Untuk membantah susunan rukun Iman dan Islam buatan Syiah
di atas mari kita baca penjelasan Ust. Farid Ahmad Okbah, MA, dalam
bukunya Ahlussunnah Wal Jamaah dan Dilema Syiah di Indonesia; Fakta dan
Data Perkembangan Syiah di Indonesia, hal 36-40, berikut ini,
Dalam bab ini (bab 18 buku “40 Masalah Syiah” -red) sangat disayangkan, baik
penulisnya maupun editornya, sang professor (professor gadungan-red), tidak
menyertakan secuilpun sumbernya (di mana letak ilmiahnya?). Untuk rukun iman
memang demikian yang tersebut dalam refrensi Syiah dan ini sebagai pengakuan.
Karena itu, saya tidak perlu komentari dan ini jelas merupakan hasil karangan
ulama Syiah karena tidak ada satu pun ayat atau hadis shahih dari Nabishallallahu
‘alaihi wasallam yang menyebutkan rukun iman dengan susunan demikian.
Padahal ini masalah paling penting dalam agama. Bila dalam masalah sepenting
ini saja merupakan hasil karangan, lalu bagaimanakah dengan yang lainnya? Ini
sangat berbeda dengan Ahlussunnah. Rukun iman Ahlussunnah bersumber dari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallamyang diambil oleh beliau
dari Al-Qur’an.
Adapun rukun Islam yang dinukil di atas tidak sesuai
dengan referensi-referensi Syiah. Saya bawakan dua riwayat imam Syiah yang
tertera dalam kitab ulama Syiah yaitu Al-Kafi yang disetujui oleh imam ghaib
mereka al-Mahdi, “Al-Kafi cukup bagi Syiah kami” (Asy-Syiah Al-Imamiyah,
Muh. Shadiq Ash-Shadr, Mathbu’aatun Najah, Kairo, Cet 2, 1402, hal 131, buku
ini diperoleh dari kedutaan Iran)
Abu Ali Al-Asy’ari dari Hasan bin Ali Al-Kufi dari Abbas
bin Amir dari Aban bin Utsman dan Fudhail bin Yasar dari Abi Ja’far alaihis
salam berkata, “Islam dibangun di atas lima hal; shalat, zakat, puasa, haji dan
wilayah (kepemimpinan). Ia tidak menyerukan dengan sesuatu sebagaimana kami
diseur dengan wilayah (kepemimpinan). Maka manusia mengambil yang empat dan
meninggalkan yang ini –yaitu wilayah (kepemimpinan).-”
Ali bin Ibrahim dari ayahnya dari Abdillah bin Ash-Shalt
semuanya dari Hammad bin Isa dari Huraiz bin Abdillah dari Zararah bin Abi
Ja’far alaihis salam berkata, “Islam dibangun di atas lima hal; shalat, zakat,
haji, puasa dan wilayah (kepemimpinan).” Zararah berkata, saya berkata, ‘Apakah
yang paling utama dari itu?’ ia menjawab, “Wilayah lebih utama karena ia kunci
dari semuanya dan wali (pemimpin/ bukti) atas semua itu.”
Bahkan Muhammad Shadiq Ash-Shadr dalam bukunya Asy-Syi’ah
Al-Imamiyah tentang pokok-pokok akidah Syiah dari halaman 119-128 tidak
menyebutkan sedikitpun rukun Islam. Ternyata, susunan rukun Islam tersebut
merupakan karangan dari penulis dan editornya dan tidak sesuai dengan sumber
utama Syiah, apakah ini jujur? Atau taqiyyah?
Rukun Iman dan Rukun Islam Ahlussunnah
Penulis dan editor (buku “40 Masalah Syiah” -red)
tentunya menyebutkan rukun iman Ahlussunnah didasarkan hanya satu hadis dari
Umar bin Khathabradhiyallahu anhu dalam shahih
Bukhari (halaman 121)
Subhanallah, alangkah
pandainya suami isteri ini membuat kesimpulan yang tidak didasari oleh
pendalaman dan penelitian yang cermat. Akibatnya, ceroboh sekali. Rukun iman
ada 6 yaitu iman kepada Allah, para Malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari kemudian dan qadha serta qadar. Rukun Islam ada 5 yaitu dua kalimat
syahadat, shalat, zakat, puasa ramadhan dan Haji.
Riwayat Umar bin Khathab radhiyallahu anhu tidak
tercantum dalam shahih Bukhari. (lihat penjelasan Imam Ibnu Hajar dalam Fath
Al-Bari juz 1 hal 140-152, cet ke-2 Daar Arrayan, Cairo, th 1407 h- 1987 M)
Riwayat Umar radhiyallahu anhu tersebut
terdapat pada Muslim 1/57, Abu Dawud 7/63 No 4530, at-Tirmidzi 7/342, an-Nasai
8/97 dan Ahmad 1/53. Justru riwayat yang di Shahih Bukhari itu
riwayat Abu Hurairahradhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam. Di bawah ini saya bawakan rukun iman dan Islam dari
sejumlah riwayat sahabat dari Nabi shallallahu alaihi wasallam selain
riwayat Umar radhiyallahu anhu tadi.
Abu Hurairah radhiyallahu anhu (HR.
Bukhari 1/19 dan Muslim 1/161)
Ibnu Umar radhiyallahu anhuma (HR. Bukhari 1/9, Muslim 1/176, Ahmad
2/26, 93, 120 at-Tirmidzi 7/340 No. 2736 dan an-Nasai 8/107).
Ibnu
Abbas radhiyallahu anhuma (HR. Ahmad 1/319)
Abu
Aamir Al-Asy’ari radhiyallahu anhu (HR. Ahmad 4/129)
Anas bin
Malik radhiyallahu anhu (HR. al-Bazzar dalamMajmuz
Zawaid 1/45)
Jabir
bin Abdullah Al-Bajali radhiyallahu anhu (HR. al-Bazzar
dalam Majmuz Zawaid 1/46)
Abu
Darda’ radhiyallahu anhu (HR. Mardawaih.
LihatAqdar Al-Mantsur As-Suyuthi 5/59)
(lihat lebih jauh keterangan Ibnu Rajab dalam Jami’ul
Ulum , Darul Furqan, cetakan ke-1, tahun 1411 H/ 1990 M)
Rukun iman berkaitan dengan keyakinan, dan rukun Islam
berkaitan dengan perbuatan, keduanya harus menyatu, makanya orang mukmin pasti
muslim tapi orang muslim belum tentu mukmin.
Dengan demikian, jelaslah bahwa Ahlussunnah selalu
mendasarkan keyakinannya kepada Rasulullahshallallahu alaihi wasallam ,
sedangkan Syiah mendasarkan keyakinannya kepada ulamanya. Siapa yang lebih
mengikuti kebenaran?
“Barang siapa yang menaati Rasul itu, sesungguhnya ia
telah menaati Allah.” (QS. An-Nisa’: 80)
Terakhir saya nukil riwayat Syiah yang dikeluarkan oleh
Ibnu Babawaih Al-Qummi (wafat 381 H) dalam kitabnyaAt-Tauhid halaman
23,
Abu Abdillah alaihis salam berkata, “Sesungguhnya Allah
memberi jaminan kepada orang mukmin.” Ia berkata: saya bertanya, ‘Apa itu?’ ia
menjawab, “Allah menjamin dia apabila dia menetapkan rububiyah Allah, kenabian
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepemimpinan Ali dan melaksanakan apa
yang diperintahkan olehnya untuk tinggal di sampingnya.” Ia berkata, saya
berkata, “Demi Allah inilah karamah (kemuliaan) yang tidak diserupai oleh
kemuliaan manusia.” Abu Abdillah alaihis salam kemudian berkata, “Berbuatlah
sedikit niscaya kalian akan mendapatkan nikmat yang banyak.”
Beginilah kerapuhan sebuah ajaran (Syiah) jika dibangun
di atas dasar yang saling berkontradiksi.
(Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)
SENIN, JANUARI 07, 2013 LPPI
MAKASSAR
Salah satu ciri aliran sesat adalah
kontradiksi ajaran yang disebarkannya.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa Syiah memilik banyak sekte dan cabang-cabang aliran. Bahkan
disebutkan bahwa aliran yang terpecah dalam Syiah itu mencapai 300 sekte.
Setiap ulama memiliki mazhab dan pengikut tersendiri. Sampai pada tahapan
saling mengkafirkan satu sama lain. Baca buku "Al-Khutat"
Karya Al-Maqirizi (2/351) dan "Usthurah al-Madzhab al-Ja'fari",
karya Dr. Thaha Ad-Dilimi.
Dalam
salah satu riwayat disebutkan oleh Baqir bin Muhammad Al-Damad, "Semua
sekte yang disebutkan dalam Hadis perpecahan umat kepada 73 golongan adalah
golongan Syiah, dan yang selamat dari golongan-golongan ini adalah Syiah
Imamiyah" (Min 'Aqaid Syiah, hal 14)
Perpecahan
yang dimaksud di atas adalah yang terjadi dalam tubuh Syiah secara umum. Namun
parahnya, sesama Syiah Indonesia sudah terjadi perbedaan. Bahkan dalam hal yang
paling urgen, Rukun Islam.
Dalam
buku "40 Masalah Syiah" -buku pedoman dakwah IJABI-
disebutkan rukun iman dan rukun Islam Syiah,
Rukun
Islam yang disebutkan oleh IJABI di atasBERBEDA dengan yang disebutkan
oleh buku Syiah yang lain, "Sudahkah Anda Shalat", dalam buku
itu disebutkan rukun Islam hanya 8 (delapan). Sedangkan yang disebutkan oleh
IJABI ada 10 (meskipun yang tertulis pada angka terakhir adalah 11, namun dalam
urutannya no. 8 tidak disebutkan, mungkin ingin kelihatan banyak). Padahal
semuanya salah. Dan kita yakini bahwa rukun Islam itu hanya 5 (lima) sesuai
dengan yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Furu'uddin
dalam istilah di atas adalah rukun Islam, sedangkan Ushuluddin adalah rukun
Iman.