Dalam hukum positif yang dianut Indonesia, tindakan mencela
agama mayoritas sudah digolongkan ‘religius blemish’ (menodai agama). Pada tahun 2011 kemarin, umat Syi’ah melakukan pemberontakan
berdarah di Bahrain, Arab Saudi, dan Yaman yang sebagian besar penduduknya
Muslim. Malah di Yaman, para milisi Syi’ah menyerang Ponpes Syekh Muqbil Al
Wadiy, yang mengakibatkan beberapa orang santri tewas dan cedera, termasuk
santri asal Indonesia. Di Suriah, selama beberapa dekade—hingga tulisan ini
dibuat—pemerintah yang didominasi salah satu sekte Syi’ah (An Nusairiyah)
banyak melakukan pelanggaran HAM terhadap warga Muslim. Demikian pula di Iran,
sejak Revolusi Syi’ah 1979 oleh Khomeini, pemerintah negara beribukota Teheran
sangat represif terhadap kaum Sunni. Seringkali masyarakat awam tak bisa
membedakan antara Sunni dan Syiah. Bahkan sebagian besar menganggap sama.
Sekilas, identitas dan ritualitas umat kedua agama tidak ada perbedaan. Namun
setelah dicermati dengan benar, antara Islam dan Syi’ah terdapat perbedaan yang
kontras dari tingkat keyakinan hingga tingkat aplikasi syariat. Jika ditinjau
dari kajian komunikasi dakwah, salah satu akar konflik Islam-Syi’ah adalah
sikapnya dalam hal melecehkan pribadi Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم),
maupun penistaan atas para istri, keluarga, dan sahabat beliau. Perusakan
kehormatan tersebut banyak ditulis pada kitab-kitab karangan pemuka umat Syiah.
Banyak kalangan menyebut mereka sebagai ulama Syiah. Padahal, berdasarkan
kitab-kitab imajinatif yang sarat pelecehan atas Nabi Muhammad Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم),
para pemuka Syi’ah telah menunjukkan bahwa mereka tidak takut kepada Allah
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
dan rasul-Nya. Di bawah ini adalah kitab-kitab yang menjadi rujukan penting
kaum Syiah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Al Anwar an
Nu’maniyah Ni’matullah Al Jazairi adalah tokoh Syi’ah yang paling jahat dalam
melecehkan sahabat Umar bin Khattab RA. Di dalam ‘Al Anwar an Nu’maniyah’,
tokoh tersebut memfitnah bahwa Umar akan menerima siksaan lebih berat daripada
Iblis karena merebut jabatan khalifah dari tangan Ali bin Abu Thalib RA, juga
menulis berita bohong kalau ayah mertua Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam
(صلى الله عليه و
سلم) itu pernah (maaf)
terserang penyakit ‘kotor’. 2. Al Bayan Jika pendeta Syi’ah yang lain menyerang
kehormatan Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
melalui keluarga dan sahabat, Abul Qasim Al Kuu’iy justru melecehkan pribadi
Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
sendiri. Dalam kitab ‘Al Bayan’, pemuka umat Syiah itu menuduh Rasulullah
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
telah menghapus redaksi firman Allah Subhanahu wa-ta'ala tentang keutamaan Ali
bin Abu Thalib dalam Surah Al Maa’idah ayat 67. 3. Al Ihtijaj Seorang pendeta
Syi’ah bernama Ahmad bin Manshur Ath Thibrisi, dalam kitabnya ‘Al Ihtijaj’
menuduh para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
telah menghapus ayat-ayat Al Qur’an yang berisi celaan Allah Subhanahu
wa-ta'ala (سبحانه و تعالى) atas mereka, agar
wibawa sahabat tidak jatuh di mata umat Islam. 4. Ajma’ul Fadha’ih Di dalam
‘Ajma’ul Fadha’ih’, Al Mulla Kazhim, salah satu tokoh pengikut Syiah
menjanjikan bahwa barangsiapa yang sekali saja melaknat kedua sahabat nabi (Abu
Bakar RA dan Umar RA) maka Allah Subhanahu wa-ta'ala (سبحانه و تعالى) akan memberinya 70
juta kebaikan, menghapuskan 1 juta kejelekan, dan mengangkatnya 70 juta
derajat. 5. Ar Raudhah minal Kafi Seorang tokoh agama Syi’ah, Abu Ja’far Al
Kulaini di dalam kitab ‘Ar Raudhah minal Kafi’ memfitnah semua sahabat Nabi
Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
telah murtad, kecuali 3 orang di antara mereka, yaitu Al Miqdad bin Al Aswad
RA, Abu Dzar Al Ghifary RA, dan Salman Al Farisy RA. 6. As Sujud ‘Alaa at
Turbah al Huseiniyah Dalam ‘As Sujud ‘Alaa at Turbah al Huseiniyah’, Asy
Syihristani membuat informasi bohong, bahwa Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi
Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
pernah mengatakan kalau Allah Subhanahu wa-ta'ala (سبحانه و تعالى) hanya menerima
shalat orang yang bersujud di atas tanah Karbala, Rasulullah Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
pernah memerintahkan para wanita Muslimah untuk meratapi jenasah Hamzah bin
Abdul Muthalib RA yang gugur dalam Perang Uhud, bahkan Rasulullah Shalallaahu
'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
pernah menyebutkan keutamaan sujud di atas kuburan Husein bin Ali RA. 7. Ash
Shirat al Mustaqim ila Mustahiq at Taqdim Dalam kitab ‘Ash Shirat al Mustaqim
ila Mustahiq at Taqdim’, pendeta Syi’ah bernama Zainuddin Al Bayadhi telah
melakukan pelecehan secara khusus terhadap sahabat Utsman bin Affan RA, dengan
memfitnah bahwa menantu Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
tersebut sebagai orang (maaf) banci, serta pernah (maaf) meniduri seorang
tahanan wanita yang akan dihukum rajam. 8. Awa’ilul Maqalaat Muhammad An
Nu’man, salah satu pemuka umat Syiah, menuduh bahwa para sahabat Nabi Muhammad
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
yang menjadi oposan pemerintahan Ali bin Abu Thalib, adalah sebagai orang yang
(maaf) murtad, sesat, terlaknat, dan kekal di dalam neraka jahanam. 9. Bihar al
Anwar Kitab ‘Bihar al Anwar’ karangan Muhammad bin Bagir Al Majlisi, memfitnah
‘Aisyah RA, istri Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
sebagai seorang perempuan yang (maaf) lemah iman dan lemah akal. 10. Fashlul
Khitab Dalam ‘Fashlul Khitab’, pemuka umat Syiah bernama Husain Muhammad Ath
Thibrisi menulis bahwa kitab suci Al Qur’an yang berada di tangan umat Islam
telah mengalami perubahan (modifikasi) dan penyimpangan (distorsi). 11. Hadits
al Ifk Pendeta Syi’ah bernama Abu Ja’far Al Kulaini adalah ‘tukang’ tulis
banyak kitab pelecehan Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم).
Kitab ‘Hadits al Ifk’ merupakan salah satu karangannya yang menghina kedua
istri Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم),
yaitu ‘Aisyah RA dan Hafshah RA, sebagai (maaf) perempuan kafir seperti istri
Nabi Nuh AS dan istri Nabi Luth AS. 12. Haqqul Yaqin Muhammad Bagir Al Majlisi,
seorang tokoh Syiah, dalam ‘Haqqul Yaqin’ menyatakan bahwa tidak sempurna iman
seseorang sebelum ia membenci para sahabat nabi, terutama Abu Bakar, Umar,
Utsman, Mu’awiyah, ‘Aisyah, Hafsah, Hindun, dan Ummul Hakam, serta orang-orang
yang mengikuti mereka. 13. Miftahul Jinan Kitab ‘Miftahul Jinan’ adalah buku
panduan wirid umat Syi’ah yang berisi kalimat-kalimat laknat atas 2 ayah mertua
Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
(Abu Bakar RA dan UMar RA), serta kalimat-kalimat laknat atas 2 istri Nabi
Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
(‘Aisyah RA dan Hafshah RA). 14. Mira’ah al Anwar wa Misykah al Asrar Kitab
‘Mira’ah al Anwar wa Misykah al Asrar’ karangan Abu Hasan Al Aamili pun juga
menuduh para sahabat baginda nabi telah melakukan penghapusan sejumlah ayat
dalam Al-Qur’an. 15. Syarh Nahjih Balaghah Ibnu Abil Hadid, salah satu tokoh
Syi’ah, dalam kitab ‘Syarh Nahjih Balaghah’, merendahkan derajat para sahabat
Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
sebagai orang-orang yang tidak memiliki keutamaan. Bahkan dengan sangat berani
ia menuduh dosa para sahabat lebih besar daripada dosa orang-orang dari
kalangan non-sahabat. 16. Tafsir al ‘Ayasyi Muhammad Al ‘Ayasyi, salah satu
tokoh Syiah tidak tanggung-tanggung dalam memfitnah kedua istri Nabi Muhammad
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم),
‘Aisyah RA dan Hafshah RA. Al ‘Ayasyi menulis berita dusta bahwa Rasulullah
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
meninggal dunia karena (maaf) telah diracun oleh ‘Aisyah dan Hafshah. 17.
Tafsir al Quumi Ali bin Ibrahim al Quumi dalam kitabnya berjudul ‘Tafsir Al
Quumi’, mengatakan bahwa di akhirat kelak 2 sahabat utama sekaligus ayah mertua
Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم),
yaitu Abu Bakar RA dan Umar RA (maaf) meronta-ronta kesakitan akibat siksaan
neraka jahanam, serta menuduh janda Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
bernama ‘Aisyah RA (maaf) berselingkuh dengan seorang sahabat bernama Thalhah
RA dalam perjalanan ke Basrah menjelang terjadinya Perang Jamal. 18. Tafsir ash
Shafi Menurut pemuka umat Syiah bernama Al Faidl al Kasyani dalam kitab ‘Tafsir
ash Shafi’, Abu Bakar dan Umar (maaf) telah murtad setelah kematian nabi yang
juga menantu mereka, Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam 19. Tahdzibul Ahkam
Dalam ‘Tahdzibul Ahkam’, seorang tokoh Syi’ah bernama Ja’far Ash Shadiq
menyatakan, bahwa para wanita dari kalangan ahlul bait (keluarga Rasulullah
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم))
setara derajatnya dengan wanita Majusi dan (maaf) wanita pelacur. 20. Ushul al
Kaafi Di mata umat Islam, Abu Ja’far al Kulaini dikenal sebagai The Character
Assassination Maker, mengingat begitu banyaknya kitab karangan tokoh Syi’ah
tersebut yang menista Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم).
Salah satunya adalah ‘Ushul al Kaafi’, yang mengatakan bahwa para sahabat Nabi
Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
telah banyak menghapus isi Al Qur’an, sehingga kitab suci terakhir tersebut
tidak utuh lagi, 2/3 bagian hilang dan tersisa 1/3 bagian saja. Sikap Pemerintah
RI Berdasarkan rujukan kitab-kitab di atas (juga kitab-kitab lainnya) yang
sarat pelecehan atas kehormatan Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم),
maka umat Syi’ah tidak akan pernah hidup berdampingan secara harmonis dengan
umat Islam. Faktormnya, umat Islam tidak akan pernah rela jika Nabi Muhammad
Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم)
beserta istri, ayah mertua, keluarga, serta para sahabat beliau dinista harga
dirinya. Oleh karena itu, pemerintah RI perlu bersikap tegas terhadap pemeluk
agama Syi’ah yang banyak meresahkan masyarakat dengan selalu menghina pribadi,
keluarga, dan para sahabat Muhammad Shalallaahu 'Alaihi Wasallam (صلى الله عليه و سلم),
nabi dan rasulnya umat Islam, penduduk mayoritas negara ini. Sebab di mata
hukum positif warisan kolonial Belanda yang dianut Indonesia saja, tindakan
tercela itu sudah digolongkan dalam ‘religius blemish’ (menodai agama).
Pemerintah patut memperhatikan betapa banyaknya firman Allah Subhanahu
wa-ta'ala (سبحانه و تعالى) dalam Al Qur’an yang
mengancam orang-orang yang merusak kehormatan nabi dan rasul-Nya, yang salah
satunya adalah, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya.
Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa
yang menghinakan.” (QS. Al Ahzab : 57)
Ketegasan sikap pemerintah dapat
diwujudkan dalam bentuk SK pelarangan ajaran Syi’ah oleh lembaga negara yang
berwenang, seperti Kejaksaan Agung RI.
Pemerintah Indonesia patut kiranya
mengikuti langkah pemerintah Arab Saudi, Yaman, Malaysia, Brunei Darussalam,
dan negara-negara lainnya dalam pelarangan Syi’ah demi terpeliharanya keamanan
dan ketertiban masyarakat. Wallahu’alam.
Oleh: Muh. Nurhidayat. Penulis adalah Ketua Program Studi
Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Ichsan.
Keterangan: Al Ushul Al Kafi, salah
satu kitab hadits rujukan utama Syiah.
Sumber : hidayatullah.com Diposkan oleh
fakta syiah