Tuesday, March 24, 2015

KH. Idrus Ramli: Debat dengan Syi'ah Tak Perlu Pakai Ilmu, Cukup Pakai Dengkul

BOGOR (al-Hisbah) - Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) adalah akidah Umat Islam Indonesia sejak datangnya Islam ke nusantara ini. Sedangkan kafir Syi'ah laknatullah 'alaihim (In syaa Allah) datangnya belakangan, mereka datang ke Indonesia kerjasama dengan penjajah kafir salibis Belanda laknatullah 'alaihim (In syaa Allah).

Demikian dikatakan KH Idrus Ramli Hafidzahullah (In syaa Allah), Dewan Pakar ASWAJA Center PWNU Jawa Timur, dalam ceramahnya dihadapan ribuan Umat Islam dalam Tabligh Akbar bertajuk “Umat Islam Bersatu Kokohkan Aswaja” di Aula Masjid az-zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Ahad (22/2/2015).

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Idrus Hafidzahullah (In syaa Allah) bercerita pengalamannya berdebat dengan kafir Syi'ah di berbagai forum, dan beliau Hafidzahullah (In syaa Allah) berkesimpulan bahwa bahwa anak-anak TK (Ahlussunah) itu lebih pintar dari ulama Syiah.

"Tak percaya? Coba tanya anak-anak TK berapa orang jumlah putra-putri Rasulullah, lalu tanya Syi'ah berapa putra-putri Rasulullah,", ungkap Kiai Idrus Hafidzahullah (In syaa Allah).

"Kata Syi'ah, bahwa anak Rasulullah hanya satu yaitu Siti Fatimah, sementara Zaenab, Rukoyyah, dan Ummu Kultsum terutama istri Khalifah Utsman adalah anak tiri," ujar beliauHafidzahullah (In syaa Allah) disambut tawa hadirin.

Dalam banyak pengalaman debatnya, Kiai Idrus Hafidzahullah (In syaa Allah) mengungkapkan bahwa orang kafir Syi'ah kadang tidak bisa menjawab pertanyaa beliau Hafidzahullah (In syaa Allah). Karenanya beliau Hafidzahullah (In syaa Allah) berkesimpulan, berdebat dengan kafir Syi'ah tak perlu pakai ilmu, "Cukup pakai dengkul, karena Syi'ah tak punya otak."



Selain itu, Pengasuh Pondok Pesantren al-Hujjah Jember Hafidzahullah (In syaa Allah) ini juga mengungkapkan bahwa salah satu kesesatan kelompok kafir Syi'ah ialah menganggap al-Qur'an yang ada sekarang ini palsu, dua pertiganya dihilangkan para Sahabat Radhiyallahu 'Anhuma. Dan beliau Hafidzahullah (In syaa Allah) pun melontarkan bantahan atas klaim mukaffarahtersebut.

"Al-Quran itu tidak bisa dipalsukan, saat kegiatan tadarusan apabila ada yang baca al-Qur'an keliru, panjang dibaca pendek dan pendek dibaca panjang itu bisa ketahuan, jadi al-Qur'an dipalsukan satu harkat saja tidak bisa. Jika sekarang saja tidak bisa apalagi dulu, kenapa? karena al-Qur'an diturunkan oleh Allah yang maha terpuji, dan Dia yang menjaganya," tandas Kiai Idrus Hafidzahullah (In syaa Allah). 

Kepala CIA John Brennan : Milisi Syi'ah Ancaman Masa Depan Timur Tengah ( Bukan ISIS ! )

Dua orang pejabat Amerika di pemerintahan Presiden Barack Obama, yaitu mantan Direktur CIA dan Komandan Pasukan Amerika di Irak Jenderal David Petraeus dan Direktur CIA, menegaskan bahwa ancaman keamanan dan stabilitas Irak, bukan ISIS tapi milisi-milisi Syi’ah, ungkap mereka.
Amerika yang secara diam-diam melakukan  kerjasama dengan dalam menghadapi ISIS, mulai menyadari kemungkinan jika Irak jatuh ke tangan Teheran. Di mana dalam perang melawan ISIS sekarang ini, milisi-milisi Syi’ah terlibat secara langsung. Bahkan, seorang jenderal Iran, Qassem Sulaimani berada di gar is depan bersama milisi  Syi’ah, menghadapi ISIS. Sulaimani mengatur strategi dalam memenangkan perang melawan ISIS.
Amerika yang melakukan kontak-kontak rahasia  denga para pemimpin Iran, termasuk Ayatullah Ali Khamenei, dan pemimpin tertinggi Syi’ah Iran itu, melakukan ‘barter’ dengan Amerika, yaitu Iran akan mendukung Amerika dalam perang melawan ISIS, sedangkan Amerika mendukung Iran dalam membangun arsenal nuklir di negeri para mullah itu.
Jika  ISIS dikalahkan dan dimusnahkan dari wilayah-wilayah Sunni di Irak, tidak berarti itu akan menjamin adanya stabilitas politik, termasuk kepentingan Amerika di negara-negara Teluk yang kaya minyak. Di mana 40 persen minyak dari negara-negara Teluk, termasuk Irak di ekport ke Barat melalui selat Hormuz yang akan dikontrol oleh Iran.
 Ini artinya posisi Iran sangat kuat dalam percaturan regional di kawasan  Timur Tengah, dan mengontrol seluruh pasokan minyak ke Barat. Masalahnya, secara geostrategic politik, bukan  hanya negara-negara Barat yang terancam secara ekonomi, terkait dengan pasokan minyak, tapi negara-negara Arab Teluk dan Timur Tengah semakin terancam.
 Iran yang secara geopolitik menguasai kawasan  luas dengna ditopang  ekonomi minya, ditambah dengan  kekuatan  milisi di setiap negara, seperti Lebanon, Suriah, Irak, Iran, dan Yaman ini akan menjadi mimpin buruk bagi para penguasa Arab. Ditambah lagi , Iran akan memiliki arsenal nuklir, bersamaan dengan tercapainya persetujuan nuklir antara Iran dengan fihak Barat, khususnya Amerika.
Amerika menganggap ISIS sudah selesai. Seperti dikemukakan oleh dua orang pejabat CIA, David Petraeus dan John Brennan, sekarang yang menjadi ancaman stabilitas terhadap Irak dan Timur Tengah atau Dunia Arab, bukanlah ISIS, justru milisi Syi’ah yang sudah bercokol di setiap negara Arab dengan militansi yang sangat tinggi, dan ditopang senjata dari Iran.
Iran dengan agresif terus melakukan ekspansi ideologi Syiah ke seluruh kawasan Arab dan Timur Tengah dengan ditopanng oleh kekuatan senjata, milisi, ahli  strategi militer untuk menguasai wilayah yang luas, seluruh Timur Tengah. Inilah yang akan menjadi malapetaka  bagi Dunia Islam.
Skenario ini dimulai oleh Amerika dengan melakukan  invasi ke Irak, dan menjatuhkan Saddam Husien.  Di mana dampaknya tampilnya kekuasaan Syi’ah di seluruh dunia Arab. Wallahu’alam.