Dikabarkan, bahwa Duta Besar Iran, Sayyid Husein Naam dan beberapa diplomat senior kabur meninggalkan Sanaa ibu kota Yaman. Seperti dilansir situs al-jazirahonline.com, Selasa (08/09)
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Yaman, Riadh Yasin mengatakan bahwa Kedutaan Besar Iran di Yaman senantiasa dijadikan sebagai markas komando perang oleh kelompok milisi Syiah Hutsi.
Dan oleh karena itu pula terjadi perubahan mendasar dan format baru yang sengaja fokus untuk menyerang Sanaa dalam rangka mendesak kelompok pengacau Syiah Hutsi di Sanaa seiring dengan diturunkannya pasukan dukungan di Ma'rib dari Pasukan Koalisi Arab. Selanjutnya Kelompok Perlawanan Rakyat Yaman mulai bergerak dari Ma'rib menuju Sanaa dengan dibantu pesawat-pesawat tempur Koalisi Arab.
Sementara itu, kabar kaburnya Dubes Iran dari Sanaa yang ketakutan ini, mendapat banyak ejekan dan kecaman dari sosial media. Menurut mereka, orang yang paling bertanggungjawab yang menjadi biangkerok meledaknya perang di Yaman kini kabur terbirit-birit melarikan diri dari Sanaa. Seperti yang dinukil oleh situs worldakhbar.com, Selasa (08/09).
Nafsu Iran Harus Dihentikan!
Demikian tekat negara2 teluk terhadap nafsu politik iran yang ingin melakukan ekspansi ke negara-negara tetangga. Sudah beberapa bulan, operasi militer yang dilancarkan oleh negara-negara teluk pimpinan kerajaan Saudi Arabiya untuk melumpuhkan pemberontak syiah khoutsi yaman belum tuntas., sebab Iran terus menyokong pemberontak khoutsi.
Menyikapi serangan rudal Khoutsi ke kamp pasukan koalisi Teluk yang menyebabkan kematian 45 tentara Emirat dan 10 tentara Saudi dan 5 tentara Bahrain, maka pasukan Teluk mengintensifkan serangan roket dan mengirim bala bantuan darat untuk menyelesaikan pertempuran dengan pemberontak Syiah yang menjadi alat Iran. Dan sejauh ini pasukan teluk berhasil memojokkan pemberontak Syiah dukungan Iran tersebut.
Dalam rangka mempercepat pertempuran dengan pemberontak syiah yaman, Qatar telah memperkuat kehadiran militernya di koalisi, Qatar mengirim kekuatan 1000 personil didukung oleh kendaraan lapis baja dan helikopter tempur Apache.
Mustafa Alani, direktur keamanan dan departemen pertahanan di Pusat Penelitian Teluk di Jenewa mengatakan: “Serangan terhadap pasukan Teluk Jumat lalu akan menjadi titik fokus dari pasukan koalisi Teluk untuk menyelesaikan pekerjaan di Yaman dalam keadaan apa pun”
Dia mengatakan bahwa “negara-negara Teluk akan melanjutkan perang di Yaman meskipun korban berjatuan “, menekankan bahwa “perang ini dari sudut pandang negara-negara Teluk, adalah cara yang paling penting untuk menghentikan kebijakan ekspansionis dari Iran di wilayah tersebut.”