Pertanyaan:
Mengapa Arab Saudi lebih suka menyerang syiah Houthi yang menguasai Yaman daripada mengusir Israel di Palestina?
Dr. Sholah Abdul Fattah al-Khalidi (الدكتور صلاح عبدالفتاح الخالدي), seorang ulama Tafsir pergerakan dari Palestina, di laman Facebook menyatakan bahwa majusi Iran lebih berbahaya daripada zionis Israel. Alasannya sebagai berikut
- Wilayah kita yang sedang terjajah berada diantara dua musuh: pertama Yahudi di barat, dan yang kedua Majusi Persia (Iran) di timur.
- Dua musuh tersebut sama-sama keji dan berbahaya, namun musuh kita di timur (Majusi) lebih berbahaya dibanding musuh kita di barat (Yahudi).
- Mungkin sebagian orang agak aneh kemudian bertanya, mengapa Majusi lebih berbahaya dibanding Yahudi?
- Jawabannya sangat sederhana: keberadaan Yahudi di tanah Palestina sangat jelas ketidak absahannya, tidak ada satupun alasan yang membenarkannya, umur Yahudi di tanah Palestina tinggal menunggu waktu, dan juga sangat mudah untuk mengusir mereka dari tanah Palestina. Penjajahan Yahudi ini akan berakhir sebantar lagi dengan izin Allah, karena tidak ada alasan logis apapun bagi Yahudi untuk terus bertahan di tanah Palestina.
- Adapun Majusi merupakan bahaya besar, itu sudah berakar lama baik ditinjau dari sejarah, agama dan sentimen negatif mereka terhadap Islam.
- Majusi ingin kembali mengulang masa keemasan Persia masa lalu, sekaligus ingin melenyapkan Islam yang dulu sudah menghancurkan imperium Persia.
- Dan mereka juga ingin mewujudkan mimpi-mimpi kelompok Syiah dari zaman dulu, yang ingin membangun imperium Syiah sebagai awal berdirinya Daulah Al-mahdi.
- Dan juga Majusi ingin melenyapkan muslim Sunni yang saat ini memimpin kawasan (timteng).
- Karena alasan tersebut musuh Majusi lebih berbahaya dibanding Yahudi, mereka memiliki alasan lebih kuat untuk menghancurkan umat Islam dibanding dengan alasan yang dimiliki Yahudi.
Ketika Shalahuddin al-Ayyubi memutuskan untuk menghancurkan kaum Syiah Rafidhah dan Daulah al-'Ubaidiyyah di Mesir, ada bertanya:
"Mengapa Anda memerangi kaum Syiah Rafidhah dan Daulah al-'Ubaidiyyah di Mesir, tapi membiarkan kaum Romawi Salibis (Kristen) menguasai Baitul Maqdis dan wilayah Palestina?"
Shalahuddin al-Ayyubi menjawab: "Aku tidak akan memerangi kaum Salibis lalu membiarkan 'punggung'ku tersingkap di hadapan kaum Syiah!"
Maka beliau pun membasmi Daulah Syiah al-'Ubaidiyah di Mesir, Maghrib dan Syam. Setelah itu, beliau pun memimpin penaklukan kembali Baitul Maqdis, membersihkan Masjid al-Aqsha dari kenistaan kaum Salibis dan mengembalikan Palestina ke pangkuan umat Islam.
Oleh karenanya, hancurnya semua basis majusi syiah di semua negara Arab; Iraq, Suria, Yaman, dan Lebanon, akan membuka jalan luas untuk mengeyahkan majusi Iran dari muka bumi.
Karena itu, inilah pekerjaan rumah yang besar yang harus diselesaikan oleh umat Islam lebih dahulu sebelum membebaskan Palestina dan mengakhiri hegomoni Amerika di Timur Tengah.
Sumber:
Ustadz Farid Achmad
Okbah: Syiah lebih jahat dari Israel
Sekilas berbicara
ajaran Syi’ah seperti bagian dari agama Islam. Namun, jika dikaji lebih dalam
pembaca akan mengetahui dan menemukan perbedaan yang sangat jauh dengan Islam.
Tidak sedikit umat
Islam yang terpengaruh dengan ajaran Syi’ah. Tak terkecuali dari tokoh-tokoh
Islam sendiri. Untuk memperdalam bagaimana ajaran Syi’ah itu sebenarnya, Eman
Mulyatman dari Sabili mewawancara Ustadz Farid Achmad Okbah, M. Ag, Ketua
Yayasan Al-Islam, Bekasi.
Wawancara berlangsung
di sela-sela acara Tausiah Umum, “Membongkar borok Agama Syi’ah, Pra Debat Islam
versus Syi’ah” Ahad, (19/02/2012), di Masjid At-Taqwa, PIK, Cakung,
Penggilingan, Jak-Tim, yang diselenggarakan Majelis Mujahidin.
Berikut petikan
wawancaranya:
Indonesia menjadi target Syi’ah?
Sebenarnya Syi’ah
bukan hanya masalah nasional, tapi telah menjadi masalah internasional. Niat
umat Islam untuk bisa menerima Syi’ah sebagai satu bagian dari umat Islam, oleh
Syi’ah disalahgunakan untuk melakukan Syi’ah-nisasi terhadap umat Islam.
Hal ini yang menyadarkan Prof Yusuf Qaradhawi yang tadinya mendukung pendekatan
Syi’ah dan Sunnah —tetapi pada tahun 2009— berbalik menjadi menyerang dan
mengungkapkan kebobrokan Syi’ah. Dalam kitab al-Fatawa Muasirah beliau mengatakan,
“Gerakan Syi’ah di Indonesia telah menggurita.” Menurut pengakuan mereka telah
dididik sebanyak 300 orang setiap tahunnya untuk menjadi kader Syi’ah.
Siapa, “Mereka”
yang Anda maksud?
Jelas,
di baliknya ada negara Iran. Diantaranya kedutaan Iran melakukan gerakan dengan
menyebarkan ajaran Syi’ah. Syi’ah telah masuk ke Ormas-ormas, Lembaga
Pendidikan, Yayasan dan lain sebagainya.
Apakah karena
ada dukungan politik dari Pemerintah Indonesia sendiri?
Sebagian
tokoh dari Indonesia tidak paham tentang Syi’ah. Mereka menerima hanya karena
semangat persaudaraan. Akibatnya mereka terpengaruh secara emosional dan
melindungi orang-orang Syi’ah bahkan mengatakan Syi’ah itu tidak sesat. Di
Indonesia ada sentimen anti Amerika dan Yahudi Zionis Israel, ini yang mereka
manfaatkan sehingga dengan sentimen tersebut kita (umat Islam) terkelabui.
Padahal Syi’ah jauh lebih jahat dari Israel.
Kenapa Syi’ah
dikatakan lebih jahat dari Israel?
Israel
menyerang fisik sedangkan Syi’ah berani merusak umat Islam dari dalam yaitu
merusak aqidah.
Sejauh mana Syi’ah sudah merasuk?
Di lingkaran istana
mereka telah masuk, bahkan ke lingkaran DPR pun mereka masuk. Pesannya telah
meluas, jika tidak diwaspadai secara bersama maka khawatir menjadi ancaman buat
umat Islam. Seperti halnya Indonesia membentuk Badan Narkotika Nasional (BNN)
—untuk menangkal narkoba dengan biaya, tenaga, statistik dan sebagainya— tetapi
bila umat Islam tidak melakukan langkah sehebat BNN maka Syi’ah akan menyebar
lebih hebat dari narkoba. Bagi umat Islam, narkoba itu bahaya untuk fisik
tetapi Syi’ah jauh lebih berbahaya dari narkoba. Karena Syi’ah akan merusak
keyakinan dan aqidah. Ini untuk menggambarkan kenapa Syi’ah lebih berbahaya
dari narkoba.
Mereka mengklaim bahwa Syi’ah adalah
sejarah tua di Indonesia?
Saya tidak sedang
berbicara sejarah, karena itu masih dalam perdebatan. Tetapi ini menyangkut
masalah aqidah referensinya ulama-ulama dengan pandangan-pandangannya. Produk
yang mereka berikan, ada sekitar 800 buku (tentang bahaya Syi’ah) yang sudah
disebarkan di masyarakat.
Apakah taktik yang mereka gunakan
sehingga masyarakat terkelabui?
Mereka selalu
mengatasnamakan Ahlul Bait, bentuk cover orang Syi’ah agar bisa diterima di
masyarakat. Kita umat Islam, semua cinta kepada Ahlul Bait. Di antara yang
membawa Syi’ah adalah habib-habib. Bersyukur sekarang ada habib yang menolak
Syi’ah.
Apakah Syi’ah itu bukan Islam?
Syi’ah itu tidak sama,
ada syi’ah Imamiyah ada Syi’ah Ja’fariyah. Mereka mengaku sebagai muslim,
shalatnya menghadap ke kiblat tetapi rukun Islam mereka lima yaitu shalat,
puasa, zakat, haji dan loyalitas kepada imam dan rukun iman mereka ada lima
yaitu iman kepada tauhid, iman kepada keadilan, iman kepada kenabian, iman
kepada keimamahan dan alma’at hari kiamat. Jika itu berbeda dengan keyakinan
umat Islam maka tidak dikatakan mereka kafir sebelum mereka melakukan kekafiran
betul karena ini masih bersifat ajaran. Tapi kalau dilihat dari ajarannya jelas
Syi’ah bukan ajaran Islam.
Bagaimana dengan
aktivitas IJABI dan ABI Itu?
Ikatan
Jamaah Ahlul Bait (IJABI) dan Ahlul Bait Indonesia (ABI) itu adalah gerakan
resmi Syi’ah yang melakukan suatu langkah-langkah secara alpha centauri dan
melakukan dakwah dengan menggunakan kendaraan organisasi. Umat Islam harus
pantau mereka dan kita juga harus peringatkan kepada masyarakat supaya tidak
terbawa pada gerakan IJABI dan ABI karena mereka sangat aktif di daerah-daerah.
Kenapa Indonesia
menjadi target?
Indonesia
mayoritas muslim dan Syi’ah punya kepentingan. Di Indonesia itu sudah ada
basisnya yaitu habib-habib. Para habib mempunyai pengaruh di daerah-daerah maka
Syi’ah akan menungganginya. Tetapi tidak semua habib mau mereka tunggangi,
seperti habib Thohir beliau malah menolaknya.
Bagaimana cara
mereka masuk pada masyarakat?
Melalui budaya dengan dzikir kemudian ditumbuh
suburkannya majelis-majelis thariqah,
walaupun tidak semua kalangan sufi menjadi bagian dari Syi’ah.
Bagaimana cara
membasmi Syi’ah paling efektif?
Kita tidak akan bisa membasmi kesesatan sampai habis,
memang mustahil bisa membasmi. Marilah fastabiqul
khairat membentengi
aqidah saudara-saudara kita.
Bagaimana
kiat-kiat menghadapi Syi’ah?
Pertama,
bentengi umat ahli sunnah. Kedua, kita harus membongkar ajaran Syi’ah untuk
menjelaskan dan memberitahu kepada umat agar mereka terbentengi dari pengaruh
ajaran Syi’ah. Ketiga, harus ada upaya bersama dari tokoh-tokoh umat Islam
untuk meyakinkan MUI agar membatasi gerakan Syi’ah dan mengeluarkan fatwa
tentang sesat dan menyesatkannya ajaran Syi’ah untuk pembentengan umat Islam.
Keempat, harus melakukan kaderisasi untuk kalangan tertentu yaitu kalangan para
ulama untuk mendalami dan membongkar Syi’ah dari akarnya.
Iran: Musuh Sebenarnya Adalah Saudi, Bukan Israel
Syaikh Asir: Iran dan Hizbullah Lebih Berbahaya dari Zionis Israel
Kejahatan yang
dilakukan Iran dan Syi’ah Hizbullah terhadap rakyat Suriah di wilayah Qushair
lebih berbahaya dan dasyat dari kejahatan yang pernah dilakukan musuh ummat
Islam, Zionis Israel.
Demikian kata ulama sunni asal Lebanon, Syaikh Ahmad Asir,
melalui akun twiternya pada Kamis (6/6/2013). “Iran dan Partainya (Hizbullah)
lebih berbahaya dan jahat terhadap masyarkat Suriah dari musuh Zionis penjahat”
tulis beliau yang terjun langsung berperang di Qushair, Suriah.
Syaikh yang juga imam masjid Bilal bin Rabah di Sida, Lebanon,
itu menambahkan, jika Hizbullat (plesetan untuk Hizbullah Lebanon) saat ini
merasa senang dengan bangga, maka saya kata kepada mereka, “Janganlah kalian
terlalu senang, karena kalian akan menangis dan banyak menyesal. Kalian akan
malu dan terhina, karena Allah akan menenggelamkan kalian dalam lumpur Suriah
yang kalian rampas” tulisnya lagi.
Beliau menjelaskan bahwa mereka (Hizbullah) tidak akan
mengerahkan segala kemampuannya (seperti saat ini) kecuali mereka mengetahui
bahwa Asad berada di ambang jurang. “Akan tetapi mereka tidak memahami firman
Allah, “nanti kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah
kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui” QS. Al A’raf: 182”
tegasnya.
Awas Bahaya Syi'ah : Sandiwara Iran Syi'ah dan Zionis
Di
antara metode yang ditempuh oleh para pegiat Syi'ah ialah dengan memanfaatkan
sandiwara yang berjudul: Iran bermusuhan dengan Negara
Yahudi dan Amerika.
Isu ini sangat efektif untuk
menarik simpati umat Islam di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia.
Sampai-sampai terkesan bahwa negara Iran yang notabene adalah penganut agama
Syiah adalah satu-satunya Negara pembela kepentingan umat Islam di zaman
sekarang.
Karenanya tatkala Indonesia
yang menjadi anggota Dewan Keamanan PBB turut menyetuji resolusi no.1747 yang
hanya berisikan kecaman terhadap rakyat Iran atas kegiatannya pengayaan
uranium, betapa solidaritas umat Islam di Indonesia begitu besar untuk menuntut
Presiden SBY –semoga Allah Jalla wa ‘Ala memberikan kebaikan kepadanya-,
sampai-sampai DPR mengajukan hak interpelasi.
Dengan adanya kejadian ini,
menjadikan masyarakat kurang peka terhadap berbagai trik para penggiat agama
Syiah bahkan menjadi lebih terbuka untuk menerima berbagai keanehan ajaran
mereka.
Saudaraku…
Agar anda tahu apa
sebenarnya isu “permusuhan” dengan bangsa Yahudi, saya mengajak saudara untuk
merenungkan beberapa fakta berikut:
Iran
adalah Negara yang memiliki komunitas Yahudi terbesar setelah Israel. Menurut sumber resmi pemerintah Iran,
jumlah pemeluk agama Yahudi di Iran berkisar antara 25-30 ribu penduduk. Bahkan
di kota Teheran ada lebih dari 10 Sinagogue (tempat ibadah umat Yahudi). Akan
tetapi, masjid-masjid Ahlu Sunnah tidak satupun yang mereka biarkan berdiri
tegak disana.
Bukan
sekedar itu saja, orang-orang Yahudi diberi ruang yang begitu istimewa, yaitu
dengan diberikan kesempatan untuk memiliki perwakilan di parlemen. Sebagaimana
umat Yahudi di Iran memiliki hak dan kebebasan yang sama dengan para penganut
agama Syiah. Suatu hal yang tidak mungkin dirasakan oleh komunitas Ahlu Sunnah.
Bahkan komunitas Yahudi Iran hingga saat ini bebas untuk berkunjung ke
karib-kerabat mereka di Israel, tanpa ada gangguan sedikitpun baik dari
pemerintah Iran atau penduduk setempat. [1]
Adanya
hubungan perdagangan antara Iran dan Yahudi. Sejak zaman Syiah Pahlevi, Iran
telah menjalin hubungan perdagangan dengan Zionis Yahudi. Dan hubungan dagang
ini berkelanjutan hingga setelah revolusi Syiah yang dipimpin oleh Khumaini.
Pada tahun 1982 M, Yahudi menjual persenjataan yang berhasil mereka rampas dari
para pejuang Palestina di Lebanon dengan harga 100 juta dolar Amerika [2].
Bahkan pada tahun 1980-1985, Zionis Yahudi merupakan Negara pemasok senjata
terbesar ke Iran [3]. Sandiwara “permusuhan” Iran dan Yahudi mulai terbongkar,
ketika pesawat kargo Argentina yang membawa persenjataan dari Yahudi ke Iran
tersesat, sehingga masuk ke wilayah Uni Soviet, dan akhirnya di tembak jatuh
oleh pasukan pertahanan Uni Soviet.
Dikisahkan,
Iran membeli persenjataan dari Yahudi seharga 150 juta dolar Amerika, sehingga untuk
mengirimkan seluruh senjata tersebut, dibutuhkan 12 kali penerbangan [4].
Perdagangan
antara kedua Negara (Iran & Yahudi) hingga kini juga terus berkelanjutan.
Sebagai salah satu buktinya, harian Palpress News Agency Edisi 25/04/2009
melaporkan bahwa di kota Teheran, telah dipasarkan buah-buahan yang diimpor
dari Yahudi.
Bila
anda mengikuti berita internasional, Anda pasti pernah membaca pemberitaan
bahwa pada hari selasa 12/1/2010 ahli nuklir Iran yang bernama Masoud
Ali-Mohammadi yang berdomisili di kota Teheran ibukota Iran, tewas di dekat
rumahnya akibat serangan bom. Kementrian luar negeri Iran langsung menuduh kaki
tangan AS dan Yahudi di balik serangan bom itu. Aneh bukan? Iran telah memiliki
bukti bahwa Yahudi dan Amerika telah mengadakan serangan di Teheran dan telah
menewaskan ahli nuklirnya. Walau demikian, tidak ada reaksi pemerintah Iran dan
para penganut Syiah tetap berdarah dingin dan tidak satupun tentara Iran yang
dikirim untuk membalas serangan tersebut.
Catatan Kaki:
[1] Roger Cohen of The
International Herald Tribune, 22 Februari 1999
[2] Al-Harbul Musytarakah Iran wa Israil.
Husain ‘Ali Hasyimi, hal.35
[3] Ibid
[4] Ibid Hal.23
Sumber: Majalah As Sunnah
Edisi 12/Thn.XIII/Rabiul Awwal 1431H/Maret 2010M Hal.30-31