Friday, January 5, 2018

Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.

Hasil gambar untuk erdogan putin rouhani ali khameneiHasil gambar untuk erdogan putin rouhani ali khamenei

Kenapa Erdogan mengabaikan solusi politik yang ditetapkan dalam Resolusi Jenewa, yang mengarahkan pada pembentukan otoritas transisi secara penuh yang tidak mengakomodir Bashar Al- Assad dan rezimnya. KSA setuju dengan solusi via PBB. kenapa Erdogan membuat kesepakatan tandingan dan aliansi Militer bersama Komunis Rusia dan Majusyi'ah Iran, membuat Pangkalan Militer di Qatar (akrab dengan Iran/houtsi) dan Pulau Somalia yg merupakan halaman belakang KSA ? Bullshit, Erdogan bawa-bawa Islam hanya untuk kepentingan Negaranya (bisnis) dan menguasai Suriah. Makin akrab dengan pembantai komunis  dan syiah. Mereka bertiga (Komunis Rusia, Majusi Syiah Persia, Turki) bersepakat mau merampok Tanah Arab Syam (dengan dalih membela 8 % Syiah Nusariyah). Palestina (Jerusalem) dijajah Zionis (Yahudi), Syam dijajah mereka bertiga. Mujahidin suriah (arab) menghadapi 3 musuh Komunis Rusia, MajuSyi’ah Persia Iran dan Turki. Turki membuat Pangkalan Militer di Qatar (bersama Majusi Persia Iran) dan Somalia semata-mata untuk mengeliminir kekuatan KSA dan Superioritas Bangsa Turki atas Bangsa Arab. Aneh, Pembantai Keji (Komunis Rusia dan MajuSyi’ah Iran) memaksakan kehendak damai kepada pihak yang dibantai disertai ancaman, dan Turki menyetujui ?!

Perhatikan apa yang pernah dia (Erdogan) katakan beberapa waktu lalu :

Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah, Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Erdogan: Apakah Mereka Yang Mendukung Rezim Suriah Menghargai Kehidupan Manusia?
Presiden Turki: Negara yang Dukung Rezim Bashar Assad adalah Teroris ! Arab Saudi dan Turki Sepakat Al-Asad Harus Mundur dari Jabatan !!
Erdogan: Iran Terlibat Pembantaian Ratusan Ribu Warga Suriah, Tak Pantas Protes Hukuman Mati
Presiden Turki Tayyib Erdogan: Rusia Jangan Bermain Api Di Suriah, Rezim Assad Dan Sekutunya (Rusia-Iran) Donatur Utama ISIS . Kami Akan Terus Tembak Jatuh Pesawat Asing Yang Langgar Wilayah Udara Turki.
PM Turki: Teroris Biadab Komunis Rusia Akan Mundur Dari Suriah Dalam Keadaan Terhina Seperti Dulu Di Afghanistan, Era Soviet Sudah Berakhir ! Rusia Butuh 15 Tahun Untuk Pemulihan Ekonomi ( Masya Allah )
Erdogan: Menyerang Isis Hanya Kedok, Rusia Bantai Muslim Ahlus Sunnah Suriah. “Pertunjukan Teater, Paling Tragis”. IHH Turki Heran, Indonesia Tereak-Tereak ISIS Tapi Tak Pernah Bantu Muslim Suriah.
Teroris Barbar Putin : Suriah Adalah Lapangan Latihan Militer Berbiaya Murah
Amnesti Internasional: Pengeboman Teroris Barbar Rusia Di Suriah Kejahatan Perang
Turki Tolak Semua Rencana Terkait Suriah Jika Rezim Assad Belum Lengser. Turki: Ingin Kuasai Suriah? Hadapi Kami Dulu!! Erdogan: Iran Akan Dukung Asad Sampai Kapan Pun, Kami Juga Akan Melawan Asad Sampai Kapan Pun
Seluruh Kekuatan Komunis Bersatu di Suriah
Syiah ( Ayatullah ) Iran dan Rusia ( Gereja Ortodoks ) Anggap Perang di Suriah Sebagai “Holy War ”. Arab Saudi Tidak Akan Membiarkan Suriah Jatuh Ke Tangan Iran
Erdogan: Tanpa Rusia Dan Iran, Assad Akan Jatuh Dalam 24 Jam. Arab Saudi Adalah Pemain Kunci Dalam Menyatukan Oposisi Suriah.
Syiah Biang Keributan Dan Keonaran Di Timur Tengah. Turki Tegaskan Rusia Dan Iran Di Suriah Untuk Bantu Assad
Kejahatan Keji Mengerikan Ali Khamenei Dan Hassan Rouhani Terhadap Ahlus Sunnah Di Suriah, Irak, Yaman Dan Iran, Serta Destruktif Disetiap Musim Haji. Mereka Gerombolan Qum Kelompok Takfiri Tulen. Bersama Erdogan (Turki) Dan Putin (Komunis Rusia), Mengisolasi Dan Membantai Mujahidin Sunni Terkuat Syam.
Rezim Assad Biangnya Kejahatan Di Suriah
Syiah Nasrallah: Eksistensi Rusia di Suriah Bentuk Aliansi Komunis-Syiah Lawan Pejuang Islam (Terbukti Syiah Laknatullah, Bukan Islam !)
Erdogan Menyebut Assad Lebih Teroris Dibandingkan ISIS
(apa yang dia lakukan ? Bukan Assad yang dia perangi !!)
Erdogan : Mengabaikan Kejahatan Assad Dengan Dalih Memerangi Daesh Adalah Pelanggaran Besar. Oposisi Suriah Tolak Peta Jalan Damai Dewan Keamanan PBB.
Penguasa Rusia Benar-Benar Berhati Iblis Dan Atheis, Memaksakan Penyelesaian Suriah Sekehendak Jidatnya. Biarkan 90 % Rakyat Ahlus Sunnah Suriah Memutuskan Bentuk Negaranya Sendiri, Bila Perlu Perang Terus Sampai Rusia Terusir Seperti Di Afghanistan !
Rusia (komunis) Bantai Muslim (Ahlus Sunnah) Suriah, Rusia Tegaskan Negaranya Jadi Musuh Islam.Banyak Perempuan Dan Anak-anak Tewas Mengenaskan. Kalau Kita Diam ( Memihak Kufar ), Apakah Allah Akan Meridhai Kita ?
Ahrar Syam Ultimatum Rusia Atas Agresinya Di Suriah’ Seluruh Area Yang Dulunya Pernah Direbut Telah Kembali Dikuasai Oleh Oposisi. “Bagaimana Bisa Rusia Mensponsori Penyelesaian Politik, Di Saat Mereka Terus Membunuhi Para Penduduk Di Berbagai Wilayah,” Operasi Jaisyul Fath Kembali Dideklarasikan
Erdogan: Turki Takkan Diam Lihat Kebrutalan Rezim Suriah
(apakah pernah dia memerangi Rezim Biadab Bashar ?)
Erdogan: Assad Harus Diadili di Mahkamah Kejahatan Internasional
Berbagai Negara Himpun Kekuatan untuk Gempur Muslim Suriah ! Anda Muslim Atau Murjiah, Diam Saja dan Mengharap Jannah ?
Dibanding ISIS, Tentara Assad Lebih Sadis Dan Lebih Banyak Membunuh Rakyatnya Sendiri. Perbandingan Vandalisme Teroris Rusia Dengan Teroris Syiah (Semuanya Barbar )
Fakta, Kejahatan Syiah Assad Laknatullah Lebih Sadis ( Keji ) Dari Nazi, Pengulangan Sejarah Kekejaman Syi’ah Sejak Abad Pertama Hijriah. Kesaksian Seorang Diplomat Yang Membelot Dari Rezim Assad. Pengkhianatan Menteri Syiah, Ali Bin Yaqtin Pada Masa Harun Al-Rasyid.
Si Putin ( Dedengkot Komunis ) Terungkap Kebenciannya Terhadap Islam ! Sejenis Dengan Si Bashar.(Putin: Bukan Hanya Soal Jet Tempur, Tapi Masalah Utamanya Terletak Pada Islamisasi Turki Kembali, Putin: Rezim Erdogan, Rezim Teroris Islam)
Kekejaman Syiah di Suriah; Anak-Anak Hidup Hanya untuk Menunggu Giliran Dibunuh. Tiga Tahun Dikepung, Wanita & Anak-Anak di Kota Darya Minta Bantuan, Dubes Kita Malah Menghujat !
KTT OKI Di Turki Tamparan Hebat Terhadap Iran Dan Hizbullata. Presiden Iran Hassan Rouhani Mengaku Sebagai Ahli Agama Dan Bersorban Besar Lari Ketakutan Sebagai Tertuduh Pelaku Kejahatan Dan Dikecam Negara-Negara OKI ! Cuma Anasir-Anasir Syiah Di Indonesia Yang Bela !
Lebih Dari 50 Negara Muslim Tuduh Iran Dukung Terorisme Di Depan Mata Rouhani. Aneh, Indonesia Bela Hizbullata (Sudah Di Cap Teroris Negara Teluk Dan Liga Arab). Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) Mengaku Sedih Dengan Kondisi Negara-Negara Islam Di Dunia Semakin Terpecah Belah, Tapi Indonesia Pro Iran (syi'ah)
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa Dipercaya ?

Apa Yang Dia (Erdogan) Lakukan Sekarang ? 
Munafik Murokkab !

Menanti “Aliansi Baru” Kerjasama Tiga Negara antara Iran, Turki dan Rusia

Perkembangan politik Timur Tengah dalam beberapa bulan terakhir membuat Iran-Turki-Rusia mengadakan pertemuan-pertemuan tingkat tinggi untuk membahas kerjasama di antara ketiga negara, khususnya di bidang militer dan pertahanan. Berbagai pertemuan tingkat tinggi digelar untuk mencapai kesepakatan strategis bagi kepentingan bersama di Timur Tengah.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Muhamad Hussein Baqeri bersama para pejabat tinggi politik dan militer melakukan kunjungan ke Ankara pekan lalu, Selasa-Kamis, (15-17/8/2017). Baqeri mengatakan bahwa kedua negara bertekad mempererat hubungan di semua bidang khususnya kerjasama militer dan pertahanan.
Baqeri mengatakan bahwa Ankara juga akan melakukan kunjungan balasan ke Teheran sebagai tindak lanjut kunjungan Baqeri ke Ankara. “Delegasi diplomatik militer tingkat tinggi Turki akan segera mengunjungi Teheran untuk memberikan sentuhan akhir pada kesepakatan strategis antara Ankara dan Teheran dalam membantu menstabilkan Timur Tengah,” ungkapnya seperti dilansir dari Asharq Al Awsat, Kamis, (24/8/2017).
Pada saat yang sama, juru bicara militer Turki mengumumkan bahwa Kepala Staf Angkatan Darat Rusia, Jenderal Valery Gerasimov akan segera memimpin kunjungan delegasi tingkat tinggi Moskow ke Ankara untuk membahas kerja sama tiga negara antara Iran, Turki dan Rusia.
Rincian kesepakatan yang dicapai antara Iran dan Turki selama kunjungan Ankara Baqeri belum terungkap. Namun demikian, berdasarkan pernyataan Baqeri saat melakukan konferensi Persnya mengungkapkan tiga domain utama kesepakatan dengan Ankara :
Yang pertama menyangkut keamanan tiga wilayah sensitif yang membentuk perbatasan Turki, Irak dan Iran di dataran tinggi yang dihuni kelompok Kurdi. Pada waktu yang bersamaan, ketiga negara harus menghadapi tantangan dari Kurdi yang ingin memisahkan diri dan membentuk negara sendiri.
Kekhawatiran tentang separatis Kurdi telah meningkat di Iran sebagai hasil keputusan baru-baru ini oleh Partai Demokratik Kurdistan Iran yang secara terbuka berkomitmen untuk memperjuangkan perubahan rezim di Teheran. Sampai sekarang, kelompok Kurdi seperti pasukan Komalah, partai Marxis dan PJAK, cabang PKK Iran, terus melancarkan serangan terhadap Iran.
Sementara itu, Turki mencoba menerapkan tiga rencana untuk mengatasi masalah Kurdi.
Yang pertama adalah membangun tembok sepanjang 65 kilometer di sepanjang perbatasannya di segitiga Kurdi dengan Iran dan Irak. Teheran sangat mendukung kebijakan ini karena ini juga membuat lebih sulit bagi orang-orang Iran yang melarikan diri ke pengasingan untuk mencapai Turki.
Rencana kedua adalah melakukan operasi militer terhadap PKK di wilayah Suriah dan Irak untuk memukul mundur pasukan kurdi dari wilayah tersebut. Rencana itu, didukung oleh otoritas Irak dan rezim Presiden Bashar al-Assad di Damaskus. Namun rencana itu mendapat kritikan tajam dari Partai Kurdi Suriah yang didukung oleh Amerika Serikat.
Rencana ketiga Turki adalah mempromosikan aliansi regional baru yang mencakup Iran, Rusia dan Irak. Idenya adalah bahwa aliansi semacam itu akan dapat mengimbangi kekuatan Barat yang dimpin AS dan sekutu Arabnya untuk mendapatkan kembali pengaruh Turki di Timur Tengah sejak jatuhnya Kekaisaran Ottoman selama satu abad yang lalu.
Di masa lalu, hubungan Iran dan Turki sangat erat dibawah kepemimpinan Shah Iran. Namun hubungan tersebut diputus oleh Ayatollah Khomeini saat memenangkan Revolusi Iran 1979 dan menuduh Turki bertindak sebagai “orang Amerika yang tidak berperasaan.” Namun sekarang dibawah kepemimpinan, Ayatollah Ali Khamenei, Iran ingin menghidupkan kembali setidaknya sebagian dari hubungan tersebut dalam konteks baru.
Pada pertemuan di Ankara tahun 2014, Iran dan Turki mencapai kesepakatan kerjasama keamanan perbatasan yang ditandatangani oleh gubernur Chaldaran dan Maku di Iran dan provinsi Agri dan Igdir di Turki. Kesepakatan tersebut mencakup tiga pertemuan keamanan bersama setiap tahun, ditambah mekanisme pertukaran informasi mengenai pergerakan kelompok teroris dan jaringan penyelundupan.
Domain kedua yang dibahas selama kunjungan Baqeri menyangkut masa depan Suriah yang menurut Teheran harus ditentukan oleh Iran, Turki dan Rusia dengan tidak melibatkan AS dan sekutu Arabnya. Namun menurut sumber Teheran, isu tersebut masih menyebabkan beberapa gesekan dengan Turki karena Presiden Recep Tayyip Erdogan masih menegaskan bahwa Assad harus lengser dari jabatannya.
Domain ketiga yang dibahas dalam kunjungan Baqeri tersebut adalah kerjasama ekonomi regional antara Iran-Turki-Rusia. Pekan lalu, Ghadir Investment Holding Iran, yang dikendalikan oleh Garda Revolusi Islam (IRGC) menandatangani sebuah kesepakatan senilai $ 7 miliar dengan Zarubezhneft milik Rusia dan pemegang Unit Internasional Turki, yang dikendalikan oleh orang-orang yang dekat dengan Erdogan, untuk mengembangkan ladang minyak dan gas baru di Iran untuk diekspor ke pasar global.
Turki yang memiliki perusahaan konstruksi terbesar di kawasan ini juga berharap dapat mengambil bagian dalam kontrak masa depan untuk membangun kembali Suriah dan Irak. Perusahaan konstruksi Turki mengalami kerugian besar, terutama di Libya, Tunisia dan Mesir, sebagai akibat dari Revolusi Musim Semi Arab dan menganggap pembangunan kembali Suriah dan Irak sebagai peluang kehidupan kedua.
Perundingan awal juga telah terjadi antara Rusia dan Turki dengan mengembangkan jalur pasokan untuk ekspor energi di Teluk Kaspia melalui pelabuhan Turki.
Akankah Aliansi antara segitiga Iran-Turki-Rusia benar-benar terbentuk? Dilihat dari suara yang berkembang di Teheran, Ankara dan Moskow jawabannya iya. Namun, aliansi ini tetap terlihat aneh dengan kebijakan kontradiktif dan kepentingan yang saling bertentangan di antara ketiga negara. Namun dengan kata lain, dalam dunia perpolitikan apa saja bisa terjadi. (DH/MTD)
Redaktur : Deli Abdullah

Turki dan Rusia Gunakan FSA untuk Serang HTS di Idlib

Free Syria Army (FSA) melancarkan operasi militer di kawasan yang dikuasai Haiah Tahrir Sham (HTS) di Idlib. Operasi yang dilakukan dalam skala besar itu rupanya dibantu langsung oleh Turki dan Rusia.
Hal itu terungkap setelah pada Sabtu (07/10), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengaku telah membantu FSA dalam operasi FSA di Idlib tersebut. Erdogan berdalih bahwa cara tersebut sebagai upaya untuk memperluas zona de-eskalasi ke Idlib, yang sebelumnya telah disepakati dengan Rusia dan Iran dalam perundingan Astana.
Erdogan mengaku bahwa sejumlah pasukan Turki telah ditempatkan di Suriah dan masih ada yang siap menyeberangi perbatasan. Sementara dalam operasi ini, FSA tak hanya didukung oleh Turki saja, melainkan juga terkoordinasi dengan Rusia, sekutu Bashar Al-Assad.
“Hari ini, ada operasi serius di Idlib dan akan berlanjut,” kata Erdogan dalam pidato di televisi seperti dikutip dari Arabnews. Ia menambahkan,”Angkatan udara Rusia membantu dari udara, sementara kami berjaga di perbatasan.”
Bulan lalu, perundingan Astana antara Turki, Rusia dan Iran menyepakati perluasan zona de-eskalasi ke kawasan Idlib. Namun, HTS menolak kesepakatan itu dan tetap memilih jalan gerilya dan perang melawan rezim Suriah.
“Pada tahap pertama, sekitar 1.000 tentara FSA akan memasuki Idlib, dipandu oleh petugas militer dan intelijen Turki yang memiliki pengalaman di lapangan,” jelas Erdogan. Erdogan melanjutkan, “Sekitar 5.000 unit komando dari Angkatan Darat Turki akan memblokade jalan antara Idlib dan Afrin.”
Kebijakan Turki tersebut turut mendapat kritikan pedas dari Syaikh Tariq Abdul Haleem. Ulama asal Mesir itu menegaskan bahwa Turki sengaja memanfaatkan FSA untuk menyerang HTS di Idlib.
“Faktanya (…) militer sekuler Turki memakai FSA untuk menyerang para mujahidin di Idlib. Padahal di sana tidak ada ISIS,” cuit Syaikh Tariq Abdul Haleem di Twitternya.
Sumber: Aljazeera, Arabnews
Redaktur: Syafi’i Iskandar
m.kiblat.net

Kiblat Review : Turki Masuk Suriah, Untuk Apa?

Di kalangan pemerhati krisis Suriah, terjadi perbincangan hangat ketika Erdogan berniat masuk ke Suriah sebagai buntut perjanjian Astana. Pasalnya, Turki berniat bekerjasama dengan Rusia untuk selesaikan konflik berkepanjangan di Suriah.
Padahal, dunia dengan mata telanjang menyaksikan sendiri kebengisan kekuatan udara Rusia mencabut ribuan nyawa sipil Suriah.
Berikut ini diskusi hangat yang memprediksi kira-kira apa yang hendak dilakukan tentara Erdogan di bumi Syam itu. Dibuat sehari dua hari sebelum akhirnya tentara Turki benar-benar masuk ke wilayah Idlib.
Saksikan dalam edisi Kiblat Review terbaru berikut ini !
Video dapat dilihat dan diunduh di sini.
Video Editor : KIBLAT TV


Rusia, Iran dan Turki Sepakat untuk Menggelar “Kongres Suriah”

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa rekan-rekannya  Iran dan Turki telah sepakat untuk mengadakan “kongres rakyat Suriah” yang akan mempertemukan tokoh pemerintah dan oposisi.
Putin pada hari Rabu kemarin menjadi tuan rumah bagi Hassan Rouhani dan Recep Tayyip Erdogan dalam pertemuan resmi di kota Sochi, dekat laut Hitam, Rusia. Pertemuan sejenis juga diadakan oleh beberapa kelompok oposisi Suriah di ibukota Arab Saudi, Riyadh, menjelang perundingan yang disponsori oleh PBB di Jenewa.

“Kongres akan melihat pertanyaan kunci mengenai agenda nasional Suriah,” ungkap Putin dalam konferensi pers yang ditemani Rouhani dan Erdogan, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis, (23/11/2017).
“Pertama-tama, itu adalah penyusunan kerangka kerja untuk struktur Suriah masa depan, penerapan konstitusi baru, dan, berdasarkan hal itu adakan diselenggarakan pemilu di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa,” kata Putin.
Dalam sebuah pernyataan bersama, ketiga pemimpin tersebut menggarisbawahi perlunya semua pihak yang berperang untuk membebaskan semua tahanan dan sandera, menyerahkan tawanan dan menciptakan kondisi untuk gencatan senjata yang langgeng.
Mereka juga mendesak masyarakat internasional untuk memberikan bantuan kemanusiaan, membersihkan wilayah perang dan memulihkan infrastruktur yang hancur akibat konflik yang telah berlangsung lama.
Iran adalah sekutu utama Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang melakukan kunjungan mendadak ke Sochi pada hari Senin, sementara Turki yang mendukung kelompok oposisi hadir untuk melakukan negosiasi dengan Rusia dan Iran.
Putin pada hari Rabu mengatakan bahwa dia yakin sebuah “tahap baru” telah dicapai dalam krisis Suriah. Dia mengingatkan, bagaimanapun juga mencapai solusi politik akan membutuhkan kompromi dari semua sisi. (DH/MTD)
Sumber : Al Jazeera


Angkatan Darat Nasional yang didukung Turki dibentuk di Suriah

Pembual !! hanya untuk memerangi mujahidin ahlus Sunnah Arab Syams yang tidak mau didikte Bangsa Turki (endorgan).

January 2, 2018
Tentara nasional dengan kekuatan 22.000 personil yang baru terbentuk adalah kekuatan tempur terbesar di Suriah sejak perang di Suriah dimulai tahun 2011
Sekitar 30 sub-kelompok Tentara Pembebas Suriah (FSA), di bawah dukungan Turki, telah bersatu untuk membentuk Tentara Nasional dengan kekuatan 22.000 personil menjadi kelompok bersenjata terbesar Suriah yang akan berperang melawan rezim Assad, Daesh dan Partai Buruh Kurdistan (PKK).
Pentagon membentuk MOC
Pada tahun 2014, Komando Operasi Militer (MOC) didirikan oleh Pentagon menjadi satu-satunya pusat untuk mengkoordinasikan bantuan kepada pejuang oposisi.
MOC, yang dijalankan oleh perwira Amerika, melakukan hubungan dengan kelompok-kelompok kecil tapi tidak mengkoordinir lebih dari 40.000 pejuang Angkatan Darat Suriah (FSA) yang beroperasi pada tingkat disiplin dan profesionalisme tertinggi.
Tiga puluh kelompok bergabung
Tentara Nasional yang didukung Turki, atau al-Jaysh al-Watani dalam bahasa Arab, terdiri dari lebih dari 30 sub kelompok yang bertempur di provinsi Aleppo, Idlib, Homs, Hama, Raqqa, Hasaka, Deir Ezzor dan Latakia, menjadikannya kekuatan tempur terbesar di Suriah sejak perang dimulai pada tahun 2011.
Tentara Nasional dengan kekuatan 22.000 personil, yang didirikan oleh kepala Pemerintahan Sementara Suriah, Jawad Abu Hatab, siap memainkan peran besar dalam operasi Afrin yang akan datang.
Angkatan Darat Nasional akan ikut ambil bagian dalam operasi Afrin 
Dalam Operasi Euphrates Shield yang diluncurkan pada bulan Agustus 2016, Tentara pembebas Suriah (FSA) – dengan dukungan tentara Turki – telah membersihkan wilayah seluas 2.000 kilometer persegi (sepanjang 772 mil persegi) di sepanjang batas wilayah Turki-Suriah dari kelompok teroris. Lebih dari 15.000 personil tentara di Tentara Nasional Suriah yang baru didirikan sedang bersiap untuk mengambil bagian dalam operasi Afrin yang akan datang melawan teroris PKK.
PKK terdaftar sebagai organisasi teroris oleh Turki, Uni Eropa dan Amerika Serikat. PKK telah melakukan kekerasan bersenjata di bagian tenggara Turki sejak tahun 1984. Lebih dari 40.000 orang, kebanyakan warga sipil, terbunuh dalam konflik tiga dasawarsa ini.
Setelah operasi Afrin, brigade Angkatan Darat Nasional akan berperang bersama Angkatan Bersenjata Turki (TAF) dalam operasi Tal Abyad dan Manbij.
Tiga brigade Türkmen
Ada tiga brigade Turkmen di antara jajaran Tentara Nasional yang baru diumumkan yang dibentuk setelah sebuah pertemuan di Azaz. Brigade ini termasuk brigade Sultan Mehmet Fatih, yang berada di bawah komando Doğan Suleiman, dan Muntasir Billah dan Brigade Sultan Murat yang baru berdiri.
Yeni Safak


9 Januari 2018
Sedikitnya 23 orang tewas dalam serangan udara rezim Syiah Assad dan agresor Rusia kemarin Senin (8/1/2018) di pinggiran ibukota negara itu, Damaskus.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (the Syrian Observatory for Human Rights-SOHR) yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa angka tersebut mencakup enam anak dan empat wanita yang tewas dalam serangan Senin di distrik Ghinka yang dikuasai oposisi.
Monitor tersebut, yang mengumpulkan informasinya dari jaringan sumber di Suriah, menambahkan sejak 29 Desember, total 126 orang tewas dalam serangan udara di wilayah yang terblokade tersebut, termasuk 29 anak dan 28 wanita.
Al Jazeera tidak dapat memverifikasi sendiri angka-angka tersebut secara independen.
Satu-satunya pusat medis di lingkungan perumahan Madira di Ghouta Timur “hancur total”, seorang koresponden Al Jazeera melaporkan. Dia mengatakan beberapa pekerja bantuan juga terluka dalam serangan tersebut.
Bagi pemerintah rezim Bashar al-Assad dan sekutunya Rusia, kedekatan Ghouta Timur ke ibukota menjadikannya sebagai target utama.
Wilayah tersebut berada di bawah kendali kelompok-kelompok anti-Assad yang setia pada Tentara Pembebasan Suriah (the Free Syrian Army-FSA), sebuah brigade bersenjata yang didukung AS dan Turki yang terdiri dari pembelot tentara Suriah dan warga sipil biasa.
Sejak 2013, rezim Nushairiyah telah mempertahankan pengepungan yang mencekik di wilayah tersebut dalam upaya melemahkan kelompok oposisi dan terus mencengkeramnya meskipun ada kesepakatan de-eskalasi.
Kesepakatan tersebut – yang dicapai tahun lalu oleh Turki, Rusia dan Iran – dimaksudkan untuk menghentikan pertempuran di sana dan untuk memungkinkan pasokan kemanusiaan ke daerah kantong tersebut.
Kawasan tersebut merupakan salah satu benteng oposisi terakhir di negara ini dan merupakan rumah bagi sekitar 400.000 orang. Pengepungan empat tahun telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang besar, dengan kekurangan makanan dan obat-obatan.
Hamish de Bretton-Gordon, seorang penasihat koalisi badan amal medis yang beroperasi di Suriah, mengatakan kepada Al Jazeera dari kota Salisbury di Inggris bahwa lebih dari 120 anak-anak membutuhkan perawatan medis mendesak di Ghouta Timur, mencatat bahwa sepuluh hari terakhir “jumlah serangannya sangat mengerikan.”
Serangan pemerintah di distrik tersebut sering terjadi dalam beberapa pekan terakhir dan diyakini merupakan bagian dari strategi pemerintah Suriah untuk merebut kembali wilayah yang dipegang oposisi.
Sebelumnya pada hari Senin, tentara rezim Suriah merebut kembali sebuah lokasi militer di pinggiran kota Damaskus dari pasukan oposisi, menurut Observatorium Suriah.
Pasukan rezim “membuka jalan” pada hari Ahad ke markas Kendaraan Militer di kota Harasta di Ghouta Timur, membebaskan sekitar 200 tentara rezim yang terperangkap di dalam kompleks tersebut, kata pemantau yang berbasis di Inggris.
Pasukan pemerintah telah dikepung oleh pejuang oposisi dari faksi Ahrar al-Sham dan Korps al-Rahman sejak serangan pada 31 Desember, di mana pasukan anti-assad memperluas kendali mereka atas lokasi tersebut.
Sekitar 160 pasukan rezim Suriah dan oposisi tewas dalam pertempuran di pangkalan tersebut sejak 31 Desember.
Pasukan oposisi menyerbu situs tersebut pada bulan November 2017 untuk mencegah serangan udara pemerintah di daerah kantong oposisi di Ghouta Timur.
Di tempat lain di Suriah, sedikitnya 43 orang, termasuk 27 warga sipil, tewas dalam serangan bom mobil pada hari Ahad di kota barat laut Idlib, menurut SOHR.
Sedikitnya 14 dari mereka yang terbunuh adalah anak-anak dan tujuh adalah wanita, kata monitor tersebut.
Ledakan tersebut, yang sejauh ini belum ada klaim tanggung jawab, menyerang markas militer kelompok bersenjata Ajnad al-Kavkaz, SOHR melaporkan.
Ia menambahkan tidak jelas apakah serangan tersebut secara khusus menargetkan basis para pejuang Suriah.
Sementara provinsi Idlib yang dikuasai oleh faksi-faksi jihad Suriah telah mengalami peningkatan petempuran dalam beberapa pekan terakhir karena rezim Assad mengintensifkan upayanya untuk menguasai wilayah tersebut.
Sumber : Al Jazeera
jurnalislam.com

Sang Pembantai Muslim Suriah Bashar Assad Dan Erdogan

Jika Di Aleppo Pembantainya ada Rezim Bashar Assad (Syi’ah laknatullah) Maka di Albab ada Rezim Erdogan (Aqidahnya tidak jelas)…
Kedua kota Ahlusunnah ini sama-sama di Suriah tapi yang membantainya beda pelaku.
yang satu (assad) sedang di kutuk umat islam sedunia dan satunya lagi (erdogan) yg kelakuannya ditutup-tutupi muslim dungu sedunia…
Jika yang di bantai Assad di Aleppo adalah umat islam (ahlus sunnah) maka yang di bantai Erdogan di Albab juga umat islam (ahlus sunnah)…
Mari buka fikiran dan jangan taqlid dengan tokoh ! Karna ini akhir zaman, pegangan kita adalah al qur’an dan as-sunnah bukan TOKOH…
Selamatkan suriah dari rezim syiah bashar assad dan rezim abu-abu erdogan…

Fakta:
Faksi-Faksi tempur (shahawat) yang semula menguasai Aleppo di beking turki sebelum meninggalkan Aleppo telah mengadakan gencatan senjata dengan rezim, boleh keluar dengan selamat dari Aleppo asalkan mau menyerahkan seluruh senjatanya kepada rezim. Syarat inipun dipenuhi oleh pihak faksi-faksi shahawat sehingga mereka digiring keluar dari Aleppo menggunakan puluhan bis yang disediakan oleh rezim assad.
Setelah keluar mereka atas bimbingan sikoplak erdogan 
berbondong menuju Al-Bab Aleppo timur yang masih di kuasai oleh kekuatan Muslim, altileri dan iring-iringan pasukan shahawat dibantu oleh jet-jet tempur turki menggempur Al-Bab.

MujahidinTerkuat dihalang-halangi oleh faksi shahawat dari menolong kaum Muslimin di aleppo, shahawat murtad itu lari dari aleppo dan membiarkan kaum muslimin di bantai oleh rezim kafir syiah assad dan Komunis Rusia, justru ada pertanyaan disini: ada permainan apa antara Turki dengan keledainya dan rezim assad, hingga rela meninggalkan kaum muslimin dibawah hujan rudal dan meriam di aleppo?
Dari sinilah kaum muslimin baik warga asli idlib dan pengungsi aleppo yang ada di idlib berdemo turun kejalan menuntut di bubarkannya faksi-faksi shahawat, dan mengeluk-elukan Mujahidin Islam yang konsisten. Karena mereka tau bahwa hanya Mujahidin al Haq yang tidak pernah mengkhianati kaum muslimin, mereka akan mempertahankan wilayah walaupun harus mengharuskan binasanya pasukannya. Mujahidin yang haq tidak pernah mengadakan perundingan, wilayah-wilayah yang terlepas dari Mujahidin Al Haq bukan terlepas karena perundingan pengecut namun direbut setelah dipertahankan habis-habisan.
Pertanyaan kepada pendengki: pernahkah kalian dengar bahwa Mujahidin al Haq mengadakan gencatan senjata, demi menyelamatkan diri dan meninggalkan kaum Muslimin?
Bersabarlah wahai saudara kami di Aleppo sungguh Mujahidin al Haq tidak bisa menjangkau kalian kecuali setelah membantai para keledai shahawat itu, sungguh merekalah yang telah menjual darah kalian kepada si kafir bashar asad.
Dikutip dari berbagai sumber

Erdogan Sang Pembantai Muslim Di Albab

Berpura-pura sedih atas Halab (Aleppo) akan tetapi melakukan pembunuhan di Albab.
Seperti inilah Erdogan jongos-jongos nya yahudi berkamuflase…
Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi:
“Hal ini tidaklah aneh bahwa aktivis media berpura-pura menangis untuk Aleppo! Karena seperti inilah aturan dasar dari permainan ini.
Dan hal ini tidaklah aneh bahwa ulama-ulama beragama dari faksi-faksi berpura-pura menangis untuk Mosul. Tetapi untuk Al-Bab, tidak ada satupun yang menangis untuk itu, karena sang pembantai adalah kesayangan mereka (Turki)!”

Presiden Turky,Erdogan Antek Komunis Rusia

Si Erdogan Waktu di Wawancara Stasiun TV Al Jazeera Sok Peduli dengan  islam, dirinya Mengatakan bahwa Rusia & Iran telah mensponsori Pemerintah Iraq dan suriah dlm peperangan melawan ahlusunnah di Iraq dan Suriah.

Dan wajah aslinya
Pertemuan Erdogan dengan Putin (Presiden Rusia) dalam rangka membahas kerjasama militer melawan teroris (ahlus sunnah Syam).
Teroris yang dimaksud ya pasti pejuang islam tidak mungkin syiah yang diperangi Erdogan dan Putin.
Beberapa Bulan yang lalu Erdogan via Al Arabiya : “Rusia & Bashar Assad Bertanggung Jawab Atas Terbunuhnya 400 ribu rakyat muslim suriah”
Dan kini Erdogan malah bermesraan dan bersalaman serta menjalin kerjasama bersama Rusia yang ia tuding kemaren sebagai pembantai rakyat suriah
Uh…orang munafiq itu memang mengerikan, pantes Allah ganjar mereka di tempat terdalam neraka jahannam

Kemunafikan Turki, Islam hanya dipakai untuk keuntungan kelopoknya !!! dulu maki2 sekarang kerjasama dengan pembantai muslim syam !!!

Penguasa Turki Tak Bosannya Mengkhianati Kaum Muslim!

Surat kabar Mesir “el-wasat” edisi hari Rabu (20/2) mempublikasikan berita berjudul “Kerja Sama Militer Antara Turki dan Israel”, sebagai berikut: “Sumber pemerintah Turki mengatakan bahwa perusahaan (Israel) melengkapi Turki dengan peralatan militer dalam kesepakatan pertama, seperti yang dilaporkan, sejak pembekuan hubungan antara kedua negara menyusul pembunuhan sembilan orang Turki dalam sebuah serangan oleh tentara Israel atas kapal bantuan kemanusiaan yang tengah menuju Gaza pada tahun 2010. Sumber itu mengatakan bahwa Perusahaan Pertahanan Israel “Elta” telah menyerahkan kepada Turki perangkat elektronik senilai 100 juta dolar pada minggu lalu untuk empat pesawat yang dilengkapi dengan sistem alarm dan pengawasan udara yang dikenal dengan AWACS (Airbone Wearning and Control System), namun sumber membantah bahwa perjanjian itu akan menjadi tanda hubungan baik dengan Israel.”

Setiap hari terungkap fakta para penguasa kaum Muslim yang telah menipu umat, yang semakin lama semakin menjijikkan; setiap hari kaum Muslim menemukan bahwa para penguasa mereka selalu saja berada di dalam parit musuh-musuh umat, dan mereka tampak seperti tidak memiliki hubungan dekat dengan umat.

Setiap hari kaum Muslim semakin banyak yang sadar bahwa para penguasa mereka yang ditempatkan oleh kaum kafir penjajah di atas kepala mereka sangat berbelas kasih kepada musuh-musuh umat, sebaliknya mereka bersikap keras dan kejam terhadap umat, bahkan mereka tidak menjaga kekerabatan dengan umat dan tidak pula perjanjian.

Di antara mereka para penguasa antek yang bekerja untuk menipu umat dengan mengatakan bahwa “mereka memiliki akar Islam yang kuat, padahal mereka adalah sekuler sejati.” Di antara mereka adalah Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, di mana revolusi Suriah menelanjangi semua skandalnya. Sebab, ia menjelaskan dan menyatakan setia untuk bersama dengan rakyat Suriah, dan ia tidak akan membiarkan Hama baru, serta akan berjuang bersama dengan rakyat Suriah melawan rezim kriminal Bashar al-Assad. Sehingga dengan ocehannya itu rakyat Suriah pun menjadi senang dan tertipu, sebab ancaman dan janji-janjinya hanyalah pepesan kosong, di mana mereka mendengarnya hanya banyak gembar-gembor namun tidak pernah ada buktinya.

Setelah skandal Erdogan terhadap rakyat Suriah dan revolusi mereka, serta ketidakpeduliannya pada mereka, meskipun setiap harinya terjadi pembantaian yang dilakukan pada mereka, saya katakana justru ia saat ini mengumumkan skandal lain yang kejahatannya tidak kurang dari skandal sebelumnya, yaitu membeli perangkat elektronik untuk empat pesawat yang dilengkapi dengan sistem alarm dan pengawasan udara yang dikenal dengan AWACS (Airbone Wearning and Control System) dari entitas laknat Yahudi senilai 100 juta dolar!

Erdogan dengan membeli kesepakatan ini dari entitas laknat Yahudi, seolah-olah ia tengah menghadiahi sembilat rakyatnya yang terbunuh! Itulah yang membuat kepala kami pusing dengan komentar-komentar basinya tentang hubungan antara Turki dan negara Yahudi setelah serangan terhadap kapal Mavi Marmara, yang kadang-kadang ia mengatakan: “Hubungan negaranya dengan entitas Zionis  “rusak”, sehingga tidak dapat diperbaiki kecuali entitas Yahudi berhenti dari mencegah kapal bantuan kapal untuk mencapai Jalur Gaza, serta mengakhiri pemblokadean yang diberlakukan atas Jalur Gaza.” Sementara pada saat yang lain ia mengatakan: “Agar hubungan kembali normal, Israel harus meminta maaf dan membayar kompensasi kepada para keluarga korban meninggal, serta mengakhiri blokade di Gaza.” Dan terkadang pada waktu yang lain pula ia mengatakan: “Apa yang dilakukan Israel itu adalah “kejahatan perang”, sehingga hubungan kami tidak akan kembali normal.” Hari ini ia ia membuktikan dengan bukti yang jelas bahwa ia adalah seorang yang sangat pembohong, karena ia mengadakan transaksi dengan Yahudi tanpa melaksanakan sedikitpun persyaratan yang dibuatnya!

Sungguh, angin perubahan telah menyapu negara-negara Arab, yang pasti akan meluas hingga menjangkau semua negara muslim, termasuk Turki. Oleh karena itu kaum Muslim Turki wajib menyadari bahwa Erdogan ini hanyalah seorangimma’ah (yes men dan pengekor) yang memimpin negara mereka ke dalam jurang, sebab dengan transaksi yang dibuatnya ini  ia telah menciptakan kekuasaan untuk Yahudi terhadap kaum Muslim, dan semua potensinya. Padahal perbuatan ini haram dilakukan berdasarkan dalil al-Qur’an yang artinya qath’iy (definitif). Allah SWT berfirman: “Dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman.” (TQS. An-Nisa’ [4] : 141). Dan jika mereka mendiamkannya, maka hal itu tidak akan pernah menambah mereka kecuali semakin bodoh dan berdosa. 

Aqidah Si Erdoğan: Karbala, Sumber Persatuan Suni-Syiah (sejenis Bashar)

Turkish Prime Minister Recep Tayyip Erdogan speaks to Shiites in Istanbul on December 16, 2010 during Ashura, which commemorates the killing of Imam Hussein, a grandson of the Prophet Mohammed, by armies of the caliph Yazid in 680 AD. Tradition holds that the revered imam was decapitated and his body mutilated in the Battle of Karbala. AFP PHOTO/MUSTAFA OZER (Photo credit should read MUSTAFA OZER/AFP/Getty Images)
Recep Tayyip Erdoğan menjadi perdana menteri Turki pertama yang menghadiri peringatan hari Asyura tahun 2010—delapan tahun sejak dirinya berkuasa. Bertempat di Lapangan Halkalı, Erdogan hadir di tengah-tengah 4.000 orang bersama dengan pejabat negara lainnya. Kehadirannya dalam acara mengenang tragedi Karbala itu membawa pesan kuat soal pentingnya persatuan. Mengingat, hari Asyura di beberapa negara seperti Pakistan dan Iran sempat diwarnai serangan teroris.
Erdoğan mengutuk serangan teroris dalam peringatan Asyura di kota Chabahar, Iran. Serangan itu menewaskan 39 orang dan lebih dari 80 orang terluka. “Membunuh orang tak berdosa adalah kejahatan yang memalukan; baik karena alasan agama, ideologi atau pun etnis,” kata Erdoğan, seperti dilansir harian Hurriyet.
Berpidato di hadapan muslim Syiah selama 23 menit, Erdoğan mengenang tradisi peringatan Asyura yang telah dilakukan selama ribuan tahun. “Doa, tangis, dan jeritan kita telah menggema di langit selama 1.300 tahun,” katanya.
Peristiwa Karbala, kata Erdoğan, dapat menjadi sumber bagi terciptanya persatuan umat Islam dan kekuatan untuk memperjuangkan keadilan. “Pengorbanan Husain adalah sumber persatuan bukan perpisahan. Peristiwa itu merupakan awal dan bukan akhir, persaudaraan bukan perpisahan,” tegas Erdogan. Tragedi Karbala telah menyebabkan semua rasa sakit pada umat Islam selama lebih dari seribu tahun..
“Tidak ada yang lebih unggul dari siapa pun di negeri ini, bukan suni dari Syiah, bukan Turki dari Kurdi, yang Laz terhadap Sirkasia atau Persia dari Arab,” tambah perdana menteri. “Kita semua sama di negeri ini, bersama-sama, bersaudara.” Kehadiran mantan menteri luar negeri Iran, Ali Akbar Velayati, pada acara yang dihadiri Erdogan tersebut menunjukkan bahwa Iran, sama seperti Turki, memahami betapa pentingnya persatuan. Erdogan bahkan mendesak suni dan Syiah untuk mengesampingkan perbedaan mereka.
Pada awal tahun 2000, tidak pernah ada yang mengira bahwa seorang perdana menteri Turki menghadiri peringatan keagamaan—terlebih diadakan muslim Syiah. Kehadirannya tersebut diharapkan dapat menjembatani persatuan muslim.
Hasilnya? Ulama Syiah Irak, Moqtada al-Sadr, mengapresiasi dan berterima kasih kepada Erdogan. “Anda telah menyentuh hati setiap muslim. Anda melakukan hal yang pemimpin muslim lain tidak lakukan,” tulis Moqtada dalam suratnya kepada Erdogan. Peringatan Asyura melambangkan sikap kekal dan tak tergoyahkan kebenaran terhadap kepalsuan dan perjuangan kemanusiaan melawan tirani yang direalisasikan oleh Imam Husain.


Presiden Erdogan Tegaskan Turki Tetap Negara Sekuler

Presiden Turki Tayyip Erdogan, Selasa (26/4/2016), mengatakan, negara yang dipimpinnya seharusnya memiliki jarak yang sama dari semua agama.
Pernyataan ini disampaikan Erdogan menyusul sebuah seruan dari Ketua Parlemen Turki untuk membuat konstitusi baru yang akan menyingkirkan konsep sekularisme.
Erdogan, dalam lawatannya ke Zagreb, Kroasia, menambahkan, Ketua Parlemen Ismail Kahraman menyampaikan pandangan pribadi ketika ia mengatakan Turki memerlukan sebuah konstitusi agama.
Proposal tersebut tak sejalan dengan prinsip-prinsip mendirikan Republik Turki, yang meski mayoritas penduduknya Muslim, tetapi tetap merupakan sebuah negara sekuler.
"Pandangan saya sudah diketahui soal ini... Realitasnya ialah bahwa negara seharusnya punya jarak yang sama dari semua keyakinan agama. Inilah laisisme (kebijakan yang tidak berdasar pada agama)," kata Erdogan.
Kahraman, pada Senin (25/4/2016) malam, mengatakan, Turki yang mayoritas penduduknya beragama Islam memerlukan sebuah konstitusi yang berlandaskan ajaran agama.
Komentar Kahraman itu memicu kecaman dan protes di jalan raya pada Selasa. Ia kemudian mengatakan bahwa komentarnya itu merupakan "pandangan pribadi" dan bahwa konstitusi baru itu hendaknya menjamin kebebasan beragama.
Turki mengamandemen Undang-Undang Dasar 1924 hanya empat tahun setelah diresmikan dan menghapus Islam sebagai agama resmi negara.
Para ahli sejarah memandang langkah itu merupakan dasar dari Republik Turki yang modern, demokratis, dan sekuler. Konstitusi yang berlaku saat ini tidak menonjolkan agama apa pun yang dipeluk warga Turki.
Turki berpenduduk mayoritas Muslim Sunni, tetapi diperkirakan seperlima dari 78 juta penduduknya pengikut Alevi, salah satu aliran Syiah, Sufi, dan tradisi Anatolia. Turki juga memiliki 100.000 warga beragama Kristen dan 17.000 Yahudi.
Hasil survei yang digelar lembaga jajak pendapat Pew pada 2013 menunjukkan hanya 12 persen warga Turki menginginkan syariat Islam menjadi landasan hukum negeri itu.
Editor: Ervan Hardoko, Sumber: Antara




Oposisi Suriah menyerukan negara-negara Arab untuk membentuk sebuah koalisi perlawanan terhadap “campur tangan Iran di wilayah tersebut,” menurut seorang pejabat dari Koalisi Nasional untuk Pasukan Revolusioner dan Oposisi Suriah, yang biasa dikenal dengan Koalisi Nasional Suriah [Syrian National Coalition, SNC], Senin (20/11).
Ahmed Ramazan, juru bicara Koalisi Nasional Suriah [SNC], yang juga bertindak sebagai pemerintah sementara, mengatakan bahwa pihaknya mendorong koalisi Arab untuk memerangi “agenda dan teror Iran”, dilansir dari Anadolu.
“Kita harus mencegah Iran mengeksploitasi perbedaan antara orang Arab,” pungkasnya.
Ramazan menambahkan bahwa mengumumkan pemberitahuan tidak akan cukup, namun “tindakan harus dilakukan melalui Dewan Keamanan PBB”.
“Sejak awal krisis [di Suriah], pihak oposisi telah menyerukan Liga Arab untuk mengambil tindakan terhadap intervensi Teheran dan dorongannya untuk menciptakan sebuah konflik sektarian di wilayah tersebut,” imbuh Ramazan.
Jubir SNC itu juga menuding Iran mencoba mengubah susunan demografi di Suriah.
Koalisi Nasional Suriah berusaha untuk membangun  “united Syrian front” [Front Rakyat Suriah Bersatu] dengan aliansi internasional dan Arab untuk berperang melawan Iran, tambahnya.
Pada hari Ahad (19/11), Menteri-Menteri Luar Negeri Liga Arab menggelar pertemuan luar biasa di Kairo untuk membahas “intervensi Iran di wilayah ini” atas permintaan Arab Saudi.
Di Kantor Pusat Liga Arab di Kairo, para Menlu menuding Iran memasok rudal-rudal ke Syiah Houthi di Yaman.
Dalam pidato pembukaannya, Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul-Gheit mengatakan: “Sejak awal konflik di Yaman, 332 rudal balistik telah digunakan, yang berasal dari satu sumber tunggal, Iran. Iran mendukung banyak milisi lainnya di negara-negara Arab.”
“Sebuah rudal buatan Iran, yang baru-baru ini menargetkan ibu kota Arab Saudi Riyadh, merupakan sinyal yang jelas akan permusuhan Iran,” tambahnya.
Pada hari Senin (20/11), seorang pejabat Kremlin mengatakan bahwa Presiden Rusia, Turki, dan Iran akan membahas Kongres Dialog Nasional Suriah pada pertemuan puncak mereka yang akan datang, pada hari Rabu (22/11) di Sochi.[IZ

Erdogan Sebut Kebijakan Sektarian Iran Sumber Kekacauan di Suriah (?????)

Iran tidak dapat lagi menyembunyikan ambisi mereka untuk mendapatkan senjata nuklir, kata Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erodgan mengatakan Hari Ahad jika Russia tidak memandang rezim Suriah Bashar al Assad  sebagai alat untuk menunjukkan kekuatannya di wilayah Mediterania dan jika Iran tidak mengadopsi kebijakan politik sektarian, dunia mungkin tidak akan menyaksikan keadaan yang terjadi baru-baru ini di Suriah.
Berbicara pada pertemuan yang ke 30 dari Birlik Vakfi (Persatuan Badan Amal), Erdogan mengatakan Turki tidak akan menutup mata pada penderitaan orang-orang di wilayah dan di dunia.
“Kami akan menahan amarah, tetapi kami tidak akan berpura-pura tuli pada saudara-saudara kami yang berada dalam penindasan,” ujarnya dikutip Daily Sabah Ahad (27/12/2015).
Mengomentari argumen Moskow bahwa pasukan Rusia berada di Suriah karena undangan dari rezim Suriah, Erdogan mengatakan:
“Anda tidak wajib menerima panggilan pertolongan dari sebuah pemerintahan yang telah membantai 400.000 orang,” ujarnya.
Dia juga mengatakan, jika Iran tidak mendukung Assad karena faktor kebijakan sektariannya, perang di Suriah mungkin tidak akan menjadi seperti sekarang, di mana ribuan pasukan Iran dan beberapa kelompok milisi Syiah dari Libanon dan Iraq berperang dan membela rezim.
Erdogan mengatakan Turki akan tetap selalu mendukung rakyat Suriah dan tetap membayar, dan terus membayar harga yang cukup mahal atas sikap berprinsip, tetapi tidak akan membiarkan penderitaan orang-orang yang menderita. Dia mengkritisi sikap Barat atas  sikap acuh tak acuh pada krisis itu.
“Segalanya akan berbeda jika negara Barat memberikan dukungan pada oposisi moderat,” kata Erdogan, dia menambahkan bahwa mereka hanya akan mulai mengambil sikap ketika para pengungsi tiba di pintu rumah mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita milik Arab Saudi Al-Arabiya, Erdogan juga menunjuk ketepatan waktu krisis Iraq dengan penempatan pasukan Turki di kamp Bashiqa utara Mosul, yang datang setelah penolakan Turki atas permintaan Rusia untuk bergabung pada aliansi yang bekerja sama dengan Presiden Suriah Bashar Assad dan pasukan rezim bersama pasukan Iraq dan Iran.
Hubungan antara Turki dan Iraq masih baik, kata Erdogan dan dua negara membahas tentang perkembangan terkini masalah dalam negeri pada kunjungan terakhir Perdana Menteri Iraq Haider al-Abadi ke Turki.
Dia juga menekankan bahwa Abadi meminta  bantuan Turki setelah ISIS mengambil alih negara terbesar kedua Iraq, Mosul, dan Ankara sepenuhnya siap untuk membantu Iraq.
Erdogan mengatakan Turki meminta Iraq untuk menyediakan lokasi yang nyaman bagi tentara Turki untuk melakukan pelatiahn dan Iraq memilih sebuah kamp di Bashiqa. Dia juga mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Iraq Khaled al-Obaidi mengunjungi kamp pada saat itu.
“Sepertinya pengerahan pasukan di Suriah telah mempengaruhi situasi itu. Suriah, Iraq, Rusia dan Iran telah membentuk sebuah aliansi, dan Rusia meminta kami untuk bergabung dengan aliansi tersebut. Tetapi saya berkata pada Presiden [Vladimir] Putin bahwa Saya tidak dapat duduk bersama dengan seorang presiden yang tidak memiliki legitimasi,” kata Erdogan.
Iran tidak dapat lagi menyembunyikan ambisi mereka untuk mendapatkan senjata nuklir, kata Erdogan, dan dunia tidak membantu usaha nuklir Iran.
Berbicara atas nama hubungan bilateral antara dua Negara, Erdogan mengatakan terdapat perbedaan antara Turki dan Iran, tetapi dia tidak ingin perbedaan-perbedaan tersebut mempengaruhi hubungan bertetangga.
“Kita seharusnya tidak menjadi musuh bagi lainnya karena sikap sektarian” kata Erdogan. “Acuan kita harusnya Islam. Ada usaha-usaha di dunia yang ingin memisahkan kita.”
Erdogan mengatakan dunia Islam harus dibangun bersama dan harus bergabung dengan usaha tersebut.
“Lihat apa yang terjadi di Iraq, Suriah, Palestina, dan Libya. Kita harus melewati masalah-masalah itu. Jika kita menyelesaikan hal tersebut, dunia Islam akan lebih hebat,” katanya lagi.*/Nashirul Har AR


Pemimpin Besar Turki masa silam memerangi Syi’ah !

1.Alib Arselan as-Saljuki
Garis batas wilayah kekuasaan Dinasti Saljuk –orang-orang Turki- meluas dengan pesat. Mulai dari Asia Tengah hingga ibu kota Daulah Abbasiyah di Baghdad. Kekuatan dinasti ini terus tumbuh hingga ia menjadi penguasa seluruh wilayah Islam. Dinasti ini menguasai orang-orang Buwaihi dan melindungi Abbasi, khususnya dari gangguan Syiah Fatimi (Daulah Ubaidiyah) yang menyebarkan ideologi Syiah Ismaili.
Di balik kejayaan Dinasti Saljuk ada nama Alib Arselan sebagai tokoh utamanya. Orang-orang Turki patut berbangga karena lahir seorang Alib Arselan di tengah-tengah mereka. Alib Arselan pernah memukul mundur 200.000 pasukan Romawi hanya dengan 20.000 pasukan saja. 1 banding 10. Pasukan adidaya Romawi yang sudah berkuasa berabad-abad lamanya. Pasukan yang kuat yang disangka tak terkalahkan itu takluk dengan pasukan yang jauh lebih sedikit jumlahnya. Sejak saat itu, pengaruh Romawi di Asia kecil melemah hingga akhirnya ditaklukkan oleh Muhammad al-Fatih.
2.Muhammad al-Fatih
Muhammad al-Fatih adalah seorang pemimpin Daulah Utsmani yang sangat dikenal. Ia memegang kekuasaan Utsmani pada tahun 855 H/1451 M dan berhasil menaklukkan Konstantinopel pada tahun 857 H/1453 M. Ia memerintah kerajaan ini selama 30 tahun.
Selain digelari dengan al-Fatih, ia juga disebut dengan Kaisar Romawi, karena mewarisi kerajaan Romawi Bizantium. Ia juga dikenal dengan Tuan Dua Benua dan Dua Lautan, karena menguasai Anatolia dan Balkan serta merajai Laut Aegea dan Laut Hitam.
Sultan Muhammad al-Fatih memasuki Konstantinopel
Masa pemerintah Muhammad al-Fatih dikenal dengan masa reformasi Daulah Utsmani. Ia membuat tata aturan yang berlaku merata di wilayah kekuasaannya. Keistimewaan pemerintahannya ditandai dengan penjagaan luar biasa terhadap masyarakat pedangang dan perkembangan diplomasi dengan wilayah-wilayah tetangga.
Selain dikenal sebagai pembuka jalan masuknya Islam ke Eropa, Muhammad al-Fatih juga dikenal sebagai seorang yang toleran. Semua lapisan masyarakat Istanbul mengetahui hal itu. Ia sering berdiskusi dengan cendekiawan Itali dan Yunani di Kota Balata. Menunjukkan betapa terbukanya dia. Dalam pemerintahannya, gereja Kristen ortodoks di Turki tetap berjalan normal seperti sebelumnya, hingga ditutup di masa pemerintahan Turki modern di abad ke-20.
3.Sultan Salim I
Hanya 8 tahun saja Sultan Salim I memerintah Daulah Utsmani, namun pencapaiannya begitu luar biasa. Mesir, Suriah, dan Hijaz menjadi bagian dari Utsmani. Inilah kali pertama Daulah Utsmani menjadi penguasa wilayah bumi terbesar.
Pada masa pemerintah Sultan Salim I, muncul ancaman di wilayah timur Utsmani dari Kerajaan Syiah Shafawi di Iran. Orang-orang Persia itu mulai mengancam Anatolia. Sultan Salim I “membeli” “dagangan” mereka. terjadilah pertempuran melawan Syiah Shafawi di perbatasan Timur Utsmani, di Sungai Eufrat, pada tahun 920 H/1514 M. Dari peperangan tersebut, wilayah Turkmenistan dan Kurdistan menjadi bagian dari Utsmani.
Pada tahun 922 dan 923 H/1516 dan 1517, wilayah Mesir dan Syam menjadi wilayah Utsmani. Kemudian syarif Mekah menyerahkan kekuasaannya atas Mekah dan Madinah kepada Sultan Salim I di Kairo.
Kesepuluh: Sultan Sulaiman al-Qanuni
Setelah Sultan Salim I wafat, kekuasaan Utsmani dipegang oleh anaknya, Sulaiman al-Qanuni (926-974 H/1520-1566 M). Sultan Sulaiman mengikuti kebijakan pendahulunya dalam kemiliteran. Namun di masa pemeritahannya, hukum, kebudayaan, dan tata kota lebih tersusun rapi. Oleh karena itu, masa pemerintahannya terkenal dengan puncak kejayaan peradaban Utsmani.
Pada masa Sultan Sulaiman wilayah Beograd –ibu kota Serbia sekarang-, Rhodes, Hungaria, dan Wina –ibu kota Austria- menjadi wilayah Turki Utsmani. Sultan Sulaiman melakukan aktivitas militer besar-besaran sebanyak tiga kali menghadapi Daulah Shafawi yang berpaham Syiah. Pertama pada tahun 941 H/1534 M ketika orang-orang Shafawi masuk ke Kota Erzurum di bagian timur Turki sekarang. Kedua, pada tahun 955 H/1548 M terjadi kontak senjata atas wilayah Danau Van. Ketiga, tahun 961 H/ 1554 M.
Di masa ini juga muncul seorang pemimpin angkatan laut Utsmani yang terkenal, Khairuddin Barbarosa. Barbarosa adalah seorang panglima angkata laut terbaik dalam sejarah Islam. Jasanya sangat besar dalam menjaga Laut Mediterania, Pantai Yunani, Venice (kota di Italia), dan Spanyol.
Oleh Nurfitri Hadi (@nfhadi07)
Artikel www.KisahMuslim.com

Terkuak Bulu Serigala mereka bertiga :

Aksi protes anti-Rezim di Iran, Presiden Erdogan beri dukungan kepada Hassan Rouhani
Dukung Iran, Menlu Çavuşoğlu Kritik Trump dan Netanyahu
Erdogan: AS dan Israel Campuri Urusan Iran demi Kekayaan Alam (cermin dirinya !)
http://www.gelora.co/2018/01/erdogan-as-dan-israel-campuri-urusan.html
Rusia, Turki Kecam Upaya Campur Tangan Asing Terkait Demonstrasi Iran

Mana Realisasinya (Dagelan) ????

Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah, Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Turki Ancam Putus Hubungan Jika AS Jadikan al-Quds Sebagai Ibu Kota Israel
Erdogan Ancam Akan Putuskan Hubungan Dengan AS, Kenapa?
Menanti Bukti Ancaman Erdogan Putus Hubungan dengan Israel

Ambisi Regional Tzar Putin Di Timur Tengah
Akankah Suriah Akan Menjadi Afghanistan Kedua Bagi Rusia/Putin?
Orientalis Yahudi: Sekarang Barat Gunakan Syiah Untuk Habisi Islam. Petinggi Kelompok Teroris Syiah Irak Dan Wakil Ketua Parlemen Rezim Basyar Asad Mengancam Akan Menjajah Kota Makkah !
Daftar Artikel Lamurkha Terkait Kejahatan Rusia, Iran Dan Amerika Terhadap Muslim Suriah
Tidak Ada Negara Islam Berani Menghadapi Kezhaliman Seperti Saudi Arabia. Begundal Liberal, Takfiri, Dan Shafawi Tidak Bisa Bersatu Kecuali Untuk Membenci Negeri Haramain. Saudi Masuk Suriah, Perlawanan Mulai Berimbang !
Erdogan : Assad Lakukan Terorisme Negara. Obama: Selama Bashar Al Assad Masih Berkuasa, Suriah Tak Akan Beres
Senator Amerika: Tumbangnya Asad Berarti Penjajahan Islam Dan Kaum Muslimin Atas Eropa. Bukti Nyata, Mengapa Amerika Dan Eropa Membela Matia-Matian Basyar Asad?!!
Resiko Kejatuhan Bashar al-Assad Bagi Kepentingan Amerika, Rusia, dan Sekutunya
Bebaskan Syam dengan Jihad Jiwa dan Harta. Munafiq, banyak “aksi Palestina (Jerusalem)”, Bisu dan Tuli terhadap kekejian rezim syi’ah (Syam) Bashar Asaad.
Menggulingkan Rezim Syi’ah Bashar Assad Saat Ini Menjadi Prioritas Mendesak Yang Lebih Utama Dari Jihad Di Palestina. “Keberadaan Rezim Diktator Keji Seperti Rezim Syi’ah Al Assad Merupakan Tikaman Didada Dan Jantung Palestina, Dan Kematian Diktator Adalah Awal Dari Jalan Menuju Kemenangan Palestina (Al Aqsha).” Kamuflase Orang-Orang Yang Berasyik Mansyuk Dengan Syi'ah "Banyak Aksi" Soal Jerusalem.
Konflik Jangka Panjang Israel-Palestina (Zionis VS Islam) Bisa Terjadi Pada Suriah Sebagai 'Palestina Baru' (Majusi Syi’ah VS Islam).
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh, Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus Sunnah Syam !
Bukti Syi’ah Bukan Islam, Pembantai Keji Ahlus Sunnah, Rezim Bashar Asaad Rafidhi Bersama Komunis Dan Kufar (China, Rusia, Kamboja, Laos, Filipina, Vietnam, Belarus, Dan Zimbabwe) Mendukung Rezim Kufar Budha Myanmar Membantai Dan Memperkosa Muslim (Ahlus Sunnah) Rohingnya.
Posisi Tegas Arab Saudi Terhadap Palestina Sejak 1935 Hingga Sekarang. KSA Tidak Punya Hubungan Diplomatik Dengan Israel, Iran Dan Suriah, Penjagal Ahlus Sunnah Syam. Dalam Perang Arab-Israel 1973, Iran Dan Turki Memihak Zionis Israel. Mengikuti Cara Umar Bin Khatab RA Dan Sultan Salahuddin Al Ayyubi, Habisi Dulu Majusi Syi’ah Baru Al Quds.
“Al Akhfiya” (Orang-Orang Yang Tidak Suka Popularitas) Adalah Keanehan ! Banyak Digemari Monasiyun, Retorikayun, Spandukiyun, Youtubiyun !
Mustahil Ahlus Sunnah Bisa Menguasai Al Quds (Al Aqsha) Sebelum Mengusir Syi’ah Dari Syam (Suriah Dan Sekitarnya), Seperti Yang Dilakukan Salahuddin Al Ayyubi. Syiah Mengingkari Al-Quds (Kamuflase) Dan Dendamnya Karena Penaklukan Oleh Umar RA. Dalam Perang Arab-Israel, Syiah Menggunting Dalam Lipatan. Penguasaan Israel Karena Peran Syiah.