Sejak dahulu hingga sekarang, dua sekte
sesat ini selalu memberikan musibah dan kesulitan bagi kaum Muslimin, bahkan
tidak ada pertumpahan darah terjadi pada kaum Muslimin melebihi pertumpahan
darah yang mereka lakukan pada kaum Muslimin.
Keduanya memiliki persamaan dalam
beberapa hal dan berbeda dalam banyak hal. Mungkin kita sampaikan dahulu tujuh
persamaan dan dua belas perbedaan yang ada pada dua kelompok ini.
Syeikh DR. Nashir bin Abdulkarim al-Aql
hafizhahullâhu pernah menyatakan dalam
kitab al-Khawârij, Awwal al-Firqah Fi Târîkh al-Islâm, hlm. 12, “Sebagian orang
kadang tidak mengetahui bahwa Khawârij dan Syî’ah dulu munculnya pada satu
waktu dan dari satu sumber, namun banyak dari pokok ajarannya dan visinya yang berbeda.
Oleh karena keduanya ada kesamaan dalam beberapa hal dan berbeda dalan banyak
hal lainnya.
TUJUH PERSAMAAN KHAWARIJ DAN SYI’AH
Syaikh Nâshir al-Aql menyebut persamaan
antara Khawârij dan Syî’ah.
Khawârij dan Syî’ah sepakat dalam perkara
berikut:
●Sikap melampaui batas (al-ghuluw).
Khawârij dan syi’ah memiliki kesamaan
dalam sikap melampaui batas dan berbeda dalam bentuknya saja. Sikap melampaui
batas Khawârij ada pada sikap ekstrim dalam beragama, memvonis orang lain dan
berlepas diri serta bersikap keras terhadap orang-orang yang menyelisihinya.
Juga semua yang menjadi konsekwensi keyakinan mereka berupa penjatuhan vonis
kafir, memberontak dan perang. Sedangkan Syî’ah melampaui batas dalam masalah
kultus individu. Mereka melampaui batas dalam mengkultuskan Ali bin Abi Thalib
Radhiyallahu anhu , ahlul bait dan selain mereka.
●Bodoh dan picik
Semua Khawârij dan Syî’ah secara umum
memiliki sifat bodoh dan picik. Bukti yang paling tampak jelas yang
mengisyaratkan kebodohan Khawârij adalah sikap mereka terhadap para Sahabat
Radhiyalalhu anhum dan pemberontakan mereka terhadap imam dan jamaah kaum
Muslimin. Sementara bukti yang paling jelas yang menunjukkan kebodohan Syî’ah
adalah sikap berlebihan mereka terhadap Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu ,
padahal beliau Radhiyallahu anhu berlepas diri dari perbuatan mereka dan telah
menyiksa sebagian dari mereka.
●Ilmu mereka dangkal pemahaman agama mereka
lemah
Karakter umumnya golongan Khawârij adalah
terpedaya dengan ilmu mereka yang sedikit dan mereka tidak sabar dan tidak
tekun untuk belajar dan memperdalam ilmu agama. Sedangkan Syî’ah tidak menuntut
ilmu dari ahli ilmu dan tidak juga mengambilnya dari para imam Sunnah.
Mayoritas sumber rujukan ilmu mereka dari para pendusta dan pemalsu hadits.
Kedua kelompok ini sama-sama secara umum tidak memiliki perhatian besar
terhadap hadits dan sunah-sunnah kecuali yang sesuai dengan hawa nafsunya.
●Jauh dari ajaran Rasûlullâh n (as-sunnah) dan
memberontak terhadap jamaah kaum Muslimin dan imam mereka
Khawârij menyelisihi jamaah kaum Muslimin
dalam keyakinan dan amal serta melakukan
pemberontakan bersenjata dan berperang melawan imam kaum Muslimin. Sedangkan
Syî’ah juga menyelisihi jamaah Muslimin dalam keyakinan dan amal serta
memandang bolehnya memberontak dengan senjata, akan tetapi dengan syarat imam
Mahdi versi mereka telah keluar. Walaupun demikian mereka sangat cepat
berpartisipasi dalam semua fitnah yang merugikan kaum Muslimin.
●Tidak mengamalkan hadits dan atsar salaf
Khawârij dan Syî’ah sama-sama tidak berpegang
dengan as-sunnah yang shahih atau mayoritasnya kecuali yang menguatkan dan
mendukung hawa nafsu mereka dan menjauhi atsar para salaf.
●Rusaknya aqidah mereka mengenai Sahabat.
Khawârij mengkafirkan sebagian Sahabat
seperti Ali, Utsmân, Mu’âwiyah, Abu Musa, Amru bin al-Âsh Radhiyallahu anhum,
para Sahabat yang ikut perang Jamal dan Shiffin atau mayoritas mereka
Radhiyallahu anhum dan mencela sebagian salaf dan merendahkan mereka. Sedangkan
Syi’ah rafidhah mengkafirkan seluruh Sahabat Radhiyallahu anhum dan tidak
menyisakan kecuali sedikit saja dan mereka mencela semua salaf imam agama ini
apalagi ahlussunnah.
●Mengkafirkan kaum Muslimin yang menyelisihi
mereka.
Khawârij dan Syi’ah sama-sama
mengkafirkan kaum Muslimin yang menyelisihi mereka walaupun berbeda ketentuan
dan sebab pengkafirannya berbeda pada setiap kelompok tersebut.
DUA BELAS PERBEDAAN KHAWARIJ DAN SYI’AH
Mereka berbeda dalam banyak perkara,
diantaranya:
●Syi’ah bersikap melampaui batas pada ahli bait
dan mengkultuskan mereka, sementara Khawârij pada zaman permulaan membenci ahli
bait dan melakukan permusuhan terhadap mereka. Oleh karenanya dinamakan
an-Nâshibah.
●Syi’ah bersandar pada kedustaan dalam riwayat
dan menerima sumber dasar agama dan berdusta atas musuh dan diri mereka
sendiri. Sedangkan Khawârij tidak berdusta dalam agama, riwayat dan atas musuh
mereka. Karena mereka meyakini dusta termasuk dosa besar yang menyebabkan
kekufuran. Namun kebodohan mereka mengantarnya mengikuti hawa nafsu.
●Khawârij menampakkan pernyataan, aqidah dan
sikap mereka sedangkan Syî’ah menyembunyikan aqidah mereka dan beragama dengan
taqiyah (nifaq) selama mereka berada diantara kaum Muslimin.
●Seringnya, Khawârij mengharuskan diri mereka
memerangi orang-orang yang menyelisihi mereka. Sedangkan syi’ah umumnya mereka
tidak berperang kecuali bersama imam dari para imam yang mereka yakini ma’shûm
(terjaga dari semua kesalahan) dan menyifati mereka dengan sifat-sifat yang
seharusnya hanya layak untuk Allah Azza wa Jalla, misalnya meyakini bahwa para
imam mereka mengetahui hal-halyang ghaib serta memiliki kekuasaan mengatur
aktifitas alam serta bisa mengatur nasib hamba dan hati-hati mereka. Juga
meyakini bahwa imam mereka berhak membuat syari’at yang tidak berasal dari
Allah Azza wa Jalla. Namun meskipun demikian, mereka sangat pro aktif dalam
setiap fitnah yang merugikan kaum Muslimin.
●Mayotitas Khawârij dari orang Arab dan orang
yang kasar dan keras tabiatnya, sementara mayoritas Syi’ah dari ajam (non
arab).
●Tabiat Syî’ah adalah khianat, menipu dan
melakukan tipu muslihat tersembunyi dalam menghadapi musuh-musuh mereka (ahlus
sunnah). Sedangkan Khawârij sebaliknya, mereka terang-terangan dan menampakkan
serta menyampaikan sikap berlepas diri dari musuh-musuhnya. Juga mengumumkan
konsep dasar dam sikap mereka terhadap orang lain, namun dengan kasar dan
keras.
●Khawârij sulit dipimpin dan tidak akan menyerah
kepada seorangpun. Sedangkan Syî’ah adalah orang yang taat buta, mengikuti
semua yang ada dan semua yang mengusung propaganda dan klaim mencintai ahlul
bait dan mengkultuskan mereka serta membela mereka. Kadang yang diikuti itu
seorang zindiq. Oleh karena itu, para dajjal-dajjal pesdusta dan orang-orang
yang mengaku nabi, ahli fujur serta fuhsy berasal dari mereka.
●Khawârij mengambil zhahir nash-nash syariat
tanpa fikih dan tidak menggunakan dalâlah mafhum (kandungan yang terpahami) dan
tidak menggunakan kaedah-kaedah istidlâl (menggunakan dalil) juga tidak
menggunakan metode mengkompromikan antara dalil (jika ada dalil yang seakan
berlawanan-red), bahkan mereka menganggap pemahaman Ulama tidak penting. Oleh
karena itu mereka mengedepankan rasa takut dan nash-nash yang berisi ancaman
dan mengabaikan nash-nash yang berisi janji dan harapan. Ini berbeda dengan
Syî’ah, mereka adalah orang yang banyak mentakwil dan membuang nash-nash
syariat dan tidak mengambil pemahaman nash berdasarkan bahasa juga syariat.
Mereka menafsirkannya sesuai hawa nafsunya berdasarkan metode bathin (hati) dan
rumus-rumus serta isyarat. Juga mengikuti para tokoh mereka secara membabi buta
dan meyakini mereka ma’shûm.
●Khawârij tidak ada orang zindiq dan munafiknya.
Sedangkan rafidhah banyak pada mereka zindiq dan munafik. Oleh karena itu
mereka pecah menjadi madzhab batiniyah dan ilhad dan banyak diantara mereka
yang mengaku Nabi atau mengaku sebagai Mahdi. Orang yang meneliti sejarah akan
mendapatkan kebanyakan madzhab dan sekte yang busuk dan rusak menganut ajaran
Rafidhah dan syi’ah ini.
●Sumber hukum milik Khawârij lebih selamat dari
sumber hukum rafidhah. Khawârij mengikuti al-Qur`an menurut pemahaman mereka
–walaupun salah-. Sedangkan Rafidhah menerima ajaran agama dari orang yang
mereka namakan al-ma’shûm dari imam mereka dan berdusta atas para imam dan
selain mereka, bahkan berdusta atas nama Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam kemudian membenarkan kedustaan tersebut setelahnya.
●Pokok ajaran Rafidhah tegak diatas kebidahan,
perkara baru dan kesyirikan dalam aqidah dan ibadah serta banyak dari
hukum-hukumnya. Sedangkan Khawârij sedikit pada mereka kebid’ahan syirik dan
kebid’ahan dalam ibadah serta penyembahan kubur dan shufiyah.
●Kesimpulannya, Rafidhah sepanjang sejarah lebih
memberikan madharat dan lebih besar tipu dayanya terhadap kaum Muslimin serta
lebih besar permusuhannya kepada Allâh, agama dan sunnah Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam serta kaum Mukminin; karena mereka adalah Khawârij dari sisi
keyakinan wajibnya memberontak (revolusi berdarah) dan mengamalkannya serta
pengkafiran kaum Muslimin dan melebihi khawarij dengan tambahan pada ajaran
inti merea yang batil yang menjadi kekhususan mereka, seperti imâmah, taqiyah,
rafdh dan nifaq.
Oleh karena itu Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah rahimahullah memberikan perbandingan antar syi’ah dan Khawârij dalam
banyak karya-karya beliau. Berikut sebagian dari pernyataan beliau rahimahullah:
●Keadaan Jahmiyah dan Rafidhah lebih buruk dari
keadaan Khawârij. Khawârij dahulu memerangi kaum Muslimin dan tidak memerangi
orang kafir saja. Sedangkan mereka (syî’ah) membantu orang kafir untuk
memerangi kaum Muslimin dan merendahkan diri kepada orang kafir sehingga mereka
menjadi pembantu orang kafir dan merendah diri kepada mereka. Mereka memusuhi
kaum Mukminin dan kejam terhadap mereka, sebagaimana ini bisa didapati pada
sekte Qaramithah, ar-Rafidhah, al-Jahmiyah dan al-Hululiyah. Siapa yang meneliti
keadaan dunia, akan melihat pelajaran dari hal itu dan jadilah mereka
menyerupai orang yang Allâh Azza wa Jalla sifatkan dalam firman-Nya:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا
مِنَ الْكِتَابِ يُؤْمِنُونَ بِالْجِبْتِ وَالطَّاغُوتِ وَيَقُولُونَ لِلَّذِينَ
كَفَرُوا هَٰؤُلَاءِ أَهْدَىٰ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا سَبِيلًا
Apakah kamu tidak memperhatikan
orang-orang yang diberi bahagian dari al-Kitab? Mereka percaya kepada jibt dan
thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah), bahwa mereka
itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman [An-Nisâ’/4:51]. [Dar’u
at-Ta’ârudh 7/138]
●Rafidhah apabila tidak lebih buruk dari
Khawârij maka tidak lebih baik dari mereka, karena mereka Khawârij hanya
mengkafirkn Ustman Radhiyallahu anhu , Ali Radhiyallahu anhu dan pengikut
Utsman dan Ali saja, tidak mengkafirkan Sahabat yang tidak ikut perang atau
wafat sebelum itu.
Rafidhah mengkafirkan Abu Bakar, Umar dan
Utsman serta umumnya Muhajirin dan Anshar dan yang mengikuti mereka dengan
baik Radhiyallahu anhum . Mereka
mengkafirkan mayoritas ummat Muhammad n dari dahulu hingga sekarang. Mereka
mengkafirkan semua yang meyakini keadilan Abu Bakar Radhiyallahu anhu , Umar
Radhiyallahu anhu , orang-orang Muhajirin dan Anshar atau meridhai mereka sebagaimana Allâh Azza
wa Jalla telah meridhai kepada mereka atau yang memohon ampunan untuk mereka
sebagaimana Allâh perintahkann untuk memohonkan ampunan untuk mereka. Oleh
karena itu, mereka mengkafirkan imam besar agama ini seperti Sa’id bin
al-Musayyib t , Abu Muslim al-Khaulani rahimahullah , Uwais al-Qarni
rahimahullah , Atha bin Abi Rabâh rahimahullah dan Ibrâhîm an-Nakhâ’i
rahimahullah . Termasuk juga imam Mâlik rahimahullah , al-Auzâ’i rahimahullah ,
Abu Hanîfah rahimahullah , Hammâd bin Zaid rahimahullah , Hammâd bin Salamah,
ats-Tsauri, asy-Syâfi’i rahimahullah , Ahmad bin Hambal rahimahullah , Fudhail
bin ‘Iyâdh, Abu Sulaiman ad-Darâni rahimahullah , Ma’rûf al-Karkhi, al-Junaid
bin Muhammad, Sahl bin Abdillah at-Tusturi dan para Ulama yang lain. Merekapun
menghalalkan darah orang yang keluar dari mereka dan menamakan madzhab mereka
dengan madzhab jumhur sebagaimana orang-orang filosop dan sejenis mereka
menamakannya demikian. [al-Fatâwâ, 28/477].
●Demikian juga, Khawârij mengikuti al-Qur`an
sesuai pemahaman mereka dan mereka Rafidhah hanyalah mengikuti imam ma’shûm
versi mereka yang tidak ada wujudnya. Sehingga sandaran Khawârij lebih bagus
dari pada sandaran Syî’ah. Juga Khawârij tidak ada zindiq dan orang yang
keterlaluan dan pada Rafidhah banyak sekali zindiq dan orang melampaui batas
yang hanya Allâh yang bisa menghitungnya. Para Ulama menjelaskan bahwa konsep
dasar Rafidhah berasal dari zindiq Abdullah bin Saba’, karena dia menampakkan
islam dan menyembunyikan keyahudiannya serta merusaha merusak Islam sebagaimana
perbuatan Paulus nashrani yang menyembunyikan keyahudiannya dalam merusak agama
nashrani [al-Fatâwâ 28/483]
●Rafidhah menjadi lebih buruk dari Khawârij
al-haruriyah dan pengikut hawa nafsu yang lainnya, karena madzhab-madzhab
mereka mengandung ajaran yang lebih buruk dari yang dimiliki madzhab-madzhab
Khawârij. Karena Khawârij al-haruriyah adalah ahlu hawa pertama yang keluar
dari Sunnah dan jamaaah. [al-Fatâwâ, 28/489].
●Juga karena Khawârij al-haruriyah menganut
ajaran al-Qur`an sesuai pemahaman mereka dan meninggalkan sunnah yang mereka
yakini menyelisihi al-Qur`an. Sedangkan Rafidhah mengikuti ahli bait dan
meyakini mereka ma’shûm yang mengetahui segala sesuatu dan tidak akan salah
baik disengaja atau lupa atau tahu. [al-Fatâwâ 28/491].
●Ar-Rafidhah lebih buruk bid’ahnya daripada
Khawârij. Mereka mengkafirkan orang yang tidak dikafirkan Khawârij, seperti Abu
Bakar dan Umar Radhiyallahu anhuma. Mereka berdusta atas nama Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya dengan kedustaan yang tidak pernah
dilakukan oleh orang lain. Sedangkan Khawârij tidak pernah mendustakan Ali
Radhiyallahu anhu . Khawârij lebih jujur, berani dan menunaikan perjanjian
daripada rafidhah. [Minhaj as-Sunnah, 5/154]
Demikianlah jelas persamaan dan perbedaan
antara Syî’ah dan Khawârij. Semoga kita semua dijauhkan dari kedua keburukan
tersebut.
(Makalah ini diambil dari kitab
al-Khawârij, Awwal al-Firqah Fil Islam, karya Syaikh Dr. Nashir bin Abdulkarim
al-Aql, hlm 12-19 dengan sedikit perubahan).
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi
01/Tahun XIX/1436H/2015M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta]