“Pemandangan itu menyayat hati! Adegan pembakaran Pilot Yordania Muadz
Kasasbeh. Peristiwa ini mengingatkan kita kepada Tungku Api Az-Zahra! Sejarah
ketika daging ratusan ahli sunah Irak dipanggang oleh milisi Syiah! Kekejian
yang dilegalkan dan didukung oleh pemerintah,” demikianlah warga Irak
mengungkapkan perasaan mereka atas eksekusi Kasasbeh di tangan Daulah Islam.
Mereka menyesalkan kekejaman seperti itu, selain juga melihat bahwa itu belum
seberapa bila dibandingkan dengan kejahatan milisi Syiah sampai hari ini,
setiap kali menyerang suatu kota atau desa ahli sunah.
Tungku Api
Az-Zahra’, dikenal oleh masyarakat Irak setelah pendudukan AS, terutama setelah
pemboman Kuil Ali Al-Hadi di Samarra, yang disucikan kaum Syiah, pada 22
Februari 2006. Hari itu, milisi Syiah membalas ahli sunah dengan cara
keji. Mereka berkumpul pada malam hari mengelilingi Tungku Api Az-Zahra’ sambil
membakar ahli sunah.
Ammar Al-Azzawi (34), warga Amiriyah yang dihuni
mayoritas Sunni, menceritakan kisah Tungku Api Zahra’ dan siapa yang
bertanggung jawab:
“Selama periode pertama pemerintahan mantan Perdana
Menteri Nuri Al-Maliki, saya tinggal di Kairo, timur Baghdad berbatasan dengan
wilayah Rusafah. Sebelum saya pindah ke distrik Karkh, pada malam musim dingin,
aku duduk santai bersama keluarga. Kami terkejut mengendus bau daging panggang.
Tetapi berbeda dari bau ikan, ayam dan daging panggang biasa. Kami mencium bau
yang sama setiap pukul sepuluh malam sampai jam tiga pagi.
Rasa ingin tahu mendorong saya untuk mencari sumber bau
itu! Saya meminta seorang teman dekat untuk bersama-sama mencarinya. Ia
ternyata juga merasa aneh. Saat itulah, kami memutuskan untuk mencari sumber
bau yang menyebar setiap hari pada waktu yang sama.
Pada suatu malam, kami pergi ke tempat teman-teman Syiah
moderat. Kami bertanya kepadanya tentang bau itu. ‘Itu adalah Tungku Api
Az-Zahra’,’ jawabnya, yaitu tungku api untuk memanggang daging manusia dari
kalangan teroris dan Wahhabi,’ demikian mereka menyebutnya.
Saya tidak percaya pada apa yang saya dengar! Saya
memintanya untuk membawa saya ke tempat itu, tetapi menolak! Namun, ia
memperlihatkan handphonenya dan menunjukkan video rekaman tentang cara Syiah
membunuh dan menyiksa dengan api. Tampak dalam video, sejumlah elemen Syiah
membakar orang yang ia pegang dengan api yang tidak begitu besar sampai mati.
Pemandangan itu membuat saya tidak bisa berpikir lagi,
akhirnya saya pindah ke Irak utara. Setelah akhir liburan, saya tinggal di
daerah Amiriyah yang didominasi Sunni, jauh dari bau daging panggang; jauh dari
Tungku Api Az-Zahra’.
Pembakaran Kasasbeh dengan cara seperti itu memang keji,
mengingatkan kita kepada pembalasan yang dilakukan oleh milisi Syiah, terutama
antara 2006-2007,” ungkapnya mengakhiri ceritanya. [Agus Abdullah]
Source: Al-Khaleej Online
Presenter Al-Jazeera:
Sebelum ISIS, Mesir Lebih Dulu
Membakar Orang
Kairo – Eksekusi pembakaran yang dilakukan
oleh Daulah Islamiyah (ISIS) terhadap pilot Yordania, Muadz Kasasbeh, memancing
komentar dari berbagai pihak, tak terkecuali presenter Al-Jazeera Mahmoud
Murad. Menurutnya, pembakaran seperti itu telah dilakukan oleh militer Mesir
yang saat ini berkuasa terhadap para aktivis dalam kudeta tahun 2013.
Mahmoud Murad meminta orang-orang mengaku sebagai
pelindung Hak Asasi Manusia (HAM) untuk menghentikan kemunafikannya, terkait kecaman
mereka terhadap pembakaran pilot Yordania. Dia mengingatkan bahwa rezim Mesir
juga membakar hidup-hidup para aktivis anti kudeta militer pada tahun 2013 di
Tahrir Square, Kairo.
“Itu terjadi di Mesir sebelum ISIS melakukannya!” tulis
Murad di akun Facebooknya, sebagaimana dilansir Middleeastmonitor, Jumat
(06/02).
Pernyataan
Murad muncul setelah terjadinya gelombang kecaman, menanggapi pembakaran ISIS
terhadap pilot Yordania, Muadz Kasasbeh. Sebelum ISIS melakukannya, rezim
militer Mesir telah melakukan tindakan serupa namun orang-orang yang
mengaku sebagai pelindung HAM menutup mata atas hal itu. Dia juga menampilkan
foto-foto korban kekejaman rezim Husni Mubarak.
“Untuk semua
orang yang perasaannya terluka oleh foto-foto ini, saya minta maaf. Tapi hati
kecil saya tidak bisa lagi menahan besarnya kemunafikan ini,” katanya.
Sumber :
Middleeastmonitor
Penulis : Imam Suroso
http://www.kiblat.net/2015/02/07/presenter-al-jazeera-sebelum-isis-mesir-lebih-dulu-membakar-orang/
FebSyarif Ja'far Baraja @syarifbaraja
Sekali lagi peristiwa menguak kemunafikan dunia. Allah sedang membongkar kedok para munafik.
Sekali lagi peristiwa menguak kemunafikan dunia. Allah sedang membongkar kedok para munafik.
Ketika ISIS membakar satu orang pilot yang
membom wilayah mereka, mereka marah dan mengecam.
Tapi Basyar Asad membakar ribuan orang dengan
bom drum yang beratnya ratusan kg, dunia mendukung.
Peristiwa akan selalu membongkar kemunafikan,
dan memisahkan golongan munafik dengan golongan orang beriman.
Menghukum orang dengan membakar adalah sebuah
kesalahan. Saya bukan pendukung ISIS.
Mengapa pesawat dikirim untuk mengebom ISIS,
bukan mengebom tentara Assad? Apakah Assad bukan penjahat?
2015 dan Bercak Darah di Suriah
Rezim Assad sebagai boneka Amerika,
sepanjang sejarahnya selalu melakukan kekerasan kepada Muslim Sunni.
Mayat-mayat perempuan dan anak berserakan
menjadi korban keganasan. Segala senjata digunakan oleh rezim Assad. Pasukan
Bashar al-Assad telah menculik anak-anak para aktivis, dan kemudian menembak
kepalanya, dan mayatnya dibuang di jalan-jalan.
Sebuah laporan dari berbagai wartawan dan
lembaga HAM yang mengunjungi Suriah, menuturkan kisah-kisah yang sangat
mengerikan. Bahkan ada anak-anak, bukan hanya ditembak kepalanya, tetapi
tubuhnya disayat-sayat dengat pisau.
Seorang anak yang sebelumnya diculik,
kemudian dipotong-potong, dimasukan ke dalam plastik, kemudian dibuang di depan
rumahnya. Semuanya itu merupakan teror yang dijalankan militer
rezim Bashar al-Assad.
Ratusan perempuan tewas, yang sebelumnya diperkosa oleh
pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad.
Ratusan perempuan tewas, yang sebelumnya diperkosa oleh
pasukan yang setia kepada Bashar al-Assad. Mayatnya dibuang dipinggir-pinggir
jalan. Aksi kekejaman dan kejahatan rezim Bashar al-Assad, masih terus
berlanjut, dan tidak lagi mengindahkan seruan dunia internasional.
Lagi dan lagi. Serangan Angkatan Udara Suriah menggempur
area yang dikontrol oposisi di luar Damaskus, menewaskan minimal 82 orang
termasuk anak-anak. Serangan ini merupakan serangan udara paling mematikan
sejak 25 November 2014.
Selain korban tewas, puluhan korban luka-luka dalam
serangan tersebut. Fotografer AFP melaporkan, ia melihat warga sipil dilarikan
ke klinik-klinik sementara. Jumlah mereka membludak tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis
dan dokter. Beberapa korban luka terpaksa dirawat di lantai. (Harian Kompas,
7/2/2015) Beberapa kota yang menjadi pusat perlawanan dihentikan pasokan
listrik, air dan makanannya. Rakyat pun hidup dalam kesulitan yang sangat.
Wilayah-wilayah perlawanan dibombardir
termasuk dengan menembakkan misil. Lebih dari 70 ribu orang telah terbunuh,
lebih dari 1 juta hidup di luar Suriah, di kamp pengungsian yang kondisinya
menyedihkan. Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris itu mencatat serangan
udara rezim Suriah diluncurkan lebih dari 60 kali.
Serangan rezim Suriah terjadi setelah
kelompok pemberontak di Ghouta Timur menembakkan rentetan 120 mortir dan roket
ke Damaskus. Serangan itu, seperti dilansir Al Arabiya, juga menewaskan 10
orang, termasuk di dalamnya anak-anak. (Sindonews.com, 6/2/2015)
Menurut PBB, sejak meletus pada 2011,
perang di Suriah telah menewaskan 200.000 orang. Sejak pertengahan 2012, rezim
Assad kerap melancarkan serangan udara di area tersebut dan wilayah-wilayah
lain yang dikontrol oposisi.
Jika pada awal konflik Suriah, seseorang
mengatakan bahwa Barat sedang membantu dan bersekongkol dengan Assad, sangat
sedikit orang yang akan percaya. Sekarang, tiga puluh bulan kemudian menjadi
jelas, bahwa Amerika dan sekutu-sekutu baratnya tidak hanya mendukung
pemerintahan tirani Assad, namun sangat berharap atas kepentingan mereka
sendiri, bahwa Assad akan menang dalam konflik berkepanjangan melawan
pihak oposisi.
Jagal Bashar ingin mengirim pesan politik
yang mengatakan ia kuat dan mampu membunuh bangsanya, karena itu perintahnya
harus didengarkan. Amerika dan Rusia datang untuk menyempurnakan skenario,
ditunjang dengan media massa pembebek dengan mengingkari fakta politik dan
fakta lapangan, melecehkan nalar publik, dan berbohong. Amerika Serikat harus
mengulur waktu, saat ini kesulitan untuk mencari pengganti Asad yang bisa
dikontrol oleh Barat.
Pada awalnya AS membentuk Dewan Nasional
Suriah (SNC), namun tidak mendapatkan hati di masyarakat. Mereka pun membentuk
boneka baru The Syrian National Coalition (Koliasi Nasional Suriah) di bawah
pimpinan Muadz al Khatib. Itupun telah gagal mendapatkan dukungan penuh dari
rakyat. Hal yang sangat ditakuti oleh Barat.
Seperti yang dikatakan oleh politisi
senior dan berpangaruh Amerika Henry Kissinger. Menurutnya, yang mendorong
Amerika tetap mendukung Asad adalah ketakutan akan adanya sebuah negara yang
tersentralisasi yang akan menarik daerah sekitarnya. Senada dengan itu, Menlu
Rusia Sergei Labrov juga menyatakan hal yang sama.
Ia menegaskan kalau konfrontasi Suriah melebar, negara
tetangga Suriah seperti Yordania dan Libanon akan hilang dari peta dunia.
Seperti bapaknya, Asad menerapkan politik bumi hangus, “al-Asad au nahriqu
al-bilad”
Ia menegaskan kalau konfrontasi Suriah melebar, negara
tetangga Suriah seperti Yordania dan Libanon akan hilang dari peta dunia.
Seperti bapaknya, Asad menerapkan politik bumi hangus, “al-Asad au nahriqu
al-bilad” (mendukung Asad atau kami bumihanguskan negeri ini) .
Dia mengira, kekejamannya akan menghentikan perlawanan
rakyat Suriah. Ternyata tidak. Rakyat Suriah yang mewarisi keberanian,
keteguhan, dan kesabaran pahlawan-pahlawan Islam seperti Khalid bin Walid yang
dikubur di tanah as Syam, melakukan perlawanan yang luar biasa.
Para mujahidin Suriah, terinspirasi dengan kata-kata
mulia pahlawan Islam Khalid bin Walid sebagaimana yang terdapat dalam
kitab al Ishabah karya al Asqalani, yang dipatri pusat Kota Homs : “Aku
mencari kematian, dengan kemungkinan itu bisa didapat, tetapi aku belum
ditakdirkan, kecuali mati di atas tempat tidurku. Tidak ada satu perbuatan yang
paling aku harapkan, setelah kalimah lailaha illa-llah, ketimbang suatu malam
di mana aku bermalam dengan memakai perisai, di bawah cahaya bulan di langit
dan guyuran hujan hingga Subuh, sampai kami menyerang (dan mengalahkan) kaum
kafir.”
Memang apa yang termasyhur di Suriah saat ini tidak lain
dari sebuah konflik yang telah tampak di muka dunia sebagai sebuah perang yang
dilancarkan terhadap Muslim yang memiliki persenjataan seadanya. Dan setelah
tiga tahun melancarkan pertempuran sengit, Amerika dan sekutunya telah gagal
untuk menghancurkan kekuatan para pejuang Islam.
Sebaliknya, para pemimpin Barat dengan cepat mengakui
bahwa Suriah telah mengalami jalan buntu. Ini adalah kenyataan yang sangat
menggembirakan umat Islam dan menghilangkan stereotip yang menggambarkan bahwa
kaum Muslim terlalu lemah untuk melawan Amerika.
Komentarku ( Mahrus ali ):
Seluruh gerakan yang mengatasnamakan
Islam akan mendapat perlawanan yang sangat, mulai dari angkat senjata, sampai
di perang media. Gerakan yang akan merobohkan Islam selalu mendapat
dukungan dari kalangan Yahudi, Syi`ah bahkan dari kalangan kaum
muslimin yang sudah hidup di belakang thaghut untuk sujud ke thaghutnya dan
mengenyampingkan ajaran Allah.
Kaum muslimin yang tidak ikut jihad, diam
saja dirumah, malah jengkel dengan muslimin jihadis akan mendapat suport dan
dukungan dari kalangan munafikin dan rezim thaghut setempat. Untuk kalangan
jihadis bukan kalangan murji`ah yang mendukung kepada Thagut
ingatlah firmanNya:
يَاأَيُّهَا
النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ
وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
Hai Nabi, perangilah orang-orang kafir
dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka
adalah neraka Jahannam dan itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (,Attahrim
9)
Penulis: Umar Syarifudin
(Lajnah siyasiyah Hizbut Tahrir Indonesia
Kota Kediri)
Isis sudah
memperoklamirkan dalam websitenya bahwa negaranya berlandaskan al
quran dan sunnah ala ahlis sunnah sebagaimana yang saya baca.
Bahkan di kantor
kepolisiannya tertulis inil hukmu illa lillah ( hukum hanya milik
Allah ).
Di Mahkamah
Isis tertulis kalimat : Artinya " Barang siapa yang
tidak berhukum dengan hukum Allah, maka dia adalah kafir.
Wanitanya sudah banyak yang bercadar.
Ulama Irak dan ketua – ketua suku sebagaimana yang
saya lihat dalam vidio banyak yang mendukung ISIS.
Realita media sosial tv maupun surat kabar banyak dikuasai musuh Islam.
Sudah tentu akan membela agama mereka untuk menjatuhkan Islam.
Bila isis kalah, maka
Irak akan dikuasai oleh Syi`ah lagi dan kaum sunni akan di ainiaya
lagi oleh Syi`ah.
Isis kalah, maka Yahudi dan
Syiah paling gembira bisa menggebuki orang ahlis sunnah lagi.
Saya hawatir berita tentang Isis membunuh tiga ratus ulama itu fitnah
belaka sebagaimana gerakan Raja Abd aziz dan Muhammad bin Abd wahab
dulu yang di isukan membunuh ratusan ulama juga.
Kita bela Islam, jangan bela kekufuran untuk ganyang Islam.
Kita yang nganggur di rumah ini tidak perlu menjelekkan
mujahidin di jalan Allah
Syi`ah menyebut ISIS takfiri
Inilah teks sebagian khutbah al
allamah sayyid Ahmad Shofi 20/6/2014.
: إنّ هذه الدعوة كانت
موجهة إلى جميع المواطنين من غير إختصاصٍ بطائفةٍ دون أخرى ، إذ كان الهدف منها هو
الإستعداد والتهيؤ لمواجهة الجماعة التكفيرية المسمّاة بداعش التي أصبح لها اليد
العليا والحضور الأقوى فيما يجري في عدّة محافظات
Dakwah ini ditujukan
kepada semua warga negara mutlak tanpa terikat kepada satu
golongan. Sebab tujuannya kesiapan dan siaga menghadapi jemaat
takfiri yang disebut dengan nama Da`is ( Isis )
yang kini memiliki tangan atas dan kehadiran yang sangat kuat
untuk mengatasi apa yang terjadi di beberapa provinsi
http://www.sistani.org/arabic/archive/24915/
Isis di sebut kelompok takfiri oleh Syi`ah, lalu kalangan
ahlus sunnah hanya meniru – niru kepada Syi`ah saja. Maksud Syi`ah
menyebut Isis seperti itu agar isis tidak mendapat dukungan dari
kalangan sunni. Dengan demikian , menghadapi Isis lebih ringan. Selain
itu, agar umat Islam menganggap jelek pada ISIS. Dengan cara ini, isis
tidak mendapat dukungan dari kaum muslimin. Nantinya Isis kalah dan kaum
muslimin sunni di Irak di aniaya lagi oleh Syi`ah seperti dulu. Isis
dijuluki takfiri itu adalah jurus Syi`ah agar Syi`ah menang, lalu
bisa menguasai Irak lagi dan mendapat banyak sumber minyak untuk di buat
pendanaan dalam menyebarkan Syi`ah di dunia.
Yahudi dan Syi`ah, sekuler sangat takut bila Isis menang. Lalu khilafah
abbasiah yang berpusat di Irak yang pernah menguasai Eropa bangkit lagi. Dan
inilah yang paling di takuti oleh mereka.
Bila Isis menang setelah di kroyok lima puluh negara, ber
arti isis ada peluang untuk menyebarkan daulah abbasiah yang lalu ke
seluruh Eropa. Disitulah tehnologie dan kekayaan Eropa bisa di buat mengembangkan
Islam. Saat itu banyak kaum kristen yang akan memeluk Islam. Bila
keristen dan Yahudi jaya waktu sekarang, pada suatu saat akan
berbalik, yaitu Islamlah yang jaya.
Istilah takfiri itu juga pernah ditujukan Syi`ah kepada para pengikut
wahabi. Tapi belum pernah di katakan untuk ahli bid`ah sesama mereka. Di
indonesia, Syi`ah memberi julukan takfiri kepada salafy. Pada hal
Syi`ah sendiri yang takfiri – suka mengkafirkan para sahabat dan
kaum sunni.
Isis di websitenya memberikan pernyataan tidak mengkafirkan golongan kaum
muslimin di luar ISIS. Saya pernah baca begitu.
Kita ini mengkafirkan kepada orang yang dinyatakan kafir oleh dalil, siapapun
golongannya. Karena kita ikut dalil, bukan ikut kemauan orang. Bila dalil telah
menyatakan kafir, kita tidak boleh menyatakan muslim padanya. Begitu juga sebaliknya
Mullah Krekar:
SELASA, FEBRUARI 10, 2015
Perang Selanjutnya adalah Antara Syiah dan Sunni
Selama sekitar seperempat abad menjadi
pengungsi politik di Norwegia, pendiri Ansharul Islam di Irak Kurdistan ini
telah menghadapi 35 tuduhan, 700 jam diinterogasi dan 50 kali masuk
penngadilan. Setelah tiga tahun terakhir menghabiskan waktu di tahanan, Mullah
Krekar menjalani statusnya sebagai tahanan rumah. Setelah beberapa hari
dibebaskan dari penjara Norwegia, ia menunggu deportasi dari Oslo ke kamp para
pencari suaka di salah satu desa utara Norwegia.
Apa pendapat Anda tentang masa depan konflik sektarian di Irak
setelah pecahnya krisis Suriah dan meluas ke Irak?
Dalam lima puluh tahun ke depan, apipeperangan yang akan terjadi di sana adalah antara Syiah dan Sunni. Kelompok sektarian akan menjadi alternatif untuk nasionalisme. Kurdi dan Arab sekarang tidak saling serang karena nasionalisme. Demikian pula bangsa Baluchi, Persia, dan Turki, masing-masing berpegang pada doktrin. Iran adalah kepala yang mengarahkan. Iran ingin tampak menonjol, tetapi kehilangan miliaran Muslim hanya untuk memenangkan 175 juta Syiah. Mereka akan menanggung apa yang mereka perbuat.
Dalam lima puluh tahun ke depan, apipeperangan yang akan terjadi di sana adalah antara Syiah dan Sunni. Kelompok sektarian akan menjadi alternatif untuk nasionalisme. Kurdi dan Arab sekarang tidak saling serang karena nasionalisme. Demikian pula bangsa Baluchi, Persia, dan Turki, masing-masing berpegang pada doktrin. Iran adalah kepala yang mengarahkan. Iran ingin tampak menonjol, tetapi kehilangan miliaran Muslim hanya untuk memenangkan 175 juta Syiah. Mereka akan menanggung apa yang mereka perbuat.
Saya pikir Syiah akan sampai pada titik yang menyerupai gelombang
yang berhenti di kolam renang. Saya juga yakin bahwa rezim Suriah akan mati, insya
Allah, sedangkan mujahidin
akan mencapai tujuan mereka. Akan tetapi, kita tidak boleh menjadi pengkhayal
dan membayangkan akan membentuk negara Umariyah juga (meniru
ISIS dengan mendeklarasikan Daulah. Umariyah dinisbatkan kepada Abu Umar
Al-Baghdadi sebagai amir pertama Daulah; edt.).
Akan ada perselisihan seperti yang terjadi di Afghanistan antara Hekmatyar dan Rabbani. Saya yakin Hizbullah akan semakin mengecil, dan Hautsi akan kembali ke Sa’dah (tempat asal pertumbuhannya di Yaman; edt.). Saya juga yakin bahwa Suriah akan menguras orang-orang Iran sampai Basyar Assad dan rezimnya runtuh! Barat pasti akan membiarkan kedatangan mereka (Syiah Iran ke Suriah) untuk mempertahankan sistem, namun Basyar pasti jatuh, dengan izin Allah.
Akan ada perselisihan seperti yang terjadi di Afghanistan antara Hekmatyar dan Rabbani. Saya yakin Hizbullah akan semakin mengecil, dan Hautsi akan kembali ke Sa’dah (tempat asal pertumbuhannya di Yaman; edt.). Saya juga yakin bahwa Suriah akan menguras orang-orang Iran sampai Basyar Assad dan rezimnya runtuh! Barat pasti akan membiarkan kedatangan mereka (Syiah Iran ke Suriah) untuk mempertahankan sistem, namun Basyar pasti jatuh, dengan izin Allah.
Bagaimana golongan Syi’ah
membuat negara-negara yang mayoritas penduduknya golongan Sunni seperti
kartu ‘domino’, satu-satu jatuh ke tangan mereka. Golongan Syi’ah berhasil
mencapai pengaruh dengan spektrum politik yang sangat luas.
Lebanon, negara yang
mayoritas penduduknya 70 persen Muslim Sunni, sekarang secara
politik berada di tangan golongan Syi’ah. Tahun l982, Syi’ah di Lebanon masih
tergolong minoritas. Sekarang Lebanon sudah berada di dalam genggaman golongan
Syi’ah.
Syi’ah dengan kekuatan
milisi Hesbollah sekarang menjadikan Lebanon sebagai ‘stronghold’ (basis
utama), dan bahkan menjadi ‘backbone’ (tulangpunggung) bagi Bashar al-Assad.
Tanpa dukungan Hesbollah, pemerintahan Bashar sudah jatuh, dan tidak dapat
bertahan lama.
Hanya dalam waktu dua
dekade golongan Syi’ah sudah berhasil menguasai Lebanon. Golongan Syi’ah di
Lebanon dengan kekuatan milisi Hesbollah, sekarang tak ada kekuatan yang bisa
menggoyahkan kekuasaannya atas Lebanon. Angkatan bersenjata Lebanon pun, tidak
dapat berbuat banyak menghadapi milisi Hesbollah. Sehingga, supremasi
kekuasaan golongan Syi’ah di Lebanon benar-benar terjaga.
Di Suriah golongan Syi’ah
hanya 17 persen dari populasi seluruh penduduk Suriah. Tapi golongan Syi’ah
berhasil melakukan penetrasi pusat kekuasaan seperti militer, intelijen, dan
kementerian dalam negeri. Ini menjadi pilar kekuasaan Bashar al-Assad, yang
menjadi simbol dari golongan Syi’ah di Suriah.
Di Irak golongan Syi’ah
mendapatkan berkah dengan invasi Amerika ke Irak, dan menggulingkan
Saddam Husien. Ini otomatis kekuasasan berikutnya jatuh ke tangan golongan
Syi’ah. Amerika Serikat hanya menjadi perantara munculnya rezim baru Syi’ah.
Sekarang terjadi kolaboraasi antara golongan Syi’ah dengan Amerika Serikat di
Irak.
Di Bahrain, Kuwait, dan
Yaman golongan Syi’ah secara perlahan-lahan berhasil menguasai kekuasaan.
Dengan melakukan penetrasi kepada kekuasaan. Syi’ah selalu menggunakan taktik
doktrin ‘taqiyah’ (berpura-pura), sampai berhasil membangun kekuasaan,
dan kemudian mendepak lawan-lawan politik. Persis yang terjadi di Yaman.
Semua kebangkitan golongan
Syi’ah ini, karena adanya faktor dukungan negara. Semua perubahan politik
yang diancang oleh golongan Syi’ah di setiap negeri Muslim, tidak
terlepas dari dukungan negara induk Syi’ah, yaitu Iran. Iran lah menjadi faktor
kunci keberhasilan dan kemenangan setiap golongan Syi’ah di setiap negeri
Muslim.
Di Yaman, golongan Syi’ah
Houthi yang sudah berhasil melakukan kudeta terhadap pemerintah Yaman,
tidak terlepas dari negara induk Syi’ah, yaitu Iran. Iran membantu dana dan
senjata kepada milisi Syi’ah Houthi. Dengan dukungan dana dan senjata itu,
sekarang golongan Syi’ah menguasai Yaman, yang lebih dari 80 persen
penduduknya menganut Sunni.
Sekarang ini ISIS. Bandingkan dengan
golongan Syi’ah. ISIS sekarang ini menjadi musuh bersama (common enemy).
Bukan hanya negara-negara Barat yang sekuler yang memerangi ISIS, tapi
negara-negara yang menganut Sunni mendukung Barat memerangi ISIS.
Di Bagdad menumpuk ahli-ahli strategi perang,
penentu kebijkan perang, intelijen dari berbagai negara, dan segala jenis
senjata sudah dipersiapkan guna mendukung perang darat (ground battle),
yang akan segera dilancarkan oleh Bagdad ke Mosul, wilayah Irak yang sekarang
jatuh ke tangan ISIS.
Para ahli strategi perang, penentu kebijakan
perang, intelijen dari berbagai negara, berbulan-bulan telah berunding,
bertujuan ingin mengakhiri ISIS. Intinya ISIS tidak mungkin dapat dikalahkan
dengan serangn udara. Harus digelar serangan darat. Menteri Pertahanan Amerika
Chuck Hagel, sudah memberikan laporan kepada komite Senat Amerika,
dan memang harus digelar perang darat.
ISIS lebih menakutkan
bagi kehidupan global. Bukan hanya para penguasa, dan pusat-pusat kekuasaan
global. Bukan hanya Washington, Paris, Berlin, London, dan Moskow takut
terhadap ancaman ISIS, tapi juga Cairo, Dubai, Riyadh, dan sejumlah negara
lainnya.
ISIS yang mendapatkan
dukungan secara luas, sesudah mendeklarasikan Daulah Islamiyah dan Khilafah
oleh Abu Bakar al-Bagdadi, kemudian menjadi ancaman yang sangat
menakutkan atas tindakannya dalam perang, terutama melakukan pemenggalan
terhadap para sandera Barat. Terakhir, puncaknya membakar hidup-hidup pilot
Yordania, Mouath al-Kasasbeh.
Sikap ISIS dalam perang
yang ‘ghulu’ (berlebihan) dalam perang itu, kemudian mereduksi simpati dan
dukungan Muslim dari berbagai negara, termasuk negara-negara yang mula-mula netral
berubah, dan sekarang ikut dalam perangkap Barat, memusuhi ISIS. Konflik
dengan berbagai kelompok jihadis lainnya, di Suriah dalam skala besar,
melemahkan potensi gerakan jihad yang ingin mengakhiri rezim Syi’ah Bashar
al-Assad.
Sejak beberapa bulan
terakhir ini, kemampuan militer ISIS, tidak begitu signifikan dalam
memperebutkan wilayah di Irak dan Suriah. Rencana memperebutkan kota
Bagdad, dialihkan ke Kobane. Kobane pun jatuh ke tangan milisi Kurdi,
Peshmerga. Kobane gagal dikuasai ISIS, dan sekarang jatuh. Ini menjadi simbol,
kemunduran militer ISIS.
Pemerintah Yordan
mengklaim wilayah ISIS berkurang 20 persen. Ini menandakan memang ISIS
menghadapi kesulitan. Serangan udara olah gabungan koalisi Barat dan
Arab, menghancurkan basis posisi yang dikusai oleh ISIS. Termasuk kota-kota
yang sudah dikuasi ISIS di Suriah, perlahan-lahan jatuh ke tangan pasukan
Suriah, seperti sebagia Allepo.
Sekarang Perdana Menteri
Irak Haidar al-Abadi sudah keliling ke berbagai meminta dukungan
melakukan perang darat. Ini akan menentukan nasib ISIS. Bagaimana ISIS
akan dapat mempertahankan Mosul dari serangan darat pasukan gabungan
koalisi, yang terdiri pasukan Irak, milisi Syi’ah dari berbagai negara,
Garda Revolusi Iran, pasukan Amerika dan Barat, mengakhiri ‘pendudukan’ ISIS di
Mosul.
Jika Mosul jatuh ke tangan
pemerintah Irak, berarti sudah tamat ISIS, dan ini akan semakin dalam pengaruh
terhadap negeri-negeri Muslim Sunni. Syi’ah akan menjadi
supremasi kekuatan global dan bertemu dengan Barat. Kompromi negosiasi tentang
nuklir Iran dengan fihak Barat ini sudah menjadi sinyal penting, terjadi
kolaborasi antara Barat dan golongan Syi’ah.
Basgaimana negeri-negeri
Sunni menghadapi skenario yang sangat buruk ini? Ini hanya faktor
akibat, karena selama ini negeri-negeri Sunni, sudah masuk jebakan politik dan
ideologi kafir musyrik (Yahudi dan Nasrani), yang menggunakan tangan Amerika
dan Eropa. Kekuatan militer negeri-negeri Sunni hanya menjadi bagian
kepenetingan global Barat.
Bandingkan dengan golongan
Syii’ah kekuasaan dan kekuatan militer, termasuk kelompok-kelompok milisi
disetiap negara diabdikan bagi ideologi Syi’ah. Dalam dekade mendatang,
pasti kita akan melihat jatuhnya kekuasaan negeri-negeri Muslim ke tangan
golongan Syi’ah.
Golongan Syi’ah, ketika
masih minoritas mereka menggunakan doktrin ‘taqiyah’, dan menyusup ke
pusat-pusat kekuasaan. Sebaliknya, golongan Syi’ah bila sudah mapan dan
memiliki dukungan militer (milisi), pasti akan menggunakan kekuatannya
menggulingkan kekuasaan golongan Sunni, seperti di Lebanon, Yaman, dan
sejumlah negara lainnya.
Golongan Syi’ah
sekarang ikut berkampanye melawan golongan Sunni dengan menunggangi isu
‘terorisme’, yang sekarang gaungnya secara global, dan membuat para apenguasa
Sunni, menggigil ketakutan. Semua itu hanalah manipulasi yang sedang dibangun,
tujuannya menghancurkan kekuatan golongan Sunni yang bangkit melawan
penjajahan Barat. Wallahu’alam.
Dengan jumlah yang sedikit bukan mayoritas,
Syi`ah mampu mengkudeta rezim Yaman, bahkan di Lebanon jumlah sunni 70
persen, kalah dengan Syi`ah. Di Suriah, Syi`ah hanya 17
persen mampu menguasainya. Yaman sunninya 80 persen telah jatuh ke tangan
Syi`ah. Rasanya tidak mustahil bila Indonesia ini juga akan jatuh ke
tangan Syi`ah sebagaimana negara – negara tsb. Karena itu, harus ada gerakan di
segala bidang untuk menghalau perkembangan Syi`ah. Bila Syi`ah berkuasa,
maka kaum sunni akan mengalami nasib penganiayaan sangat keji seperti di
Irak. Sebetulnya kekuatan yang jelas mampu mengalahkan Syi`ah di Irak adalah
ISIS yang sunni. Tapi sayang negara - negara sunni malah memerangi ISIS karena
ikut kemauan Yahudi Amirika.