Sunday, March 6, 2016

Politik Luar Negeri Indonesia Bebas Aktif Kondisional, Malu-Malu Beraliansi Dengan Majusyiah Iran ( Rusia ) Dan Anti Arab ( Saudi )! Terlihat Dikendalikan Unsur Rafidhi. Barbar Syiah Bashar Assad Tumbang, Akan Terjadi Perubahan Fundamental. OKI 2016 Harus Buka Kekejaman Majusyiah Iran Terhadap Ahlus Sunnah. Putera Mahkota Saudi: Dunia Islam Tengah Menghadapi Ancaman Bahaya Teroris Syiah. Tuduhan Keji Duta Besar Indonesia Di Suriah Terhadap Muslim Madaya Sangat Jelas Keberpihakannya Pada Rezim Syiah Bashar Assad Laknatullah 'Alaihi

Hasil gambar untuk kekejaman di madayaHasil gambar untuk kekejaman di madayaHasil gambar untuk kekejaman di madaya
Hasil gambar untuk kekejaman di madayaHasil gambar untuk kekejaman di madaya

“Madaya itu pusat penyelundupan dan macam-macam. Orang Madaya ini sejak sebelum perang tidak baik sama pemerintah, banyak pejabat pemerintah dibunuh. Setelah perang sekalian dikepung aja biar mati, mungkin begitu,” Duta Besar Indonesia untuk Suriah, Djoko Hartanto 
Syiah Bashar Al Assad Hanya didukung 12 % ( Alawi ) dari jumlah 22,5  juta keseluruhan populasi Suriah dan hanya Kuasai 18% Wilayah Suriah ! Masa kita mendukung Non Muslim ( Syiah ) yang 12 % ? Demi Allah , Barbar bashar assad pasti tumbang,  awal kehancuran MajuSyiah Iran dan antek-anteknya !

Dubes Indonesia untuk Suriah: Iran, Alasan Indonesia Tak Gabung Koalisi Saudi

Konflik di Suriah yang berlangsung sejak 2011 hingga sekarang ini terus menyeret perhatian dunia. Tak ayal beberapa dunia yang berkepentingan memanfaatkan situasi ini mulai menunjukkan eksistensi keberpihakannya. Rusia yang didukung kekuatan China semakin menguatkan intervensinya. Sementara Arab Saudi tak mau kalah dengan membentuk koalisi Teluk yang didukung Amerika.
Salah satu Negara di Asia Tenggara yang menyatakan keberpihakannya terhadap Saudi adalah Malaysia. Sementara Indonesia hingga saat ini masih mempertahankan sikap politik bebas aktif ( ???? ). Lalu apa yang menjadi alasan Indonesia memiliki sikap demikian?

"Siapa Kau, As-Sisi?"

Hasil gambar untuk a sisi
Who Are You, Sisi?
Oleh David Hearst, kepala editor Middle East Eye

Hanya sedikit pemimpin-pemimpin Arab hari ini yang mau untuk dibandingkan dengan kolonel Muammar Gaddafi, sang diktator Libya yang hidupnya berakhir menyedihkan. Bahkan lebih sedikit lagi yang ingin mengundang pembandingan tersebut, dengan mengutip kata-kata yang diucapkan Gaddafi dari reruntuhan sebuah bangunan yang dihancurkan dalam serangan udara AS pada 1986. Gaddafi menggunakan panggung tersebut untuk melawan revolusi Libya sebulan setelah revolusi itu dimulai: “siapa kau?” teriaknya.