http://abul-jauzaa.blogspot.com/2012/05/aliy-bin-abi-thaalib-rasulullah.html
Artikel lain :
Di Blog ini pernah ditulis bahasan berjudul : Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam Tidak
Pernah Berwasiat tentang Kepemimpinan kepada ‘Aliy bin Abi Thaalibradliyallaahu
‘anhu. Di antara dalil yang dibawakan, ada riwayat tentang
pengakuan ‘Aliy bahwa beliaushallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berwasiat tentang kepemimpinan
kepadanya, dengan disertaitakhrij ringkas yang saya mengambil faedah daritakhrij Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arna’uth hafidhahullah. Pada
kesempatan kali ini, saya akan mengulang dan sedikit meluaskan pembahasannya
dengan mengetengahkan beberapa riwayat yang bersumber dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu yang menegaskan permasalahan sebagaimana
tertera pada judul. Semoga Allahta’ala senantiasa memberikan rahmat dan balasan jannah kepada Al-Khulafaaur-Raasyidiin, tidak
terkecuali shahabat mulia : ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu. Dan......
menghancurkan kebusukan Syi’ah Raafidlah sehancur-hancurnya.....
Riwayat ‘Abdullah bin Sabu’ rahimahullah.
Sedikitnya ada lima jalur periwayatan, yaitu :
1. Dari Al-A’masy, dari
Saalim bin Abi Ja’d, dari ‘Abdullah bin Sabu’, dari ‘Aliyradliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Ahmad[1] dalam Al-Musnad 1/30, Ibnu Abi Syaibah[2] dalam Al-Mushannaf 14/596 & 15/118, Ibnu Sa’d[3] dalam Ath-Thabaqaat 3/20, Abu Ya’laa[4] dalam Al-Musnad no. 341, Al-Khallaal[5] dalam As-Sunnah no. 332, Al-Ashbahaaniy[6] dalam Al-Hujjah fii Bayaanil-Mahajjah no. 279, Ibnu ‘Asaakir[7]dalam At-Taariikh 42/538, dan Adl-Dliyaa’[8] dalam Al-Mukhtarah no. 594; semuanya dari jalan Wakii’ : Telah menceritakan
kepada kami Al-A’masy, dari Saalim bin Abi Ja’d, dari ‘Abdullah bin Sabu’, ia
berkata : Aku mendengar ‘Aliy radliyallaahu
‘anhu berkata :
لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا،
فَمَا يَنْتَظِرُ بِي الْأَشْقَى؟ ! قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ،
فَأَخْبِرْنَا بِهِ نُبِيرُ عِتْرَتَهُ، قَالَ: إِذًا تَالَلَّهِ تَقْتُلُونَ بِي
غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا: فَاسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا، قَالَ: لَا، وَلَكِنْ
أَتْرُكُكُمْ إِلَى مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا: فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ إِذَا أَتَيْتَهُ؟ وَقَالَ
وَكِيعٌ مَرَّةً: إِذَا لَقِيتَهُ؟ قَالَ: أَقُولُ: " اللَّهُمَّ تَرَكْتَنِي
فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ، ثُمَّ قَبَضْتَنِي إِلَيْكَ وَأَنْتَ فِيهِمْ، فَإِنْ
شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
"Sungguh
akan diwarnai (darah) dari sini hingga sini, dan tidak menungguku selain
kesengsaraan." Para shahabat bertanya : "Wahai Amirul-Mukminiin beritahukan kepada kami orang itu, agar
kami bunuh keluarganya." Ali berkata; "Kalau begitu, demi Allah,
kalian akan membunuh selain pembunuhku." Mereka berkata : "Angkatlah khalifah pengganti untuk
memimpin kami !". ‘Aliy
menjawab : "Tidak, tapi aku tinggalkan kepada
kalian apa yang telah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam tinggalkan untuk kalian". Mereka bertanya : "Apa yang akan kamu
katakan kepada Rabbmu jika kamu menghadap-Nya?". Dalam kesempatan lain
Wakii' berkata : "Jika kamu bertemu dengan-Nya?" ‘Aliy berkata :
"Aku akan berkata : 'Ya Allah, Engkau tinggalkan aku bersama mereka
sebagaimana tampak bagi-Mu, kemudian Engkau cabut nyawaku dan Engkau bersama
mereka. Jika Engkau berkehendak, perbaikilah mereka dan jika Engkau berkehendak
maka hancurkanlah mereka'" [lafadh dari Ahmad dalam Al-Musnad, 1/130].
Keterangan
para perawinya :
·
Wakii’ bin Al-Jarraah bin Maliih
Ar-Ruaasiy, Abu Sufyaan Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, wafat
tahun 196/197 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1037 no.
7464].
·
Sulaimaan bin Mihraan Al-Asadiy
Al-Kaahiliy – terkenal dengan nama Al-A’masy; seorang yang tsiqah, haafidh,
lagi ‘aalim terhadap qira’aat, wara’,
akan tetapi sering melakukan tadliis. Termasuk thabaqah ke-5,
dan wafat tahun 147/148 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 414 no. 2630].
·
Saalim bin Abi Ja’d Raafi’ Al-Ghaththafaaniy Al-Asyjaa’iy
Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah,
namun banyak melakukan irsal.
Termasuk thabaqah ke-3, dan wafat tahun 97 H/98 H/100 H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 359 no. 2183].
· ‘Abdullah bin Sabu’/Subai’; seorang
yang maqbuul. Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai oleh
An-Nasaa’iy dalam Musnad ‘Aliy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 509 no. 3360].
Sanad
riwayat ini lemah dikarenakan ‘Abdullah bin Sabu’ dan ‘an’anah dari Al-A’masy sedangkan ia seorang mudallis.
Wakii’
dalam membawakan sanad hadits ini mempunyai mutaba’ah dari
a. Muhaadlir bin Al-Muwarri’; sebagaimana
diriwayatkan oleh Ibnu ‘Asaakir[9]dalam At-Taariikh 42/538. Sanad riwayat ini ada kelemahan.
Abu ‘Aliy Ahmad bin Muhammad bin Ibraahiim bin Yazdaad, saya belum menemukan
biografinya. Adapun perawi lain adalah tsiqah, kecuali Muhaadlir, ia seorang yangyang shaduuq, namun
mempunyai beberapa keraguan. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat
tahun 206 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim,
Abu Daawud, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 922 no.
6535]. Khusus
riwayatnya dari Al-A’masy, Ibnu ‘Adiy mengatakan bahwa riwayatnya tersebut
lurus (mustaqiimah).
b. Abu Bakr bin ‘Ayyaasy; sebagaimana
diriwayatkan oleh Al-Laalikaa’iy[10] dalamSyarh Ushuulil-I’tiqaad 1/664-665 no. 1209 dan Ibnu ‘Asaakir[11] dalam At-Taariikh 42/538-539, keduanya dari jalan Muhammad
bin ‘Abdirrahmaan bin Al-‘Abbaas, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin Haaruun, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ishaaq bin
Ibraahiim Asy-Syahiidiy, ia berkata : Aku mendengar Abu Bakr bin ‘Ayyaasy
berkata dengan menyebutkan khutbah ‘Aliy di atas. Ishaaq bin Ibraahiim
An-Nahdiy berkata :
سَمِعْتُ أَبَا بَكْرِ بْنَ
عَيَّاشٍ، يَقُولُ: عِنْدِي فِي هَذَا الْحَدِيثِ إِسْنَادٌ جَيِّدٌ أَخْبَرَنِي
الأَعْمَشُ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ،
أَنَّ عَلِيًّا خَطَبَهُمْ بِهَذِهِ الْخُطْبَةِ
“Aku
mendengar Abu Bakr bin ‘Ayyaasy berkata : ‘Menurutku, hadits ini sanadnya jayyid (baik). Telah mengkhabarkan kepadaku Al-A’masy,
dari Saalim bin Abi Ja’d, dari ‘Abdullah bin Sabu’, bahwasannya ‘Aliy
berkhutbah kepada mereka dengan khutbah tersebut” [selesai].
Keterangan
para perawinya :
· Muhammad bin
‘Abdirrahmaan bin Al-‘Abbaas bin ‘Abdirrahmaan bin Zakariyyaa, Abu Thaahir
Al-Mukhallish; seorang yang tsiqah. Lahir tahun 305 H dan wafat
tahun 393 H [Taariikh Baghdaad 3/558-559 no. 1074 danMishbaahul-Ariib 3/166
no. 24403].
· Muhammad bin Haaruun bin ‘Abdillah bin Humaid bin Sulaimaan bin Mayyaah,
Abu Haamid Al-Hadlramiy – terkenal dengan nama Al-Ba’raaniy; seorang yang tsiqah. Lahir tahun 225 H/230 H, dan wafat tahun
321 H [Taariikh Baghdaad 4/569-571 no. 1733 dan Misbaahul-Ariib 3/244 no. 26024].
· Ishaaq bin Ibraahiim bin Habiib bin
Asy-Syahiid, Abu Ya’quub Al-Bashriy Asy-Syahiidiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 257 H. Dipakai oleh
Abu Daawud dalam Al-Maraasiil, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 125 no. 326].
· Abu
Bakr bin ‘Ayyaasy bin Saalim Al-Asadiy Al-Kuufiy Al-Muqri’ Al-Hanaath; seorang
yang tsiqah lagi ‘aabid, namun ketika beranjak tua, hapalannya
berubah/jelek, dan kitabnya adalah shahih. Termasuk thabaqahke-7, lahir tahun 95 H/96 H/100 H, dan
wafat tahun 194 H atau dikatakan setahun atau dua tahun sebelum itu. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1118 no. 8042].
Faedah :
ü Al-Laalikaa’iy dalam hadits yang ia
bawakan menisbatkan Ishaaq bin Ibraahiim dengan An-Nahdiy. Ini keliru, sebab
yang terkenal menjadi murid Abu Bakr bin ‘Ayyaasy itu bukan An-Nahdiy, akan
tetapi Asy-Syahiidiy. Inilah yang disebutkan Ibnu ‘Asaakir.
ü Perkataan Abu Bakr bin ‘Ayyaasy terhadap
penghukuman sanad hadits yang ia bawakan (dari Al-A’masy, dari Saalim, dari
‘Abdullah bin Sabu’, dari ‘Aliy) adalah shahih sanadnya sampai kepadanya. Dan
sebagaimana telah dimaklumi bahwa tashhih seorang ulama terhadap sanad tertentu (mu’ayyan)
dianggap merupakan tautsiq terhadap para perawinya. Oleh karena itu,
penghukuman Abu Bakr bin ‘Ayyaasy ini mengkonsekuensikan adanya tautsiq (atau ta’dil secara umum) terhadap para perawinya,
termasuk ‘Abdullah bin Sabu’. Oleh karena itu, – minimal - terangkatlahjahalatul-‘ain-nya
meskipun dalam kitab al-jarh wat-ta’diil ia hanya ditautsiq oleh Ibnu Hibbaan yang
terkenal mutasahil dalam pentautsiqan perawimajhuul.
Penghukuman Ibnu Hajar dalam At-Taqriib dengan maqbuul bisa dibenarkan, karena perawi yang dihukumi
dengan status ini adalah diterima jika ada mutaba’ah-nya.
2. Dari
Al-A’masy, dari Salamah bin Kuhail, dari ‘Abdullah bin Sabu’, dari ‘Aliyradliyallaahu
‘anhu.
Riwayat Abu
Bakr bin ‘Ayyaasy dari Al-A’masy yang disebutkan di atas terdapat perselisihan.
Diriwayatkan
oleh Ahmad[12] dalam Al-Musnad 1/156 & dalam Al-Fadlaail no. 1211 dan darinya Ibnu ‘Asaakir[13] dalam At-Taariikh 42/539-540 : Telah menceritakan kepada
kami Aswad bin ‘Aamir, ia berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Bakr
bin ‘Ayyaasy, dari Al-A’masy, dari Salamah bin Kuhail, dari ‘Abdullah bin Sabu’,
ia berkata : ‘Aliy berkhutbah kepada kami : ...... (dengan khutbah semisal di
atas)....”.
Keterangan
para perawinya :
· Al-Aswad bin ‘Aamir, Abu ‘Abdirrahmaan
Asy-Syaamiy, terkenal dengan nama Syaadzaan; seorang
yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-9, wafat
tahun 208 H di Baghdaad. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 146 no.
508].
· Salamah
bin Kuhail bin Hushain Al-Hadlramiy, Abu Yahyaa Al-Kuufiy At-Tana’iy; seorang
yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-4. Dipakai
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [lihat : Taqriibut-Tahdziib, hal. 402 no.
2521].
Abu Bakr
bin ‘Ayyaasy dalam sanad riwayat ini mempunyai mutaba’ah dari :
a. Jariir
bin ‘Abdil-Hamiid.
Diriwayatkan
oleh Abu Ya’laa[14] dalam Al-Musnad no. 590 dan darinya Adl-Dliyaa’[15] dalam Al-Mukhtarah no. 595, Al-Mahaamiliy[16] dalam Al-Amaaliyno. 198, dan Ibnu ‘Asaakir[17] dalam At-Taariikh 42/540.
Jariir bin ‘Abdil-Hamiid bin Qurth Adl-Dlabbiy, Abu ‘Abdillah
Ar-Raaziy Al-Kuufiy Al-Qaadliy; seorang yang tsiqah shahiihul-kitaab (107/110-188 H).
Termasukthabaqah ke-8, dan wafat tahun 188 H. Dipakai Al-Bukhaariy,
Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 196 no.
924].
b. ‘Abdullah
bin Daawud Al-Khuraibiy.
Diriwayatkan
oleh Al-Aajurriy[18] dalam Asy-Syarii’ah 3/267-268, Al-Mahaamily[19] dalam Al-Amaaliy no. 150, Ibnu ‘Asaakir[20] dalam At-Taariikh42/541 dan Al-Mizziy[21] dalam Tahdziibul-Kamaal 15/5.
‘Abdullah bin Daawud bin ‘Aamir Al-Hamdaaniy Asy-Sya’biy, Abu
‘Abdirrahmaan Al-Khuraibiy; seorang yang tsiqah lagi ‘aabid. Termasuk thabaqah ke-9, wafat
tahun 213 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy,
dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 503 no. 3317].
3. Dari
Al-A’masy, dari Saalim bin Abi Ja’d dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu (secara mursaltanpa menyebutkan ‘Abdullah bin Sabu’ ).
Diriwayatkan
oleh ‘Abdullah bin Ahmad[22] dalam As-Sunnah no. 1249 & 1317 : Telah menceritakan
kepada kami ‘Utsmaan bin Abi Syaibah : Telah mengkhabarkan kepada kami Yahyaa
bin Yamaan, dari Sufyaan Ats-Tsauriy, dari Al-A’masy, dari Saalim bin Abi Ja’d,
ia berkata : Dikatakan kepada ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu : .....(atsar)...”.
Sanad riwayat ini lemah.
Keterangan para perawinya :
· ‘Utsmaan bin Muhammad bin Ibraahiim bin ‘Utsmaan Al-‘Absiy Abul-Hasan bin
Abi SyaibahAl-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi haafidh. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun
156 H, dan wafat tahun 239 H.
Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Tahdziibut-Tahdziib, 7/151].
· Yahyaa bin Yamaan Al-‘Ijliy, Abu Zakariyyaa Al-Kuufiy;
seorang yangshaduuq, namun banyak melakukan kekeliruan dan berubah hapalannya di akhir
usianya. Termasuk thabaqah ke-9, wafat
tahun 189 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1070 no.
7729].
· Sufyaan
bin Sa’iid bin Masruuq Ats-Tsauriy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah, haafidh, faqiih, ‘aabid, imam, lagi hujjah. Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 97
H, dan wafat tahun 161 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 394
no. 2458].
4. Dari Bakr bin Bakr,
dari Hamzah Az-Zayyaat, dari Hakiim bin Jubair, dari Saalim bin Abi Ja’d
dari ‘Aliy – secara mursal tanpa menyebutkan Ibnu Sabu’.
Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d[23] dalam Ath-Thabaqaat 3/29, Abu Nu’aim[24] dalamAkhbaar
Ashbahaan 2/166 & 2/201,
Ibnu Mandah[25] dalam Hadiits-nya no. 24,
dan Ibnu ‘Asaakir[26] dalam At-Taariikh 42/537; semuanya dari jalan Bakr bin
Bakr, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Hamzah Az-Zayyaat, dari
Hakiim bin Jubair, dari Saalim bin Abi Ja’d dari ‘Aliy – tanpa
menyebutkan ‘Abdullah bin Sabu’ sebagaimana riwayat jama’ah.
Sanadnya lemah dikarenakan Bakr bin Bakkaar dan Hakiim
bin Jubair.
Keterangan para perawinya :
· Bakr bin Bakkaar, Abu
‘Amru Al-Qaisiy. Jumhur ulama melemahkannya [Lisaanul-Miizaan, 2/339-340
no. 1566 dan Mishbaahul-Ariib 1/254 no. 5066].
· Hamzah bin
Habiib bin ‘Ammaarah Az-Zayyaat Al-Qaari’, Abu ‘Ammaarah Al-Kuufiy At-Taimiy; seorang yang shaduuq, zaahid, namun kadang
ragu. Termasuk thabaqah ke-7, lahir tahun 80 H, dan wafat 156
H/157 H. Dipakai oleh Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 271 no. 1526]. Namun yang benar ia
seorang yang lebih mendekati tsiqah. Telah di-tsiqah-kan
oleh Ahmad, Ibnu Ma’iin, Ibnu Hibbaan, Al-‘Ijliy, dan Al-Fasawiy. An-Nasaa’iy
berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Ibnu Sa’d berkata : “Ia seorang laki-laki
shaalih, memiliki beberapa hadits, shaduuq, lagi shaahibus-sunnah”.
Adapun Al-Azdiy dan As-Saajiy mengkritik bahwa ia jelek hapalannya [lihat
: Tahriirut-Taqriib, 1/322 no. 1518].
· Hakiim bin Jubair Al-Kuufiy Al-Asadiy; seorang yang dla’iif dan
dituduh ber-tasyayyu’. Termasuk thabaqah ke-5. Dipakai
oleh Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 265 no. 1476].
Tidak diragukan bahwa perawi yang gugur dalam sanad nomor
3 dan 4 adalah ‘Abdullah bin Sabu’. Ibnu ‘Asaakir rahimahullah berkata :
سالم لم يسمعه من علي، وإنما
يرويه عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سبع.
“Saalim
tidak mendengarnya dari ‘Aliy. Ia hanyalah meriwayatkannya melalui perantaraan
‘Abdullah bin Sabu’” [Taariikh Dimasyq, 42/537].
Catatan :
Riwayat ini (no. 4) bisa digunakan sebagai qarinah tarjih dalam idlthirabsanad Al-A’masy.
5. Dari
Abaan bin Taghlib, dari Salamah bin Kuhail, dari ‘Abdullah bin Sabu’.
Diriwayatkan
oleh Ibnu ‘Asaakir[27] dalam At-Taariikh 42/541 : Telah memberitakan kepada kami
Abu Bakr Asy-Syiiruwiy, dan telah menceritakan kepada kami Abul-Mahaasin
‘’Abdurrazzaaq bin Muhammad darinya (ح).
Dan telah mengkhabarkan kepada kami Abul-Qaasim Al-Waasithiy : Telah mengkhabarkan
kepada kami Abu Bakr Al-Khathiib; mereka berdua (Abu Bakr Al-Khathiib dan Abu
Bakr Asy-Syiiruwiy) berkata : Telah mengkhabarkan kepada kami Al-Qaadliy Abu
Bakr Al-Hiiriy : Telah menceritakan kepada kami Abul-‘Abbaas Muhammad bin
Ya’quub Al-Asham : Telah menceritakan kepada kami Abul-Hasan ‘Aliy bin Muhammad
bin Habiibah Al-Qurasyiy : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Al-Hasan
bin Al-Furaat Al-‘Iraar : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin ‘Umar,
dari Abaan bin Taghlab, dari Salamah bin Kuhail, dari ‘Abdullah bin Sabu’, ia
berkata : Telah berkata ‘Aliy tiga tahun sebelum ia dibunuh :
“.....(al-atsar)...”.
Melihat
beberapa jalan riwayat di atas nampak bahwasannya jalan riwayat ‘Abdullah bin
Sabu’ ini yang raajih adalah dari jalan Saalim bin Abi Ja’d dari
‘Abdullah bin Sabu’ –wallaahu a’lam –. Atau bisa jadi jalan riwayat Salamah
bin Kuhail, dari ‘Abdullah bin Sabu’ juga mahfudh; atau dengan kata lain : ‘Abdullah bin
Sabu’ mempunyai dua jalan, yaitu dari Saalim bin Abi Ja’d dan Salamah bin Kuhail.
Dalam hal ini, Al-A’masy meriwayatkan dari dua jalan tersebut.
Kesimpulan
riwayat ‘Abdullah bin Sabu’ ini adalah lemah dengan sebab ‘an’anah Al-A’masy dan majhuul-haal-nya ‘Abdullah bin Sabu’.
Riwayat
Tsa’labah bin Yaziid rahimahullah.
Diriwayatkan
oleh Al-Bazzaar[28] dalam Al-Bahr no. 871 & dalam Kasyful-Astaar3/204-205 no. 2572, Al-Baihaqiy[29] dalam Ad-Dalaail 6/439 & dalam Al-Qadlaa’ no. 404, dan Ibnu ‘Asaakir[30] dalam At-Taariikh 42/542; semuanya berasal dari jalan
Abul-Jawaab, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami ‘Ammaar bin Ruzaiq,
dari Al-A’masy, dari Habiib bin Abi Tsaabit, dari Tsa’labah bin Yaziid
Al-Himmaaniy, ia berkata :
قَالَ عَلِيٌّ: " وَالَّذِي
فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ النَّسَمَةَ، لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ
لِلِحْيَتِهِ مِنْ رَأْسِهِ فَمَا يُحْبَسُ أَشْقَاهَا، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ سُبَيْعٍ: وَاللَّهِ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، لَوْ أَنَّ رَجُلا فَعَلَ
ذَلِكَ أَبَرْنَا عِتْرَتَهُ، قَالَ: قَالَ: أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ، أَنْ تَقْتُلَ
بِي غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، أَلا تَسْتَخْلِفُ
عَلَيْنَا؟ قَالَ: لا، وَلَكِنِّي أَتْرُكُكُمْ كَمَا تَرَكَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَمَاذَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ إِذَا أَتَيْتَهُ وَقَدْ تَرَكْتَنَا هَمَلا، قَالَ: أَقُولُ لَهُمُ
اسْتَخْلَفْتَنِي فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ ثُمَّ قَبَضْتَنِي وَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ
‘Aliy
berkata : “Demi Dzat yang menumbuhkan biji-bijian dan menciptakan semua jiwa.
Sungguh akan diwarnai darah dari sini hingga sini, yaitu dari kepala hingga
jenggot. dan tidak menungguku selain kesengsaraan”. ‘Abdullah bin Subai’ berkata : “Demi Allah wahai Amiirul-mukminiin, seandainya ada seorang laki-laki yang
melakukan hal itu, sungguh akan kami binasakan keluarganya”. ‘Aliy
berkata : “Aku bersumpah kepada Allah bahwasannya engkau membunuh orang yang
tidak membunuhku”. Mereka berkata : “Wahai Amiirul-mukminiin, tidakkah engkau mengangkat khalifah
pengganti untuk kami ?”. ‘Aliy menjawab : “Tidak. Akan tetapi aku akan
meninggalkan kalian sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallamtelah meninggalkan kalian (tanpa
mengangkat khalifah pengganti)”. ‘Abdullah bin Subai’ berkata : “Lalu, apakah
yang akan engkau katakan kepada Rabbmu apabila engkau menemui-Nya dimana engkau
meninggalkan kami mengurus keadaan kami sendiri ?”. ‘Aliy menjawab : “Aku
berkata : Engkau telah mengangkat aku sebagai khalifah di tengah-tengah mereka
sesuai kehendak-Mu, kemudian engkau mematikanku dan aku tinggalkan Engkau di
tengah-tengah mereka””.
Sanad
riwayat ini lemah karena ‘an’anah Al-A’masy dan Habiib bin Abi Tsaabit,
serta kelemahan Tsa’labah bin Yaziid.
Keterangan
para perawinya :
· Al-Ahwash bin
Jawwaab Adl-Dlabbiy, Abul-Jawwaab Al-Kuufiy; seorang yangshaduuq, namun
kadang ragu. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 211 H.
Dipakai oleh Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 121 no. 291].
· ‘Ammaar bin
Ruzaiq Adl-Dlabbiy/At-Tamiimiy, Abul-Ahwash Al-Kuufiy; seseorang yang
dikatakan oleh Ibnu Hajar : ‘Tidak mengapa dengannya (laa ba’sa bih)’.
Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 159 H. Dipakai oleh
Muslim, Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 708 no. 4855].
· Habiib
bin Abi Tsaabit Qais bin Diinaar, Abu Yahyaa Al-Kuufiy; seorang yangtsiqah, faqiih, lagi jaliil, namun banyak melakukan tadlis dan irsal. Termasukthabaqah ke-3, dan wafat tahun 119 [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 218 no. 1092].
· Tsa’labah bin
Yaziid Al-Himmaaniy Al-Kuufiy; seorang yang dikatakan Ibnu Haajar : “shaduuq,
syii’iy. Termasuk thabaqah ke-3. Dipakai oleh An-Nasaa’iy
dalamMusnad ‘Aliy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 189 no. 855].
Namun yang benar ia seorang yang dla’iif [Tahriirut-Taqriib 1/200
no. 847, dan Tahdziibul-Kamaal 4/399 no. 849].
Dalam hal
ini, Tsa’labah bin Yaziid menjadi syahid atas perkataan ‘Abdullah bin Sabu’
dalam riwayat sebelumnya.
Riwayat
Syaqiiq Abu Waail rahimahullah.
Diriwayatkan
oleh Ibnu Abi ‘Aashim[31] dalam As-Sunnah no. 1158 & 1221, Al-Bazzaar[32] dalam Al-Bahr no. 565 & dalam Kasyful-Astaar 3/164 no. 2486, Al-Haakim[33] dalam Al-Mustadrak 3/79, Al-Baihaqiy[34] dalam Al-Kubraa 8/149 & dalamAd-Dalaail 7/223 & dalam Al-I’tiqaad hal. 502, Ibnul-Bakhtariy[35] dalam Al-Amaaliy no. 42, dan Ibnu ‘Asaakir[36] dalam At-Taariikh 42/536-537; semuanya dari jalan Syabbaabah
bin Sawwaar : Telah menceritakan kepada kami Syu’aib bin Maimuun, dari Hushain
bin ‘Abdirrahmaan, dari Asy-Sya’biy, dari Syaqiiq, ia berkata :
قِيلَ لِعَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ: أَلا تَسْتَخْلِفُ ؟ قَالَ: مَا اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْتَخْلِفُ، وَإِنْ يُرِدِ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى
بِالنَّاسِ خَيْرًا فَسَيَجْمَعْهُمْ عَلَى خَيْرِهِمْ، كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ
نَبِيِّهِمْ عَلَى خَيْرِهِمْ
Dikatakan
kepada ‘Aliy : “Tidakkah engkau mengangkat pengganti (khalifah) ?”. Ia menjawab
: “Rasululah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak mengangkat pengganti hingga aku harus mengangkat pengganti. Seandainya Allah tabaaraka wa ta’ala menginginkan kebaikan kepada manusia, maka
Ia akan menghimpun mereka di atas orang yang paling baik di antara mereka
sebagaimana Ia telah menghimpun mereka sepeninggal Nabi mereka di atas orang
yang paling baik di antara mereka” [lafadh dari Al-Bazzaar].
Sanad ini
lemah karena Syu’aib bin Maimuun. Selain itu juga tidak diketahui apakah ia
mendengar hadits dari Hushain bin ‘Abdirrahmaan sebelum atau setelah ikhtilaath-nya.
Keterangan
para perawinya :
· Syabbaabah bin Sawwaar
Al-Fazaariy, Abu ‘Amru Al-Madaniy; seorang yang tsiqahlagi haafidh, namun dituduh berpemikiran irjaa’. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 204
H/205 H/206 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy,
An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal.439 no. 2748].
· Syu’aib bin Maimuun
Al-Waasithiy; seorang yang dla’iif namun ‘aabid (ahli
ibadah). Termasuk thabaqah ke-3. Dipakaioleh An-Nasaa’iy dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib bersama Tahriir
At-Taqriib, 2/118 no. 2807].
· Hushain bin
‘Abdirrahmaan As-Sulamiy, Abul-Hudzail Al-Kuufiy; seorang yang tsiqahnamun
berubah hapalannya di akhir hayatnya. Termasuk thabaqah ke-5,
lahir tahun 43 H, dan wafat tahun 136 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 253 no. 1378].
· ‘Aamir bin
Syaraahiil Abu ‘Amru Al-Kuufiy – terkenal dengan nama Asy-Sya’biy; seorang
yang tsiqah, masyhuur, faqiih, lagi
mempunyai keutamaan. Termasukthabaqah ke-3, dan wafat tahun
103/104/105/106/107/110 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 475-476
no. 3109].
· Syaqiiq bin Salamah Al-Asadiy, Abu Waail Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-2, wafat pada
pemerintahan ‘Umar bin ‘Abdil-‘Aziiz. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 439 no. 2832].
Ketika
menyebutkan biografi Syu’aib bin Maimuun, Ibnu Hajar rahimahullah menukil perkataan Muhammad bin Abaan
Al-Waasithiy bahwa hadits di atas termasuk di antara hadits-hadits munkar
Syu’aib, dimana hadits itu ma’ruuf dari riwayat Al-Hasan bin ‘Umaarah, dari
Waashil bin Hayyaan, dari Syaqiiq Abu Waail [Tahdziibut-Tahdziib,
4/357].
Akan tetapi
Al-Bazzaar rahimahullah setelah membawakan riwayat tersebut
berkata :
لا نَعْلَمُهُ يُرْوَى عَنْ
شَقِيقٍ، عَنْ عَلِيٍّ إِلا بِهَذَا الإِسْنَادِ
“Kami tidak
mengetahui hadits tersebut diriwayatkan dari Syaqiiq, dari ‘Aliy, kecuali
dengan sanad ini” [Kasyful-Astaar no. 2484].
Artinya,
riwayat yang berasal Syaqiiq dari ‘Aliy menurut Al-Bazzaar hanyalah berasal
dari jalan Syu’aib bin Maimuun ini, bukan dari jalan yang lain.
Riwayat
‘Amru bin Sufyaan rahimahullah.
Ada enam
jalur periwayatan, yaitu :
1. Dari
Sufyaan, dari Al-Aswad bin Qais, dari seorang laki-laki, dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan
juga oleh Ahmad[37] dalam Al-Musnad 1/114 & dalam Al-Fadlaail no. 477, ‘Abdullah bin Ahmad[38] dalam As-Sunnah no. 1327 & 1333, Ad-Daaruquthniy[39] dalam Al-‘Ilal 4/87 & 4/87-88, dan Nu’aim bin Hammaad[40]dalam Al-Fitan no. 174 & 196; dari tiga jalan
(‘Abdurrazzaaq, Zaid bin Hubbaab, dan Abu Yahyaa Al-Himmaaniy), semuanya dari
jalan Sufyaan Ats-Tsauriy, dari Al-Aswad bin Qais, dari seorang laki-laki, dari
‘Aliy radliyallaahu
‘anhu, bahwasannya
ia pernah berkata saat perang Jamal :
إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا عَهْدًا نَأْخُذُ بِهِ فِي
إِمَارَةِ، وَلَكِنَّهُ شَيْءٌ رَأَيْنَاهُ مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِنَا، ثُمَّ
اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ، رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى أَبِي بَكْرٍ، فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى عُمَرَ، فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ الدِّينُ بِجِرَانِهِ "
“Sesungguhnya
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah berwasiat/mengamanatkan kepada kami satu wasiatpun
yang mesti kami ambil dalam masalah kepemimpinan. Akan tetapi hal itu adalah sesuatu yang
kita pandang menurut pendapat kita, kemudian diangkatlah Abu Bakr menjadi
Khalifah, semoga Allah mencurahkan rahmatnya kepada Abu Bakr. Ia menjalankan (tampuk
pimpinan) dan istiqamah di dalam menjalankannya, kemudian diangkatlah ‘Umar
menjadi Khalifah semoga Allah mencurahkan rahmatnya kepada ‘Umar maka dia
menjalankan (tampuk pimpinan) dan istiqamah di
dalam menjalankannya sampai agama ini berdiri kokoh karenanya” [lafadh milik Ahmad].
Keterangan
para perawinya :
· ‘Abdurrazzaaq bin Hammaam bin Naafi’ Al-Humairiy
Al-Yamaaniy, Abu Bakr Ash-Shan’aaniy; seorang tsiqah, haafidh,
penulis terkenal, namun kemudian mengalami kebutaan sehingga berubah hapalannya
di akhir umurnya. Termasuk thabaqah ke-9, lahir tahun 126, dan wafat tahun 211
H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, At-Tirmidziy, dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 607 no. 4092].
NB :
Riwayat Ahmad darinya adalah shahih, karena diambil sebelum berubah hapalannya.
Ahmad berkata : “Kami menemui ‘Abdurrazzaaq sebelum tahun 200 H yang waktu itu
penglihatannya masih baik/sehat. Barangsiapa yang mendengar darinya setelah
hilang penglihatannya (buta), maka penyimakan haditsnya itu lemah (dla’iifus-samaa’)”
[Taariikh Abi Zur’ah, hal. 215 no. 1160, ta’liq : Khaliil
Al-Manshuur; Cet. Daarul-Kutub Al-‘Ilmiyyah, Cet. 1/1417].
· Zaid bin Al-Hubbaab bin
Ar-Rayyaan/Ruumaan At-Tamiimiy, Abul-Hasan Al-‘Ukliy Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, namun sering keliru
dalam hadits Ats-Tsauriy. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 230
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Qiraa’ah, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal.
351-352 no. 2136].
· Abu Yahyaa Al-Himmaaniy, namanya adalah : ‘Abdul-Hamiid bin
‘Abdirrahmaan; seorang yang shaduuq, namun sering keliru (yukhthi’).
Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 202
H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, dan Ibnu Maajah
[Taqriibut-Tahdziib, hal. 566 no. 3795].
Namun yang benar ia adalah seorang yang shaduuq, hasanul-hadiits. Telah ditsiqahkan oleh
Ibnu Ma’iin dalam mayoritas riwayat, An-Nasaa’iy dalam satu riwayat,
Ibnul-Qaani’, dan Ibnu Hibbaan. Didla’ifkan oleh Ahmad, Ibnu Sa’d, dan
Al-‘Ijliy dimana kemungkinan pendla’ifan ini dengan sebab ‘aqidah irjaa’yang dituduhkan kepadanya
[Tahriirut-Taqriib, 2/300-301 no. 3771 – dan tidak dikomentari oleh Dr.
Al-Fakhl dalam Kasyful-Iihaam].
· Sufyaan
Ats-Tsauriy; telah lewat keterangan tentangnya.
· Al-Aswad
bin Qais Al-‘Abdiy/Al-‘Ijliy, Abu Qais Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah. Termasuk thabaqah ke-4. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 146 no.
511].
· ‘Amru bin Sufyaan Ats-Tsaqafiy; akan dibahas kemudian.
2. Dari
Sufyaan, dari Al-Aswad bin Qais, dari ‘Amru bin Sufyaan, dari ‘Aliy.
Diriwayatkan
oleh ‘Abdullah bin Ahmad[41] dalam As-Sunnah no. 1334, Ad-Daaruquthniy[42] dalam Al-‘Ilal 4/86, Al-Baihaqiy[43] dalam Ad-Dalaail 6/439 & dalam Al-I’tiqaad hal. 502-503, Al-Khathiib[44] dalam At-Taariikh 4/276-277, Al-Jurjaaniy[45] dalam Al-Amaaliy no. 13; dari dua jalan (‘Ishaam bin
An-Nu’maan dan Al-Husain bin Al-Waliid), semuanya dari jalan Sufyaan, dari
Al-Aswad bin Qais, dari Sa’iid bin ‘Amru, ia berkata : ‘Aliy pernah berkhutbah
kepada kami pada saat perang Jamal, ia berkata : “.....(al-atsar)...”.
Keterangan
para perawinya :
· ‘Ishaam
bin An-Nu’maan; belum diketemukan biografinya.
· Al-Husain bin
Al-Waliid Al-Qurasyiy, Abu ‘Aliy/Abu ‘Abdillah Al-Faqiih An-Naisaabuuriy
– laqab-nya adalah Kumail; seorang yang tsiqah.
Termasukthabaqah ke-8, dan wafat tahun 202 H/203 H di Naisabuur.
Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara muallaq, Abu Daawud dalam Al-Masaail,
dan An-Nasaa’iy [Taqriibut-Tahdziib, hal. 251 no. 1368].
Ad-Daaruquthniy
dalam Al-‘Ilal 4/85 dan Al-Khathiib dalam Al-Fawaaid Ash-Shihhaah wal-Gharaaib menyebutkan bahwa jalan Ats-Tsauriy ini
juga dibawakan oleh Yahyaa bin Yamaan.
Yahyaa bin Yamaan Al-‘Ijliy, Abu Zakariyyaa Al-Kuufiy; seorang
yang shaduuq, namun banyak melakukan kekeliruan dan
berubah hapalannya di akhir usianya. Termasuk thabaqah ke-9, wafat
tahun 189 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 1070 no.
7729].
Namun saya belum menemukan sanad lengkapnya dari kitab-kitab
hadits yang ada.
Adz-Dzahabiy rahimahullah setelah menyebutkan riwayat tersebut,
berkata : “Sanadnya hasan” [Taariikh Al-Islaam].
3. Dari
Sufyaan, dari Al-Aswad bin Qais, dari Sa’iid bin ‘Amru bin Sufyaan, dari
ayahnya, dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan
oleh ‘Abdullah bin Ahmad[46] dalam As-Sunnah no. 1336, Ad-Daaruquthniy[47] dalam Al-‘Ilal 4/86-87, Al-Baihaqiy[48] dalam Al-I’tiqaad hal. 503-504, Al-‘Uqailiy[49] dalam Adl-Dlu’afaa’ 1/165, dan Adl-Dliyaa’[50] dalam Al-Mukhtarah no. 470-471; semuanya dari jalan Abu
‘Aashim An-Nabiil, dari Sufyaan, dari Al-Aswad bin Qais, dari Sa’iid bin ‘Amru
bin Sufyaan, dari ayahnya, ia berkata : ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu pernah berkhutbah dan berkata :
“.....(al-atsar)...”.
Adl-Dlahhaak
bin Makhlad bin Adl-Dlahhaak bin Muslim bin Adl-Dlahhaak Asy-Syaibaaniy, Abu
‘Aashim An-Nabiil Al-Bashriy; seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-9, dan wafat tahun 212 H atau
setelahnya. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 459
no. 2994]. Adapun Sa’iid
bin ‘Amru bin Sufyaanmajhuul.
Ibnu Abi
Haatim rahimahullah berkata :
سَعِيدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ
سُفْيَانَ، رَوَى عَنْ أَبِيهِ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، رَوَى عَنْهُ الأَسْوَدُ
بْنُ قَيْسٍ فِي حَدِيثٍ تَفَرَّدَ أَبُو عَاصِمٍ النَّبِيلُ فِي إِدْخَالِهِ
سَعِيدٍ فِي الإِسْنَادِ فِيمَا رَوَاهُ، عَنِ الثَّوْرِيِّ، عَنِ الأَسْوَدِ،
وَلَا يُتَابَعُ عَلَيْهِ
“Sa’iid bin
‘Amru bin Sufyaan. Meriwayatkan dari ayahnya yang bernama ‘Amru bin Sufyaan.
Meriwayatkan darinya Al-Aswad bin Qais dalam hadits dimana Abu ‘Aashim
An-Nabiil bersendirian dalam measukkan Sa’iid dalam sanad riwayat yang ia
bawakan dari Ats-Tsauriy, dari Al-Aswad. Ia tidak mempunyai mutaba’ah” [Al-Jarh wat-Ta’diil 4/56 dan Al-Mukhtarah di bawah no. 472].
4. Dari
Sufyaan, dari Al-Aswad bin Qais, dari ayahnya, dari ‘Amru bin Sufyaan, dari
‘Aliy radliyallaahu
‘anhu.
Diriwayatkan
juga oleh Aslam bin Sahl[51] dalam Taariikh Al-Waasith no. 303 : Telah menceritakan kepada kami
Muhammad bin ‘Abdil-Malik, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Fadhl
bin Syu’aib, ia berkata : Telah menceritakan kepada kami Ibnu Syihaab
‘Abdurrabih bin Naafi’, dari Sufyaan Ats-Tsauriy, dari Al-Aswad bin Qais, dari
ayahnya, ia berkata : Dari ‘Amru bin Sufyaan : telah berkata ‘Aliy ridlwaanullahi ‘alaih pada waktu perang Jamaal :
“.....(al-atsar).....”.
Fadhl bin
Syu’aib mempunyai mutaba’ah dari Muhammad bin Khaalid bin ‘Abdillah.
Sanad riwayat ini lemah.
Keterangan para perawinya :
·
Muhammad bin ‘Abdil-Malik
bin Marwaan bin Al-Hakam Al-Waasithiy, Abu Ja’far Ad-Daqiiqiy; seorang yang shaduuq. Termasuk thabaqah ke-11, lahir tahun
185 H, dan wafat tahun 266 H di Baghdaad. Dipakai oleh Abu Daawud dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 873 no. 6141].
· Fadhl bin Syu’aib;
belum ditemukan biografinya.
·
Muhammad bin Khaalid bin ‘Abdillah bin
‘Abdirrahmaan Ath-Thahhaan Al-Waasithiy; seorang yang dla’iif. Termasuk thabaqah ke-10, lahir tahun 150 H, dan wafat
tahun 240 H. Dipakai oleh Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 840 no.
5883].
Bahkan ia kedudukannya sangat lemah. Ia telah didustakan
oleh Ibnu Ma’iin. Abu Ya’laa Al-Khaliiliy berkata : “Sangat lemah”. Ahmad bin
Hanbal mengingkarinya [Tahdziibut-Tahdziib, 9/141-142 no. 199].
· ‘Abdu Rabbihi bin Naafi’ Al-Kinaaniy Al-Hanaath, Abu Syihaab Al-Kuufiy;
seorang yang shaduuq, namun banyak ragu (yahimu). Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun
171 H/172 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, An-Nasaa’iy, dan
Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 568 no. 3814].
Berikut perkataan para ulama tentangnya
:
Yahyaa bin Sa’iid berkata : “Tidak haafidh”. Ahmad berkata : “Seorang laki-laki yang shaalih.
Aku tidak mengetahui tentang dirinya, kecuali kebaikan”. Ibnu Ma’iin berkata :
“Tsiqah”. Di lain riwayat ia berkata : “Abu Syihaab lebih aku sukai
daripada Abu Bakr (bin ‘Ayyaasy) dalam segala hal”. Ya’quub bin Syaibah berkata
: “Ia tsiqah, banyak haditsnya, dan seorang laki-laki yang shaalih.
Namun ia tidak kokoh (matiin). Para ulama membicarakan tentang
hapalannya”. Al-‘Ijliy berkata : “Tidak mengapa dengannya”. Di tempat lain ia
berkata : “Tsiqah”. An-Nasaa’iy berkata : “Tidak kuat (laisa
bil-qawiy)”. Ibnu Khiraasy berkata : “Shaduuq”. As-Saajiy berkata :
“Shaduuq, namun banyak ragu”. Hal yang sama dikatakan Al-Azdiy, dimana
ia menambahkan : “Sering keliru (yukhthi’)”. Al-Bazzaar berkata : “Tsiqah”. Ibnu Numair berkata :
“Tsiqah, lagi shaduuq”. Abu Ahmad Al-Haakim berkata : “Tidak haafih menurut mereka (para
ulama)”. Ibnu Sa’d berkata : “Tsiqah, banyak haditsnya” [Tahdziibut-Tahdziib, 6/128-130 no. 271].
Adz-Dzahabiy berkata : ‘Shaduuq”
[Al-Kasyif, 1/619 no. 3128]. Kesimpulan Adz-Dzahabiy inilah yang lebih
tepat, wallaahu
a’lam.
· Ayah Al-Aswad bin Qais bernama : Qais Al-‘Abdiy, Abul-Aswad; seorang yangmaqbuul,
dan haditsnya yang diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy terdapat idlthiraab.
Termasuk thabaqah ke-2. Dipakai oleh An-Nasaa’iy dalam Musnad
‘Aliy[Taqriibut-Tahdziib, hal. 806 no. 5636].
5. Dari Sufyaan, dari
Al-Aswad bin Qais, dari ayahnya, dari ‘Aliy bin Abi Thaalibradliyallaahu
‘anhu.
Diriwayatkan juga oleh Al-Bukhaariy[52] dalam Al-Kabiir 6/152 : Telah berkata Qutaibah : Telah
menceritakan kepada kami Jariir, dari Sufyaan, dari Al-Aswad bin Qais, dari
ayahnya, dari ‘Aliy bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu.
Sanad riwayat ini lemah karena tidak diketahui apakah
Qutaibah mendengar riwayat dari Jariir sebelum atau setelah masa ikhtilaathnya. Qais Al-‘Abdiy adalah seorang yang
lemah.
Lima jalan periwayatan di atas merupakan perselisihan
dalam jalan Sufyaan Ats-Tsauriy dari Al-Aswad bin Qais. Siapakah yang mendengar
khutbah ‘Aliy ?. ‘Amru bin Sufyaan ataukah Qais Al-‘Abdiy ?. Jika kita
melakukan pentarjihan, maka perawi yang mendengar khutbah ‘Aliy bin Abi Thaalib
adalah ‘Amru bin Sufyaan Ats-Tsaqafiy berdasarkan jalan riwayat no. 2, 3, dan
4. Inilah yang tertera dalam kitab-kitab biografi para perawi. Hal ini
dikuatkan oleh jalan riwayat :
6. Dari Marwaan bin
Mu’aawiyyah, dari Musaawir Al-Warraaq, dari ‘Amru bin Sufyaan, dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu.
Diriwayatkan oleh Al-Aajurriy[53] dalam Asy-Syarii’ah 2/441, Al-Haakim[54] dalamAl-Mustadrak 3/104, dan Al-Qaasim bin Tsaabit[55] dalam Ad-Dalaail fii Ghariibil-Hadiits 2/586 no. 307; dari dua jalan (Muhammad bin
Wazzaan dan Al-Musayyib bin ‘Abdil-Malik), keduanya dari Marwaan, ia berkata :
Telah menceritakan kepada kami Musaawir bin Al-Warraaq, dari ‘Amru bin Sufyaan,
ia berkata : ‘Aliy bin Abi Thaalibradliyallaahu ‘anhu pernah berkhutbah pada kami pada waktu
perang Jamal : “.....(al-atsar)....”.
Sanad riwayat ini shahih sampai ‘Amru bin Sufyaan.
Keterangan para perawinya :
· Marwaan bin Mu’aawiyyah bin Al-Haarits bin Asmaa’ bin
Khaarijah Al-Fazaariy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi haafidh,
namun ia sering melakukan tadlis pada nama-nama syuyuukh.
Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 193 H. Dipakai oleh
Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 932 no. 6619].
Namun dalam sanad Al-Aajurriy, ia telah menyebutkan tashrih penyimakan periwayatannya dari
Musaawir dan menyebutkan secara tegas penisbatannya dengan Al-Warraaq.
· Musaawir Al-Warraaq Al-Kuufiy, Asy-Syaa’ir; seorang
yang shaduuq. Termasuk thabaqah ke-7. Dipakai oleh
Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 933 no. 6632].
Bahkan ia seorang yang tsiqah.
Telah ditsiqahkan oleh Ibnu Ma’iin dan Ibnu Hibbaan. Ahmad berkata : “Aku
berpendapat haditsnya tidak mengapa”. Al-Fasawiy berkata : “laki-laki shaalih,
tidak mengapa dengannya” [Tahdziibut-Tahdziib 10/103 no. 190
dan Al-Jaami’ fil-Jarh wat-Ta’diil 3/116 no. 4281].
Catatan : Al-Mizziy rahimahullah ketika
menyebutkan biografi Al-Musaawir yang berstatus majhuul (bukan
Al-Musaawir Al-Warraaq) menyebutkan hadits di atas adalah miliknya. Ini keliru,
karena yang benar ia adalah hadits milik Al-Musaawir bin Al-Warraaq sebagaimana
terdapat dalam riwayat Al-Aajurriy.
Riwayat ini adalah qarinah kuat
yang dapat digunakan dalam pentarjihan karena ia di luar sanad mudltharib di
atas.
Jika demikian, maka perawi mubham yang ada pada
jalan riwayat no. 1 kemungkinan besar adalah ‘Amru bin Sufyaan.
Tersisa pembicaraan tentang siapakah perawi yang
mendengar riwayat dari ‘Amru bin Sufyaan ?. Al-Aswad bin Qais, Sa’iid bin ‘Amru
bin Sufyaan, ataukan Qais Al-‘Abdiy ?. Ad-Daaruquthniy dalam Al-‘Ilal 4/86 tidak menyimpulkan pentarjihan dan
menghukumi sanad Ats-Tsauriy mudltharib.
Jalan riwayat Qais Al-‘Abdiy (no. 4) tidak shahih sampai
Ats-Tsauriy. Adapun jalan riwayat Sa’iid bin ‘Amru bin Sufyaan (no. 3),
walaupun dhahir sanadnya shahih, dikomentari oleh Ibnu Abi
Haatim bahwa Abu ‘Aashim An-Nabiil tidak mempunyaimutaba’ah dalam periwayatan dari Sufyaan Ats-Tsauriy.
Perkataan seperti ini dapat bermakna pen-ta’lil-an menurut ulama mutaqaddimiin, terutama
jika terdapat perselisihan. Tersisa Al-Aswad bin Qais dalam riwayat no. 1 dan
no. 2. Dikuatkan lagi dengan riwayat berikut :
حَدَّثَنَا أَبُو نُعَيْمٍ،
حَدَّثَنَا شَرِيكٌ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ ، عَنْ عَمْرِو
بْنِ سُفْيَانَ ، قَالَ: خَطَبَ رَجُلٌ يَوْمَ الْبَصْرَةِ حِينَ ظَهَرَ
عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ عَلِيٌّ: هَذَا الْخَطِيبُ الشَّحْشَحُ،
" سَبَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَصَلَّى أَبُو
بَكْرٍ، وَثَلَّثَ عُمَرُ، ثُمَّ خَبَطَتْنَا فِتْنَةٌ بَعْدَهُمْ، يَصْنَعُ
اللَّهُ فِيهَا مَا شَاءَ "
Telah
menceritakan kepada kami Abu Nu’aim : Telah menceritakan kepada kami Syariik,
dari Al-Aswad bin Qais, dari ‘Amru bin Sufyaan, ia berkata : Seorang laki-laki
berkhutbah pada peristiwa Bashrah (perang Jamal) ketika ‘Aliy radliyallaahu ‘anhumemenangkan peperangan, lalu ‘Aliy berkata
: “Khathiib ini pandai berbicara”. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mendahului. Dan Abu Bakr pun
menyusul, dan yang ketiga ‘Umar pun menyusul juga. Kemudian kami tertimpa
fitnah setelah mereka. Allah berbuat padanya menurut kehendak-Nya”
[Diriwayatkan oleh Ahmad 1/147].
Riwayat ini
adalah riwayat lain ‘Amru bin Sufyaan dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu saat perang Jamal. Sanadnya lemah dikarenakan Syariik berubah
hapalannya ketika menjadi qadliy di Kuufah. Dan Abu Nu’aim termasuk orang yang
mengambil riwayat Syariik di Kuufah. Akan tetapi riwayat ini dikuatkan dari
selain jalan ‘Amru bin Sufyaan sehingga shahih.
Riwayat ini
cukup memberikan syaahid bahwa Al-Aswad bin Qais lah yang mendengar riwayat ‘Amru bin
Sufyaan, dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu.
Pernyataan
ini dikuatkan lagi oleh riwayat Al-Baihaqiy rahimahullah tentang permasalahan yang lain :
وَرُوِّينَا عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
فِي قَوْلِهِ: تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا، قَالَ: "
السَّكَرُ مَا حُرِّمَ مِنْ ثَمَرَتِهَا، وَالرِّزْقُ الْحَسَنُ مَا حَلَّ مِنْ ثَمَرَتِهَا
"، أَخْبَرَنَاهُ أَبُو نَصْرِ بْنُ قَتَادَةَ، أَخْبَرَنَا مَنْصُورٌ
النَّضْرَوِيُّ، حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ نَجْدَةَ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ
مَنْصُورٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ، وَأَبُو الأَحْوَصِ، وَسُفْيَانُ،
وَشَرِيكٌ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، عَنِ ابْنِ
عَبَّاسٍ، فَذَكَرَهُ،
Dan kami
telah meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbaas tentang firman-Nya : ‘kamu buat minuman
yang memabukkan dan rezeki yang baik’ (QS. An-Nahl : 67), ia berkata :
“Minuman yang memabukkan adalah segala sesuatu yang diharamkan dari buahnya,
sedangkan rizki yang baik adalah segala sesuatu yang dihalalkan dari buahnya”.
Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Nashr bin Qataadah : Telah mengkhabarkan
kepada kami Abu Manshuur An-Nadlrawiy : Telah menceritakan kepada kami Ahmad
bin Najdah : Telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Manshuur : Telah
menceritakan kepada kami Abu ‘Awaanah, Abul-Ahwash, Sufyaan, dan Syaarik, (semuanya) dari Al-Aswad bin Qais, dari ‘Amru bin Sufyaan, dari Ibnu ‘Abbaas, kemudian ia
menyebutkan riwayatnya...” [Ma’rifatu Sunan wal-Aatsaar no. 5226].
Sanad ini
shahih hingga ‘Amru bin Sufyaan. Dalam sanad di atas, Syaarik dan Sufyaan
(Ats-Tsauriy) meriwayatkan Al-Aswad bin Qais, dari ‘Amru bin Sufyaan, dari Ibnu
‘Abbaas; sama seperti riwayat keduanya dari ‘Amru bin Sufyaan dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhum.
Keterangan
para perawinya :
· Abu Nashr bin Qataadah namanya adalah : ‘Umar bin
‘Abdil-‘Aziiz bin ‘Umar bin Qataadah, Abu Nashr An-Naisaabuuriy Al-Anshaariy
An-Nu’maaniy Al-Busyairiy; seorang yang tsiqah, shahiihus-samaa’ [Ittihaaful-Murtaqiy,
hal. 365-369 no. 126].
· ‘Abbaas bin Al-Fadhl bin Zakariyyaa Al-Harawiy, Abu Manshuur
An-Nadlruuyiy; seorang yang tsiqah lagi masyhuur. Termasuk thabaqah ke-12, dan wafat tahun
372 H [Taqriibut-Tahdziib, hal. 488 no. 3201].
· Ahmad
bin Najdah bin ‘Iryaan Al-Muhaddits Al-Qudwah, Abul-Fadhl Al-Harawiy; seorang yang tsiqah. Wafat tahun 296 H di
Harraah [Siyaru A’laamin-Nubalaa’, 13/371 no. 294].
· Sa’iid bin Manshuur bin Syu’bah
Al-Khurasaaniy Abu ‘Utsmaan Al-Marwaziy; seorang yang tsiqah mushannif. Termasuk thabaqah ke-10, dan wafat tahun 126 H/127 H/128 H/129 H.
Dipakai Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 389 no. 2412].
· Abu ‘Awaanah namanya :
Al-Wadldlaah bin ‘Abdillah Al-Yasykuuriy, Abu ‘Awaanah Al-Waasithiy Al-Bazzaar;
seorang yang tsiqah lagi tsabat. Termasuk thabaqah ke-7, wafat tahun 175/176 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy,
Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib,
hal. 1036 no. 7457].
·
Abul-Ahwash namanya adalah : Sallaam bin
Sulaim Al-Hanafiy, Abul-Ahwash Al-Kuufiy; seorang yang tsiqah lagi mutqin, shaahibul-hadiits.
Termasuk thabaqah ke-7, dan wafat tahun 179 H. Dipakai
oleh Al-Bukhaariy, Muslim, Abu Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu
Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 425 no. 2718].
· Sufyaan
Ats-Tsauriy, telah lewat keterangan tentangnya.
· Syariik bin ‘Abdillah bin
Abi Syariik An-Nakha’iy, Abu ‘Abdillah Al-Kuufiy Al-Qaadliy; seorang yang shaduuq, namun banyak salahnya
dan berubah hapalannya ketika menjabat qaadliy. Termasuk thabaqah ke-8, dan wafat tahun 177
H/178 H. Dipakai oleh Al-Bukhaariy secara mu’allaq, Muslim, Abu Daawud,
At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 436 no. 2802].
Dari
riwayat ini didapatkan satu fiqh isnad bahwa ‘Amru bin Sufyaan yang
meriwayatkan dari ‘Aliy adalah sama dengan ‘Amru bin Sufyaan yang meriwayatkan
dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhum. Ibnu Abi Haatim menyatukan nama ‘Amru bin Sufyaan dalam Al-Jarh wat-Ta’diil (6/234 no. 1297) yang mengkoreksi
penulisan dalam kitab At-Taariikh Al-Kabiir-nya Al-Bukhaariy (yang membedakan kedua nama tersebut),
dimana telah ma’ruuf diketahui bahwa sandaran penulisan kitab Al-Jarh wat-Ta’diiladalah kitab At-Taariikh Al-Kabiir dengan peringkasan, penambahan, dan
pengkoreksian [Taisiru Diraasatil-Asaanid, hal. 130]. Penggabungan
itulah yang ditempuh oleh Al-Mizziy rahimahullah dalam Tahdziibul-Kamaal-nya.
Ini
sekaligus menjawab identitas ‘Amru bin Sufyaan, bahwasannya ia adalah seorang
yang tsiqah atau minimal shaduuq. Telah ditsiqahkan oleh Ibnu Hibbaan Ibnu Hibbaan (Ats-Tsiqaat, 5/172), Al-‘Ijliy (Ma’rifatuts-Tsiqaat 2/177), dan Al-Haakim pada riwayatnya dari
Al-‘Abbaas dalam Al-Mustadrak. Al-Bukhariy dalam Shahiih-nya memakainya secara mu’allaq. Ibnu Hajar menshahihkan sanad riwayatnya
yang berasal dari Ibnu ‘Abbaas dari jalur Sufyaan, dari Al-Aswad, darinya, dari
Ibnu ‘Abbaasradliyallaahu ‘anhumaa.
Oleh karena
itu, kesimpulan jalan ‘Amru bin Sufyaan ini minimal berderajat hasan.Wallaahu
a’lam.
Jalan-jalan
riwayat di atas dikuatkan lagi oleh beberapa riwayat berikut :
Riwayat Ibnu
‘Abbaas radliyallaahu
‘anhu.
Setelah
membawakan riwayat Syaqiiq Abu Waail dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu di atas, Al-Baihaqiy rahimahullah berkata :
قُلْتُ: شَاهِدُهُ فِي الْحَدِيثِ
الثَّابِتِ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَهُوَ مَا أَخْبَرَنَا أَبُو
عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ فِي الْفَوَائِدِ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ
مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ خَلِيٍّ
الْحِمْصِيُّ، حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ شُعَيْبِ بْنِ أَبِي حَمْزَةَ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ: أَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ كَعْبِ بْنِ
مَالِكٍ الأَنْصَارِيُّ، وَكَانَ كَعْبُ بْنُ مَالِكٍ أَحَدَ الثَّلاثَةِ
الَّذِينَ تِيبَ عَلَيْهِمْ، فَأَخْبَرَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ كَعْبٍ، أَنَّ
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ، أَخْبَرَهُ: " أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَرَجَ مِنْ عِنْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي وَجَعِهِ الَّذِي تُوُفِّيَ فِيهِ، فَقَالَ النَّاسُ: يَا أَبَا
الْحَسَنِ، كَيْفَ أَصْبَحَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَقَالَ: أَصْبَحَ بِحَمْدِ اللَّهِ بَارِئًا، قَالَ: فَأَخَذَ بِيَدِهِ عَبَّاسُ
بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، فَقَالَ: أَنْتَ وَاللَّهِ بَعْدَ ثَلاثٍ عَبْدُ
الْعَصَا، وَإِنِّي وَاللَّهِ لأَرَى رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ سَوْفَ يَتَوَفَّاهُ اللَّهُ مِنْ وَجَعِهِ هَذَا إِنِّي أَعْرِفُ
وُجُوهَ بَنِي عَبْدِ الْمُطَّلِبِ عِنْدَ الْمَوْتِ، فَاذْهَبْ بِنَا إِلَى
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلْنَسْأَلْهُ فِيمَنْ هَذَا
الأَمْرُ، فَإِنْ كَانَ فِينَا عَلِمْنَا ذَلِكَ، وَإِنْ كَانَ فِي غَيْرِنَا كَلَّمْنَاهُ،
فَأَوْصَى بِنَا، قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: إِنَّا وَاللَّهِ لَئِنْ
سَأَلْنَاهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَنَعَنَاهَا لا
يُعْطِينَاهَا النَّاسُ بَعْدَهُ أَبَدًا، وَإِنِّي وَاللَّهِ لا أَسْأَلُهَا
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ".
رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ فِي
الصَّحِيحِ، عَنْ إِسْحَاقَ بْنِ بِشْرِ بْنِ شُعَيْبٍ.
Aku
(Al-Baihaqiy) berkata : Yang menjadi syahid riwayat tersebut (yaitu riwayat
Syaqiiq dari ‘Aliy) adalah yang terdapat dalam hadits shahih dari ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu, yaitu sebagaimana : Telah mengkhabarkan
kepada kami Abu ‘Abdillah Al-Haafidh dalam Al-Fawaaid, ia berkata : Telah menceritakan kepada
kami Abul-‘Abbaas Muhammad bin ya’quub, ia berkata : Telah menceritakan kepada
kami Muhammad bin Khaalid bin Khaliy Al-Himshiy : Telah menceritakan kepada
kami Bisyr bin Syu’aib bin Abi Hamzah, dari ayahnya, dari Az-Zuhriy, ia berkata
: Telah mengkhabarkan kepadaku ‘Abdullah bin Ka’b bin Maalik Al-Anshaariy –
dimana Ka’b bin Maalik adalah salah satu dari tiga orang yang diberikan ampunan
oleh Allah (karena tidak ikut serta dalam perang Tabuk) : Bahwasannya Abdullah
bin ‘Abbaas telah mengkhabarkan kepadanya : ‘Aliy bin Abi Thaalib keluar dari
menemui Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam saat beliau sakit yang menyebabkan
kematian beliau, orang-orang bertanya : "Wahai Abu Hasan, bagaimana
keadaan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam?". Ia menjawab : "Alhamdulillah,
beliau sudah sembuh". Ibnu Abbas berkata : “’Abbaas bin Abdul Muththalib
memegang tangannya dan berkata : ‘Demi Allah, tidakkah kamu lihat bahwa beliau
akan wafat tiga hari lagi ?. Sesungguhnya aku, demi Allah, melihat Rasulullahshallallaahu
‘alaihi wa sallam akan diwafatkan oleh Allah karena sakitnya ini. Sesungguhnya aku mengetahui
wajah bani ‘Abdul-Muththallib ketika menghadapi kematiannya. Mari kita pergi
menemui Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, lalu kita tanyakan kepada siapa perkara
(kepemimpinan) ini akan diserahkan? Jika kepada (orang) kita, maka kita mengetahuinya
dan jika pada selain kita maka kita akan berbicara dengannya, sehingga ia bisa mewasiatkannya pada
kita." Lalu ‘Aliy radliyallaahu
'anhu berkata
: "Demi Allah, bila kita memintanya kepada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam lalu beliau menolak, maka selamanya
orang-orang tidak akan memberikannya kepada kita. Karena itu, demi Allah, aku tidak akan pernah menanyakan kepada
Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam".
Diriwayatkan
oleh Al-Bukhaariy dalam Ash-Shahiih, dari Ishaaq bin Bisyr bin Syu’aib” [Dalaailun-Nubuwwah,
7/223-224].
Setelah
beliau shallallaahu
‘alaihi wa sallam wafat, ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu pun menyatakan bahwa ia tidak pernah
mendapat wasiat apapun tentang kepemimpinan dari beliau, sebagaimana :
Riwayat Qais
bin ‘Ubaadah rahimahullah.
Ahmad bin
Hanbal rahimahullah berkata :
حَدَّثَنَا يَحْيَى، حَدَّثَنَا
سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ قَيْسِ بْنِ
عُبَادٍ، قَالَ: انْطَلَقْتُ أَنَا وَالْأَشْتَرُ إِلَى عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، فَقُلْنَا: هَلْ عَهِدَ إِلَيْكَ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ شَيْئًا لَمْ يَعْهَدْهُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً؟ قَالَ: لَا، إِلَّا
مَا فِي كِتَابِي هَذَا، قَالَ: وَكِتَابٌ فِي قِرَابِ سَيْفِهِ، فَإِذَا فِيهِ:
" الْمُؤْمِنُونَ تَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ، وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ،
وَيَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ، أَلَا لَا يُقْتَلُ مُؤْمِنٌ بِكَافِرٍ،
وَلَا ذُو عَهْدٍ فِي عَهْدِهِ، مَنْ أَحْدَثَ حَدَثًا، أَوْ آوَى مُحْدِثًا،
فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ "
Telah
menceritakan kepada kami Yahyaa : Telah menceritakan kepada kami Sa’iid bin Abi
‘Aruubah, dari Qataadah, dari Al-Hasan, dari Qais bin ‘Ubaad, ia berkata : Aku
pergi bersama Al-Asytar menuju ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu. Kami bertanya : “Apakah Nabishallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah berwasiat sesuatu kepadamu yang tidak beliau wasiatkan
kepada kebanyakan manusia ?”. Ia berkata : “Tidak, kecuali apa-apa yang terdapat dalam
kitabku ini”. Perawi berkata : Dan kitab yang terdapat dalam sarung pedangnya
dimana padanya bertuliskan : ‘Orang-orang mukmin sederajat dalam darah
mereka. Mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dimana orang-orang
yang paling rendah dari kalangan mereka berjalan dengan jaminan keamanan
mereka. Ketahuilah, tidak boleh dibunuh seorang mukmin karena membunuh orang
kafir. Tidak pula karena membunuh orang kafir yang punya perjanjian dengan kaum
muslimin. Barangsiapa mengada-adakan sesuatu yang baru (dalam agama) atau
melindungi orang yang jahat, maka laknat Allah atasnya, laknat para malaikat
dan manusia seluruhnya” [Al-Musnad, 1/122; shahih].
Dan dalam
riwayat Al-Haakim[56] dalam Al-Mustadrak (2/141) dan Al-Baihaqiy[57]dalam Al-Kubraa 8/193-194, pertanyaan Qais bin ‘Ubaad
tersebut dikatakan kepada ‘Aliy pada waktu perang Jamal. Ini adalah syaahid yang cukup kuat bagi riwayat-riwayat yang
di-takhrij di atas.
Didukung
pula oleh :
Riwayat Abu
Juhaifah radliyallaahu
‘anhu.
Asy-Syaafi’iy rahimahullah berkata :
أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ، عَنْ
مُطَرِّفٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ، قَالَ: قُلْتُ لِعَلِيٍّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: هَلْ عِنْدَكُمْ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ غَيْرُ مَا فِي أَيْدِي النَّاسِ؟ قَالَ: لَا، إلَّا أَنْ يُؤْتِيَ
اللَّهُ عَبْدًا فَهْمًا فِي الْقُرْآنِ وَمَا فِي الصَّحِيفَةِ، قُلْتُ: وَمَا
فِي الصَّحِيفَةِ؟ قَالَ: الْعَقْلُ وَفِكَاكُ الْأَسِيرِ، وَأَنْ لَا يُقْتَلَ
مُؤْمِنٌ بِكَافِرٍ .
Telah
mengkhabarkan kepada kami Sufyaan, dari Mutharrif, dari Sya’biy, dari Abu
Juhaifah, ia berkata : Aku bertanya kepada ‘Aliy radliyallaahu ‘anhu : “Apakah di sisimu ada sesuatu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang tidak diketahui oleh orang-orang ?”.
Tidak, kecuali Allah memberikan kepada seorang hamba pemahaman dalam Al-Qur’an
dan apa yang terdapat dalam shahiifah (lembaran)”. Aku bertanya : “Apakah yang
terdapat dalam shahiifah tersebut ?”. ‘Aliy menjawab : “Pembayaran
diyat, pembebasan tawanan, dan tidak dibunuhnya orang mukmin karena membunuh
orang kafir” [Al-Umm 7/195; shahih].
Ada
beberapa lafadh pertanyaan Abu Juhaifah kepada ‘Aliy radliyallaahu ‘anhumaa yang saling berdekatan maknanya, dan
lafadh di atas adalah salah satu lafadh yang paling shahih. Dan berikut adalah
lafadh yang dibawakan Al-Bazzaar rahimahullah :
حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ
خَلِيفَةَ، قَالَ: نا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ إِسْمَاعِيلَ، عَنِ
الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي جُحَيْفَةَ، قَالَ: قُلْتُ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي
طَالِبٍ: هَلْ عَهِدَ إِلَيْكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
شَيْئًا لَمْ يَعْهَدْهُ إِلَى النَّاسِ؟ قَالَ: " لا، إِلا مَا فِي هَذِهِ
الصَّحِيفَةِ فَإِذَا فِيهَا: فِكَاكُ الأَسِيرِ، وَلا يُقْتَلُ مُسْلِمٌ بِكَافِرٍ،
الْمُسْلِمُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ ".
Telah
menceritakan kepada kami Khalaf bin Khaliifah, ia berkata : Telah mengkhabarkan
kepada kami Sufyaan bin ‘Uyainah, dari Ismaa’iil, dari Asy-Sya’biy, dari Abu
Juhaifah, ia berkata : Aku bertanya kepada ‘Aliy bin Abi Thaalib : “Apakah
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah berwasiat kepadamu sesuatu yang tidak beliau wasiatkan
kepada orang-orang ?”. Ia menjawab : “Tidak,kecuali yang ada dalam shahiifah ini”. Dalam shahiifah itu tertulis : ‘pembebasan tawanan,
tidak boleh dibunuh seorang mukmin karena membunuh orang kafir, dan kaum
muslimin sederajat dalam darah-darah mereka” [Al-Bahr no. 486; sanadnya hasan].
Semua perawinya tsiqaat, kecuali Khalaf bin
Khaliifah.
Khalaf bin Khaliifah bin Shaa’id bin Baraam Al-Asyja’iy Abu Ahmad
Al-Waasithiy Al-Kuufiy; seorang yang shaduuq, namun
bercampur hapalannya di akhir usianya. Termasuk thabaqah ke-8,
lahir tahun 91 H/92 H, dan wafat tahun 181 H di Baghdaad. (91/92-181 H).
Dipakai oleh Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad, Muslim, Abu
Daawud, At-Tirmidziy, An-Nasaa’iy, dan Ibnu Maajah [Taqriibut-Tahdziib, hal. 299 no.
1741].
Apa yang
dikatakan oleh ‘Aliy ini dipersaksikan oleh shahabat sekaligus pendukungnya
yang utama, ‘Ammaar bin Yaasir radliyallaahu ‘anhumaa :
Riwayat
‘Ammaar bin Yaasir radliyallaahu ‘anhu.
حَدَّثَنَا أَسْوَدُ بنُ عَامِرٍ،
حَدَّثَنَا شُعْبةُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَبي نَضْرَةَ، عَنْ قَيْسٍ، قَالَ:
قُلْتُ لِعَمَّارٍ: أَرَأَيْتُمْ صَنِيعَكُمْ هَذَا الَّذِي صَنَعْتُمْ فِيمَا
كَانَ مِنْ أَمْرِ عَلِيٍّ، رَأْيًا رَأَيْتُمُوهُ، أَمْ شَيْئًا عَهِدَ
إِلَيْكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: لَمْ
يَعْهَدْ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا لَمْ
يَعْهَدْهُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً، وَلَكِنَّ حُذَيْفَةَ أَخْبرَنِي، عَنِ
النَّبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " فِي أَصْحَابي اثْنَا
عَشَرَ مُنَافِقًا، مِنْهُمْ ثَمَانِيَةٌ لَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى
يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ "
Telah
menceritakan kepada kami Aswad bin ‘Aamir : Telah menceritakan kepada kami
Syu’bah, dari Qataadah, dari Abu Nadlrah, dari Qais, ia berkata : Aku berkata
kepada ‘Ammaar : “Apa pendapatmu tentang peperangan yang engkau lakukan dalam
perkara ‘Aliy ini. Hal ini merupakan pendapat kalian saja ataukah ada sesuatu
yang diwasiatkan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada kalian ?”. Maka ia (‘Ammaar)
menjawab : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah berwasiat kepada kami
terhadap sesuatu yang tidak beliau wasiatkan kepada seluruh manusia. Akan
tetapi Hudzaifah telah mengkhabarkan kepadaku, dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Di antara shahabatku
ada duabelas orang
munafik. Delapan
orang di antaranya yang tidak akan masuk surga hingga onta dapat masuk dalam
lubang jarum” [Diriwayatkan oleh Ahmad, 5/390; shahih].
Seluruh
riwayat di atas jika kita gabungkan menjadi satu bukankah dapat menghasilkan
satu kesimpulan
yang pasti bahwa
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam tidak pernah berwasiat apapun tentang kepemimpinan kepada ‘Aliy
bin Abi Thaalibradliyallaahu ‘anhu ?. Belum lagi riwayat shahabat-shahabat
lain selain ‘Aliy yang menegaskan ini. Seandainya wasiat atau amanat itu ada,
tentu 'Aliy radliyallaahu
'anhuakan
mengatakan pada setiap orang yang bertanya kepadanya. Dan kita tahu, 'Aliy
bukanlah pendusta, bukan penakut, bukan pula munafik yang menyembunyikan
sesuatu yang seharusnya dijelaskan.
Sungguh,
ada yang berharap seandainya riwayat-riwayat di atas tidak ada, terutama orang
Syi’ah atau orang Syi’ah yang berpura-pura menjadi Ahlus-Sunnah.
Riwayat-riwayat ini hanyalah menambah kedongkolan mereka terhadap Ahlus-Sunnah.
Allah ta’ala telah berfirman mengingatkan kita akan mereka
:
هَا أَنْتُمْ أُولاءِ
تُحِبُّونَهُمْ وَلا يُحِبُّونَكُمْ وَتُؤْمِنُونَ بِالْكِتَابِ كُلِّهِ وَإِذَا
لَقُوكُمْ قَالُوا آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْا عَضُّوا عَلَيْكُمُ الأنَامِلَ مِنَ
الْغَيْظِ قُلْ مُوتُوا بِغَيْظِكُمْ
“Beginilah
kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu
beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka
berkata: "Kami beriman"; dan apabila mereka menyendiri, mereka
menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah
(kepada mereka): "Matilah kamu karena kemarahanmu itu" [QS. Aali ‘Imraan : 119].
Wallaahu
ta’ala a’lam.
[abul-jauzaa’
– ngaglik, sleman, yogyakarta, 29052012].
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ،
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ سَبُعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، يَقُولُ: لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا، فَمَا يَنْتَظِرُ بِي
الْأَشْقَى؟ ! قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، فَأَخْبِرْنَا بِهِ نُبِيرُ
عِتْرَتَهُ، قَالَ: إِذًا تَالَلَّهِ تَقْتُلُونَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا:
فَاسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا، قَالَ: لَا،
وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ إِلَى مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا:
فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ إِذَا أَتَيْتَهُ؟ وَقَالَ وَكِيعٌ مَرَّةً: إِذَا
لَقِيتَهُ؟ قَالَ: أَقُولُ: " اللَّهُمَّ تَرَكْتَنِي فِيهِمْ مَا بَدَا
لَكَ، ثُمَّ قَبَضْتَنِي إِلَيْكَ وَأَنْتَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
14/596 :
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ،
عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ
عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ سُبَيْعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا، يَقُولُ: "
لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا فَمَا يُنْتَظَرُ بِالْأَشْقَى "، قَالُوا:
فَأَخْبِرْنَا بِهِ نُبِيرُ عِتْرَتَهُ، قَالَ: " إِذًا تَاللَّهِ
تَقْتُلُونَ غَيْرَ قَاتِلِي ". قَالُوا: أَفَلَا تَسْتَخْلِفْ ؟ قَالَ:
" لَا،
وَلَكِنِّي أَتْرُكُكُمْ إِلَى مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "، قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِرَبِّك إِذَا لَقِيتَهُ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ تَرَكْتَنِي
فِيهِمْ، ثُمَّ قَبَضْتَنِي إِلَيْك وَأَنْتَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
15/118 :
حَدَّثَنَا وَكِيعٌ،
عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سُبَيْعٍ، قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيٌّ، قَالَ: "
لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا " يَعْنِي: لِحْيَتَهُ مِنْ رَأْسِهِ
قَالُوا: أَخْبِرْنَا بِهِ ؛ نَقْتُلُهُ، قَالَ: " إِذًا بِاللَّهِ
تَقْتُلُونَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي "، قَالُوا: فَاسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا،
قَالَ: " لَا،
وَلَكِنِّي أَتْرُكُكُمْ إِلَى مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ "، قَالَ: فَمَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ إِذَا لَقِيتَهُ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ كُنْتُ فِيهِمْ
وَأَنْتَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتهمْ وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتهمْ "
أَخْبَرَنَا وَكِيعُ
بْنُ الْجَرَّاحِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي
الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ، قَالَ:
سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ: " لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ، فَمَا
يُنْتَظَرُ بِالأَشْقَى "، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ،
فَأَخْبِرْنَا بِهِ نُبِيرُ عِتْرَتَهُ، فَقَالَ: " إِذًا وَاللَّهِ
تَقْتُلُوا بِي غَيْرَ قَاتِلِي "، قَالُوا: فَاسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا،
فَقَالَ: لا،
وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ إِلَى مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَقَالُوا:
فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ إِذَا أَتَيْتَهُ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ
تَرَكْتُكَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ
"
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنِ
ابْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
سَبُعٍ، قَالَ: قِيلَ لِعَلِيٍّ: أَلا تَسْتَخْلِفُ ؟، قَالَ: " لا، وَلَكِنِّي أَتْرُكُكُمْ إِلَى
مَا تَرَكَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدٌ، قَالَ: ثَنَا وَكِيعٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا، يَقُولُ: "
لَتُخَضَبَنَّ هَذِهِ، يَعْنِي لِحْيَتِهِ، مِنْ رَأْسِهِ، فِيمَا يُنْتَظَرُ
بِالأَشْقِيَاءِ؟ قَالُوا: فَأَخْبِرْنَاهُ بِهِ نَبِيرُ عِتْرَتَهُ، قَالَ:
إِذَنْ وَاللَّهِ تَقْتُلُونَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا: أَلا تَسْتَخْلِفُ ؟
قَالَ: لا،
وَلَكِنِّي أَتْرُكْكُمْ إِلَى مَا تَرَكَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا: فَمَاذَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ إِذَا لَقِيتَهُ، قَالَ: أَقُولُ: اللَّهُمَّ تَرَكْتِنِي فِيهِمْ،
ثُمَّ قَبَضْتَنِي إِلَيْكَ وَأَنْتَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ،
وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمُظَفَّرِ السَّمْعَانِيُّ، نا أَبُو حَامِدٍ
الْمُطَّوِّعِيُّ، أنا أَبُو طَاهِرِ بْنِ مَهْرُوَيْهِ، أنا أَبُو عَمْرِو بْنُ
حَمْدَانَ، نا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، نا أَبُو بَكْرٍ ابْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
نا وَكِيعٌ،
عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
يَقُولُ: لَيَخْضِبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا فَمَا يَنْتَظِرُ الأَشْقَى؟ قَالُوا:
فَأَخْبِرْنَا نَبِيدُ عِتْرَتَهُ، قَالَ: إِذًا وَاللَّهِ تَقْتُلُونَ غَيْرَ
قَاتِلِي، قَالُوا: أَفَلا تَسْتَخْلِفُ ؟ قَالَ: لا، وَلَكِنِّي أَتْرُكُكْم عَلَى
مَا تَرَكَكُمْ عَلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا: فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ
إِذَا لَقِيتَهُ؟ قَالَ: أَقُولُ: اللَّهُمَّ تَرَكْتَنِي فِيهِمْ ثُمَّ
قَبَضْتَنِي إِلَيْكَ وَأَنْتَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ
شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ.
أخبرناه أبو علي الحسن بن المظفر، أنا أبو محمد.
ح وأخبرنا أبو القاسم بن الحصين، أنا أبو علي.
قالا : أنا أحمد بن جعفر، نا عبد الله، حدثني أبي، نا وكيع، نا الأعمش، عن سالم بن
أبي الجعد، عن عبد الله بن سبع، قال : سمعتُ عليا يقول
: لتخضبنّ هذه من هذا، فما ينتظر بي لأشقى؟. قالوا : يا أمير المؤمنين فأخبرنا به
نبير عترته قال : أذا تالله تقتلون بي غير قاتلي، قالوا : فاستخلف علينا، قال
؛ لا،
ولكن أترككم إلى ما ترككم إليه رسول الله صلى الله عليه وسلم،
قالوا : فما تقول لربك إذا أتيته ؟. - وقال وكيع مرة : إذا لقيته - قال : أقول :
اللهم تركتني فيهم ما بدا لك، ثم قبضتني إليك وأنت فيهم، فإڽ شئتَ أصلحتهم، وإن
شئت أفسدتهم.
أَخْبَرَنَا أَبُو مُسْلِمٍ مُؤَيَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ،
بِأَصْبَهَانَ، أَنَّ أَبَا عَبْدِ اللَّهِ الْحُسَيْنَ بْنَ عَبْدِ الْمَلِكِ
أَخْبَرَهُمْ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ، أَنَا إِبْرَاهِيمُ، أَنَا مُحَمَّدٌ، أَنَا
أَحْمَدُ، ثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ هُوَ الْقَوَارِيرِيُّ، ثَنَا وَكِيعٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبُعٍ، قَالَ: قِيلَ لِعَلِيٍّ: أَلا تَسْتَخْلِفُ، قَالَ: لا، وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ إِلَى
مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنْبَأنا أَبُو الْفَتْحِ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَحْمَدَ
بْنِ سَعِيدٍ الْحَدَّادُ، وَأَخْبَرَنِي أَبُو الْمَعَالِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ الْحُلْوَانِيُّ عَنْهُ، أنا أَبُو عَلِيٍّ أَحْمَدُ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ يَزْدَادَ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ جَعْفَرِ
بْنِ أَحْمَدَ بْنِ فَارِسٍ، أنا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ بْنِ الْمُسَيِّبِ
الضَّبِّيُّ، نا مُحَاضِرٌ، نا الأَعْمَشُ، عَنْ سَالِمٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ سَبْعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا، يَقُولُ: لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ
هَذِهِ، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَخْبِرْنَا بِهِ وَاللَّهِ
لَنَبِيرَنَّ عِتْرَتَهُ، قَالَ: أُنْشِدُ اللَّهَ أَنْ يُقْتَلَ بِي غَيْرَ
قَاتِلِي، قَالُوا: اسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا، قَالَ: لا، أَدَعُكُمْ إِلَى مَا
وَدَعَكُمْ رَسُولُ اللَّهَ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا:
فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ؟ قَالَ: أَقُولُ اللَّهُمَّ رَبِّ تَرَكْتَنِي فِيهِمْ
مَا بَدَا لَكَ، فَلَمَّا قَبَضْتَنِي تَرَكْتُكَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ.
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ الْعَبَّاسِ،
قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ هَارُونَ، قَالَ: ثنا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ
النَّهْدِيُّ، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا بَكْرِ بْنِ عَيَّاشٍ، يَقُولُ: خَطَبَ
عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ: مَا يَمْنَعُهُ أَنْ يَقُومَ، فَيَخْضِبَ هَذِهِ
مِنْ هَذَا، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، أَمَا إِذْ عَرَفْتَهُ
فَأَخْبَرَنَا نَبِيرَ عِتْرَتِهِ، فَقَالَ: أَنْشُدُ اللَّهَ رَجُلا قَتَلَ لِي
غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا: فَأَوْصِنَا، قَالَ: أَكِلُكُمْ إِلَى مَا وَكَّلَّكُمُ
اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَيْهِ، قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ إِذَا قَدِمْتَ عَلَيْهِ؟ قَالَ: أَقُولُ: كُنْتُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا
مَا دُمْتُ فِيهِمْ، حَتَّى تَوَفَّيْتَنِي، وَهُمْ عِبَادُكَ إِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ. سَمِعْتُ أَبَا بَكْرِ بْنَ عَيَّاشٍ،
يَقُولُ: عِنْدِي
فِي هَذَا الْحَدِيثِ إِسْنَادٌ جَيِّدٌ أَخْبَرَنِي الأَعْمَشُ، عَنْ
سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ،
أَنَّ عَلِيًّا خَطَبَهُمْ بِهَذِهِ الْخُطْبَةِ
وَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ السَّمَرْقَنْدِيِّ، وَأَبُو
الْبَرَكَاتِ بْنُ الأَنْمَاطِيِّ، قَالا: أنا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ
النَّقُّورِ، أنا أَبُو طَاهِرٍ الْمُخَلِّصُ، أنا مُحَمَّدُ بْنُ هَارُونَ
الْحَضْرَمِيُّ، نا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الشهيدي، قَالَ: سَمِعْتُ أَبَا
بَكْرِ بْنَ عَيَّاشٍ، يَقُولُ: خَطَبَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ: مَا
يَمْنَعُهُ أَنْ يَقُومَ فَيُخَضِّبَ هَذِهِ مِنْ هَذَا، قَالُوا: يَا أَمِيرَ
الْمُؤْمِنِينَ أَمَا إِذْ عَرَفْتَهُ فَأَرِنَاهُ نَبِيرُ عِتْرَتَهُ، قَالَ:
أُنْشِدُ اللَّهَ رَجُلا قَتَلَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا: فَأَوْصِهِ، قَالَ: أَكِلُكُمْ إِلَى مَا وَكَلَكُمُ
اللَّهُ وَرَسُولُه "،
قَالُوا: فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ إِذَا قَدِمْتَ عَلَيْهِ؟ قَالَ: أَقُولُ كُنْتُ
فِيهِمْ حَتَّى تَوَفَّيْتَنِي، وَهُمْ عِبَادُكَ إِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ،
وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ. قَالَ: وسمعت أبا بَكْر بْن عياش، يَقُولُ: عندي فِي هذا الحديث إسناد جيد:
أخبرني الأعمش، عَنْ سالم بْن أبي الجعد، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سبع أن عليا
خطبهم بهذه الخطبة.
نا أَسْوَدُ بْنُ عَامِرٍ، قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو بَكْرٍ هُوَ ابْنُ
عَيَّاشٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ سَبُعٍ ،
قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيٌّ، فَقَالَ: " وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ
النَّسَمَةَ، لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ، قَالَ: قَالَ النَّاسُ:
فَأَعْلِمْنَا مَنْ هُوَ، فَوَاللَّهِ لَنُبِيرَنَّهُ، أَوْ لَنُبِيرَنَّ
عِتْرَتَهُ، قَالَ: أَنْشُدُكُمْ بِاللَّهِ أَنْ يُقْتَلَ بِي غَيْرُ قَاتِلِي،
قَالُوا: إِنْ كُنْتَ قَدْ عَلِمْتَ ذَلِكَ اسْتَخْلِفْ إِذًا، قَالَ: لا، وَلَكِنْ أَكِلُكُمْ إِلَى مَا
وَكَلَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو الْقَاسِمِ بْنُ الْحُصَيْنِ، أنا أَبُو
عَلِيِّ بْنُ الْمُذْهِبِ. ح وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحَسَنُ بْنُ
الْمُظَفَّرِ، أنا أَبُو مُحَمَّدٍ الْجَوْهَرِيُّ، قَالا: أنا أَبُو بَكْرِ بْنُ
مَالِكٍ، نا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنِي أَبِي، نا أَسْوَدُ بْنُ
عَامِرٍ، أنا أَبُو
بَكْرٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
سَبْعٍ، قَالَ:
خَطَبَنَا عَلِيٌّ، فَقَالَ: وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ النَّسَمَةَ،
لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ، قَالَ: قَالَ النَّاسُ: فَاعْلِمْنَا مَنْ
هُوَ، وَاللَّهِ لَنَبِيرَنَّهُ أَوْ لَنَبِيرَنَّ عِتْرَتَهُ، قَالَ:
أُنْشِدُكُمْ بِاللَّهِ أَنْ يُقْتَلَ غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا: إِنْ كُنْتَ قَدْ
عَلِمْتَ ذَلِكَ اسْتَخْلِفْ إِذَنْ، قَالَ: لا وَلَكِنْ أَكِلُكُمْ إِلَى مَا
وَكَّلَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
حَدَّثَنَا أَبُو خَيْثَمَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيرٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ سَبُعٍ، قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي
طَالِبٍ، فَقَالَ: " وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ النَّسَمَةَ
لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ، يَعْنِي لِحْيَتَهُ مِنْ دَمِ رَأْسِهِ
"، قَالَ: فَقَالَ رَجُلٌ: وَاللَّهِ لا يَقُولُ ذَاكَ أَحَدٌ إِلا أَبَرْنَا
عِتْرَتَهُ، فَقَالَ: " أَذْكُرُ اللَّهَ، أَوْ أَنْشُدُ اللَّهَ، أَنْ
تُقْتَلَ بِي إِلا قَاتِلِي "، فَقَالَ رَجُلٌ: أَلا تَسْتَخْلِفُ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ؟، قَالَ: " لا، وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ إِلَى
مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "، قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِلَّهِ إِذَا لَقِيتَهُ؟، قَالَ: أَقُولُ: " اللَّهُمَّ تَرَكْتِنِي فِيهِمْ
مَا بَدَا لَكَ، ثُمَّ تَوَفَّيْتَنِي وَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
أَخْبَرَنَا أَبُو الْمَجْدِ زَاهِرُ بْنُ أَحْمَدَ الثَّقَفِيُّ،
بِأَصْبَهَانَ، أَنَّ الْحُسَيْنَ الْخَلَّالَ أَخْبَرَهُمْ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ،
أَنَا إِبْرَاهِيمُ، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، أَنَا أَبُو يَعْلَى،
ثَنَا زُهَيْرٌ، ثَنَا جَرِيرٌ،
عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي
الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبُعٍ، قَالَ:
خَطَبَنَا عَلِيٌّ، فَقَالَ: وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ النَّسَمَةَ،
لَتَخْضُبَنَّ هَذِهِ فِي هَذِهِ، يَعْنِي لِحْيَتَهُ مِنْ دَمِ رَأْسِهِ، قَالَ:
فَقَالَ رَجُلٌ: وَاللَّهِ لا يَفْعَلُ ذَاكَ أَحَدٌ إِلَّا أَبَرْنَا عِتْرَتَهُ،
فَقَالَ: أُذَكِّرُ اللَّهَ: أَوْ أَنْشُدُ اللَّهَ أَنْ يُقْتَلَ بِي إِلَّا
قَاتِلِي، فَقَالَ رَجُلٌ: أَلَا تَسْتَخْلِفُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، قَالَ: لا، وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ مَا
تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَمَا تَقُولُ لِلَّهِ
جَلَّ ذِكْرُهُ إِذَا لَقِيتَهُ، قَالَ: أَقُولُ اللَّهُمَّ تَرَكْتَنِي فِيهِمْ
مَا بَدَا لَكَ، ثُمَّ تَوَفَّيْتَنِي، وَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ.
ثنا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ، ثنا جَرِيرٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ سُبَيْعٍ، هَكَذَا قَالَ جَرِيرٌ، قَالَ: قَامَ عَلِيٌّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: " وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ
النَّسَمَةَ لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ دَمِ هَذَا، قَالَ: لِحْيَتُهُ مِنْ دَمِ
رَأْسِهِ، قَالَ: فَقَالَ رَجُلٌ: وَاللَّهِ، لا يَفْعَلُ ذَلِكَ أَحَدٌ إِلا
أَبَدْنَا عِتْرَتَهُ، قَالَ: أُذَكِّرُ اللَّهَ، وَأَنْشُدُ بِاللَّهِ تَعَالَى
أَنْ يُقْتَلَ بِي إِلا قَاتِلِي، قَالَ: فَقَالَ رَجُلٌ: أَلا تَسْتَخْلِفُ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ؟ فَقَالَ: لا، وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ إِلَى
مَا تَرَكَنِي إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
فَمَا تَقُولُ لِلَّهِ إِذَا لَقِيتَهُ؟ قَالَ: أَقُولُ: " اللَّهُمَّ،
تَرَكْتِنِي فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ أَنْ تَتْرُكَنِي، ثُمَّ تَوَفَّيْتَنِي
وَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ
أَفْسَدْتَهُمْ "
أَخْبَرَنَاهُ أَبُو الْمُظَفَّرِ الْقُشَيْرِيُّ، أنا أَبُو سَعْدٍ
الأَدِيبُ، أنا أَبُو عَمْرِو بْنُ حَمْدَانَ. ح وَأَخْبَرَنَا أَبُو سَهْلٍ
مُحَمَّدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ سَعْدَوَيْهِ، وَأَبُو مَنْصُورٍ الْحُسَيْنُ
بْنُ طَلْحَةَ بْنِ الْحُسَيْنِ الصَّالْحَانِيُّ، قَالا: أنا إِبْرَاهِيمُ بْنُ
مَنْصُورٍ، أنا أَبُو بَكْرِ ابْنُ الْمُقْرِئِ، قَالا: أنا أَبُو يَعْلَى، نا زُهَيْرٌ وَقَالَ ابْنُ
الْمُقْرِئِ: نا أَبُو خَيْثَمَةَ ـ نا جَرِيرٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ سَبْعٍ، قَالَ:
خَطَبَنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ: وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ،
وَبَرَأَ النَّسَمَةَ لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ ـ يَعْنِي لِحْيَتَهُ
مِنْ دَمِ رَأْسِهِ ـ. قَالَ: فَقَالَ رَجُلٌ: وَاللَّهِ لا يَفْعَلُ ذَلِكَ
أَحَدٌ إِلا أَبَرْنَا عِتْرَتَهُ، فَقَالَ: أَذْكُرُ اللَّهَ، أَوْ أُنْشِدُ
اللَّهَ أَنْ يُقْتَلَ بِي إِلا قَاتِلِي، فَقَالَ رَجُلٌ: أَلا تَسْتَخْلِفُ يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ؟ قَالَ: " لا وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ إِلَى
مَا تَرَكَكُمْ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "، قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِلَّهِ إِذَا لَقِيتَهُ؟ قَالَ: " أَقُولُ اللَّهُمَّ تَرَكْتَنِي فِيهِمْ
مَا بَدَا لَكَ، ثُمَّ تَوَفَّيْتَنِي وَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ ".
وَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ طَاوُسٍ، أنا أَبُو
الْغَنَائِمِ بْنُ أَبِي عُثْمَانَ، أنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُبَيْدِ اللَّهِ
بْنِ يَحْيَى بْنِ زَكَرِيَّا ابْنِ الْبَيِّعِ، نا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ
الْمَحَامِلِيُّ، نا يُوسُفُ بْنُ مُوسَى الْقَطَّانُ، نا جَرِيرٌ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ
بْنِ سَبْعٍ، هَكَذَا قَالَ جَرِيرٌ، قَالَ: قَامَ
عَلِيٌّ، فَقَالَ: " وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ النَّسَمَةَ لَتُخَضَّبَنَّ
هَذِهِ مِنْ دَمِ هَذَا، قَالَ: لِحْيَتُهُ مِنْ دَمِ رَأْسِهِ، قَالَ: فَقَالَ
رَجُلٌ: وَاللَّهِ لا يَفْعَلُ ذَلِكَ أَحَدٌ إِلا أَبَرْنَا عِتْرَتَهُ، قَالَ:
" أَذْكُرُ اللَّهَ وَأُنْشِدُ اللَّهَ أَنْ يُقْتَلَ إِلا قَاتِلِي "
قَالَ: فَقَالَ رَجُلٌ: أَلا تَسْتَخْلِفُ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ؟ فَقَالَ:
" لا
وَلَكِنْ أَتْرُكُكُمْ إِلَى مَا تَرَكَنِي إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "، قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِلَّهِ إِذَا لَقِيتَهُ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ تَرَكْتَنِي فِيهِمْ
مَا بَدَا لَكَ أَنْ تَرَكْتَنِي، ثُمَّ تَوَفَّيْتَنِي، وَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ
فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ ".
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ
الْحَمِيدِ الْوَاسِطِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ أَخْزَمَ، قَالَ:
حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، قَالَ: سَمِعْتُ الأَعْمَشَ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ،
عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ،
قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ: مَا
نَنْتَظِرُ الأَشْقَى، عَهِدَ إِلَيَّ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ دَمِ هَذَا "، قَالُوا: أَخْبِرْنَا
بِقَاتِلِكَ حَتَّى نُبِيرَ عِتْرَتَهُ، قَالَ: أَنْشُدُ اللَّهَ رَجُلا قَتَلَ
بِي غَيْرَ قَاتِلِي، وَذَكَرَ الْحَدِيثَ
ثنا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مُعَاوِيَةَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ،
عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ،
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ ابْنِ سُبَيْعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا عَلَى الْمِنْبَرِ،
وَهُوَ يَقُولُ: مَا يَنْتَظِرُ أَشْقَاهَا، عَهِدَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
" لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا، وَأَشَارَ ابْنُ دَاوُدَ إِلَى
لِحْيَتِهِ وَرَأْسِهِ، فَقَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، أَخْبِرْنَا مَنْ
هُوَ حَتَّى نَبْتَدِرَهُ، فَقَالَ: أَنْشُدُ اللَّهَ رَجُلا قَتَلَ بِي غَيْرَ
قَاتِلِي، قَالُوا: أَلا تَسْتَخْلِفُ ؟ قَالَ ابْنُ دَاوُدَ: وَسَقَطَ عَلَيَّ
مَا بَعْدَ هَذَا "
فَأَخْبَرَنَاهُ أَبُو الْقَاسِمِ الْوَاسِطِيُّ، وَأَبُو مَنْصُورٍ
مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ خَيْرُونٍ، قَالا: أنا وَأَبُو الْحَسَنِ
بْنُ سَعِيدٍ، نا أَبُو بَكْرٍ الْخَطِيبُ، أنا أَبُو عُمَرَ عَبْدُ الْوَاحِدِ
بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، نا الْقَاضِي أَبُو عَبْدُ اللَّهِ
الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْمَحَامِلِيُّ، نا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
مُعَاوِيَةَ، نا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ
سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ، قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا عَلَى الْمِنْبَرِ وَهُوَ
يَقُولُ: " مَا يَنْتَظِرُ أَشْقَاهَا عَهِدَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَلَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا، وَأَشَارَ ابْنُ دَاوُدَ إِلَى
لِحْيَتِهِ وَرَأْسِهِ، فَقَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَخْبِرْنَا مَنْ
هُوَ حَتَّى نَبْتَدِرَهُ، فَقَالَ: أُنْشِدُ اللَّهَ رَجُلا قَتَلَ بِي غَيْرَ
قَاتِلِي، قَالُوا: أَلا تَسْتَخْلِفُ؟ قَالَ ابْنُ دَاوُدَ: سَقَطَ عَلِيَّ مَا
بَعْدَ هَذَا.
أَخْبَرَنَا بِهِ أَبُو الْحَسَنِ ابْنُ الْبُخَارِيِّ، وأَحْمَدُ
بْنُ شَيْبَانَ، وزَيْنَبُ بِنْتُ مَكِّيٍّ، قَالُوا: أَخْبَرَنَا أَبُو حَفْصِ
بْنُ طبرزد، قال: أَخْبَرَنَا أَبُو مُحَمَّدٍ يَحْيَى بْنُ عَلِيِّ ابْنِ
الطَّرَّاحِ، وأَبُو الْمَعَالِي عَبْدُ الْخَالِقِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ
الْبَدِنِ، قَالا: أَخْبَرَنَا أَبُو جَعْفَرِ بْنُ الْمُسْلِمَةِ، قال:
أَخْبَرَنَا قَاضِي الْقُضَاةِ أَبُو مُحَمَّدٍ عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ
بْنِ مَعْرِوفٍ، قال: قُرِئَ عَلَى أَبِي الْحَسَنِ مُحَمَّدِ بْنِ نُوحٍ
الْجُنْدَيَسَابُورِيِّ، وأَنَا أَسْمَعُ، قال: أَخْبَرَنَا مُعَمَّرُ بْنُ
سَهْلٍ، قال: حَدَّثَنَا عَبْدُ
اللَّهِ هُوَ ابْنُ دَاوُدَ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ
سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
سَبُعٍ ،
قال: سَمِعْتُ عَلِيًّا عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ: " مَا يَنْتَظِرُ
الأَشْقَى؟ عَهِدَ إِلَيَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا
"، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، أَلا تُخْبِرُنَا بِهِ فُنُبِينَ
عِتْرَتَهُ، قال: " أُنْشِدُ اللَّهَ امْرَءا قَتَلَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي
".
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ
بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، نا يَحْيَى بْنُ يَمَانٍ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ، عَنِ
الأَعْمَشِ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، قَالَ: قِيلَ لِعَلِيٍّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ: " أَلا تُوصِي؟ قَالَ: مَا أَوْصَى رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِشَيْءٍ فَأُوصِي: اللَّهُمَّ إِنَّهُمْ
عِبَادُكَ فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ
حَكِيمٍ، قال: ثنا أَبِي، قال: ثنا بَكْرُ بْنُ بَكَّارٍ، قال: ثنا
حَمْزَةُ الزَّيَّاتُ، عَنْ حَكِيمِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي
الْجَعْدِ، عَنْ عَلِيٌّ، قَالَ:
قِيلَ: " أَلَا
تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَـا؟ قَالَ: لا، وَلَكِنْ أَكِلُكُمْ إِلَى مَا وَكَلَكُمْ
إِلَيْهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
2/166 :
حَدَّثَنَا أَبُو مُحَمَّدِ بْنُ حَيَّانَ، ثنا إِسْحَاقُ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ حَكِيمِ بْنِ أُسَيْدٍ، ثنا أَبِي، ثنا بَكْرُ بْنُ بَكَّارٍ، ثنا
حَمْزَةُ الزَّيَّاتُ، عَنْ حَكِيمِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي
الْجَعْدِ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ:
" قِيلَ: أَلا تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: " وَلَكِنْ أَكِلُكُمْ إِلَى مَا
وَكَّلَكُمْ إِلَيْهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "
2/201 :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ الْمُهْرَجَانِ، ثنا عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ نَاجِيَةَ، ثنا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ سَعِيدٍ
الأَصْبَهَانِيُّ، ثنا بَكْرُ
بْنُ بَكَّارٍ، ثنا حَمْزَةُ الزَّيَّاتُ، عَنْ حَكِيمِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ
سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ:
" لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا ". قَالَ: لِحْيَتُهُ مِنْ رَأْسِهُ.
قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، مَا أَحَدٌ يَفْعَلُ هَذَا إِلا أَبَرْنَا
عِتْرَتَهُ. قَالَ: " أُذَكِّرِ اللَّهَ، قُتِلَ بِي غَيْرُ قَاتِلِي "
قَالُوا: اسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا. قَالَ: " لا، وَلَكِنْ أَكِلُكُمْ إِلَى مَا
وَكَلَكُمْ إِلَيْهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ". قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ أَبْقَيْتَنِي فِيهِمْ مَا بَدَا
لَكَ أَنْ تُبْقِيَنِي، وَتَوَفَّيْتَنِي وَتَرَكْتَهُمْ، فَإِنْ شِئْتَ
أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ، ثنا بَكْرُ بْنُ بَكَّارٍ، ثنا
حَمْزَةُ الزَّيَّاتُ، ثنا حَكِيمُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي
جَعْدٍ، عَنْ عَلِيٍّ، أَنَّهُ قَالَ: "
لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ ". لِحْيَتَهُ مِنْ رَأْسِهِ، قَالُوا: يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَا أَحَدٌ يَقُولُ ذَلِكَ إِلا أَبَرْنَا عِتْرَتَهُ.
قَالَ: " أُذَكِّرُ اللَّهَ عَبْدًا قَتَلَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي ".
قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَلا تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: " لا وَلَكِنِّي أُوكِلُكُمْ إِلَى
مَا وَكِلَكُمْ إِلَيْهِ نَبِيُّ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ". قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ عَزَّ وَجَلَّ إِذَا أَتَيْتَهُ؟ قَالَ: " أَقُولُ: اللَّهُمَّ
أَبْقَيْتَنِي فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ أَنْ تُبْقِيَنِي، ثُمَّ تَوَفَّيْتَنِي
فَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ، إِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ
"
أَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ الشَّحَّامِيُّ، أنا أَبُو سَعْدٍ
الْجَنْزَرُودِيُّ، أنا أَبُو بَكْرٍ أَحْمَدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنُ مِهْرَانَ،
نا أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الأَرْزُنَانِيُّ
الأَصْبَهَانِيُّ، نا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدَانَ، نا بَكْرُ بْنُ بَكَّارٍ، نا
حَمْزَةُ بْنُ حَبِيبٍ الزَّيَّاتُ، نا حَكِيمُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ
أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ: أَلَمْ يَأْنِ
لأَشْقَاهَا لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ ؛ يَعْنِي: لِحْيَتَهُ مِنْ
رَأْسِهِ، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَفَلا تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟
قَالَ: لا
وَلَكِنْ أَكِلُكُمْ إِلَى مَا وَكَّلَكُمْ إِلَيْهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
أَخْبَرَنَا أَبُو الْفَتْحِ نَصْرُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْفَقِيهُ،
وَأَبُو مُحَمَّدِ بْنُ طَاوُسٍ، قَالا: أنا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ
مُحَمَّدِ بْنِ الْخَطِيبِ، بِالأَنْبَارِ، أنا أَبُو عُمَرَ بْنُ مَهْدِيٍّ، أنا
إِسْمَاعِيلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ، نا مُحَمَّدُ بْنُ مَنْدَهْ، نا بَكْرُ بْنُ بَكَّارٍ، نا
حَمْزَةُ الزَّيَّاتُ، نا حَكِيمُ بْنُ جُبَيْرٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي
الْجَعْدِ، عَنْ عَلِيٍّ أَنَّهُ
قَالَ: لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ يَعْنِي لِحْيَتَهُ مِنْ رَأْسِهِ،
قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَا أَحَدٌ يَفْعَلُ ذَلِكَ إِلا أَبرنَا
عِتْرَتَهُ، قَالَ: أُذَكِّرُ اللَّهَ عَبْدًا قَتَلَ بِي عَبْدًا قَاتِلِي
قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَفَلا تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: لا وَلَكِنِّي أَكِلُكُمْ إِلَى
مَا وَكَلَكُمْ إِلَيْهِ نَبِيُ اللَّهِ " قَالُوا: فَمَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ إِذَا أَتَيْتَهُ؟ قَالَ: " أَقُولُ اللَّهُمَّ أَبْقَيْتَنِي
فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ أَنْ تُبْقِينِي، ثُمَّ تَوَفَّيْتَنِي فَتَرَكْتُكَ
فِيهِمْ إِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ.
أَنْبَأناهُ أَبُو بَكْرٍ الشِّيرُوِيُّ، وَحَدَّثَنَا أَبُو الْمَحَاسِنِ
عَبْدُ الرَّزَّاقِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْهُ.ح وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْقَاسِمِ
الْوَاسِطِيُّ، أنا أَبُو بَكْرٍ الْخَطِيبُ، قَالا: أنا الْقَاضِي أَبُو بَكْرٍ
الْحِيرِيُّ، نا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ الأَصَمُّ، نا أَبُو
الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ حَبِيبَةَ الْقُرَشِيُّ، نا يَحْيَى بْنُ
الْحَسَنِ بْنِ الْفُرَاتِ الْعِرَارُ، نا مُحَمَّدُ بْنُ عُمَرَ، عَنْ أَبَانِ بْنِ تَغْلِبَ، عَنْ
سَلَمَةَ بْنِ كُهَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَبْعٍ،
قَالَ: قَالَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ قَبْلَ أَنْ يَضْرِبَ بِثَلاثٍ: أَيْنَ
شَقِيُّكُمْ هَذَا؟ أَمَ وَاللَّهِ لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذَا، قَالَ:
فَلَمَّا ضُرِبَ دَخَلْتُ عَلَيْهِ، فَقُلْتُ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ
اسْتَخْلِفْ، قَالَ: " لا " قَالَ: فَقُلْتُ: اتَّقِ
اللَّهَ فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ؟ قَالَ: " أَقُولُ تَرَكْتَهُمْ كَمَا
تَرَكَهُمْ رَسُولُكَ "،.وَفِي حَدِيثِ الْخَطِيبِ: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ
أَفْسَدْتَهُمْ ".
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعِيدٍ الْجَوْهَرِيُّ، وَمُحَمَّدُ
بْنُ أَحْمَدَ بْنِ الْجُنَيْدِ، قَالا: ثنا أَبُو الْجَوَابِ، قَالَ:
ثنا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ،
عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ يَزِيدَ الْحِمَّانِيِّ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: "
وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ وَبَرَأَ النَّسَمَةَ، لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ
هَذِهِ لِلِحْيَتِهِ مِنْ رَأْسِهِ فَمَا يُحْبَسُ أَشْقَاهَا، فَقَالَ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ سُبَيْعٍ: وَاللَّهِ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، لَوْ أَنَّ رَجُلا
فَعَلَ ذَلِكَ أَبَرْنَا عِتْرَتَهُ، قَالَ: قَالَ: أَنْشُدُكَ بِاللَّهِ، أَنْ
تَقْتُلَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، أَلا
تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: لا،
وَلَكِنِّي أَتْرُكُكُمْ كَمَا تَرَكَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَمَاذَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ إِذَا أَتَيْتَهُ وَقَدْ تَرَكْتَنَا هَمَلا، قَالَ: أَقُولُ لَهُمُ
اسْتَخْلَفْتَنِي فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ ثُمَّ قَبَضْتَنِي وَتَرَكْتُكَ فِيهِمْ
"
أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ الْحَافِظُ، حَدَّثَنَا أَبُو
الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ
إِسْحَاقَ الصَّغَانِيُّ، حَدَّثَنَا أَبُو الْجَوَّابِ الأَحْوَصُ
بْنُ جَوَّابٍ، حَدَّثَنَا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ حَبِيبِ
بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ يَزِيدَ، قَالَ:
قَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: " وَالَّذِي فَلَقَ الْحَبَّةَ،
وَبَرَأَ النَّسَمَةَ، لَتُخْضَبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ: لِلِحْيَتِهِ مِنْ
رَأْسِهِ، فَمَا يَحْبِسُ أَشْقَاهَا؟ "، فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
سَبُعٍ: وَاللَّهِ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، لَوْ أَنَّ رَجُلا فَعَلَ ذَلِكَ
لأَبَرْنَا عِتْرَتَهُ، فَقَالَ: أَنْشُدُ أَنْ يُقْتَلَ بِي غَيْرُ قَاتِلِي،
قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ: أَلا تَسْتَخْلِفُ؟، قَالَ: لا ! وَلَكِنِّي أَتْرُكْكُمْ
كَمَا تَرَكَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: فَمَا تَقُولُ لِرَبِّكَ
إِذَا لَقِيتَهُ وَقَدْ تَرَكْتَنَا هَمَلا؟، قَالَ: أَقُولُ اللَّهُمَّ
اسْتَخْلَفْتَنِي فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ، ثُمَّ قَبَضْتَنِي وَتَرَكْتُكَ
فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ، وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ "
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْفُرَاوِيُّ، أنا أَبُو بَكْرٍ
الْبَيْهَقِيُّ، أنا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، نا أَبُو الْعَبَّاسِ
مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ الصَّاغَانِيُّ، أنا أَبُو الْجَوَّابِ
الأَحْوَصُ بْنُ جَوَّابٍ، نا عَمَّارُ بْنُ رُزَيْقٍ، عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ
حَبِيبِ بْنِ أَبِي ثَابِتٍ، عَنْ ثَعْلَبَةَ بْنِ يَزِيدَ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: وَالَّذِي
فَلَقَ الْحَبَّةَ، وَبَرَأَ النَّسَمَةَ، لَتُخَضَّبَنَّ هَذِهِ مِنْ هَذِهِ،
لِلِحْيَتِهِ مِنْ رَأْسِهِ، فَمَا يُخْبِتَنَّ أَشْقَاهَا، فَقَالَ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ سَبْعٍ: وَاللَّهِ يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ لَوْ أَنَّ رَجُلا
يَفْعَلُ ذَلِكَ لأَبرنَا عِتْرَتَهُ، فَقَالَ: " أُنْشِدُ اللَّهَ أَنْ
يُقْتَلَ بِي غَيْرَ قَاتِلِي "، قَالُوا: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ أَلا
تَسْتَخْلِفُ؟ قَالَ: " لا
وَلَكِنِّي أَتْرُكُكُمْ كَمَا تَرَكَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ "، قَالَ: فَمَا تَقُولُ
لِرَبِّكَ إِذَا لَقِيتَهُ وَقَدْ تَرَكْتَنَا هَمْلا؟ قَالَ: " أَقُولُ
اللَّهُمَّ اسْتَخْلَفْتَنِي فِيهِمْ مَا بَدَا لَكَ، ثُمَّ قَبَضْتَنِي وَتَرَكْتُكَ
فِيهِمْ، فَإِنْ شِئْتَ أَصْلَحْتَهُمْ وَإِنْ شِئْتَ أَفْسَدْتَهُمْ ".
No. 1158 :
حَدَّثَنَا رِزْقُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، حَدَّثَنَا شَبَابَةُ، ثنا شُعَيْبُ بْنُ
مَيْمُونٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي
وَائِلٍ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ، قَالَ: قِيلَ لِعَلِيٍّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: اسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا، فَقَالَ: مَا اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَكِنْ إِنْ يُرِدِ اللَّهُ بِالنَّاسِ خَيْرًا
سَيَجْمَعُهُمْ عَلَى خَيْرِهِمْ كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى خَيْرِهِمْ"
No. 1221 :
حَدَّثَنَا رِزْقُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى، ثنا شَبَابَةُ، ثنا شُعَيْبُ بْنُ
مَيْمُونٍ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، قَالَ: قِيلَ لِعَلِيٍّ:
اسْتَخْلِفَ، قَالَ: " مَا
اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْتَخْلِفُ،
وَلَكِنْ إِنْ يُرِدِ اللَّهُ بِالنَّاسِ خَيْرًا سَيَجْمَعُهُمْ عَلَى خَيْرِهِمْ
كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ عَلَى خَيْرِهِمْ "
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي الْحَارِثِ، قَالَ: نا شَبَابَةُ بْنُ سَوَّارٍ،
قَالَ: نا شُعَيْبُ بْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ
الشَّعْبِيِّ، عَنْ شَقِيقٍ، قَالَ: قِيلَ لِعَلِيٍّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ: أَلا تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: " مَا اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْتَخْلِفَ عَلَيْكُمْ، وَإِنْ يُرِدِ
اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى بِالنَّاسِ خَيْرًا، فَسَيَجْمَعُهُمْ عَلَى
خَيْرِهِمْ كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَلَى خَيْرِهِمْ ".
أَخْبَرَنِي أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الْمُزَكِّي
بِمَرْوَ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَوْحٍ الْمَدَائِنِيُّ، ثنا شَبَابَةُ بْنُ سَوَّارٍ، ثنا
شُعَيْبُ بْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ
الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ، قَالَ:
قِيلَ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَلا تَسْتَخْلِفُ
عَلَيْنَا؟ قَالَ: " مَا
اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ،
فَأَسْتَخْلِفُ، وَلَكِنْ إِنْ يُرِدُ اللَّهُ بِالنَّاسِ خَيْرًا، فَسَيَجْمَعَهُمْ
بَعْدِي عَلَى خَيْرِهِمْ، كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ عَلَى خَيْرِهِمْ ".
Al-Kubraa 8/149 :
وَأَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ بِشْرَانَ، بِبَغْدَادَ، أَنْبَأَ أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ
عَمْرٍو الرُّزَازُ، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَرْزُوقٍ، ثَنَا شَبَابَةُ بْنُ سَوَّارٍ، ثَنَا
شُعَيْبُ بْنُ مَيْمُونٍ، ثَنَا حُصَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ
الشَّعْبِيِّ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ، قَالَ:
قِيلَ لِعَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: اسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا، فَقَالَ: " مَا اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْتَخْلِفُ، وَلَكِنْ إِنْ يُرِدِ اللَّهُ
بِالنَّاسِ خَيْرًا جَمَعَهُمْ عَلَى خَيْرِهِمْ، كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ
نَبِيِّهِمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى خَيْرِهِمْ"
Ad-Dalaail 7/223 :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ، قَالَ: أَخْبَرَنِي
أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ الْمُزَكِّي بِمَرْوَ، قَالَ: حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ رَوْحٍ الْمَدَائِنِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا شَبَابَةُ بْنُ سَوَّارٍ،
قَالَ: حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ مَيْمُونٍ، عَنْ حُصَيْنِ بْنِ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ أَبِي وَائِلٍ،
قَالَ: قِيلَ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَلا
تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟، قَالَ: " مَا اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْتَخْلِفَ وَلَكِنْ إِنْ يُرِدِ اللَّهُ
بِالنَّاسِ خَيْرًا، فَسَيَجْمَعُهُمْ بَعْدِي عَلَى خَيْرِهِمْ، كَمَا جَمَعَهُمْ
بَعْدَ نَبِيِّهِمْ عَلَى خَيْرِهِمْ "
Al-I’tiqaad hal. 502 :
أَخْبَرَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ بْنُ بِشْرَانَ، أنا أَبُو جَعْفَرٍ
الرَّزَّازُ، ثنا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَرْزُوقٍ، ثنا شَبَابَةُ بْنُ سِوَارٍ، ثنا
شُعَيْبُ بْنُ مَيْمُونٍ، ثنا حُصَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ
الشَّعْبِيِّ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ سَلَمَةَ، قَالَ:
قِيلَ لِعَلِيٍّ: اسْتَخْلِفْ عَلَيْنَا، فَقَالَ: مَا اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْتَخْلِفَ، إِنْ يُرِدِ اللَّهُ بِالنَّاسِ
خَيْرًا جَمَعَهُمْ عَلَى خَيْرِهِمْ كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى خَيْرِهِمْ
حَدَّثَنَا أَبُو عَوْفٍ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَرْزُوقٍ
الْبزُورِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا شَبَابَةُ
بْنُ سَوَّارٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ مَيْمُونٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا
حُصَيْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ شَقِيقِ بْنِ
سَلَمَةَ، قَالَ:
قِيلَ لِعَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ " أَلا
تَسْتَخْلِفُ عَلَيْنَا؟ قَالَ: مَا
اسْتَخْلَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْتَخْلِفُ،
وَلَكِنْ إِنْ أَرَادَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِالنَّاسِ خَيْرًا جَمَعَهُمْ عَلَى
خَيْرِهِمْ، كَمَا جَمَعَهُمْ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَلَى خَيْرِهِمْ "
أخبرنا أبو القاسم السمرقندي، أنا أبو القاسم بن بُسُري وأبو مُحمد
بن أبي عثمان وأبو طاهر القصَّاري.
ح وأنا أبو عبد الله محمد بن أحمد بن إبراهيم بن القصَّاري، أنا أبي.
قالوا : أنا إسماعيل بن الحسن الصرصري، نا الحسين بن إسماعيل
المحاملي، نا الفضل بن سهل، نا
شبَّابة، نا شعيب بن ميمون، عن حصين، عن الشعبي، عن أبي وائل قال : قيل لعلي : أَلَا تستخلف ؟.
قال : ما
استخلف النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فأستخلف
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَسْوَدِ
بْنِ قَيْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ
عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ يَوْمَ الْجَمَلِ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا عَهْدًا نَأْخُذُ بِهِ فِي
إِمَارَةِ، وَلَكِنَّهُ شَيْءٌ رَأَيْنَاهُ مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِنَا،
ثُمَّ اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ، رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى أَبِي بَكْرٍ، فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى عُمَرَ، فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ الدِّينُ بِجِرَانِهِ "
No. 1327 :
حَدَّثَنِي أَبِي، نا زَيْدُ بْنُ الْحُبَابِ، نا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنِ
الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ، " أَنَّهُ خَطَبَ لَمَّا فَرَغَ مِنَ الْجَمَلِ فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا عَهْدًا نَأْخُذُ بِهِ فِي
هَذِهِ الإِمَارَةِ وَلَكِنْ
شَيْئًا رَأَيْنَاهُ مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِنَا فَإِنْ يَكُنْ صَوَابًا فَمِنَ
اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَإِنْ يَكُنْ خَطَأً فَمِنْ أَنْفُسِنَا، وَلِيَنَا أَبُو
بَكْرٍ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى مَضَى لِسَبِيلِهِ رَحِمَهُ اللَّهُ، ثُمَّ
وَلِيَنَا عُمَرُ مِنْ بَعْدِهِ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ الإِسْلامُ
بِجِرَانِهِ ثُمَّ مَضَى رَحِمَهُ اللَّهُ "
No. 1333 :
حَدَّثَنِي أَبِي، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، نا سُفْيَانُ، عَنِ الأَسْوَدِ
بْنِ قَيْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ
عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ يَوْمَ الْجَمَلِ: "إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا عَهْدًا
فَآخُذُ بِهِ فِي الإِمَارَةِ وَلَكِنَّهُ
شَيْءٌ رَأَيْنَاهُ مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِنَا ثُمَّ اسْتَخْلَفَ أَبَا بَكْرٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ وَاسْتُخْلِفَ عُمَرُ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ حَتَّى ضَرَبَ الدِّينُ بِجِرَانِهِ "
4/87 :
حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدَانَ، قَالَ: ثنا
شُعَيْبٌ، ثنا أَبُو يَحْيَى الْحِمَّانِيُّ، قَالَ: ثنا سُفْيَانُ، عَنِ الْأَسْوَدِ
بْنِ قَيْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ عَلِيٍّ، أَنَّهُ قَالَ:
" أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي
هَذِهِ الْإِمَارَةِ أَمْرًا نَأْخُذُ بِهِ، وَلَكِنْ رَأَيْنَا رَأْيًا،
فَإِنْ يَكُنْ صَوَابًا فَمِنَ اللَّهِ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَمِنْ أَنْفُسِنَا،
اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامُ، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ
فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ إِنَّ الدِّينَ ضَرَبَ بِجِرَانِهِ، إِنَّ
أَقْوَامًا طَلَبُوا الدُّنْيَا، فَيَعْفُوا اللَّهُ عَمَّنْ يَشَاءُ، وَيُعَذِّبُ
مَنْ يَشَاءُ "
4/87-88 :
حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الْقَاضِي، قَالَ: ثنا أَحْمَدُ بْنُ
مَنْصُورٍ، وَالْحَسَنُ بْنُ يَحْيَى، وَاللَّفْظُ لِأَحْمَدَ، قَالَا: ثنا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ، أَنْبَأَ سُفْيَانُ
الثَّوْرِيُّ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ عَلِيٍّ، أَنَّهُ قَالَ
يَوْمَ الْجَمَلِ: " أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي
الْإِمَارَةِ بِأَمْرٍ نَأْخُذُ بِهِ،
وَلَكِنَّهُ شَيْءٌ رَأَيْنَاهُ مِنْ قِبَلِ أَنْفُسِنَا، فَإِنْ يَكُ صَوَابًا
فَمِنَ اللَّهِ، وَإِنْ يَكُ خَطَأٌ فَمِنْ أَنْفُسِنَا، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ أَبُو
بَكْرٍ، رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى أَبِي بَكْرٍ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ
اسْتُخْلِفَ عُمَرُ، رَحْمَةُ اللَّهِ عَلَى عُمَرَ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ
حَتَّى ضَرَبَ الدِّينُ بِجِرَانِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا الدُّنْيَا،
يَغْفِرُ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ، أَوْ قَالَ: مَنْ يَشَاءُ، وَيُعَذِّبُ مَنْ
شَاءَ "
No. 174 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ
الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ قَالَ: " مَا
عَهِدَ إِلَيْنَا فِي الإِمَارَةِ عَهْدًا نَأْخُذُ بِهِ، إِنَّمَا هُوَ شَيْءٌ
رَأَيْتُهُ، فَإِنْ يَكُ صَوَابًا فَمِنَ اللَّهِ، وَإِنْ يَكُ خَطَأً فَمِنْ
قِبَلِ أَنْفُسِنَا "
No. 196 :
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ
بْنِ قَيْسٍ، عَنْ رَجُلٍ، عَنْ
عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّهُ قَالَ يَوْمَ الْجَمَلِ: " إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا عَهْدًا نَأْخُذُ بِهِ فِي
الإِمَارَةِ، وَلَكِنْ شَيْءٌ رَأَيْنَاهُ مِنْ قِبَلِ
أَنْفُسِنَا، فَإِنْ يَكُ صَوَابًا فَمِنَ اللَّهِ، وَإِنْ يَكُ خَطَأً فَمِنْ
قِبَلِ أَنْفُسِنَا، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ،
ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ الدِّينُ
بِجِرَانِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا الدُّنْيَا، يَعْفُو اللَّهُ
عَمَّنْ يَشَاءُ، وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ "
حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، نا أَبُو دَاوُدَ
الْحَفَرِيُّ، عَنْ عِصَامِ بْنِ النُّعْمَانِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ
قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، قَالَ:
" خَطَبَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَوْمَ الْجَمَلِ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي هَذِهِ الإِمَارَةِ شَيْئًا
نَأْخُذْ بِهِ، حَتَّى رَأَيْنَا مِنَ الرَّأْيِ أَنْ
نَسْتَخْلِفَ أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ حَتَّى
مَضَى لِسَبِيلِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَأَى مِنَ الرَّأْيِ أَنْ
يَسْتَخْلِفَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضُرِبَ
الدِّينُ بِجِرَانِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا هَذِهِ الدُّنْيَا
فَكَانَتْ أُمُورٌ يَقْضِي اللَّهُ فِيهَا مَا أَحَبَّ "
قَالَ أَبُو عَبْدِ الرَّحْمَنِ عِصَامُ بْنُ النُّعْمَانِ ابْنِ
أَخِي خَالِدِ بْنِ أَخِي إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ الْبَجَلِيِّ
أُخْبِرْتُ بِذَلِكَ
حَدَّثَنَاهُ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ سَعْدَانَ، ثنا شُعَيْبُ
بْنُ أَيُّوبَ، قَالَ: ثنا أَبُو دَاوُدَ الْحَفَرِيُّ، عَنْ عِصَامِ بْنِ
النُّعْمَانِ، عَنْ سُفْيَانَ،
عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، قَالَ: لَمَّا ظَهَرَ عَلِيٌّ
عَلَى سُفْيَانَ يَوْمَ الْجَمَلِ، قَالَ " أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي هَذِهِ
الْإِمَارَةِ شَيْئًا حَتَّى رَأَيْنَا مِنَ الرَّأْيِ أَنْ نَسْتَخْلِفَ أَبَا
بَكْرٍ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ حَتَّى مَضَى لِسَبِيلِهِ، ثُمَّ إِنَّ
أَبَا بَكْرٍ رَأَى مِنَ الرَّأْيِ أَنْ يَسْتَخْلِفَ عُمَرَ، فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ حَتَّى ضَرَبَ بِجِرَانِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا هَذِهِ
الدُّنْيَا فَكَانَتْ أُمُورٌ يَقْضِي اللَّهُ فِيهَا ".
Ad-Dalaail 6/439 :
أَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الرُّوذْبَارِيُّ، أَخْبَرَنَا أَبُو
مُحَمَّدِ بْنُ شَوْذَبٍ الْوَاسِطِيُّ بِهَا، قَالَ: حَدَّثَنَا شُعَيْبُ بْنُ
أَيُّوبَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو دَاوُدَ الْحَفْرِيُّ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ
بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، قَالَ: لَمَّا ظَهَرَ عَلِيٌّ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَلَى النَّاسِ يَوْمَ الْجَمَلِ، قَالَ: " أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي هَذِهِ
الإِمَارَةِ شَيْئًا، حَتَّى رَأَيْنَا مِنَ
الرَّأْيِ أَنْ نَسْتَخْلِفَ أَبَا بَكْرٍ، فَأَقَامَ وَاسْتَفَامَ حَتَّى مَضَى
لِسَبِيلِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَأَى مِنَ الرَّأْيِ أَنْ يَسْتَخْلِفَ
عُمَرَ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ الدِّينَ بِجِرَانِهِ، ثُمْ إِنَّ
أَقْوَامًا طَلَبُوا هَذِهِ الدُّنْيَا، فَكَانَتْ أُمُورٌ يَقْضِي اللَّهُ فِيهَا
"
Al-I’tiqaad hal. 502-503 :
وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَلِيٍّ الْحُسَيْنُ بْنُ مُحَمَّدٍ
الرُّوذْبَارِيُّ، أنا أَبُو مُحَمَّدٍ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ شَوْذَبٍ
الْوَاسِطِيُّ، بِهَا، ثنا شُعَيْبُ بْنُ أَيُّوبَ، ثنا أَبُو دَاوُدَ
الْحَفْرِيُّ ، عَنْ
سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ،
قَالَ: لَمَّا ظَهَرَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَلَى النَّاسِ يَوْمَ
الْجَمَلِ، قَالَ: أَيُّهَا
النَّاسُ، إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ
إِلَيْنَا فِي هَذِهِ الإِمَارَةِ شَيْئًا، حَتَّى
رَأَيْنَا مِنَ الرَّأْيِ أَنْ نَسْتَخْلِفَ أَبَا بَكْرٍ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ
حَتَّى مَضَى لِسَبِيلِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَبَا بَكْرٍ رَأَى مِنَ الرَّأْيِ أَنْ
يَسْتَخْلِفَ عُمَرَ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ حَتَّى ضَرَبَ الدِّينَ بِجِرَانِهِ،
ثُمَّ إِنَّ أَقْوَامًا طَلَبوا هَذِهِ الدُّنْيَا، فَكَانَتْ أُمُورٌ يَقْضِي
اللَّهُ فِيهَا مَا يَشَاءُ
Dalam sanad
riwayat ini, Abu Daawud Al-Hafariy meriwayatkan dari Sufyaan secara mursaltanpa melalui perantaraan ‘Ishaam. Yang
benar, adalah riwayat jama’ah yang menetapkan keberadaan ‘Ishaam antara Al-Hafariy dan
Ats-Tsauriy, wallaahu
a’lam.
أخبرنا أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ يَحْيَى بْنِ جَعْفَرٍ
الإِمَامُ، وَأَبُو الْفَرَجِ عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ الْبُزَانِيُّ، جَمِيعًا بأصبهان قَالا: أخبرنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
الْحَسَنِ بْنِ بُنْدَارٍ الْمَدِينِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ
إِسْمَاعِيلَ الصَّائِغُ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ فُضَيْلٍ
الْبَغْدَادِيُّ، عَنِ الْحَفَرِيِّ، عَنْ عَاصِمِ بْنِ النُّعْمَانِ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ
قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ شَقِيقٍ، عَنْ عَلِيٍّ، مِثْلَ حَدِيثِ
قَبْلَهُ، أَنَّهُ خَطَبَ فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي الإِمَارَةِ عَهْدًا،
وَلَكِنَّهُ رَأْيٌ رَأَيْنَاهُفَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ
فَقَامَ وَاسْتَقَامَ. وَذَكَرَ الْحَدِيثَ.
كَذَا رَوَيَاهُ لَنَا، فَقَالا: عَنْ عَمْرِو بْنِ شَقِيقٍ، وَإِنَّمَا هُوَ عَمْرُو بْنُ
سُفْيَانَ. وَقَالا أَيْضًا: عَاصِم بْن النُّعْمَانِ
وَإِنَّمَا هُوَ عَاصِمُ بْنُ النُّعْمَانِ بْنِ أَبِي خَالِدِ ابْنِ أَخِي
إِسْمَاعِيلَ بْنِ أَبِي خَالِدٍ،
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحُسَيْنِ بْنِ الْحَسَنِ، ثَنا
مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيدَ السُّلَمِيُّ، ثنَا الْحُسَيْنُ بْنُ الْوَلِيدِ، ثنا سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ، عَنِ
الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ الْعَبْدِيِّ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ الثَّقَفِيِّ، قَالَ: لَمَّا فَرَغَ عَلِيٌّ
مِنَ الْجَمَلِ قَالَ: " إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي
الإِمَارَةِ شَيْئًا، وَلَكِنَّهُ رَأْيٌ رَأَيْنَاهُ فَإِنْ يَكُ صَوَابًا فَمِنَ
اللَّهِ، وَإِنْ يَكُ خَطَأً فَمِنْ قِبَلِنَا، وُلِّيَ أَبُو بَكْرٍ، فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ وُلِّيَ عُمَرُ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ
الإِسْلامُ بِجِرِانِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا الدُّنْيَا فَيَعْفُو
اللَّهُ عَمَّنْ يَشَاءُ، وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ "
حَدَّثَنَا أَبُو يَحْيَى مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ ثِقَةٌ، وَأَنَا أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ
سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ
سُفْيَانَ، عَنْ أَبِيهِ قَالَ
عَبْدُ اللَّهِ وُجُودُ أَبِي عَاصِمٍ أَقَامَ إِسْنَادَهُ، قَالَ: " خَطَبَ
عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي الإِمَارَةِ شَيْئًا وَإِنَّمَا
هُوَ رَأْيٌ رَأَيْنَاهُ "
وَحَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ الْمَحَامِلِيُّ، ثنا
مُحَمَّدُ بْنُ الْجَوَّانِ، قَالَ: ثنا أَبُو عَاصِمِ، عنُ
سُفْيَانَ، عَنِ الْأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ
سُفْيَانَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ:
خَطَبَ عَلِيٌّ، فَقَالَ " إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي
هَذِهِ الْإِمَارَةِ شَيْئًا وَلَكِنَّهُ
رَأْيٌ رَأَيْنَاهُ، اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ فَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ
اسْتُخَلِفَ عُمَرُ فَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ الدِّينُ بِجِرَانِهِ
". وَانْتَهَى حَدِيثُ ابْنِ جَوَّانَ. وَزَادَ ابْنُ الْجُنَيْدِ "
ثُمَّ أَنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا الدُّنْيَا، يَغْفِرُ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ،
وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ "
وَرَوَاهُ الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ أَبُو عَاصِمٍ، عَنْ
سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسِ بْنِ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، عَنْ
أَبِيهِ أَنَّ
عَلِيًّا خَطَبَ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا عَهْدًا فِي
الإِمَارَةِ نَأْخُذُ بِهِ وَلَكِنَّهُ
رَأْيٌ رَأَيْنَاهُ.اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ
اسْتُخْلِفَ عُمَرُ، فَأَقَامَ حَتَّى ضَرَبَ الدِّينَ بِجِرَانِهِ.أَخْبَرَنَا
أَبُو الْحَسَنِ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ الْمُقْرِئُ، أنا الْحَسَنُ
بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ إِسْحَاقَ، ثنا يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ الْقَاضِي، ثنا
مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي بَكْرٍ، ثنا الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ، ثنا سُفْيَانُ
فَذَكَرَهُ
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ، قَالَ: حَدَّثَنَا
الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْحُلْوَانِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو عَاصِمٍ، قَالَ:
حَدَّثَنَا سُفْيَانُ
الثَّوْرِيُّ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ الْعَبْدِيِّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ
عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: خَطَبَ عَلِيٌّ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ، فَقَالَ: " إِنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي
الإِمَارَةِ عَهْدًا نَأْخُذُ بِهِ،
وَلَكِنَّهُ رَأْيٌ رَأَيْنَاهُ، وَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ
الدِّينُ بِجِرَانِهِ، ثُمَّ إِنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا الدُّنْيَا، يَعْفُوا
اللَّهُ عَمَّنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ "
No. 470 :
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ نَصْرٍ، بِأَصْبَهَانَ،
أَنَّ مَحْمُودَ بْنَ إِسْمَاعِيلَ الصَّيْرَفِيَّ أَخْبَرَهُمْ، قِرَاءَةً
عَلَيْهِ وَهُوَ حَاضِرٌ، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ شَاذَانَ،
أَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْقَبَّابُ، أَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَمْرِو
بْنِ أَبِي عَاصِمٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى، ثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ مَخْلَدٍ،
عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سَعِيدٍ، عَنْ
أَبِيهِ، قَالَ: قَالَ عَلِيٌّ: مَا عَهِدَ إِلَيْنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الإِمَارَةِ شَيْئًا،
وَلَكِنْ رَأْيٌ رَأَيْنَاهُ، فَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ فَقَامَ وَاسْتَقَامَ،
ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ فَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ ضُرِبَ الدِّينُ
بِجِرَانِهِ، وَيَعْفُو اللَّهُ عَنْ مَنْ يَشَاءُ، وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ
No. 471 :
أَخْبَرَنَا بَرَكَاتُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ طَاهِرٍ الْقُرَشِيُّ،
بِدِمَشْقَ، أَنَّ عَلِيَّ بْنَ أَحْمَدَ بْنِ مَنْصُورٍ الْغَسَّانِيَّ
أَخْبَرَهُمْ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ، أَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ
مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي الْحَدِيدِ، أَنَا جَدِّي أَبُو بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ
أَحْمَدَ السُّلَمِيُّ، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ سَهْلٍ
الْخَرَائِطِيُّ، قِرَاءَةً عَلَيْهِ، ثَنَا عُمَرُ هُوَ ابْنُ شَبَّةَ، ثَنَا أَبُو عَاصِمٍ النَّبِيلُ، عَنْ
سُفْيَانَ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ
أَبِيهِ، قَالَ:
خَطَبَنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ، فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي الإِمَارَةِ شَيْئًا
وَلَكِنْ رَأْيٌ رَأَيْنَاهُ، فَاسْتُخْلِفَ
أَبُو بَكْرٍ فَقَامَ وَاسْتَقَامَ، وَاسْتُخْلِفَ عُمَرُ فَقَامَ وَاسْتَقَامَ،
ثُمَّ ضُرِبَ الدِّينُ بِجِرَانِهِ، وَإِنَّ أَقْوَامًا طَلَبُوا الدُّنْيَا
فَمَنْ شَاءَ اللَّهُ مِنْهُمْ أَنْ يُعَذِّبَ عَذَّبَ، وَمَنْ شَاءَ أَنْ
يَرْحَمَ رَحِمَ
ثنا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، قَالَ: ثنا فَضْلُ بْنُ شُعَيْبٍ،
قَالَ: ثنا ابْنُ شِهَابٍ عَبْدُ رَبِّهِ بْنُ نَافِعٍ، عَنْ سُفْيَانَ الثَّوْرِيِّ،
عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: عَنْ عُمَرَ بْنِ سُفْيَانَ، قَالَ عَلِيٌّ رِضْوَانُ اللَّهِ
عَلَيْهِ يَوْمَ الْجَمَلِ: " قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِي إِمَارَةٍ عَهْدًا
نَأْخُذُ بِهِ، وَلَكِنْ رَأَيْنَا رَأْيَنَا،
فَاسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ رِضْوَانُ اللَّهِ عَلَيْهِ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ،
ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، حَتَّى ضَرَبَ الدِّينُ
بِجِرَانِهِ، ثُمَّ إِنَّ قَوْمًا طَلَبُوا الدُّنْيَا، يَعْفُو اللَّهُ عَمَّنْ
شَاءَ، وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ ".
قَالَ: ثنا مُحَمَّدُ بْنُ خَالِدِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: ثنا
أَبُو شِهَابٍ، فَذَكَرَ بِإِسْنَادِهِ نَحْوَهُ
قَالَ قتيبة حَدَّثَنَا جرير، عَنْ سُفْيَان، عَنِ الأَسْوَدِ
بْن قيس، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عَلِيّ، رَضِيَ
اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُم: " لم يعهد إلينا النَّبِيّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الإمرة شيئا
وَحَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي دَاوُدَ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ
مُحَمَّدٍ الْوَزَّانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا مَرْوَانُ، قَالَ: حَدَّثَنَا
مُسَاوِرٌ الْوَرَّاقُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ،
قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَوْمَ الْجَمَلِ،
فَقَالَ: أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ الإِمَارَةَ لَمْ
يَعْهَدْ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا
عَهْدًا فَنَتَّبِعَ أَمْرَهُ، وَلَكِنَّا رَأَيْنَاهَا مِنْ تِلْقَاءِ
أَنْفُسِنَا، اسْتَخْلَفَ
أَبُو بَكْرٍ رَحِمَهُ اللَّهُ فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ اسْتَخْلَفَ عُمَرُ
فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ "
حَدَّثَنَا أَبُو عَبْدِ اللَّهِ مُحَمَّدُ بْنُ الْخَلِيلِ
الأَصْبَهَانِيُّ، ثنا مُوسَى بْنُ إِسْحَاقَ الْخَطْمِيُّ الْقَاضِي بِالرَّيِّ،
ثنا الْمُسَيِّبُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، ثنا مَرْوَانُ بْنُ مُعَاوِيَةَ،
عَنْ سَوَّارٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ، قَالَ:
خَطَبَنَا عَلِيُّ يَوْمَ الْجَمَلِ، فَقَالَ: أَيْنَ مُرَوِّحِي الْقَوْمِ؟
قَالَ: قُلْنَا: هُمْ صَرْعَى حَوْلَ الْجَمَلِ، قَالَ: فَقَالَ: " أَمَا بَعْدُ، فَإِنَّ هَذِهِ الإِمَارَةَ
لَمْ يَعْهَدْ إِلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ
وَسَلَّمَ فِيهَا عَهْدًا يُتْبَعُ أَثَرُهُ،
وَلَكِنَّا رَأَيْنَاهَا تِلْقَاءَ أَنْفُسِنَا، اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ،
فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ اسْتُخْلِفَ عُمَرُ، فَأَقَامَ وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ
ضَرَبَ الدَّهْرَ بِجِرَانِهِ "
وَقَالَ فِي حَدِيثِ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، " إِنَّ هَذِهِ الْإِمَارَةِ لَمْ
يَعْهَدْ إِلَيْنَا فِيهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَهْدًا نَتَّبِعُ أَثَرَهُ، وَلَكِنْ رَأَيْنَاهَا مِنْ تِلْقَاءِ أَنْفُسِنَا،
أَصَبْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا، اسْتَخْلَفَ أَبُو بَكْرٍ رَحِمَهُ اللَّهُ فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ اسْتَخْلَفَ عُمَرُ رَحِمَهُ اللَّهُ، فَأَقَامَ
وَاسْتَقَامَ، ثُمَّ ضَرَبَ الدِّينُ بِجِرَانِهِ، وَطَلَبَ قَوْمٌ الدُّنْيَا،
يُعَذِّبُ اللَّهُ، مَنْ يَشَاءُ، وَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ ". أخْبَرَنَاهُ
أَبُو الْعَلَاءِ، قَالَ: نا الْمُسَيِّبُ بْنُ عَبْدِ الْمَلِكِ، الدَّشَّاشُ،
قَالَ: نا مَرْوَانُ
بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ سَوَّارٍ، عَنْ عَمْرِو بْنِ سُفْيَانَ،
قَالَ: خَطَبَنَا عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَوْمَ الْجَمَلِ
حَدَّثَنَا أَبُو الْعَبَّاسِ
مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ الدُّورِيُّ، ثنا
رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ الْخَفَّافُ، قَالا: ثنا سَعِيدُ
بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ.وَأَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ جَعْفَرٍ الْقَطِيعِيُّ، ثنا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ، حَدَّثَنِي أَبِي، ثنا يَحْيَى، عَنْ
سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ، عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادَةَ، قَالَ:
دَخَلْتُ أَنَا وَالأَشْتَرُ عَلَى عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ يَوْمَ الْجَمَلِ،
فَقُلْتُ: هَلْ عَهِدَ إِلَيْكَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَآلِهِ وَسَلَّمَ عَهْدًا دُونَ الْعَامَّةِ؟ فَقَالَ: لا، إِلا هَذَا، وَأَخْرَجَ مِنْ قِرَابِ سَيْفِهِ فَإِذَا فِيهَا:
" الْمُؤْمِنُونَ تَتَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ، وَيَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ
أَدْنَاهُمْ، وَهُمْ يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ، لا يُقْتَلْ مُؤْمِنٌ بِكَافِرٍ
وَلا ذُو عَهْدٍ فِي عَهْدِهِ " هَذَا حَدِيثٌ صَحِيحٌ عَلَى شَرْطِ
الشَّيْخَيْنِ، وَلَمْ يُخَرِّجَاهُ، وَلَهُ شَاهِدٌ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، وَعَمْرِو
بْنِ الْعَاصِ
وَأَخْبَرَنَا أَبُو عَبْدِ
اللَّهِ الْحَافِظُ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ يَعْقُوبَ، ثنا
الْعَبَّاسُ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، وَعَبْدُ الْوَهَّابِ
الْخَفَّافُ، قَالا: ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي عَرُوبَةَ. ح قَالَ: وَأنبأ أَحْمَدُ
بْنُ جَعْفَرٍ الْقُطَيْعِيُّ، ثنا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ،
حدَّثَنِي أَبِي، ثنا يَحْيَى، عَنْ سَعِيدٍ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ الْحَسَنِ،
عَنْ قَيْسِ بْنِ عُبَادٍ، قَالَ: دَخَلْتُ أَنَا وَالأَشْتَرُ عَلَى عَلِيِّ بْنِ
أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَوْمَ الْجَمَلِ، فَقُلْتُ: " هَلْ عَهِدَ إِلَيْكَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَهْدًا دُونَ الْعَامَّةِ؟
فَقَالَ: لا، إِلا هَذَا، وَأَخْرَجَ مِنْ قِرَابِ سَيْفِهِ، فَإِذَا فِيهَا:
الْمُؤْمِنُونَ تَكَافَأُ دِمَاؤُهُمْ، يَسْعَى بِذِمَّتِهِمْ أَدْنَاهُمْ، وَهُمْ
يَدٌ عَلَى مَنْ سِوَاهُمْ، لا يُقْتَلُ مُؤْمِنٌ بِكَافِرٍ، وَلا ذُو عَهْدٍ فِي
عَهْدِهِ "
Afwan ustadz, syaikh
syu'aib al-Arnauth, apakah beliau masih hidup atau telah wafat?
Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Minat belajar Bahasa arab dan ilmu agama islam yang berkwalitas
Biaya ringan bahkan gratis 99%
20 lulusan terbaik mendapat beasiswa ke timur tengah
Tempat terbatas
Minat belajar Bahasa arab dan ilmu agama islam yang berkwalitas
Biaya ringan bahkan gratis 99%
20 lulusan terbaik mendapat beasiswa ke timur tengah
Tempat terbatas
ustaz, adakah syaikh syuaib
al-arnauth tleha meninggal? jika benar bila? kerana ditulis Rahimahullah?
Setahu saya belum. Terima kasih atas koreksiannya. Akan saya perbaiki.
ustadz, saya coba cari pembahasan tentang "GHADIR KHUM" di blog
Ustadz, tapi kok saya tidak menemukannya.. GHADIR KHUM kan termasuk Hujjah
utama yang di'pakai Syi'ah dalam meyakini ke'imamahan Sayyidina Ali Ra setelah
Rasulullah..
silahkan Ustadz lihat ini, serta bagaimana pendapat Ustadz tentang GHADIR KHUM yang ada disini:
http://syiahali.wordpress.com/2011/10/04/sunni-mengingkari-ayat-al-quran-tentang-ghadir-kum/
Mengenai takhrij hadits Ghadir Khum silahkan Ustadz baca di sini:
http://abusalma.wordpress.com/2007/03/26/ghadir-khum-antara-keyakinan-syiah-dan-ahlus-sunnah/
apakah Ustadz mengingkari Hadits Ghadir Khum.?
silahkan Ustadz lihat ini, serta bagaimana pendapat Ustadz tentang GHADIR KHUM yang ada disini:
http://syiahali.wordpress.com/2011/10/04/sunni-mengingkari-ayat-al-quran-tentang-ghadir-kum/
Mengenai takhrij hadits Ghadir Khum silahkan Ustadz baca di sini:
http://abusalma.wordpress.com/2007/03/26/ghadir-khum-antara-keyakinan-syiah-dan-ahlus-sunnah/
apakah Ustadz mengingkari Hadits Ghadir Khum.?
Pembahasan secara khusus memang tidak ada. Tapi saya telah beberapa kali
menyinggungnya. Hadits Ghadir Khum adalah shahih, hanya saja di sana tidak ada
pernyataan bahwa 'Aliy dinyatakan sebagai khalifah pengganti sepeninggal beliau
shallallaahu 'alaihi wa sallam.
Hadits Yaumul Indzar: Rasulullah saw sejak hari pertama beliau mengumumkan
kenabiannya kepada keluarga besarnya telah menjelaskan kekhalifahan Imam Ali
as. Di hari yang dikenal dengan Yaumul Indzar atau Yaumud Daar, dalam
ucapan-ucapannya kepada Bani Hasyim beliau berkata: “Aku diutus oleh Allah swt
untuk mengajakmu kepada kebaikan dunia dan akherat. Siapakah di antara kalian
yang bersedia untuk membantuku dalam hal ini?”
Beliau menanyakan hal yang sama sebanyak tiga kali namun tak ada yang menjawab beliau selain Ali bin Abi Thalib as. Dua kali Rasulullah saw memintanya untuk diam, namun kali ketiga beliau menerimanya. Lalu beliau bersabda: “Ia adalah saudaraku, pewarisku, dan khalifah setelahku di antara kalian. Maka dengarkanlah perkataannya dan taati ia.”
Beliau menanyakan hal yang sama sebanyak tiga kali namun tak ada yang menjawab beliau selain Ali bin Abi Thalib as. Dua kali Rasulullah saw memintanya untuk diam, namun kali ketiga beliau menerimanya. Lalu beliau bersabda: “Ia adalah saudaraku, pewarisku, dan khalifah setelahku di antara kalian. Maka dengarkanlah perkataannya dan taati ia.”
Hadits yang menyatakan bahwa Nabi shallallalahu 'alaihi wa sallam menunjuk
'Aliy radliyallaahu 'anhu sebagai khalifah adalah tidak shahih.
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/06/abdullah-bin-ahmad-bin-hanbal.html
‘Abdullah bin Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata :
حَدَّثَنِي أَبُو مُحَمَّدٍ
جَعْفَرُ بْنُ حُمَيْدٍ الْكُوفِيُّ أَخُو أَحْمَدَ بْنِ حُمَيْدٍ يُلَقَّبُ
بِدَارِ بِأُمِّ سَلَمَةَ، حَدَّثَنِي يُونُسُ بْنُ أَبِي يَعْفُورَ، عَنْ
أَبِيهِ، عَنِ الأَسْوَدِ بْنِ قَيْسٍ الْعَبْدِيِّ، عَنْ أَبِيهِ، قَالَ: "
شَهِدْتُ خُطْبَةَ عَلِيٍّ يَوْمَ الْبَصْرَةِ قَالَ: فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى
عَلَيْهِ وَذَكَرَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَا عَالَجَ مِنَ
النَّاسِ ثُمَّ قَبَضَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَيْهِ ثُمَّ رَأَى
الْمُسْلِمُونَ أَنْ يَسْتَخْلِفُوا أَبَا بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
فَبَايعُوا وَعَاهَدُوا وَسَلَّمُوا، وَبَايَعْتُ وَعَاهَدْتُ وَسَلَّمْتُ،
وَرَضُوا وَرَضِيتُ، وَفَعَلَ مِنَ الْخَيْرِ وَجَاهَدَ حَتَّى قَبَضَهُ اللَّهُ
عَزَّ وَجَلَّ رَحْمَةُ اللَّهُ عَلَيْهِ، وَاسْتُخْلِفَ عُمَرُ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ فَبَايَعَهُ الْمُسْلِمُونَ وَعَاهَدُوا وَسَلَّمُوا، وَبَايَعْتُ
وَعَاهَدْتُ وَسَلَّمْتُ، وَرَضُوا وَرَضِيتُ، ......
Telah
menceritakan kepadaku Abu Muhammad Ja’far bin Humaid Al-Kuufiy saudara Ahmad
bin Humaid : Telah menceritakan kepadaku Yuunus bin Abi Ya’quub, dari ayahnya,
dari Al-Aswad bin Qais Al-‘Abdiy, dari ayahnya, ia berkata : Aku menyaksikan
khutbah ‘Aliy (bin Abi Thaalib) pada satu hari di kota Bashrah, ia berkata :
“Ia (‘Aliy) memuji dan menyanjung Allah, lalu menyebutkan Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam dan apa-apa dilakukan beliau kepada
manusia[1],
kemudian Allah ‘azza wa jalla mewafatkan beliau. Kemudian kaum muslimin[2] berpandangan untuk menjadikan Abu Bakrradliyallaahu
‘anhu sebagai pengganti beliau sebagai khalifah. Lalu mereka
membaiatnya, membuat perjanjian kepadanya, dan menerimanya. Dan aku (‘Aliy) pun
berbaiat kepadanya, membuat perjanjian kepadanya, dan menerimanya. Mereka (kaum
muslimin) ridlaa, dan aku pun juga ridlaa. Ia (Abu Bakr) melakukan kebaikan,
berjihad, dan kemudian Allah ‘azza wa jalla mewafatkannya. Semoga Allah merahmatinya.[3]Kemudian
‘Umar radliyallaahu
‘anhu menggantikannya. Lalu kaum muslimin membaiatnya, membuat
perjanjian kepadanya, dan menerimanya. Aku pun berbaiat kepadanya, mengadakan
perjanjian kepadanya, dan menerimanya. Mereka ridlaa kepadanya dan aku pun
ridlaa kepadanya………… [As-Sunnah, 2/567-568 no. 1329].
Ja’far bin
Humaid seorang yang tsiqah.
Yuunus bin Abi Ya’fuur, dikatakan oleh Ibnu Hajar sebagai seorang yang shaduuq, namun banyak keliru. Adz-Dzahabiy
memasukkanya dalam kitab Man Tukullimaa fiihi wahuwa Muwatstsaq au Shaalihul-Hadiits.
Abu Ya’fuur
(ayah Yuunus) seorang yang tsiqah. Al-Aswad bin Qais, seorang yangtsiqah.
Qais Al-‘Abdiy (ayah Al-Aswad) dikatakan Ibnu Hajar seorang yang maqbul. Al-Mizziy menyebutkan hanya seorang
perawi yang meriwayatkan darinya, yaitu Al-Aswad (anaknya). Akan tetapi di sini
An-Nasaa’iy dan Ibnu Hibbaan mentsiqahkannya.
Riwayat ini
mempunyai penguat dari ‘Abdurrahmaan bin Abi Bakrah sebagaimana diriwayatkan
‘Abdullah dalam As-Sunnah 2/563 no. 1315-1316 dengan sanad shahih.
Jadi,
riwayat ini adalah shahih atau hasan lighairihi.
‘Aliy telah
ridlaa dan menerima dengan kekhalifahan Abu Bakr radliyallaahu ‘anhumaa. Tidak mungkin keridlaan dan penerimaan
ini dilakukan jika hal itu didasari atas satu kedhaliman. Keridlaan dan
penerimaan merupakan pengakuan atas kebenaran, sebab Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
“Barangsiapa
di antara kalian melihat kemunkaran, hendaklah ia rubah dengan tangannya.
Apabila tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan apabila tidak
mampu, maka dengan hatinya, dan itu
selemah-lemah iman”.
Keridlaan dan penerimaan ‘Aliy tentu tidak akan dikatakan
jika masih terdapat pengingkaran dalam hati (atas kedhaliman/kemunkaran). Konsekuensi ini seperti yang ada dalam
firman Allah ta’ala :
فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ
حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا
تَسْلِيمًا
“Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima
dengan sepenuhnya” [QS. An-Nisaa’ : 65].
‘Aliy
menegaskan pengakuan keabsahan serta keridlaan dirinya terhadap kekhalifahan
Abu Bakr dan ‘Umar pada saat ia berkuasa (menjadi khalifah). Dan ia
mengatakannya di depan pendukung-pendukungnya, sehingga tidak ada alasan untuk taqiyyah.[4]
Riwayat ini
sekaligus menangkis sebagian omong-kosong Syi’ah tentang klaimimaamah[5] dan ketidakridlaan ‘Aliy terhadap
kekhalifahan Abu Bakr dan ‘Umar (serta ‘Utsmaan).
Jika ‘Aliy
bin Abi Thaalib radliyallaahu ‘anhu ridlaa dan menerima, mengapa Syi’ah
Raafidlah tidak ?. Tanyakan kepada Khamainiy, As-Sistaaniy, Al-Ya’quubiy, dan marja’-marja’ mereka yang lain. Jangan tanyakan kepada
‘Aliy, karena ia telah menjawabnya melalui riwayat di atas.
Semoga
artikel ini ada manfaatnya.
Wallaahu
a’lam.
[abul-jauzaa’
– sardonoharjo, ngaglik, sleman, yogyakarta, indonesia – 1432 H].
[3] Ini adalah doa kebaikan yang
tidak pernah diucapkan oleh kaum Raafidlah, walau mereka mengaku mencintainya
(‘Aliy) radliyallaahu
‘anhu.
COMMENTS
Ada yg mengatakan hadits di atas adalah hadits ahad!
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/05/ahlul-bait-tidak-mengakui-wasiat.html
Ibnu Sa’d rahimahullah berkata :
أخبرنا شبابة بن سوار قال أخبرنا
فضيل بن مرزوق قال سألت عمر بن علي وحسين بن علي عمي جعفر قلت هل فيكم أهل البيت
إنسان مفترضة طاعته تعرفون له ذلك ومن لم يعرف له ذلك فمات مات ميتة جاهلية فقالا
لا والله ما هذا فينا من قال هذا فينا فهو كذاب قال فقلت لعمر بن علي رحمك الله إن
هذه منزلة تزعمون أنها كانت لعلي إن النبي صلى الله عليه و سلم أوصى إليه ثم كانت
للحسن إن عليا أوصى إليه ثم كانت للحسين إن الحسن أوصى إليه ثم كانت لعلي بن
الحسين إن الحسين أوصى إليه ثم كانت لمحمد بن علي إن عليا أوصى إليه فقال والله
لمات أبي فما أوصى بحرفين قاتلهم الله والله إن هؤلاء إلا متأكلون بنا هذا خنيس
الخرؤ ما خنيس الخرؤ قال قلت المعلى بن خنيس قال نعم المعلى بن خنيس والله لفكرت
على فراشي طويلا أتعجب من قوم لبس الله عقولهم حين أضلهم المعلى بن خنيس
Telah
menceritakan kepada kami Syabaabah bin Sawwaar, ia berkata : Telah
mengkhabarkan kepada kami Fudlail bin Marzuuq, ia berkata : Aku pernah bertanya
kepada ‘Umar bin ‘Aliy dan Husain bin ‘Aliy, paman Ja’far. Aku berkata :
“Apakah ada pada kalian Ahlul-Bait, seseorang yang wajib ditaati, yang kalian
akui/ketahui hal itu (kewajiban ditaati) ada padanya[1]. Dan barangsiapa yang tidak mengetahui/mengakui
kewajiban taat kepada orang tersebut, jika ia mati, maka matinya seperti mati
jahiliyyah ?”. Mereka berdua berkata : “Tidak, demi Allah. Hal ini tidak ada
pada kami. Barangsiapa yang mengatakan hal ini ada pada kami, maka ia adalah
pendusta”. Fudlail bin Marzuuq berkata : Aku bertanya kepada ‘Umar bin ‘Aliy :
“Semoga Allah merahmatimu. (Dan dikatakan juga), sesungguhnya kedudukan ini
(yaitu imamah), kalian katakan hal itu untuk ‘Aliy,
karena Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam telah berwasiat kepadanya. Kemudian beralih ke
Al-Hasan karena ‘Aliy telah berwasiat kepadanya. Kemudian beralih ke Al-Husain,
karena Al-Hasan telah berwasiat kepadanya. Kemudian beralih ke ‘Aliy bin
Al-Husain, karena Al-Husain telah berwasiat kepadanya. Kemudian beralih ke Muhammad
bin ‘Aliy, karena ‘Aliy (bin Al-Husain) telah berwasiat kepadanya”. Maka ia
(‘Umar bin ‘Aliy) berkata : “Demi Allah, sungguh ayahku meninggal tanpa
berwasiat apapun. Semoga Allah memerangi mereka. Demi Allah, sesungguhnya
mereka (yang mengatakan hal itu) hanyalah menjadi beban/menyusahkan kami saja.
Ini adalah perbuatan Khunais Al-Kharu’. Tahukah engkau Khunais Al-Kharru’ ?”.
Fudlail berkata : Aku menjawab : “Al-‘Mu’allaa bin Khunais”. Ia (‘Umar bin
‘Aliy) berkata : “Benar, Al-Mu’allaa bin Khunais. Demi Allah, sungguh aku telah
menghabiskan waktu lama di atas tempat tidurku memikirkan satu kaum yang Allah
kacaukan akal-akal mereka, yaitu ketika Al-Mu’allaa bin Khunais menyesatkan
mereka” [Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath-Thabaqaat, 5/158].
Sanad hadits ini hasan.
Syabaabah bin Sawwaar adalah seorang yang tsiqah lagi haafidh, dipakai Al-Bukhaariy dan Muslim dalam Shahih-nya. Adapun Fudlail
bin Marzuuq, maka ia adalah orang yang shaduuq, hasan haditsnya.[2]
‘Umar bin
‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib adalah salah seorang ulama dari
kalangan Ahlul-Bait. Seorang yang shaduuq lagi mempunyai keutamaan.
Al-Husain
bin ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy bin Abi Thaalib adalah salah seorang ulama
dari kalangan Ahlul-Bait. Juga seorang yang shaduuq.
Keduanya
adalah dua orang anak dari imam keempat Syi’ah, ‘Aliy bin Al-Husain bin ‘Aliy
bin Abi Thaalib rahimahumullah.
Diriwayatkan
juga oleh Muhammad bin ‘Aashim Ats-Tsaqafiy dalam Juz-nya no. 41 dan dari jalannya Ibnu ‘Asaakir dalam At-Taariikh 41/392-393. Ibnu Hajar membawakan riwayat
Muhammad ‘Aashim dalam Al-Lisaan (8/111 no. 7843).
Diriwayatkan
juga oleh Ad-Daaruquthniy dalam Al-Fadlaail no. 65 dari sanad lain dari Fudlail bin
Marzuuq, namun sangat lemah (karena As-Sarriy bin ‘Aashim, muttaham bil-kidzb).
Diriwayatkan
juga oleh Ibnu Abi Khaitsamah dalam As-Safaruts-Tsaaniy no. 3190 dan Al-Laalikaa’iy dalam Syarh Ushuulil-I’tiqaad no. 2695; dari jalan Mush’ab, dari ‘Umar
bin ‘Aliy bin Al-Husain. Sanad ini munqathi’ (terputus), karena Mush’ab tidak pernah
bertemu ‘Umar.
Ibnu Hajar rahimahullah menuliskan identitas Al-Mu’allaa bin
Khunais ini dalam Lisaanul-Miizaan(8/111 no. 7843) sebagai salah seorang gembong Raafidlah.
Wallaahu
a’lam bish-shawwaab.
[abul-jauzaa’
– ngagelik, sele-man, yogyakarta, 1432 H].
[1] Ja’far bin Muhammad rahimahullah, salah
seorang yang dianggap imam oleh Syi’ah, pun mengingkari hal itu ada pada
dirinya :
إنكم إن شاء الله من صالحي أهل مصركم، فأبلغوهم عني: من زعم أني إمام
معصوم مفترض الطاعة، فأنا منه برئ، ومن زعم أني أبرأ من أبي بكر وعمر، فأنا منه
برئ
“Sesungguhnya kalian
termasuk di antara orang shalih di antara penduduk negeri kalian, Mesir. Maka
sampaikanlah kepada mereka perkataanku : ‘Barangsiapa yang mengatakan bahwa aku
seorang imam ma’shuum yang wajib ditaati,
maka aku berlepas diri terhadap mereka. Dan barangsiapa yang berkata bahwa aku
berlepas diri terhadap Abu Bakr dan ‘Umar, maka aku berlepas diri terhadapnya
(orang yang mengatakan itu)” [Diriwayatkan oleh Ad-Daaruquthniy dalam Al-Fadlaail no. 71 dan dari
jalannya Adz-Dzahabiy dalam As-Siyar,dengan sanadnya, 6/259. Sanad riwayat ini lemah, karena
Makhlad bin Abi Quraisy Ath-Thahhaan, majhuul].
Berlepas dirinya Ja’far dan
Ahlul-Bait yang lainnya dapat dibaca dalam artikel : http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/04/berlepas-dirinya-imam-ahlul-bait.html.
[2] Baca keterangan Fudlail bin Marzuuq ini
dalam artikel : http://abul-jauzaa.blogspot.com/2011/05/ahlul-bait-menyepakati-keputusan-abu.html.
COMMENTS
Teranglah
sudah, hanya saja Syi'ah tetap berkilah, parahnya malah menggunakan pembenaran
dari litelatur ahlus sunnah berkenaan 12 imam. Sungguh, tanpa ahlus sunnah
Syi'ah itu ketahuan banget buruknya.
Pasti ga
berapa lama ntar keluar deh artikel bantahannya dari si muhaddits kacangan,
secondprince dan kroni2nya, hehehee...
anda
seperti ada seketul batu kecil yg hendak dilontar keistana besar lalu mgharap
istana itu roboh.
tahukah anda yg syiah mempunyai beratus hadis dari imam2 mereka yg menyatakan kemaksumam dan keimamah mereka?
apa anda rasa iman mereka akan tergugat dengan hanya riwayat ini?
dan anda merasa sudah cukup dengan ini untuk berhujah dengan mereka?
lihatlah dari semua sudut, jgn terburu2 mengeluarkan kenyataan yg hanya org2 malas berfikir mengakuinya, ia hanya membuat anda kelihatan seperti pemimpin untuk org bodoh sahaja.
salam.
tahukah anda yg syiah mempunyai beratus hadis dari imam2 mereka yg menyatakan kemaksumam dan keimamah mereka?
apa anda rasa iman mereka akan tergugat dengan hanya riwayat ini?
dan anda merasa sudah cukup dengan ini untuk berhujah dengan mereka?
lihatlah dari semua sudut, jgn terburu2 mengeluarkan kenyataan yg hanya org2 malas berfikir mengakuinya, ia hanya membuat anda kelihatan seperti pemimpin untuk org bodoh sahaja.
salam.
Insya
Allah, saya sangat-sangat mengetahui tentang statement-statement Syi'ah. Baik
tentang imamah ataupun kema'shuman.
Harap Anda tahu, tulisan di atas merupakan satu bagian saja dari rangkaian tulisan saya yang ada di Blog ini. Telah banyak artikel yang saya tulis yang menyinggung apa yang Anda katakan itu.
Riwayat di atas merupakan salah satu penegasan atas batalnya klaim mereka tentang imamah. Tentu saja ini dilihat dari kaca mata riwayat Ahlus-Sunnah. Bukankah Anda juga mengetahui - mungkin - bahwa orang Syi'ah sering menggunakan riwayat Ahlus-Sunnah untuk membuktikan klaim dusta mereka tentang imamah ?.
Janganlah Anda menjadi orang yang pura-pura bodoh dalam permasalahan ini.....
Harap Anda tahu, tulisan di atas merupakan satu bagian saja dari rangkaian tulisan saya yang ada di Blog ini. Telah banyak artikel yang saya tulis yang menyinggung apa yang Anda katakan itu.
Riwayat di atas merupakan salah satu penegasan atas batalnya klaim mereka tentang imamah. Tentu saja ini dilihat dari kaca mata riwayat Ahlus-Sunnah. Bukankah Anda juga mengetahui - mungkin - bahwa orang Syi'ah sering menggunakan riwayat Ahlus-Sunnah untuk membuktikan klaim dusta mereka tentang imamah ?.
Janganlah Anda menjadi orang yang pura-pura bodoh dalam permasalahan ini.....
afwan ust klo prtanyaan sy keluar dr tema,
ust kaidah2 fiqhiyah i2 apakah lahir dr adax dalil2 al qur'an n As sunnah..???
lalu Kaidah ini "Mencegah bahaya lbh di dahulukan drpd mengambil manfaat" dalilx apa ust..???
lalu Kaidah "Menimbang-nimbang bahaya n Manfaat" dalilx apa ust..???
bolehkan kita mengambil isitimbath hukum berdasarkan kaidah2 di atas di karenakan gk ada dalil2 dr Al-Qur'an n as sunnah yg penunjukanx Jelas..??????
jazakallahu khoran..., ana lg bingung jd tlong dibantu...! :)
ust kaidah2 fiqhiyah i2 apakah lahir dr adax dalil2 al qur'an n As sunnah..???
lalu Kaidah ini "Mencegah bahaya lbh di dahulukan drpd mengambil manfaat" dalilx apa ust..???
lalu Kaidah "Menimbang-nimbang bahaya n Manfaat" dalilx apa ust..???
bolehkan kita mengambil isitimbath hukum berdasarkan kaidah2 di atas di karenakan gk ada dalil2 dr Al-Qur'an n as sunnah yg penunjukanx Jelas..??????
jazakallahu khoran..., ana lg bingung jd tlong dibantu...! :)
salam pak ustadz,
saya berpura2 bodoh lebih baik dari berpura2 bijak rasanya. adakah anda memaknai "batu kecil" yang saya katakan itu hanya bermaksud satu bahagian yg anda tulis diatas saja? anda salah faham, maksud "batu kecil"
itu adalah seluruh riwayat yg anda bawa untuk membantah syiah.
kelebihan yg ada pada mereka adalah mereka boleh berhujah dengan riwayat dari mereka dan dari ahlul sunnah sendiri, melainkan yang anda maksudkan ahlul sunnah itu ialah jumhur pengikut ibnu taimiyah sahaja.
cuba anda bantah hujah mereka dengan riwayat yg mereka ambil dari ahlul sunnah saja, tak perlu dibawa riwayat lain untuk menyokong hujah anda itu kerana jika anda tidak dapat membantah riwayat yg mereka bawa, itu bermaksud anda x mengakui sebahagian dari ulama2 ahlul sunnah sendiri hanya kerana mereka meriwayatkan seperti yang ada juga pada syiah sendiri.
dan andai benar anda tidak mengakui ulama2 itu mungkin yang tinggal hanyalah syaikhul2 anda saja yg menjadi tali hujah anda. dan apa yg saya sebutkan disini bukan berkaitan artikel diatas saja, maksudnya menyeluruh kepada semua hal kerana saya pasti anda membantah suma hujah yg mereka bawa dari ahlul sunnah.
mohon juga bimbingan pak ustadz.
saya berpura2 bodoh lebih baik dari berpura2 bijak rasanya. adakah anda memaknai "batu kecil" yang saya katakan itu hanya bermaksud satu bahagian yg anda tulis diatas saja? anda salah faham, maksud "batu kecil"
itu adalah seluruh riwayat yg anda bawa untuk membantah syiah.
kelebihan yg ada pada mereka adalah mereka boleh berhujah dengan riwayat dari mereka dan dari ahlul sunnah sendiri, melainkan yang anda maksudkan ahlul sunnah itu ialah jumhur pengikut ibnu taimiyah sahaja.
cuba anda bantah hujah mereka dengan riwayat yg mereka ambil dari ahlul sunnah saja, tak perlu dibawa riwayat lain untuk menyokong hujah anda itu kerana jika anda tidak dapat membantah riwayat yg mereka bawa, itu bermaksud anda x mengakui sebahagian dari ulama2 ahlul sunnah sendiri hanya kerana mereka meriwayatkan seperti yang ada juga pada syiah sendiri.
dan andai benar anda tidak mengakui ulama2 itu mungkin yang tinggal hanyalah syaikhul2 anda saja yg menjadi tali hujah anda. dan apa yg saya sebutkan disini bukan berkaitan artikel diatas saja, maksudnya menyeluruh kepada semua hal kerana saya pasti anda membantah suma hujah yg mereka bawa dari ahlul sunnah.
mohon juga bimbingan pak ustadz.
Asli, .... saya sebenarnya tidak paham dengan kerangka
pikir Anda berkomentar di artikel ini. Kok bisa-bisanya nyambung ke Ibnu
Taimiyyah segala. Mengenai bantahan saya terhadap sebagian hujjah Syi'ah yang
mengambil riwayat Ahlus-Sunnah, sebagiannya telah saya tuliskan di Blog ini.
Seandainya artikel Syi'ah dalam Blog ini Anda anggap tidak terlalu banyak manfaatnya, terserah Anda jika Anda mau berkata begitu. Toh saya menulis bukan bertujuan agar Anda puas membacanya.
Perlu Anda ketahui bahwa blog ini saya buat dan saya tulis bukan fokus membahas Syi'ah. Materi Syi'ah hanyalah salah satu tema saja yang saya angkat di Blog ini. Blog ini berisi masalah 'aqidah, manhaj, fiqh, ushul fiqh, tokoh, bahkan materi umum pun ada.
Kerjaan saya juga bukan menulis Blog ini. Blog ini saya isi di sisa-sisa waktu saya menyelesaikan kesibukan saya.
So, sekali lagi, jika Anda merasa tidak puas dengan artikel di atas, ya silakan saja dilengkapi. Dunia ini masih terlalu luas jika tangan Anda ingin lelah menulis tentang Syi'ah.
Seandainya artikel Syi'ah dalam Blog ini Anda anggap tidak terlalu banyak manfaatnya, terserah Anda jika Anda mau berkata begitu. Toh saya menulis bukan bertujuan agar Anda puas membacanya.
Perlu Anda ketahui bahwa blog ini saya buat dan saya tulis bukan fokus membahas Syi'ah. Materi Syi'ah hanyalah salah satu tema saja yang saya angkat di Blog ini. Blog ini berisi masalah 'aqidah, manhaj, fiqh, ushul fiqh, tokoh, bahkan materi umum pun ada.
Kerjaan saya juga bukan menulis Blog ini. Blog ini saya isi di sisa-sisa waktu saya menyelesaikan kesibukan saya.
So, sekali lagi, jika Anda merasa tidak puas dengan artikel di atas, ya silakan saja dilengkapi. Dunia ini masih terlalu luas jika tangan Anda ingin lelah menulis tentang Syi'ah.
@Anonim 17 Mei 2011 11:57,....
Kaidah fiqhiyyah itu diambil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Coba antum baca :
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/11/kaidah-menolak-mafsadat-lebih.html
barangkali dapat membantu......
Kaidah fiqhiyyah itu diambil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Coba antum baca :
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2008/11/kaidah-menolak-mafsadat-lebih.html
barangkali dapat membantu......
saya juga x berniat hendak mempersoal berlebihan disini
sebenarnya, maaf jika komentar saya membosankan pak ustad, cuma bila anda
mengatakan "klaim dusta" syiah itulah yg membuat saya mahu menulis
lagi.
seharusnya seorang muslim menghormati keyakinan org lain, bukan mgatakan mereka berdusta, sedang mereka membawa hujah dari pihak anda.
sebagai contoh, mereka mgatakan fatimah as tidak meredhai abu bakar ra dan umar ra sehingga wafat seperti dalam shahih bukhari, tapi sebagian ahlul sunnah mgatakan fatimah as memaafkan mereka lalu dibawa bukti dari kitab lain. ia seperti mereka menolak bukhari hanya kerana tak sejalan dengan mereka. itulah maksud saya batu kecil yg hendak merobohkan istana.
sama juga dengan artikel pak ustad di blog ini. saya tahu pak ustad x berpura bodoh seperti saya, cuma kurang pantas mengerti saja.
maaf jika sukar difaham krana saya org malaysia.
seharusnya seorang muslim menghormati keyakinan org lain, bukan mgatakan mereka berdusta, sedang mereka membawa hujah dari pihak anda.
sebagai contoh, mereka mgatakan fatimah as tidak meredhai abu bakar ra dan umar ra sehingga wafat seperti dalam shahih bukhari, tapi sebagian ahlul sunnah mgatakan fatimah as memaafkan mereka lalu dibawa bukti dari kitab lain. ia seperti mereka menolak bukhari hanya kerana tak sejalan dengan mereka. itulah maksud saya batu kecil yg hendak merobohkan istana.
sama juga dengan artikel pak ustad di blog ini. saya tahu pak ustad x berpura bodoh seperti saya, cuma kurang pantas mengerti saja.
maaf jika sukar difaham krana saya org malaysia.
dan bila pak ustad bertanya kenapa nyambung ke ibnu
taimiyah segala itu, mungkin itu terlalu mutasyabihat untuk org malas berfikir,
tggalkan saja disitu kerana saya yakin masih ada org yang mengerti maksud
sebenar tulisan saya.
Belajarlah
berkomentar secara realistis. Jika Anda mengatakan bahwa Faathimah tidak ridlaa
atau marah kepada Abu Bakr, kapan Anda menemukan saya mendustakan hal itu ?.
Adapun jika ada orang lain yang mengatakan bahwa Faathimah ridlaa dengan Abu
Bakr berdasarkan riwayat Asy-Sya'biy dari 'Aliy, ya itu urusan orang yang
berhujjah dengan riwayat itu.
Saya pun telah menanggapi tentang kasus Fadak itu di blog ini.
Jika saya mengatakan bahwa klaim estafet imamah itu dusta, apakah saya berbohong dengan itu ? Lihatlah riwayat di atas. Ahlul-Bait tentu lebih mengerti madzhabnya daripada Syi'ah yang mengaku-aku bermadzhab Ahlul-Bait.
Kalau Anda tidak paham, lain kali belajarlah ilmu riwayat dan dirayat hadits, dan kemudian metode istinbathnya.
Syi'ah memang mengklaim imamah dengan mengkais-kais riwayat Ahlus-Sunnah yang sama sekali tidak tepat. Saya pun telah membahas sebagiannya.
No way untuk menghormati 'aqidah sesat Syi'ah. Jika Anda menulis komentar di atas hanya untuk mengkampanyekan persaudaraan dengan Syi'ah, maaf, Anda salah alamat berpartisipasi komentar di Blog ini. Blog ini sama sekali tidak membuat ruang untuk mentoleransi dan menghormati 'aqidah sesat Syi'ah.
Dan nampaknya, sudah mulai kelihatan motif Anda sebenarnya. Saya harap, komentar Anda di atas adalah yang terakhir di kolom ini. Tidak perlu Anda ulang-ulang, karena saya sudah paham.
Saya pun telah menanggapi tentang kasus Fadak itu di blog ini.
Jika saya mengatakan bahwa klaim estafet imamah itu dusta, apakah saya berbohong dengan itu ? Lihatlah riwayat di atas. Ahlul-Bait tentu lebih mengerti madzhabnya daripada Syi'ah yang mengaku-aku bermadzhab Ahlul-Bait.
Kalau Anda tidak paham, lain kali belajarlah ilmu riwayat dan dirayat hadits, dan kemudian metode istinbathnya.
Syi'ah memang mengklaim imamah dengan mengkais-kais riwayat Ahlus-Sunnah yang sama sekali tidak tepat. Saya pun telah membahas sebagiannya.
No way untuk menghormati 'aqidah sesat Syi'ah. Jika Anda menulis komentar di atas hanya untuk mengkampanyekan persaudaraan dengan Syi'ah, maaf, Anda salah alamat berpartisipasi komentar di Blog ini. Blog ini sama sekali tidak membuat ruang untuk mentoleransi dan menghormati 'aqidah sesat Syi'ah.
Dan nampaknya, sudah mulai kelihatan motif Anda sebenarnya. Saya harap, komentar Anda di atas adalah yang terakhir di kolom ini. Tidak perlu Anda ulang-ulang, karena saya sudah paham.
assalamu
alaikum utz.
bisa diceritakan kepada kami jalan sebenarnya gembong syiah ( kalau tidak salah Abdullah Bin Sa'ad )biar kta semua tahu siapa sebenarnya syiah?
bisa diceritakan kepada kami jalan sebenarnya gembong syiah ( kalau tidak salah Abdullah Bin Sa'ad )biar kta semua tahu siapa sebenarnya syiah?
Bukan 'Abdullah
bin Sa'd, tapi 'Abdullah bin Saba'.
Bisa dibaca di :
'Abdullah bin Saba' - Tokoh Nyata yang Difiktifkan.
Sekilas Tentang Raafidlah dan Pendirinya
Bisa dibaca di :
'Abdullah bin Saba' - Tokoh Nyata yang Difiktifkan.
Sekilas Tentang Raafidlah dan Pendirinya