dan Yahudi jaya  waktu sekarang, pada  suatu saat akan berbalik, yaitu Islamlah yang jaya.

Istilah takfiri itu juga  pernah ditujukan Syi`ah kepada para pengikut wahabi. Tapi belum pernah di katakan untuk ahli bid`ah sesama mereka. Di indonesia, Syi`ah memberi julukan  takfiri kepada  salafy. Pada hal Syi`ah  sendiri yang takfiri – suka mengkafirkan para sahabat  dan kaum sunni.

Isis di websitenya  memberikan pernyataan tidak mengkafirkan golongan kaum muslimin  di luar ISIS. Saya pernah baca begitu.

Kita ini mengkafirkan kepada orang yang dinyatakan kafir oleh dalil, siapapun golongannya. Karena kita ikut dalil, bukan ikut kemauan orang. Bila dalil telah menyatakan  kafir, kita tidak boleh menyatakan muslim padanya. Begitu juga sebaliknya


Mullah Krekar:
Perang Selanjutnya adalah Antara Syiah dan Sunni
Selama sekitar seperempat abad menjadi pengungsi politik di Norwegia, pendiri Ansharul Islam di Irak Kurdistan ini telah menghadapi 35 tuduhan, 700 jam diinterogasi dan 50 kali masuk penngadilan. Setelah tiga tahun terakhir menghabiskan waktu di tahanan, Mullah Krekar menjalani statusnya sebagai tahanan rumah. Setelah beberapa hari dibebaskan dari penjara Norwegia, ia menunggu deportasi dari Oslo ke kamp para pencari suaka di salah satu desa utara Norwegia.

Apa pendapat Anda tentang masa depan konflik sektarian di Irak setelah pecahnya krisis Suriah dan meluas ke Irak?
               krekar3
Dalam lima puluh tahun ke depan, apipeperangan yang akan terjadi di sana adalah antara Syiah dan Sunni. Kelompok sektarian akan menjadi alternatif untuk nasionalisme. Kurdi dan Arab sekarang tidak saling serang karena nasionalisme. Demikian pula bangsa Baluchi, Persia, dan Turki, masing-masing berpegang pada doktrin. Iran adalah kepala yang mengarahkan. Iran ingin tampak menonjol, tetapi kehilangan miliaran Muslim hanya untuk memenangkan 175 juta Syiah. Mereka akan menanggung apa yang mereka perbuat.
Saya pikir Syiah akan sampai pada titik yang menyerupai gelombang yang berhenti di kolam renang. Saya juga yakin bahwa rezim Suriah akan mati, insya Allah, sedangkan mujahidin akan mencapai tujuan mereka. Akan tetapi, kita tidak boleh menjadi pengkhayal dan membayangkan akan membentuk negara Umariyah juga (meniru ISIS dengan mendeklarasikan Daulah. Umariyah dinisbatkan kepada Abu Umar Al-Baghdadi sebagai amir pertama Daulah; edt.).
                        krekarrr
Akan ada perselisihan seperti yang terjadi di Afghanistan antara Hekmatyar dan Rabbani. Saya yakin Hizbullah akan semakin mengecil, dan Hautsi akan kembali ke Sa’dah (tempat asal pertumbuhannya di Yaman; edt.). Saya juga yakin bahwa Suriah akan menguras orang-orang Iran sampai Basyar Assad dan rezimnya runtuh! Barat pasti akan membiarkan kedatangan mereka (Syiah Iran ke Suriah) untuk mempertahankan sistem, namun Basyar pasti jatuh, dengan izin Allah.

SELASA, FEBRUARI 10, 2015

Bagaimana golongan Syi’ah membuat negara-negara yang mayoritas penduduknya  golongan Sunni seperti kartu ‘domino’, satu-satu jatuh ke tangan mereka. Golongan Syi’ah berhasil mencapai pengaruh dengan spektrum politik yang sangat luas.
Lebanon, negara yang mayoritas penduduknya 70 persen Muslim  Sunni,  sekarang secara politik berada di tangan golongan Syi’ah. Tahun l982, Syi’ah di Lebanon masih tergolong minoritas. Sekarang Lebanon sudah berada di dalam genggaman golongan Syi’ah.
Syi’ah dengan kekuatan milisi Hesbollah sekarang menjadikan Lebanon sebagai ‘stronghold’ (basis utama), dan bahkan menjadi ‘backbone’ (tulangpunggung) bagi Bashar al-Assad. Tanpa dukungan Hesbollah, pemerintahan Bashar sudah jatuh, dan tidak dapat bertahan lama.
Hanya dalam waktu dua dekade golongan Syi’ah sudah berhasil menguasai Lebanon. Golongan Syi’ah di Lebanon dengan kekuatan milisi Hesbollah, sekarang tak ada kekuatan yang bisa menggoyahkan kekuasaannya atas Lebanon. Angkatan bersenjata Lebanon pun, tidak dapat berbuat banyak menghadapi milisi Hesbollah.  Sehingga, supremasi kekuasaan golongan Syi’ah di Lebanon benar-benar terjaga.
Di Suriah golongan Syi’ah hanya 17 persen dari populasi seluruh penduduk Suriah. Tapi golongan Syi’ah berhasil melakukan penetrasi pusat kekuasaan seperti militer, intelijen, dan kementerian dalam negeri. Ini menjadi pilar kekuasaan Bashar al-Assad, yang menjadi simbol dari golongan Syi’ah di Suriah.
Di Irak golongan Syi’ah mendapatkan berkah dengan  invasi  Amerika ke Irak, dan menggulingkan Saddam Husien. Ini otomatis kekuasasan berikutnya jatuh ke tangan golongan Syi’ah. Amerika Serikat hanya menjadi perantara munculnya rezim baru Syi’ah. Sekarang terjadi kolaboraasi antara golongan Syi’ah dengan Amerika Serikat di Irak.
Di Bahrain, Kuwait, dan Yaman golongan Syi’ah secara perlahan-lahan berhasil menguasai kekuasaan. Dengan melakukan penetrasi kepada kekuasaan. Syi’ah selalu menggunakan taktik doktrin  ‘taqiyah’ (berpura-pura), sampai berhasil membangun kekuasaan, dan kemudian mendepak lawan-lawan politik. Persis yang terjadi di Yaman.
Semua kebangkitan golongan Syi’ah  ini, karena adanya faktor dukungan negara. Semua perubahan politik yang diancang oleh golongan  Syi’ah di setiap negeri Muslim, tidak terlepas dari dukungan negara induk Syi’ah, yaitu Iran. Iran lah menjadi faktor kunci keberhasilan dan kemenangan  setiap golongan Syi’ah di setiap negeri Muslim.
Di Yaman, golongan Syi’ah Houthi yang  sudah berhasil melakukan kudeta terhadap pemerintah Yaman, tidak terlepas dari negara induk Syi’ah, yaitu Iran. Iran membantu dana dan senjata kepada milisi Syi’ah Houthi. Dengan dukungan dana dan senjata itu, sekarang golongan  Syi’ah menguasai Yaman, yang lebih dari 80 persen penduduknya menganut Sunni.
Sekarang ini ISIS. Bandingkan dengan  golongan  Syi’ah. ISIS sekarang ini menjadi musuh bersama (common enemy). Bukan  hanya negara-negara Barat yang sekuler yang memerangi ISIS, tapi negara-negara yang menganut Sunni mendukung Barat memerangi ISIS.
Di Bagdad menumpuk ahli-ahli strategi perang, penentu  kebijkan perang, intelijen dari berbagai negara, dan segala jenis senjata sudah dipersiapkan  guna mendukung perang darat (ground battle), yang akan segera dilancarkan oleh Bagdad ke Mosul, wilayah Irak yang sekarang jatuh ke tangan ISIS.
Para ahli strategi perang, penentu kebijakan perang, intelijen dari  berbagai negara, berbulan-bulan telah berunding, bertujuan ingin mengakhiri ISIS. Intinya ISIS tidak mungkin dapat dikalahkan dengan serangn udara. Harus digelar serangan darat. Menteri Pertahanan Amerika Chuck Hagel, sudah memberikan laporan  kepada komite Senat Amerika, dan  memang harus digelar perang darat.
ISIS lebih menakutkan bagi kehidupan global. Bukan hanya para penguasa, dan pusat-pusat kekuasaan global. Bukan hanya Washington, Paris, Berlin, London, dan Moskow takut terhadap ancaman ISIS, tapi juga Cairo, Dubai, Riyadh, dan sejumlah negara lainnya.
ISIS yang mendapatkan dukungan secara luas, sesudah mendeklarasikan Daulah Islamiyah dan Khilafah oleh Abu Bakar al-Bagdadi, kemudian menjadi  ancaman yang sangat menakutkan atas tindakannya dalam perang, terutama melakukan pemenggalan terhadap para sandera Barat. Terakhir, puncaknya membakar hidup-hidup pilot Yordania, Mouath al-Kasasbeh.
Sikap ISIS dalam perang yang ‘ghulu’ (berlebihan) dalam perang itu, kemudian mereduksi simpati dan dukungan Muslim dari berbagai negara, termasuk negara-negara yang mula-mula netral berubah, dan sekarang ikut dalam perangkap Barat, memusuhi  ISIS. Konflik dengan berbagai kelompok jihadis lainnya, di Suriah dalam skala besar, melemahkan potensi gerakan jihad yang ingin mengakhiri rezim Syi’ah Bashar al-Assad.
Sejak  beberapa bulan terakhir ini, kemampuan militer ISIS, tidak begitu signifikan dalam memperebutkan wilayah di Irak dan Suriah.  Rencana memperebutkan kota Bagdad, dialihkan ke Kobane.  Kobane pun jatuh ke tangan milisi Kurdi, Peshmerga. Kobane gagal dikuasai ISIS, dan sekarang jatuh. Ini menjadi simbol, kemunduran militer ISIS.
Pemerintah Yordan mengklaim wilayah ISIS berkurang 20 persen. Ini menandakan memang ISIS menghadapi kesulitan. Serangan udara olah gabungan koalisi Barat  dan Arab, menghancurkan basis posisi yang dikusai oleh ISIS. Termasuk kota-kota yang sudah dikuasi ISIS di Suriah, perlahan-lahan jatuh  ke tangan pasukan Suriah, seperti  sebagia Allepo.
Sekarang Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi sudah keliling ke berbagai  meminta dukungan melakukan perang darat. Ini akan menentukan nasib ISIS. Bagaimana  ISIS akan dapat mempertahankan Mosul dari serangan darat pasukan  gabungan koalisi, yang terdiri  pasukan Irak, milisi Syi’ah dari berbagai negara, Garda Revolusi Iran, pasukan Amerika dan Barat, mengakhiri ‘pendudukan’ ISIS di Mosul.
Jika Mosul jatuh ke tangan pemerintah Irak, berarti sudah tamat ISIS, dan ini akan semakin dalam pengaruh terhadap negeri-negeri Muslim Sunni. Syi’ah akan  menjadi supremasi kekuatan global dan bertemu dengan Barat. Kompromi negosiasi tentang nuklir Iran dengan fihak Barat ini sudah menjadi sinyal  penting, terjadi kolaborasi  antara Barat dan golongan Syi’ah.
Basgaimana negeri-negeri Sunni  menghadapi  skenario yang sangat buruk ini? Ini hanya faktor akibat, karena selama ini negeri-negeri Sunni, sudah masuk jebakan politik dan ideologi kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), yang menggunakan tangan Amerika dan Eropa. Kekuatan militer negeri-negeri Sunni hanya menjadi bagian kepenetingan global Barat.
Bandingkan dengan golongan Syii’ah kekuasaan dan kekuatan militer, termasuk kelompok-kelompok milisi disetiap negara diabdikan bagi ideologi Syi’ah.  Dalam dekade mendatang, pasti  kita akan melihat jatuhnya kekuasaan negeri-negeri Muslim ke tangan golongan  Syi’ah.
Golongan Syi’ah, ketika masih minoritas mereka menggunakan doktrin ‘taqiyah’, dan menyusup ke pusat-pusat kekuasaan. Sebaliknya, golongan Syi’ah bila sudah mapan dan memiliki dukungan militer (milisi), pasti akan menggunakan kekuatannya menggulingkan kekuasaan golongan Sunni, seperti di Lebanon, Yaman, dan  sejumlah negara lainnya.
Golongan Syi’ah sekarang  ikut berkampanye melawan golongan Sunni dengan menunggangi isu ‘terorisme’, yang sekarang gaungnya secara global, dan membuat para apenguasa Sunni, menggigil ketakutan. Semua itu hanalah manipulasi yang sedang dibangun, tujuannya menghancurkan kekuatan golongan Sunni yang bangkit melawan penjajahan  Barat. Wallahu’alam.
Dengan jumlah yang sedikit bukan mayoritas, Syi`ah mampu mengkudeta rezim Yaman, bahkan di Lebanon jumlah sunni  70 persen, kalah dengan Syi`ah. Di Suriah, Syi`ah hanya 17 persen mampu menguasainya. Yaman sunninya 80 persen telah jatuh ke tangan Syi`ah. Rasanya  tidak mustahil bila Indonesia ini juga akan jatuh ke tangan Syi`ah sebagaimana negara – negara tsb. Karena itu, harus ada gerakan di segala bidang untuk menghalau perkembangan Syi`ah. Bila Syi`ah berkuasa, maka  kaum sunni akan mengalami nasib penganiayaan sangat keji seperti di Irak. Sebetulnya kekuatan yang jelas mampu mengalahkan Syi`ah di Irak adalah ISIS yang sunni. Tapi sayang negara - negara sunni malah memerangi ISIS karena ikut kemauan Yahudi Amirika.