Sunday, March 15, 2015

[ Siapa akan menyusul "hasan syahatah" ] mengapa pencaci sahabat dan istri rasul itu dibunuh !!!

kenapa di Indonesia "model hasan syahatah" dibiarkan bebas dan lebih beringas ?
http://www.gensyiah.com/mengapa-pencaci-sahabat-dan-istri-rasul-itu-dibunuh.html
3 July 2013
                                                                                                     
                                Hasil gambar untuk ‫حسن شحاتة الشيعى‬‎
                           
                             
                                   
                               
INI FOTO-FOTO HASAN SYAHATAH sang pencaci sahabat nabi- SAAT HIDUP SOMBONG
                                               
                                 

mungkin anda ada yang bertanya-tanya, mengapa warga mesir tega membunuh hasan syahatah dengan ramai-ramai ? hasan syahatah itu dulunya sunni lalu gara-gara dia mempelajari perselisihan antara muawiyah dan khalifah ali  dia menyalahkan muawiyah lalu berkembang menjadi melaknatnya. Maka orang-orang mesir pun membencinya dan memusuhinya, lalu dia lari ke Iran dan tinggal di Qom namun dia di sana juga tidak mendapatkan tempat, akhirnya lari ke Kuwait. Setelah itu dia pulang ke mesir. Saat pulang dia ditangkap dan dijebloskan penjara. Pada saat revolusi dia ikut kabur dari penjara, lalu bergabung dengan Yasir Habib sang pencaci sahabat dan istri nabi -Shalallahu alaihi wasalam- asal Kuwait yang tinggal di London- dan meneruskan caci makiannya melalui tv Fadak. Pada saat suasana Mesir melakukan normalisasi hubungan dengan iran, lalu suasana berubah menjadi kacau, dan banyak kaum skularis, munafik, orang-orang husni Mubarak dan syiah mau menggulingkan presiden Mursi pada tanggal 30 juni 2013, Hasan Syahatah – yang menghujat dan mencaci maki istri rasulullah -Shalallahu alaihi wasalam- ibu bagi kaum mukmin dan juga mencaci maki para sahabat besar, sepuluh orang ahli syurga termasuk khulafaurrasyidin yang empat itu – datang ke mesir. Setelah warga mencium keberadaan hasan syahatah di salah satu rumah, yang sedang merayakan ritual syiah, warga mendatangi rumah tersebut. Tadinya warga meminta agar hasan syahatah dan pengikutnya mau keluar dan pergi dari desa tersebut secara baik-baik, namun warga dikejutkan dengan serangan yang dilakukan oleh orang-orang syiah dari dalam rumah, maka warga melawan dan mengeroyok mereka hingga hasan syahatah sang pencaci sahabat dan istri nabi itu tewas mengenaskan beserta 2 saudara kandungnya: syahatah dan Ibrahim, dan satu orang pengikutnya.

Anda bisa melihat nasib akhir yang hina bagi orang yang mulutnya busuk dan kotor, yang menjadikan kebencian kepada sahabat dan istri rasul sebagai akidahnya dan mencaci mereka sebagai wiridannya. Allah mengirim kepada mereka orang-orang yang menghinakannya di dunia sebelum di akhirat ditunggu oleh adzab yang pedih selamanya. Naudzubillah.

diantara ucapan hasan syahatah yang terkenal dalam mencaci maki dan menghina manusia pilihan dalam islam adalah:

1. dia menghina sayyidah aisyah yang disebut oleh nabi -shalallahu alaihi wa salam- dengan panggilan humaira (wanita cantik yang pipinya putih kemerehan) itu dengan mengatakan bahwa humaira itu sebenarnya adalah berasal dari himarah yang artinya keledai!

2. dia melaknat khulafaurrasyidin dan sepuluh ahli surga dengan mengatakan:

“ya allah laknatlah mereka dan sepuluh orang mereka ucapan ini dia ulang-ulang. semoga tidak ada di indonesia yang hina seperti ini. jika ada maka semoga dihinakan oleh allah. semoga kita dilindungi oleh allah dari kehinaan ini yaitu murtad (meninggalkan islam dan sunnah- ikut syiah rafidhah) lalu mati mengenaskan, dan akhirat yang jelas akan bermusuhan dengan rasulullah i !


Keluarga dan orang kampung bersyukur hasan syahatah mati!
4 July 2013 

GenSyiah: Kematian dedengkot Syiah Mesir Hasan Syahatah dalam sebuah amuk massa ternyata disambut gembira keluarga dan tetangga Hasan Syahatah. Saat mendengar pengumuman kematian Hasan Syahatah yang sering mencaci maki para Shahabat Rasulullah dan Ummul Mukminin, mereka menegaskan tidak akan menguburkan jenazahnya di pemakaman Muslimin dan tidak menyaksikan jenazahnya,
Muhammad Muhammad Syahatah, kakak kandung dari Hasan Syahatah, mengatakan setelah mengetahui kabar kematian adiknya bahwa ia merasa lega. Ia tidak menerima belasungkawa dari seorangpun. Muhammad menegaskan, ia dan keluarga berlepas diri sepenuhnya dari saudara-saudaranya Syiah yang tewas. Ia juga menyebutkan bahwa ada lagi saudaranya yang Syiah, Ismail Muhammad Syahatah. Keponakan dari Muhammad Syahatah, Musthafa Al-Mahmudi, mengatakan bahwa jenazah mereka berempat akan dimakamkan di Kairo.
Mr Ad-Didamuni, seorang pegawai dan warga Herbith, mengatakan bahwa Hasan Syahatah memulai kegiatannya menyebarkan pemikiran Syiah di desa tersebut sejak tahun 90an. Ia mencoba mendirikan Husainiyyah di rumahnya.
Sementara warga lain, Jamal Dhalam, juga memberikan komentar bahwa setelah mendengar kabar kematian Hasan dan saudaranya Ibrahim yang berusia 55 tahun, para warga merasa lega. Jamal menegaskan, kalau saja hal itu terjadi di desa Herbit, maka warga Desa pun akan membunuhnya.
Alangkah baiknya mereka dilempar ke tengah-tengah gurun biar dimakan serigala atau dibuang ke laut biar dimakan ikan ujar Syakir Dhalam yang menolak pemakamannya di kompleks Muslimin.

Jumat, 07 November 2014 , 14:24:00

ISU penghinaan agama memang sedang menghangat di Pakistan. Beberapa waktu lalu, pasangan penganut Kristiani tewas dimassa lantaran dituduh menghina agama Muslim. Rabu (5/11) lalu, giliran seorang tahanan dihabisi polisi dengan menggunakan kapak lantaran menghina para sahabat nabi.  Pria bernasib nahas itu adalah Tufail Haider. Pria 50 tahun tersebut ditahan di rutan kantor polisi Civil Lines, sebelah timur kota Gujarat, Pakistan.  Informasinya, Haider adalah penganut Islam Syah yang minoritas di Pakistan. Dia ditangkap kemudian dijebloskan ke dalam tahanan lantaran melakukan penghinaan kepada beberapa sahabat Nabi Muhammad.  “Saat ditahan, Haider terus menerus melontarkan komentar yang merendahkan sahabat nabi dan melecehkan polisi. Dia tampak mengalami ketidakseimbangan mental,” kata Ali Raza, seorang petugas jaga kepada AFP.  Ternyata omelan Haider memancing emosi Asisten Sub-Inspektur Polisi Faraz Naveed, 36, yang bertugas di kantor polisi itu. Naveed pun mendatangi Haider di dalam tahanan sambil menenteng kapak.  Tanpa basa-basi Naveed menghabisi Haider dengan kapaknya. “Kini Naveed sudah ditangkap atas pembunuhan itu dan proses hukumnya sudah berlangsung,” tambah Ali. (AFP/mas) 

Tokoh Syiah Saudi Namer al Namir divonis mati menghina para sahabat Nabi, mengkafirkan Abu Bakar dan Umar karena dianggap merampok khilafah dari Ali, Muawiyyah memerangi Ali, menuduh umar menyeret Ali, mematahkan tulang rusuk sayyidah Fatimah, meyakini abu bakar, umar, usman, aisyah, muawiyah di neraka.


Saudi Rancang Hukuman Mati Untuk Penghina Islam
Senin, 26 Sya`ban 1433

Arab Saudi sedang mempelajari peraturan baru untuk mengkriminalisasi penghina Islam, termasuk di media sosial, dan hukum bisa menjatuhkan sanksi berat, lansir saudipaper, Minggu. Ide Peraturan tersebut datang lima bulan setelah seorang blogger Saudi dan kolumnis Hamza Kashgari, 23, ditangkap karena menge-tweet komentar yang dianggap menghina Nabi Muhammad. Kashgari mengatakan ada hal-hal yang disukai dan tidak disukai tentang Nabi Muhammad. “Dalam dua bulan ke depan Dewan Syura akan mengungkapkan hasil penelitian mengenai peraturan untuk memerangi kritik terhadap prinsip dasar syariah Islam,” kata sumber tanpa nama dengan informasi dari hal al-Watan, menambahkan bahwa mungkin ada “sanksi berat” bagi pelanggar. Penghina yang diberikan sanksi di bawah hukum mencakup penghina Nabi, ulama terdahulu dan ulama saat ini, katanya. “Regulasi sangat penting pada saat ini, karena pelanggaran melalui jaringan sosial di internet telah diamati dalam beberapa bulan terakhir,” kata sumber. Arab Saudi mengikuti mazhab hukum Islam Sunni. Penghujatan dapat dihukum dengan kematian. Seorang juru bicara dari Dewan Syura, yang ditunjuk pemerintah sebagai badan konsultatif, tidak menanggapi permintaan untuk memberikan komentar. Kashgari melarikan diri pada Februari, beberapa hari setelah posting twitter-nya, namun kemudian ditangkap oleh polisi di perjalanan Malaysia ke Selandia Baru. Meskipun menyatakan pertobatan, ia dideportasi kembali ke Arab Saudi dan ditahan polisi untuk menghadapi pengadilan.

Kapan Indonesia menyusul ?

Beberapa Hukuman Yang Layak Bagi Penghina Sahabat.

A. Di Ta’zir
  Para jumhur ulama sepakat, bahwa hukuman yang pantas buat seseorang yang menghina sahabat-sahabat Nabi Muhammad, baik yang dihina itu satu sahabat atau sebagian tertentu, maka hukumnya di ta’zir. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Qadhi Iyadh: Bahwa jamhur ulama berpendapat, orang yang menghina sahabat Nabi diberi hukuman Ta`zir (harus didera menurut kebijaksanaan hakim Islam). Hal ini tentunya penghinanan yang ringan, tidak sampai mencacat pada aspek agama dan 'adalahnya, seperti: bahil, penakut, ilmunya sedikit, tidak zuhud, dsbمن سبهم سبا لا يقدح في عدالتهم ولا دينهم مثل وصف بعضهم بالبخل او الجبن او قلة العلم او عدم
الزهد ونحو ذلك هو الذي يستحق التاءديب والتعزير.فمن سبهم سبا يقدح في عدالتهم ودينهم فيحكم بكفرهم عند اهل العلم

B. Di Bunuh
Selain ada yang menghukumi di ta’zir, sebagaimana pendapat jumhur ulama. Akan tetapi sebagian ulama Malikiyyah berpendapat: bahwa orang yang menghina sahabat Nabi, hukumnya wajib dibunuh. Begitu juga pendapat Ibnu Taimiyyah, واحق بالقتال من الخوارج.sedangkan sebagian ulama Syafi`iyyah mengkhusukan, hukum pembunuhan dilaksanakan oleh orang-orang yang hanya menghina Abu Bakar, Umar, Hasan dan Husein saja.
Qadhi Husein menceritakan dalam masalah ini dengan dua hukum, sementara Imam As-Subki lebih mengkuatkan hukuman pembunuhan terhadap orang yang mengkafirkan Abu Bakar dan Umar, demikian juga orang-orang yang mengkafirkan terhadap sahabat-sahabat yang telah Rasul jelaskan didalam hadis yang mutawattir sebagai ahli surga, karena dipandang telah mendustakan Nabi Saw.

C. Kafir-Zindiq-Murtad
Sebagian besar ulama juga berpendapat kafir اجماع الاءمة على تكفير من كفر سادات الصحابةsebagaimana Imam Abu Zur'ah al-Raazi, mengatakan: "Apabila engkau melihat seseorang mencaci maki seseorang dari sahabat Rasulullah Saw, maka ketahuilah bahwa orang itu ialah Zindiq (kafir). Yang demikian karena Rasulullah Saw ialah haq, al-Qur'an ialah haq, dan apa-apa yang dibawa ialah haq, dan yg menyampaikan semua itu kepada kita ialah para shahabat Rasulullah Saw. Mereka (orang-orang zindiq) itu tercela dan merekalah yang pantas mendapat celaan".
Imam al–Hafizh Syamsuddin Muhammad 'Utsman Adz-Dzahabi, yg lebih dikenal dengan Mazhab Adz-Dzahabi, berkata: "Barangsiapa yg mencaci para shahabat, menghina mereka, maka sesungguh ia telah keluar dari agama Islam, dan telah merusak kaum muslimin. Mereka yg mencaci ialah orang yanng dengki dan ingkar kepada pujian Allah yang disebutkan dalam al-Qur'an dan juga mengingkari Rasulullah yang memuji mereka dengan keutamaan, tingkatan dan cinta. …Memaki mereka berarti memaki pokok pembawa syari'at “yakni Rasulullah”. Mencela pembawa Syari'at berarti mencela kepada apa yang dibawa “yaitu al-Qur'an dan al-Sunnah".
Imam Malik, selain berpendapat dibunuh, ia juga memfatwakan bahwa orang-orang yang membenci para Sahabat Nabi adalah termasuk orang-orang keluar dari muslim “murtad.
D. Seburuk-buruk Keharaman
Imam Nawawi berkata: Perlu kamu ketahui bahwa menghina sahabat Rasul merupakan satu perbuatan yang haram, bahkan tergolong seburuk-buruk sesuatu yang haram. انهم شر من عامة اهل الاءهواءBaik sahabat Nabi itu terlibat dengan fitnah “perang siffin atau jamal” atau tidak, karena para sahabat melakukannya itu tidak dengan nafsu belaka, melainkan dengan cara berijtihad, bertakwil, dan kondisi-situasi hingga mengakibatkan terjadinya peperangan.
Qadhi Iyadh juga berkata: “Bahwa menghina salah seorang sahabat merupaka maksiat dan dosa besar.” Meskipun mazhab kami dan jamhur ulama sepakat, bahwa orang yang mencerca sahabat Nabi, dita`zir dan tidak dibunuh. Sedangkan mazhab ulama Malikiyyah dengan tegas mengatakan: “Bahwa orang yang mencela sahabat dibunuh.”


Dalam pandangan ulama empat mazhab, tindakan mencaci apalagi mengafirkan sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallamsangat dicela dan dikecam. Berikut beberapa nukilannya:
–   Dari kalangan ulama Hanafiyyah: “Jika seorang Rafidhi mencaci maki dan melaknat Syaikhaini (yakni Abu Bakr dan Umar Radhiallahu ‘Anhu, Red.) maka dia kafir, demikian halnya dengan mengafirkan Utsman, Ali, Thalhah, az-Zubair, dan Aisyah—semoga Allah meridhai mereka—(juga adalah kafir).[19]
–   Dari kalangan ulama Malikiyyah, al-Imam Malik berkata: “Jika dia berkata bahwa para Sahabat itu (Abu Bakr, Umar, Utsman, Mu’awiyyah, Amr ibn al-Ash) berada di atas kesesatan dan kafir maka ia dibunuh, dan jika mencaci mereka seperti kebanyakan orang maka dihukum berat.”[20]
–   Dari kalangan ulama Syafi’iyyah: “Dipastikan kafir setiap orang yang mengatakan suatu perkataan yang ujungnya berkesimpulan menyesatkan semua umat Islam atau mengafirkan semua Sahabat.”[21]
–   Dari kalangan ulama Hanabilah: “Siapa yang menganggap para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah murtad atau fasik setelah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam wafat, maka tidak ragu lagi bahwa orang itu kafir.”[22]

Dengan demikian, siapa pun yang mencela apalagi mengafirkan Sahabat, seperti yang dilakukan kaum Syi’ah, maka berarti telah mengkhianati dalil al-Qur’an dan hadits Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan menyalahi keyakinan mayoritas umat Islam. Semoga Allah merahmati al-Imam asy-Syafi’i tatkala berkata menasihati muridnya Rabi’:
لَا تَخُوْضَنَّ فِيْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ n ، فَإِنَّ خَصْمَكَ النَّبِيُّ n غَدًا
“Janganlah engkau mencela para sahabat RasulullahShallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena musuhmu kelak adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”[23]

[19] Al-Fatawa al-Hindiyyah 2/286
[20] Asy-Syifa’ bi Ta’rifi Huquqi al-Mushthafa 2/1108 oleh al-Qadhi Iyadh
[21] Raudhah ath-Thalibin 7/290 oleh an-Nawawi
[22] Ash-Sharimu al-Maslul hlm. 128 oleh Ibnu Taimiyyah
[23] Siyar A’lam an-Nubala’ 3/3283 oleh adz-Dzahabi


Imam Nawawi berkata :

Perlu kamu ketahui bahwa menghina sahabat Rasul merupakan satu perbuatan yang haram dan tergolong seburuk-buruk sesuatu yang haram, sama ada sahabat itu yang terbabit dengan fitnah ( peperangan ) atau tidak, karena para sahabat tergolong orang-orang yaang berijtihad ketika terjadinya peperangan itu, dan mereka juga mentakwailkannya, sebagaimana yang telah kami jelaskan pada awal kelebihan sahabat dari Syarah ( keterangan ) ini, Berkata Qadhi Iyadh : Menghina salah seorang sahabat merupaka maksiat dosa besar, mazhab kami dan jamhur ulama orang yang mencerca di ta`zir tidak di bunuh, berpendapat 



Ahlul Bait Ahlus Sunnah Beda dengan Ahlul Bait Syiah

Selasa, 24 Februari 2015 - 01:14 WIB

Ahlul Bait yang diakui dan dicintai oleh Ahlus Sunnah adalah semua orang-orang terdekat Nabi yang mencintai Nabi Muhammad
Tokoh muda NU Jawa Timur, Muhammad Idrus Romli mengatakan jika Ahlul Baitnya Ahlus Sunnah Wal Jama’ah sangat berbeda dengan ahlul baitnya Syiah.
“Ahlu baitnya Aswaja dengan Syiah itu berbeda dan itu terdapat pada prinsip ajaran pokok Syiah yaitu Imamah,” kata Muhammad Idrus saat menjadi pembicara dalam acara Tabligh Akbar yang diselenggarakan di ruang Khadijah Majelis Az-Zikra Sentul Bogor, Ahad (22/02/2015) kemarin.
Sebagaimana yang dijelaskan Muhammad Idrus yang dianggap Ahlul Bait adalah orang-orang yang mencintai Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wa Salam seperti para sahabat (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, Ali bin Abi Thalib) istri serta putra-putri Nabi.
“Orang-orang Syiah mengakui dan mencintai Ahlul Bait hanya sebagian saja, mereka hanya pilih-pilih. Syiah tidak mencintai seluruhnya yang disebut Ahlul Bait,” ujar Muhammad Idrus.
Sementara Muhammad Idrus menyampaikan jika Ahlul Bait yang diakui dan dicintai oleh Ahlus Sunnah adalah semua orang-orang terdekat Nabi yang mencintai Nabi Muhammad.
Seperti contoh pernyataan orang Syiah jika istri Nabi itu bukan keluarga Nabi. Namun, bagi Ahlus unnah sendiri, para istri Nabi jelas termasuk keluarga Nabi.
“Pernyataan sesat seperti itu saya tidak perlu pakai dalil menjawabnya tetapi cukup pakai Kartu Keluarga (KK). Dalam KK kan jelas jika seorang istri itu termasuk keluarga,” ujar Muhammad Idrus yang disambut gemuruh tawa dan takbir dari peserta.
“Kalau istri bukan keluarga enaklah bagi yang nikah siri,” imbuh Muhammad Idrus.
Muhammad Idrus juga menyampaikan menurut Ahlus Sunnah mengakui jika putra-putri Nabi sebanyak tujuh, 4 perempuan dan 3 laki-laki. Tetapi bagi Syiah putra-putri Nabi itu tidak semuanya diakui.
“Cuma Fatimah saja yang putri nabi, yang ketiga putrinya adalah anak tiri. Tetapi jika Syiah ditanya mengapa mereka nggak bisa jawab,” kata Muhammad Idrus.*

Syeikh Ahmad bin Hassan: “Ahlul Bait Adalah Ahlus Sunnah”
Selasa, 30 Desember 2014 - 13:10 WIB
Lihatlah yang terjadi di Iraq, Libanon Selatan, Suriah di Yaman hari ini, di mana Syi’ah Hautsiyyun mengepung dan menyerang Ahlus Sunnah
SYEIKH Ahmad bin Hassan bin Saudan al-Mu’allim adalah Wakil Ketua Majelis Ulama Yaman melakukan kunjungan ke Indonesia untuk program safari dakwah ke sejumlah daerah di Indonesia.
Syeikh Ahmad menyelasaikan sekolahnya di Arab Saudi, meraih gelar sarjana jurusan Hadits di Universitas Islamiyah, Madinah, dan menyabet gelar magister di al-Jamiah al-Wathaniyah, Yaman.
Kakek dan ayahnya adalah keturunan Yaman yang lahir di Jember, Jawa Timur. Namun Ahmad dilahirkan di Hadramaut, Yaman, pada 1373 H/1953 M.
Ia juga aktif di berbagai lembaga sosial dan pendidikan di Hadramaut, serta produktif menulis buku. Berikut petikan wawancara Majalah Suara Hidayatullah yang menemuinya di Jakarta tahun lalu sebelum bertolak ke Yaman.
Sudah berapa kali Anda berkunjung ke Indonesia dan apa saja kegiatan Anda di sini?
Bismillahirrahmanirrahim, ini adalah kunjungan pertama saya ke Indonesia. Tujuan pertamanya adalah untuk silaturahim kepada kerabat-kerabat saya di Jember, Jawa Timur. Saya sudah merindukan mereka sejak lama. Selain itu, juga ini adalah kunjungan dalam rangka dakwah.
Saya mengisi kajian-kajian ilmiah dan berkunjung ke yayasan-yayasan dan pesantren-pesantren, majelis ulama dan instansi pemerintah. Saya berkunjung ke kota Makassar, Balikpapan, Surabaya, Jakarta dan beberapa kota lainnya.
Bagaimana tanggapan Anda dengan umat Islam Indonesia?
Saya sangat senang bisa mengajak saya berdakwah, juga ke berbagai yayasan dan pesantren lainnya. Semoga kebiasaan saling tolong menolong ini tetap lestari di kalangan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia.
Ini adalah sikap yang baik dari umat Islam Ahlu Sunnah Indonesia. Semoga Allah memberikan balasan kebaikan untuk kalian semua.

Ada Hadits-hadits tentang keutamaan Syam dan Yaman.

Berhubung Anda dari Yaman, bagaimana bentuk keberkahan dan keutamaan Hadits Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassallam yang Anda rasakan di negeri Anda?
Banyak Hadits dan ayat tentang Syam dan Yaman. Insya Allah sampai sekarang keutamaan itu belum terputus. Dan, Yaman khususnya juga mempunyai keutamaan yang banyak, yang termaktub dalam Hadits Bukhari dan Muslim dan di luar keduanya.

Cukuplah Hadits Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassallam, “ Penduduk negeri Yaman telah datang kepada kalian, mereka adalah orang-orang yang paling lembut hatinya, Iman itu ada pada Yaman, dan fiqih ada pada Yaman, dan hikmah ada pada Yaman.” (Riwayat Imam Ahmad)

Dan, masih banyak keutamaan-keutamaan lainnya.
Kami mendengar Anda menulis banyak kitab tentang masalah Sufi dan Syi’ah. Apa inti masalah dari kedua golongan itu?
Sebenarnya kitab-kitab saya tidak khusus tentang Sufi, tapi mengenai bagian besar dari amalan-amalan kaum Sufi. Khususnya dalam masalah pengagungan mereka yang berlebihan terhadap orang-orang saleh yang sudah mati. Mereka punya keyakinan khurafat, mendirikan bangunan di atas kubur tersebut.
Kitab itu menjelaskan keyakinan syirik kaum Sufi yang berkenaan dengan kubur, seperti percaya penghuni kubur bisa memberikan manfaat atau mudharat, beristighasah dan bertawasul dengan penghuni kubur. Dalam kitab itu saya menjelaskan akibat-akibat buruk dari amalan tersebut, dalil-dalil syar’i dan pendapat-pendapat ulama Yaman dan ulama luar Yaman terhadap hal itu.
Bagaimana menurut Anda soal kalangan Ahlul Bait yang biasa melakukan amalan-amalan itu?
Pertama, soal nasab mereka. Saya tidak ingin bicara apakah nasab mereka sahih atau tidak, seperti yang dilakukan sebagian orang. Karena nasab ini telah ada dan terus berlangsung sejak seribu tahun lalu.
Kita wajib untuk memuliakan, mencintai, dan menghormati keturunan Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam, karena Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam mewasiatkan seperti itu. Dan kita berkeyakinan, bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam juga bersalawat atas keturunannya.
Tapi, jika ada dari golongan mereka keluar dari Sunnah dan ridha terhadap kebid’ahan dan menyebarkannya, atau juga menyebarkan kesyirikan, maka tidak boleh kita mengikuti mereka.
Ahlul Bait adalah Ahlus Sunnah. Imam-imam mereka, Ali bin Abi Thalib, Hassan, Hussein, Zainal Abidin, Ja’far Shadiq, dan Muhammad al-Baqir, semuanya adalah Ahlus Sunnah. Tidak terdapat pada diri mereka bid’ah. Jika ada, itu adalah hal-hal yang dinisbatkan kepada mereka oleh kalangan Syi’ah. Profil para imam Ahlul Bait ada di kitab-kitab Ahlus Sunnah dan mereka tsiqah (terpercaya dalam periwayatan Hadits, red).
Bagaimana dengan Syi’ah?
Mereka menyelisihi umat Islam dalam segala hal, sampai dalam masalah al-Qur`an.
Mereka menuduh Sahabat utama Abu Bakar dan ‘Umar telah mengubah al-Qur`an untuk kepentingan mereka, khususnya tentang status kewilayahan Ali bin Abi Thalib dan Ahlul Baitnya. Mereka membenci dan mengkafirkan para Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam, kecuali sedikit dari mereka.
Syi’ah menyakini mereka sebagai satu-satunya kelompok yang berada di atas al-Haq, dan tidak ada yang boleh hidup di muka bumi kecuali mereka. Dan itu yang terjadi di Iran. Sebelum Daulah Safawiyyah, dahulu Iran negeri Sunnah. Bahkan sebagian pengikut Safawiyyah juga Sunnah awalnya. Dulu 80 persen penduduk Iran adalah Sunnah, tapi sekarang tidak sampai 10 persen karena mereka dipaksa ikut keyakinan Syi’ah oleh kaum Safawiyyah.
Dan itu juga yang terjadi di Iraq, Libanon Selatan, dan yang sedang berlangsung di Suriah hingga sekarang. Juga Syi’ah Hautsiyyun yang mengepung dan menyerang Ahlus Sunnah di Yaman.
Apakah Syi’ah juga berbahaya?
Syi’ah jauh lebih bahaya dari Yahudi. Karena mereka tidak terikat dengan sistem dan aturan-aturan. Saya tidak sedang membandingkan mereka dengan Yahudi. Tapi dalam hal politik dan kekuasaan, dan penyebaran keyakinan mereka memang sangat berbahaya. Permusuhan mereka terhadap Sunnah melebihi permusuhan Yahudi terhadap Islam.
Anda juga menulis tentang muamalah dengan macam-macam penguasa, apa isinya?
Kitab itu berisi tentang bagaimana bermuamalah dengan penguasa Muslim yang zalim. Ada yang menyuruh untuk tidak menaati mereka, ada yang melarang keluar dari ketaatan kepada penguasa selama mereka masih Muslim dan belum tampak bukti-bukti kekafiran mereka.
Tapi, kitab ini tidak selamanya mengikat secara syar’i. Saya tulis kitab ini untuk para ulama, pemikir, tokoh, dan dai-dai untuk membacanya, menanggapinya, dan memberikan pendapat kepada saya. Dari situ, insya Allah akan keluar pandangan yang sahih dan pertengahan dari kedua pandangan ekstrim yang saling berseberangan.*

Syi'ah Unjuk Taring !! Sebut Kasus Az Zikra Titik Tolak Bagi Syiah ‘Melawan’ ! ( tiru Syiah Houtsi, beringas )

Emilia Sebut Kasus Az Zikra Titik Tolak Bagi Syiah ‘Melawan’
Sabtu, 14 Maret 2015 - 06:17 WIB
Sikap kelompok Syiah ini hanya usaha menutupi kasus kekerasan penganut Syiah yang sebelumnya terkuak dalam kasus penyerangan Az Zikra
Perwakilan organisasi Syiah, Organization Ahlulbayt for Social support and Education (OASE), memprotes adanya deklarasi-deklarasi yang digelar oleh gerakan Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS).
“Mengapa deklarasi ANNAS bisa begitu mulus dilakukan, mau dibawa kemana Indonesia?” ujar Emilia Renita Az saat menyampaikan pengaduan di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary No.48, Jakarta, Kamis (12/3/2015) sore.
Menurut Emilia, deklarasi-deklarasi yang diselenggarakan oleh ANNAS di beberapa kota merupakan salah satu bentuk intimidasi terhadap kelompok Syiah di Indonesia. [Baca: Ribuan Umat Islam Padati Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah]
“Banyak kasus intimidasi terhadap Syiah di Indonesia yang belum selesai hingga saat ini, seperti kasus Syiah di Sampang serta penyebaran buku MUI tentang kesesatan Syiah yang dilakukan secara massif,” ujar istri kedua Jalaluddin Rahmat.
Karena itu, Emilia mendesak Komnas HAM agar segera menyelesaikan kasus-kasus intimidasi terhadap pengikut Syiah di Indonesia sebab sebagai warga negara pengikut Syiah merasa terusik.
“Hal ini tidak bisa terus dibiarkan,” tegas Emilia.
Emilia menuturkan jika kunjungannya ke Komnas HAM itu baru kali pertama ia lakukan, dan sebab kasus Az-Zikra, lanjutnya menjadi titik tolak kelompok Syiah untuk melawan.
Sementara itu, peneliti Syiah dari Institut Pemikiran dan Peradaban Islam-Surabaya (InPAS), Bahrul Ulum mengatakan, sikap kelompok Syiah ini hanya usaha menutupi kasus kekerasan penganut Syiah yang sebelumnya terkuak dalam kasus penyerangan Az Zikra.
“Itu hanya usaha mengalihkan isu dan perhatian atas kasus Az Zikra, ” ujar Bahrul Ulum.
Soal fatwa yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), menurut Bahrul itu adalah hak MUI yang menjadi payung semua ormas Islam Ahlus Sunnah di Indonesia. Tugas MUI melindungi umatnya, apalagi Indonesia adalah negeri Ahlus Sunnah.*

Syiah: “Apakah Harus Ada Dark Justice Supaya Kami Dapat Bergerak Sendiri?”
Sabtu, 14 Maret 2015 - 08:00 WIB
Soal istilah intimidasi, bagaimana dengan ‘intidimidasi’ yang dilakukan Syiah dalam bentuk amalan-amalan mereka mencela dan mencaci Sahabat Nabi dan dalam buku-buku mereka?
Aktivis Syiah dari Organization of Ahlulbayt for Social Support and Education (OASE), Emilia Renita Az mendesak Komnas HAM untuk segera menyelesaikan kasus-kasus yang dinilai intimidasi terhadap pengikut Syiah.
“Ke mana kami harus mengadukan nasib kami, Apakah harus ada dark justice supaya kami dapat bergerak sendiri?” tegas Emilia kepada Komnas HAM saat menyampaikan pengaduan atas kasus Az-Zikra di kantor Komnas HAM, Jalan Latuharhary No.48, Jakarta, Kamis (12/3/2015) sore.
Emilia menuturkan banyak kasus intimidasi terhadap Syiah di Indonesia yang belum selesai hingga saat ini, seperti kasus Sampang dan penyebaran buku MUI tentang kesesatan Syiah yang dilakukan secara massif.
Intimidasi terhadap Syiah, menurut Emilia, salah satunya dilakukan melalui deklarasi-deklarasi yang digelar oleh Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS). [Baca: Emilia Sebut Kasus Az Zikra Titik Tolak Bagi Syiah ‘Melawan].
Istri kedua Jalaluddin ini juga merasa gerah dengan maraknya kampanye mewaspadai ajaran Syiah yang gencar diselenggarakan akhir-akhir ini.
Sementara itu, peneliti Syiah dari Institut Pemikiran dan Peradaban Islam-Surabaya (InPAS), Bahrul Ulum mengatakan, sikap kelompok Syiah ini hanya usaha menutupi kasus kekerasan penganut Syiah yang sebelumnya terkuak dalam kasus penyerangan Az Zikra.
“Itu hanya usaha mengalihkan isu dan perhatian atas kasus Az Zikra, ” ujar Bahrul Ulum.
Soal istilah intimidasi, bagaimana dengan ‘intidimidasi’ Syiah baik dalam kebiasaan mereka mencela dan mencaci Sahabat Nabi atau dalam buku-buku mereka yang justru itulah awal mulai lahirnya gerakan menolak Syiah?
“Mengapa kalangan Syiah tak menyebut-nyebut kebiasaan mereka mencela dan mencaci Sahabat Nabi yang justru itu awal masyarakat gerah dan menimbulkan reaksi? Apakah itu bukan intimidasi?”, ujar Bahrul.*

Pakar: Cegah “Pemberontakan” Syiah di Indonesia Umat Harus Paham Peta

Seluruh ormas Islam di Indonesia harus saling mendukung dan bekerja sama guna menghadapi dam mencegah pemberontakan kelompok Syiah yang sudah mulai menyebar dimana-mana
Pemerintah dan umat Islam di Indonesia harus mengetahui dan paham betul daerah-daerah pemetaan penyebaran Syiah di Indonesia.  Pernyataan ini disampaikan pakar Syi’ah dari Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, Dr. M. Kholid Muslih, M.A terkait kasus pemberontakan kaum Syiah al-Hautsi (media asing menyebutnya al Houthi) yang menduduki Istana Kepresidenan Yaman, belum lama ini.
“Seperti kasus Syi’ah yang pernah terjadi di Sampang Madura, itu juga dikarenakan umat Islam tidak mengetahui pemetaan daerah penyebaran Syi’ah. Setelah kasus tersebut mencuat di tengah masyarakat, umat Islam baru tahu dan sadar bahwa itu adalah salah satu pergerakan kelompok Syi’ah,” ungkap Kholid pada hidayatullah.com.
Menurutmnya, dengan mengetahui pemetaan, pemerintah dan umat Islam bisa menyusun strategi, bagaimana menghadapi dan mencegah ‘pemberontakan’ Syiah serta meluruskan kembali akidah saudara-saudara Muslim.
Selama ini yang menjadi kelemahan umat Islam di Indonesia ialah kurang mengetahui dan paham perihal daerah-daerah pemetaan penyebaran Syiah. Misal daerah penyebaran Syiah di Jawa Timur seperti di Bangil, Pasuruan, Malang, Jember, Madura,
Mojokerto dan Surabaya; Jawa Tengah seperti di Pekalongan; Jawa Barat seperti di Bandung dll.
Selain langkah di atas, alumni Universitas Al Azhar Kairo, Mesir yang tesis dan disertasinya fokus membahas dan mengkaji tentang Syiah di Indonesia menambahkan bahwa umat Islam juga perlu melakukan orientasi ulang doktrin-doktrin Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sebab, masih banyak sekali umat Islam di Indonesia yang kurang paham tentang itu.
“Mulai saat ini umat Islam khususnya di Indonesia, harus lebih waspada lagi terhadap pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Syiah. Syiah yang ada di Indonesia memiliki potensi untuk melakukan pemberontakan seperti Syiah al-Hautsi yang sempat menduduki Istana Kepresidenan Yaman. Di mana Syiah di Indonesia juga berpotensi memiliki orientasi untuk menguasai kekuasaan di Indonesia,” tegas Kholid. [baca: Dr. M. Kholid Muslih: Syiah di Berbagai Negara Berpotensi Memberontak]
Maka dari itu, sambung Kholid, seluruh ormas Islam di Indonesia harus saling mendukung dan bekerja sama guna menghadapi dam mencegah pemberontakan kelompok Syiah yang sudah mulai menyebar dimana-mana.
Umat Islam harus bersatu padu membangun kekuatan dengan melepaskan segala perbedaan yang bisa memecah belah persatuan umat Islam di Indonesia. Sementara itu pemerintah diminta lebih peka masalah ini. */ Achmad Fazeri

Muhammad Ihsan (comment)
Yaman terkini : Keterlibatan pbb dan iran >> ada apa ?
http://myquran.or.id/forum/showthread.php/81622-Yaman-terkini-Keterlibatan-pbb-dan-iran-gt-gt-ada-apa
PAHAMI APA YANG TERJADI DI IRAQ
Aku Baru Tau - Selamat Datang Di Irak, Negeri Syiah!
http://myquran.or.id/forum/showthread.php/81553-Aku-Baru-Tau-Selamat-Datang-Di-Irak-Negeri-Syiah!
>>> IRAQ In Photography
http://myquran.or.id/forum/showthread.php/81599-gt-gt-gt-IRAQ-In-Photography

19 SEPTEMBER 2014 IN IRAQ ( Pembantaian Bersama )
http://myquran.or.id/forum/showthread.php/81620-19-september-2014-in-iraq

Menag: Sudah Seharusnya Kelompok Syiah Hormati Ahlus Sunnah di Indonesia
Jum'at, 27 Februari 2015 - 10:50 WIB
Menag berharap ormas Islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah menggelar halaqah mensikapi Syiah
Menteri Agama (Menag) Republik Indonesia, Lukman Hakim Syaefuddin mengatakan sudah seharusnya orang Syiah menghormati aliran yang berlaku di Indonesia yaituAhlus Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja).
“Saya pikir dunia sudah mengenal jika masyarakat Indonesia mayoritas umat Islam. Dan Islam di Indonesia adalah Ahlus Sunnah,” ujar Lukman Hakim kepada wartawan usai acara audiensi dengan Forum Umat Islam (FUI) di Kementerian Agama, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/05/2015).
Maka dari itu, tegas Lukman Hakim, segala bentuk cercaan atau caci maki kelompok Syiah kepada sahabat serta istri Rasul akan menimbulkan problem yang luar biasa bagi umat Islam di Indonesia yang Ahlus Sunnah.
“Tetapi, saat ini persoalannya terkait dengan pandangan MUI tentang Syiah sesat apakah sudah merupakan fatwa kolektif dari kelembagaan MUI atau hanya sekadar putusan satu-dua orang saja,” ujar Lukman.
Lukman memastikan jika pemerintah akan menggunakan fatwa MUI terkait persoalan Syiah sebagai acuan, sejauh itu sudah merupakan fatwa kolektif MUI. Sebab, menurutnya, MUI merupakan kumpulan dari ormas-ormas Islam se-Indonesia.
“Saya sendiri berharap ormas Islam seperti MUI, NU, Muhammadiyah, bisa melakukan pertemuan semisal halaqah untuk menyikapi persoalan aktual seperti ini sehingga ada kejelasan,” demikian Lukman berharap.
Sebab, kata Lukman, pemerintah tidak memiliki posisi untuk memberikan fatwa seperti itu. Tetapi fatwa seperti itu adalah kewenangan ormas Islam seperti MUI, NU dan Muhammadiyah dan sebagainya. Sehingga umat ini punya pegangan
“Maka halaqoh untuk membicarakan fatwa itu penting,” tutup Lukman.*