Sunday, April 12, 2015

Raja Salman Seperti Shalahuddin Alayyubi

Syaikh ahlussunnah asal Iran Abu Muntashir albalusyi menyatakan: Sikap raja Salman bin Abdul Aziz yang berani telah mengembalikan kepercayaan ahlussunnah Iran dan mengatakan tekad nya. Sikap berani raja salman tersebut menurut Syaikh albalusyi mirip dengan Sikap sultan SHALAHUDDIN ALAYYUBI. Melalui program hirak di television for syabab, Syaikh menyatakan bahwa 100.000 pasukan sunni di balusytat iran adalah jaminan bagi koalisi ashifah al hazm. Sebab mereka berkeyakinan bahwa ashifah al hazm adalah dasar bagi kebebasan mereka dari rezim wilayah al faqih syiah Iran. Syaikh memandang bahwa perlu membantu sunni yang minoritas di Iran agar mereka benar-benar kuat dan siap. Lebih dari itu yang jadi prioritas adalah pendidikan ahlussunnah di Iran harus di perhatian. Syaikh mengungatkan bahwa Iran hampir meledak dari dalam. Silakan simak videonya : 
                               

Ulama Muslim Lebanon Dukung Serangan Saudi Terhadap Houthi Dan Berharap Akan Berlanjut Di Irak, Suriah Dan Palestina.
“Asosiasi Ulama Muslim” di Lebanon, Pada hari Minggu, mengeluarkan pernyataan mendukung “langkah berani” yang ditempuh Saudi dan koalisinya untuk melancarkan operasi militer di Yaman, asosiasi berharap agar kekuatan ini juga akan menyibak kegelapan di Suriah dan Irak, serta mampu memberikan dukungan kepada Masjid Al-Aqsa dan Mujahidin di tanah Palestina.
Asosiasi mengatakan dalam pernyataannya bahwa “negara Islam sedang diserang baik dari sisi agama, keamanan, stabilitas maupun kekayaannya, dan serangan itu dipimpin oleh Iran serta kaki tangan mereka di Yaman, Irak, Suriah, Lebanon dan lainnya.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa “serangan ini datang dalam rangka mewujudkan kembali Kekaisaran Persia dan ibukotanya, Baghdad, sebagaimana yang telah diperlihatkan oleh beberapa pemimpin mereka secara terbuka yang bertentangan dengan dasar Islam.
Dan asosiasi mencela “kegigihan Iran dalam menganiaya masyarakat Muslim dengan bekerja sama dengan siapa yang ia kemarin sebut sebagai Setan Besar, melalui pembunuhan, deportasi dan penyiksaan serta mengambil hak masyarakat untuk menentukan nasib sendiri.


Penjelasan Rabithah Ulama Al Muslimin (Muslim – Penjelasan Rabithah Ulama Al Muslimin (Muslim Scholars Association) Tentang Situasi Terkini Di Yaman

6 Jumadi Ats Tsaniyah 1436 H
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Menghukumi segala sesuatunya, Maha Berkehendak atas segala yang Dia kehendaki, tiada cela atas segala ketetapanNya, Dialah Al Waliyyu Al Hamiid, Yang Maha Berkuasa lagi Maha Terpuji. Shalawat dan salam atas dia yang telah Allah Ta’ala utus dengan Al Kitab dan dikuatkanNya dengan Al Hadiid (besi), dan atas segenap keluarganya, dan seluruh shahabatnya.
Amma ba’du,
Rabithah Ulama Al Muslimin telah mengikuti perkembangan rencana Dinasti Shafawi Persia (yaitu negara Iran –pen) di negeri Yaman, serta mengikuti perkembangan mengenai orang-orang yang memperburuk suasana dari kalangan kelompok Hutsiyyin, dan para pemimpin mereka yang berjiwa lemah namun menjadi dalang berbagai fitnah. Sebagaimana Rabithah juga mengikuti rencana adanya negara-negara yang bergabung dalam operasi militer guna membantu rakyat Yaman.
Menghadapi situasi ini, maka Rabithah Ulama Al Muslimin menegaskan beberapa poin berikut ini :
Bahwasanya upaya penyelamatan Yaman dari cengkeraman penjajahan Iran As Shafawi yang tercela,hukumnya adalah wajib syar’i. Seluruh militer dari berbagai bendera, hendaknya menyatukan urusan mereka demi melepaskan Yaman dari kekuasaan Persia yang tercela. Setiap upaya yang dikerahkan dalam hal tersebut adalah hal yang patut disyukuri.Rabithah Ulama Al Musliminmenyerukan kepada seluruh ulama Yaman, para da’i, dan mujahidin di dalamnya, untuk menyatukan kalimat mereka dan memilih barisan mereka. Semua itu demi membela agama, aqidah, dan negeri mereka dari serangan musuh. Hendaklah mereka mengetahui, bahwasanya persatuan di atas hal yang mafdhuul (tidak utama), adalah lebih baik daripada berpecah belah demi sesuatu yang faadhil(utama). Hendaklah mengingat firman Allah ‘azza wa jalla
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS. Ali Imran : 103)
وَلا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ واصبروا
“Dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang serta bersabarlah” (QS. Al Anfaal : 46)
Wajib atas setiap pemimpin suku, gubernur, panglima perang dan para tentara untuk bertaqwa kepada Allah, tidak menukar agama dan negeri mereka demi sepotong dunia yang sedikit. Hendaklah mereka berupaya untuk menjaga amanah yang telah Allah berikan. Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَخُونُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ وَتَخُونُوا أَمَانَاتِكُمْ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu mengkhianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui” (QS. Al Anfaal : 27)
Tidak boleh bagi setiap muslim dan beriman kepada Allah dan hari akhir, untuk memberikan pertolongan kepada pemberontak Hutsi (Houthi), yang tujuan mereka tidak lain hanyalah untuk menundukkan Yaman yang berhaluan Sunni, menjadi bagian dari kekuasaan Iran, dan akhirnya merampok kekayaan negeri Yaman.Bagi segenap kaum muslimin di Yaman, Iraq, Syam, dan selainnya dari negeri-negeri kaum muslimin agar tidak terkecoh dengan sekelompok orang yang mengangkat jargon “Matilah Israel!”, “Matilah Amerika!”, namun kemudian (secara tidak langsung –pen) justru bekerjasama dengan musuh Islam dan ummat Islam, dengan membunuhi kaum muslimin di berbagai tempat.
Penutup
Rabithah menyerukan kepada segenap kaum muslimin dan umat Islam, khususnya rakyat Yaman untuk bertaubat kepada Allah ‘azza wa jalla, kembali kepadanya semata, berpegang teguh dengan tali Allah, yakin dengan pertolongan dan janjiNya, dan memenuhi syarat-syaratNya (demi tegaknya janji Allah tersebut –pen).
إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
“Jika kalian menolong (agama) Allah, maka Allah pasti akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian” (QS. Muhammad : 7)
Kami memohon pada Allah agar senantiasa menjaga saudara kami rakyat Yaman, menyatukan kalimat mereka di atas kebenaran, menolong ahlussunnah di setiap tempat, menghancurkan ahli bid’ah, kesesatan, dan para pendusta agama.
وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS. Al Hajj : 40).
***
*) Rabithah Ulama Al Muslimin adalah perkumpulan para ulama dari 10 negara timur-tengah: Arab Saudi, Mesir, Yaman, Bahrain, Turki, Libanon, Mauritania, Sudan, Kuwait, Suriah yang bertujuan menyatukan barisan dalam menanggapi masalah-masalah kontemporer dunia.
Sumber: http://www.dorar.net/article/1817
Penerjemah: Yhouga Pratama A.
Artikel Muslim.Or.Id

Ulama Ahlul Bait Bicara Tentang Syiah

                                   
                                   
                                   
                                   
                                   
                                   

Apa Kata Ulama Tentang Syiah?

                                  
                                  
                                  
                                  
                                  
                                  

Apakah Rafidhah Hutsiyyun Termasuk Muslimin?

APAKAH RAFIDHAH HUTSIYYUN TERMASUK MUSLIMIN?
(ALLAHU AKBAR….KEDUSTAAN DAN KEBATILAN WATSIQAH KUFUR MUHAMMAD AL-IMAM BERSAMA RAFIDHAH HUTSIYYUN TELAH TERBONGKAR 14 ABAD YANG LALU!!)

~~~~~~~

Berkata Asy-Syaikh al-'Allamah Zaid bin Muhammad al-Madkhaly rahimahullah:
Dan sungguh telah ada pada zaman ini sebuah firqah yang membinasakan diantara mereka.
Ketahuilah mereka adalah al-Hutsiyyun, yang mengumpulkan antara keyakinan Rafidhah dan keyakinan Khawarij.
Dan sungguh telah ada penjelasan tentang kekafiran mereka dalam nash-nash dan atsar-atsar, akan aku sebutkan sebagiannya disini:
1.Riwayat yang datang dari Abdullah bin Abbas radhiyallaahu anhuma, dari Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam :
"DAN AKAN ADA SEBUAH KAUM DI AKHIR ZAMAN YANG MEREKA MENAMAKANNYA "RAFIDHAH", YANG MENOLAK ISLAM NAMUN MELAFAZHKANNYA. MAKA PERANGILAH MEREKA KARENA MEREKA ADALAH ORANG-ORANG MUSYRIK".
(1) diriwayatkan oleh Abdun bin Hamid dalam musnadnya (hal. 232, nomor 698), dan al-Harits bin Usamah dalam musnadnya (2/945, nomor 1043, al-Baghiyyah), dan Abu Ya'la dalam musnadnya (4/459, nomor 2586), dan Ibnu Abi Ashim dalam "as-Sunnah" (2/375, nomor 981), dan Abdullah bin Ahmad dalam "Zawaidu Fadhailis Shahabah" (652 & 702), dan at-Thabarany  dalam "al-Kabiir" (12/242, nomor 12997), dan Abu Nu'aim dalam "al-Huliyyah" (4/95).
Dan dalam lafazh yang lain, dari Ibnu Abbas radhiyallaahu 'anhuma, dia berkata: Aku pernah berada di dekat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan di dekat beliau juga ada 'Ali radhiyallaahu 'anhu, maka Nabi  shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"WAHAI ALI, AKAN ADA PADA UMMATKU YANG MENGAKU CINTA KEPADA KITA, AHLUL BAIT. MEREKA MEMILIKI JULUKAN YANG MEREKA NAMAKAN RAFIDHAH. MAKA PERANGILAH MEREKA KARENA MEREKA ITU ORANG-ORANG MUSYRIK".
[Bandingkan sabda di atas dengan pernyataan Syaikh Muhammad Al Imam tatkala menolak seruan jihad melawan Rafidhah Hutsiyin:
>>”…Perang yang terjadi sekarang karena untuk meraih kekuasaan, karena dunia, karena fanatisme, karena kepartaian atau kelompok.
>>Bagaimana seorang muslim akan memerangi saudaranya sesama muslim?!
>>Bagaimana dia akan mengatakan pada hari kiamat nanti kepada Rabbnya ketika dikatakan kepadanya: “Wahai hamba-Ku, kenapa engkau memerangi hamba-Ku yang lain?!”
>>Perang yang terjadi sekarang ini, betapapun dihias-hiasi oleh orang-orang yang menghiasinya dan ditampakkan indah oleh orang-orang yang memperindahnya bahwa dia demikian dan demikian, kita tidak mampu untuk menerimanya, selama perang tersebut antara sesama muslim dan perang diantara kaum Muslimin.
Ahlus Sunnah adalah manusia yang paling bersih dalam hal-hal yang berkaitan dengan darah, manusia yang paling jauh dari pertumpahan darah, paling bersih dan paling bertakwa dalam urusan darah. Ini adalah yang diyakini oleh Ahlus Sunnah sepanjang sejarah.
>>Waspadailah ucapan yang cuma modal semangat yang menyeret kepada fitnah –sebagaimana yang engkau dengar– dengan model tertentu dan yang lain, dengan bentuk tertentu dan yang lain!
Seandainya Nabi shallallahu 'alaihi was sallam dibangkitkan dan beliau bersabda kepada kita: “PERANGILAH SEKELOMPOK KAUM MUSLIMIN!” Maka kita akan berperang DAN KITA TIDAK AKAN MENGUBAH KEPUTUSAN TERSEBUT.

>>ADAPUN –SEBAGAIMANA YANG ENGKAU DENGAR– BARANGSIAPA DATANG UNTUK MENEGAKKAN FRONT PERANG DAN MENYERET KAUM MUSLIMIN KEPADA PEPERANGAN, ATAU MEMBENTUK KELOMPOK UNTUK TUJUAN ITU DAN MENYERET KAUM MUSLIMIN KEPADA PERANG DAN SETERUSNYA, MAKA INI ADALAH CARA-CARA YANG TIDAK KITA TERIMA DAN TIDAK DITERIMA DI SISI ALLAH, BAHKAN ITU TERMASUK FITNAH BESAR DAN PENYIMPANGAN YANG PARAH.
>>DAN ALANGKAH BANYAK DI BELAKANGNYA TANGAN-TANGAN PENUH MAKAR, JAHAT, MENJADIKANNYA SEBAGAI KOMODITAS DAGANGAN (MEMPERJUALBELIKANNYA), DAN BERKONSPIRASI TERHADAP KAUM MUSLIMIN.”
✅Dan bandingkan pula sabda nabi terkait Rafidhah yang dibawakan oleh Asy Syaikh Zaid Al Madkhali hafizhahullah di atas dengan jawaban Syaikh Al Wushabi berikut ini:
>>"ORANG-ORANG YANG MEMBANGKITKAN FITNAH DARI NEGARA-NEGARA LAIN dan mereka mengatakan: “Wahai orang-orang Yaman, lakukanlah, berbuatlah, berperanglah, bertempurlah!”
>>JANGANLAH KALIAN MEMPEDULIKANNYA, JANGAN KALIAN PEDULIKAN UCAPAN MEREKA!
>>SEANDAINYA MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG BENAR ATAU JUJUR DALAM APA YANG MEREKA SERUKAN, TENTU MEREKA TELAH MEMERANGI RAFIDHAH YANG BERADA DI NEGERI MEREKA. 

(lihat jawaban yang mendustakannya pada makalah: 
http://tukpencarialhaq.com/2014/11/19/benarkah-para-ulama-kibar-di-saudi-tidak-berjihad-melawan-rafidhah/ )

>>TETAPI MEREKA MENGINGINKAN UNTUK MENGOBARKAN FITNAH DI NEGERI KITA,
>>PADAHAL MEREKA SENDIRI BERDAMAI DENGAN RAFIDHAH DAN MEMBERI MEREKA HARTA YANG SANGAT BANYAK, NAMUN JUSTRU MENDORONG KALIAN KEPADA API.
>>MAKA JANGANLAH KALIAN MEMPEDULIKAN SIAPA SAJA YANG MENGAJAK UNTUK BERPERANG DI YAMAN MELAWAN SYIAH, MELAWAN RAFIDHAH!-red.]]
(2) At-Thabarani dalam al-Kabiir (12/242, nomor 12998), dan Abu Nu'aim dalam al-Huliyyah (4/95). Berkata al-Haitsamy dalam Mujammi'uz Zawaaid (10/11): "Sanadnya hasan".
2⃣ Dan hadits yang tsabit dari Ali radhiyallaahu 'anhu, dia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Akan muncul di akhir zaman sebuah kaum yang mereka namakan Rafidhah, mereka menolak Islam."
(3) Abdullah bin Ahmad dalam az-Zawaaid 'alal Musnad (1/103) dan dalam as-Sunnah (2/546-547), al-Bazzar dalam Musnadnya (2/137, nomor 499), al-Ajurry dalam asy-Syari'ah (5/2518, nomor 2010), dan ad-Daany dalam al-Waaridah fil Fitan (3/613-614, nomor 278).
4.Dari 'Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu anhu, dia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam:
"Sepeninggalku nanti akan datang suatu kaum, mereka memiliki julukan yang dikatakan untuk mereka "Rafidhah". Jika kalian bertemu dengan mereka maka perangilah mereka karena mereka adalah orang-orang musyrik".
Aku bertanya: Ya Rasulallaah, apakah tanda pemahaman (mereka)?
Beliau menjawab: "Mereka memujimu (Ali) dengan sesuatu yang tidak ada padamu, mencela dan mencaci-maki para shahabatku".
(4) As-Sunnah karya Ibnu Abi Ashim (2/474, nomor 978), dan asy-Syariah karya al-Ajurry (5/2516, nomor 2008).
Sumber:

at-Ta'liqul Matiin 'ala Kitaabi Ashlis sunnah wa'tiqaadid Diin lil Imaamain ar-Razain, hal 49-51 [dari grup WA Syaikhain -yang memposting kalam Syaikh Zaid Al Madkhaly & Syaikh Ahmad An Najmi rahimahumallah].

هل الحوثيون مسلمون؟؟؟
قال فضيلة الشيخ العلامة زيد بن محمد بن هادي المدخلي رحمه الله تعالى :
وقد قامت في هذا الزمن فرقة هالكة منهم ؛
ألا وهم (( الحوثيون )) الذين جمعوا بين معتقد الروافض و معتقد الخوارج ؛ .....
⏪ ولقد ورد التصريح بكفرهم في نصوص وآثار سأورد بعضها هنا :
1- ما جاء عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم : (( ويكون قوم في آخر الزمان يسمون الرافضة ، يرفضون الإسلام ، ويلفظونه ، فاقتلوهم فإنهم مشركون ))
( 1 ) رواه عبد بن حميد في مسنده ( ص 232 رقم 698 )
و الحارث بن أسامة في مسنده ( 2 / 945 رقم 1043 البغية ) و أبو يعلى في مسنده 4 / 459 رقم 2586 )
و ابن أبي عاصم في السنة ( 2 / 375 رقم 981 )
و عبدالله بن أحمد في زوائد فضائل الصحابة ( 651 و 702
و الطبراني في الكبير ( 12/ 242 رقم 12997 )
و أبو نعيم في الحلية  ( 4 / 95 ) .
وفي لفظ آخر عن ابن عباس رضي الله عنهما قال : كنت عند النبي صلى الله عليه وسلم وعنده علي رضي الله عنه فقال النبي صلى الله عليه وسلم : يا علي سيكون في أمتي قوم ينتحلون حبنا أهل البيت ، لهم نبز يسمون الرافضة فاقتلوهم فإنهم مشركون ))
(2) الطبراني في الكبير ( 12 / 242 رقم 12998 )
و عنه أبو نعيم في الحلية ( 4 / 95 ) ،
  قال الهيثمي في محمع الزوائد ( 10 / 11 ) :
إسناده حسن
2 - وما ثبت عن علي رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( يظهر في آخر الزمان قوم يسمون الرافضة يرفضون الإسلام ))
(3) عبد الله بن أحمد في الزوائد على المسند ( 1 / 103 )
و في السنة ( 2 / 546 - 547 )
و البزار في مسنده ( 2 / 137 رقم 499 )
و اﻵجري في الشريعة ( 5 / 2518 رقم 2010 ) .
و الداني في ( الواردة في الفتن ) ( 3 / 613 - 614 رقم 278 ) .
3 - و عن علي بن أبي طالب رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( سيأتي بعدي قوم لهم نبز يقال لهم الرافضة ، فإذا لقيتموهم فاقتلوهم فإنهم مشركون)) ، قلت : يا رسول الله ما العلامة فهم ؟ قال : (( يقرضونك بما ليس فيك ، ويطعنون على أصحابي ويشتمونهم ))
(4) السنة لابن عاصم ( 2 / 474 رقم 979 )
و الشريعة للآجري ( 5 / 2517 رقم 2008 ) .
المصدر :
التعليق المتين على كتاب أصل السنة واعتقاد الدين للإمامين الرازين ( ص 49 -51 )
⚡ هل الحوثيون مسلمون؟؟؟ قال فضيلة الشيخ... - فواز المدخلي 1 - https://ar-ar.facebook.com/permalink.php?story_fbid=615022725271033&id=505735169533123
----------------------
أصحاب السنة
Ashhabus Sunnah
                                                  
                               

Sikap Kita Terhadap Syiah

Oleh: Dr. Raghib As-Sirjani
Bagian Pertama
Banyak yang berpendapat bahwa membicarakan masalah Syiah, akan menimbulkan perpecahan di kalangan umat Islam karena pada dasarnya umat Islam di dunia ini terbagi dua mazhab atau golongan yaitu Syiah dan Sunni. Pandangan ini adalah keliru dari dua sisi:
Pertama. Jumlah orang Syiah cuma 11% dari seluruh penganut agama Islam seluruh dunia, yaitu sekitar 150 juta jiwa. Suatu kezaliman yang sangat nyata bagi umat Islam (Sunni) jika mereka harus berdiam diri terhadap Syiah yang agresif menyinggung akidah Sunni, sementara Syiah tidak mau menahan diri dari hal tersebut.
Kedua. Bahwa fitnah pertentangan Syiah-Sunni bukanlah sesuatu yang sudah redam dan tenang, lalu kita mengungkit-ungkitnya lagi. Ternyata fitnah di antara kedua firqoh ini benar-benar terjadi dan terus menyala dengan dahsyatnya. Implikasinya dapat dirasakan hampir di seluruh penjuru dunia, terutama dominasi Syiah di Irak sekarang. Lantas apa yang kita harus perbuat dengan menyaksikan kekejaman mereka terhadap Ahlussunnah di sana? Ini hanyalah sebuah permulaan ancaman untuk menguasai negara-negara yang berdekatan atau berjauhan dari negara Iran Syiah.
Hal yang mendasar seperti ini harus kita pahami, agar kita dapat menentukan sikap yang benar dan tepat. Selanjutnya ada lima alasan, yang satu saja dari padanya, cukup jadi sebab kita perlu membicarakan Syiah, sebagaimana berikut ini:
1.        Syiah tak pernah berhenti menyerang para sahabat Nabi saw, seakan-akan hal tersebut adalah dasar pokokdalam agama mereka. Bahkan hal ini kita bisa ketemukan di internet tentang serangan-serangan mereka terhadap para sahabat khusunya Abu Bakr, Umar, dan Utsman radhiallahu ‘anhum. Bisakah kita diam? Mendiamkan yang terorganisir secara rapi ini adalah pengkhianatan agama.
2.        Kuatnya penyebaran Syiah di dalam negara-negara Islam, termasuk merubah akidah dengan langsung atau jugamengarahkan opini publik kepada paham Syiah tanpa disadari.
3.        Jatuhnya korban dari pihak Sunni yang jumlahnya ribuan di Irak.
4.        Dominasi Syiah secara langsung di Irak, baik dai segi politik, ekonomi, maupun militer, dengan membonceng kekuatan Amerika
5.        Ancaman Syiah secara langsung terhadap keamanan negara-negara yang berdekatan dengan Irak, termasuk Uni Emirat Arab, Bahrain, dan  Saudi Arabia.
Disamping lima alasan di atas, masih ada alasan lain yang tidak kalah pentingnya, yang melalaikannya bisa berakibat fatal, yaitu:
6.        Tentang kedekatan ideologi dan geografis antara Suriah dan Iran. Dari sikap penguasa Suriah yang Syiah Nushairiyah, yang telah memerintah dan sedang gencar menyebarkan Syiah selama kurang lebih 40 tahun.Walaupun para pengikut mazhab Syiah Nushairiyah tidak lebih sepuluh persen dari total penduduk Suriah,  akan tetapi mereka menguasai pemerintahan Suriah secara mutlak dan membuka lebar-lebar kesempatan untuk menyebarkan Syiah dan menekan Sunni. Dari sini dapat kita pahami bahaya program Bulan Sabit Syiah yang menghubungkan Iran ke Irak, dan selanjutnya ke Suriah dan Libanon yang akan menjadi ancaman bagi kawasan sekitarnya.
7.        Juga terdapat perkara yang tidak bisa diabaikan, yaitu pengaruh kejiwaan bagi kaum muslimin dari golongan Sunni dengan adanya dua simbol utama kepemimpianan Syiah yaitu presiden Iran Ahmadinejad dan pemimpin tertinggi Hizbullah Hasan Nasrallah di Libanon.
·           Tidak diperdebatkan lagi bahwa kedua pemimpin di atas telah membawa petaka bagi kaum muslimin, khususnya kepada para pemimpin dunia yang kagum kepadanya, terutama keperkasaan Hizbullah dalam melawan Yahudi-Israil atau kemandirian Iran dalam membangun negaranya. Petaka itu ialah adanya anggapan bahwa keberhasilan kedua tokoh Syiah itu menunjukkan kebenaran ajaran Syiah, atau adanya anggapan tidak boleh mengeritik akidah Syiah, karena kedua tokoh yang hebat itu adalah orang Syiah, atau karena Syiah itu pusatnya di Iran, negara yang hebat.
·           Dari sini kita selaku kaum muslim harus kembali melihat dengan jelas, bahwa jalan untuk selamat adalah harus memiliki akidah dan manhaj yang benar. Dari sini tidak mungkin kita terpengaruh -jika akidah dan manhaj kita telah benar walaupun pengaruh itu kuat.
·           Sesungguhnya agama Islam ini adalah satu kesatuan, tidak boleh bagi kita mengambil sebagian dan meninggalkan bagian lain, sebagimana firman Allah dalam Surah al-Baqarah (2):208,
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=äz÷Š$# Îû ÉOù=Åb¡9$# Zp©ù!$Ÿ2 Ÿwur (#qãèÎ6®Ks?ÅVºuqäÜäz ÇsÜø¤±9$# 4 ¼çm¯RÎ) öNà6s9 Arßtã ×ûüÎ7B  
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
·           Karena kekaguman tersebut, sehingga ada Sunni yang memimpikan diperintah oleh Syiah yang moderat. Ingat, semoderat apapun pemimpin Syiah itu, ia akan menggiring rakyatnya beriman kepada Imam 12 Syiah, menilai buruk para sahabat, dan tidak membiarkan Sunni bebas menganut dan  menjalankan akidah dan fikhinya.
·           Pada tahun 907 H, Syiah Ismaili dari dinasti Shafawi membangun negara yang kuat, ternyata ia memaksakan Syiah ke seluruh Iran dan menyerang kekhalifahan Utsmani dari belakang dengan dengan bersekongkol dengan Portugis, dan selanjutnya menyebarkan Syiah ke Irak.
8.        Masalah yang lain adalah berhubungan dengan riwayat-riwayat yang berbau Syiah yang telah masuk dalam buku sejarah umat Islam secara umum, yang memerlukan penelitian dan penyaringan yang serius. Contohnya dalam Tarikh Thabary, tentang Perang Shiffin, terdapat 113 riwayat, di antaranya 99 riwayat Syiah yang mengandung kedengkian kepada sahabat.
9.        Banyak orang (Ahlussunnah) yang mengabaikan dan tidak meresa berkewajiban untuk mendakwahkan kebenaran kepada Syiah yang berjumlah 150 juta orang, dan diajak ke jalan yang benar. Padahal mereka jelas-jelas memiliki keyakinan dan akidah yang rusak. Apakah nanti kita tidak ditanya oleh Allah, jika kita membiarkan mereka dalam kesesatan?
10.    Dan terakhir adalah, siapakah yang menolong dan melindungi kaum Sunni yang berada di Iran yang presentasinya mencapai 20 juta atau mewakili 30% penduduk Iran secara keseluruhan. Di sana tidak terdapat walau satu menteri pun dari perwakilan Sunni, dan jumlah mereka di parlemen kurang dari 10%, orang Sunni di Taheran berjuang mati-matian untuk mendirikan satu mesjid saja dan itu pun gagal hingga saat ini. Begitu pula para kaum Syiah terus menerus menghancurkan mesjid milik kaum Sunni, sebagaimana peristiwa yang paling terkenal adalah penghancuran mesjid Syaikh Feed di Khurasan pada tahun 1994 kemudian pemusnahan Mesjid Jami di wilayah Blustan plus menjagal 200 pemuda Sunni yang membela mati-matian mesjid tersebut. Dan harus diingat bahwa kurikulum yang dipelajari oleh kaum Sunni di Iran yang berjumlah dua puluh juta bukanlah berdasarkan akidah Ahlussunnah dengan sesungguhnya, akan tetapi kurikulum yang sesuai dengan akidah Syiah yang bertentangan dengan akidah mereka.
Inilah sekelumit malapetaka Sunni di Iran dan Irak, apakah bijaksana kita diamkan, atau perlu kita bicarakan untuk sekurang-kurangnya kita bersimpati kepada mereka dan mendoakannya, dan sebelum terjadi di negeri kita apa yang terjadi di sana.
Bagian Kedua
Sesudah kita pahami keterangan-keterangan di atas, maka bagaimana sikap kita?
v  Jumhur ulama berpendapat bahwa penganut Syiah itsna ‘asyariah, adalah muslim, namun mereka adalah muslim yang menyempang dan mengada-ada bid’ah dalam ajaran Islam. Karena itu, berlaku bagi mereka hukum-hukum  Islam pada umumnya seperti hukum pernikahan, pembagian harta waris, pengurusan jenazah, adab-adab makan dan bentuk-bentuk muamalah lainnya. Juga diizinkan untuk pergi naik haji, umrah, dan masuk dalam dua tanah haram (Mekah dan Madinah) yang diharamkan bagi non muslim. Namun tetap saja harus diingat banyaknya penyimpangan mereka dari ajaran Islam yang sesungguhnya, dan membutuhkan perbaikan dan pembinaan aturan-aturan khusus daripada ulama.
v  Dan jumhur ulama berpendapat bahwa ada beberapa sekte dalam Syiah yang sudah benar-benar kufur, seperti sekte Syiah Ismailiyah, Nushairiyah, dan selainnya yang berpaham ateis.
v  Karena banyaknya penyelewengan yang dilakukan oleh penganut paham Syiah, maka kita sudah dapat mengambil sebuah kesimpulan untuk tidak sekali-kali melakukan pendekatan terhadap mereka melalui akidah dan fikih (syariat)  - antara kaum Sunni dan Syiah yang disebut “Taqribul Madzahib”. Dan harus dipahami bahwa Syiah bukanlah merupakan salahsatu mazhab dalam Ahlussunnah sebagaimana dikatakan sebagian orang, akan tetapi penyelewengan dari kebenaran yang nyata. Karena itu pendekatan apalagi yang harus dilakukan jika satu berada pada koridor kebenaran yang nyata dan lainnya menyimpang? Tentu saja penyimpangan juga yang akan terjadi walau dalam kadar lebih rendah. Dan hal ini tidak bisa diterima sama sekali dalam syariat kita.
v  Apalah guna kita mengadakan pendekatan terhadap mereka padahal mereka mencaci maki sahabat dan melebihkan yang lainnya, Ali ra dan Ahlul bait mereka? Begitu pula apakah pedekatan kita dengan mereka berguna jika imam yang diakuinya hanya 12 imam Syiah bukan yang lainnya?  Apakah makna pendekatan itu berarti hanya mengambil  hadis Imam Bukhari dan Muslim dan mengabaikan Tirmidzi dan Abu Daud? Bisakah kita menerima pendekatan dengan maksud mengakui mereka yang menghalalkan nikah mut’ah? Atau agar kita mendiamkan penindasan terhadap kaum Sunni di Iran, Irak, Lebanon, Suria, dan tempat lainnya? Tentunya pendekatan seperti ini tidak mungkin kita terima.
v  Jadi segala bentuk usaha-usaha pendekatan antara Syiah dengan Sunni adalah usaha untuk merubah agama Islam, dan ini tidak boleh kita lakukan. Mari kita semua melihat kembali segenap usaha ulama-ulama kita yang berusaha bekerja keras untuk berdekatan dengan para kaum Syiah, lalu pada akhirnya semua sadar bahwa usaha ini mustahil dilanjutkan. Lihat contoh pengakuan Ulama Besar Suriah Syaikh Dr. Musthafa As Siba’i rahimahullah yang ia tulis dalam bukunya, “Assunnah wa Makanatuha fi as Tasyri’ al Islami”,  Seluruh usaha untuk mengadakan pendekatan Sunni-Syiah hanyalah sia-sia belaka, karena ternyata pendekatan yang mereka inginkan adalah mendekatkan Ahlus Sunnah kepada paham Syiah!” (hal. 24)
v  Hal ini juga pernah dialami oleh Dr. Yusuf Qardhawi, dan hasilnya dapat ditebak sama seperti di atas yang dikatakan Sayikh Dr. Musthafa Assiba’i rahimahullah. Sia-sia belaka!
v  Tidak cukup bagi kita semua hanya sebatas mengingkari akidah Syiah akan tetapi, wajib hukumnya bagi kita untuk membentengi para pengikut Ahlussunnah dengan ilmu yang bermanfaat, agar menjaga mereka jangan sampai terjerumus kepada akidah yang rusak. Agar para ulama dan dai-dai supaya senantiasa gigih memberi mereka pelajaran tentang akidah ahlusunnah dengan benar. Selalu menceritakan sejarah nabi dan para sahabat serta tokoh-tokoh Islam yang mulia dari buku-buku sejarah yang benar, karena generasi yang tidak mengetahui sejarah tokoh-tokoh agamanya sendiri adalah generasi yang akan hilang masa depannya.
v  Dan kita juga tidak boleh malu dan takut untuk mengungkap beragam tuduhan dan syubhat yang dilontarkan oleh orang Syiah di mana-mana, lalu kita bongkar kesalahannya. Bahkan kita harus bangkit dan berbicara dengan berani, karena ini adalah persoalan akidah, dan urusan ini adalah urusan meluruskan yang salah dan membina akhlak. Karerna itu kita harus kemukakan segala hal yang berhubungan dengan sejarah yang dijadikan bahan kritikan Syiah untuk merusak citra Islam dan tokoh-tokohnya, dan harus diterangkan dari sudut pandang agama Islam yang tepat dan benar.
v  Sebagaimana pula kita harus menjelaskan bagaimana cara yang benar mencintai ahlul bait,  dan menolak propaganda Syiah yang mengaku bahwa merekalah yang mengagung-agungkan ahlul bait, tapi dengan cara berlebih-lebihan dan dusta.
v  Kita juga harus langsung berhadapan dengan orang-orang Syiah dan memberinya pengetian akan agama yang benar, dan nasihat-nasihat yang ikhlas, agar mereka kembali kepada ilmu yang benar dengan menelaah kembali buku-buku sejarah mereka tentang akidah mereka, agar mereka tahu dengan jelas bahwa sesungguhnya riwayat-riwayat yang mereka pegang adalah riwayat yang sangat lemah dan terputus. (Bahwasanya ajaran mereka tidak pernah ada dari Rasulullah dan hanya ada setelah beliau wafat dari seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’. Pent.)
v  Dan kita yakin, bahwa di antara mereka ada yang ikhlas dan semoga Allah memberikan mereka hidayah ke jalan yang benar.
v  Dan untuk negara-negara Arab dan Islam, bahkan kaum minoritas Islam yang berada di negara-negara barat, agar selalu waspada dari pengaruh penyebaran ajaran Syiah yang sedang tumbuh dengan pesatnya.
v  Untuk umat Islam (Sunni) yang ada di Irak, Iran, dan Lebanon, agar selalu bersatu padu dalam bertindak, dan agar selalu menjalin hubungan mereka dari sesama Sunni yang ada di negara-negara Islam.
v  Kita tidak alergi terhadap hidup harmonis berdampingan dengan kaum Syiah tanpa saling bermusuhan dan saling mengganggu. Bukan dalam arti memberi kebebasan Syiah meluaskan pengaruhnya sementara Sunni diajak mendiamkan demi menjaga persatuan.
v  Kepada pemerintah, agar meningkatkan tanggungjawabnya menjaga kemurnian akidah kaum muslimin yang mayoritas di negeri ini, dan menjaga mereka dari pengrusakan akidah yang dilakukan oleh golongan minoritas dengan dalih kebebasan beragama dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
v  Inilah di antara sikap kita terhadap kaum Syiah, dan kita yakin kalau masih terdapat masalah yang sangat banyak untuk kita ketahui lalu mencari solusinya. Ini hanyalah sekadar pintu masuk untuk membuka langkah-langkah selanjutnya, yang tentu saja membutuhkan penelitian dan penjabaran secara ilmiah. Dan kita bermohon pada Allah agar memberikan taufik kepada para ulama kaum muslimin agar tetap memberikan penjelasan kepada semua umat manusia tentang kewaspadaan terhadap kesesatan kaum Syiah, “sehingga tidak terjadi fitnah (musibah) dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah”(QS [8]:39.)

Diterjemahkan Oleh: LPPI Makassar
(Ilham/LPPIMakassar.blogspot.com)