Orang-orang Syi'ah Rafidhah menyanjung
demikian tinggi para Ahlul Bait, namun di sisi lain mereka merendahkan para
shahabat yang lain. Sikap yang jelas keliru itu memang didasari oleh kedustaan,
yaitu hadits-hadits yang disandarkan kepada Rasulullah n namun memiliki derajat
dha'if bahkan maudhu '(palsu). Berikut ini beberapa contoh hadits yang
dijadikan mereka sebagai hujjah.
Telah menjadi Sunnatullah (ketetapan
Allah) bahwasanya musuh-musuh agama baik dari kalangan orang-orang kafir maupun
munafiqin, selalu berjuang keras merongrong agama Allah dengan segala cara.
Namun demikian, Allah juga telah menetapkan bahwa agama-Nya akan senantiasa
terjaga dengan perantaraan para ulama yang menjelaskan kepada umat akan bahaya
makar-makar busuk mereka. Allah berfirman:
"Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr
dan Kami juga yang menjaganya." (Al-Hijr: 9)
Sebagaimana telah diketahui, rusaknya
agama Nasrani dikarenakan menyusupnya orang-orang Yahudi ke dalam agama Nasrani
yang kemudian berhasil melakukan perubahan atas agama tersebut. Selanjutnya,
dengan berbagai cara mereka pun berusaha menyusupi agama Islam. Diantara
penyusup itu adalah Abdullah bin Saba ', seorang Yahudi pencetus agama Rafidhah
yang sekarang lebih dikenal dengan nama Syi'ah. (Majmu 'Al-Fatawa juz 4 hal.
52)
Orang-orang Syi'ah pengikut Abdullah bin
Saba 'Al-Yahudi mengaku-aku cinta kepada Ahlul Bait Rasulullah n di mana hal
itu hanyalah topeng semata untuk menutupi kebusukan yang ada pada mereka.
Segala cara telah mereka lakukan untuk
menghancurkan Islam, di antaranya dengan memalsukan hadits-hadits dari
Rasulullah n. Namun Allah memilih ulama Ahlus Sunnah yang mengilmui tentang
hadits untuk berjihad dengan menjelaskan kepada umat hadits-hadits yang
didustakan atas nama Rasulullah n dan merupakan kewajiban bagi mereka untuk
menjelaskan hal yang seperti itu. (Lisanul Mizan juz 1 hal. 98)
Tidak mengherankan bila mereka berani
berdusta atas nama Rasulullah n karena memang syiar agama Rafidhah adalah
kedustaan yang dilapisi dengan kemunafikan. (Mizanul I'tidal, juz 1 hal. 6)
Dalam kesempatan yang singkat ini kita
akan bawakan sejumlah hadits yang dipalsukan Syi'ah Rafidhah beserta deskripsi
dari ulama ahli hadits khususnya dalam permasalahan 'ilal hadits (penyakit /
cacat yang ada pada hadits).
>>> Hadits Pertama:
"Permisalan Ahlul Baitku bagaikan
bahtera Nuh. Barangsiapa yang naik di atasnya niscaya dia akan selamat dan
siapa yang tidak naik maka dia akan tenggelam dan hanyut. "
Guru besar kami Asy-Syaikh Muqbil bin
Hadi Al-Wadi'i t berkata: "Di sanadnya ada Suwaid bin Sa'id. Dia dha'if
(lemah dalam periwayatan hadits) dan Mifdhal bin Shalih seorang munkarul hadits
(haditsnya munkar) sebagaimana dikatakan Al-Imam Al-Bukhari. Al-Imam
Adz-Dzahabi berkata: 'Hadits Safinah Nuh adalah paling mungkar.' Al-Imam
Al-Bukhari berkata: 'Suwaid bin Sa'id munkarul hadits'. "
Hadits ini diriwayatkan dari jalan yang
lain, akan tetapi di situ ada dua perawi yang dha'if, yaitu Al-Hasan bin Abi
Ja'far Al-Jufri dan Ali bin Zaid bin Jud'an. Al-Imam Al-Bukhari berkata
sebagaimana dalam Mizanul I'tidal pada biografi Al-Hasan bin Abi Ja'far:
"Dia munkarul hadits."
Ibnu 'Adi berkata: "Dia tidak
termasuk orang yang berdusta dengan sengaja."
Al-Imam Ibnu Hibban berkata: "Dia
orang shalih yang sering dikabulkan doanya akan tetapi lalai dalam hadits dan
tidak pantas untuk dipakai sebagai hujjah."
Adapun 'Ali bin Zaid bin Jud'an, pendapat
yang rajih (kuat) tentang dia adalah pendapat Al-Imam Al-Bukhari: "Tidak
bisa dipakai sebagai hujjah."
Kesimpulan yang kita ambil dari hadits
ini adalah bahwa hadits ini adalah batil, tidak benar penyandarannya kepada
Rasulullah n.
Mungkin di antara para pembaca yang
pernah belajar ilmu hadits bertanya, mengapa hadits ini dikatakan hadits yang
batil atau hadits yang palsu padahal di situ tidak ada perawi Kadzdzab atau
wadhdha '(pendusta / pemalsu hadits)? Namun demikianlah madzhab yang masyhur
dan yang benar di kalangan ahli hadits. Sebuah hadits bisa dihukumi sebagai
hadits yang batil meskipun di situ tidak ada perawi yang Kadzdzab atau wadhdha
'. Kalau bukan karena keterbatasan waktu dan tempat, ada baiknya kita bawakan
bukti-bukti dari perkataan ulama ahli hadits dalam hal ini. Akan tetapi cukup
dilihat kata Al-Imam Yahya Al-Qaththan t. (Tadribur Rawi juz 1 hal. 238)
Sebagaimana Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi
berkata tentang hadits ini: "Saya berkata, seandainya hadits-hadits mereka
(perawi yang disebut di atas) dihukumi sebagai hadits yang didustakan sangatlah
cepat." (Ath-Thali'ah, hal. 273)
>>> Hadits Kedua:
"Wahai Ali, sesungguhnya orang-orang
Syi'ah kita (golongan kita) akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti meskipun
mereka bergelimangan dengan dosa akan tetapi muka mereka bagaikan bulan
purnama. Mereka diselamatkan dari kesulitan-kesulitan dan dimudahkan dari
segenap tes. Aurat mereka tertutupi, batin mereka penuh dengan ketenangan,
diberikan kepada mereka keimanan dan rasa aman, telah terangkat segala
kesedihan, mereka tidak ketakutan ketika semua orang ketakutan, dan tidak
merasa sedih tatkala semua orang bersedih ... "(Al-Hadits)
Al-Imam Ibnul Jauzi t berkata: "Ini
adalah hadits maudhu '(palsu)."
Al-Junaid al-Hafidz t mengatakan:
"Muhammad bin Salim (salah satu rawinya) matruk (ditinggalkan
haditsnya)."
Abul Fath Al-Azdi t mengatakan:
"Muhammad bin Salim dan Muhammad bin Ali keduanya dha'if."
hadits Ketiga
"Ahlul Baitku seperti bintang di
langit, dengan siapapun kalian ikut niscaya kalian akan mendapat hidayah."
Al-Imam Asy-Syaukani t berkata di dalam
al-Mukhtashar: "Hadits ini dari tulisan Nabith yang penuh kedustaan."
>>> Hadits Keempat:
"Aku adalah sebuah pohon, Fathimah
putiknya, Ali serbuk sarinya, Hasan dan Husain buahnya, orang-orang yang
mencintai Ahlul Bait sebagai daunnya dari surga, pasti dan pasti."
Ibnul Jauzi t berkata: "Ini hadits
maudhu '(palsu), Musa tidak dikenal (maksudnya adalah Musa bin Nu'aimin yang
ada di dalam sanad hadits)."
hadits Kelima
Ibnu 'Abbas berkata: "Aku bertanya
kepada Rasulullah n tentang kalimat-kalimat yang diterima Adam dari Allah
sehingga Allah mengampuninya?" Rasulullah n berkata: "(Kalimat itu
adalah): Dengan hak Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain, engkau bertaubat kepada
-Ku, maka Allah mengampuni Adam. "
Ibnul Jauzi t berkata: Ad-Daruquthni
mengatakan: "Amr bin Tsabit meriwayatkan hadits ini sendirian dari
bapaknya Abil Miqdam, dan tidak meriwayatkan darinya kecuali Husain
Al-Asyqar." Ibnu Ma'in berkata: "Amr bin Tsabit bukan orang yang bisa
dipercaya. "Ibnu Hibban berkata:" Dia memalsukan hadits-hadits dari
perawi-perawi yang tsiqah (yang diterima haditsnya). "
Ibnu Katsir t ketika menafsirkan Surat
Asy-Syura ayat 23, ia mengatakan: "Dia (yakni 'Amr bin Tsabit) adalah
seorang Syi'ah yang pendusta."
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata:
"Hadits ini dan yang semisalnya adalah hadits palsu yang dipakai oleh
tukang khurafat untuk dijadikan landasan dalam memungkinkan berdoa kepada
orang-orang yang telah mati." (Ath-Thali'ah, hal. 230)
>>> Hadits Keenam:
"Rasulullah n sujud lima kali tanpa
ruku ', beliau berkata:" Jibril telah datang kepadaku dan berkata:' Wahai
Muhammad, sesungguhnya Allah mencintai Fathimah, 'maka aku sujud. Kemudian dia
datang dan berkata: 'Allah mencintai Fathimah (untuk kedua kalinya),' maka
akupun sujud. Kemudian dia datang dan berkata: 'Allah mencintai Hasan dan
Husain,' aku pun sujud. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi
dan berkata: 'Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,' maka aku
pun sujud lagi. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi dan
berkata: 'Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,' maka akupun
sujud lagi. "
Al-Imam Ibnul Jauzi t berkata: Ibnu 'Adi
berkata: "Ini hadits batil, melalui sanad ini dan kedustaan yang
basi." Karena al-Mu`tamin (salah seorang rawinya) tidak meriwayatkan dari
Al-Auza'i sedikitpun. Abdullah bin Hafs memberikan kepada kami hadits yang kami
tidak ragu tentang kedustaannya. "
>>> Hadits Ketujuh:
"Kenapa Fathimah bernama Fathimah,
dikarenakan Allah fathoma (membebaskan) orang-orang yang mencintainya dari
neraka."
Ibnul Jauzi t berkata: "Ini hasil
olah tangan Al-Ghilabi dan telah kami sebutkan dari Ad-Daraquthni bahwa ia
seorang pemalsu hadits."
>>> Hadits Kedelapan:
"Hai Ali, sesungguhnya Allah
menikahkanmu dengan Fathimah dan Allah jadikan bumi sebagai maharnya.
Barangsiapa berjalan dengan membencimu maka dia berjalan dengan ilegal. "
Ibnul Jauzi t berkata: "Ini hadits
palsu, di situ ada sejumlah perawi yang di-jarh (dicacat). Hanya saja yang
tertuduh memalsukan hadits ini adalah Adz-Dzaari, karena dia pendusta dan
pemalsu hadits. "
>>> Hadits Kesembilan:
"Barangsiapa mencintai aku,
hendaknya dia mencintai Ali. Barangsiapa membenci Ali, dia telah membuatku
marah. Dan barangsiapa membuatku marah maka sungguh dia telah membuat Allah
murka, dan barangsiapa membuat Allah murka niscaya Dia akan memasukkannya ke
dalam neraka. "
Al-Imam Asy-Syaukani t berkata:
Al-Khathib berkata: "Ini hadits palsu."
>>> Hadits Kesepuluh:
"Ali adalah imam orang-orang yang
baik dan pembunuhnya orang yang fajir. Akan ditolong orang-orang yang
menolongnya dan akan ditinggalkan orang-orang yang meninggalkannya. "
Di dalam sanadnya ada Ahmad bin Abdillah
bin Yazid Al-Harrani. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata: Ibnu 'Adi berkata
sebagaimana di dalam Al-Mizan: "Ahmad bin Abdillah bin Yazid memalsukan
hadits."
>>> Hadits Kesebelas:
"Hai Ali, andaikata ada seorang
hamba yang beribadah selama 1.000 tahun dan berinfak emas di jalan Allah
sebesar gunung Uhud, melaksanakan ibadah haji selama 1.000 tahun dengan kedua
kakinya kemudian terbunuh dalam kondisi didzalimi antara Shafa dan Marwa tetapi
tidak loyal kepadamu, niscaya dia tidak akan mencium bau jannah (surga). "
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata:
"Hadits ini palsu, demikian disebutkan Al-Imam Adz-Dzahabi dalam biografi
Muhammad bin Abdillah Al-Balwi."
>>> Hadits Keduabelas:
"Allah menurunkan wahyu kepadaku
tiga hal tentang Ali di kala aku Isra Mi'raj: 'Bahwa dia adalah pemimpin
mukminin, imam orang-orang bertakwa, dan pemimpin orang-orang yang bermuka
putih dan bercahaya (di hari kiamat nanti)."
Al-Imam Muqbil bin Hadi al-Wadi'i t
berkata (menukil dari Asy-Syaikh Al-Albani t): "Hadits ini palsu."
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata:
"Ini hadits palsu yang telah diketahui oleh semua orang yang mengenal ilmu
hadits, meski ia masih sedikit sekali ilmunya."
Demikian beberapa hadits yang kami nukil
dari kitab Ath-Thali'ah fir Radd 'ala Ghulatis Syi'ah karya Al-Imam Muqbil bin
Hadi t.
hadits Keduabelas
"Aku adalah kota ilmu dan 'Ali
adalah pintunya, maka barangsiapa yang menginginkan ilmu hendaknya dia
mendatangi dari pintunya."
Hadits ini palsu. Adz-Dzahabi menyatakan
maudhu '(palsu), demikian juga Al-Albani (dalam Adh-Dha'ifah 6/518, no. 2955
dan dalam Dha'iful Jami' no. 13220).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan:
Hadits "Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya ..." lebih lemah
dan lebih lembek., Oleh karena itu tergolong palsu meskipun diriwayatkan oleh
At-Tirmidzi. Dan disebutkan oleh Ibnul Jauzi (yakni dalam Al-Maudhu'at -ed)
lalu beliau menjelaskan bahwa seluruh sanadnya palsu dan kedustaan itu tampak
dari matan hadits itu sendiri. Karena ketika Nabi n sebagai kota ilmu dan tidak
ada pintunya kecuali satu, dan tidak ada yang menyampaikan ilmu dari beliau
kecuali satu orang, tentu urusan Islam akan rusak ... .. "(Minhajus
Sunnah, 4 / 138-139, dinukil dari Adh-Dha 'ifah) [ed]
Masih banyak lagi hadits lain yang
dipalsukan oleh Syi'ah Rafidhah atas nama Rasulullah n. Padahal dusta atas nama
Rasulullah n adalah dosa yang sangat besar yang diancam dengan neraka.
Sebagaimana Al-Imam Al-Bukhari telah meriwayatkan, ia berkata: 'Ali bin Al-Ja'd
mengabarkan kepadaku, dia berkata: Syu'bah mengabarkan kepadaku, ia berkata:
Manshur mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Rib'i bin Hirasy
berkata: Aku mendengar 'Ali berkata: Nabi berkata:
"Janganlah berdusta atas namaku, karena
barangsiapa berdusta atas namaku hendaklah ia masuk ke dalam neraka."
(Shahih, HR. Al-Bukhari no. 106)
Para ulama menyebutkan bahwa kedustaan
Syi'ah Rafidhah adalah salah satu bentuk dari sekian banyak kesamaan Syi'ah
Rafidhah dengan Yahudi. (Al-ilhad Al-Khumaini, hal. 209). Lihat juga surat Ali
'Imran ayat 78.
Terlalu banyak kesamaan antara Yahudi
dengan Syi'ah Rafidhah yang membuat kita yakin bahwa agama Syi'ah Rafidhah
adalah Susupan dari Yahudi yang berusaha menghancurkan Islam.
Namun ada 'nilai lebih' Yahudi dan
Nasrani dibandingkan Syi'ah dari satu segi yaitu ketika ditanyakan kepada
orang-orang Yahudi: "Siapa orang-orang terbaik di dalam agama
kalian?" Serta merta mereka menjawab: "Para shahabat Musa."
Bila orang-orang Nasrani ditanya:
"Siapa orang-orang terbaik di dalam agama kalian?" Mereka akan
menjawab: "Shahabat-shahabat Isa." Dan bila orang-orang Syi'ah
Rafidhah ditanya: "Siapa orang-orang terjelek di dalam agama kalian?
"Maka mereka menjawab:" shahabat-shahabat Muhammad. "Dan sangat
sedikit yang mereka kecualikan. (Syarh Ath-Thahawiyyah, hal. 470)
Akankah masih ada di antara kaum muslimin
yang tetap berbaik sangka dengan Syi'ah Rafidhah yang dengan terang-terangan
menghinakan agama Islam dan mendustakan kitab suci Al Qur`ân? Maka mohonlah kepada
Allah wahai kaum muslimin, agar kita diselamatkan dari virus Syi'ah Rafidhah,
yang demi Allah, lebih berbahaya 1.000 kali dari virus AIDS.
Tidak bisa kita terus berbaik sangka
kepada setiap kelompok yang berdakwah kepada Islam, karena yang membawa kebenaran
cuma satu sebagaimana hal ini telah diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari (juz 4
hal. 187) dan Muslim (juz 6 hal. 54) dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir
dari 'Umair bin Hani` dari Mu'awiyah dari Rasulullah n, beliau berkata yang
artinya: "Akan senantiasa satu kelompok dari umatku yang berada di atas
kebenaran, tidak membahayakan dan merugikan mereka orang-orang yang menyelisihi
mereka sampai ( menjelang) hari kiamat. "
Dalam hadits di atas Rasulullah n
menjelaskan bahwa yang membawa kebenaran adalah satu kelompok saja. Mereka
adalah orang-orang yang mengikuti dengan baik jalan para shahabat Rasulullah n.
Allah berfirman:
"Orang-orang yang terdahulu lagi
yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang
mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar. "(At-Taubat: 100)
Demikianlah Allah menjelaskan kepada kita
bagaimana cara mendapat ridha Allah, yaitu dengan mengikuti jalan para shahabat
dari kalangan Muhajirin dan Anshar dalam mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnah.
Wabillahit taufiq.
Dinukil dari tulisan: Abu Utsman Adulbarr
Kaisinda
Melalui: Majalah Asy-Syariah OnLine
Larangan menyampaikan hadits / berita
tanpa memperjelas sumber & kebenaran / keabsahan hadits / berita tersebut.
Tidaklah dibenarkan secara syar'i untuk
menyebarkan hadits-hadits yang disandarkan kepada Nabi _shalallahu 'alaihi wa
sallam-_ tanpa memperjelas tentang keshahihan penyandaran hadits tersebut
kepada Nabi _shalallahu' alaihi wa sallam-_, apalagi menyebarkan hadits-hadits
dusta dan lemah, bahkan engkau tidak melakukannya namun menyampaikan hadits
tersebut sudah merupakan kekejian yang diancam dalam syariat kita.
Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa
sallam-_ bersabda;
من حدث عني بحديث يرى أنه كذب فهو أحد الكاذبين
_ "Barangsiapa yang menyampaikan
suatu hadits dariku yang dia memandang kedustaan padanya maka ia termasuk
salah satu dari para pendusta" ._
________
HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya
(1/9)
Dan Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa
sallam_ bersabda;
كفى بالمرأ كذبا أن يحدث بكل ما سمع
_ "Cukuplah seseorang dikatakan
sebagai seorang pendusta tatkala ia menyampaikan setiap hal yang ia dengar
(tanpa memperjelas.pent)" ._
_________
HR. Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya
(1/11)
Berkata Imam Malik _rahimahullah-_;
اعلم أنه ليس يسلم رجل حدث بكل ما سمع, ولا يكون
إماما أبدا وهو يحدث بكل ما سمع
_ "Ketahuilah bahwasanya tidaklah
akan selamat seseorang yang menceritakan setiap hal yang ia dengar, dan tidak
pula akan menjadi seorang panutan sampai kapanpun seorang yang menceritakan
setiap yang ia dengar" ._
________
Riwayat Muslim dalam Muqaddimah Shahihnya
(1/11).
Dan Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa
sallam-_ bersabda;
من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار
_ "Barangsiapa yang berdusta atas
namaku dengan sengaja maka hendaklah ia mempersiapkan tempat duduknya di
neraka" ._
_______
Muttafaqun 'alaih.
Dan Rasulullah _shalallahu 'alaihi wa
sallam-_ bersabda;
يكون في آخر الزمان دجالون كذابون يأتونكم من
الأحاديث بما لم تسمعوا أنتم ولا آباؤكم فإياكم وإياهم لا يضلونكم ولا يفتنوكم
_ "Akan ada pada akhir zaman para
Dajjal pendusta yang mereka mendatangkan kepada kalian hadits-hadits yang tidak
pernah kalian dengar dan juga tidak pernah didengar oleh bapak-bapak kalian,
maka hati-hatilah terhadap mereka, jangan sampai mereka menyesatkan dan membuat
kalian terfitnah" ._
_______
HR. Muslim (1/12)
Adalah para sahabat _radhiyallahu 'anhum_
sangat berhati-hati dan benar-benar tatsabbut (mengecek) suatu berita, hingga
tidaklah mereka menyampaikan sebuah hadits kecuali setelah mengecek dan
memperjelas nya, sampai diantara mereka rela untuk melakukan rihlah (perjalanan
jauh) hanya untuk mengecek kebenaran satu hadits Nabi _shalallahu 'alaihi wa
sallam-_.
Berkata 'Abdurrahman bin Abi Laila
_rahimahullah-_;
لقد أدركت في هذا المسجد عشرين ومئة من الأنصار,
وما منهم من أحد يحدث بحديث إلا ود أن أخاه كفاه الحديث, ولا يسأل عن فتيا إلا ود
أن أخاه كفاه الفتيا
_ "Sungguh aku telah menemukan
dimasjid ini sekitar seratus dua puluh sahabat dari kalangan Anshar, dan tak
seorangpun diantara mereka menyampaikan sebuah hadits kecuali ia berharap
saudaranya lah yang menyampaikan hadits tersebut, dan tidaklah ditanya tentang
suatu fatwa kecuali ia berharap saudaranya yang cukup memberikan fatwa tersebut
"._
________
Riwayat Ad Darimi (137).
Demikianlah kondisi para ulama yang
memiliki keberhati-hatian yang sangat dalam menyampaikan sebuah berita /
hadits, dan hal tersebut sangatlah berbeda dengan kondisi kita saat ini. Wa
Ilallahil Musytaka.
Berkata Asy Syaikh Al 'Utsaimin
_rahimahullah-_;
يوجد الآن أحيانا منشورات تتضمن أحاديث ضعيفة
وقصصا لا أصل لها, ثم تنشر بين العامة, وإني أقول لمن نشرها أو أعان على نشرها إنه
آثم بذلك, حيث يضل عن سبيل الله, يضل عباد الله بهذه الأحاديث المكذوبة الموضوعة,
أحيانا يكون الحديث موضوعا ليس ضعيفا فقط , ثم تجد بعض الجهال يريدون الخير,
فيظنون أن نشر هذا من الأشياء التي تحذر الناس وتخوفهم مما جاء فيه من التحذير أو
التخويف, وهو لا يدري أن الأمر خطير, وأن تخويف الناس بما لا أصل له حرام; لأنه من
الترويع بلا حق ... . الخ.
_ "Saat ini kadang ditemukan
buletin-buletin yang memiliki hadits-hadits lemah dan kisah-kisah yang tidak
ada asalnya dan menyebarkannya ke khalayak umum, _ _maka aku katakan kepada
orang yang menyebarkan dan membantu penyebarannya bahwa dia telah melakukan
dosa dengan hal tersebut, karena telah menyesatkan manusia dari jalan Allah,
dia menyesatkan hamba-hamba Allah dengan hadits-hadits dusta dan palsu
tersebut._
_Kadang-Kadang ada hadits yang palsu dan
bukan sekedar dhaif (lemah) kemudian engkau temukan orang-orang bodoh itu
menginginkan kebaikan, dan mereka mengira bahwa dengan menyebarkan
hadits-hadits palsu tersebut merupakan hal yang membuat manusia mengambil
peringatan dan takut, dan dia tidak mengetahui bahwa hal tersebut adalah hal
yang berbahaya, karena memperingatkan manusia dengan hal tanpa dasar adalah
keharaman karena ada bentuk mengagetkan manusia tanpa hak ... dst "._
_______
Fatawa Nurun 'Alad Darb
Wallahu a'lam.
Fauzan Abu Muhammad Al Kutawy