http://abul-jauzaa.blogspot.com/2014/01/faathimah-mencintai-aaisyah-anda.html
‘Aaisyah radliyallaahu
‘anhumaa adalah salah satu istri
Nabi shallallaahu ‘alaihi
wa sallam yang paling dibenci
pemeluk agama Syi’ah. Saking bencinya,.... seorang Hasan Syahaatah
menantang mubaahalah Ahlus-Sunnah tentang kafirnya ‘Aaisyah. Namun
naas, akhirnya ia sendiri yang tewas secara hina di jalanan oleh orang-orang
yang marah karena ucapannya.
Jika orang Syi’ah membenci ‘Aaisyah, bukanlah satu
keheranan bagi kita, karena mereka adalah orang yang paling benci ajaran Nabi
dan Ahlul-Baitnya meski sering mengklaim paling cinta. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saja pernah memerintahkan Faathimah –
dan ia adalah salah satu wanita penghuni surga yang paling utama - untuk
mencintai ‘Aaisyah, dan kemudian ia menerimanya. Perhatikan riwayat berikut :
عَنْ عَائِشَةَ زَوْج النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: " أَرْسَلَ أَزْوَاجُ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاطِمَةَ بِنْتَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَاسْتَأْذَنَتْ عَلَيْهِ وَهُوَ مُضْطَجِعٌ مَعِي فِي مِرْطِي، فَأَذِنَ لَهَا،
فَقَالَتْ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إِنَّ أَزْوَاجَكَ أَرْسَلْنَنِي إِلَيْكَ
يَسْأَلْنَكَ الْعَدْلَ فِي ابْنَةِ أَبِي قُحَافَةَ، وَأَنَا سَاكِتَةٌ، قَالَتْ:
فَقَالَ لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيْ بُنَيَّةُ أَلَسْتِ
تُحِبِّينَ مَا أُحِبُّ، فَقَالَتْ: بَلَى، قَالَ: فَأَحِبِّي هَذِهِ، قَالَتْ:
فَقَامَتْ فَاطِمَةُ حِينَ سَمِعَتْ ذَلِكَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَجَعَتْ إِلَى أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فَأَخْبَرَتْهُنَّ بِالَّذِي، قَالَتْ: وَبِالَّذِي قَالَ لَهَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.......
Dari
‘Aaisyah istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata : “Istri-istri Nabishallallaahu
‘alaihi wa sallam pernah mengutus Faathimah bintu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menemui Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam. Lalu Faathimah meminta izin kepada
beliau (untuk bertemu), yang ketika itu beliau sedang berbaring bersamaku di
bawah kain selimutku. Beliau pun mengizinkannya. Faathimah berkata : ‘Wahai
Rasulullah, sesungguhnya istri-istrimu mengutusku untuk menemuimu dalam rangka
menuntut keadilan terkait anak perempuan Abu Quhaafah (yaitu ‘Aaisyah–
Abul-Jauzaa’)’. Aku (‘Aaisyah) terdiam. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata kepadanya : ‘Wahai putriku,
apakah engkau mencintai apa yang aku cintai ?’. Faathimah menjawab : ‘Ya,
tentu saja’. Beliau bersabda : ‘Maka cintailah wanita ini (yaitu ‘Aaisyah)’. Kemudian Faathimah bangkit ketika
mendengar jawaban dari Rasulullahshallallaahu ‘alaihi wa sallam dan kembali kepada istri-istri Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk mengkhabarkan apa yang dikatakan
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wa sallam kepadanya….” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2442].
Hadits di
atas masih panjang yang menceritakan bagaimana kecemburuan istri-istri Nabishallallaahu
‘alaihi wa sallam terhadap ‘Aaisyah radliyallaahu ‘anhum.
Ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyuruh Faathimah untuk mencintai
‘Aaisyah, tentu saja ia menerima dan melaksanakannya. Faathimah bukan seorang
pembohong yang harus membohongi ayahnya dalam kecintaannya terhadap ‘Aaisyahradliyallaahu
‘anhaa. Adalah wajar jika Faathimah mencintai ‘Aaisyah, karena ia
(‘Aaisyah) adalah istri ayahnya di dunia dan akhirat.[1]
Tuduhan
orang Syi’ah akan kekafiran – dan juga pezina - terhadap ‘Aaisyahradliyallaahu
‘anhaa adalah
merupakan bentuk penghinaan terhadap Allah dan Rasul-Nya serta kaum muslimin,
karena Allah ta’ala berfirman :
الزَّانِي لا يَنْكِحُ إلا
زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لا يَنْكِحُهَا إِلا زَانٍ أَوْ
مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
“Laki-laki
yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan
yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh
laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan
atas orang-orang yang mukmin” [QS. An-Nuur : 3].
النَّبِيُّ أَوْلَى
بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنْفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ
“Nabi
itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri
dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka” [QS. Al-Ahzaab : 6].
Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mencintai ‘Aaisyah. Faathimah mencintai
‘Aaisyah, Ahlul-Bait mencintai ‘Aaisyah, Ahlus-Sunnah mencintai ‘Aaisyah…….
namun Syi’ah mengkhianati mereka semua dengan membencinya dan mengkafirkannya.
Dan mereka memang benar-benar pengkhianat....
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’
– perumahan ciomas permai, ciapus, ciomas, bogor – 04031435/04012014 – 22:50].
terkait :
cOMMENTS
afwan.....hadis di atas
adalah kesimpulan ust saja
Kesimpulannya memang
harus seperti itu.
Apakah anda kira Fathimah radhiyallaahu 'anha tidak akan mau menta'ati perintah ayah beliau untuk mencintai orang yang dicintai oleh ayah beliau?
Padahal beliau adalah seorang yang sangat ta'at kepada Allah dan Rasul-nya.
So, tentu saja beliau akan bersegera untuk melaksanakan perintah dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tersebut.
Apakah anda kira Fathimah radhiyallaahu 'anha tidak akan mau menta'ati perintah ayah beliau untuk mencintai orang yang dicintai oleh ayah beliau?
Padahal beliau adalah seorang yang sangat ta'at kepada Allah dan Rasul-nya.
So, tentu saja beliau akan bersegera untuk melaksanakan perintah dari Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tersebut.