Thursday, June 6, 2019

Rambut Peninggalan Rasulullah, Benarkah? Bisa Uji DNA (Genetika) Dengan 50 Orang Keturunan Nabi Saat Ini (Semuanya Keturunan ‘Abdul Muṭṭalib ).

Ziarah Rambut Nabi, Rumah Opick Kedatangan Ribuan Orang hingga Tangis Pecah

3 (Tiga) Golongan (Orang) Yang Tidak Dapat Dipercaya Sama Sekali Dalam Masalah Agama : 1. Orang Sufi, 2. Tukang Kisah (Qashash) 3. Seorang Ahli Bid’ah Membantah Ahli Bid’ah.
Index "Kesesatan Sufi (Tarekat)"

Rambut Peninggalan Rasulullah, Benarkah?

Lagi viral tentang seorang yang mengaku mendapat amanah tuk membawa sehelai rambut peninggalan Rasulullah yg bersertifikat. Banyak orang tefitnah & terkagum sehingga berebut untuk mencium dan ngalap berkah darinya.
Berikut ini penjelasan singkat tentang masalah tersebut agar kita tidak termasuk korban hoaks tersebut.
1. Pembagian Peninggalan Nabi
Syeikh Abdul Muhsin Al-‘Abbad menjelaskan:
“Peninggalan Rasulullah terbagi menjadi tiga:
1. Peninggalan beliau berupa hadits dan sunnah. Ini wajib dijaga.
2. Peninggalan beliau berupa tempat.
Ini jika shahih, maka diambil seperti masjid Nabawi, masjid Quba yg memiliki keutamaan sholat di sana. Adapun tempat yang tidak ada dalilnya yang shahih maka ditinggalkan.
3. Peninggalan Nabi dari jasad seperti rambut, baju, sandal, tongkat dan sebagainya. Ngalap berkah padanya boleh sebagaimana dilakukan sahabat dan tabiin. Adapun sekarang, maka peninggalan tersebut telah hilang, tidak ada wujudnya dan tidak boleh dijadikan sebagai sandaran”. (At-Tahdzir Min Ta’zhimil Atsar Ghoiril Masyru’ah 4/215-216 -Kutub Wa Rosail-)
2. Ngalap Berkah Dengan Rambut Nabi
Perlu diketahui bahwa dzat Rasulullah berbarokah sebagaimana juga perbuatan beliau. Oleh karena itu para sahabat dahulu mengambil barokah dari jasad Rasulullah seperti rambutnya, keringatnya, ludahnya, sisa air wudhunya dan lain sebagainya, bukan sebagai ghuluw (berlebihan) kpd beliau tetapi sebagai penghormataan dan pengagungan kepada beliau karena mereka faham bahwa keberkahan hanya dari Allah.
Ngalap berkah dengan rambut Nabi terjadi pada masa Nabi masih hidup dan juga setelah mati.
Saat masih hidup, pernah Nabi ketika cukur rambut saat haji, beliau membagi2kan rambut nya kepada para sahabat. (Shahih Muslim 4/1812)
Imam Nawawi mengatakan: “Dalam hadits ini terdapat dalil tentang tabarruk para sahabat dg rambut Nabi dan penghormatan mereka kepada rambu beliau”. (Syarh Shahih Muslim 15/82)
Begitu pula setelah wafatnya Nabi, para sahabat dan juga tabi’in menyimpan beberapa helai Nabi, diantaranya adalah Anas bin Malik dan Ummu Salamah. (Shahih Bukhori 1/50, 7/57)
3. Masih Adakah Peninggalan Rambut Nabi Sekarang ini?
Pada zaman sekarang ini, banyak orang dg mudahnya mengklaim dia memiliki peninggalan Nabi berupa sorban, pedang, piring, tongkat, rambut, cincin dan lain sebagainya. Apakah itu benar?
Klaim ini tidak benar sama sekali karena beberapa alasan berikut:
1. Peninggalan Rasulullah itu tidak banyak, melain sedikit sekali.
2. Peninggalan beliau banyak yang hilang karena beberapa faktor, diantaranya banyaknya peperangan seperti di akhir masa Abbasiyah saat pasukan Tatar menyerang Baghdad. (Lihat Al Bidayah wa Bihayah Ibnu Katsir 6/8)
3. Tidak ada bukti otentik dan valid yg menegaskan bahwa itu adalah benar2 rambut Rasulullah. Kalau cuma praduga saja maka tidak bisa diterima, apalagi konsekwensi dari klaim ini menjadikan manusia melebihi batas dan rusak aqidahnya. Seorang muslim harus hati2 dalam agamanya dan aqidahnya, jangan terbawa perasaan dan semangat tanpa ilmu yg berujung kesesatan. Seorang muslim harus konsisten berpegang pada agamanya dan tidak melampui batas dari garis agama.
4. Banyak sekali klaim peninggalan rambut Nabi di berbagai negara; di Turki, Damaskus, Mesir, Palestina dll yang gak masuk akal. Bahkan di Kostantinopel diklaim rambut Nabi di sana sebanyak 43 helai rambut pada tahun 1327 H kemudian dihadiahkan 25 hingga tersisa cuma 18. Bahkan di sebagian negara, rambut peninggalan tersebut disimpan di kotak atau botol dan dihiasi dg sutra. Di sebagian negara bahkan dirayakan pada malam tertentu seperti 27 Ramadhan atau nisyfu syaban.
Ahmad Taimur Basya mengatakan: “Apa yang beredar di kalangan manusia bahwa itu adalah rambut Rasulullah bisa jadi itu yang beliau bagikan kepada para sahabat. Hanya saja masalah yang sulit adalah mengetahui yang shahih dan tidak”. (Al Atsar An Nabawiyyah hlm. 82)
Intinya, klaim sebagian kalangan tersebut yang mengatakan bahwa ini atau itu adalah Rambut Nabi sangat meragukan dan butuh bukti otentik.
Syeikh Al Albani mengatakan: “Kita berkeyakinan bahwa peninggalan Nabi sekarang ini seperti sandal, rambut dan sebagainya sudah tidak ada. Tidak ada seorangpun yang bisa mendatangkan bukti otentik tentang keshahihannya”. (At Tawassul Anwauhu wa Ahkamuhu hlm. 86)
Apalagi setelah berlalu 14 abad dari zaman beliau ditambahnya banyak para pendusta kepada beliau sebagaimana pendusta pada hadits2 beliau.
Maka yang paling penting sekarang adalah bagaimana kita tabarruk dengan mengamalkan ajaran beliau, meneladani ibadah beliau, mengangungkan sunnah beliau dan mempelajari hadits2 beliau.
Catatan tambahan: Tabarukk dg peninggalan itu khusus untuk peninggalan Nabi. Adapun selain nabi maka tidak bisa dibuat tabarruk siapapun orangnya. Oleh karena itu tidak dinukil dari seorangpun sahabat bahwa mereka tabarruk dg peninggalan Abu Bakr, Umar, Utsman dan Ali, padahal tidak ada di kalangan umat ini yg lebih mulia dari mereka.
(Diringkas dari At Tabarruk Anwa’uhu wa Ahkamuhu, hlm. 243-260 oleh Dr. Nashir Al Juda’i dan Syarh Syamail Nabi karya Syeikh Abdur Rozzaq Al Badr hlm. 103-106)
http://www.moslemtoday.com/rambut-peninggalan-rasulullah-benarkah/ 

Menguji Validitas Rambut Yang Dinisbatkan Kepada Nabi

Pertanyaan; Masih adakah sebagian sisa-sisa peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di zaman modern ini?

Jawab; Sebelum menjawab pertanyaan ini saya ingin mengingatkan bahwa hukum mencari berkah melalui sisa-sisa peninggalkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap berlaku dan disyariatkan. Hal ini tidak hanya berlaku bagi para shahabat Radhiyallahu ‘Anhum atau para tabi’in saja semoga Allah merahmati mereka, karena keberkahan sisa-sisa peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tetap ada padanya dan tidak ada dalil yang menghilangkannya.

Kemudian untuk menjawab pertanyaan diatas perlu dijelaskan beberapa persoalan berikut;

Pertama, disebutkan pada Shahih Al Bukhari (2739) dari Amr bin Al Harits Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ia berkata, “Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat beliau tidak meninggalkan satu dirham atau dinar, tidak seorang budak laki atau perempuan, bahkan beliau tidak meninggalkan apa pun selain bighal beliau yang putih dan senjatanya dan sebidang tanah yang beliau sedekahkan.”

Tidak diragukan bahwa ini menunjukkan bahwa setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat, beliau hanya meninggalkan sedikit dari barang pribadinya.

Kedua, setelah zaman shahabat Radhiyallahu ‘anhum dan tabi’in rahimahumullah sampai hari ini telah didapati banyak kabar yang menunjukan adanya orang-orang dari sebagian khalifah, ulama dan shalihin yang mencari berkah dengan sisa-sisa peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Meskipun sebagian berita ini tidak valid karena periwayatannya yang lemah atau penisbatan sisa peninggalan tersebut kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang tidak benar, dan kebanyakan berita itu dari jenis ini.

Setelah menyebutkan beragam macam sisa-sisa peninggalan yang dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan selain beliau di Konstantinopel, ibukota Kekhalifahan Turki Utsmani, penulis kitab Al Aatsar An-Nabawiyah[1] berkata, “Tidak diragukan bahwa sebagian peninggalan ini mengandung kemungkinan benar, hanya saja saya belum mendapati seorang pun yang terpercaya menyebutkannya apakah membenarkan atau mendustakannya. Maka hanya Allah Subhanahu yang maha mengetahui hakikatnya. Adapun sebagian lainnya kami tidak bisa menyembunyikan bahwa ada sesuatu yang membuat jiwa meragukannya dan tidak meyakini kebenarannya…dstnya.

Ketiga, realitas hilangnya banyak dari peninggalan-peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam selama kurun waktu yang panjang disebabkan peperangan, fitnah dan lain sebagainya. Diantara contohnya sebagai berikut;
1- Sebuah riwayat yang terdapat pada Shahih Al Bukhari (5873) dan Muslim (2091) dari Ibnu Umar Radhiyallahu ‘Anhuma, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengenakan cincin perak di tangannya, kemudian berada di tangan Abu Bakr, kemudian di tangan Umar, kemudian Utsman hingga akhirnya jatuh ke sumur Aris, tulisannya Muhammad Rasulullah.”
2- Hilangnya selendang dan pedang pada akhir kekuasaan Dinasti Abbasiyah pada penyerangan pasukan Tatar ke Baghdad pada tahun 656 H karena dibakar.[2] Al Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Bani Abbasiyah telah mewarisi selendang ini secara turun temurun, dan dahulu seorang Khalifah mengenakannya di hari raya di atas kedua pundaknya sambil memegang pedang yang dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dengan kedua tangannya. Kemudian dia keluar dengan penuh ketenangan dan kewibawaan yang luar biasa menjadikan hati-hati tunduk dan pandangan menjadi takjub.”[3]
3- Hilangnya sepasang sandal yang dinisbatkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada fitnah Timur Lank di Damaskus pada tahun 803 H[4]

Juga diantara sebab hilangnya sisa-sisa peninggalan Nabawiyah adalah wasiat sebagian orang yang memilikinya agar dia dikafani dengannya, apabila peninggalan itu berupa pakaian sebagaimana yang telah berlalu dari hadits Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘Anhu. Atau pemiliknya berwasiat agar ikut dikubur bersamanya setelah kematiannya, apabila peninggalan itu berupa sisa-sisa rambut misalnya.[5]

Keempat, banyaknya klaim didapati dan kepemilikan rambut yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada banyak negeri-negeri Islam[6] di era modern ini sampai-sampai dikatakan bahwa di Konstantinopel saja pada tahun 1327 H terdapat 43 helai, kemudian 25 helai dihadiahkan dan tersisa hanya 18 helai[7]. Karena itu setelah menyebutkan kabar-kabar orang yang bertabarruk dengan rambut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari pada shahabat Radhiyallahu ‘Anhum penulis kitab Al Atsar An-Nabawiyah berkata (halaman 82), “Apa-apa yang diyakini kebenarannya dari rambut-rambut tersebut yang telah berpindah-pindah tangan setelahnya adalah berasal dari yang dimiliki diantara para shahabat Radhiyallahu ‘Anhum. Hanya saja memastikan validitasnya perkara yang sulit.”   

Dan disana ada perlakuan khusus dalam penjagaan rambut-rambut yang dinisbatkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari orang yang mengklaim memilikinya. Dimana rambut itu disimpan di kotak khusus atau kaca dan dibungkus dengan sehelai sutra dan semisalnya. Dan disebagian tempat diadakan perayaan untuk mengeluarkannya dengan cara-cara khusus sekali atau lebih pada setiap tahunnya dan pada setiap musim seperti malam 27 Ramadhan, atau malam Nisfu Sya’ban.[8]

Berdasarkan uraian diatas, maka apa yang diklaim saat ini oleh sebagian orang, atau pada sebagian tempat akan adanya sebagian sisa-sisa peninggalan Nubuwah seperti rambut-rambut, atau sandal dan selainnya adalah suatu yang meragukan sehingga untuk mengetahui validitas penisbatannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diperlukan suatu bukti yang terang hingga tidak terdapat lagi padanya keraguan. Tapi dimanakah bukti itu?!

Asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani Rahimahullah berkata, “Kita mengetahui bahwa sisa-sisa peninggalan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berupa baju, atau rambut, atau kotoran telah hilang sehingga seorang pun tidak mampu memastikan adanya satu pun dari barang-barang itu semua dengan suatu keyakinan yang pasti.”[9] Terlebih lagi dengan berlalunya 14 kurun lebih disisi adanya kemungkinan dusta pada klaim penisbatannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam karena motivasi tertentu, sebagaimana hadits-hadits yang dipalsukan penisbatannya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam secara dusta dan penuh penipuan. Namun bagaimana pun, sesungguhnya bertabarruk (ngalap berkah) yang paling tinggi dan mulia dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah dengan cara mengikuti apa yang ditinggalkannya dari berupa ucapan atau perbuatan, dan meneladaninya serta berjalan diatas jalan hidup beliau yang tampak maupun yang tersembunyi, karena terdapat pada yang demikian ini kebaikan seluruhnya…

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Dahulu ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang ke Madinah penduduknya meraih keberkahan beliau dengan cara beriman dengannya dan mentaatinya. Sehingga dengan keberkahan itu mereka meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Bahkan setiap mukmin yang beriman kepada Rasulullah Shalllahu ‘Alaihi Wasallam dan mentaatinya akan mendapatkan keberkahan beliau berupa kebaikan dunia dan akhirat, tidak ada yang mengetahui besarnya keberkahan itu selain Allah.[10]
[1] Ahmad Timur Pasha (halaman 78)
[2] Al Atsar An-Nabawiyah (halaman 27-30)
[3] Al Bidayah wan-Nihayah (6/8)
[4] Fathul Muta’al fi Madhin-Ni’al oleh Ahmad bin Muhammad Al Muqri (halaman 363) dengan sedikit ringkasan
[5] Siyar A’lam An-Nubala’ karya Adz-Dzahabi (11/337) dan Al Atsar An-Nabawiyah (halaman 82,84 dan 85)
[6] Seperti Cairo, Damaskus, Baitul Maqdis, Aka, Haifa dan selainnya. Lihat halaman 89-96 kitab Al Atsar An-Nabawiyah
[7] Halaman 91 dari kitab Al Atsar An-Nabawiyah
[8] Halaman 91,93 dan 95 kitab Al Atsar An-Nabawiyah, dan kitab Tabarruk As-Shahabah bi Atsar Rasulillah karya Al Kurdi (halaman 58-60) dan kitab Tahdzir Al Muslimin ‘Anil Ibtida’ wal Bida’ fid-Diin, karya Ahmad bin Hajar Al Ban’ali (halaman 168-170)
[9] At-Tawassul Anwa’uhu wa Ahkamuhu karya Al Albani (halaman 146), dan kitab Awdhaul Isyarah war-Rad ‘Ala Man Ajazal Mamnu’ minaz-Ziyarah, karya Ahmad bin Yahya An-Najmi (halaman 309), dan kitab Hadzihi Mafahimuna, karya Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh (halaman 204)
[10] Majmu’ Fatawa (11/113)

Peninggalan Rambut Nabi , Benarkah ? | Sikap Kita Bagaimana ? - Ustadz Dr Firanda Andirja, Ma. (lihat 231 Comments)
Heboh Benda Peninggalan Nabi! Ustadz Dzulqarnain M Sanusi
Ustadz Dzulqarnain bin muhammad sunusi - Bolehkah tabaruk dengan peninggalan Nabi ? (lihat 42 Comments)
Klaim Rambut Nabi Muhammad

Ngalap Berkah dengan 
Rambut Nabi?

By Ahmad Anshori, Lc
Assalamuallaikum wrwb ustadz,baru2 ini ada berita opick membawa sehelai rambut Rasululloh,apakh itu benar ? Dan apakah boleh kita sampai mengagung2kn rambut tsb sprti perlakuan opick dkk thd benda tsb
Ibu Farida, di Yogyakarta.
Jawaban:
Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah wa ba’du.
Ngalap berkah (tabarruk) dengan bekas fisik Nabi shallallahu’alaihi wasallam memang dibolehkan. Sebagaimana dilakukan oleh para sahabat, mereka pernah bertabaruk dengan air bekas wudhu Nabi shallallahu’alaihi wasallam, baju beliau, minuman beliau, rambut dan seluruh bekas fisik yang mulia Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Dan Nabi shallallahu’alaihi wasallam tidak mengingkari tindakan mereka. Menunjukkan bahwa hal tersebut boleh dilakukan. Karena memang pada tubuh Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang mulia, mengandung keberkahan dari Allah ‘azza wa jalla.
Sahabat Anas bin Malik radhiyallahu’anhu pernah menceritakan,
دَخَلَ عَلَيْنَا النَّبِيُّ فَقَالَ عِِنْدَنَا فَعَرَقَ وَجَاءَتْ أُمِّيبِقَارُورَةٍ فَجَعَلَتْ تُسَلِّتُ الْعَرَقَ فِيهَا فَاسْتَيْقَظَ فَقَالَ:يَا أُمَّ سُلَيْمٍ، مَا هَذَا الَّذِي تَصْنَعِينَ؟ قَالَتْ: هَذَا عَرَقُكَنَجْعَلَهُ فِي طِيْبِنَا وَهُوَ مِنَ أَطْيَبِ الطِّيبِ
“Suatu saat, Nabi shallallahu’alaihi wasallam berkunjung ke rumah kami. Lalu beliau tidur siang. Beliau berkeringat ketika itu. Kemudian ibuku mengambil botol dan mengumpulkan keringat itu di dalamnya.
Nabi shallallahu’alaihi wasallam terbangun dan bertanya, “Ummu Sulaim.. apa yang sedang kamu lakukan ?”
“Ini adalah keringat Anda Ya Nabi..,” jawab Ummu Sulaim, “kami akan campur dengan parfum kami. Itu adalah parfum terbaik.”
Dalam riwayat, dijelaskan jawaban Ummu Sulaim,
نَرْجُو بَرَكَتَهُ لِصِبْيَانِنَا
“Kami mengharap mendapatkan barakah keringat ini untuk anak-anak kami.”
Rasul pun berkata,
أَصَبْتِ
“Anda benar…”
(HR. Bukhori)
Di kesempatan yang lain, sahabat Abu Juhaifah radhiallahu ‘anhu mengisahkan,
خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللهِ بِالْهَاجِرَةِ فَأُتِيَ بِوَضُوءٍفَتَوَضَّأَ فَجَعَلَ النَّاسُ يَأْخُذُونَ مِنْ فَضْلِ وَضَوئِهِفَيَتَمَسَّحُونَ بِهِ فَصَلَّى النَّبِيُّ الظُّهْرَ رَكْعَتَيْنِ وَالْعَصْرَرَكْعَتَيْنِ وَبَيْنَ يَدَيْهِ عَنَزَةٌ
“Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menemui kami saat hari panas terik. Air wudhu disiapkan untuk beliau. Seusai wudhu, orang-orang bergegas mengambil sisa wudhu beliau. Lalu mereka usap-usapkan pada tubuh mereka. Kemudian beliau shalat zhuhur dua rakaat dan ashar dua rakaat. Beliau shalat menghadap sebuah tombak kecil.” (HR. Bukhori)
Bahkan para ulama sepakat boleh. Dalam Ensiklopedia Fikih terbitan Kementerian Wakaf Kuwait diterangkan,
اتفق العلماء على مشروعية التبرك بآثار النبي صلى الله عليه وسلم وأورد علماء السيرة والشمائل والحديث أخبارا كثيرة تمثل تبرك الصحابة الكرام رضي الله عنهم بأنواع متعددة من آثاره صلى الله عليه وسلم
Para ulama telah sepakat (ijma’), disyariatkannya ngalap berkah dengan bekas fisik Nabi Shallallahu’alaihi wasallam. Ulama-ulama Siroh (sejarah Nabi) telah menyebutkan banyak hadis tentang tabarruk para sahabat yang mulia dengan bekas-bekas fisik Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, dengan berbagai macamnya. (Mausu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 11/62)
Hanya Untuk Nabi
Tabarruk dengan fisik atau bekas fisik manusia, tidak boleh dilakukan kecuali kepada fisik yang mulis Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Tidak boleh dilakukan pada para wali Allah lainnya atau orang-orang sholih selain Nabi.
Syekh Sholih Al Utsaimin rahimahullah menerangkan,
كان الصحابة يتبركون بعرق النبي صلى الله عليه وسلم ويتبركون بريقه ويتبركون بثيابه ويتبركون بشعره ، أما غيره صلى الله عليه وسلم فإنه لا يتبرك بشيء من هذا منه ، فلا يتبرك بثياب الإنسان ولا بشعره ولا بأظفاره ولا بشيء من متعلقاته إلا النبي صلى الله عليه وعلى آله وسلم
Dahulu para sahabat berharap berkah dari keringatnya Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Mereka juga berharap berkah dari air ludah beliau, baju dan rambut beliau. Adapun untuk selain Nabi shallallahu’alaihi wasallam, tidak boleh kita berharap berkah dari baju, rambut, kuku atau segala sesuatu yang melekat pada fisiknya, kecuali hanya kepada Nabi shallallahu’alaihi wasallam saja. (Syarah Riyadussholihin, 1/852)
Terbukti dalam praktek para sahabat –radhiyallahu’anhum-, sepeninggal Nabi, tak ada satupun riwayat yang menyebutkan bahwa seorangpun dari mereka bertabaruk dengan bekas wudhu atau rambutnya Abu Bakr As Sidiq atau Umar bin Khattab radhiyallahu’anhuma.
Masih Adakah Rambut Rasulullah saat Ini?
Abdullah bin Mubarok –rahimahullah– pernah mengatakan,
الإسناد من الدين ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء
Sanad adalah bagian dari agama. Kalau bukan karena sanad, niscaya orang akan mengklaim sesukanya.
Sanad adalah, data urutan orang-orang dalam jalur periwayatan sebuah kabar.
Mengenai rambut Nabi shallallahu’alaihi wasallam, jika saja itu benar, tidak perlu dipermasalahkan. Namun, membuktikan keountentiakan rambut beliau yang mulia, harus ada bukti berupa jalur sanad yang terjaga dan bisa dipertanggungjawabkan. Apakah bukti ini bisa diupayakan pada zaman ini?
Mari kita simak keterangan dari pada pakar sejarah. Diantaranya berikut :
[1] Keterangan Syekh Ahmad Basa Taimur.
Beliau menyatakan dalam buku beliau “Al-Atsar An Nabawiyah”,
فما صح من الشعرات التي تداولها الناس بعد ذلك ، فإنما وصل إليهم مما قسم بين الأصحاب رضي الله عنهم ، غير أن الصعوبة في معرفة صحيحها من زائفها
Tak satupun riwayat valid yang bersambung sampai ke Nabi berkenaan rambut Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang tersebar di masyarakat sepeninggal beliau. Rambut-rambut beliau yang sampai kepada mereka mungkin bersumber dari para sahabat; semoga Allah meridhoi mereka, yang telah tersebar setiap helainya. Hanya saja, sangat sulit mengidentifikasi riwayat yang valid dengan yang tidak. (Al-Atsar An Nabawiyah, hal. 82 – 84)
[2] Keterangan pakar hadis abad ini : Syekh Nashirudin Al-Albani.
Beliau menjelaskan,
” هذا ولابد من الإشارة إلى أننا نؤمن بجواز التبرك بآثاره صلى الله عليه وسلم ، ولا ننكره خلافاً لما يوهمه صنيع خصومنا . ولكن لهذا التبرك شروطاً منها الإيمان الشرعي المقبول عند الله ، فمن لم يكن مسلماً صادق الإسلام فلن يحقق الله له أي خير بتبركه هذا ، كما يشترط للراغب في التبرك أن يكون حاصلاً على أثر من آثاره صلى الله عليه وسلم ويستعمله .
Kita mengimani bahwa boleh bertabaruk dengan bekas fisik Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Kita tidak mengingkari hal ini, sebagaimana yang disangkakan orang-orang. Namun, tabaruk (agar berkhat) memiliki syarat-syarat, diantaranya adalah iman yang diterima di sisi Allah. Siapa yang tidak muslim jujur Islamnya, dia tidak berhak mendapatkan keberkahan ini. Disyaratkan pula untuk mereka yang ingin bertabaruk dengan bekas fisik Nabi shallallahu’alaihi wasallam untuk benar-benar mendapatkan benda tersebut, kemudian menggunakannya untuk wasilah mendapat berkah.
Beliau melanjutkan,
ونحن نعلم أن آثاره صلى الله عليه وسلم من ثياب أو شعر أو فضلات قد فقدت ، وليس بإمكان أحد إثبات وجود شيء منها على وجه القطع واليقين ، وإذا كان الأمر كذلك فإن التبرك بهذه الآثار يصبح أمراً غير ذي موضوع في زماننا هذا ويكون أمراً نظرياً محضاً، فلا ينبغي إطالة القول فيه
Kita semua mengetahui bahwa bekas-bekas fisik Nabi shallallahu’alaihi wasallam seperti baju, rambut atau yang lainnya, telah punah. Dan tidak seorangpun diantara kita yang mampu menghadirkan benda-benda tersebut dengan yakin dan valid. Maka dari itu, bertabaruk dengan hal-hal demikian zaman ini menjadi pembahasan yang tidak terlalu penting, hanya sekadar praduga atau klaim semata. Olehkarenanya, tidak perlu kita memperpanjang pembicaraan tentang masalah ini. (Masu’ah Al Albani fil ‘Aqidah, 3/731)
Sarana Ngalap Berkah yang Pasti
Jika kita menginginkan betul berkah dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam, ada satu sarana yang valid dan pasti dapat keberkahan. Yaitu bertabaruk dengan ajaran yang dibawa Nabi shallallahu’alaihi wasallam, yang sampai detik ini jejaknya masih terjaga, bahkan hingga hari kiamat.
Silahkan ngalap berkah dari meneladani sunah-sunah beliau shallallahu’alaihi wasallam.
Ada keterangan menarik dari Syeikhul Islam Ahmad Al Harroni rahimahullah,
كَانَ أَهْلُ الْمَدِينَةِ لَمَّا قَدِمَ عَلَيْهِمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي بَرَكَتِهِ لَمَّا آمَنُوا بِهِ وَأَطَاعُوهُ، فَبِبَرَكَةِ ذَلِكَ حَصَلَ لَهُمْ سَعَادَةُ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، بَلْ كُلُّ مُؤْمِنٍ آمَنَ بِالرَّسُولِ وَأَطَاعَهُ حَصَلَ لَهُ مِنْ بَرَكَةِ الرَّسُولِ بِسَبَبِ إيمَانِهِ وَطَاعَتِهِ مِنْ خَيْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ، مَا لَا يَعْلَمُهُ إلَّا اللَّهُ
Penduduk Madinah, di saat kedatangan Nabi shallallahu’alaihi wasallam, mereka mendapatkan keberkahan, saat mereka beriman dan taat kepada beliau. Dengan berkah ini, mereka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Bahkan setiap mukmin yang beriman Rasul serta patuh kepada perintahnya, meraka mendapat keberkahan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, disebabkan iman serta ketaatan mereka kepadanya. Berupa kebaikan dunia dan akhirat yang tak ada tahu nilainya kecuali Allah. (Majmu’Fatawa, 11/ 113)
Wallahua’lam bis showab.
Dijawab oleh Ustadz Ahmad Anshori
(Alumni Universitas Islam Madinah, Pengajar di PP Hamalatul Qur’an Yogyakarta)
https://konsultasisyariah.com/34812-ngalap-berkah-dengan-rambut-nabi.html 

Keaslian Rambut Nabi Muhammad SAW Yang Disimpan Opick Ditanyakan MUI, Minta Uji Laboratorium 

Keaslian rambut Nabi Muhammad SAW yang disimpan Opick dipertanyakan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Minta ada uji laboratorium.
Seperti diketahui, Opick mengaku mendapatkan amanah dari Dewan Dakwah dan Pemerintah Turki unuk membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW ke tanah air.
Kabar tentang penyanyi religi Opick membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW sempat heboh.
Benarkah kabar ini? Asli atau tidak rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick?

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Bidang Informasi dan Komunikasi Masduki Baidlowi ketika berbincang bersama Warta Kota (Grup Tribunnews.com), Kamis (9/5/2019)pun menanggapi sehelai rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick dari Turki.
"Banyak yang bertanya kebenarannya."
"Perlu ada penelitian dari laboratorium," kata Masduki Baidlowi.
Berdasarkan sepengetahuannya, memang ada museum yang memelihara artefak kehidupan Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah rambut.
Di museum itu pula dirawat dan dipelihara hal-hal peninggalan Nabi Muhammad SAW.
Terkait sehelai rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick dari Turki ke Indonesia, Selasa (7/5/2019) malam, Masduki Baidlowi menyatakan, ada beberapa pandangan ulama.

"Banyak yang menyebutnya sebagai barokah dari peninggalan nabi."
"Saat nabi mencukur rambutnya, ada kisah bahwa rambutnya diambil para sahabat," kata Masduki Baidlowi.
Barokah, kata Masduki Baidlowi adalah konsep Allah memberikan berkat ke orang atau tempat-tempat tertentu, seperti Hajar Aswad di Mekkah.
"Para ahli Sunnah Waljamaah menganggap batu hitam Hajar Aswad itu sebagai benda yang menjadi berkah," jelas Masduki Baidlowi.

Sebaliknya, para ahli Wahabi justru tidak mempercayai hal-hal peninggalan nabi tersebut sebagai barokah.
"Ahli Wahabi ini bahkan menganggapnya sebagai musrik," kata Masduki Baidlowi. (orang jahil wa bahlul, lihat 2 artikel paling atas).
Masyarakat tidak perlu bingung menanggapi helai rambut Nabi Muhammad SAW yang dibawa Opick dari Turki ke Indonesia dan disimpan di rumahnya di Pulo Gebang, Jakarta Timur, itu.
"Sekarang tinggal mengikuti ajaran yang mana dan tidak perlu saling menyalahkan."
"Sebab, setiap padangan mempunyai rujukannya sendiri-sendiri," ujarnya.

Opick menceritakan, sehelai rambut Nabi Muhammad SAW itu telah dijaga 100 pasukan khusus dan dikawal tujuh pesawat tempur saat dibawa ke Rusia untuk dipamerkan.
Cerita Opick mendapatkan amanah membawa rambut Nabi Muhammad SAW itu berawal dari bulan madunya ke Timur Tengah.
Seperti diketahui, Opick baru saja menikahi Bebi Silvana dan mengadakan resepsi pada 17 Desember 2018 lalu.
Opick juga mengajak Bebi Silvana menjalankan misi kemanusiaan di Zona merah Palestina.

Seperti yang sudah diwartakan Gridhot.ID, saat pulang Opick membawa amanah besar dari Dewan Dakwah dan Pemerintah Turki.
Opick diamanahi membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW.
Begitu keluar dari Terminal 3 Kedatangan Luar Negeri Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Selasa (7/5/2019) sore, Opick dielu-elukan para penjemputnya.
Puluhan orang pengikut Opick, termasuk Ustad Derry Sulaiman, spontan melantunkan salawat dari lantai dasar menuju lantai 3 saat di Bandara.
Opick bersama Bebi Silvana dan Derry Sulaiman dikawal ketat beberapa orang.
Sementara puluhan orang lain yang berkaus 'The Core Guardian, Guard of Hair Rasulullah SAW' ikut menemani Opick.
Sepulang dari Istanbul, Turki, dan sempat transit di Doha, Qatar, Opick terus dikawal ketat setelah membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW.
Sehelai rambut Nabi Muhammad SAW itu diletakkan dalam kotak yang terbungkus kain hijau yang dibawa dan telah disiapkan Derry Sulaiman di Jakarta.
"Ini adalah berkah untuk kita semua."
"Saya membawa sehelai rambut Nabi Muhammad SAW, orang yang dicintai banyak umat di seluruh dunia," kata Opick.
Pasalnya Opick akan menyimpan sehelai rambut Nabi Muhammad SAW itu di rumahnya.
Majelis ulama di Turki menyimpan sehelai rambut Nabi Muhammad SAW yang kemudian diserahkan dan dibawa penyanyi religi Opick ke Indonesia.
"Rambut Nabi ini akan dijaga selama 24 jam oleh anak-anak 'The Core Guardian'," kata Opick.
Sebelum dibawa ke Jakarta, sehelai rambut Nabi Muhammad SAW itu dipinjamkan ke Pemerintah Rusia untuk dipamerkan di sebuah museum.
"Selama berada di Rusia, sehelai rambut Nabi ini dijaga puluhan pasukan khusus selama 24 jam tanpa henti," jelas Opick.
Tidak hanya dijaga 100 orang pasukan khusus di Rusia, sehelai rambut Nabi Muhammad SAW itu juga dikawal tujuh pesawat tempur sebelum mendarat di Rusia.
Lantaran hal itu, banyak orang akan bertanya, benarkah sehelai rambut yang dibawa penyanyi Opick dari Ankara, Turki ke Jakarta adalah benar milik Nabi Muhammad SAW.

Tuai Kontroversi, Opick Buktikan Keaslian Sehelai Rambut Nabi Muhammad Yang Dijaganya

Setelah kontroversi berdatangan menyerbunya selepas pemberitaan tentang sehelai rambut Nabi Muhammad yang ia bawa dari Turki, Opick akhirnya kembali angkat bicara. Pada Minggu (12/5/2019) sore sebelum berbuka puasa, bertempat di kediamannya kawasan Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur, Opick menggelar jumpa pers guna membuktikan keaslian rambut Nabi Muhammad yang ia jaga.
Dalam kesempatan tersebut, Opick tidak sendirian, tetapi berjejer bersama petinggi Dewan Ulama Thariqah Indonesia (DUTI) yang Opick juga merupakan salah satu pengurusnya. Pelantun Tombo Ati ini seolah-olah ingin meluruskan segala kesimpangsiuran sekaligus menjawab tanggapan MUI soal keaslian maupun silsilah rambut Nabi Muhammad tersebut yang bisa dibaca di sini.
Kemudian perwakilan DUTI pun membacakan beberapa poin yang tertulis dalam surat pernyataan resmi yang menerangkan tentang keaslian rambut Nabi Muhammad dan pertimbangan Opick sebagai penjaganya.
1. DUTI Benarkan Keaslian Rambut
"Dewan Ulama Thariqah Indonesia dengan ini menyatakan kebenaran dan keaslian rambut suci Nabi Muhammad SAW yang dipegang oleh saudara Opick. Dan rambut suci yang dipegang oleh Opick telah lebih 2 tahun dipegang oleh Dewan Ulama Thariqah Indonesia sebelum menjadi aset bersama Dewan Ulama Thariqah Internasional Turki. Rambut suci ini telah sering dikunjungi oleh kalangan Ulama, Habaib, dan Syekh dari dalam negeri maupun dari luar negeri, serta tentunya para ulama tersebut meyakini kebenaran dan keaslian rambut suci ini," ujar DR. Zubair Ahmad, M.Ag selaku Sekretaris Dewan Ulama Thariqah Indonesia. ???????????!!!
2. Kenapa Opick Bisa Menjaga Rambut Rasulullah?
Lalu sekiranya bagaimana dengan Opick yang bukan seorang Ulama bisa mendapatkan amanah menjaga rambut Rasulullah? Pertanyaan ini pun seolah terjawab.
"Mustasyar Dewan Ulama Thariqah Internasional yakni Syekh Fatih Nurullah Efendi sebagai salah satu keturunan langsung dari Kesultanan Usmaniyyah Turki menerbitkan surat resmi yang di dalamnya terdapat silsilah rambut suci Nabi Muhammad SAW. Agar dapat diterima oleh berbagai kalangan di Indonesia, karena pertimbangan daripada latar belakang saudara Opick yang bukan seorang Ulama," jelas Zubair.
3. Kenapa Opick Pantas?
Adapun DUTI juga menjelaskan pertimbangan kenapa Opick pantas menjaga peninggalan suci ini. Penjelasan pertimbangan tersebut dapat dibaca di sini.
"Akhirnya pada hari ini Kami dari Dewan Ulama Thariqah Indonesia menyatakan bertanggungjawab atas pernyataan yang telah disebut di atas kepada Allah SWT di Dunia dan di Akhirat. Semoga dengan pernyataan ini permasalahan rambut suci Nabi Muhammad SAW tidak menjadi polemik dan fitnah di tengah masyarakat Indonesia kedepan," tutup Zubair.

Ziarah Rambut Nabi, Rumah Opick Kedatangan Ribuan Orang Hingga Tangis Pecah

Rambut Nabi Muhammad SAW di kediaman Opick jadi destinasi ziarah baru. Ribuan orang datang hingga menangis di sana.
Rumah penyanyi religi Opick memang dibuka untuk umum bagi siapa saja yang ingin berziarah rambut Nabi Muhammad SAW. Peziarah pun datang dari penjuru negeri, mulai dari kalangan artis sampai pejabat.

Salah satunya pesulap Master Limbad bersama rombongannya.

"Ada banyak lah (dari kalangan artis sempai pejabat)," kata Panglima The Guardian Core, Kiki Kumbang yang menjaga rambut tersebut ditemui detikHOT, baru-baru ini. 

"Ya, Master Limbad gitu banyak sih, kalau artis-artis. Semalem ke sini Master Limbad sama rombongannya," lanjutnya.

Tak cuma dalam negeri, peziarah juga datang dari mancanegara. Kiki menyebut menerima tamu dari Turki hingga Amerika Serikat.

Kiki menyebut peziarah bisa ribuan orang saat malam hari. Memang tempat tersebut dibuka 24 jam untuk peziarah. 

Sayang, ketika detikHOT datang di siang hari, tidak bertemu dengan satu orang pun peziarah. 

"Ya banyak sampe nangis, karena mereka timbul rasa seperti itu karena mereka rindu, tiap hari mereka bersalawat saat mereka solat saat mereka berdoa, mungkin karena perasaannya rindunya mereka terharu," kata Kiki.

"Kita pun kalau yang jaga, pas masuk ya memang memang rasa rindu agak terobati pada Kanjeng Rasullulah," kata Kiki. [dtk]

Opick Bawa Rambut Nabi, MUI : Warisan Nabi SAW Al-Quran Dan As-Sunna

 Publik dihebohkan soal penyanyi Aunur Rofiq Lil Firdaus atau Opick yang mengaku mendapat warisan rambut Nabi Muhammad SAW.
Menanggapi hal tersebut, Waketum MUI Yunahar Ilyas menegaskan bahwa peninggalan Rasulullah SAW yang paling penting bagi umatnya hanya Al-Quran dan As-Sunnah.
“Ya Nabi mengatakan, Aku tidak mewariskan apa-apa kecuali Al-Quran dan as-Sunnah. Yang penting itu bukan rambut atau warisan fisik Nabi, tapi Al-Quran dan as-Sunnah,” jelas Yunahar Ilyas, Kamis (9/5/2019), lansir Detik.com.
Yunahar juga mempertanyakan asal usul satu helai rambut nabi yang dibawa Opick. Dia juga mempertanyakan alasan satu helai rambut nabi itu dibawa ke Indonesia.
“Pertanyaan pertama apa benar itu rambut Nabi? Kalau benar kok bisa dibawa ke Indonesia? Peninggalan Nabi yang ada di Museum Turki tentu tidak bisa dibawa keluar. Kalaupun iya, apa gunanya dibawa ke Indonesia?” ujar ketua PP Muhammadiyah bidang tarjih dan tabligh ini.
Sebelumnya, Opick menggelar jumpa pers di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/5/2019). Opick terlihat mendekap sebuah tabung berisi rambut yang dibungkus kain putih.

Tabung itu, kata Opick, berisi rambut Nabi Muhammad SAW.

Opick mengaku baru kembali dari perjalanan singkatnya ke Turki untuk mengetahui ahli waris rambut Nabi Muhammad SAW.
Menurut Opick, rambut yang dibawanya itu bersertifikasi langsung dari pemerintah Turki dan Dewan Ulama Thariqah Internasional.
“Hanya satu hari di sana untuk memastikan dan mengetahui nasabiyahnya. Kemudian meminta (nasabiyah rambut) ini dari siapa, dari siapa, dari siapa sampai ke Rasulullah SAW,” kata Opick saat jumpa pers di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/5). (ameera/arrahmah.com)