SENIN, NOVEMBER 12, 2012 LPPI MAKASSAR
IJABI menjawab tuduhan orang-orang kepada Syiah bahwa Al-Qur'an
mereka tidak sama dengan Al-Qur'an yang berada di tangan kaum Muslimin saat ini
dengan cara membagi-bagikan Al-Qur'an cetakan Iran atau Al-Qur'an cetakan
orang-orang Syiah kepada kaum Muslimin Indonesia. Apakah Al-Qur'an yang
dibagi-bagikan kaum Syiah tersebut ada bedanya dengan Al-Qur'an kita saat ini?,
mari kita lihat lembar demi lembar, (dan gambar di atas adalah sampul Al-Qur'an
cetakan Iran)
Lambang negara Syiah Iran di atas lafaz Innahu Laqur'anun
Kariim
Masih dalam halaman-halaman awal, dalam kotak merah terdapat
tulisan Al-Jumhuriyah Al-Islamiyah Iransebagai bukti bahwa
Al-Qur'an ini dicetak oleh orang-orang Syiah di Iran
Kita mulai menilai Al-Qur'an cetakan Iran dengan surat Al-Fatihah,
silakan baca,
Berikutnya surat Quraisy, Al-Maa'uun, dan
Al-Kautsar cetakan Iran
Berikut daftar isi surat dan juz dalam Al-Qur'an edisi Iran ini
Bagaimana menurut pembaca? apakah Al-Qur'an mereka beda dengan
Al-Qur'an kita? yah, jawaban pembaca sama dengan kami, Al-Qur'an cetakan
orang-orang Syiah di Iran SAMA dengan Al-Qur'an kaum Muslimin di seluruh dunia!
Inilah trik taqiyah tingkat tinggi yang sedang dijalankan oleh
pemerintah Iran untuk menipu kaum Muslimin di dunia, bukan berarti bahwa mereka
tidak membaca Al-Qur'an ini di Iran, mereka juga membacanya, bahkan Al-Qur'an
yang sama juga menjadi Kitab yang dihafalkan oleh para peserta MTQ tingkat
internasional yang selalu diselenggarakan oleh Iran.
Ini hanyalah kamuflase, kenapa? karena keyakinan orang-orang Syiah
mengatakan bahwa Al-Qur'an yang dikumpulkan oleh para sahabat Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam tersebut tidak asli lagi, dirubah, ditambah, dan
telah dikurangi.
Mereka memakai Al-Qur'an yang ada sekarang hanyalah untuk mengisi
kekosongan, karena di akhir zaman nanti Imam Mahdi akan turun dari langit
membawa Al-Qur'an yang asli menurut Syiah. Silakan cari di seluruh pelosok Iran
dan kantong-kantong Syiah di dunia, kita akan dapati Al-Qur'an mereka sama
dengan Al-Qur'an kita, namun bagi mereka membacanya adalah
sebuah beban, dan terpaksa.
Tidak percaya? silakan perhatikan bukti-bukti otentik berikut ini:
1. Ulama Syiah, Sayyid Adnan Al
Bahrani,
“Hasilnya adalah bahwa riwayat-riwayat dari jalur Ahlul Bait juga
banyak jika tidak dikatakan mutawatir, bahwasanya Al-Qur’an yang ada di tangan
kita bukanlah Al-Qur’an secara sempurna sebagaimana yang diturunkan kepada
Muhammad, bahkan di dalamnya terdapat kebalikan dari apa yang Allah turunkan,
di dalamnya juga ada yang dirubah dan bahwasanya telah dihapus darinya perkara
yang banyak, di antaranya nama Ali dalam banyak tempat, juga lafadz Aalu
Muhammad (keluarga Muhammad), juga nama-nama orang Munafik, dan lain
sebagainya. Dan juga Al Quran tidak pada pengurutan yang diridhai di sisi Allah
dan di sisi Rasulullah, sebagaimana yang terdapat dalam tafsir Ali bin
Ibrahim.”
2. Ulama Syiah, Al-Mufid
"Pembahasan tentang penyusunan Al-Quran
serta perkataan sebuah kelompok tentang penambahan dan pengurangan di dalam
Al-Quran.
Saya katakan: Riwayat-riwayat telah datang
secaramelimpah dari para imam pemberi petunjuk dari keluarga Muhammad
tentang perbedaan Al-Quran dan hal-hal baru yang dibuat-buat oleh sebagian
orang-orang zalim berupa penghapusan dan pengurangan.
Adapun pembahasan tentang penyusunan
Al-Quran, maka yang ada (sekarang) mengindikasikan dimajukannya ayat-ayat yang
turun belakangan dan diakhirkannya ayat-ayat yang diturunkan lebih awal, dan
siapa yang mengetahui nasikh dan mansukh, jugaal
Makki dan al Madani (ia akan tahu bahwa Al Quran)
tidak disusun sebagaimana dengan yang kami sebutkan.
Adapun
pengurangan maka akal tidak mendustakan dan tidak menghalangi untuk
terjadi."
3.
Seluruh Ulama Ahli Hadis dan Ahli Tafsir Syiah sepakat Al-Qur'an telah dirubah
Soal kelima: Siapakah mereka yang berpendapat tentang tahrif (perubahan) Al-Qur’an dan apa dalil mereka?
Jawab: Sekumpulan ahli
hadis dan ulama ahli riwayat menyatakan adanya tahrif dalam Al-Qur’an dengan
bentuk pengurangan, oleh karena itu
Mereka
berpendapat tentang adanya tahrif Al-Qur’an dengan bentuk pengurangan.
Yang
paling pertama yang berpendapat tentang itu yang saya ketahui adalah Ali bin
Ibrahim dalam kitab tafsirnya, di dalamnya terdapat perkataan Abu Al-Hasan Ali
bin Ibrahim Al-Hasyimi Al-Qummi: “Di dalam Al-Qur’an terdapat Nasikh dan
Mansukh… ada juga yang terputus, bengkok, dirubah tempat hurufnya,
dirubah-rubah dan di dalamnya juga terdapat kebalikan dari apa yang diturunkan
Allah Azza Wajalla –sampai perkataannya- adapun yang dirubah darinya adalah
firman-Nya:
لَكِنِ اللَّهُ يَشْهَدُ بِمَا أَنْزَلَ إِلَيْكَ
maksudnya tentang Ali,
seperti ini diturunkan.
أَنْزَلَهُ بِعِلْمِهِ وَالْمَلائِكَةُ يَشْهَدُونَ
Juga firman-Nya:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا
Maksudnya yang menzalimi
keluarga Muhammad
لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلا
لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا
وَسَيَعْلَمُ الَّذِينَ ظَلَمُوا
Maksudnya yang menzalimi
keluarga Muhammad
أَيَّ
مُنْقَلَبٍ يَنْقَلِبُونَ
Juga firman-Nya:
وَلَوْ تَرَى
Maksudnya orang-orang
yang menzalimi keluarga Muhammad
فِي غَمَرَاتِ الْمَوْتِ
Dan
yang semisal ini banyak. Kami sebutkan di tempatnya. Begitulah maksud dari
perkataannya, hal itu nampak dari Al-Kulaini di mana dia meriwayatkan
hadis-hadis yang jelas tentang itu dan dia tidak mengomentarinya sedikit pun.
Sayyid
Al Jaza’iri juga berpendapat tentang terjadinya tahrif dalam dua syarahnya
terhadap 2 tahdzib, beliau memperpanjang pembahasan tentang itu di dalam
risalahnya yang ia beri judul Manba’ Al Hayat
(Ayatullah
Al Uzhma Al Ashfahani menerangkan akidah Imamnya para mufassir, Al-Qummi, dan
imamnya ahli hadis, Al-Kulaini, tentang tahrif Al-Quran)
4.
An-Nuri Ath-Thibrisi dan sikap Khomeini yang sangat memuliakan ulama yang telah
mengatakan Al-Qur'an dirubah.
Berkata seorang hamba
yang penuh dengan dosa Husain bin Muhammad Taqy At Thabrisi- semoga Allah
menjadikannya termasuk orang-orang yang senantiasa berhenti di depan pintu-Nya
dan teguh dengan kitab-Nya-: Ini adalah buku yang lembut lagi mulia, yang
saya kerjakan untuk membuktikan telah terjadinya tahrif (penyelewengan/perubahan)
Al Qur’an dan membuktikan kecurangan ahli kejahatan dan permusuhan (yang
dimaksud adalah para shahabat radhiallaahu 'anhum). Dan saya menamakan buku ini
Fashl al-Khithaab fii tahrif kitaab rabb al-arbaab.
Bagaimana sikap Khomeini
terhadap ulama Syiah yang telah mengatakan Al-Qur'an ini dirubah?, mari kita
baca bersama,
Di dalam al-Arba'un
Haditsan, Khomeini memperkenalkan masyaikhnya dalam bidang hadits, dan mereka
mendapatkan dari :
al-Maula al-Aalim al-Zaahid al-Aabid al-Faaqih al-Muhaddits al-Mirza Husain al-Nuri - semoga Allah menerangi tempat peristirahatannya yang mulia.
Lihatlah, masuk akalkah orang yang jelas-jelas telah menghina kitabullah justru diberikan pujian seperti itu ? Dan bukan itu saja, bahkan al-Nuri penulis Fashl al-Khithaab tersebut dikuburkan berdekatan dengan makam Amirul Mu'minin Ali bin Abi Thalib radhiallaahu 'anhu. Apakah menurut anda Amirul Mu'minin sudi berdekatan dengan orang seperti itu ? Itulah kekurangajaran yang sangat dari kaum syi'ah rafidhah.
5. Al-Karmani, Ulama Syiah
“Terjadi perubahan dan pengurangan pada Al Quran!, Al Quran yang terjaga itu tidak ada melainkan ada pada Al Qa’im (Imam Mahdi), dan Syiah itu TERPAKSA membaca Al Quran ini (Al Quran sekarang) sebagai bentuk taqiyyah, karena ini perintah keluarga Muhammad alaihis salam” (Al Karmani, Ar Radd ‘ala Hasyim Asy-Syami, hal 13, cet Iran)
6. Ni'matullah Al-Jaza'iri, Ulama Syiah juga
“diriwayatkan dari berita-berita bahwa mereka (para Imam Syiah) alaihimus salam memerintahkan pengikut mereka membaca Al Quran yang ada sekarang ini di dalam shalat dan selainnya, juga mengamalkan hukum-hukumnya sampai muncul Maulana Shahibuz Zaman (Imam Mahdi) kemudian ia akan mengangkat Al Quran ini dari tangan manusia ke langit dan mengeluarkan Al Quran yang disusun oleh Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib ra) kemudian dibaca dan hukum-hukumnya dilaksanakan” (Ni’matullah Al Jaza’iri, Al Anwar An Nu’maniyyah, Jilid 2, hal 363-364)
Inilah Akidah Syiah tentang Al-Qur'an, sehingga apa yang mereka lakukan saat ini tidaklah merubah akidah mereka. Orang Syiah Indonesia yang membagi-bagikan Al-Qur'an tersebut hanyalah orang-orang biasa, sedangkan yang kami kutipkan adalah ijma (kesepakatan) seluruh ulama Syiah bahwa Al-Qur'an tidak asli lagi.
Selanjutnya, bagaimana sikap kita terhadap Al-Qur'an cetakan Iran yang dibagi-bagikan tersebut?
Menurut kami, ambillah Al-Qur'an itu, karena itu adalah Kalam Allah yang asli, mereka berusaha dengan sekuat tenaga agar Al-Qur'an mereka sama dengan kita. Jangan dibuang apalagi dibakar, karena itu melecehkan kitab Allah. Bacalah seperti kita membaca Al-Qur'an yang lainnya. Mudah-mudahan Allah memberikan pahala yang melimpah kepada pemerintah Iran yang telah membagi-bagikan Al-Qur'an tersebut secara gratis jika memang bebas dari taqiyah, dan sekali lagi perlu diingat bahwa keyakinan mereka tetaplah sama dengan apa yang diucapkan oleh ulama-ulama Syiah di atas bahwa Al-Qur'an saat ini tidak asli lagi, membacanya adalah terpaksa dan sebagai taqiyah, dan ketika Imam Mahdi turun membawa Al-Qur'an versi Syiah mereka akan membacanya dan melaksanakan hukum-hukumnya.
(Muh. Istiqamah/lppimakassar.com)
Catatan tambahan :
kata
Syiah disebutkan beberapa kali dalam Al-Qur'an... namun bukan berarti itu
menunjukkan bahwa Syiah merupakan ajaran yang benar... karena Syiah yang
disebut dalam Al-Qur'an tidak ada yang bermakna Syiah yang kalian anut saat ini
dan merupakan aliran sesat. begitu juga dengan Sunni, tidak ada sebutan sunni
dalam Al-Qur'an, bukan berarti Sunni itu batil.
itu logika konyol.
sebaliknya kami tantang Anda uuntuk menyebutkan satu saja ayat dalam Al-Qur'an yang menyebut secara jelas Imamah Ali....karena Al-Maidah: 55 itu tidak jelas tertuju pada Ali. Tafsir tentang berzakat dalam ruku' itu buatan kalian, yang bahkan melecehkan Imam Ali karena tidak khusyu' dalam shalat.
Baca ini: http://www.lppimakassar.com/2013/03/kaidah-yang-meruntuhkan-akidah-syiah.html
Kemudian untuk yang komen pas di atas ini:
silakan bikin screen shot yang jauh lebih bagus, jika memang anda punya bukti!
itu logika konyol.
sebaliknya kami tantang Anda uuntuk menyebutkan satu saja ayat dalam Al-Qur'an yang menyebut secara jelas Imamah Ali....karena Al-Maidah: 55 itu tidak jelas tertuju pada Ali. Tafsir tentang berzakat dalam ruku' itu buatan kalian, yang bahkan melecehkan Imam Ali karena tidak khusyu' dalam shalat.
Baca ini: http://www.lppimakassar.com/2013/03/kaidah-yang-meruntuhkan-akidah-syiah.html
Yang bilang Syiah
punya Al-Qur'an lain itu bukan Sunni, bukan pula selain Syiah, tapi ulama-ulama
Syiah sendiri (seperti scan kitab mereka yang kami kutip di atas: Adnan
Al-bahrani, Al-Mufid, An-Nuri Ath-Thibrisi, Khomeini yang setuju dng Thibrisi,
dan seluruh Ulama Hadis dan Ulama Ahli Tafsir Syiah).... kalau begitu mereka
ini -seperti kata anda- bukan hanya konyol, tapi tak punya logika karena sudah
ditutup oleh fanatisme buta.
Ini tanggapa ringkas
tentang Al-Maidah: 55
Dalil lain tentang Imamah adalah ayat ke 55 dalam surat Al-Maidah,
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Syiah menafsirkan bahwa waliy/pemimpin yang dimaksud dalam ayat ini adalah Ali bin Abi Thalib. Karena menurut dalam salah satu riwayat, Ali mengeluarkan zakat berupa cincin kepada fakir miskin dalam keadaan rukuk. Suatu ayat yang butuh kepada penafsiran dan riwayat hadis, maka itu bukanlah ayat muhkam dan pokok agama.
Di samping riwayat di atas palsu, hadis itu juga merupakan pelecehan terhadap Ali. Kita meyakini bahwa Ali adalah seorang sahabat yang khusyu’ dalam shalat. Sungguh telah beruntung orang-orang beriman. (yaitu) orang yang khusyu’ dalam shalat. (Al-Mukminun: 1-2). Kekeliruan pertama, mengeluarkan zakat pada saat rukuk akan berimplikasi pada shalat yang kurang khusyu’, maka secara tidak langsung kaum Syiah menganggap Ali kurang khusyu’ dalam Shalatnya. Kekeliruan kedua, munculnya anggapan bahwa Ali r.a. adalah orang kaya hingga memakai cincin emas. Sebenarnya, cincin emas itupun telah ada larangannya dari Rasulullah dipakai oleh kaum pria. Bahkan sebaliknya, Ali tidak berhak mengeluarkan zakat. Sebagai contoh mahar Ali kepada Fathimah dibantu oleh Utsman bin Affan karena kebersahajaan beliau dalam kehidupannya.
Selengkapnya baca di sini:
Jadi, Maksud ayat di atas adalah
Wali kaum Mukminin itu hanyalah Allah, Rasulnya dan orang-rang yang beriman yang melaksanakan shalat dan mengeluarkan zakat serta mereka itu tunduk patuh (bukan berzakat dalam keadan rukuk)
Dalil lain tentang Imamah adalah ayat ke 55 dalam surat Al-Maidah,
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).
Syiah menafsirkan bahwa waliy/pemimpin yang dimaksud dalam ayat ini adalah Ali bin Abi Thalib. Karena menurut dalam salah satu riwayat, Ali mengeluarkan zakat berupa cincin kepada fakir miskin dalam keadaan rukuk. Suatu ayat yang butuh kepada penafsiran dan riwayat hadis, maka itu bukanlah ayat muhkam dan pokok agama.
Di samping riwayat di atas palsu, hadis itu juga merupakan pelecehan terhadap Ali. Kita meyakini bahwa Ali adalah seorang sahabat yang khusyu’ dalam shalat. Sungguh telah beruntung orang-orang beriman. (yaitu) orang yang khusyu’ dalam shalat. (Al-Mukminun: 1-2). Kekeliruan pertama, mengeluarkan zakat pada saat rukuk akan berimplikasi pada shalat yang kurang khusyu’, maka secara tidak langsung kaum Syiah menganggap Ali kurang khusyu’ dalam Shalatnya. Kekeliruan kedua, munculnya anggapan bahwa Ali r.a. adalah orang kaya hingga memakai cincin emas. Sebenarnya, cincin emas itupun telah ada larangannya dari Rasulullah dipakai oleh kaum pria. Bahkan sebaliknya, Ali tidak berhak mengeluarkan zakat. Sebagai contoh mahar Ali kepada Fathimah dibantu oleh Utsman bin Affan karena kebersahajaan beliau dalam kehidupannya.
Selengkapnya baca di sini:
Jadi, Maksud ayat di atas adalah
Wali kaum Mukminin itu hanyalah Allah, Rasulnya dan orang-rang yang beriman yang melaksanakan shalat dan mengeluarkan zakat serta mereka itu tunduk patuh (bukan berzakat dalam keadan rukuk)
Logikanya begini..AL
QUR'AN mulai dibukukan atau disusun ketika masa kekhalifahan sayyidina ustman
bin affan, disaat itu syyidina Ali bin Abi thalib masih hidup bersama
beliau...lantas kenapa beliau (Ali bin Abi thalib) tidk mengkritik susunan AL
QUR'AN yang di susun oleh syyidina Ustman bin affan...ok lah..mungkin saat itu
Ali bin abi thalib takut krn Ustman bin affan masih jadi khalifah...lantas
setelah Ustman bin affan wafat..bukankah yng jadi penguasa atau khalifah
setelah beliau adalah ali bin abi thalib...lntas kenapa tdk dirubah kembali
kepad naskah asli nya oleh Ali bin abi thalib...jwbnnya sudah pasti krn tidk
ada sedikitpun keragu raguan dari susunan AL QUR'AN tersebut untuk di rubah
kembali oleh Ali bin Abi thalib..ok lah...mungkin Ali sudah lupa dengan naskah
asli AL QUR"AN yang pertama..yaitu yg msih berupa suhub..kl sayyidina Ali
bin Abi thalib ra..yg org syiah anggap sebagai Tuhan..kenapa memiliki sifat
yang pelupa...yg pasti dn jelas jawabn yang pertama lah yang jelas.,,,