Pada disertasi S3 Aqil
Siradj saat kuliah di Univ. Umm Al Quro, telah
menganggap Syiah dan Ahyadiyah sebagai sekte sesat PERJALANAN hidup manusia
melalui berbagai fase dan juga perubahan fisik, mental, dan juga spiritual.
Adanya perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa hanya Allah Azza wa Jalla yang
kekal. Dan kalau bukan karena karunia dari-Nya manusia tidak akan kuasa untuk
teguh dalam menetapi sesuatu termasuk agamanya (istiqamah). Karena itu, dahulu
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam senantiasa memohon keteguhan hati kepada
Allah: “Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas
agama-Mu.” Dan ini mungkin salah satu hikmah yang dapat anda petik dari
kewajiban membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat shalat. Pada surat ini
terdapat permohonan kepada Allah Azza wa Jalla agar senantiasa menunjuki anda
jalan yang lurus, yaitu jalan kebenaran Fenomena ini terus melintas dalam
pikiran saya, gara-gara saya membaca pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj di berbagai media. Said Aqil Siradj
mengatakan bahwa ajaran syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya
Sunni. Untuk menguatkan klaimnya ini, Said Aqil merujuk pada kurikulum
pendidikan pada almamaternya Universitas Umm Al Quro di Arab Saudi. Menurutnya:
"Wahabi yang keras saja menggolongkan Syiah bukan sesat." Pernyataan
Said Aqil ini menyelisihi fakta dan menyesatkan. Sebagai buktinya, pada
Mukaddimah disertasi S3 yang ia tulis semasa ia kuliah di Universitas Umm Al
Quro, hal: tha’ (ط)
Said Aqil menyatakan: “Telah diketahui bersama bahwa umat Islam di Indonesia
secara politik, ekonomi, sosial dan idiologi menghadapi berbagai permasalahan
besar. Pada saat yang sama mereka
menghadapi musuh yang senantiasa mengancam mereka. Dimulai dari gerakan
kristenisasi, paham sekuler, kebatinan, dan berbagai sekte sesat, semisal
syi’ah, Qadiyaniyah (Ahmadiyyah), Bahaiyah dan selanjutnya tasawuf.” Pernyataan
Said Aqil pada awal dan akhir disertasi S3-nya ini menggambarkan bagaimana
pemahaman yang dianut oleh Universitas Umm Al Quro. Bukan hanya Syi’ah yang
sesat, bahkan lebih jauh Said Aqil dari hasil studinya menyimpulkan bahwa paham
tasawuf juga menyimpang dari ajaran Islam. Karena itu pada akhir dari
disertasinya, Said Aqil menyatakan: “Sejatinya ajaran tasawuf dalam hal “al
hulul” (menyatunya Tuhan dengan manusia) berasalkan dari orang-orang Syi’ah
aliran keras (ekstrim). Aliran ekstrim Syi’ah meyakini bahwa Tuhan atau bagian
dari-Nya telah menyatu dengan para imam mereka, atau yang mewakili mereka. Dan
idiologi ini sampai ke pada para pengikut Sekte Syi’ah berawal dari pengaruh
ajaran agama Nasrani.” ("Silatullah Bil Kaun Fit Tassawuf Al
Falsafy" oleh Said Aqil Siradj 2/605-606). Karena menyadari kesesatan dan
mengetahui gencarnya penyebaran Syi’ah di Indonesia, maka Said menabuh
genderang peringatan. Itulah yang ia tegaskan pada awal disertasinya, sebagai
andilnya dalam upaya melindungi Umat Islam dari paham yang sesat dan
menyesatkan. Namun, alangkah mengherankan bila kini Said Aqil menelan kembali
ludah dan keringat yang telah ia keluarkan. Hasil penelitiannya selama
bertahun-tahun, kini ia ingkari sendiri dan dengan lantang Said Aqil berada di
garda terdepan "pembela" Syi’ah. Mungkinkah kini Said Aqil telah
menjadi korban ancaman besar yang dulu ia kawatirkan mengancam Umat Islam di
negeri tercinta ini? Wassalam, Dr. Muhammad Arifin Badri Lulusan Universitas
Islam Madinah, dosen tetap STDI Imam Syafii Jember, dosen terbang Program Pasca
Sarjana jurusan Pemikiran Islam Program Internasional Universitas Muhammadiyah
Surakarta (UMS) dan anggota Pembina Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Sumber :
hidayatullah.com Diposkan oleh fakta syiah