Kamis
8 Ramadhan 1436 / 25 Juni 2015 17:20
SIAPA yang tahu di
akhirat nanti kita akan termasuk ke dalam penghuni neraka atau bahkan penghuni
surga. Semua amal perbuatan yang telah dilakukan di dunia akan diperhitungkan
dengan adil. Di neraka nanti tidak dapat ada yang mengetahui siapa yang akan
menjadi penghuninya, tidak menutup kemungkinan untuk para da’i. Bisa saja orang
yang sudah shaleh setingkat da’i masuk ke dalam neraka. Mengapa bisa demikian?
1. Dari Abu Hurairah
RA, ia pernah meriwayatkan tentang hadits isra’ bahwa Rasulullah SAW telah
melihat suatu kaum yang memotong lidah dan mulut mereka sendiri dengan
menggunakan gunting dari besi. Setiap kali dipotong, lidah-lidah mereka tumbuh
kembali dan utuh seperti semula. Tidak ada waktu sebentar pun bagi mereka untuk
berhenti melakukannya. Rasulullah SAW bertanya perihal identitas mereka, dan
mengapa mereka mendapat siksaan seperti itu. Kemudian malaikat menjawabnya,
bahwa mereka adalah para khatib fitnah.
2. Imam Bukhari dan
Muslim juga pernah meriwayatkan sebuah hadits dari Usamah bin zaid yang
mendengar bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Kelak di hari kiamat, ada seseorang yang didatangkan lalu dilemparkan ke
neraka. Seisi perutnya tiba-tiba keluar dalam neraka. Laki-laki tersebut
berputar-putar seperti halnya seekor keledai yang berputar-putar di padang
rumputnya. Para penghuni neraka kemudian berkumpul dan bertanya, ‘Kenapa engkau
ini? Bukankah engkau dulu selalu memerintahkan kami untuk mengerjakan kebaikan
dan melarang kami mengerjakan kemungkaran?’ Laki-laki tersebut menjawab, ‘Aku
pernah memerintahkan kalian untuk mengerjakan kebaikan namun aku sendiri tidak
mengerjakannya. Aku juga melarang kalian untuk tidak mengerjakan kemungkaran
namun aku sendiri mengerjakannya’,” (HR. Bukhari). []
Sumber: Misteri Malam Pertama di Alam Kubur/Jubair Tablig Syahid/Cable
Book/Juni 2012.
Bagi seorang Muslim, dakwah merupakan kewajiban yang tidak bisa
ditawar. Kewajiban dakwah merupakan suatu yang tidak bisa dihindarkan dari
kehidupan. Dakwah melekat erat bersamaan dengan pengakuan dirinya sebagai
seorang Muslim. Orang yang mengaku sebagai Muslim, dia menjadi seorang juru
dakwah.
Sebagaimana yang diajarkan Nabi Muhammad saw dalam sabdanya, “Sampaikan apa yang kamu terima dariku walaupun hanya satu
ayat”. Atas dasar ini, dakwah merupakan bagian penting dalam kehidupan
seorang muslim.
Ada empat tipe dakwah.
Pertama, seperti Air hujan,
berdakwah ke tempat manapun, tidak memilih-milih lokasi; kaya miskin, pejabat
rakyat, tua muda, muslim kafir dan sebagainya.
Allah SWT berfiman :”Kamu (umat Islam) adalah umat
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang
makruf, dan mencegah dari yang munkar dan beriman kepa Allah…”(QS.Ali
Imron: 110).
Lihat juga surat Annahl 82 dan 125, Al Ghasiyah 21-22, Ali Imron
104, Annisa 95-96, Yusuf 108, Fusshilat 33, as-shaf 10-13).
Dalam hadis Rasulullah saw bersabda : “Apabila
umatku sudah meninggalkan amar ma’ruf nahi munkar maka tercabutlah bagi mereka
keberkahan wahyu (HR.Hakim dan Tirmidzi ).
Kedua, seperti air sumur, orang-orang
mendatangi ulama untuk mendapatkan ilmu, hikmah, faedah. Firman Allah dalam
Surat Fathir ayat 28: “Diantara hamba-hamba Allah yang takut
kepadaNya, hanyalah para ulama…”
Lihat juga Surat Attaubah : 122, Al Ahzab 39, Al Haj 54.
Rasulullah saw bersabda :”Ulama itu para penerima amanah
Rasul selama tidak bergelimang dengan kekuasaan, dan tidak menjadikan dunia
sebagai tujuan. Apabila mereka dikendalikan oleh kekuasaan dan menjadikan dunia
sebagai tujuannya, sungguh mereka telah berkhianat pada para Rasul.
Hati-hatilah menghadapi mereka. “(HR.Uqaily dari Anas).
Ketiga, seperti air pam, berdakwah
jika dibayar, jika tidak dibayar dia tidak mau berdakwah, seperti air pam yang
mampet. Allah SWT berfirman :”Mengapa kamu menyuruh orang
lain (mengerjakan) kebajikan, sedang kamu melupakan dirimu sendiri, padahal
kamu membaca kitab ? Tidakkah kamu mengerti. ”(Al-Baqarah :44
).
Lihat juga Al Baqarah :174-175 dan Ali Imron : 187. Rasulullah
saw bersabda : “barangsiapa yang mencari ilmu (yang dengan
ilmunya tersebut ) hanya untuk pandai mendebat (beragumentasi) dengan para
ulama atau untuk membodohi/mengelabui orang-orang bodoh, atau hanya ingin
mendapatkan kemuliaan manusia (dengan menjadi terkenal) maka Allah akan
memasukkannya ke dalam api neraka.”(HR.Tirmidzi).
Keempat, seperti air kotor,
dakwah bercampur dengan maksiat, dia berdakwah tapi juga melakukan
perbuatan dosa, maksiat dan kezholiman.
Firman Allah dalam Al Quran Surat As Shaf :2-3 menjelaskan,
:”Wahai orang-orang beriman, mengapa kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan ? (Itu ) sangatlah dibenci disisi Allah jika kamu
mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.
Rasulullah saw bersabda : “Jika seorang alim tidak
mengamalkan apa yang diketahui orang alim tersebut akan masuk neraka” (HR.Dailamy).
Dari Ibnu Umar, Rasulullah saw bersabda :”Sesungguhnya Allah swt tidak mencabut ilmu secara langsung dari
hati hamba-hambaNya, akan tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan cara mewafatkan
para ulamanya, sehingga tidak ada seorangpun yang tertinggal di kalangan
mereka. Dan pada waktu itu umat manusia menjadikan pemimpin mereka dari orang
yang bodoh; yang apabila mereka ditanya, maka mereka memberikan fatwa tanpa
didasari ilmu, sehingga mereka tersesat dan menyesatkan.”(HR.Bukhari
dan Muslim).
Jika kita merujuk apa yang diucapkan Ali bin Abi thalib karramallahu wajhah, saya pernah mendengar Rasulullah
saw bersabda :”Pada akhir zaman akan datang suatu kaum yang
muda usia dan lemah akal. Mereka mengutip ucapan manusia terbaik (Nabi SAW ),
tetapi tidak melewati tenggorokan mereka (tidak di amalkan). Mereka
tercabut dari agama sebagaimana anak panah tercabut dari busurnya. Ketika
Rasulullah isra mi’raj melihat orang-orang yang dipotong lidah mereka dengan
pemotong dari api.
”Lalu aku bertanya, siapa mereka itu ya, Jibril? ”Mereka adalah para da’i dari umat Anda yang menyuruh berbuat kebajikan tetapi lupa diri mereka sendiri”, jawab jibril. Semoga kita dijauhkan dari tipe da’i air pam dan air kotor. (Ustaz A Saefullah MA dikutip dari ROI/Dz)
RIYA' MEMBUAT USTADZ DAN PEMBACA AL-QUR'AN INI MASUK NERAKA
Disebutkan dalam hadits
Rasulullah bahwa di hari Kiamat kelak akan
ada orang orang yang semasa
hidupnya mati dalam perang untuk membela agama tapi ditolak amalnya oleh Allah,
ada juga seorangUstadz yang telah
mengajarkan ilmunya tapi Allah tidak menerima amalnya sebagai seorang Ahli
Ilmu, ada juga orang yang selalu membaca Al-Qur'an
namun apa yang telah dilakukannya menjadi sia-sia dihadapan Allah. Ada apa
mereka? Mereka adalah orang-orang yang melakukan amal ibadah, akan tetapi
semuanya dilakukan agar mendapat
pujian dari orang lain (riya)
Riya adalah merupakan sebuah aktifitas hati yang
sangat berbahaya namun kedatangannya sering tidak disadari oleh seseorang,
bahkan penyakit hati ini sering menjadi dasar bagi seseorang dalam menjalankan
amal ibadah, yang diburu bukan ridlo Allah melainkan pujian dari sesamanya.
Mestinya dalam melakukan ibadah hanya ada satu
tujuan yaitu pengabdian terhadap Allah yang telah memberikan segalanya kepada
kita sekalian, dan bukan dengan tujuan lain. Melakukan ibadah dengan riya akan
membuat seseorang terjerumus dalam kemusyrikan tanpa disadarinya.
Sahabat Ibnu Abbas ra
berkata, bahwa ada seorang lelaki menghadap Rasulullah saw seraya berkata:
"Ya Rasulallah, aku berhenti di suatu tempat dengan maksud mencari
keridhaan Allah, Ian agar diperlihaikan kepadaku tempat tinggalku."
Rasulullah tidak menjawab ucapan lelaki tersebut, hingga kemudian turun ayat:
"Barangsiapa berharap untuk bertemu dengan keridhaan Tuhannya, maka hendaklah
selalu beramal saleh dan nada menyekutukan dengan sesuatu dalam beribadah
kepada Tuhannya." (HR. Hakim, dan termasuk hadis shahih yang juga
diri-wayatkan deh Imam Bukhari dan Muslim).
22. Sahabat Jundub bin
Abdillah ra berkata, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Barangsiapa
memperlihatkan amal ke-baikannya, maka Allah akan menggugatnya kelak di hari
kiamat Dan barangsiapa memperlihatkan amal kebagusannya kepada umat manusia
dengan maksud agar disanjung serta dipuji, maka Allah akan memperlihatkan semua
kejelekannya kepada seluruh umat manusia." (HR. Bukhari dan Muslim).
Sahabat
Abi Sa'id bin Abi Fadhalah telah berkata: Aku mendengar Rasulullah saw
bersabda: "Ketika Allah mengumpul-kan umat yang terdahulu dan umat yang
terakhir pada hari kiamat, yakni suatu hari yang tiada diragukan lagi
kedatangannya, maka terdengar suara yang mengumandang: Barangsiapa beramal
disertai penyekutuan terhadap Allah, maka hendaklah dia meminta pahala amalnya
kepada sesuatu yang telah disekutukan-nya. Sebab sesungguhnya Allah adalah
terlepas dari segala per-sekutuan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Sahabat Abi Hurairah ra telah berkata, bahwa
Rasulullah saw telah bersabda: "Allah swt telah berfirman: Aku adalah
terhindar dari persekutuan. Barangsiapa mengerjakan suatu amal untuk mencari
keridhaan-Ku, sedangkan dalam melaksanakan amal itu disertai penyekutuan kepada
selain Aku, maka sesungguhnya Aku tidak bertanggung jawab atas amal tersebut
Sedangkan amal perbuatan itu adalah milik barang yang disekutukan
kepada-Ku." (HR. Ibnu Majah, dan perawinya dapat
dipercaya).
Sahabat Abi Hurairah ra telah berkata: Aku
mendengar Rasulullah saw bersabda: "Manusia yang pertama kali dihisab
amalnya kelak pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang seakanr akan mati
syahid. Allah kemudian memperlihatkan ber-bagai macam kenikmatan kepadanya,
seraya berfirman: "Apakah amal yang engkau lakukan sehingga mendapatkan
kenikmatan yang besar itu?" Lelaki itu menjawab: "Aku berperang
karena mencari keridhaan-Mu, hingga kemudian aku gugur sebagai syu-hada."
Kemudian Allah berfirman: "Engkau. bohong. Engkau berperang hanya agar
dikatakan sebagai seorang pemberani. Dan harapanmu itu pun sudah
terlaksana." Lalu lelaki itu ditarik mu-kanya, dan dilemparkan ke dalam
siksa neraka. Selanjutnya yang termasuk golongan pertama kali dihisab pada hari
kiamat adalah orang yang belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan, serta yang
ahli membaca_Al-Qur*ah. Dan Allah memperlihatkan kenikmatan yang luar biasa
kepadanya, seraya berfirman: "Apakah yang engkau perbuat hingga
meihperoleh kenikmatan sebesar itu?" Lelaki itu menjawab: "Aku
belajar, mengajar serta mem-baca Al-Qur'an karena mencari'keridhaan-Mu."
Lalu Allah berfirman: "Engkau bohong. Engkau belajar dan mengajar agar
dikatakan sebagai orang yang alim, dan engkau membaca Al-Qur'an hanyalah agar
dikatakan sebagai orang yang jago baca. Maka segala apa yang engkau harapkan
sudah terlaksana." Kemudian lelaki itu ditarik mukanya, dan dilemparkan
ke dalam siksa neraka. Selanjutnya yang termasuk golongan pertama kali dihisab
kelak pada hari kiamat adalah orang yang diberi kekayaan melimpah oleh Allah
swt. Kemudian Allah memperlihatkan segala ragam kenikmatan kepadanya, seraya
berfirman: "Apakah yang engkau perbuat sehingga mendapatkan kenikmatan
sebesar itu?" Orang itu menjawab: "Aku tidak pernah meninggalkan
sedi-kit pun perkara-perkara yang Engkau ridhai dalam menasarufkan harta yang
telah Engkau limpahkan kepadaku." Kemudian Allah berfirman: "Engkau
bohong. Engkau mendermakan hartamu hanya karena agar dikatakan sebagai orang
yang dermawan. Maka segala apa yang engkau harapkan kini sudah
terlaksana." Lalu orang tersebut ditarik mukanya, dan dilemparkan ke dalam
siksa neraka." (HR. Muslim dan Nasa'i).