Sunday, May 3, 2015

Standar Ganda Iran: Antara Yaman dan Suriah [ Kedustaan Rafidhah dan Dendam Majusi ]

Oleh: Azeza Ibrahim Rizki
Pegiat Kajian Zionisme Internasional
RAHBAR Iran, dikutip dalam web Islamic Republic of Iran Broadcasting (IRIB) berbahasa Indonesia menyatakan dengan gamblang bahwa negaranya tidak akan menjadi ancaman bagi negara tetangganya, apalagi sampai harus ikut campur tangan urusan internal sebuah wilayah.
Editorial berjudul “Perspektif Rahbar: Militer Iran Bukan Ancaman bagi Tetangga dan Kawasan” yang dimuat pada Ahad (19/04/2015) ini tentu membuat dahi pembaca yang kritis berkerut.
Pasalnya, kita selalu digiring dalam narasi AS-Israel sebagai aktor tunggal kerusuhan Timur Tengah dengan mengabaikan fakta-fakta lapangan adanya pemain lain yang ikut ambil bagian dalam setiap konflik di kawasan.
Tentunya, yang paling menarik untuk ditilik adalah peran Iran sendiri, sebab kita tidak bisa menutup mata, bahwa Houtsi di Yaman dan Bashar Assad di Suriah memiliki hubungan erat dengan negara pemilik reaktor nuklir ini.
Antara Kata “Rakyat” dan “Teroris”
Kita patut bertanya, mengapa Iran yang mengaku sebagai negara cinta damai ini menunjukkan wajah yang berbeda saat menyikapi konflik Suriah dan Yaman.
Contoh paling sederhana dapat dilihat dari kata-kata yang dipilih IRIB selaku media resmi Iran dalam menyebut “pemberontak” di dua daerah tersebut.
Di Yaman, Syiah Houtsi yang memberontak pemerintahan resmi Mansour Hadi dianggap sebagai gerakan rakyat, namun di Suriah, walau sama-sama gerakan rakyat, pejuang yang melawan rezim Bashar Assad justru disebut teroris.
Pejuang An Nushra yang sangat jelas melawan kekejaman rezim Bashar Assad di Suriah, justru disebut teroris oleh IRIB, namun Iran bahkan enggan menyebut Syiah Houthi sebagai pemberontak atas pemerintahan sah Mansour Hadi, alih-alih justru disebut sebagai “gerakan perlawanan rakyat Yaman”.
Lebih jauh, Iran bahkan memberikan dukungan militer yang tidak sedikit baik pada rezim Assad dan Syiah Houthi. Kanal berita dunia seperti Reuters, Telegraph, dan Independent kerap merilis berita keterlibatan militer Iran di dua daerah tersebut, baik dengan mengutus pelatih, amunisi, hingga persenjataan.
Anehnya, baik pihak Iran, Houthi dan Assad justru kerap menyangkal dukungan satu sama lain.
Dualisme sikap Iran ini memiliki efek kemanusiaan yang luar biasa berbahaya. Bukti paling nyata adalah diamnya Iran ketika rezim Bashar menolak masuk bantuan kemanusiaan dari PBB untuk para pengungsi yang membutuhkan.
Menurut Valerie Amos, koordinator Bantuan Darurat dan Kemanusiaan PBB menyatakan bahwa Assad hanya memberi akses ke 3 kota dari 33 kota yang siap dibantu. Akibatnya, ribuan orang terlantar dan kehidupan mereka terancam.
Anehnya, ketika Yaman diserang, selama satu bulan terakhir, lewat berbagai media, Iran memaparkan narasi krisis kemanusiaan yang tidak pernah mereka lakukan sebelumnya atas 4 tahun lebih konflik Suriah.
Pernyataan netralitas Rahbar dengan dualisme sikap Iran antara Suriah dan Yaman tentu bertolak belakang. Akibatnya, narasi AS-Israel yang kerap mereka umbar lebih terdengar seperti retorika apologetik, apalagi setelah dicabutnya sanksi ekonomi Iran oleh AS, dua seteru verbal ini tampak lebih akrab.
Publik pun dibuat bertanya-tanya, tuluskah niat Iran membela kepentingan Islam di kawasan Timur Tengah?
Dualisme Sikap, Pudarnya sebuah Propaganda?
Retorika Iran yang anti AS-Israel tampak makin pudar seiring waktu, terutama setelah konflik Suriah. Dimana rezim Bashar diketahui memiliki hubungan dekat dengan Israel setelah para pejuang menemukan stok senjata made in Israel di pos militer Assad yang berhasil mereka taklukkan.
Lucunya, para pembela Iran dan sekutunya di Indonesia justru menyebut tentara pejuanglah yang mendapat dukungan persenjataan dari Israel dengan mengajukan bukti senjata hasil rampasan tersebut.
Sementara di Yaman, Syiah Houthi masih berusaha memanfaatkan sentiment anti AS-Israel dengan menyebar poster propaganda di berbagai sudut kota Sanaa yang berbunyi, “Kematian bagi AS dan Israel”.
Poster ini menjadi jauh panggang dari api jika melihat aksi-aksi Houthi yang justru melakukan pemberontakan atas pemerintahan yang sah Yaman. Adakah satu peluru Houthi yang sudah bersarang ke tubuh tentara Israel?
Makin luasnya pengaruh Iran yang meliputi Yaman, Suriah, Libanon, dan Irak disertai keakraban dengan AS sekali lagi harus kita sikapi dengan kritis dan tidak serta merta percaya dengan jargon-jargon yang mereka sampaikan.
Toh dualisme sikap Iran di Yaman dan Suriah sudah menjadi indikasi kuat bahwa mereka tengah mempersiapkan sesuatu, dan jika kita dengan mudah percaya retorika mereka, bukan tidak mungkin tanpa sadar kita sudah menjadi pion yang membela kepentingan Iran.

Jenderal Syiah Iran Akhirnya Akui Keterlibatan Mereka Di Yaman
Seorang pejabat tinggi militer Iran mengakui bahwa negaranya ikut membantu pemberontak Syiah Houthi dan sekutunya dalam menghadapi agresi militer Koalisi Negara Islam yang dipimpin Saudi dan sekutunya di Yaman.
Dalam wawancaranya dengan kantor berita Farsi Iran pada hari Minggu (26/04) kemarin, Jenderal Ali Hadmani mengakui bahwa negaranya ikut mendukung pemberontakan Syiah Houthi dengan menjadi penasehat militer dan memberikan sejumlah bantuan kepada meraka, tanpa mau menjelaskan apa bentuk bantuan tersebut.
“Kami mengumumkan secara terbuka dukungan dan bantuan kami kepada perlawanan Syiah Houthi di Yaman, sama seperti perlawanan Palestina, Lebanon, Irak dan Afghanistan,” ujar Jenderal Ali Hadmani.
Ini adalah konfirmasi pertama pemerintah Teheran mengenai keterlibatan mereka dalam konflik di Yaman, setelah sebelumnya Menlu Iran Javad Zarif membantahnya.
Menurut keterangan Menteri Luar Negeri Yaman, Riad Yassin, pada hari Minggu kemarin di ibukota London menyatakan bahwa sedikitnya Teheran telah melatih sekitar 1600 pemberontak Syiah Houthi sebelum memanasnya konflik di Aden pada bulan April lalu.

PBB Buktikan Iran Kirim Senjata ke Pemberontak Yaman

Kapal nelayan Iran diam-diam mengirimkan ratusan roket anti-tank dan anti-helikopter ke pemberontak.
Iran telah melakukan pengiriman senjata ke pemberontak Huthi Yaman setidaknya sejak 2009. Pernyataan ini disampaikan dalam sebuah laporan rahasia PBB yang juga menunjukkan bahwa tanggal dukungan Teheran kembali ke tahun-tahun awal pemberontakan milisi Syiah.

Laporan oleh panel ahli telah disampaikan kepada Komite Sanksi Dewan Keamanan PBB pekan lalu karena PBB berupaya untuk menengahi diakhirinya serangan udara yang dipimpin Saudi di Yaman dan kembali ke pembicaraan damai.

"Informasi yang dikumpulkan oleh para ahli menunjukkan bahwa kasus Jihan mengikuti pola pengiriman senjata ke Yaman dengan laut sejak 2009," kata laporan itu.

Dilansir dari AFP, kapal nelayan Iran diam-diam mengirimkan ratusan roket anti-tank dan anti-helikopter ke pemberontak.

"Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa Republik Islam Iran adalah asal pengiriman tersebut dan penerima yang dimaksudkan adalah Huthi di Yaman.

Namun sejauh ini Iran membantah tuduhan bahwa mereka ikut campur di Yaman dan sebaliknya menuduh Arab Saudi melakukan agresi militer terhadap negara bermasalah setelah meluncurkan kampanye udara pada 26 Maret.

Koalisi yang dipimpin Saudi berusaha untuk mengembalikan kewenangan Presiden Abedrabbo Mansour Hadi yang terpaksa melarikan diri Yaman setelah Huthi menyerbu ibukota Sanaa dan maju di kota selatan Aden yang menjadi kubu Hadi.



Al-Quran versi Syiah (Mushaf Fatimah)

Apakah al-Quran syiah itu berbeda dengan al-Quran kita? Saya sering mendengar syiah punya al-Quran sendiri. Apa benar demikian? Trim’s
Jawab:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,
Ada 3 keyakinan mendasar syiah tentang kitab suci al-Quran:
1. Mereka meyakini bahwa al-Quran yang dipegang kaum muslimin telah disimpangkan oleh para sahabat, sehingga tidak semua ayat al-Quran masih otentik. Beberapa ayat telah diubah dan sebagian besar dibuang para sahabat. karena itu, merekamengakui sebagian al-Quran yang dipegang kaum muslimin. [Ushul al-Kafi, al-Kulaini, 1/241]
2. Syiah memiliki al-Quran versi lain, yang tidak ada dalam al-Quran yang beredar di tengah kaum muslimin, jumlah ayatnya 17.000. Ada dua keterangan yang mereka sampaikan, (1) al-Quran itu langsung diturunkan kepada Fatimah, (2) al-Quran itu diturunkan melalui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berikan hanya ke Fatimah. [Ushulul Kaafi, Al Kulaini, 2/634, dan keterangan Yasir Habib, musuh sahabat].
3. Jibril itu salah sasaran. Seharusnya seharusnya disampaikan kepada Ali bin Abi Thalib, namun disampaikan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga al-Quran ini tidak otentik, karena tidak melalui jalur Ali radhiyallahu ‘anhu. Hanya saja, keyakinan ini hanya dimiliki sekelompok syiah yang ghuluw. (Anisul Wahid, 2/310, Tahqiq: ar-Raja’i).
Mengenal Mushaf Fatimah
Orang syiah menyebut kitab suci tambahan khusus mereka sebagai mushaf Fatimiyah. Mushaf ini tidak dimiliki oleh kaum muslimin pada umumnya. Menurut salah satu riwayat mereka, Jibril hanya mendektekannya kepada Fatimah, kemudian ditulis oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Dalam kitab Ushul al-Kafi – salah satu rujukan utama syiah – dinyatakan,
عندما سئل الإمام الصادق ( عليه السَّلام ) عن مصحف فاطمة ( عليها السَّلام ) قال:
Ketika Imam as-Shodiq – alaihis salam – ditanya tentang mushaf Fatimah – alaihas salam – beliau menjawab,
إن فاطمة مكثت بعد رسول الله ( صلَّى الله عليه و آله ) خمسة وسبعين يوماً ، و كان دخلها حزنٌ شديد على أبيها ، و كان جبرئيل يأتيها فيُحسن عزاءَها على أبيها ، و يُطيب نفسها و يخبرها عن أبيها و مكانِه ، و يخُبرها بما يكون بعدها في ذريتها ، و كان عليّ ( عليه السَّلام ) يكتب ذلك ، فهذا مصحف فاطمة
“Sesungguhnya Fatimah, sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkabung selama 75 hari. Beliau sangat bersedih karena wafatnya ayahnya. Jibril selalu mendatangi Fatimah, dan turut berkabung atas kematian ayahnya. Jibril menghibur Fatimah, dan menyampaikan tentang keadaan ayahnya dan kedudukan ayahnya. Jibril juga menyampaikan keadaan masa depan keturunan Fatimah.Sementara Ali mencatat semua yang disampaikan Jibril. Itulah Mushaf Fatimah.”
[Ushul al-Kafi, al-Kulaini, 1/241].
Kitab Ushul al-Kafi, karya al-Kulaini inilah kitab rujukan pokok orang syiah yang berkembang di Iran, Irak, Lebanon, Suriah, dan syiah Indonesia.
Mushaf Fatimah Jauh Lebih Tebal
Mushaf Fatimah jauh lebih tebal dibandingkan al-Quran umat islam. Mushaf Fatimah 3 kali lebih tebal dibandingkan al-Quran kaum muslimin.
Dalam Ushul al-Kafi juga disebutkan, bahwa Abu Abdillah – alaihis salam – mengatakan,
وإن عندنا لمصحف فاطمة عليها السلام وما يدريهم ما مصحف فاطمة عليها السلام؟ قال: مصحف فيه مثل قرآنكم هذا ثلاث مرات، والله ما فيه من قرآنكم حرف واحد.
“Kami memiliki mushaf Fatimah alaihas salam. Mereka tidak tahu, apa itu mushaf Fatimah? Mushaf Fatimah berisi seperti quran kalian ini 3 kali lipat. Demi Allah, tidak ada satupun bagian (dalam mushaf Fatimah) yang dijelaskan dalam Quran kalian satu hurufpun.” [al-Kafi, al-Kulaini, jilid 1, hlm. 287]
Anda bisa perhatikan upaya pembelaan mereka terhadap Mushaf Fatimah:




Salah satu tokoh mereka, Kamal al-Haidari menjelaskan kitab Ushul al-Kafi yang menjelaskan keterangan Mushaf Fatimah. Bahwa Mushaf itu ada, dan bukan khayalan. Tapi wujudnya masih disembunyikan.
Mushaf yang Disembunyikan
Mushaf Fatimah, hingga saat ini belum diterbitkan. Bahkan orang syiah sendiri tidak bisa menunjukkan lembaran mushaf Fatimahitu. Semua kaum muslimin menyatakan mushaf itu hanya khayalan, khurafat kaum syiah. Namun mereka membantah dan mengatakan, mushaf fatimah itu ada, dan mushaf itu hanya dimiliki oleh al-ma’shumin (imam yang maksum). Sementara selain imam yang maksum, mereka tidak pernah tahu isinya, selain bagian mukadimah saja.

Video berikut adalah jawaban Yasir Habib, salah satu tokoh Syiah, ketika dia ditanya tentang mushaf Fatimah,


Berikut salinan teks dari perkataan Yasir:
هو كتاب إلهي مختص بالمعصومين – عليهم السلام – وسمي بمصحف الزهراء عليها لأنه قد أملي على الزهراء والزهراء كتبته. فهو غير موجود عندنا لكنه حقيقة ليس خيالا ولكن الموجود عندنا منه فقط صفحة واحدة، الصفحة الأولى فقط، يعني أهل البيت بينوا مصحف فاطمة هذا المقدار فقط، لكم الحق والاطلاع عليه، باقيه مربوط بنا نحن؛ مختص بنا نحن، فليس لكم الحق والاطلاع عليه، بداية هذه الصفحة هكذا:بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ من الله العزيز القدير…أو الشئ ما ذكرت النص.. الى أمته فاطمة الزهراء – عليها السلام – وثم فيه مجموعة من الوصايا الإلهية
Mushaf Fatimah adalah kitab yang turun dari Tuhan, yang khusus dimiliki oleh al-Ma’shumin (imam yang ma’shum) – ‘alaihimus salam –. Dinamakan mushaf az-Zahra, karena mushaf ini didektekan kepada az-Zahra, kemudian az-Zahra menulisnya. Kitab itu tidak ada pada kami, namun itu hakiki bukan khayalan. Namun yang ada pada kami hanya satu halaman saja, yaitu halaman pertama saja. Artinya, ahlul bait – yang maksum itu – hanya menjelaskan mushaf Fatimah hanya seukuran ini (dia berisyarat dengan jari jempol & telunjuknya). Kalian berhak atasnya dan boleh mempelajarinya. Sisanya, hanya khusus untuk kami, dan kalian tidak punya hak atasnya dan tidak boleh mempelajarinya.
Di paragraf awal halaman itu, bunyinya sebagai berikut,
“Bismillahir rahmanir rahim, dari Allah Dzat yang Maha Agung lagi Maha Kuasa… bla..bla..bla yang saya sendiri tidak hafal…. kepada hamba-Ku Fatimah az-Zahra – alaihas salam – kemudian disebutkan berbagai kumpulan wasiat dari Allah.
Demikian kutipan keterangan Yasir salah satu tokoh besar syiah.
Bagian mukadimah mushaf itu, Yasir sendiri tidak hafal, padahal hanya beberapa paragraf. Jika mushaf itu sangat penting di mata syiah, mengapa mukadimah saja tidak hafal? Padahal itu sekelas tokoh syiah. Anda bisa menilainya sendiri.
Syiah Menimbang Keaslian al-Quran
Kaum muslimin meyakini bahwa al-Quran yang ada di tangan mereka adalah al-Quran asli, persis seperti yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui malaikat Jibril. Al-Quran ini dijaga oleh Allah, dan tidak mengalami perubahan hingga Allah mengangkatnya. Allah berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)
Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan,
قرر تعالى أنه هو الذي أنزل الذكر، وهو القرآن، وهو الحافظ له من التغيير والتبديل
Allah menegaskan bahwa Dia yang menurunkan az-Zikr, yaitu al-Quran, dan Dia yang akan menjaganya dari setiap perubahan atau penyelewengan. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/527).
Bagaimana dengan Syiah?
Syiah memiliki keyakinan yang sangat berbeda. Keyakinan yang sangat menyimpang tentang al-Quran. Berikut diantara keyakinan mereka tentang al-Quran,
1. Sekelompok syiah meyakini bahwa Jibril salah dalam menurunkan wahyu. Seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, tapi dia berikan kepada Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam kitab Anisul Wahid, al-Jazairi mengatakan,
محمدٌ بِعَلِيّ أشبه من الغراب بالغراب، والذباب بالذباب، فبعث الله جبريل عليه السلام الى علي عليه السلام، فغلط جبريل من تبليغ الرسالة من علي الى محمد، ويلعنون صاجب الريش جبريل عليه السلام
Muhammad dengan Ali itu lebih mirip dibandingkan dua burung gagak atau dibandingkan miripnya dua ekor lalat. Kemudian Allah mengutus Jibril ‘alaihis salam untuk memberikan wahyu kepada Ali ‘alaihis salam, namun Jibril salah dalam menyampaikan risalah, seharusnya kepada Ali, dia berikan kepada Muhammad. Dan mereka (orang syiah) melaknat sang pemilik sayap, yaitu Jibril. (Anisul Wahid, 2/310, Tahqiq: ar-Raja’i).
2. Sebagian besar al-Quran, isinya hanya menjelaskan sosok Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ahli bait, dan para musuh ahli bait (para sahabat). Tokoh syiah, al-Faidh al-Kasyani mengatakan,
جل القران انما نزل فيهم وفي أولياءهم وأعداءهم
“Mayoritas al-Quran turun terkait dengan sosok ahlul bait, para pembela mereka, dan musuh mereka.” (Tafsir as-Shafi, 1/24).
Bahkan salah satu tokoh syiah, Hasyim bin Sulaiman al-Katkani menegaskan bahwa nama Ali bin Abi Thalib sendiri, disebutkan dalam al-Quran sebanyak 1154 kali. Untuk mendakwahkan itu, dia menulis buku al-Lawami’ an-Nuraniyah fi Asma Aliy wa Ahli Baitihi al-Quraniyah.
Anda bisa bandingkan dengan isi al-Quran yang ada di rumah anda saat ini. Adakah nama Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu di dalamnya? Jika ada 1154 kali nama Ali, berarti itu bukan al-Quran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
3. Para sahabat menyelewengkan al-Quran, dan membuang banyak ayat al-Quran, terutama yang menyebutkan tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib.
عن هشام بن سالم عن أبي عبد الله عليه السلام قال : أن القران الذي جاء به جبريل عليه السلام إلى محمد صلى الله عليه وسلم سبعة عشر ألف اية
Dari Hisyam bin Salim, dari Abu Abdillah ‘alaihis salam, ia berkata, “Al Qur’an yang dibawa oleh Jibril ‘alaihis salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terdiri dari 17.000 ayat.” [Ushul al-Kafi, al-Kulaini, jilid 2, hlm. 634].
Dalam keterangan tokoh syiah yang lain, keterangan Sulthan Muhammad bin Haidar Al-Khurasaaniy, dinyatakan,
اعلم، أنه قد استفاضت الأخبار عن الأئمة الأطهار بوقوف الزيادة والنقيصة والتحريف والتغيير فيه
”Ketahuilah bahwasannya telah banyak tersebar khabar-khabar dari para imam yang suci tentang adanya penambahan, pengurangan, penyimpangan, dan perubahan Al-Qur’an…” [Bayaanus-Sa’aadah fii Muqaamaatil-’Ibaadah 1/12].
Dalam kitab Minhaj Al Baro’ah Syarh Nahjul Balaghoh (2/216) oleh Habibullah al-Khou’i disebutkan, “Lafazh aali Muhammad wa aali ‘Ali (bin Abi Tholib) – keluarga Muhammad dan keluarga ‘Ali – telah terhapus dari Al Qur’an”.
4. Yang tahu seluruh isi al-Quran hanya ahlul bait. Selain Ahlul bait, hanya mengetahui sebagian isi al-Quran. Artinya, mushaf yang berada di tangan kaum muslimin, hanya sebagian dari al-Quran
Abu Ja’far berkata,
ما ادعى أحد من الناس أنه جمع القرآن كله كما أنزل إلا كذاب، وما جمعه وحفظه كما نزله الله تعالى إلا علي بن أبي طالب عليه السلام والأئمة من بعده عليهم السلام
“Barangsiapa menganggap dirinya telah mengumpulkan seluruh isi Al Qur’an, sebagaimana yang diturunkan, berarti dia pendusta. Tidak ada yang bisa mengumpulkan dan menjaga Al Qur’an sebagaimana yang Allah turunkan selain ‘Ali bin Abi Tholib dan para imam setelahnya”(Ushul al-Kaafi, Al Kulaini, 1/228).
Al-Quran Syiah Indonesia
“Al-Quran yang Mereka Sebar, Sama dengan al-Quran Kita”
Bukankah al-Quran yang disebarkan oleh orang syiah di Indonesia, sama dengan al-Quran kaum muslimin lainnya?
Jika benar demikian adanya, anda tidak perlu bingung. Karena syiah punya satu prinsip ’bunglon’, mengubah warna sesuai lingkungan, untuk bisa mendapatkan mangsa. Prinsip itu bernama ‘taqiyah’. Selangkapnya bisa anda pelajari di: Doktrin Aliran Syiah yang Paling Berbahaya
Dengan prinsip ini, Kaum Syi’ah diperintahkan tetap membaca al-Qur’an yang ada di tengah-tengah kaum muslimin saat ini dalam shalat dan keadaan lainnya, juga mengamalkan hukumnya sampai datang suatu zaman di mana al-Qur’an di tengah kaum muslimin akan diangkat ke langit, lalu keluarlah al-Qur’an yang ditulis oleh Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib). Kemudian al Qur’an tersebut yang dibaca dan hukumnya diamalkan. (al-Anwar an-Ni’maniyyah, Ni’matullah al-Jazairi, 2/363).
Apakah aliran semacam ini layak dilestarikan di Indonesia??
Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina KonsultasiSyariah.com)

Artikel terkait :

Sunni Iran Mulai Bangkit Melawan Pemerintah

Ribuan orang dari kalangan Sunni melakukan demonstrasi besar-besar di Ahwazi. Mereka memprotes politik pemerintah Iran yang mendiskriminasi Sunni di Ahwazi. Seperti diberitakan Islammemo, Ahad (15/2/2015) hari ini            
                                             Sunni Iran di Ahwazi. (islammemo)
Salah seorang demonstran, Muhammed Majid Al-Ahwazi, mengatakan bahwa pasukan dari kepolisian menutup semua akes ke tempat dilakukannya demonstrasi. Hal itu untuk mencegah semakin besarnya gelombang protes di Ahwazi.
Sejak jatuh ke tangan Syiah Iran tahun 1925, kelompok Arab yang mayoritas adalah Sunni selalu mengalami intimidasi dari pemerintah. Dulu, imperium Persia memang bermimpi menguasai wilayah ini. Saat ini penduduk dilarang bercakap dengan bahasa Arab, membawa surat berbahasa Arab, atau membawa mushaf Al-Quran yang tidak bertarjamah bahasa Persia.
Gerakan Perlawanan Sunni Iran Dukung Saudi Melawan Pemberontak Syiah Yaman

                                                      Gerakan Perlawanan Sunni Iran Dukung Saudi Melawan Pemberontak Syiah Yaman
Salah satu kelompok bersenjata sunni di Iran memberikan ucapan selamat dan dukungannya kepada operasi “Badai Penghancur” yang dilancarkan oleh Koalisi Arab di bawah pimpinan Saudi Arabia.
Jaisyul Adel, yang merupakan sayap militer Gerakan Perlawanan Baluchistan, menegaskan dukungannya terhadap koalisi yang dipimpin oleh Saudi Arabia untuk mengusir penjajahan dan kudeta yang didalangi oleh sparatis syiah Yaman yang didukung oleh Iran.
Gerakan, yang menjadikan kawasan Baluchistan timur Iran sebagai markas mereka ini, mengecam pembantaian dan kekejaman kelompok bersenjata syiah Houthi terhadap rakyat muslim Yaman dengan dukungan Iran dan bekerjasama dengan Ali Abdullah Saleh.
Jaisyul Adel dalam pernyataannya yang dikutip oleh situs Saudi Sabq. berkata, “Sesungguhnya kejahatan Jamaah Houthi terhadap rakyat Yaman tidak lain perpanjangan kejahatan rezim Iran negara-negara Timur Tengah, terutama, Teluk. Dan sebelumnya kami bercita-cita untuk membentuk koalisi ini untuk menghentikan kejahatan Persia” tuturnya.



Bahwa bagaimanapun syi’ah itu, mereka akan terus bersikap brutal pada Ahlussunnah dan kita wajib melawan mereka!
Inilah pesan selengkapnya.
SABTU, 01 JUMADIL ULA 1436H / FEBRUARY 21, 2015
Iran (Panjimas.com)- Lewat video resmi yang dirilis oleh Al Faarouq Media, Syaikh Abu Al Ballouchi berpesan kepada Ahlussunnah diseluruh dunia terkhusus di Iran, bahwa bagaimanapun syi’ah itu, mereka akan terus bersikap brutal pada Ahlussunnah dan kita wajib melawan mereka!
Berikut pesan beliau !
Pesan Amir Anshar Al Furqan Iran
Syaikh Al Mujahid Abu Hafsh Al Ballouchi – Semoga Alloh Menjaganya-
Segala puji bagi Alloh, sang raja yang berkuasa, penolong orang-orang beriman dan yang menghinakan orang-orang kafir dan munafikin, semoga sholawat serta salam terlimpahkan kepada nabi yang diutus membawa rahmat bagi semesta alam dan pedang yang menebas leher musuh musuh islam, komandan kami Muhammad-Shollallohu ‘alaihi wa sallam-, sang komandan mujahidin, kepada keluarganya, dan para sahabat yang mulia lagi suci dan orang-orang yang mengikuti mereka hingga hari pembalasan. Alloh berfirman :
Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah dan Dien ini seluruhnya untuk Alloh (QS. Al Anfal : 39)
Kami dibarisan Anshar Al Furqan, kami berperang melawan pemerintahan Syi’ah Iran, kami memerangi rezim Dinejad, kami memerangi Khomaeni dan bala tentaranya guna meninggikan Kalimatulloh, kami senantiasa membela Dien kami, kami membela kehormatan para sahabat yang mulia, kami mempertahankan kehormatan bunda kami, Ummul Mukminin ‘Aisyah -Rodhiyallohu ‘anhaa- yang suci lagi terjaga.
Yaa.. Iran telah melampaui batas dan brutal atas Ahlussunnah, mereka membunuh kaum muslimin di Negeri 2 aliran sungai (Iraq), Syam, Lebanon, Yaman, Bahrain dan negeri lainnya, menggoyang keamanan negeri, mereka membinasakan Ahlussunnah di setiap tempat hingga (Iran) ingin sampai ke Makkah dan Madinah, semoga Alloh menjaga mereka (Ahlussunnah) dari makar (tipu daya) Rofidhoh dan kawan-kawan mereka dari Yahudi dan Nashrani.
Jika Iran berhenti mengintervensi,menargetkan saudara-saudara kami Ahlussunnah dan memberikan hak, kedudukan di Kementrian dan masjid Ahlussunnah di Tehran dan selain Tehran, memberikan sebagian besar ruang (posisi) kementrian bagi Ahlussunnah dan menyuplai hak duniawi Ahlussunnah, maka sama sekali kami tidak akan berhenti , kami di Anshar Al Furqan seiring melangsungkan serangan menargetkan Rafidhah, Itsna Asyari’ah, peperangan kami melawan mereka ialah peperangan dien, perang aqidah untuk menjunjung tinggi Kalimatulloh, mempertahankan kehormatan Ummul Mukminin ‘Aisyah -Rodhiyallohu ‘anha‘-,  ‘Aisyah seorang yang jujur lagi suci, seorang yang sangat cinta kepada Rosululloh Muhammad Shollalllohu ‘alaihi wa sallam, dan ayahnya Abu bakr Asshiddiq -Rodhiyallohu ‘anhu – seorang yang sangat cinta pada nabi sebagaimana sabda (Nabi), Kami memohon pada Alloh agar Ia mengumpulkan kami di surgaNya bersama Rosul -Shollallohu ‘alaihi wa sallam, bersama para sahabat yang mulia -Semoga Alloh meridhai mereka seluruhnya-.
Kami tengah berada di bawah payung perang melawan Rezim Shafawiy hingga mereka menjadi hina lagi kerdil -Biidznillah- dan Inilah sebuah pesan yang jelas bagi yang berada di kota maupun desa : ”Tidak akan kami menaruhkan senjata selagi rafidhah masih terus mencemooh pada sahabat mulia, terkhusus celaan atas bunda kami Ummul Mukminin ‘Aisyah Rodhiyallohu ‘anha, ‘Aisyah ikut serta bersama rosul dalam sebagian peperangan, ‘Aisyah ikut serta bersama nabi dalam sebagian pertempuran, dan INILAH.. INILAH (Inspirasi) bagi mereka (Ahlussunnah) yang masih duduk-duduk dari jihad, ia Ummul Mukminin, Ummur Rijaal, Ummul Mujahidin, dan bukan Ummul Munaafiqin, atau mereka yang tidak ikut (membelakang) dari urusan jihad yang mana mereka tidak memiliki Udzur selain Al kalam (ucapan) dan Julus (duduk-duduk) saja, kami akan bela kehormatan Ummul Mukminin, senjata kami mengarah menghantam rofidhoh hingga kami gugur (syahid) atau mereka menjadi hina lagi kerdil. [Nzal]
(nahimunkar.com)

DARI DALAM SINAGOG YAHUDI, PEJABAT IRAN MEMPROVOKASI UNTUK MENGHABISI SUNNI (YANG DISITILAHKAN DENGAN SALAFI WAHABI)!!

Gensyiah: Pejabat Iran untuk meluncurkan serangan tajam kepada ahlussunah yang dia sebut dengan istilah Salafi dan mengaitkannya dengan al- Qaeda dan Zionisme!!.
asisten presiden Iran untuk urusan etnis dan agama minoritas agama, Ali Yonsei , menyerang Salafi dengan menyebutnya sebagai kelompok ekstremis .
Anehnya , pejabat Iran ini meluncurkan serangan ini dari dalam sinagoga di Iran , di mana ia menegaskan hak orang Yahudi di Iran , menurut Arab Net . (dan memerangi sunni sampai 1 masjid pun tidak boleh bagi satu juta muslim sunni Teheran. Lihat:
http://www.gensyiah.com/video-resmi-republik-iran-melarang-pendirian-masjid-sunni-di-teheran-bukti-ke-8-tak-terbantahkan.html
http://www.gensyiah.com/bukti-ke-9-iran-melarang-pendirian-masjid-sunni-di-teheran.html)
pejabat Iran ini mengatakan bahwa Salafi wahabi adalah ancaman bagi bagi perdamaian internasional , dan semua orang harus menghaadapinya beserta al- Qaeda dan Zionisme!!
sebelumnya Banyak pejabat Iran telah menyerang Arab Saudi dan apa yang mereka sebut ” Wahhabi ” , dan dianggap sebagai ancaman paling serius terhadap negara mereka!!
(baca: http://www.gensyiah.com/issu-wahabi-dihembuskan-politikus-syiah.html
Beginilah, diantara kelicikan Syiah, selalu berbohong pura-pura anti zionis, padahal syiah adalah mitra dan sekutunya. Sebagaimana pura-pura anti amerika padahal amerika adalah sekutunya:
Baca: http://www.gensyiah.com/mitos-perseteruan-iran-amerika.html


Aparat Iran Larang Muslim Sunni Shalat Jumat

Pasukan keamanan Iran mencegah Muslim Sunni berkumpul untuk shalat Jumat di sela-sela Konferensi Persatuan Islam di Tehran. Konferensi dihadiri pemimpin Muslim Sunni dan Shiah dari seluruh dunia.

Mengutip sebuah situs di Iran, rudaw.net memberitakan pasukan keamanan memblokir semua jalan ke arah masjid kecil tempat Mawlawi Abdulhamid, seorang ulama Sunni terkemuka, dijadwalkan memimpin khotbah Jumat.

Abdulhamid dan ratusan ulama Sunni dan sarjana dari seluruh dunia berada di Tehran untuk Konferensi Persatuan Iran, yang diselenggarakan pemerintah Iran pekan lalu. Gambar yang dipublikasikan pemerintah Iran memperlihatkan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei berbicara dengan Abdulhamid.

Abdulhamid adalah imam terkemuka dan pengkhotbah masyarakat Sunni di Baloch, sebelah timur kota Zahidah.

Jalal Jalalizadeh, profesor Universitas Teheran dari etnis Kurdi dan mantan anggota parlemen dari Sanandaj, mengatakan semua jalan menuju masjid Sunni diblokir. Ia tidak bisa melewati blokade jalan, untuk menunaikan shalat Jumat.


Kepada situs Baloch, Jalalizadeh mengatakan pasukan keamanan memperingatan pengurus masjid Sunni, bahwa mereka tidak memiliki hak menyelenggarakan shalat Jumat pekan ini.

Ironisnya, larangan itu terjadi hanya dua hari setelah Presiden Hassan Rouhani menyerukan koeksistensi agama-agama di Iran.

"Kita harus mengajarkan anak-anak kita di sekolah-sekolah dasar untuk saling mengakui dan melihat agama lain dan cabang-cabangnya," ujar Rouhani dalam pidato di konferensi itu.

Dia juga mengatakan pihak berwenang juga harus menyebarkan pandangan ini di universitas, dan sekolah-sekolah agama.

Bukan lai pertama mayoritas Shiah mencegah Muslim Sunni berkumpul untuk shalat Jumat di masjidnya. Oktober lalu, puluhan agen keamanan mengepung masjid Sadeghiyeh di barat laut Tehran, salah satu masjid Sunni terpenting di Iran, untuk mencegah Muslim Sunni berkumpul untuk shalat Idul Adha.

Kelompok HAM di New York mendesak pemerintah Iran menanggalkan pembatasan-pembatasan Muslim Sunni berkumpul dan shalat berjamaah. Iran harus menjamin kebebasan beragama setiap pemeluk agama. http://dunia.inilah.com/read/detail/2169227/aparat-iran-larang-muslim-sunni-shalat-jumat#sthash.IKNyYJAK.dpuf




                                             https://hra-news.org/en/wp-content/uploads/2013/06/arrest.jpg
Pasukan keamanan Republik Syiah Iran menyerbu sebuah masjid Sunni pada hari Senin (28/7/14) selama Idul Fitri di Sanandaj, provinsi Kurdistan Iran.LansirSunniPrisonersIran.com pada 30 Juli 2014.
Masjid, yang terletak di kota Kani Kozaleh di Sandandaj, digerebek oleh aparat keamanan sementara jamaah sedang melaksanakan shalat Idul Fitri.
Ada laporan bahwa pasukan keamanan juga dikerahkan di bagian lain kota untuk mencegah Muslim Sunni melaksanakan sholat Ied di beberapa masjid Sunni di Sanandaj.
Komunitas Muslim Sunni dari Sandandaj, bersama dengan sebagian besar kaum Muslimin di dunia merayakan Idul Fitri pada hari Senin 28 Juli 2014. Sedangkan pihak berwenang Syiah Iran, yang alih-alih menyatakan bahwa Idul Fitri pada Selasa, 29 Juli 2014, tampak berniat mencegah Sunni Sanandaj merayakan Idul Fitri pada Senin.
                                                       http://www.mojahedin.org/images/2014/2014614111910337384111_Sanandaj-Prison-.jpg

Human Rights Watch (HRW) merilis pernyataan tahun lalu mendesak Iran untuk mengangkat pembatasan ibadah Sunni, setelah pasukan keamanan Iran mencegah Muslim Sunni dari melaksanakan shalat Idul Adha di beberapa bagian Teheran di Oktober 2013.
http://www.mojahedin.org/images/2014/2014614111910337384111_Sanandaj-Prison-.jpgSitus berita 'The Guardian' juga melaporkan bahwa muslim Sunni dilarang memegang sholat Ied di Teheran pada akhir Ramadhan tahun 2011 , dengan pasukan keamanan mereka mencegah jamaah Sunni memasuki gedung yang telah mereka sewa untuk melakukan shalat.
Artikel dari 'The Guardian' menyatakan bahwa "dalam beberapa dekade terakhir, pemerintah Iran telah menolak izin untuk membangun masjid Sunni di Teheran. Saat ini tidak ada masjid Sunni di ibukota, padahal ada beberapa gereja dan sinagog untuk populasi Kristen dan Yahudi yang jauh lebih kecil."

(Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)

Api Kebencian Majusi Persia yang Masih Berkobar

                                            
Berbicara mengenai kelompok sempalan syiah rafidhah maka yang paling -kelihatan- menonjol dari mereka adalah cinta yang berlebihan (ghuluw) terhadap ahlu bait Rasulullah shallallah ‘alaihi wasallam, khususnya ‘Ali bin Abu Thalib dan keturunannya Hasan dan Husein radhiallahu anhum, namun benarkah demikian adanya? Kemudian, mengapa mereka mencaci dan melaknat sahabat-sahabat yang lain khususnya Abu Bakar, Umar dan Ustman radhiyallah anhum jami’an? Benarkah itu semua hanya karena mereka merebut kekhalifahan dari tangan Ali dan keturunannya sebagaimana mereka tuduhkan?

Mari kita mundur sejenak ke belakang melihat pada sejarah, kemudian kita bertanya: Mengapa syiah banyak tersebar di Iran (Persia)?

Dahulu Persia adalah sebuah dinasti imperium yang kuat nan tangguh, sebanding dengan kekuatan imperium Romawi, bahkan keduanya berebut pengaruh dan kekuasaan di kawasan itu, tak jarang terjadi peperangan di antara keduanya, bahkan al-Quran pun mengabadikannya dalam surat ar-Ruum.

Persia dipimpin oleh para Kisra (raja-raja) dari keturunan keluarga Sassanid, orang-orang Persia majusi sangat mengkultuskan raja-raja mereka. Mereka percaya bahwa raja-raja mereka adalah pilihan langsung dari langit (Tuhan), sehingga pengagungan mereka kepada raja-raja mereka sangatlah berlebihan bahkan sampai kepada derajat ketuhanan.
Ketika sahabat Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu menjadi khalifah kedua, maka ekspansi jihad pun semakin meluas mencapai kekaisaran Persia hingga meruntuhkan kekaisaran ini. Kemudian diakhiri dengan terbunuhnya raja terakhir mereka bernama Yazdajird pada zaman Khalifah Ustman bin Affanradhiyallahu ‘anhu. Nah, inilah yang menyebabkan api kebencian kaum majusi Persia membara, hingga pada puncaknya Abu Lu’lu’ (orang syi’ah menyebutnya baba syuja’) berhasil membunuh khalifah Umar bin Khathab dengan cara yang keji. Ia menikam khalifah Umar bin Khattab saat mendirikan shalat Subuh beberapa kali, salah satunya mengenai perut bagian bawah beliau, dan inilah yang paling mematikan… Sampai di sini api kebencian kaum majusi belumlah padam, namun terus membara walaupun sebagian mereka telah masuk Islam.
Disebutkan dalam sejarah bahwa raja Yazdajird memiliki seorang putri yang menjadi tawanan kaum muslimin, ia bernama Syaharbanu, karena ia adalah putri raja maka kaum muslimin memuliakannya, kemudian menikahkannya dengan cucunda Rasulullah shallallah ‘alaihi wasallam Husain bin ‘Aliradhiallah ‘anhuma setelah ia masuk Islam dan menjadi muslimah yang baik. Syaharbanu meninggal setelah melahirkan seorang tabiin yang mulia yang kemudian dikenal sebagai seorang ahli ibadah ‘Ali zainal ‘Abidin bin Husain, semoga Allah merahmatinya.
Di sinilah orang-orang yahudi mendapatkan celah untuk menebar fitnah, maka banyaklah dari orang-orang Persia yang masuk ke dalam sekte syiah, karena adanya persatuan antara darah keturunan raja-raja mereka dengan keturunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dan ini mereka jadikan kedok untuk menebar kebencian pada sahabat-sahabat yang lain khususnya Umar bin khatthob, dengan kedok inilah mereka mencaci maki dan melaknat para sahabat, mereka menganggap bahwa keturunan Ali zainal Abidin lah yang berhak menjadi Khalifah/imam karena pada dirinya mengalir darah suci ibunya keturunan keluarga sassanid.
Jelaslah di sini bahwa kebencian mereka pada khalifah Abu Bakar, Umar dan Ustman bukan karena mereka merebut kekhalifahan dari Ali bin Abu Thalib, tapi karena mereka telah meruntuhkan kekuasaan raja-raja mereka yang selama ini mereka kultuskan dan agungkan, cinta ahlu bait hanyalah kedok untuk menutupi kebusukan yang ada dalam hati mereka, semoga Allah ta’ala menghancurkan mereka dan mengokohkan barisan Ahlusnnah waljama’ah, amin.
Sumber: buku as-syiah wasunnah karya Syaikh Ihsan Ilahi Zhohir, semoga Allah merahmatinya.