Monday, March 2, 2015

Zakir Naik : Syiah Kelompok Pendusta! Laknatlah Aku, Jangan Abu Bakar Dan Umar

Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube ini, terdengar secara jelas, ilmuan bertaraf internasional yang sangat terkenal hafal isi kitab suci agama Kristen, Hindu, Budha dan tentunya Al-Qur’an, mengecam perbuatan orang-orang syiah. Berikut ini pernyataan beliau tentang kelompok pendusta ini :
(videonya terpotong, sepertinya ada seseorang yang bertanya tentang Syiah, atau bahkan orang syiah yang membela diri namun dengan kata-kata kasar).
Jika kalian salah melaknat orang, seperti saudara tadi yang berbicara dengan nada keras, di hari pembalasan nanti Allah akan tanya kalian : “Apa buktimu kamu mengatakan demikian?”
Saya telah menulis pertanyaan kepada semua lembaga Islam di India hingga Pakistan, “Apakah dalam hal ini saya salah mendoakan mereka ( sahabat Yazid, dll) dengan radhiallahu ‘anhu?”
Padahal kata radhiallahu ‘anhu (semoga Allah meridhoinya) adalah hal yang biasa diucapkan setelah menyebut nama sahabat. Tentang Yazid terdapat perbedaan pendapat dalam menyikapinya.
Imam Ghazali berkata : “Mendoakan dengan radhiallahu ‘anhu adalah lebih baik”.
Jika kita teliti riwayat tentang Karbala, masyarakat kuffahlah yang memanggil Husein radhiallahu anhu, dan mereka pulalah yang menyusun rencana (hingga terbunuh beliau). Jika kalian membaca hadist shohih, yang menjadi opsi Hussein radhiallahu anhu untuk menghindari pertumpahan darah ada 3 pilihan :
Saya akan membai’at Yazid.
Biarkan saya pulang ke Makkah.
Kirimkan saya ke medan Jihad.
Beliau ada keinginan menerima Yazid. Namun, masyarakat Kuffah paham kalau makar mereka ketahuan, mereka bisa celaka. Akhirnya mereka berencana untuk memperdaya Husein, dan saya katakan dalam catatan resmi saya :
“Saya mengutuk, siapapun pembunuh Husein radhiallahu anhu yang sebenarnya”.
Husein radhiallahu anhu adalah cucu Rasulullah Saw, kita
menghormati beliau dan beliau juga salah satu seorang sahabat Nabi.
Berdasarkan dari riwayat yang shohih, kita bisa dapatkan ketika Yazid mendengar Husein terbunuh, beliaupun menangis. Tapi mereka (orang syiah) tidak menerima riwayat ini.
Itu karena Syiah mempunyai kitab hadist sendiri, mereka tidak percaya pada Imam Bukhori! Jadi apakah kalian akan mengikuti mereka? (tanya beliau kepada orang-orang yang sepertinya sudah terkena virus syiah).
Mana yang lebih meragukan? Beberapa orang terburu-buru menyimpulkan bahwa Yazid lah yang telah membunuh Husein, padahal bukan beliau pembunuhnya. Yazid adalah Khalifah ketika itu. Akan tetapi, dia tidak pernah perintahkan untuk membunuh Hussein.
Jika kalian membaca riwayat yang shohih, maka kalian akan mengerti, tapi kalau kalian membaca riwayat yang dusta (yang dibuat orang-orang syiah), maka kesimpulannya akan berbeda.
Jika kalian yakin dengan bukunya Salman Rusdi (tokoh penghina Islam), maka kalian akan bingung apakah Nabi Muhammad benar atau salah. (seperti itulah jika kalian percayai riwayat syiah).
Jika kalian membenarkan orang-orang menyimpang yang menolak Shohih Bukhori, kira-kira apa yang terjadi pada umat ini?
Allah berfirman : “Dan Allah bersama orang-orang yang sabar”.
Jika kita mengekspos mereka di Peace TV, pasti mereka akan mendapat banyak masalah. Tapi kami tidak mau seperti itu, mereka orang-orang syiah hanya sekelompok manusia saja. Prioritas Peace Tv adalah lebih besar dari itu, seluruh umat manusia, terutama non-muslim.
Jika kalian bertanya kepada kami, maka kami akan berusaha menjawab sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Saya berlepas diri dari siapapun yang telah membunuh Husain Radhiaallahu anhu dan mengutuknya.
Seperti halnya, orang-orang bilang bahwa tragedi 911 (ambruknya WTC) adalah Usamah bin Ladin, kenapa saya harus ikut-ikutan mengutuknya? Saya tidak tahu siapa pelaku sebenarnya. Usamah bin ladin kah? Atau Justru George Bush? George Bush mengatakan bahwa Bin Ladin adalah penjahat.
kenapa harus mengutuk Usamah ? saya bukan kawan atau musuhnya. Atas dasar apa saya menyalahkan Usamah? Mereka mem-blow up Usamah di BBC dan CNN, apakah kalian pengikut BBC dan CNN? Ini sangat memalukan. Kenapa kita langsung menuduh Usamah bin Ladin? Apakah pernah kita mewawancarainya?
Ada satu hal yang baik alhamdulillah, pertama kalinya di Mumbai dalam bulan Muharram tidak lagi ditemukan ada yang melaknat Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiallahu anhum.
Orang-orang Syiah ini, memiliki akidah (keyakinan) yang mengharuskan kita melaknat para sahabat radhiallahu anhum. Mereka paling membenci Umar, dan setiap bulan Muharram, mereka punya kebiasaan melaknat tiga sahabat yang utama. Ini pertama kalinya di Mumbai. Bagaimana bisa mereka melaknat para sahabat sementara kita diam saja?
Saya katakan : “Silahkan kalian melaknat saya 1000 kali saya tidak permasalahkan, tapi hentikan laknat kalian terhadap Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
Jangan sampai kita terjebak dengan perangkap media. Peace TV memiliki 70 juta pemirsa di seluruh dunia, dan kami menahan diri untuk mengangkat isu ini. Mereka tidak bisa terima dengan banyaknya orang-orang yang menuju kepada kebenaran.
Orang-orang ini berusaha mencari-cari kesalahan saya dari berbagai celah. Allah berfirman :
“Mereka membuat tipu daya, dan Allah membals tipu daya mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya”. ( Qs. Ali-Imran : 54). (Alkuin/Baitul-Maqdis.com)

Penjelasan Lengkap Riwayat Tragedi Karbala yang benar Klik di sini : Tragedi Asy-Syura dan Kalbala Menurut Cerita Yang Benar


                             


Zakir Naik Raih Penghargaan King Faishal International Award

                                         And the winner is... Saudi King Salman bin Abdul Aziz presents Zakir Naik, president of the Islamic Research Foundation in India, with the 2015 King Faisal International Prize for Service to Islam
Maret 05 2015 22:24
RIYADH (gemaislam) – Da’i internasional DR. Zakir Abdul Karim Naik atau biasa disebut dengan Zakir Naik meraih penghargaan King Faishal International Award pada Ahad (1/3/2015) di Riyadh Arab Saudi.
Penghargaan langsung diberikan oleh raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz Al Saud. Penghargaan tersebut diberikan atas usaha Zakir Naik yang begitu gigih dalam mendakwahkan Islam baik dalam bentuk seminar, pidato dan diskusi dan pengembangan lembaga pendidikan Islam di seluruh dunia.
Laman arriyadh melaporkan, King Faishal International Award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan Yayasan King Faisal kepada siapa saja yang telah berdedikasi dan memberi kontribusi dibidang Pelayanan Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran serta Sains.
Hadiah yang diterima oleh Kristolog ini berupa sertifikat, medali emas 24 karat seberat 200 gram dan uang tunai senilai 750 ribu riyal atau setara dengan Rp. 2,2 Miliar.
Penyerahan hadiah disaksikan oleh putra mahkota Pangeran Bandar bin Salman bin Abdulaziz dan Pangeran Faisal bin Ahmad bin Salman bin Abdul Aziz serta gubernur Riyadh Abdul Rahman Al-Abdullah Al-Faisal.

Sekretaris jendral Penghargaan Internasional Raja Faisal mengumumkan para pemenang nobel internasional tahun 2015 pada sidangnya yang ke 36. Acara tersebut di hadiri oleh Pangeran Khalid Al-Faishal bin Abdul Aziz Alu Saud, Ketua Umum Yayasan Raja Faisal yang juga merupakan gubernur Makkah Al-Mukarramah.
Dalam kesempatan ini, diumumkan pemenang dalam bidang pelayanan Islam, yaitu DR. Zakir Abdul karim Naik da’I asal india. Beliau merupakan ketua yayasan penelitian islam di India.
DR Zakir Naik merupakan seorang dai yang sering menyampaikan seminar atau ceramah tentang ajaran Islam dan membela prinsip prinsipnya berdasarkan Alqu’an dan sunnah. Beliau juga merupakan pakar dalam bidang perbandingan agama.
Pengetahuan DR Zakir Naik tidak hanya terbatas pada satu agama tetapi berbagai macam agama diantaranya : Kristen, budha, hindu, yahudi dan Sikhisme. Beliau  juga sering mengadakan pelatihan tingkat internasional dalam masalah perbandingan agama tersebut, dan beliau mendirikan stasiun TV berbahasa inggris (As-Salam chanel) yang merupakan satu satunya stasiun TV dalam masalah perbandingan agama.
Komite seleksi Penghargaan Internasional Raja Faisal menyelenggarakan acara pengumuman dan penganugerahan nobel tersebut di Riyadh, acara tersebut di hadiri oleh pangeran Khalid Al Faishal.
Penghargaan Internasional Raja Faisal (Ja’izah Malik Faishal Al-‘Alamiyah) adalah sebuah penghargaan yang dianugrahkan oleh Yayasan Raja Faisal untuk orang-orang yang berdedikasi memberikan kontribusi perubahan positif. Adapun penghargaan ini terbagi menjadi 5 cabang: Pelayanan Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Sains, dan Kedokteran.
Pada tahun 1977, Pangeran Khalid Al-Faishal bin Abdul Aziz Alu Saud, Ketua Umum Yayasan Raja Faisal mengumumkan bahwa Majelis Pengawas Yayasan Raja Faisal akan memberikan Penghargaan Internasional dengan nama Raja Faisal, yang akan diberikan pada 3 cabang yaitu Pelayanan Islam,Studi Islam, Sastra dan Studi Bahasa. Penghargaan pertama kali diberikan pada tahun 1979, Dan ditambahkan dua cabang lainnya, yaitu cabang kedokteran pada tahun 1981 yang dianugerahi tahun berikutnya dan cabang sains pada tahun 1982 yang dianugerahi pada tahun 1984.
Penghargaan yang sama juga pernah diraih oleh tokoh dari Indonesia yaitu Mohammad Natsir yang juga merupakan Perdana Menteri Indonesia ke-5. Penghargaan ini beliau raih pada tahun 1980.
http://manhajuna.com/mabruuk-dr-zakir-naik-raih-king-faishal-award/

ZAKIR NAIK : "SAYA PENGIKUT SEJATI IMAM SYAFI'I" >> WAHABI??
Dalam sebuah persentasinya, Dr.Zakir Naik sedang menjelaskan Hubungan As-sunnah dan Al-Quran, dalam salah satu contoh yang disampaikannya adalah soal Seputar Gerakan Shalat
Zakir Naik mencontohkan dalam setiap gerakan shalat (Dari Takbir hingga Salam) haruslah diperkuat/disandarkan dengan Hadist yang Shahih walaupun bertentangan dengan pendapat suatu Imam Mazhab yang kita ikuti atau ternyata lebih sesuai dengan pendapat Imam Mazhab yang lain
Begitu pula dengan perkara-perkara yang lain, pendapat Imam Mazhab yang 4 harus dikembalikan ke Hadist yang Shahih dan tidak boleh Fatanik Buta terhadapnya
Dr. Zakir Naik menegaskan kita boleh mengikuti imam mazhab yang mana saja, namun ikutilah keseluruhan termasuk seruan para Imam Mazhab yang 4 untuk kembali kepada Hadist Shahih
Lalu Beliau mengatakan "Saya adalah pengikut sejati Imam Syafi'i" karena jika ada perkataan Imam Syafi'i yang tidak sesuai dengan Hadist Shahih maka saya akan buang pendapat Imam Syafi'i ke tembok, kenapa bisa begitu? karena Imam Syafi'i sendiri yang menyuruh begitu, oleh karena saya pengikutnya maka saya turuti
Zakir Naik melanjutkan, saya juga pengikut sejati Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad bin Hambal karena mereka semua mengatakan untuk kembali ke Hadist yang Shahih.
Catatan Admin :
Imam Asy Syafi’i berkata, “Jika terdapat hadits yang shahih, maka lemparlah pendapatku ke dinding. Jika engkau melihat hujjah diletakkan di atas jalan, maka itulah pendapatku”
Imam Abu Hanifah dan Imam Asy Syafi’i berkata, “Jika hadits itu shahih, itulah pendapatku”
Imam Ahmad berkata, “Barangsiapa yang menolak hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia berarti telah berada dalam jurang kebinasaan”
Imam Abu Hanifah dan muridnya Abu Yusuf berkata, “Tidak boleh bagi seorang pun mengambil perkataan kami sampai ia mengetahui dari mana kami mengambil perkataan tersebut (artinya sampai diketahui dalil yang jelas dari Al Quran dan Hadits) ”
Imam Malik berkata, “Sesungguhnya aku hanyalah manusia yang bisa keliru dan benar. Lihatlah setiap perkataanku, jika itu mencocoki Al Qur’an dan Hadits Nabawi, maka ambillah. Sedangkan jika itu tidak mencocoki Al Qur’an dan Hadits Nabawi, maka tinggalkanlah
Siapa yang tak kenal Dr.Zakir Naik yang telah membuat para pendeta dan aktifis gereja pusing 7 keliling dengan hujjah-hujjah nya? Sampai sekarang belum ada berita apakah ada Pendeta yang berani berhadapan langsung dengan beliau...
Dan sekarang mulai terlihat orang-orang yang pengecut dan tidak bertanggungjawab mulai menebar fitnah, Setelah Orang-Orang Syiah, sekarang giliran Kristen yang menghembus isu WAHABI kepada Dr.Zakir Naik
Dan apakah kita juga akan ikut-ikutan menjadi seorang WahabiPhobia? Takut tanpa sebab? memakan fitnah mentah-mentah? dan bahkan ikut-ikutan mem-fitnah?
Apakah karena sebab perkataan seseorang "Kembalilah kepada Hadist Shahih" maka kita akan cetetuk "DASAR WAHABI!" kepdanya?
Kalo begitu jangan tuduh Admin Wahabi, tuduh saja Zakir Naik karena beliau yang berkata sedangkan Admin hanya mengutip, dan pula Zakir Naik juga hanya mengutip perkataan para Imam Mazhab, jadi tuduh saja Imam Mazhab sebagai Wahabi
Akan tetapi ingat, seseorang tidak menanggung beban dosa yang dilakukan oleh orang lain dan Admin berlepas diri dari segala urusan Fitnah-Memfitnah.
Semoga menjadi Hikmah - wallahu a’lam
https://www.facebook.com/FileIslam/posts/192011200942337





Out Of Topics : skala perdagangan narkoba , posisi indonesia no.3 didunia setelah Kolombia dan Meksiko, dengan 5 juta pengguna !!

Terkuak, Perdagangan Narkoba Diduga Sengaja Untuk Merusak Generasi Bangsa, Bukan Untuk Bisnis

Peredaran narkotika di Indonesia kian menggeliat. Pakar Hukum Pidana, Eva Achjani Zulfa, menyebut motivasi peredaran narkotika bukan sekadar mengincar keuntungan bisnis.
"Kekhawatiran kita yaitu adalah kejahatan untuk merusak dan mematikan anak bangsa ke depan," ujar Eva, dalam Bincang Pagi Metro Tv, Kamis (5/3/2015).

Sambung dia, bila dibandingkan dengan beragam upaya kejahatan lain seperti perdagangan manusia, jelas menunjukan perdagangan manusia lebih menguntungkan dengan risiko yang lebih sedikit.

"Kalau mau diperbandingkan dengan trafficking, lebih menguntungkan trafficking dan risikonya juga jauh lebih kecil dari pada narkoba," bebernya.

Dia menegaskan bahwa kejahatan narkoba adalah jenis kejahatan massal yang terorganisir secara luar biasa.

Sementara itu, Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN), Kombes Slamet Pribadi, menuturkan, bahwa peredaran narkotika ke Indonesia dimaksudkan untuk mengubah prilaku anak bangsa ke hal negatif.
"Dari empat juta jiwa pemakai narkotika, itu rata-rata pemakainya berumur 10 sampai 49 tahun. Ini artinya, orang yang berumur 10 sampai 59 tahun akan diubah prilakunya," ungkapnya.

Sambung dia, para produsen narkotika ingin mengubah prilaku sosial di Indonesia bukan sekadar keuntungan bisnis.

"Yang tadinya usia 10 tahun akan jadi usia produktif nantinya, apa jadinya saat masa produktif nanti hancur karena narkoba," ungkapnya.

Sekjen Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat), Ashar Suryobroto, menambahkan, dibutuhkan komitmen seluruh petugas aparat penegak hukum, serta lingkungan sekitar untuk bisa menyelamatkan bangsa Indonesia dari bahaya narkotika.

"Ini pembusukan bangsa. Kalau kita diamkan, ini jadi pembusukan bangsa. Ini (usia produktif) adalah kelompok usia produktif yang kelak menjadi pemimpin. Memang mau punya pemimpin yang nyabu dulu sebelum rapat," tegasnya.

Oleh karena itu, pelaksanaan eksekusi mati terpidana narkoba mestinya segera dilakukan agar tidak menjadi bencana narkotika. Tapi hukuman mati bukan satu-satunya alat, yang paling penting adalah pencegahan dari rumah dan lingkungan lebih dulu, guna menjadi pagar untuk generasi bangsa ke depan. "Selamatkan, start from home," pungkasnya.

Selasa, 20 Januari 2015 | 16:26      
Sehari, Lima Ton Narkoba Dikonsumsi di Indonesia

Dua narapidana (napi) yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang, dan seorang napi LP Nusa Kambangan, diketahui menjadi pengendali penyelundupan dan peredaran gelap narkotika jenis sabu dari India (sumber: Suara Pembaruan)
Jakarta - Indonesia menghadapi kondisi darurat narkoba. Diperkirakan, jumlah pengguna narkoba di Tanah Air telah menembus 5 juta orang. Jika diasumsikan seorang pecandu mengonsumsi 1 gram narkoba per hari, maka ada sedikitnya 5 ton narkoba yang diperdagangkan di Indonesia setiap harinya.
Oleh karena itu, pemerintah tidak akan mundur dalam perang terhadap narkoba, termasuk mengeksekusi mati siapa pun, baik warga negara Indonesia maupun warga asing, yang terbukti mengedarkan narkoba. Seiring dengan langkah penegakan hukum itu, pemerintah juga fokus pada upaya rehabilitasi para pecandu, dengan menyiapkan anggaran Rp 1 triliun.
Demikian pemaparan Menteri Luar (Menlu) Negeri Retno LP Marsudi, Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly, dan Jaksa Agung HM Prasetyo, saat pertemuan dengan pimpinan media massa, di Kantor Kementerian Koordinasi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Selasa (20/1).
Menlu menegaskan ancaman serius narkoba di Indonesia. Secara geografis, posisi Indonesia sangat strategis dalam mata rantai perdagangan narkoba di dunia.
“Kalau dulu Indonesia menjadi tempat transit narkoba, kini sudah menjadi destinasi utama. Bahkan dilihat dari skala perdagangannya, posisi Indonesia mungkin nomor tiga di bawah Kolombia dan Meksiko. Ini mengerikan,” tandasnya.
Dia memaparkan sejumlah data, di antaranya jumlah pengguna yang diperkirakan mencapai 5 juta orang. “Jumlah ini setara jumlah penduduk Selandia Baru,” ungkapnya.
Dari jumlah itu, sekitar 1,2 juta pengguna sudah sangat akut, sehingga tidak memungkinkan untuk direhabilitasi. Dampak dari konsumsi narkoba, sekitar 40-50 warga Indonesia meninggal setiap hari. “Artinya 1.200-1.500 orang meninggal setiap bulan, atau sekitar 14.000 pengguna narkoba di Indonesia meninggal setiap tahun. Ironisnya, 10% kasus kematian narkoba di dunia ada di Indonesia,” tuturnya.
Jika diasumsikan 5 juta pecandu mengonsumsi 1 gram narkoba per hari, maka sedikitnya ada 5 ton narkoba yang diperdagangkan setiap hari.
“Di ASEAN nilai transaksi narkoba mencapai Rp 110 triliun per tahun. Dari jumlah itu, 43% ada di Indonesia. Ini menjelaskan mengapa Indoensia kini pasar yang sangat potensial bagi perdagangan narkoba di dunia,” tandasnya.

Kalau motivasinya ekonomi, “kelompok mana” yang paling memungkinkan menjadi dalangnya, paling diuntungkan  dan “berambisi menguasai “ Geo Politik dan Geo Demografi muslim Indonesia ? barang bukti hasil tangkapan dari bandar narkob  sangat-sangat  kecil sekali, sisanya siapa yang supply dan "pergerakan tidak terungkap"? di kolombia dan meksiko perang terhadap "mafia Narkotika" sangat prontal/besar2n serta melibatkan militer. Tokoh2 Muslim, Para Ulama, Intelekual Muslim yang masih punya Nurani , apa yang harus anda lakukan dan apa yang anda ributkan/gaduhkan  selama ini ? kehancuran umat Islam Indonesia pasti berimplikasi kepada keluarga kita. Wallahu A'lam Bishawab



Mengenal Ahlus Sunnah,Imam Ja'far Ash-Shadiq Rahimahullah


                                          
Tokoh yang masih keturunan Ahli Bait ini, termasuk yang dicatut oleh ahli bid'ah (baca: Syi'ah) sebagai tokohnya. Padahal jauh panggang dari api. Aqidahnya sangat berbeda jauh dengan aqidah yang selama ini diyakini orang-orang Syi'ah.

NASAB DAN KEPRIBADIANNYA
Ia adalah Ja'far bin Muhammad bin 'Ali Zainal 'Abidin bin al Husain bin 'Ali bin Abi Thalib, keponakan Rasulullah dan istri putri beliau Fathimah Radhiyallahu 'anha. Terlahir di kota Madinah pada tahun 80 H dan wafat di kota yang sama pada tahun 148 H dalam usia 68 tahun.

Ash Shadiq merupakan gelar yang selalu menetap tersemat padanya. Kata ash Shadiq itu, tidaklah disebutkan, kecuali mengarah kepadanya. Karena ia terkenal dengan kejujuran dalam hadits, ucapan-ucapan dan tindakan-tindakannya. Kedustaan tidak dikenal padanya. Gelar ini pun masyhur di kalangan kaum Muslimin. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah acapkali menyematkan gelar ini padanya.

Laqab lainnya, ia mendapat gelar al Imam dan al Faqih. Gelar ini pun pantas ia sandang. Meski demikian, ia bukan manusia yang ma'shum seperti yang diyakini sebagian ahli bid'ah. Ini dibuktikan, ia sendiri telah menepisnya, bahwa al 'Ishmah (ma'shum) hanyalah milik Nabi.

Imam Ja'far ash Shadiq dikarunia beberapa anak. Mereka adalah: Isma'il (putra tertua, meninggal pada tahun 138 H, saat ayahnya masih hidup), 'Abdullah (dengan namanya, kun-yah ayahnya dikenal), Musa yang bergelar al Kazhim [1], Ishaq, Muhammad, 'Ali dan Fathimah.

Dia dikenal memiliki sifat kedermawanan dan kemurahan hatinya yang begitu besar. Seakan merupakan cerminan dari tradisi keluarganya, sebagai kebiasaan yang berasal dari keturunan orang-orang dermawan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling murah hati.

Dalam hal kedermawanan ini, ia seakan meneruskan kebiasaan kakeknya, Zainal 'Abidin, yaitu bersedekah dengan sembunyi-sembunyi. Pada malam hari yang gelap, ia memanggul sekarung gandum, daging dan membawa uang dirham di atas pundaknya, dan dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya dari kalangan orang-orang fakir di Madinah, tanpa diketahui jati dirinya. Ketika beliau telah wafat, mereka merasa kehilangan orang yang selama ini telah memberikan kepada mereka bantuan.

Dengan sifat kedermawanannya pula, ia melarang terjadinya permusuhan. Dia rela menanggung kerugian yang harus dibayarkan kepada pihak yang dirugikan, untuk mewujudkan perdamaian antara kaum Muslimin.

PERJALANAN KEILMUANNYA
Imam Ja'far ash Shadiq, menempuh perjalanan ilmiyahnya bersama dengan ulama-ulama besar. Ia sempat menjumpai sahabat-sahabat Nabi yang berumur panjang, misalnya Sahl bin Sa'id as Sa'idi dan Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhum. Dia juga berguru kepada Sayyidu Tabi'in 'Atha` bin Abi Rabah, Muhammad bin Syihab az Zuhri, 'Urwah bin az Zubair, Muhammad bin al Munkadir dan 'Abdullah bin Abi Rafi' serta 'Ikrimah maula Ibnu 'Abbas. Dia pun meriwayatkan dari kakeknya, al Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr.

Mayoritas ulama yang ia ambil ilmunya berasal dari Madinah. Mereka  adalah ulama-ulama kesohor, tsiqah, memiliki ketinggian dalam amanah dan kejujuran.

Sedangkan murid-muridnya yang paling terkenal, yaitu Yahya bin Sa'id al Anshari, Aban bin Taghlib, Ayyub as Sakhtayani, Ibnu Juraij dan Abu 'Amr bin al 'Ala`. Juga Imam Darul Hijrah, Malik bin Anas al Ashbahi, Sufyan ats Tsauri, Syu'bah bin al Hajjaj, Sufyan bin 'Uyainah, Muhammad bin Tsabit al Bunani, Abu Hanifah dan masih banyak lagi.

Para imam hadits -kecuali al Bukhari- meriwayatkan hadits-haditsnya pada kitab-kitab mereka. Sementara Imam al Bukhari meriwayatkan haditsnya di kitab lainnya, bukan di ash Shahih.

Berkat keilmuan dan kefaqihannya, sanjungan para ulama pun mengarah kepada Imam Ja'far ash Shadiq.

Abu Hanifah berkata,"Tidak ada orang yang lebih faqih dari Ja'far bin Muhammad."

Abu Hatim ar Razi di dalam al Jarh wa at Ta'dil (2/487) berkata,"(Dia) tsiqah, tidak perlu dipertanyakan orang sekaliber dia."

Ibnu Hibban berkomentar: "Dia termasuk tokoh dari kalangan Ahli Bait, ahli ibadah dari kalangan atba' Tabi'in dan ulama Madinah".

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah memujinya dengan ungkapan : "Sesungguhnya Ja'far bin Muhammad termasuk imam, berdasarkan kesepakatan Ahli Sunnah". (Lihat Minhaju as Sunnah, 2/245).

Demikian sebagian kutipan pujian dari para ulama kepada Imam Ja'far ash Shadiq.

JA'FAR ASH SHADIQ TIDAK MUNGKIN MENCELA ABU BAKAR DAN 'UMAR
Adapun Syi'ah, berbuat secara berlebihan kepada Imam Ja'far ash Shadiq. Golongan Syi'ah ini mendaulatnya sebagai imam keenam. Pengakuan mereka, sebenarnya hanya kamuflase. Pernyataan-pernyataan dan aqidah beliau berbeda 180 derajat dengan apa yang diyakini oleh kaum Syi'ah.

Sebut saja, sikap Imam Ja'far ash Shadiq terhadap Abu Bakr dan 'Umar bin al Kaththab. Kecintaannya terhadap mereka berdua tidak perlu dipertanyakan. Bagaimana tidak, mereka berdua adalah teman dekat kakek (yaitu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam), dan sebagai penggantinya.

'Abdul Jabbar bin al 'Abbas al Hamdani berkata,"Sesungguhnya Ja'far bin Muhammad menghampiri saat mereka akan meninggalkan Madinah. Ia berkata,'Sesungguhnya kalian, Insya Allah termasuk orang-orang shalih dari Madinah. Maka, tolong sampaikan (kepada orang-orang) dariku, barangsiapa yang menganggap diriku imam ma'shum yang wajib ditaati, maka aku berlepas diri darinya. Barangsiapa menduga aku berlepas diri dari Abu Bakr dan 'Umar, maka aku pun berlepas diri darinya'."

Ad Daruquthni meriwayatkan dari Hanan bin Sudair, ia berkata: "Aku mendengar Ja'far bin Muhammad, saat ditanya tentang Abu Bakr dan 'Umar, ia berkata,'Engkau bertanya tentang orang yang telah menikmati buah dari surga'."

Pernyataan beliau ini jelas sangat bertolak belakang dengan keyakinan orang-orang Syi'ah yang menjadikan celaan dan makian kepada Abu Bakr, 'Umar, dan para sahabat pada umumnya sebagai sarana untuk mendapatkan pahala dari Allah.

Imam Ja'far ash Shadiq, sangat tidak mungkin mencela mereka berdua. Pasalnya, ibunya, Ummu Farwa adalah putri al Qasim bin Muhammad bin Abi Bakr ash Shiddiq. Sementara neneknya dari arah ibunya adalah, Asma` bintu Abdir Rahman bin Abi Bakr. Apabila mereka adalah paman-pamannya, dan Abu Bakr termasuk kakeknya dari dua sisi, maka sulit digambarkan, jika Ja'far bin Muhammad -yang jelas berilmu, berpegah teguh dengan agamanya, dan ketinggian martabatnya, serta memiliki hubungan kekerabatan dengan Nabi- melontarkan cacian dan celaan terhadap kakeknya, Abu Bakr ash Shiddiq. Ja'far sendiri berkata : "Abu Bakar melahirkan diriku dua kali".

Apalagi, bila menengok kapasitas keilmuan dan keteguhan agama dan ketinggian martabatnya, sudah tentu akan menghalanginya untuk mencaci-maki orang yang tidak pantas menerimanya.

KLAIM BOHONG SYIAH ATAS JA'FAR ASH SHADIQ

Pada masanya, bid'ah al Ja'd bin Dirham dan pengaruh al Jahm bin Shafwan telah menyebar. Sebagian kaum Muslimin sudah terpengaruh dengan aqidah al Qur`an sebagai makhluk. Akan tetapi, Ja'far bin Muhammad menyatakan: "Bukan Khaliq (Pencipta), juga bukan makhluk, tetapi Kalamullah"[2]. Aqidah dan pemahaman seperti ini bertentangan dengan golongan Syi'ah yang mengamini Mu'tazilah, dengan pemahaman aqidahnya, al Qur`an adalah makhluk.

Artinya, prinsip aqidah yang dipegangi oleh Imam Ja'far ash Shadiq merupakan prinsip-prinsip yang diyakini para imam Ahli Sunnah wal Jama'ah, dalam penetapan sifat-sifat Allah. Yaitu menetapkan sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah sebagaimana yang ditetapkan oleh Allah dan RasulNya, serta menafikan sifat-sifat yang dinafikan Allah dan RasulNya.

Ibnu Taimiyyah berkata,"Syi'ah Imamiyah, mereka berselisih dengan Ahli Bait dalam kebanyakan pemahaman aqidah mereka. Dari kalangan imam Ahli Bait, seperti 'Ali bin al Husain Zainal 'Abidin, Abu Ja'far al Baqir, dan putranya, Ja'far bin Muhammad ash Shadiq, tidak ada yang mengingkari ru`yah (melihat Allah di akhirat), dan tidak ada yang mengatakan al Qur`an adalah makhluk, atau mengingkari takdir, atau menyatakan 'Ali merupakan khalifah resmi (sepeninggal Nabi n), tidak ada yang mengakui para imam dua belas ma'shum, atau mencela Abu Bakr dan 'Umar."

Tokoh-tokoh Syi'ah tempo dulu mengakui, bahwa aqidah tauhid dan takdir (yang mereka yakini) tidak mereka dapatkan, baik melalui Kitabullah, Sunnah atau para imam Ahli Bait. Sebenarnya, mereka mendapatkannya dari Mu'tazilah. Mereka (kaum Mu'tazilah) itulah guru-guru mereka dalam tauhid dan al 'adl".

Klaim kaum Syi'ah yang menyatakan pemahaman aqidah mereka berasal dari Ja'far ash Shadiq atau imam Ahli Bait lainnya, hanyalah merupakan kedustaan, dan mengada-ada belaka. Sehingga tidak salah jika dianggapnya sebagai dongeng-dongeng fiktif, dan bualan kosong yang mereka nisbatkan kepada orang-orang yang mulia itu.

Contoh kedustaan yang dilekatkan kepada beliau, yaitu ucapan "taqiyah adalah agamaku dan agama nenek-moyangku". Orang Syiah menjadikannya sebagai prinsip aqidah mereka.

Kedustaan lainnya, keyakinan mereka bahwa Ja'far ash Shadiq akan kekal abadi, dan tidak meninggal. Ini juga merupakan kesalahan yang parah. Kematian adalah milik setiap orang, dan pasti terjadi. Tidak ada orang, baik dari kalangan Ahli Bait atau lainnya yang mendapatkan hak istimewa hidup abadi di dunia ini.

Bentuk kedustaan mereka merambah buku dan tulisan-tulisan yang diklaim telah ditulis oleh Ja'far ash Shadiq. Para ulama telah menetapkan kedustaan itu. Ditambah lagi, eranya (80-148 H) termasuk masa yang kering dengan karya tulis. Yang ada, perkataan-perkataan yang diriwayatkan dari mereka saja, tidak sampai dibukukan.

Kaidah yang mesti kita pegangi dalam masalah ini, tidak menerima satu perkataan pun dari ash Shadiq dan imam-imam lain, juga dari orang lain, kecuali dengan sanad yang bersambung, berisikan orang-orang yang tsiqah dan dikenal dari kalangan para perawi, atau bersesuaian dengan al Haq dan didukung oleh dalil, maka baru bisa diterima. Selain dari yang itu, tidak perlu dilihat.

Di antara kitab yang dinisbatkan kepadanya dengan kedustaan, yaitu kitab Rasailu Ikhawni ash Shafa, al Jafr (kitab yang memberitakan berbagai peristiwa yang akan terjadi), 'Ilmu al Bithaqah, Ikhtilaju al A'dha` (menjelaskan pergerakan-pergerakan yang ada di bawah tanah), Qira`atu al Qur`an Fi al Manam, dan sebagainya.

Golongan Syi'ah memperkuat kedustaan mereka tentang keotentikan kitab-kitab tersebut, dengan mengambil keterangan dari Abu Musa Jabir bin Hayyan ash Shufi ath Tharthusi. Dia ini adalah pakar kimia yang terkenal, meninggal tahun 200 H. Mereka berdalih, bahwa Abu Musa Jabir bin Hayyan telah menyertai Ja'far ash Shadiq dan menulis berbagai risalah yang berjumlah 500 buah dalam seribu lembar kertas. Namun, pernyataan ini masih sangat diragukan. Sebab, Jabir ini termasuk muttaham (tertuduh, dipertanyakan) dalam agama dan amanahnya, dan juga kesertaannya bersama Ja'far ash Shadiq yang meninggal tahun 148 H. Menurut keterangan yang masyhur, Jabir bukan menyertai Ja'far ash Shadiq, tetapi ia menyertai Ja'far bin Yahya al Barmaki. Dan lagi yang pantas untuk meragukan pernyataan tersebut, karena Imam Ja'far ash Shadiq berada di Madinah, sementara itu Jabir bermukim di Baghdad. Kedustaan tersebut semakin jelas jika melihat kesibukan Jabir dengan ilmu-ilmu alamnya, yang tentu sangat berbeda dengan yang ditekuni Imam Ja'far ash Shadiq.

Oleh karena itu, tulisan-tulisan di atas, tidak bisa dibenarkan penisbatannya kepada Ja'far ash Shadiq. Ringkasnya, Syi'ah berdiri di atas kedustaan dan kebohongan. Andaikan benar miliknya, sudah tentu akan diketahui anak-anaknya dan para muridnya, dan kemudian akan menyebar ke berbagai pelosok dunia. Wallahul Musta'an.

Fakta ini semakin membuktikan bahwa Syiah berdiri di atas gulungan kedustaan dan kebohongan. Ibnu Taimiyah rahimahullah menyimpulkan:

"Adapun syariat mereka, tumpuannya berasal dari riwayat dari sebagian Ahli Bait seperti Abu Ja'far al Baqir, Ja'far bin Muhammad ash Shadiq dan lainnya".

Tidak diragukan lagi, bahwa mereka adalah orang-orang pilihan milik kaum muslimin dan imam mereka. Ucapan-ucapan mereka mempunyai kemuliaan dan nilai yang pantas didapatkan orang-orang semacam mereka. Tetapi, banyak nukilan dusta ditempelkan pada mereka. Kaum Syiah tidak memiliki kemampuan penguasaan dalam aspek isnad dan penyeleksian antara perawi yang tsiqah dan yang tidak. Dalam masalah ini, mereka laksana Ahli Kitab. Semua yang mereka jumpai dalam kitab-kitab, berupa riwayat dari pendahu-pendahulu mereka, langsung diterima. Berbeda dengan Ahli Sunnah, mereka mempunyai kemampuan penguasaan isnad, sebagai piranti untuk membedakan antara kejujuran dengan kedustaan. (Minhaju as Sunnah, 5/162).

(Diadaptasi dari muqaddimah tahqiq Kitab al Munazharah (Munazharah Ja'far bin Muhammad ash Shadiq Ma'a ar Rafidhi fi at Tafdhili Baina Abi Bakr wa 'Ali), karya Imam al Hujjah Ja'far bin Muhammad ash Shadiq, tahqiq 'Ali bin 'Abdul 'Aziz al 'Ali Alu Syibl, Dar al Wathan Riyadh, Cet. I, Th. 1417 H).
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 05/Tahun X/1427H/2006M]
_______

Footnote
[1]. Oleh Syi'ah Imamiyah, ia diangkat sebagai imam berikutnya. Dalam masalah ini, Syi'ah Imamiyah berseteru pendapat dengan Isma'iliyah tentang imam setelah Ja'far ash Shadiq, antara Musa yang bergelar al Kazhim dengan Isma'il yang sudah meninggal terlebih dahulu. Perbedaan memang menjadi ciri khas ahli bid'ah, bahkan pada masalah yang prinsip menurut mereka.
[2]. Ibnu Taimiyyah mengungkapkan, bahwa pernyataan itu termasuk sering diriwayatkan dari Ja'far ash Shadiq. (al Minhaj, 2/245).



Habib Ahmad Zein Al Kaff : Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama, sedangkan Syiah berbeda, kita hanya berbeda dalam masalah furu’iyah (cabang) dengan Wahabi/salafi

Habib ahmad zen: 
wahabi masih saudara,, syiah bukan!
4 March 2015   
JAKARTA- Kaum Muslimin yang mengkritik ajaran syiah kerapkali difitnah dengan sebutan-sebutan yang buruk, diantaranya pemecah belah umat, agen Zionis, dan yang lebih sering dengan tudingan sebagai Wahabi [ Salafi, red]
Namun, hal itu dibantah oleh Pimpinan Yayasan Al Bayyinat Jawa Timur, Habib Ahmad Zein Al Kaff yang bukan dari kalangan Wahabi saat menjawab pertanyaan soal kenapa setiap ada upaya membongkar kesesatan Syiah, kalangan Syiah sering menyerang balik dengan menyatakan bahwa Wahabi dibelakang aksi yang menuduh Syiah sesat .
Wahabi sama-sama Ahlussunnah, kalau mereka (Syiah) bukan. Kalau wahabi kitab rujukannya sama, rukun Iman, rukun Islamnya juga sama, sedangkan Syiah berbeda, kita hanya berbeda dalam masalah furu’iyah (cabang) dengan Wahabi” tegas Habib Zein dalam konferensi pers setelah acara tabligh akbar bertajuk “Mengokohkan Ahlus Sunnah wal Jamaah di Indonesia”, yang digelar Ahad kemarin (16/9) di masjid Al-Furqan Dewan Dakwah Jakarta.
Anggota dewan Syuriah PWNU Jawa Timur ini, menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu terkejut mendengar tuduhan seperti itu, sebab hal tersebut juga yang menimpa dirinya yang jelas-jelas warga Nahdliyin.
“Tidak usah heran, saya aja yang sudah jelas-jelas bukan Wahabi, dituduh Wahabi juga sama mereka (Syiah)” tutupnya. (bilal/arrahmah.com) Selasa, 18 September 2012 12:27:09

Syiah Mencela Aisyah, Abu Hurairah, Wahabi, Salafi

                                                     

SyubhatWahhabi, jangan membawa nama Sunni untuk menghujat umat lain yang tidak sependapat dengan pemikiran antum! Wahabi atau Salafi sama saja. Modalnya cuma bisa bahasa Arab saja! Hanya orang-orang wahabi atau salafi yang doyan makan hadits Abu Hurairah. Sampai yang tidak mau make hadits Abu Hurairah dianggap sesat. Di NU ada tradisi tawassul, begitupula di Syi’ah. Jadi masih ada persamaan. Cuma Wahabi atau Salafi yang tidak memperbolehkan. Beginilah kalau kenalnya cuma sama Bapak Kucing (Abu Hurairah). Mengapa Abu Hurairah tidak diganti saja dengan julukan yang lebih baik. Masa orang hebat julukannya lucu. Katanya sahabat Nabi, tapi kenapa bisa mendapat gelar seperti itu? Ana yakin itu hanya cerita fiktif dari Wahabi.


Jawab: Saya sangat senang dengan keterus terangan ini, karena hal itu semakin memperjelas akhlaq Anda yang sebenarnya di hadapan manusia. Sebagaimana telah menjadi jelas bagi mereka tentang keyakinan menyimpang Anda terhadap para sahabat Radhiallahu ‘Anhu.

Saya akan menjawab Anda dengan sesuatu yang tidak Anda bayangkan, sebuah jawaban yang dengan izin Allah akan mengejutkan Anda. Anda ingin mengelabui manusia dengan klaim Anda bahwa Syi’ah dan NU itu sama, hanya karena mereka membolehkan tawassul. Baiklah, pertama, Anda lupa bahwa kami juga membolehkan tawassul, akan tetapi tawassul yang masyru’, bukan tawassul yang dilarang (yang tidak ada dalilnya dari al-Qur`an dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam).

Sebenarnya bukan ini masalahanya. Permasalahan yang sesungguhnya adalah klaim Anda yang mengesankan bahwa Anda sama dengan NU. Maka apakah bisa kita pahami dengan ungkapan itu bahwa NU melecehkan Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu sebagaimana Anda dan Syi’ah melecehkannya Radhiallahu ‘Anhu?
Apakah bisa kita pahami bahwa NU mencaci para sahabat Radhiallahu ‘Anhu dan berkeyakinan akan kemurtadan dan kekafiran mereka?

Apakah NU menuduh zina Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiallahu ‘Anha, dan bahwa dia ada di dalam neraka?

Apakah NU tidak mengakui kekhilafahan Abu Bakar, Umar, dan ‘Utsman?

Apakah NU meyakini para imam syi’ah dan bahwa mereka semua ma’shum?

Apakah NU meyakini bolehnya nikah mut’ah dan mengamalkannya?

Apakah NU meyakini al-Mahdi al-Muntazhar yang bersembunyi di goa sejak lebih dari seribu tahun yang lalu?
Apakah NU meyakini kakufuran orang yang tidak mengimani imam-imam mereka?

Apakah NU meyakini bahwa al-Qur`an ini telah diubah-ubah?

Apakah NU mengikuti madzhab Ja’fari bukan madzhab Syafi’i? Begitu seterusnya, pertanyaan ini bisa memanjang…! Dan jawabannya sama, TIDAK. Sekarang para pembaca bisa mengetahui dengan sederhana apakah NU sama dengan Anda (wahai orang Syi’ah) ataukah tidak?

Adapun pelecehan Anda dan menghina sahabat yang mulia, Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, maka itu saya hadiahkan kepada saudara-saudara kami di MUI, biar mereka yang menjawab.

Anda mengklaim bahwa yang memberi nama Abu Hurairah itu adalah Wahhabi, padahal nama tersebut telah ada 1200 tahun sebelum dakwah Muhammad bin ‘Abdil Wahhab. Dia diberi nama demikian karena dia memiliki seekor kucing kecil yang menyertainya sejak kecil. Dan adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memanggilnya dengan nama itu. Para sahabat dan tabi’in, serta orang-orang datang setelah mereka, termasuk di antara mereka adalah Imam syafi’i, dan ulama ahli hadits, berikut seluruh ulama telah menukil nama tersebut. Maka apakah mereka semua adalah Wahhabi?! Saya memohonkan hidayah kepada Allah untuk  Anda.

Syubhat: Shalawat hanya untuk Nabi dan keluarganya saja, tidak berlaku untuk para sahabat Nabi. Allah memerintahkan untuk bershalawat kepada Nabi dan keluarganya, bukan shalawat yang terputus model Wahhabi.

Jawab:  Pertama, apakah kebencian Anda kepada para sahabat akan menambah derajat Anda di sorga?!
Kedua, adapun berkenaan dengan perkara shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka Anda telah menjerumuskan diri Anda sendiri pada sebuah kesalahan besar. Anda telah menjadikan seluruh kaum muslimin Wahhabi, karena shalawat mereka yang terputus menurut Anda.

Kesalahan kedua, bahwa orang yang bershalawat kepada Nabi dengan shalawat yang terputus adalah Syi’ah itu sendiri, bukan ahlussunnah wal jama’ah. Anda sekalian hanya bershalawat saja dan tidak bersalam kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Sementara Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan di dalam al-Qur`an agar kita bershalawat dan bersalam kepada beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56)


Pada ayat tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bershalawat dan salam kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saja. Oleh karena itulah kaum muslimin pada setiap tempat bershalawat dan salam kepada beliau. Sementara Anda sekalian hanya bershalawat tanpa salam kepada beliau. Maka tampaklah perselisihan Anda dengan perintah Allah yang ditujukan kepada hamba-hamba-Nya yang mukmin.

Adapun klaim Anda, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan agar kita bershalawat kepada Nabi dan keluarga beliau, maka sesungguhnya saya bertanya kepada Anda, dimana hal itu disebutkan di dalam al-Qur`an? Kemudian saya bertanya kepada Anda, dan juga kepada ulama Syi’ah, seandainya keluarga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada pada tempat yang berlebihan seperti itu menurut Anda sekalian, lantas mengapa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak berfirman:

 اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ وَآلِهِ  أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّواعَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi dan keluarganya. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan keluarganya serta ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”?!


Adapun klaim Anda, bahwa tidak boleh bershalwat kepada selain Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka ini menyelisihi nash-nash al-Qur`an yang mulia dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang shahih. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ
“Dialah yang bershalawat (memberi rahmat) kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), …” (QS. Al-Ahzab: 43)


Dia Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

 عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ
“Mereka Itulah yang mendapat (shalawat) keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka …” (QS. Al-Baqarah: 157)


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَسَكَنٌ لَّهُمْ
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan bershalawatlah (mendoalah) untuk mereka. Sesungguhnya shalawat (doa) kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.” (QS. At-Taubah: 103)


Dan telah datang dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Abi Aufa, dia berkata:

 النَّبِىُّ إِذَا أَتَاهُ قَوْمٌ بِصَدَقَتِهِمْ قَالَ « اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ فُلاَنٍ » . فَأَتَاهُ أَبِى بِصَدَقَتِهِ ، فَقَالَ « اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِى أَوْفَى »
“Adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, jika datang kepada beliau suatu kaum dengan membawa shadaqah mereka, beliau bersabda, ‘Allahumma shalli ‘ala Ali Fulan (ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keberkahan kepada keluarga Fulan)’. Maka datanglah bapakku kepada beliau dengan membawa shadaqahnya, maka beliau bersabda, ‘Allahmumma shalli ‘ala Ali Abi Aufa (Ya Allah limpahkanlah rahmat dan keberkahan kepada keluarga Abu Aufa)’. (HR. al-Bukhari Muslim)

Dari Jabir bin ‘Abdillah, dia berkata
 امْرَأَةً قَالَتْ لِلنَّبِىِّ  : صَلِّ عَلَىَّ وَعَلَى زَوْجِىفَقَالَ النَّبِىُّ  «صَلَّى اللَّهُ عَلَيْكِ وَعَلَى زَوْجِكِ »
‘Bahwasannya ada seorang wanita berkata kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Bershalawatlah kepada saya dan suami saya.’ Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Shallallahu ‘alaiki wa ‘alaa zaujiki (Mudah-mudahan shalawat (limpahan rahmat dan keberkahan) Allah tercurah atasmu dan suamimu).’ (HR. Abu Dawud, ad-Darimi, Ahmad, Ibnu Hibban, dan lainnya dengan sanad shahih)


Syubhat: Jangan karena kekuasaan dan harta lalu keluarga Nabi diabaikan. Yang paling mengerti tentang sunnah Nabi adalah keluarga Nabi sendiri, bukan orang lain atau sahabat. Cinta keluarga Nabi adalah wajib bagi umat Islam. Sahabat hanya berlaku bagi orang-orang Wahabi fanatik.

Jawab: Anda dan orang-orang Syi’ah selain Anda telah sampai kepada suatu kebodohan yang Anda tidak tahu bahwa jika Anda meragukan keadilan dan amanah para sahabat, maka Anda telah meragukan apa yang telah mereka nukil untuk kita, baik berupa al-Qur`an maupun sunnah. Jika tidak, maka siapa yang telah mengumpulkan al-Qur`an, serta menjaga sunnah? Bukankah mereka itu adalah para sahabat Radhiallahu ‘Anhu? Jadi, akal ini tidak bisa menerima bahwa orang yang kita ragukan keadilannya akan dapat berbuat amanah terhadap firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Kemudian, apa bisa kita pahami dari ucapan Anda bahwa para sahabat tidak memiliki kedudukan sama sekali bagi kaum muslimin secara umum termasuk di antara mereka adalah para ulama Indonesia? Anda tidak mengetahui bahwa dengan klaim tersebut, Anda telah menjadikan seluruh kaum muslimin, sama saja Indonesia atau selainnya adalah Wahhabi. Bahkan Anda tidak tahu bahwa Anda, dan pemilik pertanyaan yang lalu telah menampakkan Wahhabi dengan tampilan yang indah. Yaitu bahwa mereka adalah orang-orang yang mencintai para sahabat, serta membela mereka dan ummahatul mukminin. Mereka membela al-Qur`an, menegaskan bahwa al-Qur`an terjaga dari tahrif (perubahan), pengurangan, dan penambahan. Mereka berpegang teguh dengan sunnah nabi yang shahih. Mereka memuliakan keempat imam, dan para salafus shalih, ya mereka adalah Wahhabi. Maka jika setiap orang yang membela sahabat adalah Wahabi menurut Anda, maka jadilah Imam Syafi’i Rahimahullah, Imam Nawawi Rahimahullah, Imam Ibnu Hajar Rahimahullah, Imam al-Bukhari Rahimahullah, Imam Muslim Rahimahullah, Imam Ibnu Katsir Rahimahullah, dan seluruh imam-imam besar selain mereka adalah Wahhabi.

Wahai para pembaca Qiblati yang budiman,
Anda bisa memperhatikan, dari sela-sela penyampaian syubhat orang-orang Syi’ah tersebut, bahwa itu adalah syubhat-syubhat yang naïf, dan bahwa pemilik syubhat itu adalah jahil, tidak memiliki walau sedikit ilmu. Kebodohan mereka terhadap Islam, dan aqidah ahlussunnah telah memudahkan orang-orang yang menyimpang menanamkan kebencian dan penghinaan kepada para sahabat di hati mereka. Mereka pun mengambil manfaat dari kekerdilah akal mereka, serta menjadikan mereka menghadapi masyarakat dengan pemikiran baru mereka, sementara mereka bersembunyi di tempat yang gelap dengan tujuan untuk membuat fitnah di antara umat Islam. Kami memohon kepada Allah, agar menjauhkan kaum muslimin dari keburukan tersebut, dan mengakhiri akhir kehidupan kita dengan kebaikan.

Syubhat: Istri Nabi jahat akan mendapatkan siksa dua kali lipat. Inilah hikmah ibu tiri itu jahat. Lebih jahat lagi ibu kota perantau. Cintailah ibu kandung (wajib), kasihan yang punya ibu tiri jahat. Ibu tiri jahat koq dicintai, sementara ibu kandung dijahati (anak durhaka), cinta buta, lagi mengingkari sejarah.

Jawab: Inilah satu buah dari sekian buah pengajaran orang-orang syi’ah kepada generasinya di Indonesia. Inilah buah diizinkannya para mahasiswa untuk belajar di negeri syi’ah. Inilah buah diizinkannya pencetakan buku-buku kedengkian dan kebencian. Inilah buah diberikannya kebebasan kepada para da’i syi’ah untuk menghembuskan racun-racun mereka pada tubuh manusia Indonesia yang berbudi dan beradab.

Penanya atau pemilik syubhat yang merana ini, telah menjadi satu korban sebuah dakwah terorganisir untuk merusak manusia. Dengan satu kilo beras, dua kilo gula, sedikit minyak dan sejumlah mi isntan atau dengan beasiswa atau modal usaha atau melancong ke luar negri mereka membeli agama penanya dan banyak yang lain. Lalu mereka menyia-nyiakan agama dan dunia mereka. Seandainya Anda bertanya kepada orang seperti penanya ini akan rincian pokok-pokok ajaran ahlussunnah waljama’ah, dia tidak akan tahu karena kebodohan terhadap agamanya. Hanya saja dia itu adalah buah dari permusuhan jiwa, dan terabaikannya akal yang telah berlumut padanya dan lainnya. Hingga sampai pada tingkatan mencaci dan melaknat para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Na’udzu billah min dzalik.

Para penyokong pikiran rusak di Indonesia dan lainnya ini tidak akan tenang hingga menebarkan kebencian dan permusuhan di antara manusia. Lalu mereka menyebarkan kerusakan di tengah-tengah umat; mencaci para sahabat, mengklaim telah dipalsukannya al-Qur`an (ditambah dan dikurangi oleh para sahabat Nabi), dan menyebarkan perzinaan atas nama kawin mut’ah.

Semua ini mereka lakukan hingga Mahdi al-Muntazhar mereka keluar, dimana dia tidak akan keluar kecuali setelah tersebarnya kerusakan, dan kezhaliman di tengah-tengah manusia, menyebarnya kerusakan di umat ini sesuai dengan periwayatan mereka. Jadi, mereka itu berpahala atas menyebarnya kerusakan mereka. Maka termasuk kemaslahatan mereka adalah merusak umat, dan menyia-nyiakannya. Semua itu mereka lakukan agar Mahdi khayalan yang tidak ada wujudnya- versi mereka- cepat keluar.

Orang seperti penanya (penanggap) yang dungu ini, tidak mengetahui bahwa ucapannya adalah sebuah kekufuran, dan mengeluarkannya dari agama, karena dia telah mendustakan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah mensucikan Ummul Mukminin Aisyah dalam kitab-Nya, dan menjadikannya sebagai bacaan suci yang dibaca hingga hari kiamat.

Sesungguhnya permasalahan kita, bukanlah bersama orang-orang sederhana seperti ini, akan tetapi permasalahan kita adalah bersama dengan orang-orang yang membangun kesesatan dan kekufuran kepada Allah di dalam akal-akal mereka. Sesungguhnya saya heran, bagaimana kami telah meminta ulama mereka untuk ikut masuk dalam dialog damai di majalah kita ini, tetapi tidak ada seorang pun dari mereka yang maju. Yang demikian itu -menururut keyakinan kami- karena mereka mengetahui bahwa perlawanan mereka terhadap kami adalah sebuah kerugian. Karena kami adalah ahlul haq dan mereka adalah ahlul batil.
Saya tahu, bahwa tidak ditemukan seorang ulama pun dari mereka di Indonesia. Yang ada hanyalah orang-orang yang mengaku punya ilmu. Saya katakan kepada mereka untuk meminta bantuan kepada orang-orang yang mereka sukai di luar Indonesia, saat itu –dengan izin Allah- kami akan mengobati dada orang-orang mukmin.

Andai saja orang-orang yang jahil itu berfikir, mengapa ustadz-ustadz mereka tidak berani untuk mengadakan dialog ilmiah melalui majalah ini? Demi Allah, yang telah menciptakan langit tanpa tiang, kami akan membuktikan pada semua orang bahwa mereka tidak memiliki ilmu yang benar.

Terakhir, saya katakan kepada penanya/ pemilik syubhat yang polos tersebut, carilah orang yang bisa menghadapi kami dalam dialog, kami akan berterima kasih. (AR)*

Sumber: http://qiblati.com/jawaban-syubhat-syiah.html