Tuesday, April 21, 2015

Kenapa Syiah Berpusat di Iran?

Seperti yang kita ketahui, Iran adalah salah satu negara Syiah terbesar di dunia. Iran terkenal dengan sejarahnya yaitu ‘Revolusi Islam Iran’ yang dipimpin oleh Ayatullah Khomeini, seorang pemimpin besar Syiah. Namun, pernahkah kita bertanya, “mengapa Syiah itu berpusat di Iran dan tidak di negara lain?” Untuk menjawab masalah yang berkenaan dengan ini, maka adalah seharusnya kita kembali kebelakang, mengkaji sejarah masa lalu.

Iran merupakan negara yang dahulunya dikenali dengan nama Parsi. Parsi merupakan sebuah kerajaan yang besar dimana mayoritas penduduknya menganut agama Majusi (penyembah api, atau lebih dikenal sebagai Zoroasterisme). Kehidupan mereka mewah dengan harta benda, karena tak heran kota-kota di Parsi itu indah dan subur, serta peradabannya cukup maju pada masa itu.

Pada abad ke-7 Masihi, ketika cahaya Islam baru saja menjadi satu kuasa besar dalam percaturan kekuasaan di dunia, Islam tampil sebagai ‘rising star’ dibawah pimpinan Umar Al- Khattab. Ketika itu, Umar mengembangkan wilayah Islam sehingga ke Parsi, dimana pada ketika itu Parsi bernama Sassania. Pertempuran tentara Islam melawan tentara Parsi yang dikenali dengan nama peperangan Qadisiyah, diantara Saad bin Abi Waqqash melawan panglima Parsi, Rustum. Parsi akhirnya kalah. Peperangan demi peperangan melemahkan kekaisaran Parsi sekaligus membawa Kaisar Parsi di ambang kehancuran. Akhirnya kekaisaran Parsi benar-benar runtuh dalam Perang Madain pada tahun 651 Masehi.

Pada masa itu, banyak kaum Majusi yang berpura-pura memeluk agama Islam. Niat mereka hanyalah satu : untuk menghancurkan Islam dari dalam. Mereka menyusun rencana demi meruntuhkan kekuasaan kaum muslimin dengan cara menyelewengkan ajaran Islam dengan mencampur adukkan aqidah Majusi dan Yahudi. Dan di antara rencana lain yang termasuk dalam strategi melemahkan Islam adalah dengan pembunuhan Umar Al-Khattab, Khalifah Islam yang telah meruntuhkan kekaisaran Majusi Kaisar Parsi. Hal itulah yang menjadikan Syiah benar-benar benci kepada Umar Al-Khattab. Kebencian yang terlalu tinggi itu digambarkan kembali apabila mengagungkan Abu Lu’luah (pembunuh Khalifah Umar) dengan gelaran ‘Bapak Pembela Agama’

Sementara salah seorang puteri kaisar terakhir mereka, yaitu Yazdegerd III telah menjadi tawanan kaum Muslimin seiring kejatuhan Kaisar Parsi. Puteri Kaisar itu akhirnya dinikahkan dengan Hussein bin Ali bin Abi Thalib. Jadi, karena ini jugalah mereka begitu fanatik dan cenderung ‘mendewakan’ Hussein bin Ali, ekoran Hussein memiliki keturunan dari puteri Sassania yang mereka anggap sebagai keramat.

Disini terjawablah sudah mengapa Syiah berpusat di Iran. Syiah adalah agama yang ‘dilahirkan’ untuk membalas dendam kekalahan Kaisar Parsi terhadap Islam. Syiah adalah simbol hasad dan kemarahan kaum Parsi kepada bangsa Arab umumnya dan kaum Muslimin khususnya.
http://networkedblogs.com/O7lWK
(nahimunkar.com)