Thursday, October 15, 2015

Pejabat Salibis/Yahudi PBB Sewot Dengan Fatwa Jihad “ Ulama Saudi “ ! Mengapa Keluar Fatwa Jihad Ulama Saudi Melawan Rusia?

Mengapa Keluar Fatwa Jihad Ulama Saudi Melawan  Rusia?
Mengapa Keluar Fatwa Jihad Ulama Saudi Melawan Rusia?

Pernyataan yang ditandatangani oleh lebih dari 50 ulama menyerukan 'jihad' melawan Rusia dan 'invasi' Iran di Suriah telah bergema sebagai lonceng (alarm) di Riyadh, dan ibukota negara-negara kawasan Teluk lainnya.
Sumber di Arab Saudi memberikan informasi kepada al-Araby al-Jadeed bahwa pemerintah akan mengadili semua ulama Arab Saudi yang berada di belakang pernyataan yang menyerukan jihad melawan "invasi" Rusia di Suriah, Minggu, 11/10/2015.
Para pejabat mengatakan pernyataan ulama 'melanggar larangan pemerintah Arab Saudi, bagi siapapun warga Arab Saudi ikut berjuang (jihad) di wilayah konflik, yang dikeluarkan tahun 2014. Arab Saudi di zaman Raja Abdullah telah bertindak dengan keras terhadap warganya yang terlibat dalam jihad di Suriah dan Irak, dan akan diganjar 20 tahun penjara.
Menurut sumber, yang meminta tidak disebutkan namanya, Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi, memutuskan memulai penyelidikan atas pernyataan yang ditandatangani oleh 55 ulama, yang kebanyakan adalah warga Saudi.
Diperkirakan warga Arab Saudi yang berjuang di Irak dan Suriah lebih dari 2.000 orang. Sementara itu, sudah 40 warga negara Saudi yang kembali dari medan jihad di Suriah dan Irak, sementara lebih dari 1.500 lainnya sedang diadili in absentia.
Pengamat dan ahli strategi militer membandingkan antara pernyataan para ulama dan seruan sebelumnya untuk berjihad di Afghanistan selama invasi Soviet, dan kemudian melahirkan sebuah gerakan yang berkembang menjadi al-Qaeda, termasuk kelompok Daulah Islam (IS), atau Jabhah al-Nusra dan lain-lainnya.
Sebagian besar ulama yang menandatangani pernyataan itu dikenal di Arab Saudi memilliki pandangan garis keras. Mereka melihat invasi militer Rusia di Suriah sudah mengancam kehidupan Muslim, khususnya Sunni.
Menurut analis yang berbicara kepada al-Araby, mayoritas penandatangan adalah kelompok Salafi, terutama dari gerakan Surour, nama gerakan didasarkan nama pendirinya Mohammed Surour Zain al-Abidin dari Suriah.
Para analis menuduh ulama Arab Saudi yang mengerluarkan fatwa jihad melawan Rusia, tak lama sesudah Gereja Ortodoks, mengatakan keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menyerang ISIS, sebagai 'Perang Suci”, dan menurut para ulama itu langkah intervensi Rusia hanya akan melahirkan "Afghanistan baru", bersamaan bantuan kelompok-kelompok radikal di negara Arab dan Teluk dan Arab.
Isi pernyataan itu
"Berikan semua moral, material, politik dan militer" untuk dukungan jihad (perang) melawan pemerintah Suriah dan pendukung Iran dan Rusia, kata para ulama. Para ulama juga menyebut pejuang Suriah, banyak dari mereka adalah Islam yang taat, seperti "pejuang suci ... membela bangsa Arab".
"Jika mereka kalah ... itu akan menjadi giliran satu demi satu negara Sunni jatuh ke tangan kafir”. Pernyataan akan jatuhnya negara-negara Sunni itu, datang dari Irak, Iran, Suriah dan Rusia. Negara-negara “Syiah plus Rusia” itu telah membentuk pusat intelijen di ibukota Irak, dan akan saling memberikan informasi strategis bagi menghancurkan negara-negara Sunni.
Sejak 30 September Rusia telah melakukan serangan udara di Suriah terhadap posisi pemberontak dan kelompok jihad atas permintaan rezim Damaskus.
"Koalisi Rusia dan Barat dengan Safawi (Iran) dan Nusairis (Damaskus) membuat perang menjadi lebih nyata terhadap rakyat Sunni dan negara-negara mereka," kata pernyataan itu, dan menggunakan istilah jihad merujuk pada Iran dan Muslim Alawiyyin (Syiah).
Pernyataan lebih lanjut menyerukan Arab Saudi, Turki dan Qatar melakukan campur tangan - karena secara eksplisit menyatakan mereka akan mendukung rakyat Suriah. Pernyataan itu juga menyerukan negara-negara Arab dan Islam memulangkan Duta Besar mereka dari Iran dan Rusia. (mashadi/aby/voa-islam.com

Kutuk Iran dan Rusia di Suriah, Saudi Dikecam PBB
suriah
Rabu 30 Zulhijjah 1436 / 14 October 2015 18:15
PEJABAT HAM PBB dikabarkan telah mengutuk ulama Arab Saudi dengan menggelar “perang suci” melawan Syiah dan Kristen di Suriah.
Puluhan ulama Saudi, dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada tanggal 5 Oktober, menyerukan mendukung perlawanan terhadap Bashar al-Assad, Iran, dan Rusia.

“Berikan semua dukungan moral, material, politik dan militer untuk perang melawan pemerintah Assad, Iran, dan Rusia,” lapor Reuters mengutip ulama Saudi yang mengatakan hal itu.
Para ulama juga menyebut teroris melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Suriah dengan menyebut mereka “pejuang suci yang membela negara Arab.” Ulama Saudi juga percaya jika mereka menang, itu akan menjadi kehancuran bagi negara-negara Sunni satu per satu. [sm/islampos]
https://www.islampos.com/kutuk-iran-dan-rusia-di-suriah-saudi-dikecam-pbb-220969/

Saudi ungkapkan kemarahan terhadap serangan Rusia yang bukan menargetkan ISIS di Suriah 

Rabu, 30 Zulhijjah 1436 H / 14 Oktober 2015 11:00
Pejabat senior Saudi mengatakan kepada rekan-rekan Rusianya pada Ahad (11/10/2015) bahwa serangan yang Rusia lakukan di Suriah akan memiliki “konsekuensi serius” dan mungkin mengundang perang dengan “ekstrimis” dari seluruh bagian dunia, sebagaimana dilansir Almesryoon.
Serangan Rusia memiliki potensi untuk menjadi penyulut ketidakpuasan di kalangan Muslim Sunni di seluruh dunia, katanya.
Dalam laporan lain, Reuters mengatakan bahwa Saudi bersikap skeptis tentang niat Moskow dalam keterlibatannya dengan konflik Suriah.
“Gangguan Rusia akan menyebabkan perang sektarian dan Kerajaan Saudi memperingatkan konsekuensi serius [yang mungkin terjadi],” kata seorang pejabat kepada Reuters. “Saudi akan terus mendukung kelompok oposisi Suriah yang moderat.”
Pernyataan itu dibuat setelah pertemuan di Moskow antara Wakil Putra Mahkota Saudi dan Menteri Pertahanan Muhammad bin Salman, Menteri Luar Negeri Adel Al-Jobeir, Presiden Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Rusia.
Gangguan Rusia di Suriah telah menimbulkan kemarahan Saudi, yang menyatakan bahwa serangan udara Rusia menargetkan kelompok oposisi Suriah, bukan menargetkan Daulah/ISIS. Sumber tersebut mengatakan bahwa Riyadh telah meminta Rusia untuk bergabung dengan koalisi internasional melawan Daulah, yang terdiri dari lebih dari 20 negara.
Sumber yang sama mengatakan bahwa Presiden Suriah Bashar Asad harus mundur, sesuai dengan kesimpulan yang dicapai oleh konferensi Jenewa yang diselenggarakan pada tahun 2012.
(banan/arrahmah.com)