Sunday, May 10, 2015

Syi’ah di Malaysia

Malaysia merdeka sebagai sebuah negara yang menjadikan Islam a la Ahlu Sunnah wal-Jamaah sebagai agama resmi negara. Dengan   itu, negara berkepentingan memelihara dan melindungi agama Islam dari segala sesuatu yang berpotensi mengancam kesuciannya. Hal ini kemudian dituangkan dalam berbagai kebijakan dan perundangan  resmi negara.
Terkait masalah Syi’ah, awalnya, pemerintah Malaysia tampak kurang memberikan perhatian. Mungkin, karena jumlah dan aktivitasnya yang tidak begitu n mengusik ketenteraman kaum Muslim pada umumnya.  Namun dari catatan Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) —  lembaga resmi yang bertanggung jawab terhadap kemajuan Islam di Malaysia — Syi’ah telah mengalami perkembangan cukup signifikan. Menurut catatan ini, paling tidak di Malaysia terdapat tiga kelompok Syi’ah yang berkembang semenjak beberapa tahun yang lalu:
(1)Syi’ah Taiyibi Bohra. Kelompok ini berasal dari India dan dikenal di Malaysia dengan golongan yang memiliki Kedai Bombay. Kelompok yang berpusat di Lembah Kelang ini mempunyai tanah pekuburan dan masjidnya sendiri dan pengikutnya diperkirakan 200-400-an orang.
(2)Syi’ah Isma’iliyah Agha Khan. Kelompok yang dikenal dengan nama  Kedai Peerbhai ini bergerak di sekitar Lembah Kelang juga. Jumlah pengikutnya tidak diketahui dengan pasti, tetapi bilangannya lebih kecil dari kelompok Bohra.
(3)Syi’ah Ja’fariyah atau Imamiyah Itsna Asyariyah (Imam Dua Belas). Kelompok ini dipercayai mulai bertapak di Malaysia selepas Revolusi Iran tahun 1979. Pengaruh ajaran kelompok ini menular ke berbagai pelosok negara melalui bahan-bahan bacaan dan perorangan, baik yang berkunjung ke Iran atau yang datang dari Iran. Faham ini, kabarnya, semakin berkembang sejalan dengan semakin banyaknya mahasiswa asal Iran yang belajar di Malaysia.
Karena dinilai bertentangan dengan ajaran Ahlu Sunnah wal-Jamaah, pemerintah Malaysia menetapkan serangkaian kebijakan. Diantaranya, Enakmen Pentadbiran Perundangan Islam Negeri Selangor 1989,  berkenaan warta pengharaman Syi’ah.  Seksyen 31(1) dan Seksyen 32 Enakmen ini menyatakan: Mana-mana orang Islam adalah dilarang berpegang kepada ajaran-ajaran dan fahaman tersebut (Syi’ah), kerana ia bertentangan dengan pegangan AhliSunnah Wal Jamaah. Larangan ini meliputi: untuk mengajar, mengamalkan berpegang kepada atau menyebarkan ajaran-ajaran atau fahaman-fahaman yang terkandung di dalam ajaran dan fahaman Syi’ah kecuali untuk amalan individu itu sendiri.”
Ketetapan Negeri Selangor itu kemudian disusul dengan warta pengharaman Syi’ah, Seksyen 34 – Akta Pentadbiran Undang-Undang Islam (Wilayah – Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur), 1993, yang menetapkan bahwa:  “Semua umat Islam warga Negara ini (Malaysia) adalah tertakluk kepada undang-undang Islam dan Hukum syarak yang berasaskan pegangan kepada ajaran AhliSunnahWal-Jama’ah sahaja.
Setelah itu, masih disusul lagi dengan Keputusan Jawatan Kuasa (Komite) Fatwa Kebangsaan (Malaysia) pada tahun 1996, tentang pengharaman ajaran-ajaran selain Ahlu Sunnah wal-Jama’ah. Tapi, serangkaian peraturan resmi negara tersebut tidak membuat kaum Syiah di Malaysia menghentikan penyebaran ajarannya. Apalagi, berbagai iklim kebebasan yang dipicu perkembangan politik global, seringkali memaksa Negara-negara Muslim untuk memberikan kebebasan terhadap aliran dan paham apa pun. (lihat: Angel M. Rabasa, U.S. Strategy in the Muslim WorldAfter 9/11(California: RAND, 2004).
Di Malaysia,  kaum Syi’ah juga memanfaatkan iklim kebebasan itu untuk menyuarakan dan menyebarkan ajaran-ajaran mereka. Itu bisa dilihat dalam sejumlah penerbitan Syiah di Malaysia, seperti: (i)Meniti Titian Kebenaran (Menyingkap Kebenaran Ilahi); (ii) Inilah Khulafa Ar-Rasyidin; (iii)Akhirnya Ku Temui Kebenaran; (iv) Dialog Mengenai Islam dan Akidah Islam yang Sebenar; dan lain-lain.
Itu juga terlihat dari aktivitas-aktivitas keagamaan kaum Syi’ah, termasuk prosesi Asyura yang cukup menonjol, sehingga pada 2011 yang lalu JAIS (Jabatan Agama Islam Selangor) bersama dengan aparat keamanan PDRM (Polisi Di Raja Malaysia) menggerebek sebuah markaz Syi’ah di Taman Sri Gombak, Selangor, dan menahan semua anggota kelompok ini yang sedang memperingati sebuah hari penting bagi kaum Syiah.
Kasus ini akhirnya berkembang menjadi issu yang cukup serius, sampai Parlemen Malaysia akhirnya pada 9 Maret 2011 memanggil pejabat-pejabat tinggi negara yang terkait, seperti  Perdana Menteri, Wakil Perdana Menteri, dan Menteri di Jabatan Perdana Menteri untuk memberikan keterangan. Dalam penjelasannya, Menteri di Jabatan Perdana Menteri,  Dato’ Seri Jamil Khir, menyatakan, bahwa tindakan pemerintah terhadap Syiah mengacu pada keputusan Jawatan Kuasa Fatwa Kebangsaan pada 1996 dan undang-undang pengharaman Syiah sebelumnya.
Akhirnya Parlemen Malaysia menyetujui keputusan: (1) Menetapkan bahwa umat Islam di Malaysia hendaklah hanya mengikut ajaran Islam yang berasaskan pegangan Ahlu Sunnah wal- Jamaah dari segi akidah, syariah dan akhlak. (2) Bahwa ajaran Islam yang lain dari pada pegangan Ahlu Sunnah wal-Jamaah adalah bertentangan dengan Hukum Syara’ dan Undang-Undang Islam. Dengan demikian,  penyebaran ajaran yang lain dari pada pegangan Ahli Sunnah wal-Jamaah adalah dilarang.
Itulah keputusan Malaysia. Wallahu a’lam bil-shawab.


Alhamdulilah, Negeri Serumpun, Se-Aqidah "Ahlus Sunnah Waljamaah", Malaysia Bergabung Dengan Koalisi Teluk Memerangi Hutsy di Yaman !

Pemerintah Malaysia akhirnya mengirimkan pasukan militer untuk bergabung dengan koalisi teluk yang dipimpin arab saudi. Tentara Malaysia ini sudah mendarat di Arab saudi pada hari ini ahad 10 Mei 2015..
Rencana sebelumnya yang diumumkan oleh pemerintah Malaysia akhirnya terbukti juga dimana negara ini menjadi anggota ke 12 setelah Senegal dalam gabungan koalisi teluk.

Sebelumnya Senegal juga telah mengumumkan untuk mengirimkan sekitar 2.000 tentara mereka untuk membantu Arab Saudi dan Pemerintah Yaman yang Sah. Alasan lain yang membuat negara Afrika ini ikut andil adalah demi berpartisipasi dalam menjaga keamanan dua Tanah Haram yakni Makkah dan Madinah

                                        
http://www.sunnahcare.com/2015/05/malaysia-bergabung-dengan-koalisi-teluk.html
Malaysia Diam-Diam Kirim Pesawat Tempur Untuk Ikut Perangi Syiah Houthi di Yaman
Tanpa banyak pemberitaan di media, Malaysia ternyata telah menjadi negara Asia ke-12 yang mengirim kekuatan militernya untuk bergabung dengan koalisi anti-syiah  Houthi di Yaman.
Saudi Press Agencymemberitakan jet tempur Malaysia, Minggu (10/5), tiba di Riyadh dan siap melancarkan pemboman ke basis-basis pertahanan milisi syiah Houthi di sekujur Yaman.
Sebelumnya, Senegal mengirim 2.100 serdadu untuk memerangi Shiah Houthi jika Arab Saudi mengerahkan pasukan darat.
Kementerian Pertahanan Arab Saudi mengatakan pusat operasi koalisi sedang mempersiapkan penggabungan kekuatan militer Malaysia dan Senegal.
Jet-jet tempur Malaysia kemungkinan tidak akan terlibat dalam operasi pemboman sampai pekan depan, karena Arab Saudi dah milisisyiah  Houthi sepakat gencatan senjata kemanusiaan selama lima hari.
Koalisi Islam pimpinan Arab Saudi melancarkan pemboman terhadap kekuatan pemberontak syiah Houthi  dukungan Iran sejak 26 Maret. Sejauh ini serangan udara relatif sukses mencegah kejatuhan Aden, kota pelabuhan penting Yaman, ke tangan syiah Houthi.

Senegal Akan Kirim 2.100 Tentaranya Bergabung Dengan Koalisi Islam Untuk Hancurkan Pemberontak Houthi di Yaman
Senegal berkomitmen akan mengirim 2.100 tentaranya ke Arab Saudi sebagai bagian dari koalisi internasional memerangi pemberontak syiah Houthi di Yaman yang mengancam Mekkah dan Madinah. Presiden Senegal Macky Sall, mengatakan hal itu setelah kembali dari kunjungannya ke Arab Saudi bulan lalu.

“Koalisi internasional bertujuan untuk melindungi dan mengamankan tempat-tempat suci Islam, Madinah dan Mekkah,” kata Menteri Luar Negeri Senegal Mankeur Ndiaye (4/5).
“Presiden, telah memutuskan untuk merespons positif permintaan ini dengan mengerahkan kontingen dari 2.100 laki-laki di tanah suci Arab Saudi,” jelas Ndiaye.
Koalisi ingin mengembalikan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, termasuk delapan negara-negara Arab lain dan menerima dukungan logistik dari Amerika Serikat, Inggris dan Perancis.
Menteri Luar Negeri Arab Saudi menuturkan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin, kalau aliansi sedang mempertimbangkan untuk menghentikan serangan udara di daerah tertentu di Yaman untuk memungkinkan pasokan kemanusiaan. PBB menyebut kalau situasi kemanusiaan di Yaman telah putus asa setelah minggu pemboman.
Senegal sebelumnya mengerahkan pasukan ke Arab Saudi sebagai bagian dari aliansi pimpinan AS selama Perang Teluk melawan Irak, ketika 92 tentara yang tewas dalam kecelakaan 

sebuah pesawat transport Saudi pada tahun 1991.

tentaranya-bergabung-dengan-koalisi-islam-untuk-hancurkan-pemberontak-houthi-di-yaman.htm#.VU_Zgfmqqko

Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza” (جَزَاكُمُ اللهُ خَيْرًا كَثِيْرًا وَجَزَاكُمُ اللهُ اَحْسَنَ الْجَزَاء)

[ Negara-negara yang memiliki Ghirah Islam/Iman untuk melindungi Tempat Suci Mekkah dan Madinah. Mereka tidak Ridho Syiah Kufar Mengganggu/mendudukinya dan berkolaborasi dengan Iran karena kepentingan ekonomi ? ]

Kebohongan ( taqiyah ) Syi’ah Rafidhi dari Ayatullah Al-'Udhma, Menteri Luar Negeri, Presiden hingga Jendral-jendral di Garda revulusi “Tidak Terlibat Pembrontakan di Yaman” ternyata Terkuak ! Inilah Tipikal Syiah, Lebih Keji dari Yahudi !

Iran : Kami Sengaja Masuk ke Yaman dan Suriah untuk Melebarkan Ajaran Syiah

Salah satu pimpinan Garda Revolusi Iran, Mayjen Muhammad Ali Ja’fari menyebut bahwa negaranya memang sengaja masuk ke Suriah dan Yaman. Salah satu tujuan masuknya mereka adalah untuk memperkuat dan melebarkan pemahaman syiah ke dua negara tersebut. ( mengikuti jejak pendahulunya sejak abad 14 H untuk menghancurkan Makkah/Madinah.red lamurkha )
“Iran telah menyiapkan 100 ribu pasukan bersenjata untuk memberikan dukungan kepada pemerintah Suriah dan Revolusi Islam Iran, guna memerangi para pemberontak dan melebarkan sayap perjuangan,” kata Ja’fari dalam sebuah acara yang disiarkan televisi Iran,  Press TV.
Ja’fari menegaskan bahwa Barat begitu ketakutan dengan paham Syiah dan penyebarannya. Iran, menurutnya akan menjadi kekuatan yang lebih menakkutkan lagi jika berhasil menggabungkan negara-negara teluk seperti Suriah, Irak, Yaman dan Libanon [ Umat Islam yang Juga khawatir terhadap keganasan Agama Syiah ]
“Kaum muslimin akan bergabung dengan Iran, Suriah, Irak, Yaman dan Libanon,” tegasnya lagi. [ tidak mungkin Muslimin gabung dengan rafidhi syi'ah !! ]
Adapun Yaman, Ja’fari menegaskan bahwa intervensi negaranya bukanlah intervensi yang dilakukan secara langsung. Namun, Iran masuk ke Yaman melalui pergerakan kelompok pemberontak Hutsiyin, demikian seperti dikutip dari alarabiya, Jumat (8/5/2015) [ syiah gemar bersilat taqiyah ]
Pengakuan Ja’fari ini seolah menegaskan bahwa kasus-kasus yang kini terjadi di negara-negara Timur Tengah tak lepas dari campur tangan Iran. Bahwa semua negara yang disusupi oleh Iran mengalami kekacauan luar biasa, dan mengorbankan puluhan ribu warga negara yang dimaksud.

Jenderal Syiah Iran Akhirnya Akui Keterlibatan Mereka Di Yaman

Seorang pejabat tinggi militer Iran mengakui bahwa negaranya ikut membantu pemberontak Syiah Houthi dan sekutunya dalam menghadapi agresi militer Koalisi Negara Islam yang dipimpin Saudi dan sekutunya di Yaman.
Dalam wawancaranya dengan kantor berita Farsi Iran pada hari Minggu (26/04) kemarin, Jenderal Ali Hadmani mengakui bahwa negaranya ikut mendukung pemberontakan Syiah Houthi dengan menjadi penasehat militer dan memberikan sejumlah bantuan kepada meraka, tanpa mau menjelaskan apa bentuk bantuan tersebut.
“Kami mengumumkan secara terbuka dukungan dan bantuan kami kepada perlawanan Syiah Houthi di Yaman, sama seperti perlawanan Palestina, Lebanon, Irak dan Afghanistan,” ujar Jenderal Ali Hadmani.
Ini adalah konfirmasi pertama pemerintah Teheran mengenai keterlibatan mereka dalam konflik di Yaman, setelah sebelumnya Menlu Iran Javad Zarif membantahnya.
Menurut keterangan Menteri Luar Negeri Yaman, Riad Yassin, pada hari Minggu kemarin di ibukota London menyatakan bahwa sedikitnya Teheran telah melatih sekitar 1600 pemberontak Syiah Houthi sebelum memanasnya konflik di Aden pada bulan April lalu.
Info terkait :
Iran akan menguasai Timur Tengah melalui krisis Yaman

خطير.. أول حسينية شيعية تهاجم الملك سلمان وتشرح أحلام إيران في الشرق الأوسط
يرجى متابعة حسابنا على تويتر
https://twitter.com/Wa3iArabi
وزيارة الموقع الرسمي
http://www.wa3iarabi.com


Jawaban Syubhat Syiah : Tuduhan ahlussunnah waljama’ah telah membunuh Imam al-Husain ‘Alaihi Sallam.

                                                                            oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi

Syubhat: Kalian wahai Nawashib, wahai orang yang mengaku bahwa kalian adalah ahlussunnah waljama’ah, kalian telah membunuh Imam al-Husain ‘Alaihi Sallam.
Jawab: pertanyaan Anda ini merupakan satu kesempatan baik bagi kalangan awam kaum muslimin untuk mengetahui pokok agama kalian yang dibangun diatas dendam, serta ajakan perang. Setelah lebih dari 1300 tahun apa yang Anda inginkan? Apakah kalian ingin menuntut balas? Jika kalian ingin menuntut balas, maka dari siapa? Dan apakah karena tujuan ini Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan kita; yaitu menjadikan landasan ibadah kita adalah dendam bagi terbunuhnya al-Husain Radhiallahu ‘Anhu, lalu kita hidup dan mati diatasnya?
Sekalipun demikian telah tetap dalam kitab-kitab kalian, dalil-dalil yang menegaskan bahwa Syi’ah sendirilah yang telah membunuh al-Husain Radhiallahu ‘Anhu, dan saya tidak tahu apakah Anda mengetahuinya ataukah tidak?
Al-Husain berkata Radhiallahu ‘Anhu dalam do’anya atas syi’ahnya (pendukungnya) saat dia yakin bahwa mereka mengkhianatinya:
اَللَّهُمَّ إِنْ مَتَّعْتَهُمْ إِلَى حِيْنٍ فَفَرِّقْهُمْ فَرْقاً، وَاجْعَلْهُمْ طَرَائِقَ قِدَداً، وَلاَ تُرْضِ اْلوُلاَةَ عَنْهُمْ أَبَداً، فَإِنَّـهُمْ دَعَوْنَا لِيَنْصُرُوْنَا ثُمَّ عَدَوْا عَلَيْنَا فَقَتَلُوْنَا
“Ya Allah, jika Engkau memberikan kenikmatan kepada mereka hingga sautu waktu, maka cerai beraikanlah mereka menjadi berkelompok-kelompok, jadikanlah mereka jalan-jalan yang bermacam-macam, janganlah Engkau membuat para ulil amri ridha terhadap mereka selamanya, karena sesungguhnya mereka mengundang kami untuk menolong kami, kemudian mereka memusuhi kami dan membunuh kami.” (al-Irsyad lil Mufid (241))
Dia juga berdo’a atas mereka sekali lagi:
لكنكم استسرعتم إلى بيعتنا كطيرة الدّبا، وتـهافتم كتهافت الفراش، ثم نقضتموها، سفهاً وبعداً، وسحقاً لطواغيت هذه الأمة وبقية الأحزاب ونَبَذة الكتاب، ثم انتم هؤلاء تتخاذلون عنا وتقتلوننا، ألا لعنة الله على الظالمين
“Akan tetapi kalian tergesa-gesa kepada baiat kami seperti terbangnya belalang kecil, kalian serampangan (berjatuhan) seperti serampangannya kupu-kupu, kemudian kalian mencabut baiat itu; secara bodoh, jauh, lagi jauh (dari rahmat Allah) bagi thaghut umat ini, dan sisa kelompok-kelompok, serta orang-orang yang mencampakkan al-Qur`an. Kemudian kalian mengkhianati kami, dan membunuhi kami, ingat, laknat Allah atas orang-orang zhalim.” (al-Ihtijaj, at-Thabrusiy (2/24))
As-Sayyid Muhsin al-Amin berkata,
بَايَعَ الْحُسَيْنَ مِنْ أَهْلِ الْعِرَاقِ عِشْرُوْنَ أَلْفاً، غَدَرُوْا بِهِ وَخَرَجُوْا عَلَيْهِ وَبَيْعَتُهُ فِي أَعْنَاقِهِمْ، وَقَتَلُوْهُ
Teah berbaiat kepada ‘al-Husain sebanyak dua puluh ribu orang dari penduduk Iraq, kemudian mereka mengkhianatinya, lalu mereka keluar menentangnya sementara baiatnya masih ada pada leher-leher mereka, kemudian mereka membunuhnya.’ (A’yanus Syi’ah, Bagian pertama (34))
Imam Zainul ‘Abidin berkata kepada penduduk Kufah:
هَلْ تَعْلَمُوْنَ أَنَّكُمْ كَتَبْتُمْ إِلَى أَبِي وَخَدَعْتُمُوْهُ، وَأَعْطَيْتُمُوْهُ مِنْ أَنْفُسِكُمْ العَهْدَ وَالْمِيْثَاقَ ثُمَّ قَاتَلْتُمُوْهُ وَخَذَلْتُمُوْهُ؟ بِأَيِّ عَيْنٍ تَنْظُرُوْنَ إِلَى رَسُوْلِ الله صلى الله عليه وآله وَهُوَ يَقُوْلُ لَكُمْ : قَاتَلْتُمْ عِتْرَتِي وَانْتَهَكْتُمْ حُرْمَتِي، فَلَسْتُمْ مِنْ أُمَّتِي
“Apakah kalian tahu bahwa kalian telah menulis (surat) kepada bapakku, lalu kalian menipunya, dan kalian berikan perjanjian dan janji setia dari jiwa kalian kemudian kalian perangi dia dan kalian mengkhianatinya? Dengan mata mana kalian akan melihat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sementara beliau akan berkata kepada kalian, ‘Kalian telah memerangi keluargaku, kalian telah mencabik kehormatanku, maka kalian bukanlah termasuk umatku.” (al-Ihtijaj (2/32))
Dia juga berkata:
إن هؤلاء يبكون علينا فمن قتلنا غيرهم ؟!
“Sesungguhnya mereka menangisi kami, maka siapakah yang telah membunuh kami selain mereka sendiri?’ (al-Ihtijaj (2/29))
Fathimah as-Sughra berkata dalam pidatonya kepada penduduk Kufah:
يا أهل الكوفة، يا أهل الغدر والمكر والخيلاء، إنا أهل البيت ابتلانا الله بكم، وابتلاكم بنا فجعل بلاءنا حسناً. فكفرتمونا وكذبتمونا ورأيتم قتالنا حلالاً وأموالنا نـهباً. كما قتلتم جدنا بالأمس، وسيوفكم تقطر من دمائنا أهل البيت. تباً لكم ! فانتظروا اللعنة والعذاب فكأن قد حلّ بكم … ألا لعنة الله على الظالمين. تباً لكم يأهل الكوفة، كم قرأت لرسول الله صلى الله عليه وآله قبلكم، ثم غدرتم بأخيه علي بن أبي طالب وجدي، وبنيه وعترته الطيبين
“Wahai penduduk Kufah, wahai para pengkhianat, pembuat makar dan orang-orang sombong! Sesungguhnya kami ahlul bait, Allah menguji kami dengan kalian, dan Allah menguji kalian dengan kami. Maka Dia jadikan musibah kami sebagai sebuah kebaikan. Kemudian kalian mengkafirkan kami, mendustakan kami, dan kalian berpandangan bahwa membunuh kami adalah halal dan harta kami sebagai rampasan perang. Sebagaimana kalian telah membunuh kakek kami kemarin, dan pedang-pedang kalian telah meneteskan darah-darah kami ahlul bait. Celaka kalian! Maka tunggulah laknat dan adzab.. seakan-akan hal itu hampir datang menimpa kalian… ingat laknat Allah atas orang-orang zhalim. Celaka kalian wahai orang-orang Kufah. Betapa aku telah membaca untuk Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebelum kalian, kemudian kalian mengkhianati saudara beliau, Ali bin Abi Thalib, kakekku dan anak-anaknya dan seluruh keturunannya yang baik.” (al-Ihtijaj (2/28))
Zainab binti Amiril Mukminin berkata kepada penduduk Kufah:
أما بعد يا أهل الكوفة، يا أهل الختل والغدر والخذل. إنما مثلكم كمثل التي نقضت غزلها من بعد قوة أنكاثاً، هل فيكم إلا الصلف والعجب والشنف والكذب؟ أتبكون أخي؟ أجل والله فابكوا كثيراً واضحكوا قليلاً فقد ابليتم بِعارِها. وأنى ترخصون قتل سليل خاتم النبوة
“Amma ba’du, wahai penduduk Kufah, wahai para pengkhianat, sesungguhnya perumpamaan kalian seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali. Bukankah di tengah kalian tidak ada sesuatu melainkan pembualan, ujub, kebencian, dan kedustaan? Apakah kalian menangisi saudaraku? Baik, demi Allah, banyak menangislah kalian, dan sedikitlah tertawa, sungguh kalian diberi bencana dengan aibnya. Dan bagaimana kalian menjadikan murah pembunuhan keturunan penutup kenabian?” (al-Ihtijaj 2/29-30)
Inilah yang ditetapkan oleh sumber-sumber syi’ah sebelum selain mereka.!
Maka apakah Anda sekarang sudah tahu siapakah pembunuh al-Husain sebenarnya? Siapakah yang telah mengundangnya kemudian mengkhianatinya? Hakikat ini telah disaksikan oleh para ulama Syi’ah sendiri. Dan kami memaklumi Anda akan kebodohan Anda terhadap agama Syi’ah, karena keberadaan Anda yang termasuk orang-orang yang tertipu di dalamnya. Kami memohon kepada Allah hidayah bagi kami dan Anda.


Syubhat ( klaim ) Syiah Sebagai Kelompok Yang Benar, menganggap “ Khurasan ( keberadaan al-Mahdi ) adalah bagian dari Iran !

oleh: Mamduh Farhan al-Buhairi

Syubhat: Yang menguatkan bahwa syi’ah adalah kelompok yang benar adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa aalihi:
«إِذَا رَأَيْتُمُ الرَّايَاتِ السُّودَ خَرَجَتْ مِنْ قِبَلِ خُرَاسَانَ فَأْتُوهَا وَلَوْ حَبْوًا، فَإِنَّ فِيهَا خَلِيفَةَ اللَّهِ الْمَهْدِيَّ»
“Jika kalian melihat bendera-bendera hitam yang keluar dari arah Khurasan, maka datangilah ia sekalipun dengan merangkak, karena di dalamnya terdapat khalifah Allah, yaitu al-Mahdi.” Sedangkan penduduk Khurasan adalah penduduk Iran, hadits tersebut telah dishahihkan oleh ulama kalian; Imam Dzahabi dan Ibnul Qayyim.
Jawab: Percayalah kepada saya, kami di majalah Qiblati akan bersikukuh untuk memberikan sebuah hadiah sekalipun pada saat sulit kepada seorang syi’ah yang jujur. Telah tetap dengan dalil tersebut bahwa seorang syi’ah itu tidak akan menjadi seorang syi’ah kecuali saat dia menjadi pendusta, atau orang bodoh. Sesungguhnya riwayat yang telah Anda sebutkan dalam pertanyaan Anda tersebut tidak sah penisbatannya kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Saya berharap Anda menjadi seorang yang jujur saat Anda menyebutkan para ulama tersebut saat menyebut hadits itu dalam kitab-kitab mereka, mereka menyebut hadits itu dari sisi bahwa hadits itu tidak shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan bukan seperti yang Anda inginkan untuk membuat kerancuan atas manusia.
Imam adz-Dzahabi berpendapat bahwa itu adalah hadits mungkar, saat beliau menyebutkan hadits tersebut dalam Siyar al-‘A’lam (6/132) dia berkata, ‘Ahmad bin Hanbal berkata, ‘Haditsnya (perawi) dalam (hadits) rayah (bendera-bendera) tidak bernilai sesuatupun.”
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah dalam al-Manarul Munif (150) berkata, ‘Dalam sanadnya terdapat Yazid bin Abi Ziyad, dia adalah seorang yang buruk hafalannya, kacau pada akhir usianya, dan memalsu uang.’
Maka bagaimana Anda mengklaim bahwa adz-Dzahabiy dan Ibnul Qayyim telah menshahihkan hadits tersebut?
Kemudian siapa yang telah berkata kepada Anda bahwa negeri Khurasan dalam riwayat ini yang dimaksud adalah Iran?
Negeri Khurasan dalam sejarah masa lalu terbentuk dari sejumlah kota, yaitu, Naisabur, Herat, Merw, dan Balkh. Dan tidak ada hubungan yang menggabungkan negeri Persia dan Khurasan. Negeri Persia memiliki batas-batas yang telah diketahui sekalipun bagian utara dari negeri Khurasan masuk dalam batas Iran saat ini. akan tetapi Khurasan secara umum ada pada Negara Turkmenistan, dan Afghanistan. Bolehlah Anda kembali kepada at-Thobari dalam kitabnya Tarikhul Ummam wal Muluk, dan itu merupakan kitab sejarah terpenting yang menetapkan wilayah dan negeri-negeri agar Anda mengetahui hakikatnya.
Saya akan memberikan kepada Anda sebuah dalil kuat yang menetapkan bahwa negeri Khurasan bukanlah Persia. Yaitu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut Negeri Persia secara jelas dalam hadits:
تَغْزُونَ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ
“Kalian akan memerangi Persia, lalu Allah menundukkannya.” (HR. Ahmad)
Maka hadits ini menunjukkan bahwa Negeri Persia adalah Negara lain, dan Khurasan adalah negeri lain lagi yang berbeda. Saya memohon hidayah kepada Allah untuk kami dan Anda.



Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas 

Salah satu tanda Kiamat yang besar adalah munculnya Imam Mahdi. Ahlus Sunnah memahami Imam Mahdi sebagai berikut: [1]

Di akhir zaman akan muncul seorang laki-laki dari Ahlul Bait. Allah memberi kekuatan kepada agama Islam dengannya. Dia memerintah selama 7 tahun, memenuhi dunia dengan keadilan setelah (sebelumnya) dipenuhi oleh kezhaliman dan kezhaliman. Ummat di zamannya akan diberikan kenikmatan yang belum pernah diberikan kepada selainnya. Bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhannya, langit menurunkan hujan, dan dilimpahkan harta yang banyak.

Orang ini mempunyai nama seperti nama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Jadi, namanya Muhammad atau Ahmad bin ‘Abdullah. Dia dari keturunan Fathimah binti Muhammad dari anaknya Hasan bin ‘Ali Radhiyallahu anhum. Di antara ciri-ciri fisiknya adalah lebar dahinya, dan mancung hidungnya.

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Al-Mahdi akan muncul dari arah timur, bukan dari Sirdab Samira’ sebagaimana yang disangka oleh kaum Syi’ah (Rafidhah). Mereka menunggu sampai sekarang, padahal persangkaan mereka itu adalah igauan semata, pemikiran yang sangat lemah dan gila yang dimasukkan oleh syaithan. Persangkaan mereka tidak mempunyai alasan baik dari Al-Qur-an maupun As-Sunnah, bahkan tidak sesuai dengan akal yang sehat.”[2]

Di antara dalil dari Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang shahih tentang munculnya al-Mahdi adalah:

Sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam :

يَخْرُجُ فِي آخِرِ أُمَّتِي الْمَهْدِيُّ، يُسْقِيْهِ اللهُ الْغَيْثَ، وَتُخْرِجُ اْلأَرْضُ نَبَاتَهاَ، وَيُعْطِى الْمَالَ صِحَاحًا، وَتَكْثُرُ الْمَاشِيَةُ، وَتَعْظُمُ اْلأُمَّةُ، يَعِيْشُ سَبْعاً أَوْ ثَمَانِيًا.

“Al-Mahdi akan keluar di akhir kehidupan umatku, Allah akan menurunkan hujan kepadanya sehingga, bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, diberikan kepadanya harta yang melimpah, semakin banyak binatang ternak, dan pada saat itu ummat semakin mulia, dan ia memerintah selama 7 atau 8 tahun.” [3]

Juga sabda beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam:

اَلْمَهْدِيُّ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ، يُصْلِحُهُ اللهُ فِيْ لَيْلَةٍ.

“Al-Mahdi berasal dari Ahlul Bait, Allah memperbaikinya dalam satu malam.” [4]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

اَلْمَهْدِيُّ مِنْ عِتْرَتِي، مِنْ وَلَدِ فَاطِمَةَ.

“Al-Mahdi berasal dari keturunanku, dari anak Fathimah.” [5]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَ تَذْهَبُ الدُّنْيَا أَوْ لاَ تَنْقَضِي الدُّنْيَا حَتَّى يَمْلِكَ الْعَرَبَ رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ بَيْتِيْ يُوَاطِىءُ اِسْمُهُ اسْمِيْ.

“Tidak akan lenyap atau tidak akan sirna dunia ini, hingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang laki-laki dari keturunanku, yang namanya sama seperti namaku.” [6]

Dalam riwayat yang lain disebutkan: “...Dan nama ayahnya seperti nama ayahku.” [7]

كَيْفَ أَنْتُمْ إِذَا نَزَلَ ابْنُ مَرْيَمَ فِيْكُمْ، وَإِمَامُكُمْ مِنْكُمْ؟

“Bagaimana dengan kalian, apabila Nabi ‘Isa bin Maryam turun kepada kalian, sedangkan imam kalian dari kalangan kalian sendiri.” [8]

Hadits ini menunjukkan bahwa Imam Mahdi adalah sebagai Imam kaum Muslimin pada waktu itu, termasuk Nabi ‘Isa Alaihissallam bermakmum kepadanya.

Hadits-hadits tentang Imam Mahdi mutawatir. [9]

[Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, Po Box 7803/JACC 13340A Jakarta, Cetakan Ketiga 1427H/Juni 2006M]
_______
Footnote
[1]. Lihat keterangan lebih lengkap di an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim oleh Ibnu Katsir, Asyraathus Saa’ah (hal. 249-273) oleh Dr. Yusuf bin ‘Abdillah al-Wabil.
[2]. Lihat an-Nihaayah fil Fitan wal Malaahim (hal. 26) oleh Ibnu Katsir.
[3]. HR. Al-Hakim (IV/557-558), dikatakan bahwa hadits ini shahih disepakati oleh Dzahabi, dari Sahabat Abi Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu. Lihat Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 711).
[4]. HR. Ibnu Majah (no. 4085), Ahmad (I/84), dari Sahabat ‘Ali Radhiyallahu anhu. Hadits ini di-shahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam Tahqiiq Musnad Imaam Ahmad (no. 645) dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (no. 2371).
[5]. HR. Abu Dawud (no. 4284), Ibnu Majah (no. 4086), al-Hakim (IV/557), dari Ummu Salamah x. Lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir (no. 6734).
[6]. HR. At-Tirmidzi (no. 2230), Abu Dawud (no. 4282) dan Ahmad (I/377, 430) dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu, dan lafazh ini milik Ahmad. Dikatakan shahih menurut Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Ahmad (no. 3573).
[7]. Lihat Shahiihul Jaami’ ash-Shaghiir (no. 5304) dan Asyraathus Saa’ah (hal. 256).
[8]. HR. Al-Bukhari (no. 3449) dan Muslim (no. 155 (244)), dari Sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu
[9]. Lihat Asyraathus Saa’ah oleh Dr. Yusuf bin ‘Abdillah al-Wabil (hal. 259-265).