http://abul-jauzaa.blogspot.com/2009/01/aqidah-syiah-tentang-al-quran.html
Artikel lain :
Berkata Muhammad bin Murtadlaa Al-Kaasyi dalam –
seseorang yang dianggap ‘alim dan ahli hadits dari kalangan Syi’ah - :
لم يبق
لنا اعتماد على شيء من القران. اذ على هذا يحتمل كل اية منه أن يكون محرفاً
ومغيراً ويكون على خلاف ما أنزل الله فلم يقب لنا في القران حجة أصلا فتنتفى
فائدته وفائدة الأمر باتباعه والوصية بالتمسك به
“Tidaklah
tersisa bagi kami untuk berpegang suatu ayat dari Al-Qur’an. Hal ini disebabkan
setiap ayat telah terjadi pengubahan sehingga berlawanan dengan yang diturunkan
Allah. Dan tidaklah tersisa dari Al-Qur’an satu ayatpun sebagai
hujjah. Maka tidak ada lagi faedahnya, dan faedah untuk menyuruh dan berwasiat
untuk mengikuti dan berpegang dengannya ….” [Tafsir Ash-Shaafiy 1/33]
Berkata Muhammad bin Ya’qub Al-Kulainiy – seorang yang dianggap ahli hadits dari kalangan Syi’ah – (w. 328/329 H) :
Berkata Muhammad bin Ya’qub Al-Kulainiy – seorang yang dianggap ahli hadits dari kalangan Syi’ah – (w. 328/329 H) :
عن أبي
بصير عن أبي عبد الله عليه السلام قال : وإن عندنا لمصحف فاطمة (ع) وما يدريهم ما
مصحف فاطمة 'ع'. قال : قلت : وما مصحف فاطمة (ع) ؟ قال : مصحف فاطمة فيه مثل
قرانكم هذا ثلاث مرات. والله ما فيه من قرانكم حرف واحد. قال : قلت : هذا والله
العلم
Dari Abu
Bashiir, dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam ia berkata : “Sesungguhnya
pada kami terdapat Mushhaf Faathimah. Dan tidaklah mereka mengetahui apa itu
Mushhaf Faathimah”. Aku berkata : “Apakah itu Mushhaf Faathimah ?”. Abu
‘Abdillah menjawab : “Mushhaf Faathimah itu, di dalamnya tiga kali lebih besar
daripada Al-Qur’an kalian. Demi Allah, tidaklah ada di dalamnya satu huruf pun
dari Al-Qur’an kalian”. Aku berkata : “Demi Allah, ini adalah ilmu” [Al-Kaafiy 1/457].
عن هشام
بن سالم عن أبي عبد الله عليه السلام قال : أن القران الذي جاء به جبريل عليه
السلام إلى محمد صلى الله عليه وسلم سبعة عشر ألف اية
Dari
Hisyam bin Saalim, dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam ia berkata : “Sesungguhnya
Al-Qur’an yang diturunkan melalui perantaraan Jibril ‘alaihis-salaam kepada Muhammad shallallaahu
‘alaihi wasallam terdiri dari 17.000 (tujuh belas ribu) ayat” [Al-Kaafiy 4/456].
Berkata Muhammad Baaqir Taqiy bin Maqshuud Al-Majlisiy (w. 1111 H) – seorang yang dianggap imam dan ahli hadits di masanya – ketika mengomentari hadits di atas :
Berkata Muhammad Baaqir Taqiy bin Maqshuud Al-Majlisiy (w. 1111 H) – seorang yang dianggap imam dan ahli hadits di masanya – ketika mengomentari hadits di atas :
موثق،
وفي بعض النسخ عن هشام بن سالم موضع هارون ابن سالم، فالخبر صحيح ولا يخفى أن هذا
الخبر وكثير من الأخبار في هذا الباب متواترة معنى، وطرح جميعها يوجب رفع الاعتماد
عن الأخبار رأسا، بل ظني أن الأخبار في هذا الباب لا يقصر عن أخبار الامامة فكيف
يثبتونها بالخبر ؟
”Shahih.
Dalam sebagian naskah tertulis : ”dari Hisyaam bin Saalim” pada tempat rawi
yang bernama Haaruun bin Saalim. Maka khabar/riwayat ini shahih dan tidak
tersembunyi lagi bahwasannya riwayat ini dan banyak lagi yang lainnya dalam bab
ini telah mencapai derajat mutawatir secara makna. Menolak keseluruhan riwayat
ini (yang berbicara tentang perubahan Al-Qur’an) berkonsekuensi menolak semua
riwayat (yang berasal dari Ahlul-Bait). Aku kira, riwayat-riwayat dalam bab ini
tidaklah lebih sedikit dibandingkan riwayat-riwayat tentang imamah. Nah,
bagaimana masalah imamah itu bisa ditetapkan melalui riwayat ? [Mir-aatul-‘Uquul
fii Syarhi Akhbaari Aalir-Rasuul 12/525].
Berkata Sulthan Muhammad bin Haidar Al-Khurasaaniy :
Berkata Sulthan Muhammad bin Haidar Al-Khurasaaniy :
اعلم،
أنه قد استفاضت الأخبار عن الأئمة الأطهار بوقوف الزيادة والنقيصة والتحريف
والتغيير فيه
”Ketahuilah
bahwasannya telah banyak tersebar khabar-khabar dari para imam yang suci
tentang adanya penambahan, pengurangan, penyimpangan, dan perubahan
Al-Qur’an...” [Bayaanus-Sa’aadah fii
Muqaamaatil-’Ibaadah 1/12].
Adapun beberapa contoh ayat Al-Qur’an versi Syi’ah sebagaimana termaktub dalam sebagian kitab-kitab mereka adalah :
Adapun beberapa contoh ayat Al-Qur’an versi Syi’ah sebagaimana termaktub dalam sebagian kitab-kitab mereka adalah :
QS.
Al-Baqarah ayat 23 :
عن جابر
قال : نزل جبريل عليه السلام بهذا الاية على محمد هكذا : وَإِنْ كُنْتُمْ فِي
رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فِي عَلِيٍّفَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ
Dari
Jaabir ia berkata : Jibril ’alaihis-salaam turun dengan ayat ini kepada
Muhammad : ”Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang
Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) atas ’Ali,
buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu” [Al-Kaafiy 2/381].
QS.
Al-Ma’aarij ayat 1 – 2 :
عن أبي
بصير عن أبي عبد الله عليه السلام : سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ *
لِلْكَافِرينَ بِوِلَايَةِ عَلِي لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ
Dari Abu
Bashiir, dari Abu ’Abdillah ’alaihis-salaam : ”Seseorang
peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi, untuk orang-orang
kafir terhadap wilayah ’Ali, yang
tidak seorang pun dapat menolaknya” [Al-Kafiy 2/390].
QS.
Al-Ahzaab ayat 71 :
عن أبي
بصير عن أبي عبد الله في قوله تعالى : (وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فِي وِلَايَة عَلِي وَوِلَايَةِ الْأَئِمَّةِ مِنْ بَعْدِهِ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا) هكذا نزلت
Dari Abu
Bashiir dari Abu ’Abdillah dalam firman Allah ta’ala : ”Dan
barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya dalam
wilayah ’Ali dan para imam setelahnya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” . Begitulah ayat tersebut
diturunkan ” [Al-Kaafiy 2/372].
QS.
Muhammad ayat 26 :
عن أبي
عبد الله عليه السلام في قوله عز وجل الذي نزل به جبريل عليه السلام على محمد صلى
الله عليه واله وسلم : ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا
نَزَّلَ اللَّهُ فِي عَلِيٍّ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الْأَمْرِ
Dari Abu
’Abdillah ’alaihis-salaam dalam firman Allah ’azza
wa jalla yang
diturunkan melalui perantaraan Jibril ’alaihis-salaam kepada Muhammad shallallaahu
’alaihi wa aalihi wasallam : ”Yang demikian itu karena
sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang
benci kepada apa yang diturunkan Allah dalam hal
(wilayah) ’Ali : "Kami akan mematuhi
kamu dalam beberapa urusan" [Al-Kaafiy 2/388].
Inilah
sedikit info tentang ’aqidah Syi’ah dalam Al-Qur’an. Semoga ada manfaatnya
untuk kewaspadaan kita terhadap syubhat mereka. Hanya kepada Allah lah kita
memohon perlindungan dan petunjuk.
Abul-Jauzaa’ – Senayan, Muharram 1430
Abul-Jauzaa’ – Senayan, Muharram 1430
COMMENTS
kami hanya akan bertanya , siapakah Ali lalu bila
digabungkan dengan Alquran dan Ke Allah SWT itu bagaimana, kemudian MUhammad
itu itu siapa dibandingkan dengan ALI ?
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/03/memang-benar-ada-kitab-suci-lain-selain.html
Sebenarnya pengetahuan ini adalah pengetahuan aksiomatik,
namun banyak ditutup-tutupi oleh orang-orang Syi’ah dengan dalih taqiyyah.
Atau,…. mungkin saja ada orang Syi’ah yang masih awam pengetahuannya akan
keyakinan mereka sendiri yang mengingkarinya. Katanya, riwayat-riwayat yang berkaitan
dengan itu tidak valid.
Berikut
akan saya bawakan riwayat valid menurut penilaian ulama Syi’ah yang menguatkan statement yang ada di judul.
عَلِيُّ بْنُ الْحَكَمِ عَنْ
هِشَامِ بْنِ سَالِمٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ( عليه السلام ) قَالَ إِنَّ
الْقُرْآنَ الَّذِي جَاءَ بِهِ جَبْرَئِيلُ (عليه السلام) إِلَى مُحَمَّدٍ (صلى
الله عليه وآله) سَبْعَةَ عَشَرَ أَلْفَ آيَةٍ
‘Aliy bin
Al-Hakam, dari Hisyaam bin Saalim, dari Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam),
ia berkata : “Sesungguhnya Al-Qur’an yang diturunkan melalui perantaraan Jibril (‘alaihis-salaam)
kepada Muhammad (shallallaahu ‘alaihi wa aalihi) adalah 17.000 ayat” [Al-Kaafiy,
1/643].
Al-Majlisiy
berkata : “Muwatstsaq” [12/525].
Dalam satu
riwayat yang agak panjang, namun saya singkat sebagai berikut :
عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ
أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَجَّالِ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ
عُمَرَ الْحَلَبِيِّ عَنْ أَبِي بَصِيرٍ عَنْ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ( عليه السلام
) قَالَ .......... وَ إِنَّ عِنْدَنَا لَمُصْحَفَ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) وَ
مَا يُدْرِيهِمْ مَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) قَالَ قُلْتُ وَ مَا
مُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) قَالَ مُصْحَفٌ فِيهِ مِثْلُ قُرْآنِكُمْ
هَذَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَ اللَّهِ مَا فِيهِ مِنْ قُرْآنِكُمْ حَرْفٌ وَاحِدٌ قَالَ
قُلْتُ هَذَا وَ اللَّهِ الْعِلْمُ قَالَ إِنَّهُ لَعِلْمٌ وَ مَا هُوَ بِذَاكَ
Beberapa
orang shahabat kami dari Ahmad bin Muhammad, dari ‘Abdullah bin Hajjaaj, dari
Ahmad bin ‘Umar Al-Halabiy, dari Abu Bushair, dari Abu ‘Abdillah ia berkata :
“……Sesungguhnya pada kami terdapat Mushhaf Faathimah (‘alaihas-salaam).
Dan tidaklah mereka mengetahui apa itu Mushhaf Faathimah”. Aku berkata :
“Apakah itu Mushhaf Faathimah (‘alaihas-salaam) ?”. Abu ‘Abdillah
menjawab : “Mushhaf Faathimah itu, di dalamnya tiga kali lebih besar
daripada Al-Qur’an kalian. Demi Allah, tidaklah ada di dalamnya satu huruf
pun dari Al-Qur’an kalian”. Aku berkata : “Demi Allah, ini adalah ilmu” [Al-Kaafiy,
1/239-240].
Al-Majlisiy
berkata : “Shahiih” [3/54].
مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى عَنْ
أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنِ ابْنِ مَحْبُوبٍ عَنِ ابْنِ رِئَابٍ عَنْ أَبِي
عُبَيْدَةَ قَالَ سَأَلَ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ (عليه السلام) بَعْضُ أَصْحَابِنَا
...... فَمُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) قَالَ فَسَكَتَ طَوِيلًا ثُمَّ
قَالَ إِنَّكُمْ لَتَبْحَثُونَ عَمَّا تُرِيدُونَ وَ عَمَّا لَا تُرِيدُونَ إِنَّ
فَاطِمَةَ مَكَثَتْ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ ( صلى الله عليه وآله ) خَمْسَةً وَ
سَبْعِينَ يَوْماً وَ كَانَ دَخَلَهَا حُزْنٌ شَدِيدٌ عَلَى أَبِيهَا وَ كَانَ
جَبْرَئِيلُ ( عليه السلام ) يَأْتِيهَا فَيُحْسِنُ عَزَاءَهَا عَلَى أَبِيهَا وَ
يُطَيِّبُ نَفْسَهَا وَ يُخْبِرُهَا عَنْ أَبِيهَا وَ مَكَانِهِ وَ يُخْبِرُهَا
بِمَا يَكُونُ بَعْدَهَا فِي ذُرِّيَّتِهَا وَ كَانَ عَلِيٌّ ( عليه السلام )
يَكْتُبُ ذَلِكَ فَهَذَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) .
Muhammad
bin Yahyaa, dari Ahmad bin Muhammad, dari Ibnu Mahbuub, dari Ibnu Riaab, dari
Abu ‘Ubaidah, ia berkata : Sebagian shahabat kami bertanya kepada Abu ‘Abdillah
(‘alaihis-salaam) : “…… Lalu tentang Mushhaf Faathimah ?”. Abu
‘Abdillah terdiam beberapa lama, lalu berkata : “Sesungguhnya kalian
benar-benar ingin mempelajari apa-apa yang kalian inginkan dan tidak kalian
inginkan. Sesungguhnya Faathimah hidup selama 75 hari sepeninggal Rasulullah (shallallaahu
‘alaihi wa aalihi). Ia sangat merasakan kesedihan atas kematian ayahnya.
Maka pada waktu itu, Jibriil mendatanginya dan mengucapkan ta’ziyyah atas kematian ayahnya, menghiburnya, serta
mengkhabarkan kepadanya tentang keadaan ayahnya dan kedudukannya (di sisi
Allah). Jibril juga mengkhabarkan kepadanya tentang apa yang akan terjadi
terhadap keturunannya setelah Faathimah meninggal. Dan selama itu, ‘Aliy
mencatatnya (yaitu perkataan Jibril kepada Faathimah). Inilah Mushhaf Faathimah
(‘alaihas-salaam)” [Al-Kaafiy, 1/241].
Al-Majlisiy
berkata : “Shahih” [3/59].
عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ
أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ الْحَكَمِ عَنِ الْحُسَيْنِ بْنِ أَبِي
الْعَلَاءِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ ( عليه السلام ) يَقُولُ إِنَّ
عِنْدِي الْجَفْرَ الْأَبْيَضَ قَالَ قُلْتُ فَأَيُّ شَيْءٍ فِيهِ قَالَ زَبُورُ
دَاوُدَ وَ تَوْرَاةُ مُوسَى وَ إِنْجِيلُ عِيسَى وَ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ ( عليه
السلام ) وَ الْحَلَالُ وَ الْحَرَامُ وَ مُصْحَفُ فَاطِمَةَ مَا أَزْعُمُ أَنَّ
فِيهِ قُرْآناً وَ فِيهِ مَا يَحْتَاجُ النَّاسُ إِلَيْنَا.....
Beberapa
orang shahabat kami, dari Ahmad bin Muhammad, dari ‘Aliy bin Al-Hakam, dari
Al-Husain bin Abi ‘Alaa’, ia berkata : Aku mendengar Abu ‘Abdillah (‘alaihis-salaam)
berkata : “Sesungguhnya di sisi kami terdapat Al-Jafr Al-Abyadl”. Aku berkata : “Apa saja yang terdapat
di dalamnya ?”. Ia menjawab : “Zabuur Daawud, Taurat Muusaa, Injiil ‘Iisaa, shuhuf Ibraahiim (‘alaihis-salaam), halal
dan haram, serta Mushhaf Faathimah. Aku tidak mengatakan di dalamnya ada
Al-Qur’aan. Padanya (Al-Jafr) terdapat semua hal yang dibutuhkan manusia
kepada kami….” [Al-Kaafiy, 1/240].
Al-Majlisiy
berkata : “Hasan” [3/57].
Al-Kulainiy
sendiri dalam kitab Al-Kaafiy membuat bab yang berjudul :
باب فِيهِ ذِكْرُ الصَّحِيفَةِ وَ
الْجَفْرِ وَ الْجَامِعَةِ وَ مُصْحَفِ فَاطِمَةَ (عليها السلام)
“Baab
penyebutan padanya tentang Shahiifah, Al-Jafr, Al-Jaami’ah, dan Mushhaf Faathimah (‘alaihas-salaam)” [Al-Kaafiy,
1/238].
Nah,….
sekarang kita cermati ‘analisis’ orang Syi’ah ini :
Pernyataan
menggelikan yang dilontarkan oleh Ustad salafi ialah adanya Qur’an
orang Syiah yang disebutnya dengan Mushaf Fatimah. “ Al Qur’an
mereka yang berjumlah 17 ribu ayat itu disebut Mushaf Fatimah “. Dalam catatan
kaki, ia mengutipnya, dari kitab Al Kafi, juz 1 halaman 240 – 241.
Padahal,
kalau kita merujuk kepada kitab tersebut, tidak ada satu kata atau
kalimat dimanapun di dalam kitab tersebut yang menyebutkan bahwa Mushaf Fatimah
adalah kitab suci Al Qur’an. Entah darimana Ustad salafi memperoleh
‘mimpi’ bahwa Mushaf Fatimah adalah kitab suci Al Qur’an. Sekedar
pengetahuan buat Ustad salafi bahwa dalam ajaran Syi’ah
( versi orang Syi’ah ) yang kami yakini, Mushaf Fatimah
bukanlah kitab suci Al Qur’an.
Memang,…
dalam riwayat tersebut (yaitu riwayat pertama yang tertulis dalam artikel ini)
tidak menyebutkan kata Mushhaf Faathimah. Namun di situ jelas disebutkan dalam
riwayat bahwa Al-Qur’an yang diturunkan Jibril kepada Muhammad itu 17.000 ayat.Muwatstsaq lagi, kata Al-Majlisiy.
Adapun
tentang Mushhaf Faathimah sendiri, maka ia adalah wahyu yang diturunkan melalui
perantaraan Jibriil sepeninggal Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang besarnya tiga kali dari Al-Qur’an
kaum muslimin. Dan perhatikan dalam keterangan riwayat tentang Al-Jafrul-Abyadl. Mushhaf Faathimah
disandingkan/disejajarkan dengan wahyu Allah (Zabur, Taurat, Shuhuf Ibraahiim, Injil, perkara halal dan
haram).
Maka, kita
dapatkan satu kesimpulan dari riwayat-riwayat di atas yang dihukumimaqbuul oleh Al-Majlisiy bahwa ada dua kitab samawiyyah yang dipegang oleh sekte Syii’ah. Pertama,
Al-Qur’an versi Syi’ah yang terdiri dari 17.000 ayat; dan kedua, Mushhaf
Faathimah - yang juga merupakan wahyu - yang besarnya tiga kali dari Al-Qur’an
yang ada pada kaum muslimin saat ini. Atau, barangkali keduanya adalah satu
barang menilik ukuran (jumlah ayatnya) yang hampir sama.
For
your information. Bahwa al Kulaini (RH) memasukkan hadis di atas dalam Bab An
Nawâdir. Dan, tahukah anda apa yang kami maksudkan dengan An
Nawadir ?. Seperti disebutkan Syeikh Mufîd bahwa para ulama Syi’ah telah
menetapkan bahwa hadis-hadis nawâdir adalah tidak dapat dijadikan pijakan dalam
amalan, sebagaimana istilah nadir ( bentuk tunggal kata Nawâdir) sama dengan
istilah Syâdz. Dan para Imam Syi’ah AS. telah memberikan sebuah kaidah dalam
menimbang sebuah riwayat yaitu hadis syâdz harus ditinggalkan dan kita harus
kembali kepada yang disepakati al Mujma’ ‘Alaih.
Menanggapi hal itu, saya cuma menukil perkataan
Al-Majlisiy saat mengomentari hadits Al-Qur’an yang katanya 17.000 ayat :
موثق، وفي بعض النسخ عن هشام بن
سالم موضع هارون ابن سالم، فالخبر صحيح ولا يخفى أن هذا الخبر وكثير من الأخبار في
هذا الباب متواترة معنى، وطرح جميعها يوجب رفع الاعتماد عن الأخبار رأسا، بل ظني
أن الأخبار في هذا الباب لا يقصر عن أخبار الامامة فكيف يثبتونها بالخبر ؟
”Muwatstsaq.
Dalam sebagian naskah tertulis : ”dari Hisyaam bin Saalim” pada tempat rawi
yang bernama Haaruun bin Saalim. Maka khabar/riwayat ini shahih dan tidak
tersembunyi lagi bahwasannya riwayat ini dan banyak lagi yang lainnya dalam bab
initelah mencapai derajat mutawatir secara makna. Menolak keseluruhan riwayat ini (yang
berbicara tentang perubahan Al-Qur’an) berkonsekuensi menolak semua riwayat
(yang berasal dari Ahlul-Bait). Aku kira, riwayat-riwayat dalam bab ini
tidaklah lebih sedikit dibandingkan riwayat-riwayat tentang imamah. Nah,
bagaimana masalah imamah itu bisa ditetapkan melalui riwayat ? [Mir-aatul-‘Uquul
fii Syarhi Akhbaari Aalir-Rasuul 12/525].
Jadi
menurut Al-Majlisiy, hadits tentang another Qoran adalah mutawatir !! Menolaknya berarti menolak semua
riwayat Ahlul-Bait.
Semoga
keterangan singkat ini ada manfaatnya.
Wallaahu a’lam bish-shawwaab.
NB : Di sini saya tidak menyinggung Al-Jafr, Al-Jaami’ah,
atau yang lain, termasuktahriif Al-Qur’an untuk mempersingkat.
[abul-jauzaa’ – ngaglik, yokyakarta].
Ada kesamaan bantahannya dengan kaum ahmadiyah .
Assalamu'alaikum..
Ustadz, mau tanya, kalau Istilah Mushaf ini, apakah hanya di khususkan untuk al-Quran saja ataukah boleh untuk yang lainnya.? (misal, saya membuat tulisan, kemudian saya membukukan tulisan saya itu, dan saya menyebutnya "Mushaf Saya").
oh iyah ustadz, tolong jelasin juga tentang arti Mushaf, baik secara bahasa maupun secara Istilah Syar'i. dan apakah benar bahwa Mushaf Fatimah itu ada.?
mohon penjelasannya ya Ustadz, saya sedang bingung dalam hal ini..
Ustadz, mau tanya, kalau Istilah Mushaf ini, apakah hanya di khususkan untuk al-Quran saja ataukah boleh untuk yang lainnya.? (misal, saya membuat tulisan, kemudian saya membukukan tulisan saya itu, dan saya menyebutnya "Mushaf Saya").
oh iyah ustadz, tolong jelasin juga tentang arti Mushaf, baik secara bahasa maupun secara Istilah Syar'i. dan apakah benar bahwa Mushaf Fatimah itu ada.?
mohon penjelasannya ya Ustadz, saya sedang bingung dalam hal ini..
17000 ayat dalam 75 hari sisa hidup Fatimah , apakah bisa
dipercaya Jibril menyampaikan ayat sebanyak itu dalam 75 hari saja. Sementara
Alquran saja disampaikan secara perlahan & puluhan tahun jumlah ayatnya
hanya 6236 ayat