Thursday, August 24, 2017

Aqidah Menyerupai Mulhid Atheis, Mereka Yang Mengatakan Bahwa Dzat Alloh Tidak Bertempat (Ada Tanpa Bertempat).

1
Konsekuensi Perkataan bahwa Allah Tidak Berada di Arah Manapun (Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi)

oleh abuhurairohjakarty

بسم الله الرحمن الرحيم

BANTAHAN POKOK SUBHAT MEREKA YANG MENGATAKAN BAHWA DZAT ALLOH TIDAK BERTEMPAT
BAB : bahwa ALLOH azza wa jalla di  langit
dari Mu’awiyah bin Al-Hakam radhiyallahu ‘anhu, suatu saat Mu’awiyah mengadukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perihal dirinya yang memukul budak wanitanya karena marah. Mu’awiyah menceritakan perihalnya:
وَكَانَتْ لِى جَارِيَةٌ تَرْعَى غَنَمًا لِى قِبَلَ أُحُدٍ وَالْجَوَّانِيَّةِ فَاطَّلَعْتُ ذَاتَ يَوْمٍ فَإِذَا الذِّيبُ قَدْ ذَهَبَ بِشَاةٍ مِنْ غَنَمِهَا وَأَنَا رَجُلٌ مِنْ بَنِى آدَمَ آسَفُ كَمَا يَأْسَفُونَ لَكِنِّى صَكَكْتُهَا صَكَّةً فَأَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَعَظَّمَ ذَلِكَ عَلَىَّ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ أُعْتِقُهَا قَالَ « ائْتِنِى بِهَا ». فَأَتَيْتُهُ بِهَا فَقَالَ لَهَا « أَيْنَ اللَّهُ ». قَالَتْ فِى السَّمَاءِ. قَالَ « مَنْ أَنَا ». قَالَتْ أَنْتَ رَسُولُ اللَّهِ. قَالَ « أَعْتِقْهَا فَإِنَّهَا مُؤْمِنَةٌ »
“Dulu saya memiliki budak perempuan yang menggembala kambingku di arah Gunung Uhud dan Jawâniyyah. Dia pun pergi pada suatu hari, ternyata ada serigala yang membawa domba dari kambingnya. Dan, saya adalah seorang dari Bani Adam, saya pernah merasa menyesal sebagaimana mereka juga menyesal. Akan tetapi, saya pun memukulnya sekali. Aku pun mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun menganggap besar hal ini atasku. Aku pun mengatakan, ‘wahai Rasulullah, apakah saya harus membebaskannya?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, ‘Hadapkanlah dia kepadaku.’ Aku pun mendatangkannya di hadapan Rasulullah. Beliau pun bersabda, ‘Di mana Allah?’ Budak itu mengatakan, ‘Di langit.’ Beliau bertanya kembali, ‘Siapa saya?’ Dia menjawab, ‘Anda utusan Allah.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, ‘Bebaskanlah dia karena dia adalah seorang wanita mukmin.’” [H.R. Muslim, Abu Dawud, An-Nasa`i, Ahmad dan lainnya].