Sunday, May 1, 2016

Bantahan Terhadap Syi’ah Dan Ingkar Sunnah: Sejarah Pengumpulan Al-Qur’an. Fungsi-Fungsi As-Sunnah (Hadits) Dalam Kaitannya Dengan Al-Qur’an

Qur'an tua dari Kerajaan Riau - Lingga, Pulau Penyengat, Kepulauan Riau. Foto: Fadil Aziz / Alcibbum Photography

Bantahan Terhadap Syi’ah dan Ingkar Sunnah: Sejarah Pengumpulan al-Qur’an

Syi’ah dan Ingkar Sunnah
Sebagaimana kita ketahui, paham Syi’ah belakangan ini marak dibicarakan. Di Indonesia topik tentang Syi’ah selalu hangat dibicarakan, walau paham ini sebenarnya bukan paham baru, melainkan telah mulai berkembang sejak zaman Khalifah Ali bin Abi Thallib. Imam Syafii pun telah berfatwa, “jangan engkau shalat di belakang rafidhi”. Namun pergerakannya di Indonesia belakangan cukup agresif, baik di akar rumput sosial, maupun di tingkat elit politik sehingga meresahkan. Karenanya dibutuhkan dakwah dan pencerahan kepada masyarakat berkaitan kesesatan paham Syi’ah atau Syi’ah Rafidhah yang masuk ke Indonesia ini (Syi’ah yang ada saat ini adalah jenis Rafidhah).

Pemerintah Malaysia Ajak Rakyat Bantu Halau Paham Syiah ( Semoga Pemerintah Kita Menirunya )

Pemerintah Malaysia Ajak Rakyat Bantu Halau Paham Syiah
Dari kiri; Pakar Syiah di Jais, Dr Kamaludin Nurdin Marjuni, Ketua Aliansi Nasional Anti Syi'ah (ANNAS) Pusat - Indonesia, KH Athian Ali Dai, Ahli Pengkaji Syi'ah dari Selatan Thailand, Dr Ahmad Ehsan dan ahli Peneliti Syi'ah dari Malaysia, Abdullah Din alam "Seminar Antarabangsa Gerakan Syi'ah dan Kesannya Terhadap Dunia Islam (SGS16) di Dewan Canselor UKM, Bangi

Setiap individu harus membatasi diri sendiri dari terpengaruh dengan penyebaran ajaran Syiah. Demikian disampaikan Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri, Datuk Asyraf Wajdi Dusuki.
Menurutnya, meskipun fatwa larangan Syiah sudah dikeluarkan, penyebarannya masih sulit diblokir karena adaya keterbukaan di internet.