KAMIS, DESEMBER 25,
2014
Oleh Abu Husain Al
Thuwailibi
Maasya Allah, seorang Ulama dari Saudi Arabia, Syaikh Ibnu Hadi Bin Umair
Hafizhahullah memberi nasehat kepada kaum yang menamakan dirinya
"Salafi", beliau memberi nasehat kepada segelintir manusia yang
hobinya memakan bangkai orang lain, mencari-cari kesalahan Ulama dan Da'i,
inilah wasiat emas ULAMA SALAFI UNTUK SALAFI dan untuk kita semua:
أُوصيكم –أيضأً- باستخدام
الحكمةِ في التعامُلِ فيما بينكم، وتركِ الأسئلةٍِ -يا إخوان- التي تؤدّي إلى
الشحناء، وإلى القيل والقال .هذه أضرّت –والله-. أنا –والله- الآنَ- مغلِقٌ هاتفي
؛ ما أستقبل الأسئلة؛لأني وجدتُ أنها سبّبت مشاكلَ لا أول لها، ولا آخر!
“Aku berwasiat juga, hendaknya kalian berlaku hikmah dalam bermuamalah di
antara kalian. Dan tinggalkan pertanyaan-pertanyaan yaa ikhwaan yang mengarah
kepada kebencian dan “katanya dan katanya”. Pertanyaan-pertanyaan seperti itu
-demi Allah- menimbulkan mudharat. Aku -demi Allah- sekarang menutup teleponku,
tidak akan menerima pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Karena aku melihat hal
itu menjadi sebab timbulnya masalah yang tiada habisnya.
لكن الأسئلة عن فلان وفلان!
إن مدحتَ، وإن قدحتَ: كلها يُراد بها فتنٌ -مدحتَ، أو قدحتَ-!! فاتركوا-يا إخوة –
في هذه الأجواء الملبَّدة- اتركوا مثلَ هذه الأشياء بارك الله فيكم-. اتركوا القيل
والقال! يعني: أنت تمدح فلاناً ، وتتعصّب له ! يجيء فلان ويتعصّب لواحد خصمه و…!!
Akan tetapi, pertanyaan tentang si Fulaan dan Fulaan! Jika engkau telah
memujinya, atau jika engkau telah mencelanya, semua yang diinginkan dengannya
hanyalah fitnah. Baik engkau memujinya atau mencelanya!! Maka tinggalkan “cuaca
mendung” seperti ini, tinggalkan pertanyaan-pertanyaan seperti itu, semoga
Allah memberkahi kalian. Tinggalkan “katanya dan katanya” yakni jika engkau
memuji si Fulan lantas engkau memancangkan sikap ta’asshub (fanatik) kepadanya.
Begitu pula yang lainnya, berta’asshub kepada si Fulaan yang bersebrangan
dengannya..!
نحن قلنا لكم -غير مرة-:إنه
كانت تقع خلافاتٌ بين الشيخ الألباني وبين غيره من علماء السنة (!)، والله: ما لها
أيَّ أثرٍ في صفوف السلفيين في العالَم(!)- كله-،ما لها أيُّ أثر .. الآن :
طُويلبٌ صاحبُ فتن يتعمَّد إثارةَ الفتن بين أهل السنة، فيصبح إماماً بين عشيَّة
وضُحاها؛ جلس يدرس يومين: خلاص أستاذ! وله عُصبة يتحزّبون له! ولا يقبلون فيه أيَّ
نقد مهما حمل هذا النقدُ من الحُجج والبراهين! وإذا انتقده إنسانٌ بالحُجج
والبراهين قامت الدنيا وقعدت ! وهؤلاء يتحزّبون، ويتعصّبون له
Kami telah menyampaikan kepada kalian berkali-kali, dahulu pernah terjadi
perselisihan antara Syaikh Al-Albaani dan selain beliau dari Ulama Sunnah. Demi
Allah, perselisihan tersebut tidak berpengaruh sedikitpun atas persatuan
Salafiyyin di dunia ini. Namun sekarang ini muncul thuwaylibul ‘ilm (penuntut
ilmu junior) menjadi ahli fitnah dan sengaja membuat fitnah di antara
Ahlussunnah, seolah ia menjadi seorang imam yang menjadi rujukan antara pagi
dan siang hari, padahal ia hanya belajar sehari atau dua hari tiba-tiba
dianggap sebagai ustadz. Bahkan ia juga punya pengikut yang berta’asshub
kepadanya. Para pengikutnya itu tidak akan menerima kritikan apapun terhadap
ustadznya, sekalipun kritikan itu bersifat ilmiyyah dilandasi hujjah-hujjah dan
bukti-bukti nyata. Apabila ada yang bangkit mengkritiknya, seolah-olah dunia
kiamat, dan mereka membikin hizbiyyah di kalangan Salafiyyin dan berta’asshub
kepadanya.
وقد يكون هذا الأستاذُ
مسكيناً طالبَ علم!هو فيه خير، لكنْ ؛ لماذا العصبيّات هذه؟! يعني: أخلاق الحزبيين
تسلَّلت إلى بعض السلفيين! والله: ما كانت هذه الأخلاقُ بيننا. والله: لقد تناظر
أَمامَنا الشيخ ابن باز والألباني –وغيرهما- في (الجامعة الإسلامية) ، والله: ما
كان لها أيُّ أثر. وكَتَبَ الشيخ الألباني، وقال في وضع اليدين: بدعة… والله: ما
كان لها أيُّ أثر وأراد الصوفية الخرافيُّون أن يضربوا الشبابَ بعضَهم ببعض -بابن
باز وبالألباني- ، والله: ما وجدوا سبيلاً لذلك». ثم قال -حفظه الله- : «فتنبّهوا
لهذه الأشياء -يا إخوة- .. اتركوا مثلَ هذه الأشياء .. اتركوا التعصُّبات لفلان
وفلان، ولا تتعصَّبوا لأي أحد؛ تُفَرِّقون الدعوة السلفية
.
Terkadang sang ustadz ini adalah seorang penuntut ilmu yang sangat kurang
ilmunya akan tetapi ia memiliki kebaikan. Namun mengapa terjadi ‘ashabiyah
seperti ini? Sungguh mental hizbiyyah telah menyelinap pada sebagian
Salafiyyin. Demi Allah, dahulu tidak ada akhlaq seperti ini di antara kami.
Demi Allah, telah terjadi perdebatan antara Syaikh bin Baaz dan Syaikh
Al-Albaani dan selain keduanya di hadapan kami di Universitas Islam Madinah,
namun tidak sedikitpun berpengaruh. Syaikh Al-Albaani menulis tentang
permasalahan bersedekap saat i’tidaal hukumnya bid’ah, namun tidak sedikitpun
berpengaruh kepada persatuan Salafiyyin. Padahal orang-orang Shufi ahli
khurafat terus berusaha membuat percekcokan di antara pemuda melalui
perselisihan pendapat antara Syaikh bin Baaz dan Syaikh Al-Albaani, akan tetapi
mereka gagal. Kami peringatan dari semua ini yaa ikhwah, tinggalkan
pertanyaan-pertanyaan seperti itu, tinggalkan sikap ta’asshub kepada Fulaan dan
Fulaan, janganlah kalian berta’asshub kepada seorang pun, karena akan memecah
belah dakwah Salafiyyah.
ما نرضى لكم هذا –أبداً-؛
يحتملُ بعضكم بعضاً، وينصحُ بعضكم بعضاً –بالحكمة-. لا تدخلوا في متاهات التحزُّب
، والتعصُّب لفلان وفلان .. تمزَّقت السلفية بهذه الأساليب ،وسرَّبها إليكم
الحزبيُّون ، ووجدوا في كثيرٍ منكم تقبُّلاً لمثلِ هذه الأمور.. اتركوها -بارك الله
فيكم-. أسألُ الله أن يؤلِّف بين قلوبكم، وأن يدفعَ عنكم الفتنَ ما ظهر منها وما
بطن.. فعودوا -يا إخوان- لما كان عليه أسلافُكم على امتداد التاريخ -مِن التناصح
بالحكمة، والموعظة الحسنة ، والتحلِّي بالأخلاق العالية-».
Aku tidak akan pernah ridha dengan perkara ini selamanya. Akan tetapi hendaklah
di antara kalian saling mengkritik dan menyampaikan nasehat dengan cara yang
hikmah. Jangan sekali-kali kalian masuk dalam jejaring hizbiyyah dengan
berta’asshub kepada si Fulaan dan Fulaan sehingga memecah belah Salafiyyin,
lalu hizbiyyun mudah menyusup di antara kalian. Dan mereka hizbiyyun mendapati
kebanyakan Salafiyyin mudahnya menerima mereka dalam berbagai urusan. Maka
tinggalkanlah oleh kalian itu semua, semoga Allah memberkahi kalian. sikap
ta’ashub barakallahu fiikum. Aku memohon kepada Allah agar menjinakkan
hati-hati kalian, menjauhkan kalian dari fitnah, baik yang nampak maupun yang
tersembunyi. Maka kembalilah yaa ikhwan, kembalilah kepada manhaj
Salafusshaalih yakni saling mengkritik dengan cara yang hikmah, saling
menasehati dengan cara yang baik, dan berhias dengan akhlaq yang tinggi.
(Kitab Al-Bayaan wal Iidhaah Li ‘Aqiidati Ahlissunnah wal Jamaa’ah Fi
Ru’yatillaah Yaumal Qiyaamah” dari kitab “Haadiyil Arwaah ilaa Bilaadil
‘Afraah” Libnil Qayyim – Al-Baidhaa’ Al-‘Ilmiyyah)